Makalah
disusun oleh:
Kelompok II
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan karunia-
Nya kepada kita semua, terutama nikmat akal, sehat badan serta nikmat iman, islam dan ihsan.
Tidak lupa shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan pada baginda alam Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik untuk kita semua serta kepada
keluarganya, para shahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya hingga hari
kiamat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Stilistika, Jurusan Bahasan dan
Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Makalah ini mengkaji tentang “ Sejarah Stilistika
Barat dan Indonesia ”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR................................................................................................... i
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Daftar Pustaka..... 11
ii
2
Ibid, hal.31-32
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latarbelakang
Sastra merupakan suatu kebulatan dalam arti dapat dilihat dari berbagai sisi.
Didalam ilmu bahasa dikenal namanya stilistika, style sebagai sesuatu yang memiliki
banyak definisi yang berbeda dan tidak dapat hanya diletakan pada sebuah.Stilistika
sebagai salah satu cabang ilmu Linguistik yang relatif baru berkembang di Indonesia.
Gaya bahasa juga merupakan sarana sastra yang turut menyumbangkan nilai
kepuitisan atau estetik karya sastra, bahkan seringkali nilai seni suatu karya
ditentukan oleh gaya bahsanya ( pradopo, 2000 :263)
Dalam ilmu bahasa dikenal namanya stilistika, style sebagai sebuah hal yang
memiliki banyak definisi yang berbeda dan tidak dapat hanya diletakan pada sebuah
wilayah cakupan tertentu (spesifik) tentu secara cukup gambling memberikan
pemahaman bahwa stilistika (yang terbangun atasnya)berpotensi sangat besar untuk
tidak hanya hadir dalam sebuah wilayah dan satu define khusus, bahkan ketika ia
dimasukan dalam khasanah sastra yang menggunakn bahasa. Stilistika verbar yang
dekat dengan kebahasaan juga oleh beberapa ahli mendapat definisi khusus sebagai
linguistic stylistics yang dicetuskan pertama kali oleh Firth (1957), dan kemudian
dilanjutkan oleh Holliday (1964)
Oleh karena itu, pemakalah akan membahas tentang bagaimana perkembangan
Stilistika baik di Dunia barat maupun di Indonesia.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah stilistika di Barat?
2. Bagaimana sejarah stilistika di Indonesia ?
c. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah stilistika di Barat
2. Untuk mengetahui stilistika di Indonesia
1
2
Ibid, hal.31-32
BAB II
PEMBAHASAN
6
2
Ibid, hal.31-32
B. Sejarah Perkembangan Stilistika di Indonesia
Di Indonesia, stilistika juga mengalami sejarah dan perkembangan. Pada tahun
1956, Slamet Mulyana menerbitkan buku Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Budaya,
penerbit Ganaco, Bandung. Buku ini berisi sekalar pemandangan tentang Poesi juga
biasa disebut Puitika. Pandangan Puitika tidak terlepas dari persoalan poetika pada
hakikatnya adalah persoalan filsafat. Dengan demikian, peristiwa sastra dihubungkan
dengan peristiwa Bahasa Indonesia. Hal ini ada hubungannya dengan pengajaran
bahasa. Kekurangan penyelidikan bahasa dan sastra Indonesia terasa sekali oleh
pengajar di sekolah, yaitu sifat pembelajaran tidak lagi merupakan perluasan, tetapi
pendalaman. Bahasa Indonesia merupakan salah satu fenomena yang berhubungan
adat dengan manusia Indonesia. Slamat Mulyana mendefinisikan stilistika adalah
pengetahuan tentang kata yang berjiwa.
Istilah stilistika kemudian dikembangkan oleh Jassin. Ia menguraikan bahwa ilmu
bahasa yang menyelidiki gaya bahasa disebut stilistika atau ilmu gaya bahasa atau
biasa disebut Stijl dalam bahasa Belanda, Style dalam bahasa Ingggris dan Perancis,
Stil dalam bahasa Jerman. Jassin selanjutnya mengemukakan bahwa kata gaya bahasa
bermakna cara menggunakan bahasa. Di dalamnya tercakup gaya bercerita. Biasanya
seseorang yang ingin berbicara menggunakan stil pengarang yang digunakan bukan
hanya gaya bahasanya, melainkan juga gayany bercerita. Seorang stilistikus atau ahli
gaya bahasa menjawab pertanyaan mengapa seorang pembicara atau pengarang
menyatakan pikiran dan perasaan seperti yang dilakukan dan tidak dalam bentuk lain,
atau bagaimana keharmonisan gabungan isi dan bentuk.
Pada 1982, Sudjiman membuat Diktat Mata Kuliah Stilistika, Program S1.
Universitas Indonesia. Kemudian Ia menerbitkan buku Bunga Rampai Stilistika.
Grafiti, Jakarta 1993. Istilah stilistika sejak 1980-an ini mulai dikenal di dunia
PerguruanTinggi sebab telah menjadi satu disiplin ilmu. ibahkan ada yang
menggunakan beberapa pendekatan sekaligus. Semua itu ada hukum untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang alasan pengarang menciptakan karya
tertulis, gagasan yang hendak disampaikan ataupun hal-hal yang mempengaruhi cara
penyampaiannya semua itu dilakukan untuk merebut makna yang terkandung dalam
karya sastra serta menikmati keindahannya. Karena media yang digunakan oleh
pengarang adalah bahasa, pengantar bahasa pasti akan mengungkapkan hal-hal yang
7
2
Ibid, hal.31-32
membantu kita menafsirkan makna suatu karya sastra atau bagian-bagiannya untuk
selanjutnya memahami dan menikmatinya. Pengkajian ini disebut pengkajian
stilistika. Dalam pengkajian ini tampak relevansi ilmu bahasa terhadap studi sastra.
Dengan stilistika, dapat dijelaskan interaksi yang rumit antara bentuk dan makna yang
sering luput dari perhatian dan pengamatan para kritikus sastra.
Pada tahun 1986, Natawidjaja menerbitkan buku Apresiasi Stilistika, Intermasa,
Yogyakarta. Dalam buku ini diuraikan penggunaan bahasa suatu karya sastra melalui
aspek bahasa, misalnya peribahasa, ungkapan, dan gaya bahasa dalam karya sastra.
Buku ini sangat bermanfaat bagi siswa SMA dan mahasiswa yang ingin
meningkatkan pemahaman mengenai stilistika bahasa Indonesia. Di Universitas
Gadjah Mada, penelitian skripsi sarjana juga membahas masalah stilistika. Hal ini
sudah dilaksanakan sejak 1958 sampai dengan sekarang ini, misalnya Budi S telah
membuat skripsi tentang ”Bahasa Danarto dalam Godlob: Kajian Stilistika Cerpen-
cerpen Danarto”, 1990. Ia memberi penekanan analisis terhadap kosakata, majas
(bahasa kiasan), sarana retorika, struktur sintesis, interaksi bahasa dan humor dari
mantra (Puleh, 1994:X). Pada 1993, Lukman Hakim membahas stilistika judul
makalahnya ”Tinjauan Stilistika terhadap Robohnya Surau Kami”, (AA. Navis). Ia
membahas cerita pendek ini dari sisi gaya bahasa/stil, pengarangnya terutama yang
berhubungan dengan (1) struktur kalimat yang dihubungkan dengan gaya bercerita;
dan
(2) pemilihan leksikal yang dikaitkan dengan pemakaian majas (Depdikbud, 1993:28-
38, Bahasa dan Sastra, X.4).
Pada 1995, Aminuddin menerbitkan bukunya Stilistika Pengantar Memahami
Bahasa dalam Karya Sastra, IKIP Semarang Press, Semarang. Kajian stilistika dalam
buku ini terdiri dari enam bab. Bab 1 mengenai Pengertian Gaya dalam Perspektif
Kesejarahan; Bab 2 mengenai Studi Stilistika dalam Konteks Kajian Sastra; Bab 3
Bentuk Ekspresi sebagai Pangkal Kajian Stilistika; Bab 4 Aspek Bunyi dalam Teks
Sastra; Bab 5 Bentuk Simbolik dalam Karya Sastra; dan Bab 6 Bentuk Bahasa Kias
dalam Karya Sastra. Pada 2003, Tirto Suwondo membahas cerpen dengan pandangan
stilistika, judul makalahnya ”Cerpen Dinding Waktu, karya Danarto, Studi Stilistika”
dimuat dalam bukunya Studi Sastra Beberapa Alternatif, Hanindita, Yogyakarta,
2003. Suwondo berkesimpulan bahwa cerpen dinding waktu karya Danarto kaya akan
8
2
Ibid, hal.31-32
gaya bahasa, baik gaya bahasa berdasarkan struktur kata dan kalimat maupun
berdasarkan langsung atau tidaknya makna. Dengan demikian, hingga saat sekarang
ini, stilistika sudah berkembang dengan pesat.
Perkembangan stilistika di Indonesia sangat lambat bahkan hampir tidak
mengalami kemajuan. Penelitian tentang stilistika pada umumnya terbatas sebagai
sub bagian dalam sebuah buku teks atau dalam skripsi dan tesis. Kualitas penelitian
pun terbatas sebagai semata-mata deskripsi pemakaian bahasa yang khas, sebagai
gaya bahasa. Oleh karena itu sampai saat ini belum ada buku yang secara khusus
membahas stilistika.
Sebagai contoh untuk menelusuri sejarah perkembangan stilistika di Indonesia,
maka dicoba menelusuri buku-buku yang dapat diimplikasikan baik terhadap gaya
bahasa maupun stilistika itu sendiri.
Buku pertama berkaitan dengan gaya bahasa ditulis oleh Slametmuljana.
Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan gaya bahasa dan stilistika, tetapi
dikaitkan dengan judulnya Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Sastra (1956) dapatlah
10
2
Ibid, hal.31-32
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
11
2
Ibid, hal.31-32
DAFTAR PUSTAKA
Qalyubi, Syihabuddin. 2013. ‘Ilm al-uslub : Stilistika Bahasa dan Sastra Arab. Hal. 54-57.
Yogyakarta: Karya Media
Ratna, Nyoman. 2009. Stilistika (Kajian Puitika, Bahasa, Sastra, dan Budaya). Hal.37-40.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
12
2
Ibid, hal.31-32