Anda di halaman 1dari 27

Bisma Alamsyah Nugroho

F I L O L O G I
Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir FUAD IAIN Pontianak
Makalah ke-11, Presentasi .... Oktober 2020
Rombongan Belajar Kelas 5A

Pentransliterasian Manuskrip/Naskah
(Telaah Atas Manuskrip Arab Jawi Atau Melayu)

Bisma Alamsyah Nugroho


Institut Agama Islam Negeri Pontianak
bismaalamsyah3@gmail.com

Abstrak

Abstrak. Bangsa Indonesia masih menaruh naskah kuno dalam


jumlah yang lumayan banyak. Sebaran naskah kuno nyaris ada pada
seluruh daerah kepulauan Indonesia, meski jumlah naskah kuno pada
masing masing daerah tersebut tidak sama jumlahnya. Naskah kuno
pula bisa dinyatakan bagaikan dokumen sesuatu bangsa, sebab
dokumen sendiri antara lain dimaksud bagaikan sesuatu tulisan yang

Semester Gasal 2020/2021 1


Judul makalah

muat data berarti. Di Indonesia ada suku yang begitu besar,


sejarahnya tercatat dalam buku- buku sejarah. Suku yang diartikan
merupakan suku Melayu yang mempunyai banyak jejak manuskrip
serta naskah kuno. Betapapun butuh upaya buat menguasai naskah-
naskah kuno itu supaya seluruh data tentang masa dulu sekali hingga
kepada generasi masa saat ini serta masa mendatang. Suku Melayu
mempunyai karakteristik khas tulisan yang ada dalam manuskripnya
bercorak arab jawi ataupun arab pegon. Naskah- naskah tersebut
butuh terdapatnya pentransliterasian serta jajak lebih jauh lagi
supaya dapat gampang dimengerti oleh orang banyak spesialnya
orang melayu sendiri.

Kata kunci: Melayu, Manuskrip, Transliterasi, Arab Jawi, Telaah

A. Pendahuluan
Indonesia pada dasarnya mempunyai bermacam berbagai adat
serta suku yang berbeda- beda. Apalagi Indonesia sendiri tercantum ke
dalam salah satu negeri yang mempunyai adat serta suku paling
banyak di dunia, dimana Indonesia mempunyai 300 suku. Walaupun
BPS sendiri merilis sensus pada 2010 jumlah suku di Indonesia itu
berjumlah 1. 340 suku, yang diantara suku- suku yang terdapat di
Indonesia antara lain suku Jawa, Melayu, Dayak, Bugis serta masih
banyak yang lain.
Dari sekian banyak suku yang terdapat di Indonesia, penulis
tertarik dengan aksara suku Melayu. Suku Melayu memanglah
diketahui mempunyai seni tulisan yang khas, dikatakan begitu sebab
suku Melayu sanggup mengombinasikan aksara arab dengan vokal

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

bahasa Indonesia. Perihal itu membuat manuskrip ataupun naskah-


naskah tersebar di Indonesia mayoritas berbahasa Arab Melayu
ataupun Arab Jawi.
Arab Melayu sendiri ialah tulisan yang memakai aksara/ huruf
Arab( hijaiyah) dengan bahasa Melayu. Tulisan Arab/ Melayu timbul
bertepatan dengan penyebaran Islam ke tanah Melayu, ialah semenjak
masa Kerajaan Samudera Pasai di Aceh serta menyebar ke Kerajaan
Melayu- Islam. Perihal itu diperkenalkan oleh ulama para penyebar
Islam dengan menulis ajaran- ajaran Islam tercantum lewat karya-
karya kesusasteraan Melayu- Islam, semacam hikayat, syair, serta
sebagainya. Seluruh itu dapat dimengerti dengan gampang bila
terdapat pentranslaterasian yang dicoba oleh para ilmuwan dalam
menerjemahkan manuskrip tersebut.
Bahasa Melayu merupakan hasil budaya bangsa Melayu yang
berasal dari suku Melayu itu sendiri semenjak sebagian tahun
lamanya. Perihal ini bisa dilihat dari sebagian fakta arkeolog yang
berbentuk prasasti ataupun batu yang terdapat di wilayah Melayu.
Bersumber pada fakta tersebut, bisa disimpulkan kalau warga melayu
mempunyai sistem penyusunan bahasa semenjak abad 7 Meter. Ada
dekat 4 batu ataupun prasasti yang jadi fakta atas statment ini ialah
batu bersurat Kedukan Bukit bertarikh 683 Meter, batu bersurat
Talang Tuo bertarikh 684 Meter, batu bersurat Kota Kapur bertarikh
686 Meter, serta batu bersurat Karang Brahi bertarikh 686 Meter.
Penyusunan yang ada pada batu ataupun prasasti tersebut memakai
bahasa ataupun tulisan Pallava. Hendak namun pada dasarnya saat
sebelum batu serta prasasti itu ditemui, warga Melayu telah
mempunyai pola tulisan pribumi saat sebelum datangnya budaya

Semester Gasal 2020/2021 3


Judul makalah

tulisan dari luar. Pola tulisan tersebut diucap dengan tulisan rencong.
Hingga dari itu dalam pembahasaan kali ini penulis hendak
menarangkan tentang gimana pentranslaterasian terhadap naskah-
naskah arab melayu yang tersebar dipenjuru Indonesia.
B. Hasil dan Pembahasan
Khazanah Manuskrip
Data yang terdapat di dalam manuskrip tidak bisa kita
menyingkapnya sepanjang kita melindungi jarak antara kita dengan
manuskrip serta tidak ingin ikut serta dalam kajian- kajian bacaan
kuno ini secara langsung. Bagaikan aset masalalu yang tertulis,
tampaknya tidak seluruh negeri mempunyai khazanah ini yang ialah
salah satu peninggalan terkaya meliputi bermacam berbagai disiplin
ilmu tercantum bahasa serta sastra. Uniknya lagi buat manuskrip
nusantara pada biasanya mempunyai macam bahasa serta aksara,
tersebar di bermacam wilayah serta jadi ke khas- an tertentu sekalian
menaikkan pengetahuan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan kala
itu dengan bahasa bagaikan media pengantarnya. Untuk beberapa
pengalaman ahli bahasa, sebagian besar harta manuskrip kuno ini
belum menarik perhatian luas dari pemerintah, lembaga, atau
kelompok individu seperti peneliti dan mahasiswa Banyak aspek dari
keadaan ini, salah satu aspek utamanya adalah kajian naskah kuno
dianggap sebagai kajian yang membosankan mengalami lembaran
yang tentu punah dengan tulisan yang sering kali tidak jelas terbaca
dengan baik sebab umur media tulis yang sedikit, jadi alibi terbanyak
mayoritas orang enggan menjamah naskah tersebut. Bayangkan saja
data yang mungkin pernah kita dengar tentang manuskrip. Ini adalah
jaringan memori kolektif antara beberapa penulis. Penulis ini

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

biasanya berada dalam kelompok pengetahuan tertentu, yang


bertujuan untuk meningkatkan inspirasi, ide, dan ide masing-masing
untuk penulis. Serta karya-karyanya sebelumnya, melibatkan daerah
dan budaya serta negara dan bahasa. Oleh karena itu, tidak diragukan
lagi kami ingin menciptakan jaringan pengetahuan penulis yang
terdokumentasi dengan jelas dalam karya-karyanya. 1
Suku Melayu
Bahasa Melayu yang sering kita gunakan atas nama ras, bahasa,
dan budaya adalah suku-suku Melayu, bahasa Melayu, dan budaya
Melayu, dan bentuknya dapat dilihat di Asia Tenggara. Namun, istilah
Melayu terkait dengan kerajaan yang berkembang pada abad ke-7 M,
dan karena itu menimbulkan banyak penjelasan. Kata Melayu berasal
dari nama tempat Mo-lo-yeu. Seorang pendeta Buddha Yi Qing dari
Tiongkok berlayar ke India pada tahun 671 dan berhenti di Mo-Lo-
Yeu.2
Sebaliknya buat nama yang di jumpai di posisi percandian muara
Jambi. Nama Melayu ditulis dengan nama Malayur, Malayu ataupun
Melayu, sebaliknya dalam catatan dinasti Yuan( abad 13- 14) ditulis
dengan kata MaLi- Yu- Eul.3
Dalam penyebutan entitas Melayu ada 3 penyebutan yang dimana
tiap- tiap mempunyai keunikan tertentu. Pertama, mereka merupakan
ras Melayu- Polinesia. Dalam ras ini terdiri dari banyak suku- bangsa
ataupun suku dalam konteks rumpun bangsa besar. Blumenbach
1
Suryaningsih, “Sastra Islam dalam Manuskrip (Kajian Teks Beraksara Jawi
sebagai Salah Satu Bahan Ajar Mahasiswa”, Prosiding Konferensi Nasional Bahasa
Arab II, Universitas Negeri Malang, 2016, Hal 543.
2
Slamet Muljana, “Kuntala, Sriwijaya, dan Swarnabhumi”, Yayasan Idayu, (Jakarta
: Yayasan Idayu, 1981).
3
Coedes, “Kedatuan Sriwijaya”, (Jakarta: Depdikbut, 1918)

Semester Gasal 2020/2021 5


Judul makalah

berkata dalam tulisannya pada tahun 1795 kalau ia sudah membagi


manusia jadi 5 kelompok ras, ialah kaukasia, Mongolia, Melanesia,
Etiopia serta Amerikana..4
Kedua, mereka merupakan suku Melayu di Kepulauan Melayu-
Nusantara, ras ini ada di Filipina, serta suku- bangsa Melayu yang
sudah menyebar ke penjuru dunia, apalagi terdapat yang hingga ke
Afrika Selatan, Sri Sangat jarang, barat Australia serta lain- lain
semenjak era penjajahan. Mereka kembali menempati tanah asal
kelompok mereka serta mereka pula kerap diucap bagaikan kelompok
Melayu inti ataupun Melayu. Dengan bukti diri ini, hingga bisa
dikatakan kalau budaya Melayu bila dilihat dari segi arkeologisnya
berarti seluruh wujud aset budaya material di masa dulu sekali terikat
dengan unit geopolitik tertentu. Pendekatan semacam ini menjadikan
bukti diri budaya Melayu jadi lebih gampang dimengerti.
Ketiga merupakan Melayu di Malaysia yang bukti diri
kemelayuannya didetetapkan secara politis oleh konstitusi negeri.
Bukti diri mereka agak sedikit menyimpang dari ditaksir yang natural,
sebab tidak berbasis aspek ras ataupun suku. Pendekatan yang
digunakan dalam menguak bukti diri ras ini sangat politis serta
mengaitkan faktor konstitusi- formal. Sebab itu, bersumber pada hasil
rapat konstitusi Malaysia, bagaikan warga Melayu itu wajib dapat
penuhi 3 kriteria, ialah: beragama Islam, mengamalkan adat serta
traidisi dalam budaya Melayu, serta berdialog dengan bahasa Melayu.
Perihal yang melatarbelakangi konstitusi resmi ini merupakan sebab
lika- liku sejarah sosio- politik yang dijalani oleh negeri Malaysia

4
Spencer, Frank (ed.). “History of Physical Anthropology: An Encyclopedia”, Vol 1
(New York and London : Garland Publishing, 1997, Hal 183-186.

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

beserta penduduknya serta puncaknya terjalin pada masa kejayaan


kesultanan Malaka sampai perlakuan bangsa kolonialisme Inggris di
tanah Malaysia, meski daerah Riau- Indonesia pula jadi pengaruh
perihal ini.5
Melayu mempunyai banyak adat istiadat dalam kebudayaan nya.
Salah satunya yakni adat pernikahan, Dalam kebudayaan Melayu di
Sumatera Timur, bagaikan contoh, ikatan kekerabatan sebab aspek
pernikahan ini jadi dirinya jadi Melayu. Contohnya dia seseorang pria
dari suku Simalungun, sebab dia kawin dengan seseorang wanita
Melayu, hingga dia bisa dikatakan masuk jadi Melayu semenda, ialah
masuk orang Melayu sebab aspek pernikahan.
Sumber agama Islam serta adat dalam perihal pernikahan ini
digunakan secara bersama dalam perihal pernikahan ini digunakan
secara bersama dalam kebudayaan Melayu. Referensi pernikahan
Melayu bagi agama Islam merupakan Al- Qur’ an serta Hadits. Di sisi
lain adat Melayu mengacu kepada kebudayaan masyarakatnya yang
diwarisi dari eraera tadinya, setelah itu diselaraskan dengan ajaran
Islam.
Dalam kajian tentang pernikahan adat Melayu merupakan buat
memenuhi tulisan- tulisan terdahulu, dalam perihal ini ilmu yang
penulis peroleh dari riset secara belajar sendiri sepanjang ini, ialah
pernikahan adat Melayu Sumatera Timur biasanya, serta Serdang
secara spesial. Hal- hal ini, bila dituliskan serta diterbitkan, pasti saja

5
Yaapar, Md. Salleh. “Peri Nama, Asal Usul dan Identiti Melayu: Kearah
Pencerahan yang Dinantikan”, Makalah Seminar, (Malaysia : Universitas Sains)
Hal 20-22.

Semester Gasal 2020/2021 7


Judul makalah

hendak menaikkan pengetahuan kepada seluruh orang yang


membacanya, paling utama pelakon serta pendukung budaya Melayu.6
Sejarah Aksara Arab Melayu
Naskah ini dibuat dan digunakan setelah dunia Melayu bertemu
dengan Islam. Aksara Jawi sama sekali tidak digunakan pada akhir
abad ke-14 dan awal abad ke-15, ketika Kerajaan Malaka masuk
Islam oleh Raja Malaka Parameswara, dengan gelar Megat Iskandar
Syah. Dia adalah raja awal kerajaan Malaka dan mendukung Islam,
sekitar 1400 Masehi. Sejak itu, Malay Islamic Center berkembang
pesat. Belakangan, sastra Islam Melayu diterjemahkan ke berbagai
bahasa di Nusantara. Sejak saat itu, dunia Melayu terus mendekatkan
Islam sehingga memiliki tiga ciri yang disebut Melayu: berbahasa
Melayu, berbudaya Melayu, dan Muslim. Selama berabad-abad,
penggunaan aksara Jawi terus berkembang pesat, tidak hanya di
bidang sastra, tetapi juga di berbagai bidang kehidupan di mana
tulisan digunakan. Pada tahun 1850, Raja Ali Haji tidak hanya
memasukkan tata bahasa Melayu, tetapi juga membakukan
persyaratan ejaan aksara Jawi dalam bukunya "Bustanukati Bin".
Dalam masyarakat Melayu-Indonesia, hingga awal abad ke-20,
konsumsi ejaan Jawi terhenti terutama pada manuskrip tercetak, dan
perannya digantikan oleh ejaan menggunakan aksara Latin. Pada
tahun 1901 (yaitu, Ch. A. van Ophuysen dengan bantuan Engku
Nawawi gl. St. Makmur dan M. Taib St. Ibrahim menerbitkan "Buku

6
Gusti, O.K, “Pokok Adat Istiadat Perkawinan Suku Melayu Sumatera Timur”,
(Medan : Usu Press, 2018) Hal 3-5.

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

Logat Melajoe", yang merupakan ejaan bahasa Latin resmi dari bahasa
Melayu awal di Indonesia.7

Masyarakat India dengan kepercayaan tentang dewa mereka,


beranggapakan dan yakin jika Ganesha( dewa kebijaksanaan
berbentuk gajah) ialah dewa yang menciptakan tulisan. Bersumber
pada cerita dari rakyat jika Ganesha mematahkan taring maupun
gadingnya bagaikan peralatan buat menulis kitab suci Veda.
Kebalikannya dari masyarakat Mesir beranggapan jika Dewa Thoth
lah yang menciptakan tulisan dan dikirim buat Raja Thamus.
Dalam dunia Islam, ada pandangan yang menjelaskan bahwa
Nabi Idris adalah manusia purba yang menulis dengan pena. Bagi
Ibn Ishaq, Nabi Idris adalah manusia purba yang menulis dengan
pena.
Berdasarkan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
sejak zaman nabi idris sudah ada tatanan dan sistem skripnya, dan
dinyatakan bahwa setiap tatanan harus berdasarkan sistem atau cara
penulisannya. Tetapi karakter yang dia tulis saat itu tidak memiliki
contoh atau fakta. Setelah Melayu menerima Islam, sejarah aksara
dan sistem struktural Melayu Arab di Nusantara dimulai. Jika
periode sejarah ini terkait dengan masuknya Islam di Nusantara,
maka dapat disimpulkan bahwa aksara Arab Melayu dimulai sekitar
tahun 1200/1300 M .Untuk pendapat dari salah satu sejarahwan
Melayu berkebangsaan Malaysia, Datuk Sayid Alwi al- Haddad,
tulisan Arab Melayu telah ada jauh dikala saat sebelum tahun 1200 M.
Ia berpendapat jika tulisan Arab Melayu telah ada sejak pemerintahan
7
Pramono, dkk, “ Bahasa Melayu Dan Minangkabau Dalam Khazanah Naskah
Minangkabau”, Jurnal Pustaka Budaya Vol. 5 No.2, Juli 2018 Hal 3.

Semester Gasal 2020/2021 9


Judul makalah

Khalifah Utsman bin Affan( 644- 656 M), Namun banyak orang dan
para ahli sejarah tidak menerima pendapat ia, karena realitasnya
konsumsi karakteristik titik maupun harakat pada al- Qur’ an belum
ada pada disaat itu.
Pada dini mulanya, huruf hijaiyah maupun huruf arab tidak
mengenakan tanqit maupun titik pada tiap- masing- masing huruf nya.
Karena Mengenai tersebut pula banyak dari kalangan masyarakat yang
salah dalam membaca huruf( Tashif) pada para muslim di Irak.
Memandang kondisi masyarakat tersebut akhirnya gubernur Al-
Hajjaj( 660- 714 M) memerintahkan para sekretarisnya buat berangkat
menuju ke damaskus setelah itu mengabarkan kepada Khalifah Abdul
Malik bin Marwan( 646- 705 M) tentang problematika tashif di
kalangan umat Islam. Dalam pesan yang dikirim kepada khalifah
Abdul Malik, Gubernur Al- Hajjaj menyarankan adanya ilham baru
buat menciptakan karakteristik baca biar dapat memudahkan orang
Arab dan Non Arab dalam membaca aksara bahasa arab.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan setuju dengan proposal
tersebut dan mengundang para ahli untuk memikirkannya. Nasr bin
Ashim (meninggal 770 M) juga bertanggung jawab atas tugas yang
sulit ini. Saat itu, Nasr bin Ashim (Nasr bin Ashim) diminta untuk
membuat karya yang berbeda dengan karya lainnya. Menggunakan
metode ihmal wal I'jam (pertahankan huruf apa adanya dan bagi titik-
titiknya menjadi huruf yang sama), Nash bin Ashim juga akhirnya
menyusun script tersebut menggunakan script hijaiyah yang sedang
kita kerjakan hari ini. Nash Ben Ash Masukkan poin fitur di beberapa
huruf, lalu urutkan menurut hurufnya, tetapi urutannya berbeda

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

dengan urutan abjad saat itu. Urutan yang digunakan Dini dan Nash
adalah abjad Abajadun, dimulai dari Alif, Ba'Jim hingga Ghain.
Kedua, Nash memakai urutan abjad Khalil bin ahmad Al-
Farahidy (Khalil bin ahmad Al-Farahidy) dalam kamusnya Ain, di
mana Urutan hurufnya berdasarkan huruf dari makharijul, dari huruf
“Ain, ha, sampai hamzah. Terakhir, dia menggunakan metode“
Mutasyabihah alphabet ”(menyusun urutan huruf sesuai naskah yang
sama). Terakhir, Nasr bin Ashim juga berhasil menyusun Alfabet
Arab yang terdiri dari hampir 84 huruf disusun berurutan dari Alif
sampai ya Urutan abjad ini disebut "Tartib Al-Hja" i dan "Tartib Al-
Alfaba" i.
Ketika Kemal Ataturk (kemudian dikenal sebagai bapak Turki
modern) berhasil menggulingkan kekuasaan Khalifah Utsmaniyah II
Sultan Hamid II yang terakhir, dia tidak pernah menggunakan alfabet
Arab Melayu dalam bahasa Melayu. Sejarah peralihan ke alfabet
romawi (alfabet latin) dimulai pada tahun 1924-an dan 1950-an.
Konferensi bahasa yang diadakan di singapura menghasilkan suatu
resolusi (keputusan), sehingga aksara romawi menjadi aksara nasional
melayu. Saran generasi muda penulis Melayu sangat didukung oleh
delegasi Indonesia yang diketuai oleh para dokter. Parjono, yang saat
itu adalah intelektual Partai Komunis Indonesia (PKI). Bisa
dimaklumi bahwa gerakan komunis pada saat itu sangat memusuhi
Islam, dan Islam dianggap sebagai agama orang Arab. Karena itu,
Komunis membenci bahasa Arab atau dianggap paham dengan segala
hal, termasuk aksara Arab. Mereka bermaksud untuk
"menasionalisasi" aksara Arab Melayu, yang dianggap sebagai bagian

Semester Gasal 2020/2021 11


Judul makalah

dari realitas diri Arab, dan salah satu keputusan yang diambil oleh
Kongres adalah membuatnya.
Dewan Bahasa serta Pustaka Malaysia. Dewan. ini. mempelopori
mengkonsumsi abjad Rumawi di Semenanjung Melayu. Nyaris
seluruh terbitan kala itu menggunakan huruf Rumawi, walaupun
dalam realitasnya huruf Arab Melayu sudah mengara di tengah warga
Melayu. Dengan berkembangnya bahasa nasional yang hanya
menggunakan dan melewatkan aksara Romawi, seperti hasil
konferensi bahasa di Singapura dan Medan, aksara Arab Melayu
mulai tertindas dan terpinggirkan, dan hampir semua penerbit terpaksa
mengubah aksara Arab Melayu menjadi aksara Romawi. Publikasi
karya, termasuk buku agama, majalah, dll. Tulisan Romawi
berikutnya berkembang begitu pesat sehingga sangat cepat sehingga
departemen pemerintah yang menangani masalah agama Islam di
Semenanjung Malaya (yang selalu menggunakan aksara Arab Melayu
dan harus dipertahankan) ikut serta dalam pengembangan tulisan
Romawi. Aksara Arab (dan kata-kata yang mirip dengan Alquran),
terutama bagi orang yang sama sekali tidak memahami aksara Arab.8

Aksara Manuskrip Arab Melayu


Aksara merupakan lambang bunyi ataupun fonem( Shadily, 1980:
133).

8
Shofwani, M. Irfan, “ Mengenal Tulisan Arab Melayu”, (Yogyakarta: Balai Kajian
dan Pengembangan Budaya Melayu Penerbit Adi Cita, 2005) Hal 9-13.

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aksara merupakan sistem


ciri grafis yang digunakan manusia buat berbicara serta sedikit
banyaknya mewakili ujaran.9
Sebutan lain buat menyebut aksara merupakan huruf ataupun
abjad( dalam bahasa Arab) yang dipahami bagaikan lambang
bunyi( fonem). Aksara diketahui pula dengan“ sistem tulisan”. Jadi,
aksara merupakan suatu yang tidak termusnahkan, kekal, ataupun
langgeng.
Aksara Arab- Melayu merupakan aksara Arab yang bekerjasama
dengan bahasa Melayu dengan sebagian penyesuaian serta bonus
huruf. Maksudnya aksara Arab- Melayu ialah kombinasi aksara Arab
yang terdiri dari 29 aksara yang diawali dari“ alif” hingga“ ya” serta
ditambah dengan 5 aksara yang bukan aksara Arab, melainkan aksara
yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Aksara bonus itu yakni“
ca”,“ nga”,“ pa”,“ ga”, serta“ nya”10
Dalam bahasa Melayu modern tulisan Arab- Melayu umumnya
diucap bagaikan tulisan Jawi. Penamaan Jawi masih belum
mempunyai alibi ataupun argument yang tentu sebab banyak nya
perbandingan komentar. Bagi Saidi sebutan Jawi kemenyan jawa yang
disebutkan oleh orang Arab serta pula dinyatakan kalau‘ Jawa’ dulu
digunakan bagaikan nama tempat yang mengacu kepada pulau Jawa
serta Sumatra.11

9
Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. (Jakarta: Balai Pustaka, 2008)
Hal 21.
10
Roza, Elly, “Aksara Arab-Melayu di Nusantara dan Sumbangsihnya dalam
Pengembangan Khazanah Intelektual”, Tsaqafah, Vol. 13, No.1, Mei 2017, Hal 185.
11
Nurhadi, Risdiawati, Dian. Siswanto, Wahyudi, Pengembangan Bahan Bahan Ajar
Tulisan Arab-Melayu, Jurnal Pendidikan, Vol.1 No.6, Juni 2016, Hal 1002.

Semester Gasal 2020/2021 13


Judul makalah

Di Indonesia, studi tentang Tulisan Jawi (juga dikenal sebagai


Bahasa Arab Melayu) relatif sedikit. Hal ini terlihat pada referensi dan
literatur tentang karya Jawi yang terbatas dan sedikit. Secara umum
penelitian tentang tulisan Jawi banyak ditemukan pada karya-karya
yang berdialog dengan aksara, bahasa dan aksara Melayu tetapi tidak
secara khusus melibatkan dialog Jawi. Misalnya, UU Hamidy
menyebutkan bahwa para intelektual Riau telah menggunakan aksara
Arab Melayu untuk kegiatan desain struktural sejak tahun 1800-an.
Karya Raja Ali Haji sepenuhnya menggunakan aksara Arab Melayu.
Sedikit; Lingga Kerajaan Riau, Busan Al-Katibin dan Melayu
Salasilah dan Kanun Bugis. Seperti Syair Abdul Muluk, diperkirakan
Raja Zaleha dan Raja Ali Haji dari Raja Ali Kelana, Bughyat Al-Ani
fi Surat Al-Maani.12
Aksara Arab- Melayu bisa dilihat pada aset budaya dalam wujud
tulisan yang masih manual, ialah naskah ataupun manuskrip Melayu
yang ditulis dengan tangan asli warga Melayu. Aset tulisan tangan
tersebut tersimpan di bermacam negeri. Tulisan tangan yang
ditinggalkan mereka seperti itu yang dikatakan bagaikan wujud
dinamika intelektual warga yang hidup pada era dulu sekali di
Nusantara.
Pada masa berlangsungnya proses Islamisasi kepulauan Melayu
dalam kurun waktu yang sangat panjang pada paruh kedua abad ke-
13, banyak terjalin pengadopsian serta pemakaian kosa kata bahasa
Arab dalam bermacam manuskrip.13
12
Masyhur. “Tulisan Jawi Sebagai Warisan Intelektual Islam Melayu dan
Peranannya Dalam Kajian Keagamaan di Nusantara”, Tamaddun, Vol. 18, No.2,
2018, Hal 93.
13
Hizbullah, Nur. Suryaningsih, Iin. Mardiah, Zaqiatul. Manuskrip Arab di
Nusantara Dalam Tinjauan Linguistik Korpus, Arabi, Vo. 4, No.1, 2019, Hal 67.

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

Telaah Tentang Penstraliterasian Arab Melayu


Bagi kamus bahasa indonesia transliterasi merupakan penyalinan
dengan penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang lain
terlepas dari lafal bunyi kata sesungguhnya. Transliterasi arab latin
yakni penyalinan huruf- huruf arab dengan huruf- huruf latin beserta
perangkatnya. Terdapat pula komentar, penyalinan dng penggantian
huruf dokter abjad yg satu ke abjad yg lain: buat mengenali sastra
Melayu Klasik lebih mendalam, butuh dicoba dokter tulisan Arab
Melayu ke dl tulisan Latin

Jadi transliterasi merupakan pengalihan sesuatu tipe huruf ke tipe


huruf yang lain, misalkan alih aksara, dari aksara jawa kehuruf latin,
dari aksara arab ke huruf lain. Transliterasi diartikan bagaikan
pengalih- hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain.
Transliterasi Arab Latin di mari yakni penyalinan huruf- huruf Arab
dengan hurf- huruf Latin beserta perangkatnya. Prinsip Pembakuan
Pembakuan pedoman transliterasi Arab- Latin ini disusun dengan
prinsip bagaikan berikut: Sejalan dengan Ejaan Yang disempurnakan.
Huruf Arab yang belum terdapat padanannnya dalam huruf latin
dicarikan padanannya dengan metode berikan ciri diakritik dengan
dasar“ satu fonem satu lambang”. Pedoman transliterasi ini
diperuntukkan untuk warga universal. 14

Basuki menjelaskam perbandingan transkripsi serta transliterasi.


Transkripsi merupakan pengubahan bacaan dari satu ejaan ke ejaan
14
Negoro, Dhamar Suryo Negoro, Septian, Dimas Endar, dkk. “Transliterasi”
https://rizaalfarid.blogspot.com/2017/05/makalah-transliterasi.html diakses tanggal
17 Oktober 2020

Semester Gasal 2020/2021 15


Judul makalah

yang lain. Sebaliknya transliter merupakan penggantian tipe tulisan


huruf demi huruf dari abjad satu ke abjad yang lain. Komentar
tersebut bisa disimpulkan kalau transkripsi ialah kopian ataupun
turunan tanpa mengambil alih berbagai tulisan serta huruf yang
digunakan senantiasa sama. Transliterasi merupakan kopian huruf
dengan mengganti bahasa yang digunakan dalam naskah, misalnya
dalam naskah memakai bahasa Jawa kala ditransliterasi jadi bahasa
Indonesia ataupun bahasa Inggris. Dalam tradisi lisan sebutan
transkripsi pula digunakan buat alihkan bacaan lisan yang diperoleh
dari informan ke dalam bacaan tulis. Para generasi muda saat ini
merasa kesusahan dalam membaca naskah yang memakai aksara
wilayah ataupun bahasa wilayah. Oleh sebab itu, buat menguasai isi
cerita dalam naskah butuh dicoba transliterasi serta transkripsi. Kala
mentransliterasi bacaan naskah butuh dikuti dengan pedoman
penyusunan yang bechubungan pada penyusunan kaidah aksara yang
digunakan semacam ejaan, serta ciri baca Penulis naskah kuno
ataupun bacaan kuno, biasanya tidak mencermati tata tulis terpaut ciri
baca. Perihal itu diakibatkan terdapatnya pengaruh tradisi lisan yang
diganti jadi tulisan. Penceritaan dalam tulisan di informasikan
mengalir semacam style tuturan dikala dikisahkan. Apabila mengkaji
naskah dengan melaksanakan transliterasi butuh mencermati pedoman
transliterasi. Pedoman transliterasi yang butuh dicoba merupakan
pencermatan terthadap ejaan ataupun yang digunakan. Kala
menafsirkan bacaan pada aktivitas transliterasi wajib hati- hati ka rena
isi cerita bisa dibaca serta dimengerti isinya sehabis ditransliterasi.
Naskah- naskah kuno yang berbahasa wilayah bahasa Jawa,
Sansekerta, Batak, Sunda butuh ditransliterasi buat menguasai isi

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

cerita. Tidak hanya itu, naskah kuno yang memakai Melayu pula
butuh ditransliterasi memakai pedoman bahasa indonesia yang baik
serta benar.15

Bacaan maksudnya isi naskah, suatu yang abstrak serta cuma


dapat dibayangkan saja. Hingga, uraian terhadap bacaan klasik cuma
bisa dicoba lewat naskah yang ialah perlengkapan penyimpannya

Naskah yakni dokumen bernilai serta sangat tidak kerap dari


pemikiran masa sehabis itu. Pada dasarnya naskah yakni saksi dengan
wibawa sendiri dari suatu tradisi yang khas pada waktu yang khas
dalam tempat yang khas.

Tema yakni inti, isu, pokok benak, subyek, ataupun topik. Bisa
dimaksud pula bila tema yakni suatu yang jadi benak, suatu yang jadi
permasalahan pengarang. Di dalamnya terbayang pemikiran hidup
ataupun citra pengarang, gimana dia memandang permasalahan itu.
Permasalahan itu dapat berwujud apa saja tergantung pada kehendak
pengarang. Pengarang berhak menguraikan seluruh yang sudah dilihat
serta dipikirkannya. Bacaan SJ hendak diteliti lewat bahasa yang
digunakan, transliterasi, serta tema yang tercantum dalamnya dan
penulis melaksanakan kritik terhadap kesalahan- kesalahan dalam
menyusun kata- kata Bahasa Arab. 16

Untuk Fathurahman( 2015: 77), tahap deskripsi naskah yakni


tahap melakukan identifikasi, baik terhadap kondisi raga naskah, isi

15
Sulistyorini, Dwi. “Filologi : Teori dan Penerapannya”, (Malang: Madani, 2015)
Hal 40.
16
Endarmoko, Eko. “Tesaurus Bahasa Indonesia”, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama, 2006) Hal 653.

Semester Gasal 2020/2021 17


Judul makalah

teks, maupun fakta diri kepengarangan dan kepenyalinan dengan


tujuan buat menghasilkan sesuatu deskripsi naskah dan teks secara
utuh.

Robson dalam bukunya, Prinsip- rinsip Filologi Indonesia,


menarangkan bila tugas filolog bagaikan penyunting yakni membuat
bacaan terbaca serta dipahami. Maksudnya, tugas filolog yakni tidak
cuma menyajikan sesuatu bacaan supaya bisa dibaca oleh warga,
namun pula menafsirkannya lewat sesuatu interpretasi supaya bacaan
tersebut gampang dipahami dalam suatu edisi bacaan. Bacaan SJ
hendak diteliti lewat bahasa yang digunakan, transliterasi, dan pesan-
pesan yang tercantum di dalamnya. SJ yakni naskah tunggal. Buat
Baroroh apabila cuma terdapat naskah tunggal dari sesuatu tradisi
sehingga perbandingan tidak bisa jadi dicoba, bisa ditempuh 2 jalur:
1) edisi diplomatik, serta 2) edisi standar.

Buat Robson supaya suatu karya sastra lama terbaca ataupun


dipahami, pada dasarnya terdapat 2 Menimpa yang wajib dicoba ialah
menyajikan serta menafsirkannya. Suatu bacaan yang disajikan
dengan jelas bisa jadi masih tidak bisa dipahami pembacanya apabila
tidak terdapat uraian yang ekstensif serta tidak terdapat pendapat serta
dialog yang hendak membuat kita paham tanpa mempunyai bacaan
yang jadi dasar ulasan. Proses- proses ini silih memenuhi serta
mempunyai

Berikutnya Robson berikan ketahui bila edisi kritis dari sesuatu


naskah lebih banyak menolong pembaca. Pembaca dibantu
menanggulangi bermacam kesusahan yang bertabiat tekstual ataupun

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

yang berkenaan dengan interpretasi serta dengan demikian terbebas


dari kesusahan paham isinya" krisis" berarti bila penyunting itu
mengenali sendiri bagian dalam bacaan yang bisa jadi ada
permasalahan serta menawarkan jalur keluar. Di mari terdapat 2
alternatif. Dini, apabila membagikan ciri yang mengacu pada"
aparatus kritikus" di mari ia menganjurkan teks yang lebih baik.
Ataupun kedua, pada tempat- tempat ini penyunting bisa memasukkan
koreksi ke dalam bacaan tersebut dengan ciri yang jelas yang mengacu
pada aparatus kritis, di mari teks asli hendak didaftar serta diisyarati
dengan naskah.17

Metode mentranskip naskah ataupun bacaan yang memakai huruf


Arab Pegon ataupun Melayu butuh mencermati kaidah membacanya.
Penyusunan naskah kuno yang memakai huruf Arab Pegon umumnya
tanpa harakat semacam huruf“ dal”“ ra” dibaca“ dari”“ Ra”“ ya”“
lam” dibaca“ rela”. Bagi Basuki, dkk( 2004: 56), perkata yang
menampilkan macam bahasa lama ditransliterasikan cocok wujud
aslinya, semacam kata“ dengan” dalam bahasa Melayu lama berarti“
dengan”,“ serta”, serta“ budak”. Ada pula pembacaan bacaan ataupun
naskah yang memakai huruf Melayu terdapat sebagian kaidah.18

Contoh-contoh Manuskrip Arab Melayu


Contoh transliterasi, seperti syair lewii ambon. Syair Jawi adalah
aksara Melayu di Ambon yang diturunkan oleh Bapak Awat Yahehet
dari Kecamatan Shira, Ambon. Katalog dan gambar disimpan di

17
S.O. Robson. “Prinsip-prinsip Filologi Indonesia”. (Jakarta : RUL, 1994)Hal 12-
25
18
Sulistyorini, Dwi. “Filologi : Teori dan Penerapannya”, (Malang: Madani, 2015)
Hal 45.

Semester Gasal 2020/2021 19


Judul makalah

Perpustakaan Yanasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.


Kode skrip EAP 276_AM_H_AY_001. Puisi ini ditulis di atas kertas
Eropa. Naskah tersebut ditulis dengan aksara Jawi yang jelas dan rapi
(Melayu ke Arab) dan ditulis dengan tinta hitam. Naskah tersebut
masih dalam kondisi baik, lengkap dan terbaca. Stempel kertas tidak
ditemukan. Teks tidak menyertakan nomor halaman. Permudah
analisis. Naskah memiliki 36 halaman dengan 15 baris per halaman,
tetapi ada 9 baris pada halaman 1 dan 13 baris pada halaman 2. Pada
halaman 32 dan 33, bagian pinggir naskah sudah rusak, namun
teksnya masih terlihat jelas. Pada halaman 15, naskah dalam keadaan
kotor, dan terdapat lubang-lubang, sehingga terdapat teks yang tidak
terbaca. Pada beberapa halaman, script ditulis dengan rapi dalam dua
kolom. Pada penulisan ayat di beberapa halaman terdapat gambar
bunga untuk membedakan satu baris dengan baris lainnya. Ada yang
diubah, separuh ditulis dalam arah horizontal, dan separuh lainnya
ditulis dalam 2 kolom. Di halaman 34 ada peta Belanda. Ini bisa
dibuktikan dengan kata-kata Amsterdam di sudut kiri, kanan, atas, dan
bawah. Ada halaman kosong di halaman 35. Pada sampul manuskrip
terdapat prasasti Schrijf Ten Dienste Der Scholen Natuten van Seniri
dan merek dagang terdaftar, serta gambar ranting tanaman sebagai
hiasan. Sudut kiri atas sedikit terlipat untuk memberi tahu Anda jika
ada gambar 2 singa di kedua sisi bumi pada stempel. Karya Schrijf
Ten Dienste Der Scholen Natuten van Seniri (fiksi untuk sekolah)
lebih besar dari karya lainnya. Selanjutnya, terdapat kalimat
Registered Trade Mark( tercatat bagaikan label dagang sah) yang
ditulis dalam gambar semacam sesuatu pita. Pada naskah pula terdapat
kolofon yang bertanggal 1 Yanoeri 1934, negeri Kaitetoe. Ada bonus

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

tulisan berikutnya yang berbeda dari 2 jenis tulisan sebelumnya yakni


Jawih. Diprediksi tulisan ini ingin lebih menekankan apabila di
dalamnya terdapat" Syair Jawi". Sampul naskah tidak ditulis istimewa
oleh penulis, tetapi mengambil dari novel buatan Belanda tidak
dengan terencana. Mengenai ini terlihat dari penataan kolofon dan
bonus tulisan Jawih di baris sangat dasar. Uraian mengenai estimasi
usia naskah diperoleh melalui kolofon yang bertuliskan angka tahun
1934 M. Naskah ini tidak memiliki gambar di dalam
naskah( iluminasi), penanda merah di dalam naskah( rubrikasi), hiasan
huruf, maupun karakteristik koreksi. Syair Jawi berisikan nasihat yang
di dalam teks ditulis" Ayu urang muda". Nasihat buat generasi muda
apabila segala kita hendak kembali kepada Allah. Oleh karena itu,
selalulah berbuat baik kepada ayah- ibu dan kepada orang lain, ikuti
ajaran Nabi Muhammad, tuntutlah ilmu, jangan terlena oleh keasyikan
dunia sehingga berpaling dari ajaran Nabi Muhammad pembawa
cahaya di dunia. Beribadah di Mekah adalah ibadah yang sempurna
dan tidak akan pernah puas. Sebelum kita berbuat dosa, kita segera
meminta ampunan dari Rahim dan Allah yang paling penyayang. Saya
menyesali kesalahan yang saya coba. Kualitas yang terpuji. Lakukan
yang baik untuk orang tua Anda yang membuat Anda menonjol di
dunia ini. Jangan tergila-gila dengan posisi Anda, itu akan membuat
Anda kurang ingatan ketika Anda akan mati, di mana Anda
bertanggung jawab atas semua yang Anda lakukan. Jangan menangis
untuk kematian yang harus dijalin ke dalam setiap orang. Rajin sholat.

Semester Gasal 2020/2021 21


Judul makalah

Kasihan pada diri sendiri karena tidak melakukan perilaku asusila.


Kembali ke seseorang yang murni seperti bayi yang baru lahir.19

Gambar dan Tabel


Tabel 1. Format Tabel
Kepala Kolom Tabel
Kepala Tabel
Sub-kepala Kolom Sub-kepala Kolom
82 Halaman/21x17 Kertas Eropa dan Cap
Kitab Tib
cm Air20
Sumber: https://jantungmelayu.com/2018/04/kitab-tib-manuskrip-
obat-dan-ilmu-tradisional-melayu/,

19
Ma’rifat, Devi Fauziyah, “Syair Jawi”, Manuskrip Ambon Madah, Vol.5, No.1,
April, 2014 Hal 119-120.
20
Dengan cakupan makna perkatan tib yang luas itu, lebih jauh Harun Mat Piah
mengatakan, bahwa dalam sebuah kitab tib Melayu kandungan isinya tidak hanya ter
batas pada ilmu perubatan dan pengobatan penyakit saja. Kandungan isinya juga
meliputi ilmu-ilmu lain yang mencakupi imu raksi bintang dan ramalan, lmu birahi
(sex), ilmu firasat orang Melayu, tabir mimpi, raksi jodoh dan tain sebagainya.
Korpus manuskrip kitab tib yang dikenal luas dalam dunia manuskrip Melayu
adalah sebuah sub genre dar genre kepustakaan limu Tradisional Melayu yang
mencakupi manuskrip tentang berbagal aspek imu seperti: tabir mimpi, tasawuf,
astrologi. taraidh. ilmu hisab dan itmu hitungan, ilmu falaq, dan lain sebagainya.

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

Keterangan : Gambar di atas merupakan manuskrip aksara Arab


Melayu Kitab Tib21

Kesimpulan

Data yang tersimpan dalam manuskrip tidak bisa kita ungkap


sepanjang kita melindungi jarak dengan nya serta tidak ingin ikut serta
dalam kajian- kajian bacaan kuno ini secara langsung. Bagaikan aset
masa kemudian yang tertulis, tampaknya tidak seluruh negeri
mempunyai khazanah ini yang ialah salah satu peninggalan terkaya
meliputi bermacam berbagai disiplin ilmu tercantum bahasa serta
sastra.

Sebutan Melayu dikembangan dari toponim Mo- lo- yeu.


Seseorang pendeta Buddha dari Tiongkok bernama I- tsing berlayar
mengarah India, tahun 671 Masehi singgah di Mo- Lo- Yeu.
Sebaliknya buat nama di jumpai di posisi web percandian muara
Jambi. Nama Melayu terdapat yang ditulis Malayur, Malayu ataupun
Melayu, sebaliknya dalam catatan dinasti Yuan( abad 13- 14) ditulis
dengan kata MaLi- Yu- Eul

Aksara Arab Melayu terbentuk serta digunakan sehabis terjalin


pertemuan dunia Melayu dengan agama Islam. Sangat tidak aksara
Jawi telah dipergunakan pada akhir abad ke- 14 serta dini abad ke- 15.
Pada waktu itu Kerajaan Melaka diislamkan dengan masuk Islamnya
Raja Melaka, Parameswara, bergelar Megat Iskandar Syah.

Aksara Arab- Melayu merupakan aksara Arab yang bekerjasama


dengan bahasa Melayu dengan sebagian penyesuaian serta bonus
21
(https://jantungmelayu.com/2018/04/kitab-tib-manuskrip-obat-dan-
ilmu-tradisional-melayu/

Semester Gasal 2020/2021 23


Judul makalah

huruf. Maksudnya aksara Arab- Melayu ialah kombinasi aksara Arab


yang terdiri dari 29 aksara yang diawali dari“ alif” hingga“ ya” serta
ditambah dengan 5 aksara yang bukan aksara Arab, melainkan aksara
yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Aksara bonus itu yakni“
ca”,“ nga”,“ pa”,“ ga”, serta“ nya”

Metode mentranskip naskah ataupun bacaan yang memakai


huruf Arab Pegon ataupun Melayu butuh mencermati kaidah
membacanya. Penyusunan naskah kuno yang memakai huruf Arab
Pegon umumnya tanpa harakat semacam huruf“ dal”“ ra” dibaca“
dari”“ Ra”“ ya”“ lam” dibaca“ rela”. Bagi Basuki, dkk( 2004: 56),
perkata yang menampilkan macam bahasa lama ditransliterasikan
cocok wujud aslinya, semacam kata“ dengan” dalam bahasa Melayu
lama berarti“ dengan”,“ serta”, serta“ budak”. Ada pula pembacaan
bacaan ataupun naskah yang memakai huruf Melayu terdapat sebagian
kaidah.

Contoh dari transliterasi semacam syair jawi ambon. Syair Jawi


merupakan naskah Melayu Ambon. Syair ini ditulis dengan memakai
kertas Eropa. Naskah ini ditulis dalam aksara Jawi( tulisan Arab
berbahasa Melayu) yang jelas, apik, serta memakai tinta gelap.
Kondisi naskah masih lumayan baik, utuh, serta dapat dibaca. Tidak
ditemui cap kertas. Pada bacaan tidak ada no taman. Buat
mempermudah analisis. Naskah ini terdiri atas 36 taman dengan 15
baris tiap tamannya, kecuali taman 1 terdiri atas 9 baris serta taman 2
terdiri atas 13 baris. Pada taman 32 serta 33, keadaan pinggiran naskah
telah rusak namun tulisannya masih dapat dibaca. Pada taman 15,
keadaan naskah kotor serta berlubang sehingga terdapat tulisan yang

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

tidak dapat dibaca. Terdapat sebagian taman, naskah ditulis apik jadi 2
kolom. Dalam bait- bait tulisan pada sebagian taman ada foto bunga
buat membedakan antara satu baris dengan baris yang lain. Terdapat
pula yang divariasikan dengan separuh bagian ditulis secara horizontal
serta setengahnya lagi ditulis dengan 2 kolom. Pada taman 34 ada peta
negeri Belanda. Perihal ini dibuktikan dengan terdapatnya tulisan
Amsterdam pada sudut kiri, kanan, atas, serta dasar. Pada taman ke-
35 ada satu taman kosong.

Daftar Pustaka
Buku Teks

Saudagar, Fahruddin, Sejarah Melayu Kuno di Jambi, Jambi : 1992

Muljana, Slamet, Kuntala, Sriwijaya dan Swarnabhumi, Jakarta:


Yayasan Idayu, 1981

Coedes, G, Kedatuan Sriwijaya, Jakarta: Depdikbut, 1918


Gusti, O.K, Pokok Adat Istiadat Perkawinan Suku Melayu Sumatera
Timur, Medan: Usu Press, 2018
Shadily, Hasan,. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van
Hoeve, 1980
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2008
Baried, Siti Baroroh. Pengantar Teori Filologi, Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985
Teeuw, A. Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya, 1984
Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006
S.O. Robson. Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia.Jakarta: RUL, 1994

Semester Gasal 2020/2021 25


Judul makalah

Sulistyorini, Dwi. Filologi : Teori dan Penerapannya, Malang:


Madani, 2015
Suryaningsih, I. ‚Sastra Islam dalam Manuskrip (Kajian Teks
Beraksara Jawi sebagai Salah Satu Bahan Ajar Mahasiswa‛,
Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab II, Universitas
Negeri Malang. 2016
Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
El-Fikri, Syahruddin, Melacak Jejak Penulis Pertama dengan Pena
dalam Islam Digest Republika, 2009.
Shofwani, M. Irfan, Mengenal Tulisan Arab Melayu. Yogyakarta:
Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu dan
Penerbit AdiCita, 2005.
Pramono, dkk, Bahasa Melayu Dan Minangkabau Dalam Khazanah
Naskah Minangkabau, Jurnal Pustaka Budaya, Vol. 5, No.
2, Juli 2018.
Taufiqurrochman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang : UIN Malang
Press, 2008.

Jurnal Ilmiah

Ma’rifat, Devi Fauziyah, “SYAIR JAWI”: MANUSKRIP AMBON,


MADAH, Vol. 5, No. 1, April 2014, h. 119-120
Roza, Elly, Aksara Arab-Melayu di Nusantara dan Sumbangsihnya
dalam Pengembangan Khazanah Intelektual, TSAQAFAH,
Vol. 13, No. 1, Mei 2017, h. 185

FUAD/IAT/Kelas 5A
Bisma Alamsyah Nugroho

Nurhadi, Risdiawati, Dian. Siswanto, Wahyudi, Pengembangan Bahan


Ajar Tulisan Arab-Melayu, Jurnal Pendidikan, Vol.1, No.
6, Juni 2016, h. 1002
Hizbullah, Nur. Suryaningsih, Iin. Mardiah, Zaqiatul. Manuskrip Arab
di Nusantara Dalam Tinjauan Linguistik Korpus, ARABI,
Vol. 4, No. 1, 2019, h. 67
Spencer, Frank (ed.). History of Physical Anthropology: An
Encyclopedia, Vol. 1. New York and London: Garland
Publishing, 1997.
Masyhur. Tulisan Jawi Sebagai Warisan Intelektual Islam Melayu
Dan Peranannya Dalam Kajian Keagamaan Di Nusantara,
TAMADDUN, Vol. 18, No. 2, 2018, h.93

Makalah Ilmiah dan Makalah


Yaapar, Md. Salleh. “Peri Nama, Asal Usul dan Identiti Melayu: Ke
arah Pencerahan yang Dinantikan”, Makalah Seminar “Asal
Usul Melayu”, Universiti Sains Malaysia, tanpa tahun.

Referensi Online dan Wawancara


Negoro, Dhamar Suryo Negoro, Septian, Dimas Endar, dkk.
“Transliterasi” https://rizaalfarid.blogspot.com/2017/05/makalah-
transliterasi.html diakses tanggal 17 Oktober 2020

Semester Gasal 2020/2021 27

Anda mungkin juga menyukai