Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PENGAJARAN ARAB PEGON

A. Sejarah Masuknya Arab Pegon di Indonesia

Arab pegon adalah huruf Arab yang dibaca menggunakan bahasa

Arab atau Sunda yang digunakan untuk mengartikan kitab kuning. Aksara

Jawi atau aksara Arab-Melayu adalah modifikasi aksara Arab yang

disesuaikan dengan Bahasa Melayu di seantero Nusantara yang silam.

Munculnya aksara ini adalah akibat pengaruh budaya Islam yang lebih

dulu masuk dibandingkan dengan pengaruh budaya Eropa di jaman

kolonialisme dulu. Aksara ini dikenal sejak jaman Kerajaan Samudera

Pasai dan Kerajaan Malaka.1

Menurut Koentjaningrat, Arab pegon masuk ke Nusantara mulai tahun

1200 M atau 1300 M seiring dengan masuknya agama Islam

menggantikan animisme, Hindu dan Budha.2 Menurut suatu catatan, huruf

Arab pegon muncul sekitar tahun 1400 M yang digagas oleh RM, Rahmat

atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel di Pesantren Ampel

Dentha Surabaya. Sedangkan menurut pendapat lain, penggagas huruf

Arab Pegon adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Cirebon.3

Ada juga yang mengatakan bahwa huruf Arab Pegon ini ditemukan oleh

Imam Nawawi Banten, hal ini dikuatkan dari sejarah pada masa
1
“Aksara Jawi (Arab-Melayu)”, http://yulian.firdaus.or.id/2005/03/12/aksara-jawi/,
diakses pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2015 pukul 22. 55 WIB
2
Koentjaningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta:Balai Pustaka, 1994), hlm. 20
3
Waryunah Irmawati, “Sejarah, Perkembangan dan Kaidah Aksara Arab Pegon”,
http://gibukmakalah.blogspot.co.id/2014/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html, diakses
pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2015 pukul 22.47 WIB

19
20

penjajahan banyak sekali terjadi penindasan, perampasan hak dan

penyiksaan. Akibat dari peristiwa tersebut timbulah “Gerakan Anti

Penjajah”. Pemberontakan terhadap pemerintahan penjajah terjadi dimana

– mana, termasuk didalamnya kaum muslimin sampai – sampai para

„ulama dan kyai berfatwa “haram memakai apapun dari penjajah”

termasuk tulisannya. Situasi ini membuat Imam Nawawi dengan cerdas

menyesuaikan bahasa Jawa dengan huruf – huruf Arab (huruf hijaiyah)

yang dinamakan aksara pegon (pego).4

B. Pengertian Pengajaran Arab pegon

Pengajaran berasal dari kata “ajar” yang berarti proses perbuatan, cara

mengajar atau mengajarkan, perihal mengajar, segala sesuatu mengenai

mengajar.5 Menurut para ahli pendidikan, bahwa “pengajaran adalah

pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan

(pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui

suatu proses belajar mengajar”.6 Setelah proses pengajaran selesai

diharapkan adanya perubahan perilaku/ perbuatan siswa sebagai tujuan

dari pengajaran.7

Arab pegon seringkali digunakan untuk mengartikan kitab kuning

yang sudah lazim digunakan dalam lingkungan pondok pesantren.

4
http://blognyapelajarsma.blogspot.co.id/2012/12/arab-pegon-dan-cara-
menulisnya_980.html . diakses pada hari Minggu tanggal 25 Oktober 2015 pukul 11:20 WIB
5
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta:Balai Pustaka, 1996),
hlm. 15
6
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cetakan Ketiga (Jakarta:Kalam
Mulia, 2001), hlm. 72
7
Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, ( Bandung:Bina Karya, 1981), hlm. 16
21

Biasanya Arab pegon ditulis disela-sela baris yang ditulis miring kebawah,

dalam Arab pegon juga digunakan beberapa simbol untuk menyingkat dan

mempermudah. Selain digunakan dalam mengartikan kitab kuning, Arab

pegon juga digunakan oleh para kyai pesantren Jawa untuk menulis surat

kepada teman sejawatnya, menulis sebuah karya dan dalam memberikan

komentar terhadap karya-karya kyai lain.8

Penerapan penerjemahan kitab kuning dengan menggunakan Arab

pegon dalam pengajarannya biasa disebut dengan ngabsahi (sebutan untuk

wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur) atau ngalogat

(sebutan untuk wilayah Jawa Barat). Arab pegon sebenarnya hanya

merupakan ungkapan yang digunakan oleh orang Jawa, sedangkan untuk

daerah Sumatera disebut dengan aksara Arab-Melayu.9 Arti pegon

menurut kamus Jawa-Indonesia adalah tidak bisa mengucapkan.10 Jadi,

huruf Arab pegon atau disebut dengan aksara Arab-Melayu ini merupakan

tulisan dengan huruf Arab tapi menggunakan bahasa lokal. Dikatakan

bahasa lokal karena ternyata tulisan Arab pegon itu tidak hanya

menggunakan Bahasa Jawa saja tapi juga dipakai di daerah Jawa Barat

dengan menggunakan Bahasa Sunda, di Sulawesi menggunakan Bahasa

Bugis dan di wilayah Sumatera menggunakan Bahasa Melayu.11

8
Abu Mushadiq Muhammad Hisyam, Irsyadu Al-Awam bi bayani Dinu Al-Islam
(Semarang: Toha Putra), hlm. 6
9
Kompas, Melihat Palembang dari Naskah Kuno, Senin 29 september 2003
10
Purwadi, Kamus Jawa-Indonesia, (Jakarta: Pustaka Widyatama, 2003), hlm. 278
11
http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/Artikel/Skripsi/Pembelajaran%20Kitab
%20Kuning%20dengan%20Arab%20Pegon-99424172-Tafsiyatun%20Rohanah.htm. diakses pada
hari Minggu tanggal 23 Agustus 2015 pukul 23:20
22

Berdasarkan penjelasan di atas, pengertian Pengajaran Arab pegon

adalah proses pemindahan pengetahuan mengenai Arab pegon dari

seseorang yang mempunyai pengetahuan (pengajar) kepada orang lain

yang belum mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar mengajar.

C. Huruf Arab Pegon

Huruf Pegon lahir dikalangan pondok pesantren untuk memaknai atau

menerjemahkan kitab – kitab berbahasa Arab kedalam bahasa

Jawa/Indonesia untuk mempermudah penulisannya, karena penulisan Arab

dimulai dari kanan ke kiri begitu pula menulisan huruf Arab pegon

penulisannya dimulai dari kanan ke kiri tidak seperti penulisan huruf latin

yang dimulai dari kiri ke kanan.

Huruf Arab pegon tidak jauh berbeda dengan huruf hijaiyah, akan

tetapi jika kita cermati Arab pegon bukan tersusun dari huruf Arab asli.

Untuk dapat mengetahui huruf Arab pegon perhatikan tabel berikut:

TABEL I

HURUF ARAB PEGON

No Aksara Aksara Aksara


Jawa Latin Pegon

1 Ha H/A ‫ه‬/‫أ‬

2 Na N ‫ن‬

3 Ca C ‫چ‬
23

4 Ra R ‫ر‬

5 Ka K ‫ك‬

6 Da D ‫ڎ‬

7 Ta T ‫ت‬

8 Sa S ‫س‬

9 Wa W ‫و‬

10 La L ‫ل‬

11 Pa P ‫ڤ‬

12 Dha Dh ‫ڎ‬

13 Ja J ‫ج‬

14 Ya Y ‫ي‬

15 Nya Ny ‫ۑ‬

16 Ma M ‫م‬

17 Ga G ‫ڮ‬

18 Bha B ‫ب‬
24

19 Tha Th ‫ط‬

20 Nga Ng ‫ڠ‬

Huruf Arab pegon ini merupakan huruf konsonan sebelum digandeng

dengan huruf vokal dan sandangan huruf lain. Untuk menjadikan huruf

vokal maka harus ditambahkan huruf vokal yaitu

1) Alif (‫)ا‬ : untuk bunyi “A”

2) Ya‟ (‫)ي‬ : untuk bunyi “I”

3) Wawu (‫ )و‬: untuk bunyi “U”

Serta harus ditambah sandangan (bantu) yaitu fathah (َ) , pȇpȇt (~) dan

hamzah (‫)ء‬.12

D. Kaidah – kaidah Huruf Arab Pegon

Seperti penulisan huruf hijayah, penulisan huruf Arab pegon juga

mempunyai kaidah-kaidah yang harus diterapkan. Kaidah-kaidah

penulisan huruf Arab pegon adalah sebagai berikut:

1) Huruf JIM ( ‫ )ج‬ditambah 2 titik menjadi/dibaca CA/C

2) Huruf FA (‫ )ف‬ditambah 2 titik menjadi/dibaca PA/P

3) Huruf DAL (‫ )د‬diberi 3 titik di atas menjadi/dibaca DHA/DH

12
Faza Abdani Auni Robbi, “Cara Menulis Arab Pegon dan Asalnya”
http://blognyapelajarsma.blogspot.co.id/2012/12/arab-pegon-dan-cara-menulisnya_980.html.
diakses pada hari Minggu tanggal 25 Oktober 2015 pukul 23.59 WIB
25

keterangan : titik diletakkan diatas untuk keseragaman dengan ‫ذ‬

4) Huruf YA (‫ )ي‬ditambah 2 titik menjadi/dibaca NYA/NY

5) Huruf KAF (‫ )ك‬ditambah 3 titik dibawah menjadi/dibaca GA/G

6) Huruf „AIN ( ‫ )ع‬ditambah 3 titik diatas menjadi/dibaca NGA/NG

ket : titik diletakkan diatas agar seragam dengan ‫غ‬

7) Huruf Arab pegon HA ada dua yaitu HA (‫ )ه‬dan (‫)أ‬, karena HA dapat

dibaca HA atau A. Contoh hayu dibaca ayu, hana dibaca ana.

8) Huruf Arab pegon ditambah alif (‫ )ا‬berbunyi A, contoh ‫أ‬/‫ ها‬maka dibaca

ha/a

9) Huruf Arab pegon diberi alif (‫ )ا‬berbunyi Ó (dalam bahasa Jawa)

seperti bunyi O pada kata Gógó (tanaman padi pada lahan kering) dan

berbunyi A dalam bahasa Indonesia, namun di beberapa daerah Jawa

sering juga dibaca A.

Contoh: ‫سورابايا‬ dibaca Surabaya (bahasa Indonesia) dan Suroboyo

(bahasa Jawa).

10) Huruf pegon ditambah YA‟ (‫ )ي‬berbunyi I


26

Contoh: ‫ن‬ + ‫ ي‬: ‫ ين‬dibaca NI

‫ ج‬+ ‫ ي‬: ‫ جي‬dibaca JI

‫ ك‬+‫ ي‬: ‫ كي‬dibaca KI

Contoh: NIKI ditulis ‫نيكي‬

11) Huruf pegon diberi tambahan Wawu (‫ )و‬berbunyi U

Contoh: ‫أ‬ + ‫ و‬: ‫ أو‬dibaca U

‫ ه‬+ ‫ و‬: ‫ هو‬dibaca HU

‫ ن‬+ ‫ و‬: ‫ نو‬dibaca NU

Contoh : KUKU ditulis ‫كوكو‬

12) Huruf pegon di fathah dan digandeng dengan (‫ )ي‬dibaca É, seperti E

pada kata énak, pédé, saté.

Contoh: ‫ا‬ +‫ ي‬: ‫ اي‬dibaca E

‫ ه‬+‫ ي‬:‫ هي‬dibaca HE

‫ ن‬+ ‫ي‬: ‫ ين‬dibaca NE


27

Contoh : Enak ditulis ‫ايناك‬

13) Huruf pegon di fathah dan digandeng dengan wawu (‫ )و‬untuk bunyi O,

seperti pada kata ijo, bojo, loro, soto.

Contoh: ‫ا‬ +‫ و‬: ‫ او‬dibaca O

‫ ن‬+‫ و‬:‫ نو‬dibaca NO

‫ ه‬+‫ و‬: ‫ هو‬dibaca HO

Contoh : Bojo loro ditulis ‫لورو‬ ‫بوجو‬

Soto Babat ditulis ‫بابات‬ ‫سوتو‬

14) Huruf Arab pegon diberi sandangan Pȇpȇt (~) atau tidak diberi

sandangan apapun dibaca Ê seperti bunyi e pada kata sejuk, seger,

semar, semangka.

Contoh: ‫ آ‬atau ‫ ا‬dibaca E

‫ ۿ‬atau ‫ ه‬dibaca HE

Contoh: Semangka : ‫سماڠكا‬


28

15) Penulisan sastra pegon dengan konsonan rangkap

Penulisan konsonan rangkap pengucapannya seolah – olah ada bunyi E

(Pȇpȇt), maka jika diucapkan perlahan – lahan akan terasa bunyi E

(Pȇpȇtnya). Contoh :

a) Program, jika dibaca perlahan akan terasa perogram

b) Struktur, jika dibaca perlahan akan terasa seteruktur

Cara penulisan konsonan rangkap dengan huruf pegon adalah dengan

mengembalikan bunyi E (Pȇpȇt) yang seolah – olah ada pada konsonan

rangkap tersebut. Contoh :

a) Program, maka jika ditulis pegon menjadi ‫ڨروڮرام‬

b) Praduga, maka jika ditulis pegon menjadi ‫ڨراڎوڮا‬

c) Struktur, maka jika ditulis pegon menjadi ‫ستروكتور‬

16) Hamzah (alif) diawal kalimah

a) Alif diberi Hamzah diatas dibaca A/O.

Contoh : ono ditulis ‫أنا‬

b) Alif diberi Hamzah dibawah dibaca I.

Contoh : ini ditulis ‫إين‬

c) Alif diberi Hamzah diatas dan Wawu (‫ )أو‬dibaca U.

Contoh : udara ditulis ‫أوڎارا‬

d) Alif diberi Hamzah dibawah dan Ya‟ (‫ )ي‬dibaca E.


29

Contoh : Enak ditulis ‫إيناك‬

e) Alif tanpa Hamzah dan Wawu dibaca O.

Contoh : Orang ditulis : ‫اوراڠ‬

f) Alif tanpa Hamzah, tanpa Wawu dan tanpa Ya‟ dibaca E.

Contoh : Elang ditulis ‫االڠ‬

g) Alif diberi Hamzah diatas dan Ya‟ dibaca E.

Contoh : Epson ditulis ‫ أيڨسان‬13

E. Simbol-Simbol Khusus dalam Arab Pegon

Untuk dapat mempersingkat penulisan, dalam penganjaran Arab pegon

juga dikenal beberapa simbol khusus. Misalnya untuk menulis kata

“utawi” tidak perlu ditulis ‫ اتوي‬, tetapi cukup ditulis menggunakan simbol

huruf “mim” (‫)م‬. Adapun simbol-simbol khusus dalam Arab pegon dapat

dilihat pada tabel berikut:

TABEL II

SIMBOL ARAB PEGON14

No. Simbol Makna Makna Kedudukan

Bahasa Jawa Bahasa

Indonesia

1. ‫م‬ Utawi bermula mubtada‟

13
Ibid.
14
“Simbol Makna Kitab Kuning Ala Pesantren”,
https://inginbelajarterus.wordpress.com/2011/02/10/simbol-makna-kitab-kuning-ala-pesantren/,
diakses pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2015 pukul 23. 50 WIB
30

2. ‫خ‬ Iku itu khobar

3. ‫ج‬ Mangka maka jawab

4. ‫حا‬ hale/tingkahe halnya hal

5. ‫ع‬ Kerono karena ta‟lil

6. ‫غ‬ Senajan walaupun ghoiah

7. ‫فا‬ Sopo siapa fa‟il aqil

8. ‫ف‬ Opo apa fa‟il ghoiru

aqil

9. ‫مف‬ Ing pada maf‟ul bih

10. ‫نف‬ sopo/opo siapa/apa naibul fa‟il

11. ‫ش‬ Kelakuan kelakuan sya‟n

12. ‫مط‬ Kelawan dengan maf‟ul mutlak

13. ‫مت‬ Apane apanya tamyiz

14. ‫ظ‬ ing dalem pada dhorof


31

15. ‫نف‬ Ora tidak nafiyah

16. ‫س‬ Jalaran karena sababiyah

17. ‫ص‬ kang/sing yang shifat

18. ‫با‬ Bayane kondisinya bayān

Anda mungkin juga menyukai