Anda di halaman 1dari 10

HAMBATAN DAN PEDOMAN AKSARA

ARAB-MELAYU

DR. NURIZZATI, M.HUM.


A. Hambatan-hambatan dalam Studi Filologi
Dapat dibagi 2
1. Hambatan teknis: menemukan/mendapatkan
naskah => diatasi dengan:
a. observasi ke perpustakaan/museum:
memanfaatkan katalogus naskah
b. Observasi ke tengah masyarakat pemilik naskah:
Þ Pemuka adat
Þ Pemuka agama
Þ Aktivis seni dan budaya
Þ Keturunan bangsawan tradisional
Þ Dukun atau tenaga pengobatan tradisional
2.Hambatan praktis:
a. Hambatan dalam membaca naskah, karena
aksara/tulisannya tidak dikenal/tdk dikuasai
b. Hambatan dalam memahami bahasa lama
B. Aksara/huruf Naskah-naskah Nusantara
Huruf atau aksara yang digunakan untuk menulis
naskah nusantara bermacam-macam sesuai
dengan huruf atau aksara yang dimiliki daerah
yang mempunyai naskah.
Huruf atau aksara Arab yang kemudian diadaptasi
menjadi huruf Arab-Melayu atau huruf Jawi
digunakan di nusantara setelah agama Islam
masuk. Huruf Arab tidak hanya digunakan untuk
menulis teks berbahasa Arab, tetapi juga untuk
menulis teks berbahasa daerah. Huruf Arab
yang digunakan untuk menulis teks berbahasa
Melayu disebut huruf Arab-Melayu atau huruf
Jawi. Naskah seperti itu berasal dari Aceh, Riau,
Minangkabau, Jakarta, Pontianak, Sambas,
Banjarmasin, Buton, Makasar, Bima, Dompu,
Sumbawa, Ternate, dan Ambon.
No. N a m a Nama Daerah/Naskah yang
Huruf/Aksara Menggunakan
Jawa Kuno
1 Hanacaraka
Bima Nusa Tenggara Barat
2
Kawi Jawa Tengahan
3
Rencong Kerinci
4
Ka-Ga-Nga Rejang-Lebong, Bengkulu
5
Arab-Melayu/Jawi Aceh, Minangkabau, Riau, Jambi,
6
Jawa Baru, Kalimantan, Sulawesi,
Ternate, Lombok
Banten, Cirebon, Madura
7 Pegon
B. AKSARA ARAB-MELAYU
• Abjad Arab-Melayu ini didasarkan pada trasliterasi yang dikerjakan oleh
T.W. Kamil (1984) dari huruf Arab (Hollander, 1893) ke huruf Melayu.
Bangsa Melayu yang rupanya belum pernah mempunyai abjad sendiri,
abad ke 13 mengambil alih cara menulis bangsa Arab bersama dengan
tersebarnya agama Islam yang sumber ajarannya berbahasa dan berabjad
Arab.
• abjad tersebut dalam hal bahasa Melayu hanya boleh disebut suatu alat
yang banyak kekurangannya. Abjad Arab adalah deretan konsonan yang
baru berbunyi vokal jika diberi tanda-tanda vokal tertentu. Dalam naskah
Melayu tanda-tanda vokal itu jarang atau tidak dipakai sama sekali.
• Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa yang lain sekali dengan bahasa
melayu. Karena itu sewajarnyalah terdapat bunyi-bunyi bahasa dalam
bahasa melayu yang tidak ditemukan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada
bunyi yang tidak dapat dinyatakan dengan huruf huruf Arab yang ada,
sebaliknya dalam abjad Arab pun ada sejumlah konsonan yang sama
sekali tidak diperlukan untuk menulis kata kata melayu murni.
• Bentuk huruf-huruf Arab menyebabkan bahwa semua bahasa tempat
huruf itu dipakai ditulis dari kanan ke kiri. Hal ini juga berlaku untuk
bahasa melayu; naskah-naskah Melayu ditulis dari kanan ke kiri kendati
naskah/teks berbentuk syair yang ditulis berkolom tetap mengikuti baris
yang sama.
ABJAD ARAB-MELAYU DAN PADANAN HURUF LATIN
NO. Nama Bentuk Huruf Padanan
1. Alif ‫ا‬ a.i.u
2. Ba ‫ب‬ b
3. Ta ‫ة‬/‫ﺕ‬ t
4. Tsa ‫ث‬ ts,s
5. Djim ‫ج‬ j
6. Tja/ca ‫چ‬ c
7. Ha ‫ح‬ h
8. Kha ‫خ‬ kh, ch
9. Dal ‫د‬ d
10. Dzal ‫ذ‬ z, dz
NO NAMA HURUF PADANAN/LATIN
12.
Za/Zai ‫ز‬ z
13.
Sin ‫س‬ s
14.
Syin ‫ش‬ sy
15.
Qad/Sad ‫ص‬ sh, s
16.
Dlat/Dat ‫ض‬ d, dh
17.
Ta/Tha ‫ط‬ th, t
18.
Tla/Zha ‫ظ‬ z
19.
Ain ‫ع‬ a.i.u
20.
Ghain ‫غ‬ gh, g
21.
Nga ‫ڠ‬ ng
22.
Fa ‫ف‬ f
NO. NAMA HURUF PADANAN/LATIN
23.
Pa ‫ﭫ‬ p
24.
Qaf ‫ق‬ q
25.
Kaf ‫ك‬ k
26.
Ga ‫ﻛ‬/‫ﯔ‬ g, ga
27.
Lam ‫ل‬ l
28.
Mim ‫م‬ m
29.
Noen/Nun ‫ن‬ n
30.
Wau ‫و‬ w
31.
Ha ‫ه‬ h
32.
Ija ‫ﻱ‬ y
33.
Nya ‫پ‬/‫ٽ‬ nya
Keterangan:
1. Jumlah keseluruhan aksara Arab-Melayu adalah 33 huruf

2. 14 huruf melambangkan bunyi yang sama di dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu

3. 14 huruf diadaptasi oleh orang Melayu sekaligus dengan kosa kata Arab

4. Di antara 33 huruf itu. Huruf ‫ چ‬ca, ‫ ڠ‬nga, ‫ ڨ‬pa, ‫ ݢ‬ga dan ‫ پ‬nya tidak terdapat pada
huruf abjad Arab dan dibentuk sendiri oleh orang Melayu dengan mengambil huruf Arab
yang berbunyi mirip dengan bunyi bahasa Melayu itu dan menambahkan titik tiga
(menjadikan huruf bertitik tiga).

5. Huruf ‫ ث‬tsa, ‫ ح‬ha, ‫خ‬kha, ‫ ذ‬dzal, ‫ز‬zai, ‫ش‬syin, ‫ص‬shad, ‫ض‬dhad, ‫ط‬tha, ‫ظ‬zha, ‫ ع‬ain dan
‫غ‬ghain. Tidak terdapat dalam kata Melayu murni sebaliknya hanya tampil dalam
pungutan dari bahasa bahasa lain. Khususnya bahasa Arab dan parsi.

6. Semua huruf dirangkaikan dengan huruf lain baik ke kiri maupun ke kanan kecuali ‫ ا‬alif ,
‫ د‬dal, ‫ ذ‬dzal, ‫ر‬ra, ‫ز‬zai dan ‫و‬wau, yang dapat dirangkaikan dari kanan tetapi tidak
pernah ke kiri.

Anda mungkin juga menyukai