Anda di halaman 1dari 12

‫تاريخ اللغة العربيّة قبل اإلسالم‬

“Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lughoh al a’am”

Dosen pengampuh :

Kelompok 10 :

Nurul Isnaini Agustina (A91218118)

Ummi Salammah (A912181

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa pada hakekatnya merupakan alat untuk menyampaikan buah pikiran dan perasaan
kepada orang lain, apakah itu berupa bunyi ataupun berupa tulisan. Setiap bahasa memiliki
ciri-ciri khas masing-masing yang membedakan dengan bahasa lain, baik dari segi tata
bahasanya maupun dari segi kuantitas masyarakat penuturnya.

Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa mayor di dunia memiliki setumpuk keistimewaan
dari ciri khas tersendiri yang membedakan dengan bahasa yang lainnya1. Bahasa Arab
sebagaimana bahasa-bahasa lain memiliki asal-usul sejarah dan perkembangan. Bahasa Arab
mula-mula berasal, tumbuh dan berkembang di Negara-negara kawasan timur tengah.

Bahasa Arab menurut para mu’arrikh dan linguist berasal dari satu ras manusia dan
rumpun bahasa yang mempunyai peran besar dalam sejarah peradaban kuno yakni bangsa
Semit. Kemudian keturunan mereka berpindah tempat meninggalkan tanah airnya dan
menetap dilembah sungai Tigris dan Euphrat membentuk rumpun bahasa dan bangsa baru,
seperti Babilonia, Assyiria, Ibrani, Armia, Tunisia dan lain-lain. Pergulatan antara bahasa pun
terjadi saling mempengaruhi dan mengalahkan, bahasa-bahasa yang dominan pemakai dan
pengaruhnya yang keluar sebagai pemenang, maka bahasa dari suku itulah yang menjadi
bahasa standar, seperti bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaiman sejarah asal usul bahasa arab sebelum islam?
b. Apa saja dialek –dialek bahasa arab sebelum islam?
c. Bagaimana suku quraisy menjadi suku yang paling unggul?
C. Tujuan
a. Untuk megetahui asal usul bahasa arab sebelum islam.
b. Untuk mengetahui dialek yang digunakan oleh suku-suku sebelum islam
c. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi suku quraisy bisa menjadi suku
yang unggul.

1
Bahasa Arab dituturkan lebih dari 200 juta ummat manusia yang tersebar kurang lebih di
20 negara, lihat Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Beberapa Pokok Pikiran.
(Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1997), h. 1-2.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Bahasa Arab

Bahasa arab adalah salah satu bahasa yang termasuk rumpun-rumpun bahasa Semit yang
berdiam di sebelah selatan, tepatnya di wilayah Irak.2 Dengan demikian hubungan bahasa
Arab dan Semit sangat kuat.

Menurut Abdul Wahid Wa’fiy, informasi yang sempat terekam dalam sejarah yang
sampai kepada kita tentang sejarah bahasa Arab adalah temuan dari prasasti tentang Arab
Baidah yang diperkirakan hidup pada abad pertama sebelum masehi, sedangkan Arab
Baqiyah nanti setelah abad kelima masehi, sehingga priodisasi pertumbuhan bahasa Arab
sangat sulit untuk dilacak.3

Berkaitan dengan priodisasi tersebut, , bahwa yang diperpegangi oleh para ahli tentang
pertumbuhan bahasa Arab, yaitu sejak pra islam (jahilliyah).4 Yang mana pada saat itu sudah
ada karya-karya sastra Arab baik syair ataupun pidato.

B. Pembagian Bahasa Arab

Dalam pembagian bahasa Arab terbagi 2 (dua) kelompok besar yaitu ; Arab Baidah dan
Arab Baqiyah.

1. Bahasa Arab Baidah

Bahasa Arab Baidah disebut pula bahasa Arab al-Nuqusy, karena informasi tentang bahasa
ini hanya diperoleh melalui tulisan pada lempengan batu, bahasa Arab Baidah ini sudah
punah ditelan masa. Bahasa Arab Baidah ini dituturkan oleh orang Arab yang berdomisili di
sebelah utara Hijaz atau berdekatan bangsa Aramiah.5 Bahasa Arab Baidah ini terbagi atas 3
(tiga) bagian ; Lihyan, Samud, dan Shafa.

a. Lihyaniyyah, dinisbahkan dari nama kabilah atau suku yang bernama lihyan yang
tinggal di bagian utara Hijaz. Sayang informasi akurat tentang kabilah ini belum
ditemukan.

2
Abdul Wahid Wa’fi, ilmu al-lughoh ( Cet.; Misr : Maktabah Nadhah Misr, 1962), 10-11
3
Ibid hal.97
4
Muhammad Suyuti Suhaib.,Kajian Puisi Arab Pra Islam, (Cet. I; Jakarta: al-Quswa,1990), h.1-2.
5
Abdul Wahid Wa’fi, ilmu al-lughoh, h.98-101.
b. Samudiah, dinisbahkan kepada suku samud sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-
quran dan direkam pula dalam kitab perjanjian lama baik Yunani maupun Roma, dan
masyhur disebut di dalam sejarah jahili. Suku ini diperkirakan mendiami wilyah
antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus. Bahasa Samud ini diperkirakan pada abad ke
3 dan 4 M.
c. Safawiyah, adapun informasi tentang suku ini diperoleh melalui prasasti yang
penulisannya diperkirakan antara abad ketiga dan keenam masehi.

Demikianlah ketiga dialek tersebut yang termasuk bagian dari bahasa Arab
Baidah.

2. Bahasa Arab Baqiyah

Yang dimaksud dengan bahasa Arab Baqiyah ialah bahasa yang masih dipergunakan oleh
bangsa Arab baik dalam tulisan, kesusastraan dan sebagainya. Bahasa ini tumbuh dan
berkembang di negri Nejed dan Hijaz. Kemudian tersebar luas ke sebagian besarnegeri Semit
dan Hamit. 6 Dari sini timbul dialek-dialek yang dipergunakan di masa kini seperti, Hijaz,
Nejed, Yaman dan lainnya.

Bahasa Arab Baqiyah terbagi mejadi dua bagian,7

a. Arab al-Aribah, mereka yang berasal dari Qahtan. Bani Qahtan dengan dua suku
induknya, Kahlan dan Himyar, mendirikan Himyar dan Tababi’at. Disebut dalam al-
quran ‘ Tabba”. Selain itu mereka pula mendirikan kerajaan Saba’ kira-kira abad ke-8
SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah semenanjung Arabiyah sesudah Arab al-
Baidah.
b. Arab al-Musta’ribah, keturunan Nabi Ismail mereka kemudian terkenal dengan nama
“Bani Adnan” , suku inilah yang merebut kekuasaan Bani Qahtan. Bani Adnan
tinggal di Hijaz, Nejed, dan Tihamah. Bani Adnan mempunyai empat suku induk
yaitu; Rabi’ah, Mudhar, Iyad, dan Anmar. Dari kabilah ini lahirlah beberapa kabilah,
diantaranya Bani Kinanah yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy.

6
Abdul Wahid Wa’fi, ilmu al-lughoh, h.98-101.
7
Musthafa Inaniy, al- wasith fi al-adab al-‘Araby wa Tarikhuhu, (Mesir : Dar al-Ma’rif,) h.5-6.
Melacak historis bahasa Arab Baqiyah kapan munculnya tidak diketahui secara pasti
karena data yang menjelaskan hal itu baik tulisan prasasti ataupun bentuk lain tidak ada.

Peninggalan yang menjelaskan keberadaan bahasa Arab Baqiyah ialah adab Jahiliyah. Adab
Jahiliyah ini berupa peninggalan sastra yang berasal dari sekelompok penyair- penyair masa
jahiliyah beserta para cendekiawan (hukama’) dan orator-oratornya. Tetapi peninggalan itu
tidak dikumpulkan dan ditulis kecuali abad-abad pertama islam. Menurut para ahli, bahasa
Arab tumbuh dan berkembang pada abad ke 5 M.8

C. Suku – Suku Sebelum Islam dan Perbedaan Dialeknya

Para ahli bahasa sudah terbiasa memberi nama setiap dialek yang dipakai suku-suku
Arab kecuali dialek Quresy. Barikut ini beberapa nama dialek dalam bahasa Arab.

1. Isthintho’ ·

Dialek ini adalah nama bagi dialek Sa'd bin Bakr, Hudzeil, Uzd, Qays dan Al-Anshor.
Semuanya tennasuk kabilah-kabilah Yaman kecuali Hudzeil Jsthintho' adalah membaca 'ain
sukun dengan nun sukun apabila berdampingan dengan tho'3 .Contohnya: a 'tho (memberi)
dibaca dengan antho.
Hasan Al-Bishri dan lbnu Muhaisin membaca Surat al Kautsar sbb.: inna anthoinaaka
alkautsar. Demikian juga membaca sebuah hadits sbb.: Allahumma laa maani 'a limaa
anthaita wa laa munthiya limaa mana 'ta., dan membaca hadits lainnya sbb.: al yad al
munthiyatu khairun min al yadi assuflaa.
Penggantian ain menjadi nun sukun ini tersebar sampai sekarang di beberapa negara
Arab juga masih dipakai di kalangan orang-orang kampung di gurun-gurun Mesir.9

2. Taltalah

Taltalah adalah gejala bahasa untuk mengkasrahkan huruf mudhoro 'ah. Contohnya:
anaa i 'lamu, nahnu ni 'lamu, anta ti 'lamu dst. Taltalah adalah nama logat kabilah Bahra' .
Akan tetapi pengarang kamus Lisaan al Arab mengatakan bahwa taltalah ini ada pada
mayoritas kabilah Arab. Contoh ta/ta/ah ada pada sya'ir Hakim bin Ma'iyyah ar-Ruba'iy.:

8
Abdul Wahid Wa’fi, ilmu al-lughoh, h.103-104.
9
Mumayyizat lughat al Arab, hal.13
‫يفضلها في حسب و ميسم‬ ‫لو قالت ما في قومها لم تيثم‬
Artinya: Tidaklah anda berdosa seandainya anda mengatakan bahwa apa yang ada pada
kaumnya lebih utama daripada yang ada pada dirinya baik dalam hal kepangkatan dan tanda
jasa. Kata tiitsam asalnya ta 'tsamu. Setelah dikasrahkan huruf mudhoro 'ahnya menjadi ti
'tsamu. Kemudian hamzahnya di-tal?fif kan sehingga menjadi tiitsamu. Fenomena ini adalah
fenomena lama dari bahasa Semit yang masih ada dalam bahasa Arab, Siryaniyah, dan
Habasyah.

3. Syansyanah

Istilah ini dinisbatkan kepada dialek Yaman. Syansyanah adalah fenomena mengganti

kaf dengan syiin. Sebagian orang Yaman ketika di Arafah ada yang mengatakan: ‫اللهم لبيش‬
maksudnya Adalah :‫لبيك‬ ‫اللهم‬ Dialek ini masih banyak dipergunakan sampai sekarang di

Yaman Hadramaut dalam percakapan harian. Mereka mengatakan, umpamanya: ‫لبيش‬

bukan: ‫ لبيك‬Fenomena ini dalam beberapa sisi hampir sama dengan dialek kasykasyah10.

4. Thamthamaniyyah

Laqab ini dinisbatkan kepada kabilah Thoyyi', Uzd dan kabilah-kabilah Himyar di
bagian . selatan jazirah Arabia. Thamthamaniyyah adalah gejala mengganti Jam ta'rif menjadi

mim sukun. Contohya: ‫ طاب امهواء و صفا امجو‬, Asalnya: ‫طاب المهواء و‬
‫ صفا المجو‬Artinya: Udara baik dan cuaca terang/cerah.

5. 'AJ'aJah

10
Dr. Romadlon Abd Tawwab, Fushuulunfi fiqh al Arabiyah, hal.108.
'AJ 'aJah ada‫م‬ah rnengganti ya· bertasydid dengan Jim. Contohnya, "al 'asyiyy"
diganti rnenjadi "al ‘asyijj'. Dia‫م‬ek iru sering dinisbatkan kepada suku Qudlo'ah . Para
peneliti sebenamya akan menjurnpai bahwa ya· khafijah juga ada yang diganti menjadi Jim,
Contoh: Hujjatii dibaca hujjatij.
Gejala demikian ini masih berlaku sekarang ini di bebeapa kampung di selatan Irak
dan sebagian negara Teluk. Mereka mengucapkan "masjid" menjadi "masyid' dan "dajaf'
menjadi
"dayay" Lain dari pada itu kita masih kerap mendengarkan fenornena ini dari orang-orang
Kuwait.

6. 'An'anah

'An 'anah ini dinisbatkan kepada suku Tarnim, Qays, Asad dan suku-suku yang
sekitamya. Namun yang terkenal 'an 'anah ini dinisbatkan kepada Tamim. 'An 'anah ini

adalah rnengganti hamzahnya ·'Anna" dengan ·ain. Seperti ‫شهد عنك رسول هللا‬

7. Fahfahah

Fahfahah adalah gejala kebahasaan untuk menganti ha ' dengan 'ain. Dialek ini

dinisbatkan kepada suku Hudzeil . Contoh ayat Al Quran: ‫حين‬ ‫حتى‬ dibaca dengan: ‫عتى‬
‫ حين‬Nampaknya gejala ini bukanlah gejala umum, akan tetapi khusus pada kata hataa saja,
buktinya kata hiin tidak diubah. Pendapat ini dikuatkan oleh ucapan Abu Ubaidah: Ada suatu

Kaum yang merubah ha' dalam kata hatta menjadi 'ain seperti misalnya: ‫اتيك‬ ‫قم عتى‬.
Dan masih banyak lagi kabilah / suku yang memiliki berbagai macam perbedaan dalam
dialek mereka.

D. Kemenangan Dialek Quraisy


George Zaidan11membagi sastra Jahiliyah menjadi 2 bagian : pertama sebelum abad ke-5 M,
dan kedua masa dari abad ke -5 M, sampai dengan kedatangan islam (permulaan abad ke-7
M), bahasa yang tumbuh sejak abad ke-5 M itulah yang berkembang mencapai puncaknya di
masa kedatangan Islam, yaitu dialek Quraisy (Dialek Hijaz) mengalahkan dialek Tamim
(dialek Nejd). Dengan kemenangan dialek Quraisy tersebut praktis bahasa Quraisylah yang
dipergunakan oleh semua suku Arab dalam semua bidang seperti sastra dalam bentuk prosa
dan puisinya maupun dalam pidato. Kemenangan dialek Quraisy (dialek Hijaz) terhadap
dialek Tamim (dialek Nejed).

Adapun factor-faktor yang membantu kemenangan dialek Quraisy, antara lain ;


1. Faktor Agama
Quraisy sebuah nama suku yang terkemuka diantara suku-suku lain di Mekah, suku
penyeleggara pemerintah di mekah sebelum datangnya Islam, tempat tertumpu semua kabilah
dari seluruh tanah Arab. Kedudukannya sebagai penyeleggara pemerintah di Mekah dan
sekaligus pelayan Ka’bah, sudah sering menjadi sumber perselisihan dan kadang-kadang
bersifat fisik. Kabilah- kabilah yang merasa kuat saling berebut kekuasaan untuk menjadi
pelayan Ka’bah. Hal ini wajar saja selain Ka’bah sangat dihormati oleh sekalian suku-suku
disekitar Makah, disana terdapat juga sumur zam-zam, sumber air yang tiada kering-
keringnya, disamping Mekah sebagai tempat transit para kabilah yang berniaga dan
mengambil route dari Yaman di selatan, ke Syam di Utara.

Menurut pandangan kebanyakan suku-suku di masa jahiliyah menganggap bahwa


rumah Allah merupakan tempat suci bagi mereka. Oleh sebab itu, mereka menunaikan
manasik haji di sana. Mereka mengunjungi patung-patung sekaligus menyuguhkan kurban-
kurban unutk mendekatkan diri kepada pencipta. Dalam segala urusan Quraisylah yang
memegang kekuasaan agama diantara suku-suku Arab lainnya.

2. Factor Ekonomi

11
Zaidan, Tarikh Adab al-Lughoh al- Arabiyyah, jilid 4 (Cairo, Mesir : Dar al-Hilal, t.th.)
Di samping factor agama, suku Quraisy pula menguasai dan mengendalikan
perdagangan ekonomi.
Ada beberapa factor yang menyebabkan suku Quraisy memegang peranan dakam
perniagaan di kota Mekah waktu itu, terutama orang –orang Yaman yang telah berpindah ke
Mekah(setelah dijajah oleh bangsa Habsyi dan bangsa Persia pada Kerajaan Saba’ dan
Himyar), sedang mereka mempunyai pengalaman yang luas dalam perniagaan.dan setelah
Ka’bah didirikan, dan jama’ah- jama’ah haji pun berdatangan dari segenap penjuru Jazirah
Arab tiap tahun. Keadaan itu menyebabkan Quraisy amat dihormati oleh bangsa Arab
lainnya, apalagi pelayanan Quraisy terhadap jama’ah haji itu amat baik.
Factor lain, ialah letak geografis kota Mekah itu sendiri sangat strategis karena berada
di tengah-tengah antara utara dan selatan. Di samping itu keadaan buminya yang kering dan
tandus, menyebabkan penduduknya suka merantau untuk berniaga, sebagai suatu usaha
utama, dan sumber yang terpenting bagi penghidupan mereka.
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan dan perdagangan secara teratur
sebagaimana yang di gambarkan dalam al-Quran, QS; al-Quraisy (106) ; 1-4, yaitu ;

‫يم‬ ‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬


ِ ‫ٱلر ِح‬ ‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ٱَّللِ ه‬

ِ ‫ِ ِِل َٰيل‬
‫ف قُر ۡيش‬

‫إِ َٰۦل ِف ِهمۡ ِر ۡحلة ٱلشِتا ِٓء وٱل ه‬


ِ ‫ص ۡي‬
‫ف‬

ِ ‫ب َٰهذا ۡٱلب ۡي‬


‫ت‬ ‫ف ۡلي ۡعبُدُواْ ر ه‬

ِ ‫وع وءامن ُهم ِم ۡن خ ۡو‬


‫ف‬ ۡ ‫ٱلهذ‬
ٖ ‫ِي أطعم ُهم ِمن ُج‬
ٓ

Terjemaahannya Dalam Bahasa Indonesia..


"Dengan menyebut nama alloh yang maha pemurah lagi maha penyayang"

1. " Karena kebiasaan orang-orang Quraisy"


2. " [Yaitu] kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas"
3. " Maka hendaklah mereka menyembah tuhan pemilik rumah ini [Ka'bah]"
4. " Yang telah memberi makanan kepada mereka, untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan.

3. Factor Politik
Adanya dua factor tersebut diatas, (agam dan ekonomi) di samping letak geografisnya
yang strategis, menyebabkan teralisasinya pengaruh politik yang kuat diseluruh Negri Arab
pada zaman Jahiliyah. Dalam hal ini, Abu Bakar al-Shiddiq ra. Dalam jawabannya kepada
kaum Anshar yang ingin memegang tampuk pemerintahan setelah wafatnya Rasulullah saw.
Ia berkata orang Arab tidak akan beragama kecuali karena adanya pusat kegiatan politik di
tangan Quraisy. Sebab itu janganlah saingi saudara-saudaramu itu dengan kelebihan yang
telah diberikan Allah kepada mereka.
4. Factor Musyawarah
Praktek musyawarah antara suatu kabilah tampaknya telah dikenal sejak masa pra-
kenabian (masa jahiliyah). Praktek semacam ini Nampak pula pada kebiasaan orang-orang
Arab, dimana mereka sering mengadakan perkumpulan untuk bertukar pikiran, bermusyawah
dalam berbagai hal baik menyangkut urusan kemsyarakatan ataupun urusan pemerintah.
Mereka juga sering berkumpul sekedar untuk bersenang-senang dan menceritakan sejarah
masa lalu mereka dan saling bertukar menukar pengalaman. Jadi bangsa Arab Quraisy
menempatkan musyawarah sebagai wahana pengambilan keputusan di kalangan pemuka
kabilah. Praktek musyawrah di kalangan kaum Quraisy cukup banyak, antara lain sewaktu
Qushai ibn Kilab bapak kelima dari Muhammad saw, bangkit dan mempersatukan bangsa
Quraisy sehingga mampu menandingi dan mengalahkan kaum Khuza’ah. Akhirnya dia dapat
menguasai Ka’bah dan diangkatlah sebagi kepala negeri Mekah, kepala agama dan penguasa
tertinggi.

Contoh lain yanag menjadi musyawarah terbesar sejarah di awal perkembangan islam
adalah terbuka dihadapan public umat Islam pasca wafatnya Rasullulah saw.
Kondisi- kondisi seperti apa yang dikemukakan di tas dalam rangka melakasanakan
musyawarah dan pertemuan, mereka menggunakan bahasa dialek Quraisy sebagai bahasa
pengantar di antara kabilah-kabilah tersebut.

5. Factor Pasar
Orang –orang Arab memiliki pekan-pekan umum untuk mempromosikan barang
dagangnya , karya sastra dan lain sebagainya. Sebelum datangnya islam sudah mejadi adat
kebiasaan bagi bangsa Arab Jahiliyah untuk mengadakan munazarah mendengarkan para
penyair membacakan syair-syairnya.
Ada beberapa pecan tempat dimana para penyair itu berkumpul, yaitu : pasar Ukkaz ,
Zul Majas, dan Zul Majannah.12 Ketiga pasar itu orang-orang Arab banyak mendapat
manfaat, disana mereka berlomba memperhalus bahasa mereka, baik dari segi pidato, puisi,
dan prosa dan lainnya. Perlombaan bahasa yang bagus lebih diutamakan daripada
perdagangan harta benda. Semua yang dikatakan pada pasar-pasar tersebut disusun dalam
bahasa yang digunakan oleh bahasa Arab dalam bidang sastra yaitu dialek Quraisy. Hal ini
pulalah yang meninggalkan kesan dan bekas yang mendalam dalam kebangkitan dialek
Quraisy.

DAFTAR PUSTAKA
12
Ahamd Iskandar dan Musthafa Inany, al-Wasit fi al-Adab al- Arabi wa Tarikhuhu, h.12
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Beberapa Pokok Pikiran.(Fak.
Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1997).

Wa’fi Abdul Wahid, ilmu al-lughoh Cet.; Misr : Maktabah Nadhah Misr, 1962.

Suyuti Suhaib, Muhammad.,Kajian Puisi Arab Pra Islam, Cet. I; Jakarta: al-Quswa,1990.

Inaniy ,Musthafa. , al- wasith fi al-adab al-‘Araby wa Tarikhuhu, Mesir : Dar al-Ma’rif, t.th.

Zaidan, Tarikh Adab al-Lughoh al- Arabiyyah, jilid 4,Cairo, Mesir : Dar al-Hilal, t.th.

Anda mungkin juga menyukai