Anda di halaman 1dari 28

BAHASA DAN BANGSA ARAB

2. 1 Tinjauan umum bahasa Arab

Bahasa arab menjadi satu dari enam bahasa resmi di Persatuan


Bangsa-bangsa (PBB) selain bahasa Cina, Inggris, Perancis, Spanyol dan
Rusia. Resolusi 3190 (XXVIII) Majlis Umum PBB tertanggal 18 Desember
1973 telah menetapkan bahasa arab sebagai bahasa resmi internasional
PBB dan oleh karena itu disetiap tanggal 18 Desember diperingati
sebagai hari bahasa arab sedunia. Bahasa arab menjadi bahasa nasional
di 22 Negara anggota PBB (Moroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir,
Sudan, Saudi Arabia, Yaman, Oman, Bahrain, Qatar, Uni Emirates, Kuwait,
Jordan, Syria, Lebanon, Irak) dan juga digunakan sebagai bahasa ritual
keagamaan (liturgy) untuk lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh
dunia.(Bokova 2012)
George Weber seorang ahli bahasa menempatkan bahasa arab
diperingkat kelima sebagai bahasa terbesar dan berpengaruh sedunia di
antara bahasa-bahasa manusia lainnya dibawah bahasa Inggris, Prancis,
Spanyol dan Rusia. Hal ini berdasarkan enam formula yang ia
kembangkan, (1) jumlah penutur utama (penutur asli atau rumah); (2)
jumlah penutur sekunder; (3) jumlah dan populasi negara yang
menggunakan bahasa; (4) jumlah pengunaan bahasa tersebut secara
internasional dalam bidang-bidang utama (seperti pengetahuan,
diplomasi, dll); (5) Kekuatan ekonomi negara-negara yang mengunakan
bahasa tersebut; (6) Prestise kebahasaan dalam sosial-sastra bahasa.
(Weber 1997)
Erfan Gazali

Bila ditinjau berdasarkan geneologi bahasa maka bahasa arab


merupakan anggota dari filum (kelompok besar) bahasa Afro-Asiatik
atau yang disebut juga filum Afrasian (Abu-Absi 1986) 1, Populasi
terbanyak penutur filum berada di Benua Afrika, filum ini memiliki lima
rumpun bahasa yaitu Semitik, Berber2, Chadic3, Kushitik4, dan Mesir
Kuno5. Istilah lama dikenal sebagai Hamito-Semitic6. Bahasa arab masuk
dalam rumpun Bahasa Semitik (Versteegh 2004),

1 Penamaan filum ini didasari sebaran penuturnya yang membentang dari Asia
tengah ke Samudra Atlantik, dari Tanzania ke Senegal dan Maroko dan dari Nigeria
sampai ke Malta di Mediteranean (Diakonoff, 1988:15)
2 Bahasa Barber atau disebut juga bahasa Amazigh. Bahasa ini adalah salah satu

bahasa tertua didunia. Menurut Bahasa diperkirakan ada sekitar 14 juta orang
penutur bahasa ini, sebagian besar ditemukan tersebar di kawasan Maghrib, sebuah
wilayah besar Afrika utara antara Siwa Oasis (Mesir) dan Mauritania. Konsentrasi
penutur terberat bahasa Berber ditemukan di Maroko. Bahasa Tashelhit (Tashelhiyt,
Tashelhait, Shilha), Tarifit, Kabyle, Tamazight, and Tamahaq adalah anggota rumpun
bahasa Barber (Wolff 2016).
3 Rumpun bahasa chadic banyak dituturkan didaerah di Nigeria, Nigeria,

Kamerun, dan Chad. rumpun Chadic memiliki empat kelompok besar bahasa yaitu
Chadic Barat (West Chadic), Chadic pusat (Central Chadic), Masa, dan Timur
Chadic (East Chadic). Bahasa Hausa (anak rumpun bahasa Chadic barat) adalah
salah satu lingua franca (bahasa Penghubung) di Afrika tingkat nasional dan
internasional; ada sekitar 40 sampai 50 juta orang penutur baik sebagai bahasa ibu
maupun bahasa kedua. Beberapa rumpun bahasa chad lainnya terancam punah
karena ekspansi yang cepat dari bahasa Hausa. Lihat (Wolff 2013)
4 Rumpun bahasa Kushitik terdiri dari sekitar 40 bahasa yang digunakan terutama

di kawasan Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Somalia, dan barat laut Kenya. Ada enam
kelompok utama dalam rumpun Kushitik yaitu North Cushitic atau bahasa Beja;
Central Cushitic (dikenal juga sebagai Agau [Agaw, Agew]), terdiri dari bahasa Bilin,
Kemant, Kwara, Xamtage, and Awngi; South Cushitic (banyak dituturkan oleh
masyarakat Tanzania), terdiri dari bahasa Iraqw, Burunge, and Gorowa, bahasa
hybrid Maʾa/Mbugu, and Dahalo (di Kenya); Highland East Cushitic, terdiri dari
bahasa Burji, Sidamo, Kambata, and Hadiyya; Lowland East Cushitic, terdiri dari
bahasa Dasenech, Arbore, Saho-Afar, and Oromo and its close relatives such as
Konso; dan rumpun Omo-Tana yang terdiri dari bahasa Somalia, Rendille, and Boni.
Lihat : (Wolff 2015)
5 Lihat : (Newman 2002)

26 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

Para linguis arab dan sebagian kalangan orientalis meyakini bahasa


pertama kali yang digunakan masyarakat Semit adalah bahasa Arab
Kuno. Hal ini didasarkan ciri-ciri identik antara bahasa Semit (bahasa
Arab Kuno) dengan bahasa Arab, Ahmad Muhammad Qodur
menyebutkan empat kesamaan identik antara kedua bahasa (Qodur
1993):
1. Terdapat kesamaan pada aspek fonetis, kedua bahasa menekankan
bunyi huruf yang keluar dari rongga tenggorokan (al-‘Ain, al-Ghain,
al-Ha’ dan alHamzah);
2. Kedua bahasa terdapat bunyi huruf yang tebal, seperti Shad,
Dha, Tha dan al-Zha’;
3. Kedua bahasa memiliki pola kata kerja yang berasal dari tiga huruf
(al-Tsulatsi) dasar;
4. Kedua bahasa menekankan sistem infleksi (I’rab) seperti, rafa’,
nasab, jar dan jazm.

6 Penamaan Hamito-Semitic merujuk pada dua filum utama yang


membentuknya yaitu Hamitik dan Semitik, penamaan awalnya dimunculkan oleh
cendikiawan German yaitu Karl Richard Lepsius atau yang dikenal dengan Friedrich
Müller ditahun 1867 di dalam karyanya Grundriss der. Istilah ini berakhir digunakan
pada pertengahan abad 19 pasca tidak ditemukannya entitas Hamitik dalam
rumpun bahasa-bahasa Hamito-semitic. Joseph H. Greenberg dalam karyanya The
Languages of Africa (1963) menarik garis yang berbeda dalam mengklasifikasi
rumpun bahasa ini. Dia menunjukkan bahwa bahasa Mesir, Berber, dan Kushitik tidak
tidak cukup mirip untuk dimasukkan kedalam subkelompok bahasa Hamitik tetapi
ketiganya cenderung berdiri sendiri sebagai bahasa, Karena itu menciptakan istilah
"Afro-Asia" sebagai Filum bahasa dengan enam kelompok bahasa yang ada
didalamnya yaitu Kuno Mesir, Omotic, Kushitik, Semit, Berber, dan Chadic (lihat
Lipiński, 2001:22)

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 27


Erfan Gazali

Gambar 1 Sebaran Filum Bahasa Apro-asiatik


sumber : (Wolff 2010)

Bahasa arab dianggap sebagai kekayaan yang menentukan


identitas bangsa arab (Suleiman 2003) dan tidak ada bahasa lain yang
secara unik mendefinisikan identitas rakyatnya sendiri. Penutur bahasa
arab di Timur Tengah bukan berasal dari latar belakang etnis yang
tunggal atau mereka berasal dari satu agama. Orang-orang Suriah dan
Lebanon memiliki asal-usul Fenisia(Almeida 1996) sementara orang-
orang Mesir menganggap diri mereka sebagai keturunan Firaun.(El-
Behary 2017) Hampir 20% penduduk Irak berasal dari suku
Kurdi(Minority Rights Group International 2014), sementara banyak
orang Maroko, Aljazair, dan Tunisia adalah Berber. Mayoritas orang
Saudi dan orang-orang di negara-negara Teluk adalah keturunan Badui
(nomad), petani, penghuni kawasan padang pasir, dan nelayan. Ada pula
populasi minoritas Asyria yang tinggal di Irak. Selain banyaknya latar
belakang etnis, negara-negara arab juga ditandai oleh pluralitas agama.
28 BAHASA DAN BANGSA ARAB |
Pengantar Sosilinguistik

Negeri arab adalah tanah air dari tiga agama monoteistik yaitu
Yudaisme, Kristen, dan Islam. Negeri ini pun menjadi saksi perpecahan
dan pembentukan sekte yang berbeda dalam agama-agama besar itu
seperti Koptik, Maronit, Ortodoks, Katolik, Syiah, Sunni, Wahabiyyiin,
Druze, Alawiyyiin, dll. Namun, faktor terpenting yang menyatukan
semua orang ini adalah bahwa mereka semua penutur asli dari satu
bentuk atau lain dari bahasa arab.
Sepanjang periode abad pertengahan, yaitu dari abad ketujuh
hingga abad kedua belas, bahasa arab telah mendunia, seiring meluas
dan berkembangnya wilayah kekuasaan pemerintahan Islam (Khilafah).
Dunia Islam membentang dari Semenanjung Iberia di Barat hingga Asia
Tengah dan Asia Selatan hingga Asia Timur, bahasa arab pun menjadi
bahasa internasional peradaban, bahasa budaya, bahasa penulisan
ilmiah dan penelitian, diplomasi, dan administrasi. (Ryding 2005)

2.2.1 2.1.1 Ragam Bahasa Arab

Badawi membagi bahasa arab menjadi lima ragam bahasa arab:


fusha al-turost (heritage classical), fusha al-‘asr (contemporary classical),
al-amiyaat al-mutsaqofin (colloquial of culturared), al-amiyaat al-
mutanawirin (colloquial of basically educated), al-amiyat alummiyyin
(colloquial of the illiterates). Pembagian ini didasarkan kajian Badawi
terhadap media informasi di Mesir. Secara umum, kelima pembagian
tersebut bila disederhanakan menjadi tiga jenis bahasa arab yang hidup
berdampingan dalam masyarakat arab, yaitu : Bahasa arab klasik, Dialek,
dan bahasa arab baku terstandar. (Badawi 1973; Alotaibi dan Meftah
2013)

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 29


Erfan Gazali

1. Bahasa Arab Klasik, jenis bahasa ini disebut pula al-Lughatu-l


‘Arabiyah at-Turatsiyah (Bahasa arab klasik) atau yang sebut juga
dengan The Classical Arabic (CA), Bahasa Arab klasik dipahami
sebagai bahasa yang dikembangkan dari varietas suku Badui di
Semenanjung Arab, sebagaimana dicatat dalam puisi pra-Islam.
(Ferguson 1959) Karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, ia
memiliki posisi yang sakral dan bergengsi tidak hanya di antara
orang-orang Arab tetapi juga semua Muslim di seluruh dunia. Semua
Muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk belajar bahasa Arab agar
dapat melakukan tindakan keagamaan mereka dengan benar. Jenis
bahasa ini di gunakan pada abad ke tujuh hingga sembilan masehi
terutama pada kitab Alquran dan naskah-naskah priode awal Islam.
Bahasa arab jenis ini dinilai yang paling bergengsi karena
merupakan bahasa alquran.

Teks Alquran memiliki kosa kata yang kaya, struktur morfologi dan
pola sintaksisnya pun beragam, gaya bahasanya sangat fasih
sehingga menjadi pembeda dari teks arab klasik lainnya. Beberapa
kata-kata alquran dimaksudkan untuk menghasilkan beberapa
makna kontekstual dalam ayat-ayatnya, Kata-katanya memiliki arti
yang berbeda tergantung pada konteks di mana mereka muncul.
Bentuk lain dari kefasihan unik alquran adalah penggunaan alegori
dan analogi, yang memang menambah kekayaan dimensi maknanya.
Semua fitur tersebut menjadikan alquran sebagai perwakilan bahasa
arab klasik.(Alrabia et al. 2014)

2. Dialek, tipe ini adalah bahasa keseharian masyarakat Arab yang


digunakan dalam kontek informal, bahasa ini lazim disebut al-
ammiyah atau addarij. Bahasa ini bukan bahasa formal yang
30 BAHASA DAN BANGSA ARAB |
Pengantar Sosilinguistik

memiliki tata bahasa yang dibakukan, tetapi diperoleh secara alami


sebagai bahasa ibu. Dialek-dialek Arab bervariasi dalam banyak
dimensi, tetapi utamanya berkenaan dengan faktor geografi dan
sosial.

Secara sosial, ada tiga sub-dialek dalam dialek bahasa arab: dialek
masyarakat perkotaan, dialek pedesaan/petani, dan dialek
masyarakat Badui (pengunungan/pedalaman). tiga dialek sering
dikaitkan dengan `hierarki sosial 'dari orang kaya, penduduk kota
yang menetap, sampai ke Badui. (Biadsy, Hirschberg, dan Habash
2009)

Terdapat pula banyak penamaan yang sematkan untuk bahasa Arab


Amiyah yaitu : al-lughat al-amiyah, al-syakl al-lughawi al-da:rij, al-
lahjat al-sya'i'ah, al-lughat almahkiyah, al-lahjat al-Arabiyah al-
amiyah, al-lahjat al-da:rijah, al-lahjat al-amiyah, al-Arabiyah al-
amiyah, al-lughat al-da:rijah, al-kala:m al-da:rij, al-kalam al-ami, dan
lughat al-sya'b. (Ya’kub 1982)

3. Bahasa Arab baku dan standar adalah bentuk bahasa arab yang
merujuk pada jenis bahasa yang telah terstandarisasi dan baku
secara pengunaannya oleh penutur bahasa arab dan digunakan
dikalangan penutur bahasa Arab terdidik didalam situasi formal
seperti pendidikan dan literasi (kegiatan baca tulis) (Albirini 2016;
Zaidan dan Callison-burch 2013). Tipe bahasa ini menjadi media
utama dalam tulisa dan tuturan utama di semua negara arab
terutama dalam pidato resmi dan acara penyiaran televisi (Ryding
2005). Bahasa ini lazimnya disebut dengan al-lughah al-fusha ‫(اللغة‬
)‫ الفصحى‬atau secara singkat disebut al-fusha (‫)الفصحى‬.(Ryding 2005)

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 31


Erfan Gazali

Ada beberapa sebutan lain untuk Bahasa Arab al-Fusha, di antara


standard arabic (SA), Formal Spoken Arabic (FSA)(Ryding 1991),
Educated Spoken Arabic (ESA)(El-Hassan 1977) (Mitchell 1986) dan
juga Modern Standar Arabic (MSA)(Ryding 2005). MSA secara
keumuman, struktur kebahasaan (sintaksis)nya identik dengan
bahasa Arab klasik yaitu bahasa Alquran dan sastra pra-modern.
Perbedaan antara MSA dan bahasa Arab klasik adalah kosakata dan
gaya bahasa bahasa klasik yang sepanjang sejarahnya sangat
konservatif dalam hal sintaksis dan fonologi (tata bunyi) dan hampir
tidak berubah dalam empat belas abad terakhir ini.(Albirini 2016)

Maka karena faktor kemiripan tersebut pulalah bahasa Arab klasik


dan bahasa baku dan standar masuk dalam kategori bahasa al-fusha.
Pembeda keduanya hanya pada pola gaya bahasa dan masa
pengunaannya. Pertama, al-Lughatu-l ‘Arabiyah at-Turatsiyah
(Bahasa arab klasik) atau yang sebut juga dengan The Classical
Arabic (CA) digunakan pada abad ke tujuh hingga sembilan masehi
terutama pada kitab Alquran dan naskah-naskah priode awal Islam.
Kedua, al-Lughatu-l ‘Arabiyah al-Mi’yariyah al-haditsah (Bahasa Arab
baku modern) atau Modern Standard Arabic (MSA) yang digunakan
dalam media informasi seperti televisi dan koran, forum ilmiah,
buku-buku ilmiah pada awal abad 19 dan 20.

Mary Catherine Bateson memberi perbedaan utama antara Modern


Standar Arabic (MSA) dan Classical Arabic (CA)(Bateson 2003):

1. MSA adalah bentuk penyederhanaan dari CA. Penyederhanaan ini


sebagian besar tampak pada pilihan struktur sintaksis dan

32 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

kosakata yang digunakan, sisi lain pengunaan leksikon (kosakata)


dalam CA juga sudah mulai berkurang.

2. leksikon baru dalam MSA adalah kosakata yang diderivasi,


diciptakan, dan dipinjam yang ditujukan memenuhi kebutuhan
akan istilah-istilah modern dan teknis lainnya.

3. Ada idiom, gaya, dan bahkan inovasi sintaksis diperkenalkan


dalam bahasa MSA terutama karena adanya pengaruh bahasa-
bahasa Eropa. Pengaruh seperti yang dibawa kebanyakan oleh
terjemahan langsung dari teks-teks Eropa ke dalam bahasa Arab.

2.2.2 2.1.1 Karakteristik Bahasa Arab

Ada beberapa ciri khas atau karakteristik yang ditemukan dalam bahasa
Arab yang tidak ada dalam bahasa manusia lainnya, Karakteristik
tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek berikut :
1. Fonologi

Bila ditinjau dari aspek fonetik (bunyi bahasa), di dalam bahasa


Arab terdapat enam bunyi vokal yang diwujudkan baik dalam format
pendek maupun panjang (Watson 2007). Bunyi vokal pendek
disimbolkan dengan tanda baca tambahan pada huruf (diakritik)
yang ditempatkan di atas maupun di bawah huruf arab, tanda baca
vokal pendek dalam literatur arab disebut tashkīl (‫ )ت َ ْشكِيل‬atau
ḥarakāt (‫) َح َركَات‬. Tiga vokal tersebut adalah /a/, /i/ dan /u/. Tiga
bunyi vokal pendek tersebut disimbol dalam tanda baca adalah

fathah (‫ )ـــَـ‬untuk vokal /a/, kasrah (‫ )ــِـ‬untuk vokal /i/ dan

Dommah (‫ )ــُـ‬untuk vokal /u/. Untuk vokal panjang disimbolkan

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 33


Erfan Gazali

dengan huruf-huruf, yang disebut dengan Harfu Mad, yaitu Alif (‫)ا‬,

Waw (‫)و‬, dan ya (‫)ي‬.


Vokal pendek ditempatkan di atas atau di bawah huruf dalam
sebuah kata, namun, vokal pendek ini tidak termasuk dalam semua
tulisan Arab. Karena itu dalam kitab suci dan teks-teks pemula,
misalnya, tanda baca biasanya diperlukan, tetapi untuk pengunaan
umum dan normal, tanda tersebut tidak diperlukan karena pembaca
yang berpengalaman memahami makna tanpa tanda vokal ini.
Bahasa Arab Standar (Modern Standar Arabic) memiliki 28
konsonan Arab (Hijazy 1997), Sedangkan Arab klasik memiliki 29
konsonan dengan memasukkan huruf Alif sebagai bunyi konsonan
(Sibawayh 1982; Al-Nassir 1993). Berikut aksara bahasa arab yang
yang meyimbolkan 28 konsonan :

،‫ طػ‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ دػ‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ث‬،‫ ت‬،‫ ب‬،‫مهزة‬

‫ ي‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ ف‬،‫ ـ‬،‫ ؿ‬،‫ ؾ‬،‫ ؽ‬،‫ ؼ‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ظ‬
Seperti bahasa semitik lainnya, bahasa Arab ditulis dan dibaca dari
kanan ke kiri. Mereka dapat ditunjukkan oleh tanda-tanda tertentu
yang ditempatkan di atas atau di bawah konstanta dalam kata. Ini
untuk memudahkan pelafalan bagi pemula atau menggambarkan
pelafalan yang benar dari kata yang digunakan dalam konteks
tertentu tetapi tanda baca tersebut ditinggalkan dalam penggunaan
bahasa arab alamiah atau secara umum. Jadi bagi masyarakat non-
arab akan mengalami kesulitan dan ketidakmampuan dalam
membaca teks bahasa arab dengan benar sebelum dia dikenalkan
dengan kosa kata yang digunakan dalam teks tersebut.

34 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

Sangatlah penting untuk memelihara pelafalan yang tepat pada


kata bahasa Arab, bunyi vokal berfungsi sebagai pemelihara makna
dari kata-kata bahasa Arab serta sebagai penghasil atau pemicu
terjadinya perubahan makna dari sebuah kata yang memiliki
konsonan yang sama. Selain itu pengubahan dan penggandakan
sebuah konsonan dalam satu kata bahasa Arab dapat menghasilkan
serangkaian kata yang memiliki arti berbeda. Misalnya, komposisi
dari dua konsonan dan vokal /ʤad/, kata-kata yang berbeda akan
dapat dihasilkan, seperti:

Kata Fonetik Keterangan Makna


Arab
dengan vokal pendek /a/ Kakek
ّ ّ‫َجـد‬ /ʤad/

dengan vokal pendek /u/ Sumur atau


ّ‫ُجد‬ /ʤud/ mata air

ّ‫ِجد‬
dengan vokal pendek /i/ Keseriusan,
/ʤid/ kesungguhan
hati
dengan vokal panjang Kedermawanan
ّ ‫َج ْود‬ /ʤūd/
/ū/

ّ ‫ِج ْيد‬ /ʤīd/


dengan vokal panjang /ī/ Leher

dengan menggandakan dia bekerja


ّ‫َجد‬ /ʤadda/ konsonan terakhir dan keras
menambahkan vokal

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 35


Erfan Gazali

pendek /a/ setelahnya


dengan merangkap dan Dia (lk, T)
duplikasi: menggandakan memperbaharui
konsonan dengan

ّ‫َجد َد‬ /ʤaddada/


imbuhan vokal pendek
/a/ disertai duplikasi
konsonan dan
berimbuhan vokal
pendek/a/

2. Morfologi

Teori struktur kata, atau morfologi, biasanya fokus pada dua


isu utama: (1) bagaimana kata-kata terbentuk (Derivasional atau
morfologi leksikal), dan (2) bagaimana kata-kata berinteraksi
dengan sintaks (morfologi infleksional) (Matthews 1974). Morfologi
leksikal mengkaji kaidah-kaidah pembentukan kata yang
menghasilkan kata-kata baru yang secara leksikal berbeda
(beridentitas baru) dari kata dasarnya. Sedangkan morfologi
infleksional adalah pembentukan kata yang menghasilkan bentukan
kata-kata yang berbeda tetapi dengan paradigma yang sama, seperti
bentuk kata tunggal berubah menjadi jamak atau kata lampau
menjadi kata dengan kandungan makna sekarang.
Akar kata adalah salah satu fitur utama yang menonjol dari
bahasa semitik, hal ini pula yang dimiliki oleh bahasa Arab. Akar
kata adalah abstraksi semantik yang dapat terdiri dari dua, tiga, atau
empat konsonan, dari akar tersebut diturunkan kebanyak kata
dengan makna yang berbeda melalui penempatan dan pengaturan

36 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

yang didasarkan pada pola atau acuan dasarnya (wazan)(Holes


2004). Berbagai bentuk kata benda atau kata kerja dalam Bahasa
Arab standar dibuat dari akar kata dasar melalui beragam teknik :
dengan memasukkan vokal, menggandakan konsonan,
memperpanjang vokal dan terkadang dengan menambahkan
imbuhan (sufiks) konsonan. Misalnya, dari akar bahasa Arab K-T-B

(‫ )كتب‬yang berarti 'menulis' banyak kata yang dapat diturunkan

dari akar kata ini seperti;


Kata Fonetik makna

ّ ‫كتب‬ /KaTaBa/ Dia (lk) menulis

‫كتبت‬ /KaTaB/ Dia (pr) menulis

‫كتبت‬ /KaTaBtu/ Saya (lk/pr) telah menulis

ّ ‫كتب‬ /KuTiBa/ Tertulis

ّ ‫أكتب‬ /aKTuBu/ Saya (lk/pr) sedang menulis

ّ ‫كتاب‬ / KiTāB / Sebuah buku

ّ ‫كتب‬ /KuTuB/ Buku-buku

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 37


Erfan Gazali

ّ ‫كتيّب‬ /KuTayyiB/ Buklet

‫كاتب‬ /KāTiB/ Seorang penulis (lk)

‫كاتبة‬ /KāTiBah/ Seorang Penulis (pr)

ّ ‫مكتب‬ /maKTaB/ Kantor

ّ ‫مكتبة‬ /MaKTaBah/ Perpustakaan

Kata-kata yang disebutkan di atas semua mengandung unsur


tiga konsonan K-T-B yang disebut akar kata. akar ini dapat
dimodifikasi dengan menambahkan akhiran (sufiks) atau awalan
(prefiks) dan kadang-kadang imbuhan ditengah kata dasar (infiks),
terutama dengan kata kerja. Ini biasanya sistem morfologi Semitik.
(Ryding 2005)
Pada dasarnya, pola atau acuan kata (wazan) dalam bahasa
Arab dan bahasa-bahasa Semit lainnya digunakan untuk tujuan yang
berbeda-beda, baik secara morfologis, gramatikal, dan leksikal.

Wazan bahasa Arab KaKKāK 7 (‫ )فَػعَّاؿ‬menunjukkan nomina yang

bermakna profesi atau seorang praktisi(Pereltsvaig 2012), misal.

7 KaKKāK : Konsonan, vokal /a/, Konsonan, Konsonan, vokal /a/ panjang/ dan
Konsonan

38 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

(‫)فالّح‬/fallāħ/ ‘petani’, (‫ )طيّار‬/ṭayyār/ 'pilot', (‫)خبّاز‬/xabbāz/ 'pembuat

roti' dan lain-lain. pola maKāKiK ( ‫ )مفاعل‬juga dapat digunakan untuk

membentuk bentuk kata jamak seperti berikut ini /maṭāʕim/ yang


berarti 'restoran-restoran', /madāris/ 'sekolah-sekolah', /masākin/
'tempat tinggal’ dan lain-lain.
Tidak seperti bahasa-bahasa lain seperti Indonesia, Inggris
atau Perancis, konsonan dan vokal Arab memiliki peran khusus.
Konsonan dan vokal bergabung bersama dalam pola tertentu
(seperti yang terlihat di atas) untuk membentuk sebuah kata bahasa
Arab. Konsonan mewakili bidang makna sedangkan vokal pendek
diwakili dengan tanda baca (diakritik) membawa makna tata bahasa
seperti waktu/kala (tense), aktif dan pasif (voice), dan gramatika
kasus (case). Perubahan vokal memicu fungsi gramatikal baru dari
kata yang diturunkan. Sebagai contoh, pola / a, a, a / dalam /kataba/
'ia menulis' adalah suara lampau dan aktif, sedangkan akar yang
sama dengan pola vokal lain seperti /u,i,a/ dalam /kutiba/ 'ditulis
atau tertulis' akan menjadi lampau dan pasif.

2. 2 BANGSA DAN NEGARA ARAB

2. 3 Definisi Bangsa dan negeri

Kata bangsa dan negeri menurut kamus besar bahasa Indonesia


(Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa-Kemendikbud 2017)
mengandung memiliki arti yang berbeda. Kata bangsa diartikan sebagai
(1) kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa,
dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri; (2) golongan manusia,
binatang, atau tumbuhan yang mempunyai asal-usul dan sifat khas yang

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 39


Erfan Gazali

sama; (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan


bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan menempati wilayah
tertentu di muka bumi. Adapun kata negeri mengandung arti (1) tanah
tempat tinggal suatu bangsa; (2) kampung halaman; tempat kelahiran;
(3) negara; pemerintah (lawan kata swasta).
Kata bangsa dan negeri berdasarkan makna kata memiliki
pengertian berbeda. Bangsa dimaknai sebagai komunitas masyarakat
yang terbentuk berdasarkan kesamaan bahasa, wilayah, sejarah, etnis.
Adapun negeri adalah wilayah atau tempat dimana sebuah bangsa
bertempat.
Secara konsep kata Bangsa memiliki 2 pengertian: pengertian
bangsa dalam arti sosiologis-antropologis dan pengertian politis (Musa
2014)
1. Bangsa dalam pengertian sosiologis-antropologis adalah suatu
masyarakat yang merupakan persekutuan hidup yang berdiri sendiri
yang masing-masing anggota masyarakat hidup tersebut merasa satu
kesatuan ras, bahasa,keyakinan, budaya dan sebagainya. Pengertian
ini memungkinkan adanya beberapa bangsa yang berada dalam satu
negara seperti Amerika Serikat dan sebaliknya satu negara yang
tersebar dibeberapa negara, seperti bangsa korea yang terpisah
menjadi Korea selatan dan utara.
2. Bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu
daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya
sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan ke dalam. Masyarakatnya
diikat oleh kekuasaan politik yaitu negara. Jadi, bangsa dalam
pengertian politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan
mengakui serta tunduk pada kekuasaaan dari negara yang

40 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

bersangkutan. Setelah mereka bernegara, terciptalah bangsa.


Misalnya kemunculan bangsa Indonesia (arti politis)
setelahterciptanya lagu Indonesia Raya.

2.2.2 Bangsa Arab

Menurut perspektif sejarah, Bangsa Arab terbagi dalam tiga kelompok


besar yang didasarkan kepada periodesasi kemunculan. Kelompok
tersebut adalah ‘Arab Al Bā’idah, 'Arab Al-Āribah dan 'Arab Musta’ribah
(AlMubarakfury 2000; Ali 1993)
1. ‘Arab Al Bā’idah : adalah dari bangsa Arab yang telah punah dan
tidak cukup data yang mendetail terkait sejarah mereka. Diantara
mereka adalah bangsa ʿĀd, Tsamūd, Ṭasm, Jadīs, ‘Amāliqo, Umaim,
Jurhūm (pertama), Abd Dhokam, Hadūr, ‘Abīl, Jāsim kesemuanya
merupakan keturunan Syam bin Nuh Alaihi Salam
2. 'Arab Al-Āribah/ Mut’āribah : Secara kebahasaan 'Arab Al-Āribah
yang memiliki arti arab Murni atau asli, Kelompok ini merupakan
masyarakat arab yang memiliki garis keturunan dari Yasjub bin
ya’rub bin Qohthon atau yang dikenal juga sebagai Arab Qohtany
dari garis keturunan Himyar yang berasal dari negeri Yaman;(Al-
Fiyumi 1994)
3. 'Arab Musta’ribah: Kata 'Arab Musta’ribah mengandung arti arab
campuran. Kelompok ini adalah keturunan dari Ismail (alaihis
salam) bin Ibrahim (Alaissalam). atau yang dikenal sebagai Arab
Adnani yang berasal dari negeri Hijaz.(Al-Fiyumi 1994)
Tetapi terkadang dalam beberapa kajian sejarah bangsa arab ada
yang membaginya menjadi dua kelompok besar saja yaitu Al-
Āribah dan Musta’ribah(Retsö 2003) atau al-bāqiya. Arab al-bāqiya

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 41


Erfan Gazali

terdiri dari dua menjadi yaitu Qohtaniyun dan Adnaniyun(Al-


Fiyumi 1994)

2.2.3 Negeri Arab

Negeri Arab dalam istilah geografi disebut Arabia atau Arabian


peninsula, (Hopkins 2001) sedangkan dalam bahasa arab di sebut
jazīratu l-ʿarab. (Serjeant et al. 2018) Istilah Arabia ini digunakan oleh
ahli geografi helenistik dan Romawi kuno untuk menyebut seluruh
semenanjung Arab, dengan perbatasan utara yang membentang dari
Teluk Aqaba ke Teluk Persia.(Graf 2013) Total area semenanjung sekitar
1.200.000 mil persegi (3.100.000 kilometer persegi).(Serjeant et al.
2018) Secara sejarah istilah ‘arabia’ digunakan oleh orang Yunani
dengan sebutan Αραβία (Arabae or Arabia) untuk menyebut negeri Arab
Badiyah (Ali 1993)
Negeri arab berdasarkan terminologi bangsa Romawi dibagi dalam
tiga kawasan yang mencakup wilayah yang lebih luas dari istilah
"Semenanjung Arab" saat ini :(Ali 1993)
1. Arabia Felix atau beata (Al-arabiya As-Sa’idah).
Arabia Felix digunakan oleh ahli geografi untuk menggambarkan
wilayah selatan dari semenanjung Arab yang sekarang menjadi
wilayah negara Yaman. Bangsa Romawi menyebut kawasan ini
dengan dengan Arabia Felix, lantaran iklim daerah yang
menyenangkan dan kekayaan produk pertanian dan rempah-rempah
yang terkenal. (Hawa 2017) (The Editors of Encyclopaedia
Britannica 2009) hal tersebut berbeda dengan dua wilayah Arab
lainnya yang lebih tandus dan berbatu.
Arabia Felix sendiri merupakan padanan bahasa Yunani Arabia
eudaímōn yang bermakna Arab yang Subur, bahagia, beruntung.(Graf
42 BAHASA DAN BANGSA ARAB |
Pengantar Sosilinguistik

2013) Orang-orang Yunani interaksi pertama mereka dengan orang-


orang Arab dalam perdagangan pada awal 600 SM, masyarakat Arab
menjual parfum dan produk aromatik (wewangian) yang mahal dan
langka yaitu frankincense (kemenyan)8 dan myrrh (mur)9. Orang-
orang Yunani mengenal sedikit letak geografis negeri Arab, meraka
mengambarkan negeri Arab sebagai negeri nan jauh dan eksotis,
penghasil parfum mahal dan langka serta barang-barang mewah
lainnya. Mereka membayangkan penduduk Arab sangat kaya
lantaran produk dagangan yang meraka jual adalah adalah produk
yang mahal dan berharga tinggi. Berdasarkan itu mereka menyebut
negeri arab dengan Arabia eudaímōn.
2. Arabia Petreae (Al-arabiya As-shakhriyah/ Al-hajariyah)
Saudi Petraea: untuk wilayah yang sekarang menjadi wilayah
Suriah, Yordania, Semenanjung Sinai, dan Arab Saudi bagian barat
laut. Itu adalah satu-satunya yang menjadi provinsi, dengan Petra
sebagai ibukotanya.

8 kemenyan adalah resin kering (dari pohon genus Boswellia) yang digunakan
dalam parfum dan dupa selama ribuan tahun. Secara historis, kemenyan merupakan
komoditas yang sangat dihargai. Ketika dibakar sebagai dupa, sering dihargai
karena aromanya serta kemampuannya yang terkenal untuk mendisinfeksi dan
mengusir serangga dan hama lainnya. (lihat (Lemenih dan Teketay 2003))
9 Mur juga merupakan resin kering dari semak berduri dan pohon-pohon dari
genus Commiphora) yang digunakan dalam parfum, dupa, dan obat-obatan
selama ribuan tahun. Kata Myrrh/Mur berasal dari kata Arab yang berarti "pahit."Mur
dihargai mahal karena aromanya serta untuk penggunaannya sebagai antiseptik,
analgesik (obat penghilang rasa sakit topikal), dan kualitas untuk obat lainnya. (lihat
(Lemenih dan Teketay 2003))

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 43


Erfan Gazali

3. Arabia Deserta (Al-arabiya As-shokhrawiyah)


Arabia Deserta dalam bahasa yunani kuno disebut Arabia Eremos
juga dikenal sebagai Arabia Magna atau Arabia besar, menandakan
interior gurun semenanjung Arab. dahulu tanah ini dihuni oleh suku-
suku nomaden yang sering menyerbu tanah yang lebih kaya, seperti
Mesopotamia dan Arabia Felix.

Gambar 2. Peta yang mengambarkan kawasan Arabia Felix, Arabia


Petraea, dan Arabia Deserta tahun 1658 M oleh Johannes
Janssonius (1588-1664)

Peta tersebut diterbitkan oleh Johannes Janssonius (1588-1664)


atau Jan Jansson tahun 1658 (lihat Janssonius 1629). Di dalam peta
tersebut menunjukkan lebih banyak sungai di Semenanjung Arab,
totalnya ada enam, daripada di banyak peta lainnya. Beberapa nama
kota disalin ejaan yang kurang tepat, seperti "Bocealima," yang
merupakan "Roccalima", ‘Mascalat’ ditampilkan sebagai kota besar
dan penting. Ada garis putus-putus di sepanjang pantai dari "Calva" di
Uni Emirat Arab (UEA) saat ini ke luar Pulau Bahrain. Teluk Arab

44 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

disebut "Mare elcatif olim Sinus Persicus" (Laut Al Qatif sebelumnya


dikenal sebagai Teluk Persia) dan Selat Hormuz disebut "Basora
fretum" atau Selat Basra. Laut Merah disebut "Mare Rubrum turcis
Mare Mecca olim Sinus Arabicus" (Laut Merah, dinamai Laut Mekah
oleh orang Turki dan sebelumnya dikenal sebagai Teluk Arab).

2. 4 Sebaran penutur bahasa Arab

Menurut Ridout (2019) memperkirakan jumlah populasi penutur


bahasa Arab seluruh dunia tahun 2020 sebanyak 420 juta orang. Berikut
ini adalah daftar negara-negara yang menjadikan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi negara:
No Nama Negara
1. Saudi Arabia
2. United Emirate Arab
3. Mesir
4. Irak
5. Aljazair
6. Qatar
7. Kuwait
8. Sudan
9. Moroko
10. Oman
11. Libanon
12. Jordania
13. Tunisia
14. Libya
15. Bahrain

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 45


Erfan Gazali

16. Yemen
17. Syria
18. Palestina
19. Mauritania
20. Chad
21. Comoros
22. Djibouti
23. Eritrea
24. Somalia
25. Sudan selatan

Tabel 1 Daftar negara yang menjadikan bahasa arab sebagai bahasa resmi negara

Dari sekian negara penutur bahasa Arab, Mesir mesir merupakan


negara terpadat sedangkan Comoros adalah negara dengan jumlah
penduduk yang lebih sedikit. Mayoritas mayoritas penduduk di negara-
negara tersebut beretnis Arab tetapi terdapat pula kelompok etnis besar
lainnya seperti Berber dan Kurdi.
berikut sebaran penutur aktif bahasa arab berdasarkan peta negara

46 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

2.2.4 DAFTAR PUSTAKA

Abu-Absi, Samir. 1986. “The Modernization of Arabic: Problems and


Prospects.” Anthropological Linguistics 28 (3): 337–48.
Al-Fiyumi, Muhammad Ibrahim. 1994. Tarikh al-Fikr ad-Dini al-Jahiliy. 4
ed. Cairo: Dar al-Fikr al-’Arabi.
Al-Nassir, Abdul Aziz. 1993. Sibawayh the Phonologist: A Critical Study
of the Phonetic and Phonological Theory of Sibawayh as Presented in
His Treatise Al-Kitab. London, New York: Kegan Paul International.
Albirini, Abdulkafi. 2016. Modern Arabic Sociolinguistics: Diglossia,
Variation, Codeswitching, Attitudes and Identity. London and New
York: Routledge. Taylor and Francis group.
Ali, Jawad. 1993. al-Mufa al fī ārīkh al- Arab abla al-Islām. 2 ed. 1.
Baghdad: Baghdad University.
Almeida, Monica. 1996. “Phoenicians of the Pacific: Lebanese and Other
Middle Easterners in Ecuador.” The Americas 53 (1): 87–111.
AlMubarakfury, Shofiu-r Rahman. 2000. Rahiqul Makhtum Bahsun fi-s
Sirati-n Nabawiyati ’Ala Shobihiha Afdalu Sholati Wa-s Salam. 2 ed.
Al-Mansura- Kairo: Dar al Wafaa.
Alotaibi, Yousef, dan Ali Meftah. 2013. “Review of distinctive phonetic
features and the Arabic share in related modern research.” Turkish
Journal of Electrical Engineering and Computer Sciences 21 (5):
1426–39. https://doi.org/10.3906/elk-1112-29.
Alrabia, Maha, Eric Atwell, Nawal Alhelewh, dan AbdulMalik Al-Salman.
2014. “An Empirical Study On The Holy Quran Based On A Large
Classical Arabic Corpus.” International Journal of Computational

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 47


Erfan Gazali

Linguistics (IJCL) 5 (1): 1–13.


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa-Kemendikbud. 2017.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 5 ed. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa- Kemendikbud.
Badawi, Al-Saeed Muhammad. 1973. Mustawayaatu al-’arabiyya a’-
mu’aasira fi misr. Kairo: Dar al-ma’aarif.
Bateson, Mary Catherine. 2003. Arabic language handbook. Washington
D.C: Georgetown University Press.
Biadsy, Fadi, Julia Hirschberg, dan Nizar Habash. 2009. “Spoken Arabic
dialect identification using phonotactic modeling.” In Proceedings
ofthe EACL 2009 Workshop on Computational Approaches to Semitic
Languages, diedit oleh Mike Rosner dan Shuly Wintner, 53–61.
Athens: Association for Computational Linguistics.
https://doi.org/10.3115/1621774.1621784.
Bokova, Irina. 2012. “History of the Arabic language at UNESCO.”
UNESCO. 2012.
http://www.unesco.org/new/en/unesco/resources/history-of-
the-arabic-language-at-unesco/.
Diakonoff, Igor M. 1988. Afrasian Languages. Moscow: Nauka.
El-Behary, Hend. 2017. “DNA analysis proves that Egyptians are not
Arabs.” ww.egyptindependent.com. 2017.
https://ww.egyptindependent.com/dna-analysis-proves-
egyptians-are-not-arabs/.
El-Hassan, S.A. 1977. “Educated Spoken Arabic in Egypt and the Levant:
A Critical Review of Diglossia and Related Concepts.” Archivum
Linguisticum 8 (2): 112–32.

48 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

Ferguson, Charles A. 1959. “Diglossia.” WORD 15 (2): 325–40.


https://doi.org/10.1080/00437956.1959.11659702.
Graf, David F. 2013. “Arabia Felix.” Diedit oleh Roger S. Bagnall, Kai
Brodersen, Craige B. Champion, Andrew Erskine, dan Sabine R.
Huebner. The Encyclopedia of Ancient History,. Blackwell
Publishing Ltd.
Hawa, Salam. 2017. The Erasure of Arab Political Identity: Colonialism
and Violence. New York: Routledge.
Hijazy, Mahmud Fahmi. 1997. Madkhal Ila Ilmi al Lughah. Kairo: Daru al
Quba.
Holes, Clive. 2004. Modern Arabic: Structures, functions, and varieties.
Washington, D.C: Georgetown University Press.
Hopkins, Daniel J. 2001. “Arabian Panisula.” Merriam-Webster’s
Geographical Dictionary. Merriam-Webster, Incorporated.
Janssonius, Johannes. 1629. “Arabia Eudaemon ex. Plinio Lib VI Cap.
28.” Amstredam: Cluverius / J.Janssonius.
Lemenih, Mulugeta, dan Demel Teketay. 2003. “Frankincense And
Myrrh Resources Of Ethiopia: II. Medicinal And Industrial Uses.”
SINET: Ethiop. J.Sci. 26 (2): 161–72.
Lipiński, Edward. 2001. Semitic Languages: Outline of a Comparative
Grammar. 2 ed. Leuven: Peeters.
Matthews, Peter Hugoe. 1974. Morphology: An Introduction to the
Theory of Word-Structure. London: Cambridge University Press.
Minority Rights Group International. 2014. “World Directory of
Minorities and Indigenous Peoples - Iraq : Kurds.” refworld.org.
2014. https://www.refworld.org/docid/49749d09c.html.

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 49


Erfan Gazali

Mitchell, T. F. 1986. “What is educated spoken Arabic?” International


Journal of the Sociology of Language 61 (1): 7–32.
https://doi.org/10.1515/ijsl.1986.61.7.
Musa, Ali Masykur. 2014. Membumikan Islam Nusantara: Respons Islam
Terhadap Isu - Isu Aktual. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Newman, Daniel L. 2002. “The phonetic status of Arabic within the
world’s languages : the uniqueness of the lughat al-daad.” Antwerp
Papers in Linguistics (APiL) 100: 63–73.
Pereltsvaig, Asya. 2012. Languages of the world: An introduction.
Cambridge: Cambridge University Press.
Qodur, Ahmad Muhammad. 1993. Madkhol ila Fiqh al-Lughoh al-
Arobiyah. Beirut: Dar al-Fikri al-Ma’asyir.
Retsö, Jan. 2003. The Arabs in Antiquity: Their History from the Assyrians
to the Umayyads. London and New York: Routledge Curzon.
Ridout, Scott. 2019. “Complete List of Arabic Speaking Countries – 2020
Update.” istizada.com. 2019. http://istizada.com/complete-list-of-
arabic-speaking-countries-2014/.
Ryding, Karin C. 1991. “Proficiency Despite Approach for Arabic
Diglossia :” The Modern Language Journal 75 (ii): 212–18.
Ryding, Karin C. 2005. A Reference Grammar of Modern Standar Arabic.
1 ed. Cambridge: Cambridge University Press.
Serjeant, Robert Bertram, Basheer K. Nijim, William L. Ochsenwald, dan
George S. Rentz. 2018. “Arabia.” Encyclopædia Britannica.
Encyclopædia Britannica, inc. 2018.
Sibawayh, Abu Bisr ’Amr. 1982. Kitab Sibawayh. Diedit oleh Abd al-
Salam Muhammad Harun. 4. Kairo: Dar al-Jayl.

50 BAHASA DAN BANGSA ARAB |


Pengantar Sosilinguistik

Suleiman, Yasir. 2003. he Arabic Language and National Identity : A


Study in Ideology. Edinburgh: Edinburgh University Press.
The Editors of Encyclopaedia Britannica. 2009. “Arabia Felix.”
Encyclopædia Britannica, inc. 2009.
https://www.britannica.com/place/Arabia-Felix.
Versteegh, Kees. 2004. The Arabic Language. Edinburgh: Edinburgh
University Press.
Watson, Janet. 2007. The Phonology and Morphology of Arabic. Oxford:
Oxford University Press.
Weber, George. 1997. “The World’s 10 Most Influential Languages.”
Language Today, 3 24 (3): 12–18. https://doi.org/ISSN: 1369-
9733.
Wolff, H Ekkehard. 2010. “Afro-Asiatic languages.” Encyclopædia
Britannica. Encyclopædia Britannica, inc. 2010.
https://www.britannica.com/topic/Afro-Asiatic-languages.
———. 2013. “Chadic languages.” Encyclopædia Britannica.
Encyclopædia Britannica, inc. 2013.
https://www.britannica.com/topic/Chadic-languages.
———. 2015. “Cushitic languages.” Encyclopædia Britannica.
Encyclopædia Britannica, inc. 2015.
https://www.britannica.com/topic/Cushitic-languages.
———. 2016. “Berber languages.” Encyclopædia Britannica.
Encyclopædia Britannica, inc. 2016.
https://www.britannica.com/topic/Amazigh-languages.
Ya’kub, Amil Badi’. 1982. Fiqh al-Lughah al-Arabiyah wa Khasaisuha.
Beirut: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah.

| BAHASA DAN BANGSA ARAB 51


Erfan Gazali

Zaidan, Omar F, dan Chris Callison-burch. 2013. “Arabic Dialect


Identification.” Computational Linguistics 40 (1): 171–202.
https://doi.org/10.1162/COLI.

52 BAHASA DAN BANGSA ARAB |

Anda mungkin juga menyukai