11
BAHASA ARAB DI ANTARA RUMPUN SEMIT
13
3. Bahasa Semit dan Berkembangnya Di Masa Awal
Para ilmuan menamai (bahasa-bahasa semit) dengan bahasa-bahasa
Semitik, yaitu bahasa bangsa-bangsa Aram, Fenisia, Ibrani, Arab, Yaman, dan
Babilonia-Suriah semua termasuk dalam bahasa-bahasa semit. Schlozer
(berasal dari Jerman) adalah orang yang pertama kali menggunakan sebutan
ini. Demikian juga seorang ilmuan Jerman yang lain bernama Eichorn pada
abad 18 menamakan bahasa-bahasa bangsa ini (dengan sebutan bahasa semit).
Pemberian nama (bahasa semit) belum pernah ditemukan, penamaan tersebut
dikutip dari kitab “At-Takwin” yang tertulis di dalamnya (bahwa Smit adalah
keturunan nabi Nuh: Sam, Ham dan Yafis, serta kabilah-kabilah, suku-suku
yang bertemu dalam silsilah-silsilahnya). Bahasa ini mulai diperbincangkan
semenjak zaman-zaman terdahulu di benua Asia dan Afrika.
Para peneliti sepakat bahwa bangsa Semit memiliki satu negeri asal,
hanya saja diperebutkan tentang kepastian tempatnya. Sebagian berpendapat
bahwa negeri asalnya itu adalah Lahm, sebuah daerah di barat daya jazirah
arab (Yaman), sebagian lagi berpendapat yaitu di selatan Irak, dan yang lain
mengatakan kota Kan’an merupakan negara Suriah dahulu, dan itulah tempat
asal kaum Semit. Dan pendapat keempat menguatkan pendapatnya dengan
pernyataan bahwa orang-orang Semit itu berkembang di Armenia, dan
pendapat kelima mengatakan bahwa negeri Habsyah atau selatan Afrika
adalah negeri awal orang semit.
Perbedaan para pakar juga muncul dalam menentukan bahasa Semit
yang pertama. Ada yang berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa
Semit pertama, ada juga yang mempertahankan bahwa Syuria, Babilonia
adalah bahasa Semit yang pertama. Sementara muncul juga pendapat yang
mengatakan bahasa Arab merupakan bahasa yang lebih dekat dengan bahasa
orang-orang semit kuno dan semua pendapat ini berlandaskan kepada asas
yang rusak dan bahwasanya semua bahasa semit itu menerobos dalam tingkat
yang banyak dalam pengembangan sebelum sampai kepada kondisi yang
memudahkan orang yang berilmu.
4. Karakteristik Bahasa Samiyah
Kita harus mengetahui karakteristik bahasa Samiyah dan sifat-sifatnya
yang umum, karena dengan mengetahui bahasa Samiyah dan sifat-sifatnya
dapat membantu kita untuk mengetahui karakteristik bahasa Arab yang
merupakan cabang dari bahasa Samiyah. Karakteristik bahasa Samiyah yang
penting ialah:
a. Penulisan bahasa Samiyah lebih menggunakan huruf konsonan daripada
vokal (harakat).
b. Bahasa Samiyah menyerupai bahasa Arab dalam pembentukan isim dari
aspek bilangan dan jenis-jenisnya, begitupun pembentukan fi’il dari aspek
zaman, mujarrad, mazid, shahih, dan mu’tal.
c. Mayoritas kata-katanya terdiri dari tiga huruf.
d. Bahasa Samiyah dicirikan dengan dua huruf halqi yaitu حdan ع, dan huruf-
huruf ithbaq yaitu ظ، ط، ض،ص.
e. Hampir tidak ada kata benda yang memakai tarkib mazji kecuali pada
bilangan seperti 15, berbeda dengan bahasa Arab Aryan.
f. Bahasa Samiyah terkadang dibentuk dengan Isytiqaq dengan mengubah
harakat, atau menambah huruf pada kata ataupun menguranginya, tanpa
terikat pada satu perubahan saja, berbeda dengan Aryan yang membentuk
isytiqaq dengan menambah beberapa instrumen yang menunjukkan makna
khusus di awal kata pada umumnya.
g. Bahasa Samiyah menyerupai bahasa Arab dalam hal dlomir dan
menghubungkannya dengan isim, fi’il, dan hurf, dan dalam kumpulan sighat
dan susunannya, serta dalam beberapa isim musytaq seperti isim fail, isim
maful, isim zaman, isim makan, dan isim alat.
5. Perbedaan di antara Bahasa Semit
Adapun perbedaan di antara bahasa Semit dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu sebagai berikut:
a. Aspek Kaidah
Dari aspek ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk, di antaranya:
1) Memakrifahkan kata, di mana setiap bahasa dalam rumpun bahasa
semit memiliki perbedaan dalam memakrifahkan kata. Bahasa Arab
menggunakanalif lam pada awal isim, Bahasa Ibriya memakai ha pada
awal isim, Bahasa Sabak menggunakan huruf nun pada akhir kata,
Bahasa Armenia menggunakan ( ) اpada akhir kata, Bahasa Syuria dan
bahasa Habsy tidak terdapat cara memakrifahkan secara mutlak.
2) Menentukan tanda jamak. Bahasa Ibriya menggunakan huruf يم
untukmuzakkar dan وdan تuntuk muannats al-salim, Bahasa Arab
menggunakan وdan نketika rafa`, يdan نketika nashab dan
khafaduntuk muzakkar, dan اdan تuntuk muannats al-salim dan bahasa
Armenia menggunakan ين.
b. Aspek Fonetik
Dari aspek fonetik perbedaan itu dapat dilihat dalam beberapa
bentuk di antaranya:
15
1) Bahasa Arab yang memiliki huruf ذ, غ, ظ, dan ضyang tidak terdapat
dalam bahasa Ibriya.
2) Dua fonetik Ibriya yaitu p dan v yang tidak terdapat di dalam bahasa
Arab.
3) Tidak terdapat ع, ق, dan سdalam bahasa Babilonia.
4) Biasanya apabila dalam bahasa Ibriya berbentuk سmaka dalam bahasa
Arab dan Habsy berbentuk شdan sebaliknya.
c. Tata bahasa
Bahasa-bahasa Semit selalu berubah (berinfleksi)
d. Kosakata dan ketepatan
Bahasa-bahasa semit memiliki banyak kosakata, dengan banyak kata untuk
satu objek.
e. Sintaks, gaya dan sastra
Dalam bahasa-bahasa semit sintaks terdiri dari kesederhanaan
artikulasi dan kejelasan persepsi. Dalam bahasa arab kefasihan sering
didefinisikan berdasarkan ketepatan, ketelitian, atau kejelasan.
Keringkasan ungkapan merupakan kebajikan sastra dan memadatkan
pengertian yang luas menjadi beberapa kata yang mudah dipahami dan
dihafal merupakan kekuatan khas dari semua produk semit.
f. Tidak adanya kata gabungan
Bahasa-bahasa semit hampir tidak dijumpai kata gabungan.
6. Asal-usul bahasa arab
Tabir sejarah dan asal-usul bahasa Arab dapat di lacak pada masa
sebelum atau setelah kedatangan Islam, meliha aspek historisnya ternyata
bahasa Arab mempunyai persamaan dengan bahasa serumpun dengannya
yang dituturkan oleh orang-orang Ibri, Habasyi, Aramiyyah dan selainnya.
Bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa nasional yang masih bertahan di
seluruh dunia Arab yaitu: Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Maghribi, Algeria,
Arab Saudi dan selainnya. Titik tolak kemajuan dan perkembangan pesatnya
bahasa Arab ini bermula sejak diturunkannya Al-Qurān dalam bahasa Arab
yang merupakan mukjizat yang paling agung di dunia ini. Maka dari itu itu,
bahasa Arab secara tidak langsung menjadi bahasa komunikasi seluruh umat
Islam di dunia di samping hadis Rasulullah s.a.w diabadikan dalam bahasa
Arab. Semua aspek keilmuan Islam dan penyebarabn dakwah islamiyah ke
seluruh pelosok bumi ini, menggunakan medium bahsa arab baik itu bahasa
lisan maupun tulisan.
Bahasa Samiyah induk terbagi menjadi dua bagian bahasa, yaitu bagian
timur yag terdiri dari Babilonia-Al Asyuriah (Akkadia/Mismariyah). Dan
bagian barat yang bercabang diantaranya Aramiyah, Kan’an, dan Arab.
Kemudian bahasa Arab bagian selatan yaitu Mu’iniyah, Saba, Hadramaut,
Qitbaniyah, Habasyah. Kemudian bahasa Arab bagian utara terbagi menjadi
bahasa Arab badiah yang terdiri dari bahasa Tamim dan Hijaz. Dan kami akan
menjelaskan bahasa Arab bagian selatan dan utara serta cabang dari keduanya
pada bab selanjutnya.
Dilihat dari segi masa perkembangannya, maka bahasa Arab itu terbagi
kepada dua macam:
a. Al-Arabiyat al-ba’idah dikenal dengan sebutan Arabiyat al-nuqusy (bahasa
Arab prasasti), yaitu bahasa Arab yang telah punah. Beberapa dialek yang
tergolong al-Arabiyat al-ba:idah ini, misalnya, adalah dialek al-tsamudiyah, al-
shafawiyah, dan al-lihyaniyah.
b. Al-Arabiyat al-Baaqiyah, yaitu bahasa Arab yang masih tinggal atau masih
ada sekarang ini merupakan peracampuran dari berbagai macam dialek,
yang terletak di bagian selatan Jazirah Arab dan utara.
Bahasa Arab Baqiyah adalah bahasa yang dipergunakan secara mutlak
oleh bangsa Arab (orang-orang Arab) baik dalam tulisan, karangan
kesusastraan dan sebagainya, seperti yang ada sekarang ini. Dan secara
langsung dapat kita saksikan dalam al-Qur'an dan al-Hadits.
Bahasa Arab Baqiyah ini tumbuh dan berkembang di negeri Nejed dan
Hijaz. Kemudian tersebar luas ke sebagian besar negeri Semit dan Hamit. Dari
sinilah timbul dialek. Dialek yang dipergunakan di masa kini di negeri Hijas,
Nejed, Yaman dan daerah sekitarnya seperti Emirat arab, Palestina, Yordania,
Syiria, Libanon, Irak, Kuait, Mesir, Sudan, Libia, al-Jazair, dan Maroko.
Bahasa Arab Baqiyah meninggalkan pembebasan kata terhadapnya dan
bahasa yang masih digunakan sehari-hari oleh orang-orang di berbagai daerah
Arab. Hal itu adalah perpaduan dari berbagai dialek yang berbeda-beda,
sebagian besar dari Jazirah Utara, dan sebagian lagi dari negeri-negeri Selatan
yang bercampur satu sama lain sehingga menjadi bahasa yang satu yaitu (Arab
Fushah) yang digunakan sehari-hari dalam beberapa tulisan, pidato, radio,
surat kabar, dan sebagainya. Hal itu telah telah tersebar sebelum Islam,
kemudian dirangkai menjadi sajak-sajak yang digunakan untuk
berkhutbah/berpidato. Dari aspek bahasa fushah ini banyak dialek yang
berbeda satu sama lain dari segi bunyi, makna, tata bahasa, dan kosa kata. Kita
akan membicarakan hal ini secara rinci di bab berikutnya (kehidupan
berbahasa Arab).
Bahasa Arab Baqiyah terbagi kepada dua bagian, yaitu;
17
1) Al-Arab al-Aribah, mereka itu berasal dari Qahtan. Bani qathan dengan dua
suku induknya, Kahlan dan Himyar mendirikan Himyar dan Tababi'at.
Disebut dalam al-Qur'an "Tabba". Selain itu mereka pulalah mendirikan
kerajaan Saba' kira-kira abad ke- 8 SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah
semenanjung Arabiyah sesudah al-Arab al-Baidah.
2) Al-Arab al-Musta’ribah keturunan nabi Ismail, mereka kemudian terkenal
dengan nama "bani Adnan", suku inilah yang merebut kekuasaan bani
Qahtan. Bani Adnan tingal di Hijaz, Nejed dan Tihamah. Bani ini
mempunyai empat suku induk yaitu Rabi'ah, Mudhar, Iyad dan Anmar.
Dari kabilah Adhan ini lahirlah beberapa kabilah, di antaranya Lahillah, kabila
bani Kinanah yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy.
7. Ciri-Ciri Bahasa Arab Fushah:
1) Derajatnya amat tinggi, jauh di atas dilaek-dialek percakapan yang berlaku
dalam bahasa sehari-hari. Termasuk orang-orang yang mampu menguasai
dan mempergunakan bahasa Arab standar dinilai sebagai orang-orang
yang berkedudukan tinggi.
2) Pada bahsa Arab standard tidak terdapat ciri-ciri yang bersifat kedaerahan
atau yang ada kaitannya dengan kabilah tertentu. Dengan demikian ketika
seseorang berbicara dengan menggunakan bahasa Arab standard, sulit
diketahui dari kabilah mana dia berasal.
D. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda di atas, kerjakan Latihan berikut:
Daftar Pustaka
19