Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan dalam profesi keguruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa
Robbal ‘ Alamiin.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
Sebagai pentunjuk umat Islam yang sampai kini terjaga dan dijaga keabsahannya. Dengan
berbagai metode penilitian dalam menciptakan mushaf Al-Qur’an para peneliti dan juga
pembuatnya menjadikan teliti menjadi dasar utama dalam pembuatan mushaf Al-Qur’an.
Keabsahan Al-Qur’an ini juga menjadi titik berat dalam penafsiran ayat Al-Qur’an
dengan adanya kebenaran yang diraih dari ayat Al-Qur’an ini menjadikan umat Islam tidak
mendapatkan paham yang salah. Maka dari itu para mufassir pasti menjadikan munasabah
ayat Al-Qur’an sebagai molekul terpenting dalam penafsiran Al-Qur’an, karena akan ada
pemahaman yang salah jika tidak melewati proses munasabah ayat tersebut.
Dengan mengenal ilmu munasabah maka akan mempermudah para mufassir atau
bahkan seseorang untuk bisa membuktikan mukjizat Al-Qur’an melalui redaksinya, mengerti
rangkaian mukjizat tersebut melalui korelasi antar ayat yang ada pada al-qur’an.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt dan mencari kebenaran. Dalam
Al-Qur’an dijelaskan bahwa mencari kebenaran adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh
setiap insan. Seperti dalam surat Al-Maidah ayat 48 ;
ۡ ۤ ۡ ۡ ۡ وا ۡنـ ۡزلن ۤا اِلَ ۡيك ۡالكِتٰب ِِب ۡۡل ِـق مص ِدقا لِما ب
اح ُك ۡم بـَ ۡيـنَـ ُه ۡم ِِبَا اَنـَزَل ٰاّللُ َوََل تَـتَّبِ ۡعۡ ٰب ومه ۡي ِمنا عل ۡي ِه ف
َ ََ ً َ ُ َ ِ ۡي يَ َدي ِه ِم َن الكِت ََ َ ً َ ُ َ َ َ َ َ ََ
ۡ ۡ ۡ ۡ
ِ اَ ۡهوآءه ۡم ع َّما جآء َك ِمن اۡل ِـقؕ لِ ُك ٍّل جعلنَا ِمن ُك ۡم ِش ۡرعةً َّوِمنـهاجا ؕ ولَ ۡو َشآء ٰاّلل ََلـعلَـ ُك ۡم اَُّمةً َّو
اح َدةً َّوٰلـكِ ۡن ََ ُ َ َ ً َ َ ََ َ َ َ َ َ َُ َ
ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ لِيـ ۡبـلوك ۡم ِ ِۡف م ۤا اٰتٰٮ ُك ۡم ف
َجيـ ًعا فَـيُـنَـبِئُ ُك ۡم ِِبَا ُكنـتُ ۡم فِي ِه ََتتَلِ ُف ۡو َن َِ تؕ اِ ََل ٰاّللِ م ۡرِجع ُك ۡم
ُ َ
ِ استَبِ ُقوا اۡلَـي ٰـرَ َ َُُ َ
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya,
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan” (QS. Al-Maidah [5]:48)
Dari ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa Al-Qur’an telah membawakan kita
pada kebenaran yang haqiqi bahkan daripada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Namun
semakin majunya perkembangan zaman akan semakin berpengaruh pula pada pola pikir
manusia dan masalah-masalah yang terjadi belakangan, maka bukan hal yang salah jika banyak
metode penelitian yang menjadi pusat pembenaran Al-Qur’an dan seisinya agar tidak muncul
paham yang salah terhadap Al-Qur’an itu sendiri. Salah satu metode tersebut adalah ilmu
munasabah, yang menjadi salah satu pengantar paham Al-Qur’an yang termasuk pula pada
salah satu cabang ilmu Al-Qur’an.
Secara Etimologi kata Al-Munasabah berasal dari Bahasa arab yakni ))املناسبة yang
berarti kecocokan, kepantasan, dan kesesuaian Kata Al-Munasabah memiliki akar makna dari
kata Al-Irtibat )(اَلرتباط yang berarti hubungan atau pertalian dan As-Sabab )(السبب yang
berarti sebab.1 Al-Munasabah juga memiliki kata sinonim atau persamaan yakni ) (املقاربةdan
) (املشاكلةyang masing-masing memiliki arti berdekatan dan persamaan.
1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984), Hal.
1412
5
Adapun secara terminologi ahli-ahli ilmu Al-Quran menyatakan bahwa munasabah
sesuai dengan harfiahnya berarti segi-segi hubungan atau persesuaian Al-Qur’an antara bagian
yang satu dengan bagian yang lainnya dalam berbagai bentuk.2
Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan dalam kitabnya yang berjudul
Al-Itqon fi-Ulumil Qur’an, makna Munasabah dalam harfiahnya yakni,
" املشاكلة واملقاربة ومرجعها يف اَلايت وحنوها إَل معىن رابط بينها عام أو خاص عقل أو حسي أو خيايل أو
" غري ذلك من أنواع العالقات أو التالزم الذهين كالسبب واملسبب والعلة واملعلول والنظرين والضدين وحنوه
Bahwa Munasabah adalah sebuah bentuk persamaan, sesuatu yang berdekatan, dan
refrensi atau rujukan dalam ayat-ayat dan sejenisnya kepada satu makna yang saling berkaitan
diantara mereka secara umum ataupun khusus, secara rasional atau intuisi atau juga imajinasi
dan sebagainya dari segi hubungan sebab akibat, illat dan ma’lul, serta dua teori persamaan
dan perbedaan.3
Dapat disimpulkan bahwa munasabah adalah bentuk tali hubung yang menghubungkan
ayat, kalimat, atau sekelompok ayat satu dengan yang lainnya sehingga membentuk hasil
gambaran bahwasanya Al-Qur’an adalah wahyu yang terbentuk secara utuh dan menyeluruh
(holstik).
2
Suma Amin Muhammad, Ulumul Qur’an, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Hal. 236
787 . ص,) م2013 , دار السالم: (َجهرية مصر العربية – القاهرة – اَلسكندرية, اإلتقان يف علوم القران, اإلمام اۡلافظ جالل الدين السيوطي3
6
C. Urgensi Mempelajari Ilmu Munasabah
Dengan adanya ilmu munasabah maka baik bagi para mufassir atau seseorang untuk
tetap memahami maksud dan tujuan ayat Al-Quran dengan pemahaman yang baik dan benar.
Para mufassir menjadikan ilmu munasabah sebagai hal yang penting dalam penelitin tafsiran
Al-Qur’an, bahkan bukan hanya mufassir yang diperbolehkan dalam mempergunakan ilmu
munasabah namun orang yang ingin memahami Al-Qur’an lebih dalam pun diperbolehkan
mempelajari tentang ilmu munasabah tersebut.4
Adanya ilmu munasabah akan sangat membantu para mufassir untuk bisa memahami
isi kandungan ayat Al-Qur’an secara kontekstual, mereka dapat mengerti hasil gambaran
kesinambungan ayat-ayat Al-Qur’an bahkan meluas. Maka dapat disimpulkan dalam beberapa
hal mengenai urgensi mempelajari ilmu munasabah Al-Qur’an, antara lain :
1. Dapat memahami maksud dan tujuan Al-Qur’an dengan pemahaman yang baik dan
benar
2. Dapat membantu para mufassir mepelajari kandungan ayat secara kontekstual
3. Dapat mengerti hasil gambaran kesinambungan ayat-ayat atau surat-surat Al-Qur’an
secara meluas
4
Yusuf M. Kadar, Studi Al-Qur’an, (Pekanbaru: AMZAH, 2010), Hal.111
5
Anwar Abu, Ulumul Qur’an, (Pekanbaru: AMZAH, 2009), Hal. 65
7
menjelaskan dan menerangkan bahwa hal itu tidak benar karena adanya
kesinambungan antara awal dan akhir ayat tersebut.
Awal ayat tersebut menyebutkan bahwa Allah swt memperbolehkan
bahkan adanya perintah untuk menangkap, mengepung, dan memerangi
orang kafir dimana pun mereka berada, namun di akhir ayat tersebut
perintah ini diiringi oleh perintah Allah untuk membebaskan mereka
jika, bertaubat dan melaksanakan ibadah kepada Allah swt.
Maka dapat disimpulkan bahwa, jika ada seseorang yang memahami Al-
Qur’an hanya dari sepotong ayat maka mereka akan mendapatkan
paham yang salah.
b) Munasabah antara satu ayat dengan ayat sebelumnya
Contoh dari macam munasabah yang satu ini juga terdapat pada surah
At-Taubah ayat 4, yang berbunyi sebagai berikut:
8
Taubah ayat 3, dengan jelas Allah swt akan memberikan azab yang
sangat pedih kepada orang-orang musyrik
Munasabah ayat ini dibantu oleh kata pengecualian yakni “kecuali”
yang dalam tata bahasa Arab, pengecualian atau yang disebut dengan
Al-Istisna’ ) (اَلستثناءyang dipergunakan untuk mengecualikan sesuatu
dari kelompoknya, jadi dapat disimpulkan bahwa orang-orang musyrik
seluruhnya akan mendapatkan azab yang sangat pedih kecuali kepada
orang-orang musyrik yang memenuhi janjinya untuk tidak membantu
musuh Islam karena Allah swt akan memberikan kesempatan kepada
mereka.
c) Munasabah antara kelompok ayat dengan kelompok ayat lainnya
ٍِۚ ت َو ْاَلَْر
ض َوُه َو الْ َع ِزيْـ ُز ا ْۡلَكِْي ُم َّ َسبَّ َح ِّٰللِ َما ِِف
ِ الس ٰم ٰو
“Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana” (QS. Al-Hadid [57]:1)
Dalam surah Al-Waqi’ah, Allah swt memerintahkan umat-Nya untuk
bertasbih kepada Allah dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha
Besar dan dalam surah Al-Hadid Allah swt juga memerintahkan semua
9
makhluk Allah yang berada di langit dan bumi untuk bertasbih dan
menyatakan kebesaran Allah. Keduanya sama-sama membahas tentang
kebesaran dan kekusaan Allah swt. Dan Allah memerintahkan umat
manusia untuk bertasbih kepada-Nya.
785 . ص,) م2013 , دار السالم: (َجهرية مصر العربية – القاهرة – اَلسكندرية, اإلتقان يف علوم القران, اإلمام اۡلافظ جالل الدين السيوطي6
10
mencari makna Al-Qur’an, namun lebih banyak kebaikan yang dapat diraih dari Ilmu
Munasabah ini, berikut beberapa hikmah yang dapat diambil dari Ilmu Munasabah Al-Qur’an
yakni ;
1. Mempermudah para mufassir untuk mendapatkan gambaran mengenai makna, maksud
dan tujuan Al-Qur’an dengan lebih jelas dan luas
2. Memberikan informasi yang lebih akurat dengan adanya hasil gambaran dari
munasabah ayat Al-Qur’an
3. Mengurangi bahkan menghilangkan kesalahpahaman isi ayat Al-Qur’an
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan semakin majunya perkembangan zaman akan semakin berpengaruh pula pada
pola pikir manusia dan masalah-masalah yang terjadi belakangan, maka bukan hal yang salah
jika banyak metode penelitian yang menjadi pusat pembenaran Al-Qur’an dan seisinya agar
tidak muncul paham yang salah terhadap Al-Qur’an itu sendiri. Salah satu metode tersebut
adalah ilmu munasabah, yang menjadi salah satu pengantar paham Al-Qur’an yang termasuk
pula pada salah satu cabang ilmu Al-Qur’an.
dengan adanya Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menjadikan para mufassir atau
orang-orang yang sedang menelaah Al-Qur’an dapat memiliki gambaran yang lebih jelas
mengenai makna, maksud dan tujuan Al-Qur’an. Dengan Ilmu Munasabah ini mereka dapat
menelaah Al-Qur’an lebih jauh dan luas lagi, walaupun beberapa Alim Ulama mengatakan
bahwa Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menyebabkan para mufassir berlebihan dalam
mencari makna Al-Qur’an, namun lebih banyak kebaikan yang dapat diraih dari Ilmu
Munasabah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
(َجهرية مصر العربية – القاهرة, اإلتقان يف علوم القران,اإلمام اۡلافظ جالل الدين السيوطي
) م2013 , دار السالم:اَلسكندرية
xiii
MUNASABAH AYAT
AL-QUR'AN
Our Team
Maka dari itu para mufassir pasti menjadikan munasabah ayat Al-Qur’an sebagai molekul terpenting
dalam penafsiran Al-Qur’an, karena akan ada pemahaman yang salah jika tidak melewati proses
munasabah ayat tersebut.
Dengan mengenal ilmu munasabah maka akan mempermudah para mufassir atau bahkan seseorang
untuk bisa membuktikan mukjizat Al-Qur’an melalui redaksinya, mengerti rangkaian mukjizat tersebut
melalui korelasi antar ayat yang ada pada al-qur’an
Secara Etimologi kata Al-Munasabah berasal dari Bahasa arab yakni ( )المناسبةyang
berarti kecocokan, kepantasan, dan kesesuaian Kata Al-Munasabah memiliki akar
makna dari kata Al-Irtibat yang berarti hubungan atau pertalian dan As-Sabab yang
berarti sebab Al-Munasabah juga memiliki kata sinonim atau persamaan yakni
( )المقاربةdan ( )المشاكلةyang masing-masing memiliki arti berdekatan dan persamaan.
Bahwa Munasabah adalah sebuah bentuk persamaan, sesuatu yang berdekatan, dan refrensi atau
rujukan dalam ayat-ayat dan sejenisnya kepada satu makna yang saling berkaitan diantara
mereka secara umum ataupun khusus, secara rasional atau intuisi atau juga imajinasi dan
sebagainya dari segi hubungan sebab akibat, illat dan ma’lul, serta dua teori persamaandan
perbedaan.
Dapat disimpulkan bahwa munasabah adalah bentuk tali hubung yang menghubungkan ayat,
kalimat, atau sekelompok ayat satu dengan yang lainnya sehingga membentuk hasil gambaran
bahwasanya Al-Qur’an adalah wahyu yang terbentuk secara utuh dan menyeluruh.
B. Sebab Munculnya Ilmu Munasabah
Beberapa alasan atau sebab asal muasal munculnya ilmu munasabah adalah sebagai berikut :
1. Karena semakin berkembangnya permasalahan dan kehidupan manusia dari zaman ke zaman
2. Ditemukannya beberapa peristiwa yang terjadi saling berlainan
3. Karena Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt secara taugifi
(atas petunjuk dan kehendak Allah swt)
Dengan adanya sebab asal muasal diatas, maka lahirlah ilmu munasabah yang bertujuan untuk
mencari hasil gambaran terbaik tentang keseimbangan dan kesinambungan ayat Al- Qur’an
yang satu dengan yang lainnya.
C. Urgensi Mempelajari Ilmu Munasabah
Adanya ilmu Munasabah akan sangat membantu para mufassir untuk bisa memahami isi
kandungan ayat Al-Qur’an secara kontekstual, mereka dapat mengerti hasil gambaran
kesinambungan ayat-ayat Al-Qur’an bahkan meluas. Maka dapat disimpulkan dalam
beberapa hal mengenai urgensi mempelajari ilmu munasabah Al-Qur’an, antara lain :
1. Dapat memahami maksud dan tujuan Al-Qur’an dengan pemahaman yang baik dan benar
2. Dapat membantu para mufassir mepelajari kandungan ayat secara kontekstual
3. Dapat mengerti hasil gambaran kesinambungan ayat-ayat atau surat-surat Al-Qur’an
secara meluas.
D. Macam-macam Munasabah Al-Qur’an
Munasabah antara awal dan akhir ayat Dapat ditemukan dalam surah at-taubah ayat 5
Munasabah antara satu ayat dengan ayat sebelumnya, Contoh dari macam munasabah yang satu ini juga
terdapat pada surah At-Taubah ayat 4
Munasabah antara kelompok ayat dengan kelompok ayat lainnya, Hal ini dijelaskan dalam firman Allah di
dalam surah Al-Qashash. Dalam surah ini terdapat macam munasabah antara awal dan akhir ayat, lebih
spesifik pada kelompok ayat pada permulaan surah (ayat 1-32) yang menjelaskan tentang perjuangan Nabi
Musa melawan orang-orang kafir para pengikut Fir’aun dan kelompok ayat pada akhir surah (ayat 83-88) yang
menceritakan tentang kabar gembira kepada Nabi Muhammad bahwa akan bebasnya beliau dari tekanan
kaumnya.
Munasabah antara kelompok ayat dengan kelompok ayat lainnya, Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah di dalam surah Al-Qashash. Dalam surah ini
terdapat macam munasabah antara awal dan akhir ayat, lebih spesifik
pada kelompok ayat pada permulaan surah (ayat 1-32) yang menjelaskan
tentang perjuangan Nabi Musa melawan orang-orang kafir para pengikut
Fir’aun dan kelompok ayat pada akhir surah (ayat 83-88) yang
menceritakan tentang kabar gembira kepada Nabi Muhammad bahwa akan
bebasnya beliau dari tekanan kaumnya.
Dalam dunia Ulumul Qur’an tentu sangatlah banyak metode yang dipakai oleh para ahli Al-
Qur’an, dan Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini menjadi salah satunya namun tidak bisa
dipungkiri bahwa tidak semua ahli Al-Qur’an mempergunakannya.
Seorang Alim ulama kelahiran Kairo yang ahli dalam bidang fiqih dan sejarah bernama Abu
Abdillah Badruddin Muhammad bin Bahadir bin Abdullah Az-Zarkasyi Al-Mishri atau yang
biasa dikenal dengan Imam Az-Zarkasyi, beliau adalah salah satu tokoh yang menghargai
adanya Ilmu Munasabah. Menurutnya “Al-Munasabah adalah cabang ilmu Ulumul Qur’an
yang sangatlah memiliki kedudukan yang mulia atau ‘Ilmun Syarif, dengan adanya ilmu
munasabah ini seseorang dapat diketahui kadar kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang
dimiliknya”.
Alim Ulama lainnya bernama Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi seorang pengarang
kitab Mafatihul-Ghaib Fi-Tafsiril Qur’an ini menyatakan bahwa,
Dengan adanya Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menjadikan para mufassir atau orang-orang yang sedang
menelaah Al-Qur’an dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai makna, maksud dan tujuan Al-Qur’an.
Dengan Ilmu Munasabah ini mereka dapat menelaah Al-Qur’an lebih jauh dan luas lagi, walaupun beberapa Alim
Ulama mengatakan bahwa Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menyebabkan para mufassir berlebihan dalam
mencari makna Al-Qur’an, namun lebih banyak kebaikan yang dapat diraih dari Ilmu Munasabah ini, berikut
beberapa hikmah yang dapat diambil dari Ilmu Munasabah Al-Qur’an yakni:
1. Mempermudah para mufassir untuk mendapatkan gambaran mengenai makna, maksud dan tujuan Al-Qur’an
dengan lebih jelas dan luas
2. Memberikan informasi yang lebih akurat dengan adanya hasil gambaran dari munasabah ayat Al-Qur’an
3. Mengurangi bahkan menghilangkan kesalahpahaman isi ayat Al-Qur’an
Kesimpulan
Dengan semakin majunya perkembangan zaman akan semakin berpengaruh pula pada pola pikir manusia
dan masalah-masalah yang terjadi belakangan, maka bukan hal yang salah jika banyak metode penelitian
yang menjadi pusat pembenaran Al-Qur’an dan seisinya agar tidak muncul paham yang salah terhadap Al-
Qur’an itu sendiri. Salah satu metode tersebut adalah ilmu munasabah, yang menjadi salah satu pengantar
paham Al-Qur’an yang termasuk pula pada salah satu cabang ilmu Al-Qur’an.
Dengan adanya Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menjadikan para mufassir atau orang-orang yang
sedang menelaah Al-Qur’an dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai makna, maksud dan
tujuan Al-Qur’an. Dengan Ilmu Munasabah ini mereka dapat menelaah Al-Qur’an lebih jauh dan luas lagi,
walaupun beberapa Alim Ulama mengatakanbahwa Ilmu Munasabah Al-Qur’an ini dapat menyebabkan
para mufassir berlebihan dalam mencari makna Al-Qur’an, namun lebih banyak kebaikan yang dapat diraih
dari Ilmu Munasabah ini.