Anda di halaman 1dari 26

“RANGKUMAN Al ISLAM II”

Dosen Pembimbing :
Romyzal M.Ag.

Disusun oleh:

Tio Novriwanda : 189110277

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil 'aalamiin, segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam atas
segala macam nikmat,berkah serta hidayahnya sehingga kami dapat mencipta rangkuman ini
dengan sebaik-baiknya disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu
Bapak Romyzal M.Ag Tugas ini berisi tentang Rangkuman mata kuliah AL ISLAM II
selama semester III ini, meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa rangkuman ini sangat banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Penulis karantik sangat memperhatikan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca.
Setelah dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
Pelajaran dari makalah ini.

Pekanbaru, 10 Desember 2019

2
DAFTAR ISI
Pendahuluan.................................................................................................. 2
Daftar isi....................................................................................................... 3
Pengertian Akhlak,Etika & Moral dalam Islam........................................... 5
Tujuan dan Manfaat Akhlak.......................................................................... 5
Sumber Akhlak............................................................................................. 6
Perbedaan Akhlak,Etika & Moral................................................................ 6
Urgensi dan kedudukan Akhlak dalam Islam.............................................. 6
Pentingnya Akhlak dalam kehidupan........................................................... 6
Tolak Ukur Baik & Buruk............................................................................ 6
Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah.......................................................... 7
Kedudukan dan Fungsi Akhlak dalam Kehidupan...................................... 8
Relevansi Iman,Islam & Ihsan..................................................................... 8
Hubungan Iman dengan Ilmu....................................................................... 9
Hubungan Iman dengan Amal..................................................................... 9
Hubungan Amal dengan Akhlak.................................................................. 9
Klarifikasi Akhlak........................................................................................ 10
Akhlak Terpuji............................................................................................. 10
Akhlak Tercela............................................................................................. 11
Karakteristik Akhlak.................................................................................... 12
Al-Rabbaniyyah (bersumber pada wahyu)................................................... 14
Al-Syamillah (Universe)................................................................................ 14
Al-Tawazun (Keseimbangan)........................................................................ 15
Al-Waqi’yyah (realistik)............................................................................... 15
Akhlak Kepada Allah................................................................................... 16
Ikhlas & Tidak Syirik................................................................................... 16
Taat & Taubat............................................................................................... 17
Dzikir & Doa................................................................................................ 17
Bersyukur & Sabar........................................................................................ 18
Taqwa & Tawaqal............................................................................................. 18

3
Manfaat Akhlak kepada Allah....................................................................... ... 19
Akhlak Terhadap Manusia................................................................................. 19
Akhlak Terhadap kedua Orang tua.................................................................... 20
Akhlak Terhadap Guru/Dosen.......................................................................... 20
Akhlak Terhadap Teranggan............................................................................ 21
Akhlak Terhadap Muslim & Non Muslim...................................................... 22
Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan............................................................... 22
Adab Terhadap Lingkungan............................................................................... 22
Pembentukan Karakter Islam............................................................................. 23
Istiqomah (konsisten)................................................................................... 23
Mujahadah (Kerja Keras)................................................................................... 24
Syaja’ah (Keberanian)......................................................................................... 24
Harokah (Dinamis).............................................................................................. 25
Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kehidupan........................................... 26
Penanaman Nilai Kejujuran..............................................................................
Penanaman Nilai Disiplin.................................................................................
Penanaman Nilai Keadilan................................................................................
Konsep Dan Impletmentasi...............................................................................
Penutup............................................................................................................

4
Pengertian Akhlak,Etika dan Moral

Akhlak.
Kata Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Khuluq, artinya tingkah laku perangai,
Tabiat. Sedangkan menurut isitilah,Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungi lagi.
Etika.
Etika secara terminologis,menurut Ahmad Amin etika ialah ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh manusia.Etika bersifat relatif yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Moral.
Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat,perangai,kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar-
salah,baik-buruk.

Tujuan dan Manfaat Akhlak


1. Membentuk pribadi muslim agar senantiasa selalu bertingkahlaku terpuji,baik ketika
berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia,mahluk lainnya serta
dengam alam lingkungan tempat tinggalnya.
2. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.Manusia diberikan
akal pikiran oleh allah agar digunakan sebaiknya dan manusia merupakan mahluk
spesial oleh allah karena telah diberikan itu,namu akal pikiran itu terkadang bisa
menyesatkan manusia itu sendiri,oleh karena itu akal pikiran perlu dibimbing oleh
akhlak agar manusia terhindar dari kehidupan yang sesat.
3. Juga berguna mengarahkan dan melengkapi kehidupan manusia di segala
bidang.seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang maju disertai akhlak yang
mulia,niscaya ilmu yang ia miliki sangat berguna bagi manusia lain dan mahluk hidup
lain dan lingkungan tempat tinggalnya
4. Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya yang akan di
timbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya.

Manfaat Akhlak
1. Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada manusia.
2. Tidak mudah terguncang oleh perubahab situasi
3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan.
4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan.

5
Sumber Akhlak

Sumber Akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan Hadits). Sebagai sumber akhlak dan
wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik.al-Qur’an bukanlan hasil renungan
manusia,melainkan firmaan Allah SWT Yang maha pandai dan maha bijaksana. Oleh
sebab itu,setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat dibuat dan
ditandingi oleh buatan manusia.

Perbedaan Akhlak,Etika dan Moral.

Perbedaan Akhlak,Etika dan Moral ialah Akhlak meneliti perbuatan manusia dari
tolak ukur agama,al-Qur’an dan Sunah. Etika sendiri dengan teoritis menggunakan
tolak ukur pikiran atau perkembangan akal pikiran,sedangkan Moral menggunakan
adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat ukurannya bersifat praktir.

Urgensi Akhlak dalam Islam

Sesungguhnya sikap manusia untuk berbuat atau tidak berbuat,selalu dia timbang
dengan ,menggunakan akhlak sebagai ukurannya ,jadi benar dan tidaknya sikap
tersebut tergantung pada nilai akhlaknya yang ada qalbunya.

Pentingnya Akhlak dalam kehidupan Manusia

Akhlaknya merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang
tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh islam yang mana agama tanpa akhlak
samalah bak jasad yang tidak bernyawa.karena tugas Nabi Muhammad SAW. Ialah
membina kembali akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang
terdahulu mulai pada zaman para nabi yang terdahulu mulai pada zaman penyembahan
berhala oleh pengikutnya yang telah melenceng.

Tolak ukur baik dan buruk

Tolak ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan Allah
SWT.karna apa yang dinilai baik oleh Allah.SWT,mestilah baik esensinya.demikian
pula sebaliknya.Penentuan baik dan buruk harus didasarkan kepada petunjuk al-
Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad Saw.
Konsep baik dalam ajaran islam,misalnya:
1. Hasanah: sesuatu yang disukai atau di pandang baik (QS. 16:125,28:84)
2. Tayibah: sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan
jiwa(QS,2:57)
3. Khair: sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS,2:158)
4. Mahmudah: sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai
Allah(QS. 17:79).

6
5. Karimah: perbuatan terpuji yang ditampakan dalam kehidupan sehari-
hari(QS.17:23)
6. Birr: upaya memperbanyak perbuatan baik (QS,2:177)

Memang dalam wacana teologis dikenal dikenal adanya dua konsep yang berlainan
mengenai hal itu,yang diantaranya dipresentasikan oleh Mu’tazilah dan
Asy’riah.baik dan buruk itu bersifat itu bersifat esensial,dimana keadilan
misalnya,ia dikatakan baik dan sebaliknya keburukan semisal dusta,ia dinyatakan
buruk karena memang esensinya adalah buruk.

Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah insan yang terbaik, memiliki budi pekerti yang
paling luhur, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :

ٍ ُ‫َو ِإنَّكَ لَ َعلَ ٰى ُخل‬


‫ق َع ِظ ٍيم‬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. al-Qalam/68:4)

Demikian juga, petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik petunjuk.
Beliau n bersabda:

َ ‫َّللاِ َو َخي َْر ْال ُهدَى ُهدَى ُم َح َّم ٍد َوش ََّر األ ُ ُمو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك ُّل بِدْ َع ٍة‬
‫ضالَلَة‬ ِ ‫فَإ ِ َّن َخي َْر ْال َحدِي‬
َّ ُ‫ث ِكتَاب‬

Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitab Allâh, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru (dalam agama), dan semua
bid’ah adalah kesesatan. [HR.Muslim no. 864]

USWAH HASANAH ADALAH NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA


SALLAM
Dengan penjelasan di atas, maka dalam pandangan seorang Mukmin Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik teladan (uswah hasanah) dalam semua
keadaan beliau, kecuali dalam hukum-hukum yang memang dikhususkan bagi beliau n
semata.

Allâh Azza wa Jalla berfirman menjelaskan kaedah yang sangat agung ini dalam firman-Nya:

َ ‫َّللاِ أ ُ ْس َوة َح‬


َّ ‫سنَة ِل َم ْن َكانَ َي ْر ُجو‬
‫َّللاَ َوال‬ ُ ‫يراْْلَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم ِفي َر‬
َّ ‫سو ِل‬ َّ ‫َي ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَك ََر‬
ً ‫َّللاَ َك ِث‬

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allâh [al-Ahzâb/33:21]

Walaupun ayat ini turun ketika di dalam keadaan perang Ahzâb, akan tetapi hukumnya umum
meliputi keadaan kapan saja dan dalam hal apa saja. Atas dasar itu, Imam Ibnu Katsîr
rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Ayat yang mulia ini merupakan fondasi/dalil yang

7
agung dalam meneladani Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua perkataan,
perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam perang Ahzâb, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqomah,
perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga sholawat dan
salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari Pembalasan”. [Tafsir Ibnu Katsir, 6/391,
penerbit: Daru Thayyibah]

Demikian juga Syaikh Abdur Rahmân bin Nâshir as-Sa’di rahimahullah menjelaskan kaedah
menaladani Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dengan menyatakan, “Para Ulama ushul
(fiqih) berdalil (menggunakan) dengan ayat ini untuk berhujjah dengan perbuatan-perbuatan
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bahwa (hukum asal) umat beliau adalah
meneladani (beliau) dalam semua hukum, kecuali perkara-perkara yang ditunjukkan oleh
dalil syari’at sebagai kekhususan bagi beliau. Kemudian uswah (teladan) itu ada dua: uswah
hasanah (teladan yang baik) dan uswah sayyi`ah (teladan yang buruk).

Kedudukan dan Fungsi Akhlak dalam Islam

Kedudukan Fungsi Akhlak dalam islam

Nabi Muhammad saw.dalam suatu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di


muka bumi memiliki misi untuk menyempurnakan akhlak mulia di tengah-tengah akhlak di
tengah-tengah merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukuplama,yakni lebih dari 27
tahun, nabi melakukannya mulai dengan pembenahan akidah masyarakat arab,kurang lebih
13 tahun,lalu nabi mengajak untuk menerapkan syariat setelah aqidahnya mantap.Dengan
kedudukan inilah akhlak dalam kehidupan manusia menempati kedudukan yang
penting,sebab jatuh bangunnya masrakat tergantung bagaimana akhlaknya,apabila akhlaknya
baik maka sejahtera lahir dan bathinnya,dan apabila akhlaknya baik maka seseorang menjadi
aman,tenang dan tidak akan adanya perbuatan tercela.

Fungsi Akhlak dalam Islam

Akhlakaul yang baik (al-akhlaqul al-mahmudah) sangat penting dalam kehidupan


sehari-hari karena dengan adanya akhlak tersebut bisa menyeimbangkan antara akhlak yang
baik dengan akhlak yang buruk pada perbuatan manusia. Maka ukuran dan karakternya selalu
dinamis dan sulit dipecahkan.islam mengimginkan suatu masyarakat yang berakhlak
mulia,akhlak mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa bagi individu
,juga sekaligus membawa kebahagian bagi masyarakat pada umumnya dengan kata lain
bahwa akhlak yang ditampilkan seseorang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagian
di dunia dan di akhirat,Allah swt.menggambarkan dalam al-Qur’an tentang jannjinya
terhadap orang yang senantiasa baik di dalam surah QS. An-Nahl 97

8
Relevansi Iman,Islam & Ihsan

Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuanyang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah.keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun islam. Sedangkan pelaksanaan rukun islam
dilakukan dengan cara ihsan,sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah swt.
“Ibarat bangunan rumah,iman sebagai fondasinya,islam sebagai tembok dan bagunan lainnya,
sedangkan Ihsan sebagai atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya adalah suatu kesatuan dan
tidak bisa dipisahkan,”

Hubungan Iman dengan Ilmu

Beriman berarti meyakini kebenaran eksistensi dan ajaran Allah swt dan Rasulullah
saw.Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut.untuk dapat menjalankan
perintah Allah swt dan Rasul saw kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak
menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya.Cara memahaminya adalah dengan
selalu mempelajari ajaran Agama(Islam).

Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya.dengan ilmu
keimanan kita akan lebih mantap.Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat
terkontrol dari sifat egoisma pribadi kelompok,bangsa,sombong dan semena-semena yang
berakhir menjadi berakibat rusaknya tatanan hidup sosial kemasyarakatan dan meruntuhkan
peradaban yang telah susah payah dibangun manusia.

Hubungan Iman dengan Amal

Amal Sholeh merupukan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang
beriman kepada Allah swt harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh.Iman
dan Amal sholeh di ibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu
padu.Satu sisi ada dan satu sisi lainnya tida ada,begitu sebaliknya,maka dia tidak berharga
sama sekali,Iman tanpa Amal sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah,dengan
demikian seorang yang mengaku beriman harus menjalankan keislamannya,begitu pula orang
yang mengaku Islam harus menyatakan ke islamannya. Iman dan Islam seperti Bangunan
yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukan
nilai-nilai Keislaman.

Hubungan Amal dengan Akhlak


Dalam Islam hubungan Amal dengan Akhlak mulia itu segaris
lurus,memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena saling
keterkaitan.semakin sering manusia beramal makin mulia Akhlak yang dimilikinya seperti
yang telah tertera dalam al-Qur’an pada surat (QS Al Mu’minuun1-10). Jadi orang beriman
yang khusyu’ibadah itu akhlaknya mulia,setelah takbir iapun tebarkan salam,seorang semakin
mengenal Allah,semakin menghinakan diri dihapan Allah,maka tidak heran kalau seseorang
banyak istigfar,buahnyapun ia sangat rendah hati pada umat manusia.

9
Klarifikasi Akhlak
Krarifikasi Akhlak terbagi atas dua yaitu Akhlak mahmudah(Akhlak Terpuji) dan Akhlak
Madzmumah (Akhlak tercela), Akhlak Mahmudah(Akhlak Terpuji) adalah menghilangkan
semua kebiasaan yang buruk yang sudah di gariska agama islam serta menjauhkan diri dari
perbuatan buruk tersebut,kemudian membiasakan adat kebiasaan yang biak.
Sedangkan Akhlak Madzmumah (Akhlak tercela) adalah segala macam sikap dan tingkah
laku yang tercela yang terpendam dalam jiwa manusia yang dilahirkan dari sifat-sifat
madzmumah atau tercela.

Akhlak Terpuji (Akhlak mahmudah)


Menurut Al-Gazali akhlak terpuji artinya menghilangkan semua kebiasaan yang buruk
yang sudah di gariskan agama islam serta menjauhkan diri dari perbuatan buruk
tersebut,kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik,melaksanakannya dan
mencintainya.menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong manusia berbuat baik
yaitu:
Karena bujukan atau ancamn orang lain mengharap pujian,atau takut mendapat cela karena
kebaikan atau datang dari atau datang dari hati nurani mengharapkan pahalaatau surga
mengharap pujian dan takut azab tuhan mengharap kerindaan Allah semata,Akhlak yang
terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai norma-norma ajaran islam.akhlak
terpuji di bagi menjadi 2 yaitu:
Taat lahir
Adalah melakukan seluruh amal ibadah yang di wajibkan tuhan yang dilakukan oleh
badan lahiriah.bebrapa perbuatan yang di golongkan taat lahir.
a. Tobat,di kategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah laku seorang
namun sifat penyelesainnya merupakan taat bakti,tobat menurut para sufi adalah
fase perjalanan menuju Allah
b. Amal ma’ruf nahi mungkar,perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk
menjalankan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.Firman Allah dalam surat Al-
Imran ayat 109 yang artinya:dan hendaklah ada pada kamu golongan umat yang
menyeru kepada kebaikan menyeru kepada yang mungkar.
c. Syukur,berterima kasih atas nikmat yang telah di anugrahi Allah kepadakita dan
seluruh mahluknya. Perbuatan ini termasuk sedikit sekali dilakukan oleh manusia.
Firman allah yang artinya dan sedikit hambaku yang berterima kasih (QS:saba:13)

Taat Batin

Adalah segala sifat yang baik,yang terpuji yang dilakukan batini(hati)


a. Tawakal
Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt dalam menghadapi,menanti
hasil yang kita inginkan.

10
b. Sabar
Yaitu keyakinan yang kita alami itu semua datangnya dari Allah swt semata.
c. Qona’ah
Yaitu merasa cukup dengan apa yang kita alami dan rela dengan semua
anugerah Allah swt dengan lapang dada.
Adapun qona’ah itu adalah
1. Menerima dengan rela akan apa yang ada
2. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas dan ikhtiar
3. Menerima dengan sabar ketentuan Allah swt
4. Bertawakal kepada Allah swt
5. Tidak tertarik kepada tipu daya dunia
Taat batin memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding dengan taat lahir,karena batin
merupakan pergerakan dan sebab bagi terciptanya ketaan lahir.
Dengan terciptanya ketaatan batin(hati dan jiwa), maka pendekatan diri kepada kholik
melalui perjalanan jiwa dan raga akan mudah mencapai kesempurnaan.
Akhlak yang Tercela
Menurut Iman Gazhali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat
yaitu,segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan
kehancuran diri,yang tentunya bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada
kebaikan.
Menurut Iman Gazhali ada empat hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan
tercela (maksiat) di antaranya:
1. Dunia dan isinya yaitu: semua hal yang bersifat material (harta kedudukan yang
ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya.
2. Setan adalah musuh manusia yang paling nyata,ia menggoda batinnya agar berbuat
maksiat kepada Allah.
3. Nafsu,nafsu adakalanya baik dan adakalanya buruk,akan tetapi nafsu cenderung
kepada keburukan. Nafsu ada dua macam yang pertama,nafsu mutmainnah yaitu nafsu
yang mendorong manusia untuk berbuat baik dan taat kepada Allah. Yang kedua nafsu
amarah,yaitu nafsu yang menjadikan manusia selalu lupa terhadap Fitrahnya.

Akhlak tercela dibagi menjadi dua yaitu:


1. Maksiat Lahir
a. Maksiat lisan seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,berlebih-
lebihan dalam bercakap,berbicara hal yang batil,berdebat yang hanya mencari
menangnya sendiri, tanpa menghormati orang lain,dan banyak macam istilah
lainnya lagi.

11
b. Maksiat telinga seperti mendengarkan pembicaraan orang lain yang bukan
haknya dan tidak bermanfaat untuknya,mendengarkan suara-suara yang dapat
melalaikannya dari perintah Allah swt.
c. Maksiat mata,seperti melihat aurat wanita yang bukan muhrimnya dan
sebaliknya,melihat kemungkaran tanpa mencegahnya.
d. Maksiat tangan seperti mencuri,merampok dan menggunakan tangan bukan
pada tempatnya yang dilarang Allah.

2. Maksiat batiniah
a. Ghadab: dikatakan seperti nyala api yang terpendam dalam hati sebagai salah
satu godaan setan terhadap manusia.Islam menganjurkan orang yang marah agar
berwudhu.
b. Hiqd (donhgkol) yaitu: perasaan jengkel yang ada dalam hati atau buah dari
kemarahan yang tidak tersalurkan.
c. Hasad(Dengki) yaitu penyakit hati yang ditimbulkan karena kebencian,iri,dan
ambisi. Rasulullah saw bersabda:
“Jauhilah olehmu akan dengki,karena sesungguhnya dengki dapat memakan
kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar”
d. Sombong (takabbur) yaitu: perasaan yang terdapat didalam hati seseorang
bahwa dirinya hebat dan mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang
lain.Allah berfirman dalam surat Al mukmin ayat 60 yang artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka
jahanam dalam keadaan hina dina.

Karakteristik Akhlak
Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan sunnah,mengandung muatan
universalistik dan partikularistik.ciri khas dan karakteristik akhlak Islam itu meliputi:
1). Akhlak Rabbaniyah
Akhlak rabbaniyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu illahi merupakan “refrence
source” (sumber rujukan) ajaran akhlak.hal ini tidak berarti kontradiksi dengan pendapat akal
sehat, karena kebaikan menurut akal dan yang diajarkan sebagai keburukan wahyu adalah
keburukan menurut akal.

2). Akhlak Insaniyah


Akhlak Insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntutan fitrah dan eksitensi
manusia sebagai mahluk yang bermatabat,sesuai dan ditetapkan oleh ajar akhlak. Orientasi
akhlak insaniyah ini, tidak terbatas juga mencakup kepada perikamakhlukan,dalam
pengertian menanamkan rasa cinta terhadap semua mahluk Allah.
3). Akhlak Jami’yah
Akhlak Jami’yah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalamnya sesuai
dengan kemanusian yang universal,kebaikannya untuk seluruh umat manusia di segala zaman

12
dan di semua tempat,mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal
maupun yang berdimensi horizontal.
4). Akhlak Wasithyah
Akhlak Wasithyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitik beratkan keseimbangan
(tawassut) antara dua sisi yang berlawanan,seperti keseimbangan antara rohani dan
jasmani,keseimbangan antara dunia dan akhirat
5). Akhlak Waqi’yah
Akhlak Waqi’yah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan
kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu kenyataan,bahwasanya manusia itu di
samping memiliki kualitas unggul,juga memiliki sejumlah kelemahan.Firman Allah berikut
memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar: “Dan jiwa serta
penyempurnaannya(ciptaanya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan
dan ketakwaannya. (Q.S 91:7-8) Ayat Al-Qur’an ini mejelaskan bahwa manusia memiliki
dua potensi satu kualitas dan satu lagi manusia memiliki kelemahan.

Al-Rabbaniyyah (bersumber pada wahyu)


Al-Rabbaniyyah berasal dari kata Rabb berasal dari bahasa arab yang dinisbahkan kepada
Allah.perkataan manusia Rabbani,contohnya,membawa maksud,manusia yang
berpengetahuan tentang Allah,berpegang teguh dan beramal dengan ajran Allah.firman Allah
yang bermaksud: akan tetapi ia berkata hendaklah kamu selalu mengajar al-kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya (Q.S Ali-Imra79).Dengan rabbaniyyah itu adalah
meliputi empat aspek:
1. Rabbaniyyah al-Ghoyah (tujuan/matlamat)
Rabbaniyah al-Ghoyah atau rabbaniyah dari sudut tujuan,menggambarkan betapa
setiap matlamat atau tujuan sesuatu usaha,amal,cita-
cita,sasaran,perjuangan,pengorbanan dan balatuju kehidupan manusia haruslah dalam
acuan dan kerangka menuju dan mencapai keredaan Allah.
Firman Allah: wahai manusia,sesungguhnya kamu telah bekerja bersungguh-sungguh
menuju Rabbmu,maka pasti kamu akan menemuinya’ (al-Insyiqaq 6)

2. Rabbaniyyah al-wijhah (persepsi)


Rabbaniyah al wijhah membawa maksud sesuatu persepsi,tanggapan dan
worldview adalah dilihat melalui kerangka kacamata atau acuan yang dipaduan oleh
Allah. Sebagai contohnya bagaimana allahmenyebutnya dalam al-qur’an
Firman Allah: dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang dikaruniakan Allah
kepadamu akan pahala dan kebahagian akhirat dan janganlah kamu melupakan
kebahagian kamu dari dunia.dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu,dan janganlah engkau melakukan kerusakan di bumi,sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang yang melakukan kerusakan (al-Qasas 77)

3. Rabbaniyyah al-masdar (sumber)

13
Rabbaniyyah al masdar bermaksud segala sumber dan akar umbi kehidupan di
seluruh alam ini adalah berpucak dari acuan Allah dan mengembalikan sumber yang
menjadi ujukan serta sandaran peraturan kehidupan manusia seluruhnya kepada
ketetapan Allah.
Firman Allah: dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,maka dari Allah lah
(datangnya) (Q.S. An-Nahlu 89)

4. Rabbaniyyah al-manhaj (sistem)


Rabbaniyah al-manhaj bermaksud setiap sistem,peraturan,kaedah dan undang-
undang bagi menyempurnakan kehidupan insaniah manusia adalah berteras dan
berasaskan kepada acua Allah.
Firman Allah: Barangsiapa yang mencari selain dari islam sebagai ad-Din,niscaya
akan ditolak (oleh allah) dan di akhirat ia akan termasuk ke dalam golongan yang
rugi.

Al-Syamillah (Universe)
Diantara penyebab globalisasi yang paling kentara selain oleh faktor agama adalah
disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi.pesatnya perkembangan teknologi
khusunya dalam bidang teknologi informatika mempunyai impikasi positif di satu sisi dan
implikasi positif di satu sisi dan impikaski sebaliknya di sisi lain.yang menjadi hantu adalah
kemudahan mengakses informasi tentang agama, tidak jarang mentebabkan pemahaman
keagamaan yang dangkal.hal tersebut bukan saja di karenakan tidak tersaringnya informasi
yang dicerna,tetapi juga berhubungan dengan para produsen data dalam internet misalnya
yang disinyalir sengaja menampakan dan menunjukan sisi keras dari suatu agama islam
terutama.
Sisi positif dari hal ini adalah dapat pula dijumpai dengan mudah.jika dicermati secara
baik,berbagai softwareyang membantu dalam berbagai bidang kajian ilmu bermunculan
siring dengan pesatnya kemajuan teknologi tersebut.kemunculan berbagai program atau
softwaretersebut sudah diakui kemanfaatannya oleh para akademisi ataupun peneliti.tentunya
terlepas dari berbagai kontroversi terhadap progra-program tersebut.
Al-Tawazun (Keseimbangan)
Tawazun menurut bahasa berarti keseimbanga atau seimbang sedangkan menurut
istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil
dalam menghadapi suatu persoalan.persoalan yang tidak seimbang tersebut yakni sebagai
berikut.dalam kehidupan terdapat suatu kejadian dimana seorang hanya mementingkan
urusan duniaanya saja atau berprinsip hidupnya hanyalah untuk mencari kesenangan semata,
dan hal ini dia wujudkan dalam aktivitasnya sehari-hari dan dalam pergaulannya,seperti
merokok,minuman keras,berjudi,narkoba dan semua perbuatan maksiat lainnya atau
meskipun tidak berbuat maksiat dia memenuhi kebutuhan secara berelebihan atau
bermalasan fenomena seperti ini merupakan suatu kecendrungan terus menerus terhadap hal
yang negatif.sedang kecendrungan yang terus menerus terhadap hal yang positif ialah sebagai

14
berikut, seseorang yang terus menerus melakukan ibadah dengan cara mengurung diri,serta
tak memperdulikan lingkungan sosial sekitar.masih banyak contoh lainnya.
Meskipun diartikan sebagai suatu keseimbangan atau adil,hal itu bukan berarti harus
menempatkan posisi ditengah-tengah atau jalan tengah,karena realistinya suatu pertengahan
belun tentu menunjukan suatu keseimbangan,karena tergantung bobotnya,hal ini mungkin
lebih mudah dipahami oleh arsitektur atau seorang insinyur teknik.atau contoh mudahnya
dapat diambil sebagai berikut,seorang ibu mempunyai dua orang anak,yang satu sedang
duduk di SD sedangkan yang satu lagi duduk di perguruan tinggi tentunya si ibu tersebut
tidak akan memberikan uang saku dengan jumlah yang samakepada masing-masing anaknya
tersebut,jika ibu tersebut berpegang pada prinsip keadilan tentu ia akan memberikan uang
dengan jumlah yang lebih kepada anaknya tertua karena anak ini mempunyai kebutuhan yang
lebih pula dibandingkan adiknya yang masih SD. Sikap Tawazun sangat diperlukan oleh kita
sebagai insan yang muslim,tujuannya adalah agar kita tidak melakukan suatu hal yang
berlebihan dan mengesampikanhal-hal yang lain atau malah melupakannya,padahal hal yang
dimaksud itu memiliki hak yang harus ditunaikan pada diri kita.

Al-Waqi’yyah (realistik)
Waqi’yyah artinya realisme. Islam diturunkan untuk berinteraksi dengan realitas-
realitas obyektif yang nyata ada sebagaimana ia adanya. Selain itu ajaran-ajarannya didesign
sedemikian rupa yang memungkinkannya diterapkan secaranyata dalam kehidupan
manusia.ia bukan nilai-nilai ideal yang enak dibaca tapi tidak dapat diterimapkan. Ia
merupakan idealisme yang realistis,tapi juga realisme yang idealis.tuhan adalah realitas
objektif yang benar benar wujud dan wujudnya diketahui melalui ciptanny-nya dan
kehendaknya diketahui melalui gerakan alam.alam dan manusia juga realitas
obyektif.”sesungguhnya Allah menumbuhkan butir Tumbuh-tumbuhan da biji buah-
buahan.Dia menyisingkan pagi dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan,itulah
ketentuan Allah yang maha perkasa lagi maha mengetahui” (QS:6:95-96).

Akhlak Kepada Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakuka oleh manusia sebagai mahluk,kepada tuhan sebagai khalik.dan sebagai titik
tolak,akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan selain
Allah,Kalau kita berbicara dan menyebutkan tentang akhlak, yang terlintas dalam benak dan
bayangan kita adalah bagaimanakah kita bersikap baik kepada sesama manusia, misalnya
kepada orang tua, kepada guru, kepada tamu, atau yang lainnya. Jarang atau mungkin tidak
pernah terlintas dalam benak kita adanya akhlak yang lebih agung daripada itu semua, yaitu
akhlak kita kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala telah mengisyaratkan hal ini dalam firman-Nya,

ٍ ُ ‫سانًا ِإ َّما َي ْبلُغ ََّن ِع ْند َكَ ْال ِك َب َر أَ َحدُ ُه َما أَ ْو ِك َال ُه َما فَ َال تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما‬ َ ْ‫ضى َربُّكَ أ َ ََّّل ت َ ْعبُد ُوا ِإ ََّّل ِإيَّاهُ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح‬
َ َ‫َوق‬
ً ُ
‫َوق ْل لَ ُه َما قَ ْوَّل ك َِري ًما‬

15
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (QS. Al-Isra’ [17]: 23)

Ikhlas & Tidak Syirik

Sesungguhnya ikhlas adalah hakikat ajaran Islam dan merupakan kunci dakwah para Rasul
Alaihimussalam. Sebab, dengan sikap ikhlas yang ada dalam hati semua ibadah seseorang
akan diterima. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

ِ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِ ََّّل ِليَ ْعبُدُوا هللاَ ُم ْخ ِل‬


‫صيْنَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء‬

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-
mata karena (menjalankan) agama.”(QS. Al–Bayyinah: 5.

Seseungguhnya amalan perbuatan jika dikerjakan dengan ikhlas tapi caranya tidak
benar,maka ia tidak diterima. Begitu juga halnya, jika dikerjakan dengan cara yang benar tapi
tidak ikhlas maka tidak akan diterima pula,sampai amalan tersebut dikerjakan dengan ikhlas
dan benar

Taat & Taubat

Taat
Pengertian taat dan pentingnya taat dalam agama islam.menurut bahasa taat artinya
mau menerima, mengikuti atau melaksanakan.adapun menurut istilah taat adalah menerima
dan melaskanakan semua yang dperingatkan Allah swt.dan meninggalkan semua
larangannya,taat sama dengan mematuhi al-Qur’an,beragam islan tanpa dibarengi ketaatan
adalah omong kosong,Said Hawwa berpendapat,tidak ada yang lebih penting dalam islam
selain tiga hal:taqwa,ibadah,dan taat,muslim yang bertaqwa harus di barengi ketaatan
menjalankan syariat,islam akan membawa rahmat bagi semua jika setiap muslim
berkomitmen untuk taat kepada Allah.
Taubat
Menurut bahasa,arti taubat adalah kembali.maksudnya,kembali dari segala yang tersedia
menurut agama Islam,menuju semua hal yang terpuji. Menurut Istilah taubat berarti kembali
ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembali
melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.

16
Dzikir dan Doa
Dzikir
Dzikir menurut bahasa adalah “mengingat,menyebut,mengenal,mengambil pelajaran
dan lain-lain”sedangkan menurut Istilah adalah suatu amalam ibadah yang dilakukan dengan
menyebut nama-nama Allah swt untuk mengingatnya,dalam bahasa lainnya dzikir juga
diartikan sebagai ibadah yang mengingat memuji kebesaran Allah swt melalui nama-
namaNya.disebutkan bahwa dzikir yang paling utama merupakan bacaan Tauhid yakni LAA
ILAAHA ILLALLAAH,SUBHANALLAH dan ALHAMDULILLAH.
Doa
Secara bahasa,kata “doa” itu bermakna seruan,jadi berdoa itu artinya
menyeru,mengucap dan memanggil.sedangkan secara istilah “doa” adalah suatu permohonan
atau permintaan dan ucapan kepada Allah swt sebagai penguasa alam semesta,seperti contoh:
meminta ampunan,pertolongan dari hal-hal yang ditakutkan,kesematan hidup,ucapan rasa
syukur,minta diberikan rizki yang halal dan ketetapan iman dan islam, lain
sebagainya.menurut Imam at-Thabi yang dimaksud dengan berdoa menurut beliau adalah
memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah swt,karena tidak di anjurkan
ibadah melainkan untuk bersera diri hanya kepada Allah.jadi doa adalah sebua permohonan
kepada Allah dan bentuk rasa membutuhkan-Nya.

Bersyukur & Sabar


Bersyukur
Arti Syukur adalah rasa berterima kasih atas pemberian/nikmat Allah yang diiringi
dengan perasaan ridho atau puas dengan sedikit sekalipun,bersyukur kepadaAllah itu ada tiga
cara,bersyukur di dalam hati(dengan memantapkan hati dengan nikmat yang
diterima)bersyukur dengan Lisan(dengan cara mengucapkan alhamdulillah atas nikmat yang
telah diterima)dan yang terakhir bersyukur dalam sikap dan perilaku(mengikutsertakan
semua anggota badan untuk beribadah,beramal,berkata-kata baik berzakat dan sedekah lalu
menjauhi dari apa yang tidak disukai oleh Allah). Allah berfirman dalam (Q.S. Ibrahim: 7)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur,pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku) maka sesungguhnya azab-ku
sangat pedih).

Sabar

17
Sabar adalah kemampuan pengendalian diri,mengapa perlu sabar?agar dapat tercapai
keseimbangan diri secara mental,akal dan perilaku untuk tercapainya suatu hasil. Sabar ada 3
yaitu Sabar dalam mengerjakan perintah Allah(kebajikan) dengan terus menerus melakukan
kebajikan,Sabar dalam meninggalkan larangan Allah(kemungkaran),Sabar terhadap semua
ketentuan Allah(baik dan buruk) dengan berlaku tidak putus asa untuk terus berusaha keluar
dari hal buruk atau berusaha mempertahankan hal baik karena Allah punya maksud dari hal
buruk atau musibah itu,sesorang yang memiliki kesabaran.seseorang yang memiliki
kesabaran tidak akan mengeluh,putus asa dengan panjangnya waktu yang dilalui untuk
meraih kesuksesan dan tidak akan pernah bosan menghadapi tantangan.

Taqwa & Tawaqal


Taqwa
Taqwa adalah seseorang yang taat kepada Allah swt atas cahaya (petunjuk) dari Allah
swt karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-
Nya.tidaklah seorang dikatakan Taqwa kepada Allah apabila ia belum menjalankan
kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnahseperti yang dicontohkan
Nabi shalallahualaihi wasallam.secara etimologi takwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqoyah
yang artinya menjaga diri,menghindari dan menjauhi. Sedangkan secara Istilah Taqwa berarti
takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perinyah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan seluruh Perintah-Nya serta takut terjerumus
ke dalam perbuatan dosa.Ibnu Qayyim berkata “Hakikat takwa adalah menanti Allah atas
dasar iman dan Ihtisab,baik terhadap perkara yang diperintahkan atau pun perkara yang
dilarang,oleh karena itu seseorang melakukan perintah itu karena imannya,yang
diperintahkan-Nya disertai dengan pembenaran terhadap janji-janinya,dengan imannya itu
pula,ia meninggalkan yang dilarang Allah swt dan takut terhadap ancaman-Nya.
Manfaat Akhlak kepada Allah

Manfaat akhlak kepada Allah yaitu,kita sebagai manusia yang berakhlak kepadanya akan
dinaikan derajatnya di hadapan Allah,dan Allah juga telah menjanjikan hidup yang bahagia
baik di dunia maupun di akhirat,dan surga bagi mereka yang berakhlak kepada Allah
swt,Allah swt.Manfaat berakhlak kepada Allah swt yaitu agar kemusliman kita lebih di akui
karna Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ينَ فِي َها أُولَئِكَ ُه ْم ش َُّر ْالبَ ِريَّ ِةِْ ِإ َّن الَّذِينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا‬
ِ ‫ب َو ْال ُم ْش ِركِينَ فِي ن‬
‫َار َج َهنَّ َم خَا ِلد‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik,
(akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-
buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah [98]: 6)

Karena bagi Allah swt sebaik-baiknya akhlak orang kafir kepada manusia ,mereka adalah
seburuk-buruknya makluk di hadapan Allah karena tidak berakhlak kepada-Nya.

18
Akhlak Terhadap Manusia

Berkahlak kepada manusia adalah konsekuensi iman kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu,
dalam banyak hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan beberapa perkara
akhlak dengan keimanan kepada Allah Ta’ala dan hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫اْلخ ِر َفالَ يُؤْ ِذ َج‬


ُ‫ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمن‬،ُ‫اره‬ َّ ‫ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ ِب‬،‫ت‬
ِ ‫اَّللِ َواليَ ْو ِم‬ ْ َ‫اْلخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخي ًْرا أ َ ْو ِلي‬
ْ ‫ص ُم‬ َّ ‫َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ ِب‬
ِ ‫اَّللِ َواليَ ْو ِم‬
ُ‫ض ْيفَه‬ ْ ْ َ
َ ‫اْلخ ِر فليُك ِر ْم‬ َّ ِ‫ب‬
ِ ‫اَّللِ َواليَ ْو ِم‬

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata-kata yang
baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia tidak
menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari no. 6475 dan Muslim no. 47. Lafadz hadits ini
miliak Bukhari.)

Hadits di atas menunjukkan bahwa di antara konsekuensi kesempuranaan iman kepada Allah
Ta’ala adalah memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia.

Oleh karena itu, dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ْ‫أَ ْك َم ُل ال ُمؤْ ِمنِينَ إِي َمانًا أَح‬


‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا‬

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR.
Tirmidzi no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284.)

Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi penulis sendiri dan kaum muslimin untuk
memperbaiki akhlak kepada Allah Ta’ala, kemudian memperbaiki akhlaknya kepada sesama
manusia dan sesama makhluk secara umum.

Akhlak Terhadap kedua Orang tua

Menurut Ad-Durjani Birul Walidain menghormati dan berbakti kepada oeran


tua,menurut Imam As-Syafil Birul Walidain berbakti kepada orang tua baik yang masih hidup
maupun sudah meninggal,menurut Ibnu Qoyim Birul Walidain adalah berbakti kepada kedua
orang yua semata-mata karena Allah swt.jadi kesimpulannya bahwa Akhlak kepada orang tua
adalah menghormati dan menyanyangi mereka berdua dengan sopan santun dan kepada
keduanya dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Akhlak Terhadap Guru/Dosen

Guru/Dosen bisa diibaratkan orang tua kedua kita, yaitu orang yang mendidik
murid-muridnya untuk menjadi seseorang yang lebih baik sebagaimana ayang diridho’I allah
‘azza wa jalla’. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula

19
mematuhi perintah guru maupun dosen selam perintah itu tidak bertentangan dengan syari’at
agama islam. Dan kita harus mengingat bahwasanya seseorang guru/dosen ketika mendidik
kita sangat sulit, seperti mendidik akhlak kita, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan
memberikan segala nasihat yang baik kesemuanya , agar kita bahagia seperti orang tua kita
membahagiakann anaknya dan mengharapkan masa depan kita yang cemerlang.

Seseorang murid/ mahasiswa hendaklah hormat kepada guru/dosen dan mengikuti


pendapat dan petunjuknya dan hendaklah seseorang itu memberi salam terlebih dahulu
apabila menghadap dan berjumpa dengan beliau. Dan kita juga harus sopan dalam
dihadapannya, tenang, merendahkan diri, memperhatikan dan menerima apa yang
disampaikan oleh guru/dosen tersebut, apabila ada pertanyaan yang ingin disampaikan maka
bertanyalah dengan baik dan sopan santun, dan jangan sampai memotong pembicaraannya,
kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka setelah beliau selesai berbicara baru
menyampaikan apa yang ingin disampaikan, itu menunjukkan bahwa seseorang bisa
menunjukkan akhlak nya dengan baik.

Akhlak Terhadap Tetangga

Islam mengajarkan kita untuk hidup bertentangga dan membangun harmonisasi


dengan tetangga, saling mengulurkan tangan dalam kesusahan dan saling memberi
penghargaan dam keselamatan manakala tetangga kita mendapat keberuntungan,.Namun
pada saat inni kenyataan hidup bertetangga menghadapi Skendala yang tidak ringan.Sebagai
media ujian bagi kita yang beriman kepada Allah SWT.
Kendala kehidupan bertetangga berbeda dengan apa yang Rasulullah SAW pesankan.
Kehidupan bertetangga kita sering dihiasi dengan prasangka buruk yang tak aka nada
habisnya, saling menggunjing, membongkar aib sesame, dan tidak peduli tentang
penderitaan tetangga dan enggan mengulurkan tangan pada yang membutuhkan.Bahkan, ada
yang tak saling tegur sapa selama puluhan tahun karena ketersinggungan.Padahal Rasulullah
SAW bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik kepada
sahabatnya, dan sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik
pada tetangganya.”Pada hakikatnya, tetangga kita adalah saudara terdekat.Meskipun kita
tidak memiliki hubungan darah dengannya, tapi tetanggalah yang pertama kali datang
menolong kita saat mengalami kesusuhan dan apabila kita memerlukan bantuan.Seorang
muslimyang taat senantiasa menjaga baik dengan tetangganya, seperti yang diteladani

20
Rasulullah SAW.Jika kita memasak, kemudian aroma masakan kita tercium tetangga, wajib
bagi kita memberi sebagian masakan itu kepada tetangga yang menciumnya.

Akhlak Terhadap Muslim & Non Muslim

Islam mengajarkan kita untuk hidup bertentangga dan membangun harmonisasi


dengan tetangga, saling mengulurkan tangan dalam kesusahan dan saling memberi
penghargaan dam keselamatan manakala tetangga kita mendapat keberuntungan,.Namun
pada saat inni kenyataan hidup bertetangga menghadapi Skendala yang tidak ringan.Sebagai
media ujian bagi kita yang beriman kepada Allah SWT.
Kendala kehidupan bertetangga berbeda dengan apa yang Rasulullah SAW pesankan.
Kehidupan bertetangga kita sering dihiasi dengan prasangka buruk yang tak aka nada
habisnya, saling menggunjing, membongkar aib sesame, dan tidak peduli tentang
penderitaan tetangga dan enggan mengulurkan tangan pada yang membutuhkan.Bahkan, ada
yang tak saling tegur sapa selama puluhan tahun karena ketersinggungan.Padahal Rasulullah
SAW bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik kepada
sahabatnya, dan sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik
pada tetangganya.”Pada hakikatnya, tetangga kita adalah saudara terdekat.Meskipun kita
tidak memiliki hubungan darah dengannya, tapi tetanggalah yang pertama kali datang
menolong kita saat mengalami kesusuhan dan apabila kita memerlukan bantuan.Seorang
muslimyang taat senantiasa menjaga baik dengan tetangganya, seperti yang diteladani

21
Rasulullah SAW.Jika kita memasak, kemudian aroma masakan kita tercium tetangga, wajib
bagi kita memberi sebagian masakan itu kepada tetangga yang menciumnya.

Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan

Akhlak terhadap Tumbuh-tumbuhan yaitu dengan cara menjaga,melestarikan dan


memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapansyukur atas
pemberiannya.sebagaimana firman Allah swt dalam (Q.S Thaha.20 ayat 53-54) yaitu:

“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikanbagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan,maka kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-
macam.makanlah,dan gembalakanlah binatang-binatangmu.sesungguhnya pada yang
demikian itu,terdapat tanda-tanda kekuasaan allah bagi orang-orang yang berakal”.

Adab yang dianjurkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia
sebagai khalifah,kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta
antara manusia dan alam,kekhalifahan mengandung arti pengayoman,pemeloiharaan,dan
bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya,Al-Qur’an
menggambarkan”Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya,melainkan umat-umat(juga)seperti kamu (QS.Al-
An’am:38) oleh sebab itu,menurut Al-Qurtubi,makhluk-makhluk itu tidak boleh diperlakukan
secara aniaya.Allah swt menciptakan alam ini dengan tujuan yang benar,sesuai dengan
firman-Nya,”Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang adaantara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan,” (QS. Al-
Ahqaf:3).

Pembentukan Karakter Islam


Pembentukan karakter Islam sebenarnya adalah penumbuhan kehidupan yang disadari
memiliki hubungan langsung dengan sang khalik.penyadaran dan kesadaran adanya koneksi
langsung antara makhluk dengan khaliq dipastikan menjadikan makhluk terlatih untuk hati-
hati dalam hidup dan akan memiliki karakter mulia. Dalam Khazanah keilmuan
islam,konsepsi dan amali yang mengajarkan tentang pembentukan karakter ada dalam ilmu
tasawuf.Tasafuw adalah inti agama.inti terdalam dari teori dan latihan spritual melalui jalan
tasawuf adalah Muraqabah,Musyahadah dan Muhasabah. Muraqabah adalah tidak dikuasai
tidak dikuasai oleh segala sesuatu selain Allah, dan terus menerus memfokus hati dan
perbuatan kepada-Nya. Musyahadah yakninya menyaksikan keagungan dan keindahan Allah
dalam seluruh eksistensi apapun jua.Artinya tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan
duniawi yang seringkali memukau dan mengusur nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.
Muhasabah, yaitu intropeksi diri yang terus menerus agar tidak lalai dari jalan agama dan
Tuhan.Artinya,selalu waspada terhadap pelanggaran agama dan pelanggaran nilai.

22
Istiqomah (konsisten)
Istiqomah menurut bahasa adalah lurus,tegak atau dalam bahasa bakunya konsisten
menurut para ulama dan khalifah Istiqomah adalah:

Abu Bakar Ash Shidiq


Istiqomah sebagai tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun
Umar Bin Khatab
Anjuran untuk bisa bertahan di dalam sebuah perintah dan juga larangan serta tidak
berpaling dari yang lainnya sebagaimana musang.
Utsman Bin Affan
Menurutnya Istiqomah itu adalah Ikhlas.
Ali Bin Abi Thalib
Istiqomah adalah mampu melakukan tindakan sesuai dengan kewajiban.
Ibnu Abbas
Menurutnya Istiqomah itu pertama Istiqomah dengan Lisan dengan sikap bertahan
dengan lisan dengan membaca kalimat Syahadat,yang kedua adalah Istiqomah dengan hati
yakni dengan melakukan segala dengan disertai niat yang jujur,dan terakhir adalah Istiqomah
dengan jiwa dimana seseorang senantiasa menjalankan ibadah serta ketaatan kepada Allah
secara terus menerus.

Mujahadah (Kerja Keras)


Mujahadah merupakan sebuah istilah yang terbentuk dari asal kata jihad,artinya
berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syari’at Islam. Istilah lain yang juga berasal dari
kata jihad, yakni Mujahidin. Mujahidin adalah istilah bagi pejuan (Muslim) yang turut dalam
suatu peperangan atau terlibat dalam suatu pergolakan. Dasar dari kata jihad adalah berjuang
atau berusaha dengan keras. Bisa juga di artikan dengan perang yang dimaksud dengan
“perang” disini bukan berarti dalam makna “fisik”,banyak orang menyalahkan maksud dari
kata perang disini.sebenarnya maksud dari kata perang disini ialah “Perjuangan menegakan
syariat Islam.
Firman Allah swt. Dalam Al-Qur’an yang artinya
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami,benar-benar akan kami
tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami.dan sesngguhnya Allah benar-benar beserta orang-
orang yang berbuat baik”. (QS.Al-Ankabut : 69)

23
Secara Harfiah,kata Jihad berarti letih,sukar dan sungguh-sungguh.sedangkan secara
etimologis,Jihad berasal dari akar kata bahasa Arab (Jahada-Yujahidu-Jihaadan),yang berarti
menggerakan segenap potensi dengan ucapan dan tindakan.

Syaja’ah (Keberanian)
Secara Etimologis kata Al-syaja’ah berarti berani Antonimnya adalah Al-Jubn yang
berarti pengecut.sisi positif dari sikap berani yaitu mendorong seorang muslim untuk
melakukan pekerjaan berat dan mengandung resiko dalam rangka membela kehormatannya.
Syaja’ah dalam kamus bahasa Arab artinya keberanian atau keperwiraan,yaitu seseorang
yang dapat bersabar terhadap sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah
atau keberanian dalam mengerjakan sesuatu.pada diri seorang pengecut sukar didapatkan
sikap sabar dan berani.selain itu Syaja’ah(berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di
medan laga,melainkan suatu sikap mental seseorang,yang dapat menguasai jiwanya dan
berbuat menurut semestinya.
Sumber keberanian yang dimilik oleh orang yang memiliki sifat Syaja’ah yaitu:
1) Rasa takut kepada Allah swt.
2) Lebih mencintai akhirat daripada dunia
3) Tidak ragu-ragu,berani dengan pertimbangan yang datang
4) Tidak menomor satukan kekuatan Materi
5) Tawakal dan yakin aka pertolongan Allah swt.

Harokah (Dinamis)
Dalam Bahasa Arab Harokah berasal dari kata Haruka memiliki arti kata lawan,yang
berarti Harokah adalah suatu gerakan atau berarti suatu perpindahan tubuh dari suatu tempat
ke tempat tertentu atau menuju tempat yang lainnya.hal tersebut menandakan adanya
langkah-langkah dan usaha-usaha yang terus bergerak dari suatu posisi menuju posisi yang
lainnya.dari sini dapat dipahami bahwa harokah Islamiyah berarti langkah-langkah,usaha-
usaha dan gerakan yang bersifat islami,yang berdasarkan asas-asas,aturan-aturan dan nilai-
nilai Islam,baik dalam tujuan,Aqidah dan sikap.

Penanaman Nilai Kejujuran


Penanaman Nilai Kejujuran sebenarnya harus ditanamkan sedari dini kepada manusia
sebab,Manusia berkembang dan mengikutu apa yang diajarkan oleh Manusia lainnya yang
lebih Dewasa darinya,apabila sering din ajarkan tidak jujur maka kebiasaan itu sering
terbawa sampai ia tumbuh Dewasa kelak,karakter jujur juga di pengaruhi dari karakter
lingkungan sekitarnya dan jujur juga harus di awali dari diri sendiri dan harus mengingat
bahwa Allah swt selalu mengawasi kita apabila kita mulai menghilangkan rasa jujur di diri
kita sendiri.
Penanaman Nilai Disiplin

24
Penanaman Nilai Disiplin harus di awali dengan diri sendri,penanaman disiplin
sebenarnya juga merupakan tampilan bagaimana kita beribadah dan menunjukan ke taatan
kita kepada Allah SWT,karena di tiap waktu sholat telah di tentukan dengan begitu sempurna
agar kita bisa menjadikan diri kita sendiri sebagai Insan yang memiliki Nilai Disiplin,seperti
contohnya Seseorang yang ingin melakukan sholat subuh maka dari sholat subuh kita liat
bahwa jadwal Sholatnya di letakan dini hari agar membiasakan kita agar terbiasa bangun pagi
dan mendidik kita menjadi Pribadi yang memiliki Nilai Disiplin dari cara Bangun tidur kita
dan tepat waktu sesuai dengan waktu sholat yang telah di tentukan,dari waktu sholat tadi kita
juga dijadikan menjadi insan yang tidak pemalas dari segi jadwal bagun pagi kita disitu bisa
kita lihat kita sudah memiliki Nilai Disiplin.

Penanaman Nilai Amanah


Penanaman Nilai Amanah dalam artinya sendiri berarti dapat dipercayai,dari sini kita bisa tau
bahwa penanama sifat Amanah harus di dasari dulu dari diri kita sendiri dan lingkungan
sekitar yang baik dan mendukung kita agar berprilaku dapat dipercaya apabila di beri suatu
kepercayaan,karena Amanah merupakan salah satu sikap nabi yang harus kita tiru dan
aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman Nilai Kesederhanaan
Nilai kesederhanaan ditanamkan ke diri kita biasanya dari pola ajar orang tua yang menuntut
kita menjadi pribadi yang sederhana karena dengan bersifat sederhana kita di jauhkan dari
sifat Riya karena Sifat Riya dan Pamer sangat di benci Allah,Allah swt sangat membenci
umatnya yang memiliki umatnya yang bersifat Riya karena di bawah umatnya yang mampu
masih banyak yang masih memiliki kehidupan yang kurang mampu dan sangat tidak
mencukupi rezeki untuk kehidupannya sendiri makanya itu kita harus menjadi Insan yang
Sederhana di Mata Allah dan Manusia lainya.
Penanaman Nilai Keadilan
Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakan
untuk berbuat adil atau menegakan keadilan pada setiap tindakan dan perbuatan (Q.S An-
Nissa (4): 58) begitu pentingnya berlaku adil atau menegakan keadilan,sehingga tuhan
memperingatkan kepada oran-orang yang beriman.dari sini saja kita sudah tau bahwa
penanaman Nilai keadilan harus di awali dengan menjalankan agama yang baik sesuai
dengan apa yang di perintah Allah swt agar nilai keadilan secara otomatis tertanam kepada
diri kita sendiri.

25
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam tugas proyek ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,dan maka
dari itu kami berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga tugas proyek ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

26

Anda mungkin juga menyukai