FIQIH 1
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqih 1
Disusun Oleh :
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Yoga Pratama
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
1. IBADAH................................................................................................................4
A. Pengertian Ibadah............................................................................................4
B. Pilar-Pilar Ubudiyyah yang benar..................................................................5
C. Syarat Diterimanya Ibadah.............................................................................6
D. Keutamaan Ibadah...........................................................................................8
E. Dasar Ibadah..................................................................................................11
2. DASAR HUKUM PELAKSANAAN IBADATULLAH..................................12
3. THAHARAH......................................................................................................17
4. Macam-macam air............................................................................................17
A. WUDLU..............................................................................................................17
1. Rukun wudlu....................................................................................................17
2. Syarat wudlu.....................................................................................................18
3. Yang membatalkan kepada wudlu :..................................................................18
B. MANDI BESAR.................................................................................................18
Yang mewajibkan mandi:.........................................................................................18
C. TAYAMUM........................................................................................................19
1. Sebab melakukan Tayamum:............................................................................19
2. Syarat Tayamum:.............................................................................................19
BAB III............................................................................................................................21
PENUTUPAN..................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis
dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih
merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan
pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan materi yang baik dalam lingkup sekolah,
akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi
pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern
sekarang semakin banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian
fiqih dan syari’at. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan
hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar.
Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat
mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan
menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.
1
Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat
dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau
dijauhi.Pembelajaran fiqih harus dimulai dari masa kanak-kanak yang berada
disekolah dasar. keberhasilan fiqih dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari baik
di dalam rumah maupun diluar rumah. Contohnya, dalam rumah kecenderungan
anak untuk melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan diluar rumah
misalnya intensitas anak dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan di sekolah. Proses
pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita
masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ibadah?
2. Makna ibadah dalam islam?
3. Kedudukan ibadah dalam islam?
4. Hukum dasar melaksanakan ibadatullah
5. macam macam ibadatullah
6. mengenal arti thaharah
7. mengetahui rukun, syarat wudlu
8. mengetahui penjelasan tayamum
9. cara mandi wajib
10. hal hal yang dilarang ketika orang tidak mempunyai wudlu, orang yang
haid, dan orang yang junub
C. Tujuan Masalah
2
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah menurut ibadah dan istilah.
2. Untuk mengetahui makna-makna Ibadah yang terkandung di dalam
islam.
3. Untuk mengetahui kedudukan ibadah serta memahami dan
mengamalkanya
4. Untuk mengetahui dasar hukum ibadatullah
5. Untuk mengetahui tentang thaharah
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. IBADAH
A. Pengertian Ibadah
1. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatantunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai AllahAzza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang bathin.Yang ketiga ini adalah definisi yang paling
lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah
(senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan
hati).Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati
adalahibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji,
dan jihadadalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak
lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan
badan.Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
Yang artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari
mereka dan Aku tidak menghendakisupaya mereka memberi makan kepada-Ku.
Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat: 56-58]
4
Jalla.Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi
merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah,
maka barang siapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong.
Siapa yang beribadahkepada-Nya tetapi dengan selain apa yang di syari’atkan-
Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan barangsiapa yang beribadah
kepada-Nya hanya denganapa yang di syari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin
muwahhid (yang mengesakanAllah).
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu: hubb
(cinta), khauf (takut), raja’ (harapan).
Rasa cinta harus disertai dengan rasa rendah diri, sedangkan khauf harus
dibarengi dengan raja’. Dalam setiap ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini.
Allah berfirman tentang sifathamba-hamba-Nya yang mukmin:
ِاَّنُهْم َك اُنْو ا ُيٰس ِر ُع ْو َن ِفى اْلَخ ْيٰر ِت َو َيْدُع ْو َنَنا َر َغًبا َّو َر َهًبۗا َو َك اُنْو ا َلَنا ٰخ ِشِع ْيَن
Sebagian Salaf berkata, “Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa
cinta saja, maka ia adalah zindiq , siapa yang beribadah kepada-Nya dengan raja’
saja, maka ia adalah murji’. Dan siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan
5
khauf, maka ia adalah haruriy Barang siapa yang beribadah kepada-Nya dengan
hubb, khauf, dan raja’, maka ia adalah mukmin muwahhid
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang
disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan
tersebut tertolak.”
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak
bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
َبٰل ى َم ْن َاْس َلَم َو ْج َهٗه ِهّٰلِل َو ُهَو ُم ْح ِس ٌن َفَلٓٗه َاْج ُر ٗه ِع ْنَد َر ِّبٖۖه َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َو اَل ُهْم
َيْح َز ُنْو َن
6
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada
Allah. Wahuamuhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua
pilar yaitu kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak
beribadah kecuali dengan apa yang Dia syari’atkan, tidak dengan bid’ah.”
َفَم ۡن َك اَن َيۡر ُج ۡو اِلَقٓاَء َر ِّبٖه َفۡل َيـۡع َم ۡل َع َم اًل َص اِلًحـاَّو اَل ُيۡش ِرۡك ِبِع َباَد ِة َر ِّبٖۤه َاَح ًد
Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat
syahadat Laailaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang
kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya
yang menyampaikan ajaran- Nya. Maka kita wajib membenarkan dan
mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah.Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat.
Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya
ibadahtersebut?”
7
“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” [Az-
Zumar: 2]
D. Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai- Nya. Karenanya lah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul
danmenurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan
yang enggan melaksanakannya dicela.
َو َقاَل َر ُّبُك ُم اْدُع وِني َأْسَتِج ْب َلُك ْم ِإَّن اَّلِذ يَن َيْسَتْك ِبُروَن َع ْن ِع َباَد ِتي َسَيْد ُخ ُلوَن َج َهَّنَم
َداِخ ِر يَن
8
beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’”
[Al-Mu’min: 60].
9
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan
seseorangmerasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada
Allah semata. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada kebahagiaan,
kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai
Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dania beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai
puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain.
a) Makna Ibadah
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab ‘Ibadah
().Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus
Besar BahasaIndonesia (KBBI) kata ini memiliki arti: Perbuatan atau penyataan
bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.Segala usaha
lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.
Upacara yang berhubungan dengan agama.
10
Secara umum pengertian ibadah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
ibadah dalam pengertian umum dan ibadah dalam pengertian khusus . ibadah
dalam pengertian umum ialah segala aktivitas jiwa dan raga manusia (makhluk,
yang diciptakan) yang ditujukan kepada Allah (al-khaliq, sang maha pencipta),
sebagai tanda ketundukan dan kepatuhan hamba tersebut kepada-Nya. Sedangkan
ibadah dalam arti khusus ialah semua kegiatan ibadah yang ketentuannya telah
digariskan leh nash- nash Al- Qur’an dan hadits yang ketentuan-ketentuan itu
tidak boleh ditambah atau dikurangi atau diubah.
Kedudukan ibadah dalam islam menempati posisi yang paling tinggi dan
penting serta menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Namun tujuan
islam mendirikan ibadah bukanlah untuk ibadah saja . ibadah dalam islam adalah
semua perbuatan manusia yangdiarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual
maupun ibadah sosial.
E. Dasar Ibadah
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Q.S az- Zariyat : 56).
11
2. DASAR HUKUM PELAKSANAAN IBADATULLAH
Dasar hukum pelaksanaan ibadatullah atau ibadah kepada Allah swt yaitu
bersumber dari:
a) Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah kitab suci bagi umat Muslim yang dianggap sebagai
wahyu langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril. Kata "Qur'an" sendiri berasal dari bahasa Arab yang
berarti "bacaan" atau "yang dibaca". Al-Qur'an mengandung ajaran-ajaran
agama Islam dan dianggap sebagai sumber utama ajaran Islam.
Al-Qur'an terdiri dari 114 surah atau bab yang terbagi menjadi 30 juz atau
bagian. Setiap surah dalam Al-Qur'an memiliki nama yang unik dan
biasanya diambil dari kata-kata yang terdapat dalam surah tersebut. Al-
Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, namun telah diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa di seluruh dunia.
12
SAW yang diriwayatkan oleh para sahabatnya, yang kemudian disusun
dan dirangkum menjadi kitab-kitab hadis oleh para ahli hadis.
Dalam Islam, hadis memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber
hukum dan pedoman bagi umat Muslim. Hadis dianggap sebagai sumber
kedua setelah Al-Qur'an, karena hadis mengandung ajaran-ajaran Nabi
Muhammad SAW yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an.
Ada berbagai jenis hadis, di antaranya adalah hadis sahih, hadis hasan, dan
hadis dhaif. Hadis sahih adalah hadis yang memiliki sanad (rantai
periwayatan) yang shahih (kuat) dan matan (isi hadis) yang benar.
Sedangkan hadis hasan adalah hadis yang memiliki sanad yang kuat
namun matan hadisnya sedikit kurang kuat. Hadis dhaif adalah hadis yang
memiliki sanad yang lemah atau matan hadisnya diragukan kebenarannya.
13
Ijma dapat terjadi pada suatu masalah apabila para ulama yang kompeten
dalam bidang ilmu agama menyepakati pendapat atau fatwa tertentu
mengenai suatu masalah yang belum dijelaskan dalam Al-Qur'an dan
Hadis. Kesepakatan ini dapat dilakukan melalui diskusi, kajian dan
perdebatan antar ulama yang ahli di bidangnya.
14
kesimpulan bahwa riba dan bunga adalah hal yang sama dan diharamkan
dalam Islam.
Dasar hukum pelaksanaan ibadah atau ibadatullah dalam Islam adalah Al-
Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an sebagai kitab suci Islam
memberikan petunjuk-petunjuk langsung dari Allah SWT tentang bagaimana
15
umat Muslim harus beribadah dan menjalankan agama. Sedangkan Hadis Nabi
sebagai sumber ajaran kedua memberikan contoh-contoh dan tindakan Nabi
Muhammad SAW dalam menjalankan ibadah serta memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai petunjuk Al-Qur'an.
Beberapa contoh ibadatullah atau ibadah dalam Islam dan dasar hukum
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Shalat
Shalat merupakan salah satu ibadat yang wajib dilaksanakan oleh umat
Muslim. Dasar hukum pelaksanaan shalat terdapat dalam Al-Qur'an surah
Al-Baqarah ayat 43 dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
2. Puasa
Puasa merupakan ibadat yang wajib dilaksanakan selama bulan Ramadan.
Dasar hukum pelaksanaan puasa terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-
Baqarah ayat 183-185 dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
3. Zakat
Zakat merupakan ibadat yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim
sebagai bentuk pembayaran zakat atau infak. Dasar hukum pelaksanaan
zakat terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 177 dan Hadis Nabi
Muhammad SAW.
4. Haji
Haji merupakan ibadat yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang
mampu untuk pergi ke Makkah. Dasar hukum pelaksanaan haji terdapat
dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 97 dan Hadis Nabi Muhammad
SAW.
5. Sedekah
Sedekah merupakan bentuk amal kebajikan yang dianjurkan dalam Islam.
Dasar hukum pelaksanaan sedekah terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-
Baqarah ayat 261-262 dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
16
3. THAHARAH
Thaharah adalah salah satu cabang utama dari ajaran Islam yang berkaitan
dengan bersuci atau membersihkan diri. Istilah thaharah berasal dari bahasa
Arab "tahara" yang berarti "membersihkan".
1. Menghilangkan najis
2. Berwudlu
3. Mandi
4. Tayamum
Alat yang terpenting untuk bersuci ialah air. Jika tidak ada air maka tanah,
batu dan sebagainya dijadikan sebagai alat pengganti air.
4. Macam-macam air
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:
1. Air hujan
2. Air sungai
3. Air laut
4. Air dari mata air
5. Air sumur
6. Air salju
7. Air embun
A. WUDLU
Wudlu adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada proses
membersihkan sebagian anggota tubuh dengan air suci, sebagai salah satu
bentuk thaharah atau bersuci sebelum melaksanakan ibadah shalat atau ibadah
lainnya.
1. Rukun wudlu
a. Niat
b. Membasuh wajah sebanyak tiga kali, dari atas dahi sampai bawah
dagu dan dari telinga kanan sampai telinga kiri.
c. Membasuh kedua tangan sampai sikut
d. Membasuh rambut
17
e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
f. Tertib
2. Syarat wudlu
a. Islam
b. Tamyiz (Cukup Umur dan Ber’akal)
c. Bersih dari haid
d. Bersih dari nifas
e. Bebas dari sesuatu yang bisa menghalangi sampainya air ke kulit
f. Jangan ada barang yang bisa merubah air (najis dll)
g. Mengetahui bahwa hukum wudhu tersebut adalah wajib
h. Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari
fardhu–fardhu wudhu` hukumnya sunnah (tidak wajib).
i. Menggunakan air yang mensucikan
j. Harus Masuk waktu (Sholat) bagi orang yang da’imul hadats
(selalu berhadats)
3. Yang membatalkan kepada wudlu :
a. Sesuatu yang keluar dari qubul (kelamin depan) dan dubur
(kelamin belakang) baik berupa angin atau (berupa) benda lain
selain air mani (sperma)
b. Hilangnya akal sebab tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang
yang duduk yang menetapkan pantatnya pada tanah (tempat duduk)
c. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan wanita yang sudah sama-
sama dewasa, dari selain orang yang halal (keduanya tidak ada
urusan mahram dan ketika bersentuhan tidak ada penghalang)
d. Memegang (menyentuh) qubul anak adam dan lingkaran duburnya
dengan telapak tangan atau jari-jari bagian dalam (tapak
tangan/jari-jari)
B. MANDI BESAR
Yang mewajibkan mandi ada enam perkara, yaitu:
1. Memasukkan kemaluan (kepala dzakar) ke dalam farji (kemaluan)
perempuan.
2. Keluar air mani.
18
3. Keluar darah haidh (datang bulan)
4. Keluar darah nifas (darah yang keluar setelah melahirkan
5. Melahirkan.
6. Mati.
19
e. Orang tersebut bermaksud menggunakan debu untuk
bertayammum
f. Mengusap muka dan dua tangan sebanyak 2 tepukan (dua kali
mengambil tanah)
g. Harus membersihkan dulu najis sebelum tayamum
h. Ijtihad mencari kiblat
i. Tayamum dilakukan setelah masuk waktu shalat
j. Tayamum dilakukan setiap waktu shalat (satu kali tayamum untuk
satu kali sholat).
Larangan bagi orang yang wudlu nya batal ada 4:
a. Haram Sholat
b. Haram Thawaf
c. Haram Menyentuh Al-Quran
d. Haram Membawa Al-Quran
Hal Haram Bagi Orang yang Junub (yang Memiliki Hadast Besar):
a. Haram Shalat
b. Haram Thawaf
c. Haram Menyentuh Al-Quran
d. Haram Membawa Al-Quran
e. Haram Diam di dalam masjid
f. Haram Membaca Al-Quran
Hal yang Haram Dilakukan Oleh Orang yang Haid:
a. Haram Sholat
b. Haram Thawaf
c. Haram menyentuh Al-Quran
d. Haram membawa Al-Quran
e. Haram diam di dalam Masjid
f. Haram membaca Al-Quran
g. Haram Puasa
h. Haram Thallaq
i. Haram lewat/berjalan di dalam masjid
j. Bersenang-senang (jima/lainnya) antara pusar dan lutut
20
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
- Ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, perkataan
dan perbuatan lahir dan batin. Termasuk di dalamnya shalat, puasa, zakat,
haji, berkata benar dll.Sementara tujuan ibadah itu sendiri ialah
menghambakan diri kepada Allah Swt dan mengkonsentrasikan niat
kepada-Nya dalam setiap keadaan.
- Dasar hukum pelaksanaan ibadatullah atau ibadah kepada Allah swt yaitu
bersumber dari Al-Qur’an, hadits, ijma’, qiyas,
- Thaharah adalah salah satu cabang utama dari ajaran Islam yang berkaitan
dengan bersuci atau membersihkan diri. Istilah thaharah berasal dari
bahasa Arab "tahara" yang berarti "membersihkan".
B. Saran
Dari makalah ini penulis sangat berharap pada rekan-rekan mahasiswa prodi
Pendidikan Agama Islam yang sejatinya adalah calon guru dapat memahami apa
sebenarnya itu ibadah dan mengerti bagaimana cara menjadi guru yang susuai
dengan ajaran agama Islam. Semoga apa yang menjadi cita-cita kita sebagai
mahasiswa prodi Pendidkan Agama islam dapat diridoi dan dikabulkan oleh Allah
SWT. Amin ya rabbal alamin.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdul 2009. Fiqih ibadah,Bandung:Pustaka setiaLihat surat Al-Maa-idah ayat3
.DR.Shalin bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan BAB 1: BUKU FIQIH
SEMESTER1
Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih,Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264
Bogor 16001,
Ibnu button dalam Al lalika’i : dalam sunah (1/21/1)
Mawaaridul Amaan al-Muntaqa min Ighatsatul Lahafan (hal. 67), oleh Syaikh
‘Ali Hasan‘Ali ‘Abdul Hamid.
Nata,Abudin 2008 kajian tematik Al Quran tentang fiqih Ibadah
Ramli. 2003 Memahami konsep dasar islam, Semarang: UPT MKU UNNES
Zaidan, Abdul Karim. 2008.Pengantar Studi Syari’ah. Jakarta: Robbani Press
Syarifudin, Amir. 2013. Garis-garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana
Shiddiqi, Nourouzzaman. Fiqh Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syafe’i, Rachmat. 2015. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: CV Pustaka Setia
A.P., Kau, Sofyan. 2013. Fikih Alternatif. Yogyakarta: Mitra Pustaka
22