Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

̅ DAN DAKWAH
KHUTBAH, TABLIG

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti dengan guru pengajar Gini Luthfiani, S. Pd. I.”

Disusun Oleh :
Nama : Fikri Andra I.
NIS : 201115315
NISN : 0055607531
Kelas : XI SIJA A

KOMPETENSI KEAHLIAN SISTEM


INFORMATIKA, JARINGAN DAN APLIKASI (SIJA)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 CIMAHI
Jl. Mahar Martanegara No.48 Leuwigajah Desa/Kelurahan Utama, Kota Cimahi
Phone: (022) 6629683 Web : https://lms.smkn1-cmi.sch.id E-mail: info@smkn1-cmi.sch.id
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya
sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (PABP) dengan judul “Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam merampungkan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, saya sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 11 November 2021


Penulis,

Fikri Andra Irham

i
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
1.4 Metodologi .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Khutbah, Tabl𝑖g dan Dakwah ................................................................... 2
2.2 Perbedaan dan Persamaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah ........................................ 2
2.3 Pentingnya Khutbah, Tabl𝑖g dan Dakwah .................................................................. 3
2.4 Ketentuan Khutbah, Tabl𝑖g dan Dakwah .................................................................... 4
2.5 Cara Menyusun Teks Khutbah dan Dakwah ............................................................... 7
2.6 Hadits dan Ayat Terkait Khutbah, Tabl𝑖g dan Dakwah. ............................................. 7
2.7 Menerapkan Perilaku Khutbah, Tabl𝑖g dan Dakwah dalam Islam. .......................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Makalah Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah ini merupakan materi Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PABP) SMA/SMK kelas XI kurikulum 2013 yang tertera pada Permen
dikbud Tahun 2018 yaitu KD 3.8 menganalisis pelaksanaan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah.
Sebagaimana telah diketahui bersama, Rasulullah Saw. telah berhasil mengembangkan
agama Islam ke seluruh dunia. Dalam mengembangkan agama Islam, Rasulullah Saw.
mendapat tantangan yang amat keras, akan tetapi dunia menyaksikan bahwa dalam
waktu yang relative singkat agama Islam telah merambat ke wilayah Asia, bahkan ke
wilayah Eropa. Pada kenyataannya, melalui khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah yang dikembang
kan oleh Rasulullah Saw., dunia Arab yang dahulunya jahiliyyah kemudian berubah
menjadi masyarakat yang beriman kepada Allah Swt. dan pengikut setia Rasulullah Saw.
Khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah merupakan aktivitas untuk mengajak umat manusia agar
berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mendapat kebahagi
aan di dunia dan akhirat. Di samping itu, khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah islam juga dapat
dimaknai sebagai usaha orang yang beriman dalam mewujudkan ajaran agama islam
dengan menggunakan sistem dan cara tertentu.
Melalui makalah ini, akan dibahas mengenai khutbah, tabl𝑖̅g, dan dakwah, serta melalui
makalah ini juga akan dibahas mengenai perbedaan antara khutbah, tabl𝑖̅g, dan dakwah,
berikut rukun-rukun dan sunah-sunahnya.

1.2 Rumusan Masalah.


Berdasarkan uraian latar belakang penulisan makalah di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahannya ialah:
1. Apa makna khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah?
2. Mengapa pentingnya khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah dalam kehidupan ini?
3. Apakah ketentuan-ketentuan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah?
4. Bagaimana tata cara praktik dalam berkhutbah?
5. Apa saja ayat dan hadis yang terkait dengan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah?
6. Bagaimana cara mengaplikasikan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah dalam kehidupan sehari-
hari?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian khutbah, tabl𝑖̅g, dan dakwah.
2. Menjelaskan dalil yang menerangkan tentang khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah.
3. Membedakan anatara khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah.
4. Menjelaskan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah.
5. Mempraktikan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah.
6. Membiasakan khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

1.4 Metodologi.
Dalam penulisan makalah ini, saya menggunakan metode/cara pengumpulan data atau
informasi melalui penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang
dilakukan melalui studi literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada
relevansinya (berkaitan) dengan masalah yang dibahas (khutbah, tabl𝑖̅g, dan dakwah).

1
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.
1. Pengertian Khutbah.
Khutbah berasal dari kata: yang bermakna memberi peringatan,
pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah seperti salat, wukuf dan nikah.
Khutbah secara bahasa berarti ceramah atau pidato.
Secara istilah, khutbah adalah kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah
orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan keabsahan
dan kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat un
tuk solat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan
hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan do’a.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kita dapat menyimpulkan beberapa macam kh
utbah, yaitu : khutbah Juma’t, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah Istisqa’,
khutbah nikah, maupun khutbah dalam rangkaian salat Kusuf dan Khusuf.

2. Pengertian Tabl𝑖̅g.
Tabl𝑖̅g berasal dari kata: yang berarti menyampaikan, memberitah
ukan dengan lisan. Adapun menurut istilah/terminologi, tabl𝑖̅g berarti menyampaikan
ajaran islam baik dari Al-Quran maupun hadist yang ditujukan kepada umat manusia.
Tabl𝑖̅g juga dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Subhanahu
Wata’ala secara lisan kepada satu orang islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan
isinya.
Tabl𝑖̅g merupakan salah satu sifat dari rasul-rasul Allah. Para rasul mempunyai
kewajiban menyampaikan ajaran Allah Swt. berdasarkan wahyu. Hal ini dilakukan oleh
Rasulullah Saw. setelah beliau mendapatkan wahyu pertama di gua hira. Tabl𝑖̅g sendiri
bisa dilakukan dengan berceramah. Seseorang yang melakukan tabl𝑖̅g disebut dengan
muballig. Muballig biasanya menyampaikan tabl𝑖̅g dengan gaya dan retorika yang
menarik.

3. Pengertian Dakwah.
Dakwah berasal dari kata: yang berarti memanggil, menyeru,
mengajak pada sesuatu hal. Menurut terminologi, dakwah adalah kegiatan untuk
mengajak orang lain ke jalan Allah Subhanahu Wata’ala secara lisan atau perbuatan
untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan nyata supaya mendapat kebahagiaan yang
hakiki baik di dunia dan akhirat.
Orang yang menyampaikan dakwah disebut da’i (juru dakwah). Sedangkan orang yang
menerima seruan dakwah, menjadi orang yang beriman dan taat kepada Allah Swt.,
tentu akan meraih kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Di sini dikenal adanya dakwah billisān dan dakwah bilhāl. Kegiatan ini bukan hanya
ceramah, tetapi juga aksi sosial. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk
membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya.

2.2 Perbedaan dan Persamaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah.


Terdapat beberapa perbedaan khutbah, tabligh dan dakwah serta persamaannya.
1. Perbedaan Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.

2
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
a. Dakwah dan tabl𝑖̅g bisa kapan saja, sedangkan khutbah hanya pada waktu tertentu.
b. Khutbah terdapat syarat serta rukun, sedangkan tabl𝑖̅g dan juga dakwah tidak
mempunyai syarat dan rukun.
c. Tabl𝑖̅g dan dakwah tidak perlu mimbar, sedangkan khutbah harus ada mimbar.
d. Tabl𝑖̅g dan dakwah tidak ada batasan waktu, sedangkan khutbah memilki waktu
yang terbatas.
e. Orang yang melakukan khutbah haruslah yang memahami, memiliki wawasan luas
tentang agama dan juga fasih berbicara. Sedangkan tidak harus demikian untuk
dakwah dan tabl𝑖̅g.
f. Khutbah merupakan kajian tentang agama islam secara khusus serta mempunyai tata
cara yang tertentu, sedangkan untuk dakwah dan tabl𝑖̅g tidak.
g. Sebutan untuk orang yang melakukan ketiga kegiatan tersebut berbeda-beda, yaitu
khatib untuk khutbah, mubaligh untuk tabl𝑖̅g dan da’i untuk dakwah.
Seluruh perbedaan tersebut dapat membantu kita dalam mempelajari dan memahami
dari ketiga cara penyampaian pesan ajaran islam.

2. Persamaan Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.


Persamaan antara khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah yaitu kegiatan yang sama-sama me
nyerukan dan juga mengajak orang untuk berbuat baik sesuai dengan ajaran islam.
Ketiganya mengajarkan tentang cara mempertebal keimanan dan ketakwaan kita
terhadap Allah Swt., mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, balasan atas setiap
perbuatan dan lain sebagainya. Sehingga kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah
Swt. dan menjauhi segala larangannya.

2.3 Pentingnya Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.


1. Pentingnya Khutbah.
Khutbah termasuk pada aktivitas ibadah. Oleh karena itu, khutbah tidak dapat diting
galkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contohnya, apabila ṡalat
Jum’at tidak ada khutbahnya, maka ṡalat Jum’at tersebut tidak sah.
Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya
seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang khatib harus
memahami aqidah yang ṡaḥih sehingga ia tidak sesat dan menyesatkan orang lain.
Seorang khatib sepantasnya juga seorang yang ṡālih, mengamalkan ilmunya, tidak
melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para
pendengar.
Jadi peranan khutbah di sini menjadi sangat penting, apalagi khutbah menjadi sarana
untuk membimbing manusia menuju ke rida-an Allah Swt. Khutbah juga memiliki
kedudukan agung dalam islam sehingga sepatutnya seorang khatib melaksanakan tugas
nya dengan sebaik-baiknya.

2. Pentingnya Tabl𝑖̅g.
Semasa Rasulullah Saw. masih hidup, seluruh waktunya dihabiskan untuk menyam
paikan wahyu kepada umatnya. Setelah Rasulullah saw. wafat, kebiasaan ini dilan
jutkan oleh para sahabatnya, para tabi’in, dan tabi’it-tabi’in. Setelah mereka semua
tiada, kita sebagai umat muslim memiliki tanggung jawab untuk meneruskan kegiatan
tabl𝑖̅g tersebut.
Seseorang tidak mesti menjadi ulama terlebih dahulu untuk meneruskan kegiatan
tabl𝑖̅g. Siapa pun yang melihat kemungkaran dan ia mampu menghentikannya, ia wajib

3
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
untuk menghentikannya. Bagi yang mengerti permasalahan agama, ia harus
menyampaikannya kepada yang lain, siapa pun mereka, walaupun itu hanya satu ayat.
Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat .”
(H.R. Bukhari).

3. Pentingnya Dakwah.
Salah satu kewajiban umat islam adalah berdakwah. Rasulullah Saw. selalu
mengajarkan agar seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-
cara yang baik. Di antara pentingnya dakwah yang disebutkan oleh Allah Subhanahu
Wata’ala dalam Al-Qur’an antaralain :

‫ع ِّن ۡال ُم ۡن َك ِّر َواُولٰٓ ِٕٮكَ ُه ُم‬ ِّ ‫ع ۡونَ اِّلَى ۡالخ َۡي ِّر َو َي ۡا ُم ُر ۡونَ ِّب ۡال َمعۡ ُر ۡو‬
َ َ‫ف َو َي ۡن َه ۡون‬ ُ ‫َو ۡلتَ ُك ۡن ِّم ۡن ُك ۡم ا ُ َّمة َّي ۡد‬
َ‫ۡال ُم ۡف ِّل ُح ۡون‬
Artinya : “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
̅li ‘Imra̅n/3:104)
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. A
Setiap dakwah sebaiknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia dan di akhirat. Rasulullah Saw. mencontohkan dakwah kepada umatnya
dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Nabi Muhammad Saw.
memulai dakwahnya kepada istri, keluarga dan teman-temannya hingga raja yang ber
kuasa pada saat itu.

2.4 Ketentuan Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.


1. Ketentuan Khutbah.
a. Syarat Khatib.
Agar tujuan dari khutbah dapat tercapai, maka hendaknya khatib harus memenuhi
persyaratan berikut ini :
1) Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan akhlak.
2) Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang syarat, rukun
dan sunah-sunahnya.
3) Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qur’an dan hadist dengan baik
dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan jelas dan mudah
dipahami.
4) Orang yang sudah baligh dan bertakwa kepada Allah, berakhlak baik, tidak me
lakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
b. Syarat Dua Khutbah.
1) Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).
2) Khutbah dilakukan dengan dua kali dan berdiri (jika dimungkinkan).
3) Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah.
4) Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras, supaya terdengar oleh
jama’ah.
5) Dilakukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya (tertib).
Mengenai bahasa yang digunakan dalam khutbah, terdapat dua pendapat, yaitu :
▪ Pendapat Pertama.
Pendapat pertama beranggapan bahwa khutbah seluruhnya harus menggunakan
bahasa Arab, tidak boleh menggunakan bahasa selain bahasa Arab, walaupun
hanya berupa penjelasan-penjelasan dari khutbah tersebut. Hal ini dikarenakan
Rasulullah Saw. dan para sahabat senantiasa menggunakan bahasa Arab dalam

4
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
menyampaikan khutbahnya, dan tidak pernah menggunakan bahasa lain, selain
bahasa Arab.
▪ Pendapat Kedua.
Pendapat kedua menegaskan bahwa khutbah rukun-rukunnya tetap menggunakan
bahasa Arab, namun nasihat dan ajaran-ajaran islam yang disampaikan dalam
khutbah harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh para jamaah. Hal
ini dikarenakan untuk memelihara dan meningkatkan ketakwaan pada Allah Swt.
serta untuk membuat para jamaah mendengar dengan sebaik-baiknya agar dapat
nasihat-nasihat yang disampaikan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Rukun Khutbah.
1) Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Allah Swt.
2) Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul. Dalam hal ini
Rasulullah Saw. bersabda, “Tiap-tiap khutbah yang tidak ada syahadatnya, adalah
seperti tangan yang terpotong.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
3) Membaca salawat atas Nabi Muhammad Saw.
4) Berwasiat atau memberi nasihat tentang takwa dan menyampaikan ajaran tentang
akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber kepada Al-Qur’an dan
Hadits.
5) Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua kutbah. Rasulullah Saw.
bersabda, “Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhutbah ber
diri, duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, mengingatkan dan
memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R. Muslim)
6) Berdoa pada khutbah kedua agar kaum muslimin memperoleh ampunan dosa dan
rahmat Allah Swt.
d. Sunah Khutbah.
1) Khatib hendaknya berdiri di atas mimbar atau di tempat yang lebih tinggi dan
letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya imam shalat.
2) Khatib hendaknya mengawali khutbahnya dengan memberi salam. Setelah itu,
duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
3) Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu
pendek.
4) Khatib di dalam khutbah hendaknya menghadap kepada para jamaah dan jangan
berputar-putar karena yang demikian itu tidak disyariatkan.
5) Menertibkan tiga rukun khutbah yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar
bertakwa.
6) Membaca surah Al-Ikhla̅sh, sewaktu duduk di antara dua khutbah.
e. Praktik Khutbah.
1) Khutbah Pertama.
a) Berdiri di atas mimbar kemudian mengucapkan salam.
b) Khatib duduk sejenak sambil mendengarkan adzan.
c) Setelah adzan selesai, berdiri kembali dengan mengucapkan hamdalah.
d) Setelah membaca hamdalah, mengucapkan syahadat dan shalawat Nabi.
e) Berwasiat takwa.
f) Membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi khutbah.
g) Menyampaikan materi khutbah yang dapat dipahami oleh jama’ah dan jangan
terlalu lama.

5
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
h) Khatib duduk di antara dua khutbah sejenak (kira-kira membaca shalawat Nabi
atau surah Al- Ikhla̅sh).
2) Khutbah Kedua.
a) Khatib berdiri kembali dan membaca hamdalah.
b) Membaca shalawat Nabi dan syahadat.
c) Membaca do’a.
d) Membaca penutup khotbah kemudian turun dari mimbar.
f. Mendengarkan Khutbah.
Khutbah merupakan syarat sahnya penyelenggaraan salat Jum’at. Oleh karena itu
haruslah para khatib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, terpenuhi syarat-
syaratnya, rukun-rukunya, dan sunah-sunahnya.
Ketika khatib menyampaikan khutbahnya, jama’ah wajib mendengarkan sebaik-
baiknya. Jangan sampai ada di antara jama’ah ada yang berbicara, bercanda,
mengantuk, dan membuat keributan, hal ini dikarenakan kesempurnaan salat Jum’at
akan berkurang. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang
berbicara pada hari Jum’at diwaktu imam berkhutbah, maka ia seperti keledai yang
memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang itu dengan diam, maka tidak
sempurna shalat Jum’atnya,” (H.R. Ahmad)
Jika ada seorang dari jama’ah yang berbicara, yang berhak menegurnya hanyalah
khatib karena jika yang lain diberi hak untuk menegur, dikhawatirkan suasana akan
bertambah ribut dan jelas si penegur akan kehilangan konsentrasi dalam
mendengarkan khutbah.

2. Ketentuan Tabl𝑖̅g dan Dakwah.


Tabl𝑖̅g artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut muballig.
Sedangkan dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i.
Ada dua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisān) dan dengan perbuatan
(da’wah bilhāl). Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam bertabl𝑖̅g dan
berdakwah adalah seperti berikut :
a. Syarat Muballig dan Dakwah.
1) Islam,
2) Balli̅g,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.
b. Etika dalam Menyampaikan Tabl𝑖̅g dan Dakwah.
1) Tabl𝑖̅g dan dakwah hendaknya dimulai dari diri mubalig dan da’i itu sendiri,
sebab sebelum seorang muballig atau da’i mengajak orang lain untuk berimandan
bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig dan atau da’i menjadi orang yang
beriman dan bertakwa. Hal ini diisyaratkan dalam firman Allah SWT, yang
artinya: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S. Ash-Saff/61:3)
2) Dalam bertabl𝑖̅g atau berdakwah, muballig, atau da’i hendaknya menggunakan
pola kebijaksanaan, yaitu berbicara atau bertabl𝑖̅g kepada manusia menurut kadar
kemampuan akal mereka. Tabl𝑖̅g atau dakwah kepada kaum intelek yang kadar
keilmuannya sudah tinggi harus dibedakan dengan tabl𝑖̅g atau dakwah terhadap
orang kebanyakan, kadar keilmuannya masih rendah.
3) Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan baik diridai

6
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
oleh Allah Swt. agar diteladani orang lain.
4) Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik perorangan
ataupun kepada masyarakat.
Dalam berdakwah, pastinya dilakukan dengan berbagai metode dimana telah
dijelaskan Allah Swt. dalam Al-Quran surat An-Nahl/16:125, yaitu :
1) Metode al-hikmah yang artinya penyampaian dakwah terlebih dahulu mengetahui
tujuan dan sasaran dakwahnya.
2) Metode al-mau’izah al-hasanah yakni memberi kepuasan kepada orang atau
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara seperti ini memberi
nasihat, pengajaran dan teladan yang baik.
3) Metode mujadalah bi al-lati hiya ahsan ialah bertukar pikiran (berdiskusi) dengan
cara-cara yang terbaik. Metode ini digunakan bagi sasaran dakwah tertentu,
misalnya bagi orang-orang yang berpikir kritis dan kaum terpelajar.
Akan tetapi pada era yang serba canggih ini, sekarang dakwah dapat disampaikan
melalui media surat kabar, majalah, radio dan televisi.

2.5 Cara Menyusun Teks Khutbah dan Dakwah.


1. Menyusun Teks Khutbah.
a. Menentukan tujuan khutbah yang ingin dicapai.
b. Menentukan tujuan khutbah yang mengacu kepada tujuan khubah.
c. Menentukan metode dan uraian-uraian materi dari judul khutbah.
Teks khutbah terdiri dari dua bagian, yaitu khutbah pertama dan khubah kedua.
Khutbah pertama terdiri dari bacaan hamdalah, syahadatain, salawat Nabi, dan wasiat
takwa berupa ayat Al-Qur’an atau hadist. Bacaan-bacaan tersebut diucapkan dalam
bahasa Arab. Setelah itu, disambung dengan uraian dan penjelasan tentang judul
khutbah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu, khutbah
pertama ini ditutup dengan doa yang ringkas.
Khutbah kedua terdiri dari bacaan hamdalah, syahadatain, salawat, wasiat takwa berupa
ayat Al-Qur’an, doa dan ditutup dengan pesan agar berperilaku adil dan berbuat
kebajikan (khutbah kedua ini boleh diucapkan seluruhnya dengan bahasa Arab atau
boleh juga diselingi dengan menggunakan bahasa Indonesia).

2. Menyusun Teks Dakwah.


a. Menentukan tujuan dakwah.
b. Menentukan judul dakwah dengan mengacu kepada tujuannya.
c. Menentukan materi, bahasa yang akan digunakan dan cara penyampaian.

2.6 Hadits dan Ayat Terkait Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah.


Pada dasarnya, setiap individu muslim diperintahkan untuk melaksanakan khutbah, tabl𝑖̅g
dan dakwah sesuai dengan kadar kemampuannya. Maka kelak anak didik kita juga punya
kewajiban itu. Apalagi Allah Swt. memberi predikat kepada kita sebagai khairu ummah
(sebaik-baiknya umat). Predikat ini akan sesuai jika kita selalu berusaha di barisan depan
orang-orang yang gemar berdakwah.
Sebagian ulama memberikan keputusan bahwa hukum khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah yaitu
fardhu kifayah, dan ada juga ulama lain yang menyatakan bahwa hukum khutbah, tabl𝑖̅g
dan berdakwah ialah fardhuain. Banyak dalil atau ayat dan hadis yang menyebutkan khut
bah, tabl𝑖̅g dan dakwah bagi setiap individu mukmin.

7
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
Dalam hadits ṡahih, Rasulullah Saw. bersabda:
ْ ‫ب ُخ‬
‫ط َبتَي ِْن َي ْقعُدُ َب ْي َن ُه َم‬ ُ ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – َي ْخ‬
ُ ‫ط‬ ُّ ‫َكانَ ال َّن ِب‬
Artinya : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu berkhutbah dua kali dan duduk antara
keduanya.” (HR. Bukhari no. 928)

‫ص ذلِّكَ ِّمن أ ُ ُجو ِّر ِّهم‬


ُ ُ‫ لَ َينق‬،ُ‫ َكانَ لَهُ ِّمنَ األَج ِّر ِّمث ُل أ ُ ُجو ِّر َمن تَ ِّب َعه‬،‫عا ِّإلَى ُهدًى‬ َ َ‫َمن د‬
َ‫ص ذلِّك‬ُ ُ‫ لَ َينق‬،ُ‫علَي ِّه ِّمنَ ا ِّإلث ِّم ِّمث ُل آثَ ِّام َمن تَ ِّبعَه‬
َ َ‫ َكان‬،ٍ‫ضالَلَة‬
َ ‫عا إِّلَى‬َ َ‫ َو َمن د‬. ‫شَيئًا‬
‫ئ‬ ِّ َ‫ِّمن آث‬
ً ‫ام ِّهم شَي‬
Artinya : “Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh
pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-
pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh
dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa
mereka.” (H.R. Muslim no. 2674)

‫ َو َح ِّدثُوا‬،ً‫ع ِّني َولَو آ َية‬ َ ‫ َب ِّلغُوا‬:‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ‫علَي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫أ َ َّن ال َّن ِّب‬: ‫عم ٍرو‬ ِّ َّ ‫عب ِّد‬
َ ‫ّللا ب ِّن‬ َ ‫عن‬َ
ِّ ‫ي ُمتَ َع ِّمدًا فَل َيتَ َب َّوأ َمق َعدَهُ ِّمن ال َّن‬
‫ار‬ َ
َّ ‫عل‬َ ‫ب‬ َ َ‫ َو َمن َكذ‬،‫عن َب ِّني ِّإس َرا ِّئي َل َولَ َح َر َج‬ َ .
Artinya : Dari Abdullah ibn Amr: Bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda: “Sampaikan dariku sekalipun
satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra’il dan itu tidak apa
(dosa). Dan barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiap-siaplah
menempati tempat duduknya di neraka.” (H.R. Bukhari)

َ‫ب فَقَد لَغَوت‬ ُ ‫اإل َما ُم َيخ‬


ُ ‫ط‬ ِّ ‫اح ِّبكَ َيو َم ال ُج ُمعَ ِّة أَن‬
ِّ ‫ َو‬. ‫صت‬ َ ‫إِّذَا قُلتَ ِّل‬
ِّ ‫ص‬
Artinya : “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jum’at, ‘Diamlah, khatib sedang
berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.”(H.R. Bukhari no. 934 dan Muslim
no. 851).

‫علَي ِّهم ِّمن‬ َ ‫ب‬ ُ ‫اإلسالَ ِّم َوأَخ ِّبرهُم بـِّ َما َي ِّج‬ ُ ‫سا َح ِّت ِّهم ث ُ َّم اُد‬
ِّ ‫ع ُهم إِّلَى‬ ُ ‫علَى َر‬
َ ‫سلِّكَ َحتَّى تَن ِّز َل ِّب‬ َ ‫اَن ِّفذ‬
‫احدا ً خَير لَكَ ِّمن أَن َي ُكونَ لَكَ ُحم ُر ال َّن َع ِّم‬ ِّ ‫ِّي للاُ ِّبكَ َر ُجالً َو‬ َ ‫للا ِّألَن َيهد‬ِّ ‫للا فِّي ِّه فَ َو‬
ِّ ‫ق‬ِّ ‫َح‬
Artinya : “Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan
atas mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk
kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki
unta merah.” (H.R. Bukhari)

‫للا صلى للا عليه وسلم‬ ِّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِّمعتُ َر‬ َ : ‫عنهُ َقا َل‬ َ ُ‫ي للا‬ َ ‫ض‬ ِّ ‫س ِّعيد ال ُخد ِّري َر‬ َ ‫عن أ َ ِّبي‬َ
َ ‫ فَإِّن لَم َيست َِّطع فَ ِّب ِّل‬،ِّ‫ َمن َرأَى ِّمن ُكم ُمن َكرا ً فَل ُيغ َِّيرهُ ِّب َي ِّده‬: ‫َيقُو ُل‬
‫ فَإِّن لَم َيست َِّطع فَ ِّبقَل ِّب ِّه‬،‫سا ِّن ِّه‬
‫ان‬ ُ ‫َوذَلِّكَ أَض َع‬
ِّ ‫ف ا ِّإلي َم‬
Artinya : Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya
ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah
dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan
ini adalah selemah-lemah iman.” (H.R. Muslim)

8
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
Ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah :

‫اّلل ۗ َولَو‬
ِّ ٰ ‫ع ِّن ال ُمن َك ِّر َوتُؤ ِّمنُونَ ِّب‬َ َ‫ف َوتَن َهون‬ ِّ ‫اس تَأ ُم ُرونَ ِّبال َمع ُرو‬ ِّ ‫ُكنتُم خَي َر ا ُ َّم ٍة اُخ ِّر َجت ِّلل َّن‬
َ‫ب لَ َكانَ خَي ًرا لَّ ُهم ۗ ِّمن ُه ُم ال ُمؤ ِّمنُونَ َواَكثَ ُر ُه ُم الف ِّسقُون‬ ِّ ‫ا َمنَ اَه ُل ال ِّكت‬
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S.
̅li ‘Imra̅n/3:110)
A

َ‫صا ِّل ًحا َّوقَا َل اِّ َّن ِّني ِّمنَ ال ُمس ِّل ِّمين‬
َ ‫ع ِّم َل‬
َ ‫ّللا َو‬ َ َ‫س ُن قَو ًل ِّم َّمن د‬
ِّ ٰ ‫عا ٰٓ اِّلَى‬ َ ‫َو َمن اَح‬
Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-
orang muslim (yang berserah diri)?” (Q.S. Fushshilat/41:33)

‫س ۗ ُن ا َِّّن َربَّكَ ه َُو‬ َ ‫س َن ِّة َو َجادِّل ُهم ِّبالَّ ِّتي ِّه‬


َ ‫ي اَح‬ َ ‫س ِّبي ِّل َر ِّبكَ ِّبال ِّحك َم ِّة َوال َمو ِّع‬
َ ‫ظ ِّة ال َح‬ َ ‫اُدعُ اِّلى‬
َ‫س ِّبي ِّله َوه َُو اَعلَ ُم ِّبال ُمهتَدِّين‬
َ ‫عن‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫اَعلَ ُم ِّب َمن‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl/16:125)

َ‫ّللا َبعدَ اِّذ اُن ِّزلَت اِّلَيكَ َوادعُ اِّلى َر ِّبكَ َو َل تَ ُكون ََّن ِّمنَ ال ُمش ِّر ِّكين‬
ِّ ٰ ‫ت‬ َ َ‫صدُّ َّنك‬
ِّ ‫عن اي‬ ُ ‫َو َل َي‬
Artinya : “Dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah
(manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan janganlah engkau termasuk orang-orang
musyrik.” (Q.S. Al-Qashash/28:87)

َ ٰ ‫ّللا َو َيخشَونَه َو َل َيخشَونَ ا َ َحدًا ا َِّّل‬


ِّ ٰ ‫ّللا ۗ َو َكفى ِّب‬
‫اّلل َحسِّيبًا‬ ِّ ‫الَّذِّينَ يُ َب ِّلغُونَ ِّرسل‬
ِّ ٰ ‫ت‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah
Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S. Al-Ahza̅b/33:39).

َ‫ص ُمكَ ِّمن‬ ٰ ‫سو ُل َب ِّلغ َما ٰٓ اُن ِّز َل اِّلَيكَ ِّمن َّر ِّبكَ ۗ َواِّن لَّم تَف َعل فَ َما َبلَّغتَ ِّرسلَتَه ۗ َو‬
ِّ ‫ّللاُ َيع‬ َّ ‫ٰٓيا َ ُّي َها‬
ُ ‫الر‬
َ‫ّللا َل َيهدِّى القَو َم الك ِّف ِّرين‬ ۗ ِّ ‫ال َّن‬
َ ٰ ‫اس ا َِّّن‬
Artinya : “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika
tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Ma̅’idah/5:67)

َ‫ّللا ۖ َوا ُ َب ِّلغُ ُكم َّما ٰٓ اُر ِّسلتُ ِّبه َول ِّك ِّن ٰٓي اَرٮ ُكم قَو ًما تَج َهلُون‬
ِّ ٰ َ‫قَا َل اِّ َّن َما ال ِّعل ُم ِّعند‬
Artinya : “Dia (Hud) berkata, “Sesungguhnya ilmu (tentang itu) hanya pada Allah dan aku
(hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat ka

9
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
mu adalah kaum yang berlaku bodoh.” (Q.S. Al-Ahqa̅f/46:23)

2.7 Menerapkan Perilaku Khutbah, Tabl𝑖̅g dan Dakwah dalam Islam.


Sebagai umat islam yang baik, kita tentu harus merealisasikan nilai-nilai khutbah, tabl𝑖̅g
dan dakwah di mana saja kita berada. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan yaitu :
1. Ketika solat Jum’at, hendaknya mengamati dan menyimak khutbah yang disam
paikan khatib. Dengan memperhatikannya secara utuh, diharapkan suatu saat nanti bisa
tampil seabagi khatib pada waktu salat Jum’at.
2. Ketika kita melihat keadaan sekitar yang termasuk maksiat (seperti mencu
ri, tawuran, mencontek, dan sebagainya), kita harus mencegahnya dengan memberikan
alasan yang logis, baik atas dasar agama maupun sosial. Cara mencegahnya dapat kita
lakukan dengan perbuatan, jika tidak mampu dengan lisan, dan jika tidak mampu juga
maka dengan hati.
3. Jika melihat sesuatu yang baik, contohlah. Dimulai dari diri sendiri, dari tindakan yang
kecil dimulai dari sekarang.
4. Lebih aktif mengikuti kegiatan keagamaan.
5. Memprakarsai kegiatan dakwah islam di sekolah, remaja masjid, karang taruna, dakwah
kampus, dan lain sebagainya.

10
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dari materi yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dalam pembuatan makalah ini, kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah :
1. Khutbah bermakna memberi nasihat agama dalam kegiatan ibadah seperti; ṡalat, wukuf,
dan nikah. Khutbah lebih bersifat satu arah. Hanya khatib saja yang berbicara yang lain
mendengarkan.
2. Tabl𝑖̅g berarti menyampaikan, memberitahukan kebenaran kepada orang lain. Bisa
bersifat dua arah, saling berdiskusi, dan lain sebagainya.
3. Dakwah berarti memanggil, menyeru, mengajak akan sesuatu hal, yakni kegiatan
mengajak orang lain. Bisa bersifat dua arah.
4. Dalam berdakwah minimal ada dua cara, yaitu dakwah dengan lisan (da’wah billisān)
dan dakwah dengan perbuatan (da’wah bilhāl).
5. Dakwah billisan artinya dakwah yang dilakukan dengan berkata-kata, ceramah tabl𝑖̅g
akbar, dan sebagainya.
6. Dakwah bilhal artinya dakwah yang dilakukan dengan berbuat, seperti menyantuni
fakir miskin, yatim piatu, menyumbang untuk fasilitas sosial, dan sebagainya.
7. Khutbah, tabl𝑖̅g dan dakwah memiliki persamaan yaitu menyampaikan pesan kepada
orang lain. Akan tetapi, tentu saja antara ketiganya dapat dibedakan karena memiliki
tata cara yang berbeda, dan yang membedakannya adalah cara penyampaiannya.

3.2 Saran.
Semoga para pembaca dapat mengambil hikmah dari makalah yang saya buat ini. Namun
saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Maka dari itu, saya meminta kepada para pembaca
untuk menganlisis kembali makalah saya, serta menambahkan hal-hal yang kurang dan
memberikan saran/kritik yang membangun agar dalam pembuatan makalah kedepannya
saya bisa berhati-hati serta memiliki banyak pengalaman dari para pembaca.

11
Makalah Khutbah, Tablig & Dakwah
November 11, 2021
DAFTAR PUSTAKA
Ilmy,Bachrul. 2004. “Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas II (Kelas XI)”. Bandung: Gr
afindo Media Pratama.

Syamsuri. 2006. “Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI”. Jakarta: Erlangga

Hadi, Abdul. 2021. “Mengenal Dakwah, Tablig dan Khutbah: Pengertian & Perbedaannya”,
https://tirto.id/mengenal-dakwah-tablig-dan-khutbah-pengertian-perbedaannya-gapa, di
akses pada 11 November 2021 pukul 07.12.

Haslam, Zachary. 2021. “Arti dan Perbedaan Khutbah, Tabligh, serta Dakwah dalam Islam”,
https://kumparan.com/berita-terkini/arti-dan-perbedaan-khutbah-tabligh-serta-dakwahd
alam-islam-1wVVnf6HRR8/2, diakses pada 11 November 2021 pukul 07.37.

Damara, Sri. 2021. “Perbedaan Khutbah Tabligh dan Dakwah”,


https://organisasi.co.id/perbedaan-khutbah-tabligh-dan-dakwah/, diakses pada 11 Nove
mber 2021 pukul 08.23.

Akbar, Folly. 2012. “Hadits-Hadits Dakwah”, http://www.follyakbar.id/2012/07/hadits-hadits-


dakwah.html, diakses pada 11 November 2021 pukul 10.09.

Rifka Sitoresmi, Ayu. 2021. “Pengertian Khutbah, Syarat, Rukun dan Tata Caranya dalam Isla
m”, https://hot.liputan6.com/read/4703259/pengertian-khutbah-syarat-rukun-dan-tata-
caranya-dalamislam#:~:text=harus%20laki%2Dlaki.,Khatib%20harus%20suci%20dari
%20hadas%20besar%20maupun%20kecil.,azan%20ke%2D2%20shalat%20Jumat, diak
ses pada 11 November 2021 pukul 10.41.

12

Anda mungkin juga menyukai