Anda di halaman 1dari 13

KONSEP TAQWA DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kajian Landasan Pendidikan
Keagamaan
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. KH. Sofyan Sauri, M.Pd.

Oleh
Ade Sumardi (2002725)

PROGRAM STUDI PEDAGOGIK


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas makalah ini.

Berbicara mengenai taqwa, maka bahasa ini sangat penting untuk dibahas
dan dipelajari, khususnya pada spesifik judul ini yakni karena akan memang pada
dasarnya taqwalah yang membuat seseorang merujuk kepada kepercayaan akan
adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan bapak/ibu selaku
dosen pengampuh , sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Yang penulis sajikan berdasarkan pencarian dari berbagai sumber


informasi, referensi, Jurnal maupun web. Makalah ini disusun oleh penulis dengan
berbagai rintangan, baik itu yang datang dari penulis sendiri maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/I.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampuh , penulis meminta masukan
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Penulis,
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan....................................................................................................... 5
BAB II
A. Takwa sebagai Tujuan Nasional Pendidikan............................................ 6
B. Konsep Takwa Dalam Pendidikan............................................................ 7
C. Pembinaan Insan Muttaqin.......................................................................... 7
D. Pendidikan dapat Melahirkan Insan yang Bertaqwa................................. 9
BAB III
Kesimpulan .......................................................................................................... 12
Saran.......................................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman dan taqwa adalah dua unsur pokok bagi pemeluk Agama. Keduanya
merupakan elemen yang penting dalam kehidupan manusia dan sangat erat
hubungannya dalam menentukan nasib hidupnya serta memiliki fungsi yang
urgen,khususnya filsafat agama yang membahas masalah agama dari segi filsafat.
Filsafat agama dalam pandangan berbagai filosofi bukanlah pembahasan filsafat
secara bebas, tetapi ia membahas agama dari segi aspek filsafat dengan titik tolak
tertentu.
Tentang kedudukan taqwa sangatlah penting dalam agama Islam dan
kehidupan manusia. Pentingnya kedudukan taqwa itu antara lain dapat dilihat
dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13, Allah mengatakan bahwa, “manusia
yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa”. Dan dalam
surat lain, surat An-Nisa ayat 1 disebutkan bahwa taqwa dipergunakan sebagai
dasar persamaan hak antara pria dan wanita dalam keluarga, karena pria dan
wanita diciptakan dari jenis yang sama.
Aktualisasi ketakwaan yang berhubungan dengan Allah ini dalam proses
pendidikan adalah terwujudnya kesadaran akan penghayatan dan pengamalan
terhadap nilai-nilai amanah dan tanggung jawab antara guru dan peserta didik
dalam aktivitasnya, dengan dilandasi oleh wawasan ‘Sesungguhnya kami milik
Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kami kembali”
(mempertanggungjawabkan amal kependidikan kami)1
Berdasarkan pemapaaran latar belakang tersebut, maka penulis tertarik
untuk lebih memperluas bahasan taqwa dengan kaitannya dengan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1
Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan
Demokras, (Malang: UMM Press, 2001), Cet. I, hlm. 103.

4
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka pokok masalah dalam
makalah ini adalah bagaimana bagaimana esensi taqwa dalam pendidikan dan dari
pokok masalah tersebut diperoleh sub permasalahan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana taqwa sebagai tujuan nasional pendidikan?
2. Bagaimana konsep taqwa dalam pendidikan?
3. Bagaimana pembinaan insan muttaqin?
4. Bagaiman pendidikan dapat melahirkan insan yang bertakwa?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas maka yang menjadi tujuan dari makalah ini
adalah :

1. Untuk mengetahui taqwa sebagai tujuan nasional pendidikan

2. Untuk mengetahui konsep taqwa dalam pendidikan

3. Untuk mengetahui pembinaan insan muttaqin

4. Untuk mengetahui dapat melahirkan insan yang bertakwa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Taqwa Sebagai Tujuan Nasional Pendidikan

Tujuan pendidikan Indonesia secara umum adalah seperti yang disebutkan


dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun ciri-ciri
pendidikan yang menghasilkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa itu sangat sulit ditemui, terutama pada sekolah umum. Dan
makna dari beriman, bertaqwa, berakhlak mulia ini pun perlu kita perjelas satu
persatu. Karena apa yang dimaksud iman, taqwa, dan akhlak tentu akan
berhubungan dengan pendidikan yang dijalankan.
Dan kemungkinan yang barangkali terjadi adalah ketika praktisi
pendidikan itu sendiri tidak memahami tujuan pendidikan yang telah dirumuskan
dalam undang-undang. Untuk menjelaskan makna kata yang merupakan kata
kunci dalam undang-undang SISDIKNAS no 20 pasal 3 tersebut kita mesti
merujuk kepada makna dari kata tersebut. Dan referensi dalam mencari makna
tersebut satu-satunya hanya berasal dari bahasa arab, dan lebih spesifik lagi kata
iman dalam bahasa arab tersebut berasal dari agama Islam.
Kata iman yang dipakai dalam tujuan pendidikan dalam undang-undang
no 20 th 2003 tersebut berasal dari bahasa arab yang artinya adalah percaya.
Sementara secara istilah bisa dimaknai dengan pengakuan yang melahirkan sikap
menerima dan tunduk (syeikh muhammad bin sholeh al utsaimin, syarh arbain).
Rasulullah sholallahu alaihi wasallam juga menjelaskan perkara iman dalam sabda
beliau yang diriwayatkan oleh imam Muslim “Iman itu dibangun atas lima
perkara, kamu bersaksi bahwa  tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku adalah

6
utusan Allah, mengerjakan shalat, membayar zakat, haji, dan puasa pad abulan
ramadhan”
Kemudian setelah iman, maka disebutkan tujuan pendidikan nasional
menurut undang-undang adalah menjadikan manusia yang bertaqwa. Seperti
halnya iman, taqwa juga merupakah istilah dalam bahasa arab, yang mana kata
tersebut berasal dari agama Islam. Sementara itu representasi dari iman dan taqwa
dalam diri seseorang yang melandasi sikap dan tingkah lakunya, itulah yang
dinamakan Akhlak. Bahkan dalam tradisi pendidikan Islam tidak dikenal dengan
yang namanya pendidikan karakter, tapi yang ada adalah “akhlak”. Karena akhlak
berlandaskan kepada tauhid (tsabit), sedangkan karakter berlandaskan budaya
(yang sifatnya temporal)

B. Konsep Taqwa Dalam Pendidikan


Konsep iman da taqwa dalam Islam dapat dipandang dari sudut teologis-
religi dan sosial-humanis. Konsep teologis keimanan dikenal dengan konsep
tauhid yang sifatnya doktriner, yaitu kepercayaan tunggal terhadap keesaan Allah
SWT. Menutut Syekh Mahmud Syaltout (1984) unsur pertama dalam keimanan
adalah mempercayai wujud dan wahdaniyat Allah dalam menciptakan, mengurus,
dan mengatur segala urusan. Oleh karena itu, keimanan ini memiliki makna sosial
yang dalam istilah M. Amin Rais sebagai “tauhid sosial”. Istilah ini tidak lain
menggambarkan sebuah kondisi prilaku yang sesuai dengan ajaran tauhid
(keimanan). Konsep “tauhid sosial’ ini diimplementasikan dalam kehidupan
seharihari yang dalam bahasa agama disebut amal shaleh yaitu sejumlah
perbuatan baik yang sesuai aturan agama
Konsep yang dimaksud adalah terciptanya pendidikan dalam konteks
keislaman dan moralitas yang dengan itu terbinanya hubungan vertikal di samping
secara manusiawi dan sosial. Maka sebuah konsep pendidikan atau pembinaan
yang dilandasi keimanan dan ketakwaan, bukan hanya menghasilkan output yang
memiliki tanggung jawab sosial (pribadi, masyarakat, bangsa) namun juga
memiliki tanggung jawab moral kepada Tuhan2

2
Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, Deksripsi Nilai Iman Dan Takwa Dalam Pembelajaran, hal 7

7
C. Pembinaan Insan Muttaqin
Pendidikan dan pembinaan dalam nilai-nilai ketaqwaan sangat dibutuhkan
dalam kehidupan guna terbentuknya kepribadian yang muttaqin, yang bisa
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi ini, untuk menata, membina dan
memakmurkan kehidupan dunia dalam rangka menjalankan ibadah kepada Allah
SWT. Konsep pembinaan anak shalih ataupun juga seseorang yang bertaqwa
(insan muttaqin) merupakan sesuatu upaya yang sangat prinsipil dalam
Pendidikan Islam. Pendidikan ini bukan hanya sekedar transfer of knowledge
(transfer pengetahuan) semata, melainkan pendidikan merupakan usaha yang
dilakukan untuk membimbing, membina dan mengarahkan manusia ke arah yang
lebih baik3
Metode pembinaan anak shalih/ insan muttaqin dapat diartikan sebagai
cara yang dipergunakan untuk membimbing insan sehingga dapat dibina agar
dapat berprilaku ideal dalam kehidupannya yang shalih sesuai dengan tuntunan
agama. Ada banyak sekali metode yang bisa digunakan dalam melakukan
pembinaan anak shalih dalam kependidikan Islam, di antara sebagiannya adalah
sebagai berikut:
1. Dengan cara suri tauladan
Kata teladan dalam al-Qur'an indentik dengan kata uswah yang kemudian
diberi sifat hasanah di belakangnya yang berarti baik. Kata uswah dicontohkan
pada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim, "Dalam diri Rasulullah itu
kamu dapat menemukan teladan yang baik."(Q.S. 33: 21). Metode teladan ini
dianggap penting karena aspek agama yang mengandung akhlak yang
termasuk dalam kawasan afektif yang terwujud dalam bentuk tingkah laku
(behaviroral).4
2. Dengan pembiasaan
Metode pembiasaan haruslah bersinergi dengan metoe keteladaanan dalam
pembinaan anak. Proses. Al-Qur'an menjadikan pembiasaan itu sebagai salah
3
Abu Ahmadi, Pengantar IlmuPendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 96
4
Muhammad Quthb, Sistem Pemikiran Islam, Terj. Djohar Bahri, (Bandung: Al-Ma'arif,
1984), 183.

8
satu teknik atau metode pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik
menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa
terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak
kesulitan. Hal itu merujuk pada metode pembiasaan yang dilakukan
Rasulullah dalam menguatkan hafalannya. Rasulullah berulang-rulang berdoa
dengan doa yang sama sehingga menyebabkan beliau hafal doa tersebut dan
sahabat yang mendengarkan doa tersebut ikut juga terhafal.
3. Dengan mensihati
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan Islam yang
mana para pendidik mengunakan model ceramah dalam rangka melakukan
pembinaan terhadap pendidikan anak5
4. Dengan menceritakan metode kisah
Istilah kisah dalam Al-Qur'an disebut Qasas berarti berita yang berurutan.
Qasas Al-Qur'an adalah pemberitaan Qur'an tentang hal ikhwal umat yang
telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwaperistiwa yang
telah terjadi. Al-Qur'an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada
masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau
jejak setiap umat. Ia menceritakan keadaan mereka dengan cara yang menarik
dan mempesona6
Implementasi nilai-nilai ketaqwaan di antaranya dengan melalui
pembiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan minat, serta pembentukan
kerohanian yang luhur. Dengan berhasilnya proses pembentukan ini secara
serentak dan menyeluruh, maka tercapailah kepribadian yang sempurna yaitu
kepribadian muslim yang bertakwa. Dalam kerangka pendidikan Islam anak-
anak diarahkan untuk dapat mengaktualisasikan dan mengaplikasikan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga, sekolah
maupun di dalam masyarakat, sehingga dapat menjiwai cara berfikir, bersikap

5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet III, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
106
6
Manna Khlmil al-Qatthan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, terj. Mudzakir AS, (Jakarta: Lentera
Antar Nusa, 2000), 436

9
dan bertindak, baik untuk dirinya sendiri maupun hubungannya dengan Allah,
dengan sesama manusia, dengan alam dan lingkungannya.

D. Pendidikan Dapat Melahirkan Insan Yang Bertakwa

Hal utama yang harus dilakukan dalam pendidikan adalah merumuskan


tujuan pendidikan. Karena tanpa tujuan dan niat, proses yang ditempuh akan
berujung pada kegagalan. Keberhasilan program pendidikan ditentukan oleh
rumusan tujuan pendidikan. Tujuan akan mengarahkan tindakan dan perumusan
tujuan pendidikan yang benar merupakan inti dari seluruh pemikiran pedagogis
dan perenungan filosofis.
Tujuan pendidikan dalam perspektif teori pendidikan Islam diarahkan
untuk membentuk pribadi-pribadi muslim yang sempurna, yang paham hakikat
eksistensinya di dunia ini serta tidak melupakan dunia akhirat. Bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah tujuan hidup itu sendiri.
Tujuan akhir pendidikan Islam merupakan kristalisasi nilai-nilai idealitas
Islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik. Maka tujuan akhir itu harus
meliputi semua aspek pola kepribadian yang ideal.
 Dalam konsep pendidikan itu berlangsung sepanjang kehidupan manusia,
dengan demikian tujuan akhir pendidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan
tujuan hidup manusia dan peranannya sabagai makhluk ciptaan Allah dan sebagi
kholifah di bumi. Sebagaimana diungkapkan Hasan Langgulung bahwa “segala
usaha untuk menjadikan manusia menjadi ‘abid inilah tujuan tertinggi pendidikan
dalam Islam.”
Proses menuju terwujudnya manusia yang beriman dan bertaqwa
merupakan tujuan pokok yang paling penting dalam ajaran Islam itu sendiri.
Untuk itu dibutuhkan usaha yang mantap dan sempurna dalam upaya
pengembangannya. Pengembangan iman dan taqwa dapat dilakukan melalui
pendidikan dengan menawarkan dan mengembangkan kembali konsep
tauhid Uluhiyah, Rububiyah, sebagai landasan filsafat pendidikannya.

10
Proses pendidikan dan aktivitas kependidikan harus mengacu kepada
pembentukan sikap dan perilaku yang bertakwa. Demikian dengan kurikulum
yang harus dirancang untuk meningkatkan ketakwaan peserta didik. Jika suatu
pendidikan mampu melahirkan insan yang bertakwa maka pendidikan itu pun
berhasil.
Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pentingnya penyelenggaraan pendidikan keimanan dan ketakwaan
sebenarnya bukan hanya merupakan pelaksanaan perintah UU No. 20 Tahun 2003
melainkan juga perintah UUD45 merupakan perintah Pancasila. Pendidikan
keimanan dan ketakwaan seharusnya menjadi core pendidikan nasional, baik pada
dokumen tertulis maupun pelaksanaannya.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan hidup
manusia agar menjadi hamba yang mengenal Allah, senantiasa beribadah kepada-
Nya, sehingga menjadi manusia yang paling bertaqwa7

7
https://stishid.ac.id/, Tujuan Pendidikan Islam¸ (2017), diakses tanggal 2 Aprl 2021

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Iman dan pendidikan sangat berkaitan erat sebagai dua hal yang bisa
menjadi kurikulum untuk membentuk karakter seseorang dari pendidikan berbasis
agama. Karena hakikat taqa dalam pendidikan adalah sebuah konsep pendidikan
atau pembinaan yang dilandasi keimanan dan ketakwaan, bukan hanya
menghasilkan output yang memiliki tanggung jawab sosial (pribadi, masyarakat,
bangsa) namun juga memiliki tanggung jawab moral kepada Tuhan

Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Pengantar IlmuPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.


al-Qatthan, Manna Khlmil. Studi Ilmu-ilmu Qur'an, terj. Mudzakir AS. Jakarta: Lentera
AntarNusa,, 2000.
Barizi, Syamsul Arifin . Ahmad. , Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan
Demokrasi,. Malang: UMM Press, 2001.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Cet III. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, , 1997.
Quthb, Muhammad. Sistem Pemikiran Islam, Terj. Djohar Bahri. Bandung: Al-Ma'arif,,
1984.
Sauri, Sofyan. Deksripsi Nilai Iman Dan Takwa Dalam Pembelajaran.
Stishid, Admin. https://stishid.ac.id/. Maret 7, 2017.
https://stishid.ac.id/2017/03/07/tujuan-pendidikan-islam/ (accessed april 2, 2021).

13

Anda mungkin juga menyukai