Anda di halaman 1dari 99

I.

HEALTH AND 2023


SAFETY PLAN

PT.GANDRI MITRA SUKSES adalah pelaku


bisnis yang bergerak di bidang Mekanikal,
Elektrikal & Arsitektur konstruksi bangunan
Pengadaan, Perawatan/ Pemeliharaan
(maintenance) Peralatan, dsb, yang selalu
RENOVATION
mengutamakan kualitas dan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja serta ADMINISTRATION AND
lindungan lingkungan sejak awal perencanaan LINKWAY OFFICE
proyek dan terus berupaya meningkatkan dan
PT BREDERO SHAW
mengutamakan kualitas mutu pelayanan hasil
pekerjaan, kinerja usaha bisnis, pekerja, INDONESIA
keselamatan dan kesehatan serta lindungan
lingkungan yang secara sehat dalam bersaing di
ruang lingkup industri migas khususnya, dan
konstruksi umumnya di masa sekarang dan
yang akan datang.

DEBI CHANDRA
BAB I
DATA PROYEK

1. PROFIL PERUSAHAAN DAN TUJUAN HSE PLAN

1.1. Profil Perusahaan

PT.GANDRI MITRA SUKSES adalah Mekanikal, Elektrikal kontruksi banggunan &


sehubungan dengan bahaya yang Pengadaan, Perawatan/ Pemeliharaan (maintenance)
Peralatan, dsb, yang selalu mengutamakan kualitas dan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan sejak awal perencanaan proyek yang secara sehat dalam
bersaing di ruang lingkup industri khususnya, dan konstruksi umumnya di masa sekarang dan
yang akan datang.
Mengingat bahaya yang dihadapi dan gampang sekali terjadi kebakaran PT.GANDRI
MITRA SUKSES sebagai perusahaan yang berkomitmen tinggi terhadap K3 telah membuat
upaya untuk mencegah mengurangi dan memadamkan kebakaran salah satunya dengan cara
memasang alat instalasi alat pemadam Api Ringan (APAR)
Pada PT.GANDRI MITRA SUKSES tersedia beberapa APAR di setiap tempat yang
rawan terjadi kebakaran.Dan setiap Bulan Tabung APAR tersebut diperiksa masa berlakunya,
untuk APAR sendiri pengecekan dilakukan sebulan sekali dan untuk APD setiap harinya.
Dalam upaya proses meningkatkan pencapaian standar keselamatan serta kualitas
pekerjaan yang memuaskan, PT.GANDRI MITRA SUKSES menerbitkan kebijakan sistem
HSE sbb:
a. Mengutamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL)
b. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku ada
di lingkungan kerja
c. Mencegah Kecelakaan dan Penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan kerja serta
bahaya di tempat kerja
d. Mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan kondusif
e. Memasyarakatkan akan pentingnya K3 pada karyawan
f. Meninjau ulang sistem menejemen K3LL secara periodik sesuai dengan kondisi
perusahaan.

1
1.2. Tujuan HSE Plan

Sistem manajemen HSE Plan ini bertujuan agar proses peningkatan standar kualitas
kerja yang dihasilan PT.GANDRI MITRA SUKSES ini dapat bersaing, memberikan rasa
aman bagi pekerja dan kepuasan bagi pelanggan serta dapat meminimalkan penyimpangan
dan kecelakaan kerja dalam setiap melakukan pekerjaan.
HSE Plan ini telah di sahkan oleh pimpinan tertinggi dalam perusahaan PT.GANDRI
MITRA SUKSES dan telah berlaku untuk selanjutnya dapat menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama dalam penerapannya dari semua tingkatan menejemen serta untuk dapat
saling berkoordinasi dan berkomunikasi untuk hasil yang lebih baik selanjutnya.
Tim HSE akan tetap memberikan saran dan masukan dalam penerapan HSE Plan ini
pada saat melaksanakan pekerjaan dan pembuatan pembangunan canopy dan evaluasi untuk
kelengkapan dokumen HSE selanjutnya.

2. GAMBARAN UMUM DAN LINGKUP KERJA PROYEK


2.1. Gambaran Umum Pekerjaan
Renovation Administration and Linkway Office
2.2. Pekerjaan yang dilaksanakan
Pekerjaan : Renovation Administration and Linkway Office
PT Bredero Shaw Indonesia
Lokasi : Kawasan Industri Kabil - Batam
Kategori Resiko : Tingkat Resiko Sedang
Pekerjaan

2.3. Lokasi Proyek


Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan
pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,
Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam
mencapai 1.037.187 jiwa. Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan
bebas Batam–Bintan–Karimun (BBK).
Kota Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain
berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan

2
berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam
merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun
pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya
dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh
hingga 158 kali lipat.
2.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut pihak Kedua/kontraktor dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut dalam jangka waktu 52 hari kalender terhitung sejak kontrak
ditandatangani.
2.5. Garis besar lingkup pekerjaan
Pekerjaan : Renovation Administration and Linkway Office
✓ Sarana dan fasilitas LK3 (lingkup kontraktor: spanduk, police line) :
a. Beberapa hal dari aspek safety yang menjadi tanggung jawab kontraktor dalam
project ini, adalah sebagai berikut:
1. Asuransi Kesehatan dan Keselamatan Pekerja Proyek
2. Perlengkapan Kerja:
• Helm keselamatan kerja (safety helmet)
• Kaca mata las (Safety glassed / goggles)
• Pakaian kerja (wearpack)
• Sarung tangan (safety gloves)
• Sepatu kerja (safety shoes / boot)
• Tanda pengenal (ID Card)
• Full Body Harness 2 hook
• Masker
• Ear Plug
b. Selama Proyek berlangsung Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan kerja
Karyawannya, Lingkungan kerjanya serta menghindari pencemaran Lingkungan
dan harus mematuhi Peraturan-Peraturan Keselamatan Kerja dan LK3 yang
berlaku di lingkungan/ wilayah kerja PT. Bredero Shaw Indonesia .

2.6.Uraian pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
– Mobilisasi material, peralatan kerja dan tenaga kerja

3
– Menyediakan perlengkapan kerja
– Rental Prime scaffolding dengan tangga diagonal dan platform standart

2. Pelaksanaan Pekerjaan
Administration Office 1st Floor
- Strengtening and repairing ceiling suport accessories and ducting instalation

- Dismantle partition wall

- Dismantle glass window and door

- New Instalation Ceiling and frames

- Repair and cleaning exiting ceramic floor

Administration Office 2nd Floor

- Strengtening and repairing ceiling suport accessories and ducting instalation

- Dismantle partition wall

- Support exiting wall beside exiting door and fhinising

- New Instalation Ceiling and frames

- Repair and cleaning exiting ceramic floor

Linkway Renovation

- Dismentling the exiting precast concreate cover columns

- Clean with power wire brush,Repair and Repainting

- Reinforcement cover steel columns

- New round columns cover and fhinising

Roof and Plafond

- Dismentle existing roof,gutter and metal wall cladding

- Dismantle existing ceiling and lighting

- Repair the fascia arround the roof

- Cleaning,repair and Repainting the stell rooh frame

- New Metal sheet roof Instalation

4
- New Frame gypsum Instalation and Painting

- Electrical Instalation

- Clean & re-painting cooridor wall

- Commissioning and testing


Fhinising and Cleaning
- Site cleaning
Pekerjaan Lainnya
- Membersihkan Lokasi Kerja dari Sampah dan bekas sisa pekerjaan/ 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

2.7.Dasar Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pada surat undangan PT. Bredero Shaw
Indonesia
b. Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dalam spesifikasi yang
merupakan lampiran yang tak terpisahkan dalam RKS ini.

5
2.8.Penanggung Jawab Proyek
Perusahaan PT.GANDRI MITRA SUKSES
Nama : TRIYONO
Penanggung Jawab Proyek
Jabatan : DIREKTUR
Nama : DEBI CHANDRA
Jabatan : PROJECT MANAGER
Nama : Rahmat Fauzi
Jabatan : HSE Officer

Judul Proyek Renovation Administration and Linkway Office

Lokasi Kerja PT Bredero Shaw Indonesia


Alamat Perusahaan Kawasan Industri Kabil-Batam
Telp./Fax

1.3. SURAT KESANGGUPAN UNTUK MELENGKAPI DOKUMEN


PENDUKUNG YANG HABIS MASA BERLAKUNYA SETELAH
PENETAPAN PEMENANG.

TERLAMPIR

Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Direktur

6
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PERUSAHAAN

Yang menyatakan dibawah ini :

Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam

Kami atas nama perusahaan sanggup dan bersedia untuk melengkapi dokumen sesuai dengan
ketentuan /peraturan yang berlaku di PT. Sumitomo Batam

Demikian surat kesanggupan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Direktur

7
8
9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

10
4.2 Structur Organisasi Proyek

11
Penerapan HSE merupakan tanggung jawab seluruh karyawan, rincian tanggung jawab
masing-masing tingkat/level adalah sebagai berikut :
• Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Manager Proyek
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi
1. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan proyek
2. Bertanggung jawab baik untuk keselamatan pekerja dan penerapan HSE
3. Bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun fisik dari proyek yang dilaksanakan
4. Menyusun organisasi proyek uraian tugas dan tanggung jawab serta personilnya
5. Menerbitkan surat keputusan
6. Membuat rencana kerja
7. Pemimpin proyek bertanggung jawab langsung kepada pihak yang terkait
8. Mengintegrasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membangun perencanaan proyek
Tugas Dan Tanggung Jawab Pengawas Lapangan

Pengawas Lapangan adalah meminimalkan kesalahan yang ada di lapangan sehingga dapat
mengakibatkan pembongkaran dan pengulangan pekerjaan yang tidak perlu karena kesalahan
gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
Adapun Tugas dan Tanggung jawabnya adalah :
1. Mengevaluasi, mengkoordinasi dan mengendalikan program kegiatan
2. Memberikan instruksi-instruksi serta petunjuk-petunjuk yang perlu
3. Melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas seluruh daerah kerja dan semua instansi
yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.
4. Melaksanakan pengecekan terhadap material konstruksi yang diperlukan untuk
memperoleh jaminan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasinya.
• Tugas Dan Tanggung Jawab HSE
Tugas dan tanggung jawab seorang Safetty Officer adalah:
1. Mengawasi suatu proyek antara lain: welder, fitter, dll sebagaimana dengan
mengutamakan faktor keselamatan kerja
2. Melaporkan semua kegiatan termasuk masalah keselamatan kerja kepada proyek
menejer
3. Menyiapkan referensi pendukung guna menunjang hasil kerja secara maksimal,
minimal mendekasi atau sama dengan standart internasional

12
4. Aktif dalam penanganan keselatan kerja karyawan atau proyek
5. Melakukan koordinasi dengan bagian operasi mengenai tugas-tugas lapangan atau
proyek
6. Memberi saran, usul kepada bagian operasi masalah kualitas kerja dan
keselamatan kerja
7. Berwewenang dengan sepengetahuan kepala departemen yang bertanggung jawab,
dengan menghentikan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
8. Bertanggung jawab dapat menghentikan kerja yang tidak aman dan yang nyata
melanggar peraturan keselamatan kerja.

• Tugas dan Tanggung jawab Mandor


1. Pencari Kesempatan / Peluang Kerja Bagi Kelompok Kerjannya
2. Pengawas Sehari-Hari Para Tukang dan Pekerja dalam Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pelatih/Pembimbing para Tukang dan Pekerja
4. Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan
5. Membuat Jadwal Dan Recana Kerja
6. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran
• Tugas dan tanggung jawab Pekerja / Karyawan
1. Mematuhi semua kebijakan K3, prosedure dan instruksi kerja yang aman dalam
melakukan kegiatan
2. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan orang lain
yang dapat terpengaruh oleh aktifitas tersebut
3. Melaporkan kepada atasan jika menemukan bahaya atau masalah yang berkaitan
dengan K3
4. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan
5. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-
komponennya yang seharusnya hanya digunakan untuk keselamatan dan
kesehatan kerja

13
• Job Desk Pekerja Dalam Aspek HSE
Adapun tanggung jawab pekerja dalam aspek HSE adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan dengan meminimalisir kecelakaan dalam bekerja
2. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan memenuhi standar yang telah
ditentukan sebelumnya
3. Mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan dan lokasi proyek.
4. Mematuhi semua kebijakan K3, prosedure dan instruksi kerja yang aman dalam
melakukan kegiatan
5. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan orang lain
yang dapat terpengaruh oleh aktifitas tersebut
6. Melaporkan kepada atasan jika menemukan bahaya atau masalah yang berkaitan
dengan K3
7. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan
8. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-
komponennya yang seharusnya hanya digunakan untuk keselamatan dan
kesehatan kerja

Kompetensi Terlampir

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

14
SURAT PENUNJUKAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :

Nama : Rahmat Fauzi


Jabatan : Penanggung Jawab HSE
Alamat :

Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Penanggung Jawab HSE untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.

Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

15
SURAT PENUNJUKAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :
Nama : Debi Chandra
Jabatan : Project Manager
Alamat : Perum Cipta Grenville Cluster Aurora No 42

Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Manager Proyek untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.

Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

16
SURAT PENUNJUKAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :
Nama : Eko Saputra
Jabatan : Project Supervisor
Alamat : Buana Central Park Block Madison No 26-27
.

Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Project Supervisor untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.

Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

17
BAB V

WORK SITE HAZARD & RISK ASSESSMENT

Judul Pekerjaan “Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw


Indonesia”
5.1.Perencanaan dan program kerja Proyek
• Persiapan
a. Pengurusan ijin kerja dan ijin lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
b. Melakukan pemesanan terhadap material utama yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini
c. Meyiapkan mobilisasi dan demobilisasi baik terhadap pekerja maupun material
d. Membuat Jadwal pekerjaan sehingga semua dapat berjalan sesuai yang direncanakan
• Pelaksanaan Pekerjaan dengan jangka waktu 52 hari kalender,terhitung dari
tanggal 27 April 2023 sampai 18 Juni 2023 termasuk uji coba
Mengerjakan semua pekerjaan sesuai dengan lingkup yang dinginkan PT.Bredero
Shaw Indonesia. Adapun tahap-tahap proses pekerjaannya adalah sebagai berikut :
a. Mobilisasi material dan peralatan kerja :
Semua material dan peralatan kerja di bawa ke PT.Bredero Shaw Indonesia
b. Dokumentasi Pekerjaan
1. Persiapan
• Toolbox meeting
• Mobilisasi peralatan ke lokasi kerja
2. Pekerjaan

Administration Office 1st Floor


- Strengtening and repairing ceiling suport accessories and ducting instalation

- Dismantle partition wall

- Dismantle glass window and door

- New Instalation Ceiling and frames

- Repair and cleaning exiting ceramic floor

18
Administration Office 2nd Floor

- Strengtening and repairing ceiling suport accessories and ducting instalation

- Dismantle partition wall

- Support exiting wall beside exiting door and fhinising

- New Instalation Ceiling and frames

- Repair and cleaning exiting ceramic floor

Linkway Renovation

- Dismentling the exiting precast concreate cover columns

- Clean with power wire brush,Repair and Repainting

- Reinforcement cover steel columns

- New round columns cover and fhinising

Roof and Plafond

- Dismentle existing roof,gutter and metal wall cladding

- Dismantle existing ceiling and lighting

- Repair the fascia arround the roof

- Cleaning,repair and Repainting the stell rooh frame

- New Metal sheet roof Instalation

- New Frame gypsum Instalation and Painting

- Electrical Instalation

- Clean & re-painting cooridor wall

- Commissioning and testing


Fhinising and Cleaning
- Site cleaning
Pekerjaan Lainnya
- Membersihkan Lokasi Kerja dari Sampah dan bekas sisa pekerjaan/ 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

19
c. Pekerjaan Lainnya
– Membersihkan Lokasi Kerja dari Sampah dan Bekas sisa pekerjaan5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
d. Penyelesaian
Setelah seluruh pekerjaan selesai maka akan diadakan serah terima pekerjaan yang
disertakan Berita Acara, dokumentasi, progress report, serta dokumen-dokumen penunjang
lainnya.

5.2.TAHAPAN PROYEK ( WORK SCHEDULE TERLAMPIR )

5.3.ANALISIS BAHAYA TIAP TAHAPAN


Analisis bahaya adalah Kegiatan analisis suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari akibat/consequences suatu
risiko.
Dampak dari suatu kegiatan bisa dihubungkan dengan : Manusia, Lingkungan,
Aset, dan Reputasi Perusahaan.
Dampak yang berkaitan dengan manusia dibagi menjadi beberapa bagian :
• Kegiatan tersebut dapat menyebabkan luka hanya bersifat First Aid saja
• Kegiatan tersebut dapat menyebabkan luka tidak masuk kerja
• Kegiatan tersebut dapat menyebabkan cacat sebagian
• Kegiatan tersebut dapat menyebabkan cacat total
• Kegiatan tersebut dapat menyebabkan kemaatian/fatality
Dampak yang berkaitan dengan Lingkungan :
• Menyebabkan pencemaran ringan
• Menyebabkan pencemaran sedang
• Menyebabkan pencemaran berat
Dampak yang berkaitan dengan Aset :
• Menyebabkan alat rusak ringan masih dapat dipergunakan
• Menyebabkan alat rusak sedang alat tidak dapat digunakan namun masih bisa
diperbaiki
• Menyebabkan alat rusak berat alat tidak dapat diperbaiki dan tidak dapat
digunakan

20
Probability/Keseringan kegiatan tersebut berulang :
• Pernah terdengar terjadi
• Pernah terjadi
• Terjadi hampir setiap tahun
• Terjadi sering setiap tahun
Dari semua analisis pekerjaan tersebut di atas ditambah dengan
probability/keseringan kegiatan tersebut terjadi, maka kita bisa membuat tabel dan
menentukan masuk ke kategori mana kegiatan tersebut terjadi, apakah risiko kegiatan
dengan risiko rendah, sedang, atau tinggi, tentunya harus disesuaikan dengan kebijakan
dari masing masing perusahaan.
Dengan menentukan analisis risiko dari suatu pekerjaan kita dapat melakukan
suatu kegiatan pengendalian untuk menurunkan risiko dari suatu pekerjaan tersebut,
sehingga didapat suatu risiko yang dapat diterima misalkan risiko pekerjaan rendah baru
boleh kegiatan tersebut dilakukan.
Macam macam pengendalian dari suatu risiko pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya :
1. Eliminasi : dengan cara ini sumber bahaya yang dilakukan langsung dihilangkan
2. Substitusi : dengan cara mengganti sumber bahaya dengan yang lebih aman
3. Rekayasa Engineering : Dengan melakukan perbaikan dan perhitungan sehingga
bekerja, lingkungan kerja atau alat kerja dapat digunakan dengan aman
4. Administrasi : dengan membuat prosedur kerja
5. APD : Pengendalian yang terakhir adalah dengan menggunakan APD
Apabila analisis dari pekerjaan sudah dilakukan dan sudah dilakukan tindakan
pengendalian, yang selanjutnya tinggal membuat tujuan, sasaran dan program serta
impelementasi, apabila kegiatan kegiatan tersebut sudah dilakukan maka jumlah
kecelakaan kerja akan menurun dan tingkat kesehatan kerja juga akan menjadi baik.

a. Identifikasi Potensi Bahaya


Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan memperkirakan
adanya bahaya pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.
Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan
tingkat/kriteria risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya
yang sudah diidentifikasi

21
Tujuan identifikasi bahaya :

Proses mengenali/mengetahui bahaya dan menentukan karakteristik potensi


bahaya kebakaran yang ada di tempat kerja.

Lingkup & Uraian Sistem


Potensi kebakaran dibedakan atas karakteristik dan klasifikasi :
Potensi kebakaran yang disebabkan material yang terbakar seperti; kayu dan
produk kayu, fiber & textile, cairan yang mudah terbakar, gas, bahan kimia, bahan
peledak, plastik & karet, debu yang mudah terbakar dan meledak, bahan metal.
Potensi kebakaran gudang atau tempat penyimpanan bahan seperti gudang dalam
ruangan terbuka dan tertutup, penyimpanan gas, cairan mudah terbakar yang ada pada
gudang atau penyimpanan bahan material.
Potensi kebakaran pada proses seperti; tungku pembuat uap (boiler furnace),
sistem penukar panas, fasilitas nuklir, proses pembuatan makanan, sistem pendinginan,
pemisahan pelarut, proses pekerjaan kayu, proses grinding, peralatan proses kimia dll.
Potensi kebakaran pada gedung yang diklasifikasikan atas : gedung perkantoran,
rumah sakit, hotel, gedung untuk tempat tinggal atau perumahan/apartemen dll.
Untuk dapat mengevaluasi potensi kebakaran secara akurat dan tepat, diperlukan
pemahaman secara rinci tentang karakteristik dari tipikal kebakaran yang mungkin terjadi
berdasarkan kategori dan klasifikasi potensi kebakaran.

Ilustrasikan pertanyaan :
1. Apakah ada potensi kebakaran?
2. Seberapa besar potensi dan kemungkinannya?
3. Apa akibat dari kebakaran?
4. Bagaimana program pencegahan dan penanggulangannya jika terjadi
kebakaran?

Penilaian (Matriks) Risiko

Penilaian Risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai
keparahan suatu risiko. Untuk menentukan kagori suatu risiko apakah itu rendah, sedang,
tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks risiko seperti pada tabel
matriks risiko di bawah :

22
KEPARAHAN
Tabel Matriks Risiko Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

FREKUENSI Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim

Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

Tabel di bawah merupakan representasi kategori risiko yang dihasilkan dari penilaian matriks
risiko :

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Dari representasi di atas, kita tentukan langkah pengendalian risiko yang paling tepat
berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian risiko/bahaya K3 (Menghilangkan, Mengurangi,
Menyediakan Pengaman, Menyediakan Tanda Peringatan, Menyediakan Prosedur K3

b. Job Safety Analysis (JSA)


Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari
menerapkan Job Safety Analysis (JSA) – yang meliputi mempelajari dan membuat laporan
setiaplang kah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik ke
sehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan
mengeliminasi bahaya ini.
JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukan bahaya yang:

23
• Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain permesinan,
peralatan, perkakas, stasiunkerjadan proses.
• Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
• Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.
Sebelum mengetahui potensi bahaya yang ada di lapangan/tempat kerja ada baiknya
terlebih dahulu mengetahui latar belakang dari pekerjaan yang akan dilaksanakan, misalnya
metode pelaksanaan kerja yang akan dikerjakan nantinya

Pengertian Job Safety Analysis


JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang
dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA:
• Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang
berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.
• Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
• Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.
• Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja
yang spesifik untuk setiap pekerjaan.
Keuntungan dari melaksanakan JSA
• Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
• Membuat kontak keselamatan pekerja.
• Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
• Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
• Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
• Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
• Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode
kerja.
• Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.
• Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
• Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
• Mengurangi absent.
• Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
• Meningkatkan produktivitas.
• Adanya sikap positif terhadap keselama.

24
JSA TERLAMPIR

5.4.MITIGASI YANG TEPAT


Ada beberapa mitigasi atau upaya untuk mengurangi resiko dalam kerja meliputi
beberapa hal yaitu :
A. PERALATAN
• Prosedur dan Peralatan Kerja (Working Equipment and Procedure)
1. Prosedur Kerja (Working Procedure). Kontraktor harus mempunyai prosedur
(SOP) yang digunakan pada semua tahapan proyek tersebut, dari prosedur yang
digunakan oleh kontraktor harus diajukan ke PT sumitomo untuk mendapatkan
persetujuan. Prosedur yang sudah disetujui harus dapat diakses dan terdapat di
lokasi kerja. Contoh prosedur kerja :
– Prosedur pengelasan (welding procedure)
– Prosedur pemotongan besi (cutting procedure)
– Prosedur pengecoran
– Prosedur pengoperasian peralatan kerja.
2. Peralatan Kerja (Working Equipment). Kontraktor harus menyampaikan daftar
peralatan kerja yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek berlangsung.
Peralatan kerja yang digunakan jika diwajibkan mempunyai ijin atau sertifikasi
dari instansi berwenang maka ijin tersebut harus dilampirkan dalam HSE plan ini.
Contoh beberapa peralatan kerja yang harus mendapatkan ijin atau sertifikasi :
– Lori Crane
3. Penggunaan Peralatan Tangan antara lain :
– Setiap pekerjaan ada alatnya yang benar dan cocok.Alat tersebut harus
digunakan pada waktu yang cocok pula.
– Perkakas harus diperiksa sebelum digunakan untuk memastikan bahwa
ukurannya cocok dan keadaannya baik.
– Jangan membawa benda tajam dalam saku.
– Setelah menyelesaikan satu pekerjaan, perkakas harus dibersihkan agar tidak
tergelincir dan disimpan dalam kotak perkakas atau tempat penyimpanannya.
– Kunci inggris harus kuat cengkramannya sebelum pengapitnya ditekan.
– Jangan sekali-kali menggunakan kunci inggris sebagai palu.
– Jangan sekali-kali menggunakan perkakas dengan kepala yang telah pecah-

25
pecah (mushroom).
– Jangan sekali-kali menggunakan obeng sebagai pahat.
– Peralatan bertekanan seperti pistol gemok, semprot gas dan semprot tanaman
harus diarahkan jauh dari tubuh serta dari orang lain di areal tersebut.
– Angin/ udara dalam semua peralatan harus diatur untuk mempertahankan
tekanan maksimum yang diizinkan untuk peralatan tersebut.

• Prosedur dan Peralatan HSE (HSE Equipment and Procedure)


Dalam melaksanakan pekerjaannya maka kontraktor harus mempunyai prosedur-prosedur
dalam aspek HSE. Prosedur tersebut diajukan ke PT. Sumitomo Batam untuk mendapatkan
persetujuan dan prosedur tersebut harus berada di lokasi kerja dan dapat dengan mudah
diakses. Prosedur HSE yang ada antara lain :
– Prosedur pengelolaan limbah
– Prosedur pemakaian alat pemadam api
– Prosedur keadaan darurat
– Prosedut investigasi kecelakaan, dll.

26
DAFTAR DATA PERALATAN KERJA

STATUS
NO PERALATAN JUMLAH UNIT KETERANGAN
BAIK RUSAK N/A
1 Tools baik 1 pcs
2 Tools Kuningan baik 1 pcs
3 Gerinda Tangan baik 2 pcs
4 Palu baik 4 pcs
5 Bor baik 3 pcs
6 Bor Listrik baik 2 pcs
8 Jack Hammer baik 1 pcs
9 Mesin las baik 1 pcs
10 Cangkul baik 2 pcs
11 Sekop baik 3 pcs
12 Linggis baik 1 pcs
13 Gergaji baik 3 pcs
14 Godam baik 3 pcs
15 Martil baik 1 pcs
16 Martil Kuningan baik 1 pcs

Pelaksana
PT.GANDRI MITRA SUKSES

Jhonser Sinaga
Site Supervisor

27
B. PROSEDUR PERALATAN
Beberapa prosedur SOP peralatan yang harus diketahui, tercantum di bawah ini :

1. SOP APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Pengertian
Pemeriksaan berkala Alat Pemadam Kebakaran (APAR) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memeriksa dan memastikan APAR dalam kondisi baik dan aman
digunakan.
APAR adalah alat yang dipergunakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran
terjadi.

➢ APAR Dry Chemical Powder (DCP) 5 Lbs dan 20 Lbs.


a. Tabung, adalah ruang untuk menampung bahan yang digunakan untuk memadamkan
api seperti; Dry Chemical Powder (DCP) dan sekaligus sebagai pelindung komponen
lain yang terdapat di dalamnya.
b. Safety Pin (Kunci Pengaman), adalah sarana untuk mengamankan dan memastikan
agar pressure gauge dalam keadaan baik (tidak di tekan).
c. Pengatup (Operating lever), adalah tombol untuk mengaktifkan catridge (tabung gas).
d. Catridge, adalah tabung gas sebagai pemicu proses sirkulasi DCP dari dalam tabung
yang di hisap melalui syphon tube keluar lewat nosel.
e. Syphon tube, pipa kecil dalam tabung sebagai jalur keluarnya DCP menuju ke slang,
nosel, dst.
f. Pressure gauge, adalah alat untuk mengetahui besarnya tekanan gas dari catridge.
g. Slang, adalah jalan keluar DCP dari syphon tube menuju ke nosel.
h. Nosel, adalah saluran akhir keluarnya DCP sekaligus sebagai kontrol dalam
mengarahkan DCP ke terget yang dituju.
i. Carrying handle, adalah bagian APAR yang memudahkan untuk membawa/
mengangkat APAR.
j. Stowage socket, adalah tempat untuk mengaitkan nosel apabila dalam keadaan tidak
difungsikan.

28
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT. GANDRI MITRA
SUKSES REVISI KE : 01/GMS/HSE

JUDUL : APAR ( alat pemadam api HALAMAN :


ringan )

1. NAMA & SPESIFIKASI


➢ PT. Gandri Mitra Sukses
➢ Date Inspection : 07/2022-07/2023
2. REFERENSI
➢ Penanggulangan keadaan darurat
➢ Pemadaman api
➢ UU No : 04 / MEN / 1980 ,mengenai apar
APAR adalah ,alat yang ringan serta mudah di layani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran .
3. INSTRUKSI KERJA
a. Persiapan
1. Pastikan alat pemadam dalam keadaan kondisi baik ,dan segel terpasang pada
tempatnya
2. Pastikan jarum pressure pada posisi yang normal dan tidak low
b. Pelaksanaan

➢ APAR Dry Chemical Powder Dengan Cartrige


1. Tarik dan pegang gagang nozel
2. Putuskan kawat segel
3. Tekan katup untuk melubangin catridge
4. Lakukan pengetesan dengan mengarah APAR ke udara
5. Buka dan semprotkan dry chemical kearah api dengan sudut 45 derajat.
➢ APAR dry chemical pressurized bottle dan APAR CO2
1. Tarik dan pegang gagang nozel
2. Putuskan kawat segel

29
3. Lakukan pengetesan dengan mengarahkan APAR ke udara
4. Tekan handle dan semprotkan APAR kearah api dengan sudut 45 derajat
C. Penyelesaian

1. Letakkan tabung APAR yang kosong digudang dan diberi tanda


2. Pisahkan antara APAR yang kosong dengan APAR yang masih penuh

4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN

a. Pekerja dapat menggunakan APAR sesuai dengan prosedure


b. Pekerja dapat memadamkan api kebakaran kecil dengan mengunakan APAR
yang baik dan benar

5. LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

30
2. SOP ALAT ANGKAT ANGKUT
➢ Penanganan Bahan Secara Manual
1. Minta bantuan seseorang untuk mengangakat sebuah benda yang sukar diangkat.
2. Periksa tempat dan rute sebelum menggangkut material.
3. Hati-hati ketika memindahkan suatu benda dengan sisi-sisi yang tajam, ujung
paku yang menonjol atau bahaya lain yang dapat menimbulkan cedera.
4. Terapkan prinsip-prinsip dasar dalam mengangkat :
✓ Gunakan otot kaki untuk mengangkat dan bukan otot punggung yang lebih
lemah.
✓ Pastikan bahwa anda berdiri dengan kokoh.
✓ Bengkokkan lutut dan berdiri dekat benda yang akan diangkat.
✓ Luruskan punggung dan bengkokkan sedikit didekat pinggul.
✓ Pegang benda dengan kuat dan seimbang.
✓ Angkat benda perlahan-lahan dengan meluruskan kaki dan juga jaga
punggung agar tetap lurus.
✓ Jangan putar tubuh anda ketika sedang mengangkat beban. Ubah letak kaki
anda dan putar seluruh tubuh.
➢ Cara Mangangkat dengan Betul
1. Tekukkan kaki pada lutut,bungkukkan tubuh pada pinggang dengan punggung
lurus, badan sedekat mungkin pada beban yang akan diangkat, dan renggangkan
kaki tetapi tidak lebih lebar dari bahu.
2. Pegang beban kuat-kuat dan luruskan lutut, punggung harus lurus dan dagu datar.
3. Tarik beban ke dekat tubuh dan miringkan punggung sedikit kebelakang untuk
menjaga agar pusat gravitasi berada pada kaki.
4. Ketika mengangkat dan membawa beban jangan memutar tubuh.
5. Jangan sekali-kali mencoba mengangkat melebihi kekuatan anda.
6. Jika anda menangani benda yang berat atau besar bersama orang lain, harus
disepakati dahulu siapa yang akan bertindak sebagai pimpinan dan memberi aba-
aba. Jangan lepaskan beban sebelum semuanya telah siap untuk itu. Dalam hal ini
kerjasama terkait (team Work) amat penting.
7. Sebelum mengangkat benda berat, pengawai terkait harus menentukan yang
berikut:
✓ Apakah benda bias bergerak dengan cara (misalnnya dengan menggunakan
alat mekanis)

31
✓ Apakah benda terlalu besar, atau dapat menghalangi penglihatan orang yang
mengangkatnya
✓ Apakah mengangkat mampu mengangkat benda tersebut
✓ Apakah pijkan pada tanah di sekitar benda kokoh dan tidak terhalang
✓ Apakah areal di mana benda akan diletakkan kosong sebelum benda tersebut
diangkat.

32
➢ Perkakas Tangan:
a. Perkakas dan peralatan harus diperiksa secara visual dan direparasi (jika
perlu) sebelum digunakan. Perkakas yang tidak dapat diperbaiki lagi harus
disisihkan dan dilaporkan
b. Perkakas harus digunakan sesuai dengan rancangan tujuannya
c. Bila mungkin, gunakan gagangnya untuk memukul palu, kursi inggris, pahat,
penjepit, batang dll, agar tangan tidak cedera. Harus memakai alat pelindung
mata ketika memukul perkakas
d. Perkakas harus selalu dibersihkan dan dijaga agar tetap berfungsi

PERHATIAN:
“ Pengukur dan katup pelepas tekanan harus disetel menurut spesifikasi pabrik
pembuatnya”
➢ Perkakas dan Peralatan
a. Penggunaan Perkakas Tangan yang Umum
1. Setiap pekerjaan ada alatnya yang benar dan cocok. Alat tersebut harus
digunakan pada waktu yang cocok pula
2. Perkakas harus diperiksa sebelum digunakan untuk memastikan bahwa
ukurannya cocok dan keadaannya baik
3. Kunci inggris harus kuat cengkramannya sebelum pengapitnya ditekan
4. Peralatan bertekanan seperti pistol gemok, semprot gas dan semprot
tanaman harus diarahkan jauh dari tubuh serta dari orang lain di arel
tersebut.
b. Gerinda Tangan dan Gerinda Tetap
a. Jangan sekali-kali memutar roda gerinda melebihi kecepatan maksimum
yang ditandai pada gerinda atau spesifikasi oleh pabrik pembuatnya,
pastikan bahwa laju roda gerinda tidak melebihi laju driver
b. Hanya pegawai yang berkualifikasi yang harus memasang roda gerinda
menurut rekomendasi pabrik pembuatannya
c. Jangan sekali-kali melakukan penyetelan ketika roda sedang berputar
d. Goggle dan tameng muka sepenuhnya harus selalu digunakan ketika
menggerinda. Tanda (goggle/ tameng muka) harus dipasang pada semua
gerinda tetap

33
e. Roda gerinda adalah sumber percikan api, karena itu penggunaannya
harus menurut prosedur yang benar.
➢ Alat Berat Lori Crane
a. Operator alat berat khusus dan harus dalam keadaan sehat dan fit
b. Dilatih dengan benar sebelumnya mengoperasikan alat berat
c. Memiliki izin yang diwajibkan
d. Meminta instruksi, jika tidak paham akan prosedur operasionalnya
e. Menggunakan gigi untuk menghindarkan mesin terangkat
f. Ketika menurun, pilih gigi rendah untuk mengatur kecepatan
g. Setiap alat berat harus memiliki sertifikat.

34
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA SUKSES NOMOR :

JUDUL : Hand tool (penggunaan perkakas REVISI KE : 02/GMS/HSE


tangan)

1. NAMA & SPESIFIKASI


➢ Obeng tang dll
➢ Hand tool
2. REFERENSI
1. Untuk proses penggalian tanah
2. Untuk proses penggunaan hand tool
3. INSTRUKSI KERJA
A. Persiapan
1. pastikan alat yang di pakai dalam kondisi layak pakai
2. pastikan tidak membawa benda tajam dalam saku
B. Pelaksanaan
1. Setiap pekerjaan ada alatnya yang benar dan cocok alat tersebut harus di
gunakan pada waktu yang tepat dalam pekerjaan
2. perkakas harus di periksa sebelum di gunakan
3. kunci inggris harus kuat cengkramanya sebelum pengapitnya di tekan lebih dulu
4. Jangan sesekali menyalah gunakan alat kerja bukan pada mestinya
5. Peralatan bertekanan seperti piston gemok ,semprot gas harus di arahkan jauh
dari tubuh serta orang lain di area tersebut
6. Angin – udara dalam semua peralatan harus di atur untuk mempertahankan
tekanan maksimun
7. Tekan katup untuk melubangin catridge
8. Lakukan pengetesan dengan mengarah APAR ke udar
9. Buka dan semprotkan dry chemical kearah api dengan sudut 45 derajat.

35
➢ Setiap penggunaan mesin :
1. Setiap akan mengunakan mesin harus lebih dahulu di perhatikan semua kabel,
jangan ada yang rusak
2. Setiap menggunakan mesin harus di perhatikan kondisi lapangan kerja, apakah
sudah aman untuk di kerjakan
3. Selang yang digunakan untu mesin harus pakai clem yang kuat dan jangan ada
ke bocoran

C. Penyelesaian
1. Setelah melakukan suatu pekerjaan ,perkakas harus di bersihkan dan di simpan
dalam kotak dan di tempatkan yang aman

4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN


a. Pekerja dapat menggunakan alat perkakas tangan dengan procedure yang tepat dan
benar
5. LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

36
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE :03/GSM/HSE

JUDUL : Bor Listrik

1 NAMA & SPESIFIKASI

➢ Bor BOSCH/Makita
➢ Pembelian Tahun 2011
2 REFERENSI
➢ Kesetrum
➢ INSTRUKSI KERJA
a. Persiapan
1. Cek kelengkapan mesin bor terdiri dari motor bor,panel,dan kabel stop kontak
masih berfungsi
2. Pastikan tidak ada modifikasi pada mesin bor
3. Pastikan kabel power mesin bor sudah tersambung dengan baik ke arus listrik
b. Pelaksana
1. Pastikan mesin bor dalam kondisi keadaan baik
2. Siapkan benda kerja yang akan di bor sehingga terjepit dengan kuat
3. Pakai alat pelindung mata ( kaca mata ) selama melakukan pekerjaan
4. Pastikan mata bor terpasang dengan kencang
5. Sambungkan kabel mesin bor ke stok kontak
6. Pengeboran dengan menggunakan mesin bor tanggan harus tegak lurus antara
mesin bor dengan benda yang akan di buat
c. Penyelesaian
1. Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan menggebor
2. Tunggu sampai mesin bor benar-benar berhenti berputar
3. Pastikan benda kerja telah selesai di lubangi sesuai dengan spesifikasi
4. Lepaskan kabel mesin bor dari arus listri dan kembalikan mesin bor pada
tempatnya
5. Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin bor
37
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN

1. Pekerja dapat menggunakan mesin bor sesuai dengan prosedur yang sudah
diterapkan
2. Pekerja dapat melubangi material panel dengan mudah dan aman

5. LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

38
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSERS
REVISI KE : 04/GMS/HSE

JUDUL : Mesin Gerinda

1. NAMA & SPESIFIKASI


➢ Mesin Gerinda Listrik

2. REFERENSI
➢ Alat pemotong material menggunakan listrik
➢ Kesetrum
➢ Terpotong
3. INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
- Pastikan mesin gerinda dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada Mesin
gerinda tersebut
❖ Pelaksana
- Pastikan mesin dan batu gerinda dalam keadaan baik
- Sesuaikan jarak antara batu gerinda dengan landasan
- Pakai alat pelindung muka ( FACE SHIELD ) selama melakukan pekerjaan
- Hidupkan lampu penerangan di lokasi kerja
- Kaca pelindung harus terpasang pada gerinda
❖ Penyelesaian
- Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan menggerinda
- Tunggu sampai mesin gerinda benar-benar berhenti berputar
- Lepaskan kabel gerinda dari arus listri atau outlet
- Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin gerinda

39
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN

a. Pekerja dapat menggunakan mesin gerinda sesuai dengan prosedur


b. Pekerja dapat memotong material yang kecil dengan mesin gerinda
5. LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

40
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

:
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA NOMOR
SUKSES

REVISI KE : 05/GMS/HSE

JUDUL : Jack Hammer

1. NAMA & SPESIFIKASI

➢ Jack Hammer
➢ Toll kit

2. REFERENSI
➢ Alat pemotong material menggunakan listrik
➢ Kesetrum

3. INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
- Pastikan mesin jack hammer dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada
Mesin tersebut
❖ Pelaksana
- Pastikan mesin dalam keadaan baik
- Sesuaikan jarak antara ujung jack hammer dengan kaki dan media yang ingin di
hancurkan
- Pakai alat pelindung diri lengkap selama melakukan pekerjaan
- Hidupkan lampu penerangan di lokasi kerja
❖ Penyelesaian
- Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan membobok
- Lepaskan kabel mesin dari arus listrik atau outlet
- Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin

41
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN

a. Pekerja dapat menggunakan mesin sesuai dengan prosedur


b. Pekerja dapat membobok atau menghancurkan material yang kecil maupun besar
dengan mesin jack hamme

4. LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

42
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE : 06/GMS/HSE

JUDUL : Scaffolding/Perancah

INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
Pastikan Secaffolding/Perancah dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada
alat tersebut
❖ Pelaksana

1. Pastikan izin kerja sudah lengkap, biasanya mencakup Job Safety


Analysis (JSA), sertifikat scaffolder, dan izin pembuatan perancah
2. Periksa material yang digunakan untuk komponen dan perlengkapan perancah
dan pastikan dalam keadaan baik, tidak rusak atau cacat. Harus terbuat dari
material khusus yang diizinkan
3. Lakukan pemeriksaan visual pada semua bagian dari perancah, di antaranya
bagian fondasi, rangka, lantai kerja, jalan masuk ke lantai kerja dan bagian
paling atas dari bangunan perancah. Pastikan tidak berkarat, rusak, cacat,
melengkung/ bengkok atau terdapat bagian yang tidak layak
4. Periksa kestabilan bangunan perancah
5. Periksa semua pengunci atau clamp berfungsi baik
6. Pastikan area untuk penempatan anchor pada full body harness minimum
setinggi pinggang.
7. Pastikan semua risiko jatuh sudah dikendalikan dengan baik, misalnya dengan
memasang railing-railing yang diperlukan
8. Pastikan perancah sudah diberi pengaman atau alat-alat pengaman yang
diperlukan
9. Selanjutnya, bila perancah sudah dipastikan aman, pasang scafftag hijau di
dekat akses tangga peranca

43
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
➢ Pekerja dapat menggunakan Secaffolding/Perancah sesuai dengan procedure
➢ LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

44
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE

NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE : 07/GMS/HSE

JUDUL : Pemakaian Full Body


Harness
NAMA & SPESIFIKASI
➢ BODY HARNESS
➢ Cushion PN 300
➢ SRL (Self Retracable Lanyard)
REFERENSI
1. Proses pengunaan body harness saat bekerja di atas ketinggian dengan cara yang baik dan
benar sesuai procedure
2. Terjatuh dari ketinggian

INSTRUKSI KERJA
A. Persiapan

1. Lakukan pengarahan dengan tail gate meeting bersama semua anggota Tim untuk
membahas dan memahami SOP dan JSA hingga benar-benar dimengerti oleh setiap
anggota Tim ketika pekerjaan dilaksanakan dan semua didokumentasikan
2. Beritahu Personil yang akan melakukan pekerjaan pemeriksaan pada ketinggian diatas
1,8 m ( tower penangkal petir)
➢ Item Yang Diinspeksi
I. ( Full Safety Body Harnnes )
1. Yakinkan dan pastikan bahwa tali pada full body harness tidak ada yang
terpelintir, pastikan dan lepaskan setiap pengencang,
2. Yakinkan full body harness dilengkapi D-ring pada bagian belakangnya
3. Yakinkan dan pastikan bahwa full body harness sesuai dengan standar dan
regulasi yang berlaku
4. Yakinkan dan pastikan bahwa full body harness tidak pernah digunakan
dengan berat yang berlebihan,

45
5. Yakinkan dan pastikan full body harness tidak karat, dan atau terkontaminasi
bahan kimia (minyak, oli, cairan, dll),
6. Yakinkan ada orang lain yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan
full body harness dan pastikan bahwa semua baik dan berfungsi
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
II. ( Lanyard )
1. Yakinkan dan pastikan panjang lanyard adalah 4 feet dan tidak melebihi 6
feet,
2. Yakinkan dan pastikan lanyards tidak ada yang rapuh, robek atau tanda-tanda
kerusakan lainnya,
3. Yakinkan dan pastikan lanyard dilengkapi dengan locking snaphooks,
4. Yakinkan dan pastikan lanyard dipasang pada D-ring mounted di bagian
belakang harness,
5. Yakinkan dan pastikan lanyard belum pernah terkena impact akibat dari jatuh,
6. Yakinkan ada orang lain yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan
lanyard dan pastikan bahwa semua baik dan berfungsi,
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan di file

III. SRL (Self Retracable Lanyard)


- Pastikan SRL (Self Retracable Lanyard) dalam kondisi bagus dan tidak cacat dan
layak digunakan
- Pastikan tali dalam SRL tidak nyangkut atau terlilit
- Pastikan pekerja tahu cara menggunakan alat tersebut
- Pastikan peralatan yang akan digunakan sudah lulus uji tim hsse
B. Pelaksanaan kerja

1. Pegang full body harness pada cincin “D” dan goyangkan perlahan, pastikan tali
tidak terpelintir,
2. Pegang cincin “D”, angkat full body harness melewati kepala dan masukkan tangan
satu per satu melalui tali,
3. Pasang full body harness hingga menyentuh bahu dan pastikan bahwa cincin “D”
berada dibelakang leher,
4. Tarik tali diantara kaki dan lingkarkan pada salah satu kaki dan kencangkan, pastikan
bahwa tali pada kaki tidak tertukar,

46
5. Pastikan dengan tangan bahwa full body harness terpasang dengan benar dan tidak
ada tali yang terpelintir,
6. Catatan : full body harness harus pas tapi tidak terlalu kencang
7. Biarkan orang lain yang berkompeten untuk memeriksa full body harness dan
memasang lanyard pada cincin “D” bila diperlukan
C. Penyelesaian
1. Simpang body harness yang sudah terpakai dengan cara menggantungkan body
harness tersebut
2. Bersihkan body harness jika ada kotoran debu dan yang lainnya

47
D. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
➢ Pekerja dapat menggunakan Body harness dengan cara yang baik dan benar
➢ Pekerja dapat menggunakan body harness dengan tata cara yang sesuai dengan
standart procedure yang sudah di terapkan
➢ Pekerjaan selesai dengan baik dan pekerja selamat ( tidak jatuh dari ketinggian)

LAMPIRAN

DISIAPKAN OLEH : DISETUJUI OLEH :


QHSE OFFICER SUPERVISOR MANAGER PROJECT

RAHMAT FAUZI JHONSER SINAGA DEBI CHANDRA

48
C. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya
dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di
sekelilingnya.

Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.

❖ JENIS-JENIS APD (ALAT PELINDUNG DIRI)


1. Safety Helmet (Helm pelindung kepala)

Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya
seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi Pelindung
(Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi
pemakainya dan di lengkapi dengan tali pengaman. Di Produksi Elektronika, Topi pelindung
biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap listrik, yaitu:

1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga
2.200 Volt

49
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga
22.000 Volt

3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.

Safety Helmet (Helm pelindung kepala)

50
2. Safety Glasses ( Kaca Mata Pengaman )

Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta
percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari
bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang
menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki
Komponen.

2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety
Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan
loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.

Safety Spectacles Safety Goggles

3. Ear Plug / Ear Muff ( Penutup Telinga )

Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara
dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di
daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology)
ataupun Mesin Produksi lainnya.

Ear Plug / Ear Muff ( Penutup Telinga )

51
4. Gloves ( Sarung Tangan )
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing
dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia,
pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-
jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.

2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.

3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.

4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan arus
listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

Cotton Gloves, Leather Gloves, Rubber Gloves, Sarung Tangan Electrical

5. Respirator ( Masker )
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang
ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses
menyolder

Respirator ( Masker )

52
6. Safety Shoes ( Sepatu Safety )
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja,
larutan kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut
oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh
Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

Safety Shoes

7. Sepatu Boot ( Sepatu Karet )

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Sepatu Boot

8. Face Shield (Pelindung Wajah )


Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda).

Face Shield (Pelindung Wajah )53


9. Safety Harmes ( Tali Pengaman )
Safety harness pada dasarnya adalah bagian dari sabuk keselamatan yang wajib
digunakan orang yang harus berhadapan dengan ketinggian. Ada dua macam safety
harness: full body harness dan non-full. Sesuai SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan
Tenaga Kerja, penggunaan full body harness wajib untuk di tempat tinggi yang rawan
terjatuh. Supaya fungsinya dapat dirasakan secara maksimal, umumnya
penggunaan harness juga dilengkapi dengan berbagai peralatan lain, seperti decender, rope
clamp, dan karabiner.

Safety Harmes

10. Sabuk Pengaman (Safety Belt)


Sama seperti poin sebelumnya, alat ini juga digunakan ketika pekerja bekerja di
ketingian. Perbedaan antara safety harness dan safety belt bisa dilihat dari bentuk ikatan dan
fungsinya. bentuk ikatan full safety harness adalah menyelimuti seluruh tubuh. Sedangkan
safety belt hanya mengikat pada bagian pinggang saja. Alat pelindung diri ini digunakan
ketika resiko jatuh dari ketinggian minim, berkebalikan dengan safety harness.

Safety Belt

54
11. Rompi Safety
Rompi sebagai komponen APD yang baik adalah yang berbahan poliester dan mampu
memantulkan cahaya karena telah didesain secara khusus dengan tambahan reflektor.Salah
satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas
pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai.

Rompi Safety

12. Coverall atau Wearpack


Wearpack adalah pakaian khusus yang dipakai oleh orang-orang yang memiliki risiko
pekerjaan tinggi. Model pakaian ini umumnya menutupi leher hingga mata kaki sehingga
dapat mengamankan seluruh tubuh. Pekerja bengkel, tambang, dan pemadam kebakaran
adalah orang-orang yang hampir selalu menggunakan wearpack demi keselamatan mereka.
Menggunakan APD ini diharapkan tubuh terlindung dari percikan minyak, bensin, panas, api
dll. Bahan yang digunakan pun bervariasi. Ada yang menggunkan bahan drill dan katun untuk
pekerjaan yang tak bersentuhan dengan api. Namun ada juga katun anti api yang mengurangi
kemungkinan tubuh melakukan kontak fisik dengan api. Garis terang yang ada
pada wearpack, umumya berwarna hijau kekuningan, bernamascotch light supaya terhindar
baik dari risiko tertabrak kendaraan maupun kelalaian manusia lainnya.

Coverall atau Wearpack

55
D. FIRE PROTEKSI

STURKTUR ORGANISASI KEADAAN DARURAT

FIRE
COORDINATION

RAHMAT FAUZI
085761428065

PEMADAM TIM EVAKUASI DAN TIM ASET


MEDICAL

EKO SAPUTRA JHONSER SINAGA HANAFI NASUTION


085761428065 085738185193 081372828799

STRUKTUR OKD TUGAS


FIRE COORDINATOR Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
secara teknis dan taktis operasi
penanggulangan keadaan darurat serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi
penanggulangan kebakaran/keadaan darurat.
TIM PEMADAM Bertanggung jawab memadamkan api dan
menyediakan seluruh fasilitas pemadam
TIM EVAKUASI DAN MEDICAL Melakukan evakuasi terhadap seluruh pekerja
dan bertanggungjawab penuh terhadap
pengevakuasian dalam keadaan darurat serta
menjamin agar ambulance, tenaga medis dan
paramedic beserta peralatannya telah berada
di tempat terjadinya keadaan darurat.
TIM ASET Bertanggung jawab penuh terhadap asset
perusahaan.

56
5. KELENGKAPAN DATA PERALATAN KERJA (WORKING EQUIPMENT)

Kontraktor harus menyampaikan daftar peralatan kerja yang akan digunakan selama
pelaksanaan proyek berlangsung. Peralatan kerja yang digunakan jika diwajibkan mempunyai ijin
atau sertifikasi dari instansi berwenang maka ijin tersebut harus dilampirkan dalam HSE plan ini.
Contoh beberapa peralatan kerja yang harus mendapatkan ijin atau sertifikasi:

– Lori Crane

DAFTAR DATA PERALATAN KERJA

STATUS
NO JUMLA UNI
PERALATAN BAI RUSA KETERANGAN
. N/A H T
K K
1 Tools baik pcs
2 Tools Kuningan baik pcs
3 Gerinda Tangan baik pcs
4 Palu baik pcs
5 Bor Cas baik pcs
6 Bor Listrik baik pcs
7 Mesin genset baik pcs
8 Jack Hammer baik pcs
9 Mesin las baik pcs
10 Cangkul baik pcs
11 Sekop baik pcs
12 Linggis baik pcs
13 Gergaji baik pcs
14 Godam baik pcs
15 Martil baik pcs
16 Martil Kuningan baik pcs

TUJUAN
Memberikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan yang ada dalam manajemen resiko sesuai
dengan tahapan-tahapannya.

57
Prinsip dasar dalam manajemen resiko K3 dikenal dengan singkatan HIRARC, yang terdiri
dari Hazard Identification, Risk Assessment, danRisk Control. Ketiga poin ini merupakan alur
berkelanjutan dan dijalankan secara bertahap. Gambaran proses nya secara sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama untuk mengurangi kecenderungan kecelakaan atau PAK (Penyakit
Akibat Kerja) adalah dengan Hazard Identification atau dengan mengidentifikasi sumber
bahaya yang ada di tempat kerja.
2. Langkah kedua dengan melakukan Risk Assessment atau dengan menilai tingkat resiko
timbulnya kecelakaan kerja atau PAK dari sumber bahaya tersebut.
3. Langkah terakhir adalah dengan melakukan Risk Control atau kontrol terhadap tingkat
resiko kecelakaan kerja dan PAK.
Proses HIRARC ini harus terus dievaluasi secara kontinyu untuk memastikan efektivitas dari
pengontrolan resiko sumber bahaya. Proses HIRARC dimulai lagi dari awal apabila terjadi
perubahan pada sistem atau pengenalan alat dengan potensi sumber bahaya baru.

6. PENANGANAN ZAT KIMIA

Tujuan
a. Mengurangi/mengendalikan tingkat potensi bahaya tumpahan bahan kimia terjadi ditempat
kerja
b. Penanggulangan jika terjadi tumpahan atau tercecernya bahan kimia yang berbahaya dan
mudah terbakar
c. Mencegah dan melindungi aset perusahaan serta mencegah jatuh korban, jika terjadi
paparan bahan kimia berbahaya.
➢ Klasifikasi bahan mudah terbakar
• Cairan mudah terbakar (Flammable Liquid)
Cairan mudah terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala lebih <
dari 100°F (38°C), dan tekanan uap tidak melampaui 40 psi pada 100"F. Hal ini berarti
menunjukkan adanya potensi bahaya kebakaran dalam keadaan terbuka jika terdapat sumber
penyalaan.
Aseton, 95% Ethyl Alkohol, Terpentine, Gasoline. Berdasarkan NFPA, klasifikasi cairan
mudah terbakar dibedakan atas:
a. Cairan kelas IA :Cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih <dari I00°F
b. Cairan kelas IB :cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih lebih > dari 100°F

58
c. Cairan kelas IC :cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih I00°F Klasifikasi
bahan mudah terbakar
• Cairan bisa terbakar (Combustible Liquid)
Cairan bisa terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala (Flash point)
antara 100 °F (38°C) dan 200°F (93°C).

a. Kelas II : Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan lebih> 100'F tapi lebih < dari
140°F
b. Kelas IIIA : Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan lebih > 140°F tetapi lebih<
dari 200°F
c. Kelas IIIB : Cairan yang mempunyai titik nyala > 200 ° F Klasifikasi bahan mudah
terbakar

Penanganan bahan kimia


Material Safety Data Sheet (MSDS)
a. Suatu formulir yang memberikan informasi rinci bahan kimia yang diterbitkan oleh
industri pembuat bahan kimia untuk melindungi konsumen dari kejadian yang tidak
diinginkan akibat penanganan yang tidak benar
b. Oleh karena itu setiap, pabrik bahan kimia harus menerbitkan MSDS, yang memuat
informasi penting mengenai bahan-bahan kimia berbahaya (PP No. 74 Tahun 2001,
Kepmenaker No. 187 Tahun 1999).
c. Nama, rumus kimia, kode produksi, synonim sifat fisika/kimia, Pembuat, distributor,
importir
d. Komposisi bahan, Identifikasi bahaya - kesehatan (bahaya - akibat - P3K)
e. Pemajanan & APD serta Identifikasi bahaya kebakaran (Flash Point, Ign. Point, Flame
Range)
f. Media pemadam, Bahaya khusus, Prosedur pemadaman, Penyimpanan dan penanganan
g. Reaktifitas dan stabilitas (pengaruh kondisi dan bahan)
h. Toksikologi, Ekologi, Limbah dan Pengangkutan.

Penanganan Bahan Kimia

Kelas Kelompok

Bahan kimia mudah atau dapat dibakar tetapi tidak sangat beracun, beracun,
1
dapat dioksidasi, asal semuanya kompatibel dengan air.

59
2 Seperti kelas 1, tetapi tidak kompatibel dengan air.

Bahan kimia oksidator, tidak mudah terbakar tidak sangat beracun atau beracun
3
dan kompatibel dengan air.

4 Seperti kelas 3, tetapi tidak kompatibel dengan air.

5 Sensitif terhadap udara, tidak.sangat beracun atau beracun.

6 Bahan kimia beracun yang memerlukan penyimpanan pada suhu dingin.

Gas bertekanan atau silinder gas lain. Dipisahkan dalam empat jenis Oksidator,
7 Reduktor, korosif dan sangat beracun. Dipisahkan pula silinder yang kosong dan
berisi

Program pengendalian terhadap risiko bahaya


a. segi makro, unsur lingkungan luar:
1. Pemerintah: kebijaksanaan pemerintahan yang menyangkut kebijakan hukum seperti
undang-undang & peraturan-peraturan tentang penanganan, pengangkutan dan
penampungan bahan kimia yang mudah terbakar dan meledak, pengawasan dalam
pelaksanaannya serta sangsi hukumnya.
2. Instistusi yang mempunyai perhatian untuk melindungi masyarakat dan industri
terhadap dampak penggunaan bahan kimia, seperti standarisasi dll.
b. Segi mikro, yaitu program penegendalian resiko dari industri yang memproses,
mengangkut dan menyimpan bahan kimia
c. Pemilihan bahan kimia yang mempunyai risiko terendah
d. Memenuhi standard persyaratan dalam penanganan, pengoperasian, pengangkutan &
penyimpanan bahan kimia
e. Pemasangan peralatan dan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif seperti pemasangan
sistem penanggulangan kebakaran dan ledakan, sistem deteksi kebakaran
f. Pembuatan prosedur operasi

Prosedur Panduan Identifikasi Bahaya

Bahaya adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan kerugian seperti
luka, sakit, kerusakan kepemilikan, kerusakan lingkungan kerja atau gabungan dari
keadaan ini.
Jenis – Jenis Bahaya:

60
a. Fisik, Kimia, Biologi
b. Fisis (ergonomi)
c. Psikologi

Bahaya Fisik :
a. Radiasi ion/non g. Tersengat Listrik
b. Getaran h. Tertimpa Benda
c. Bising i. Terpeleset
d. Suhu j. Tertabrak Objek
e. Kebakaran k. Dll
f. Ledakan

Bahaya Kimia :
a. Asam Kuat a. Tertelan
b. Basa Kuat b. Terserap
c. B3 c. Terhirup
d. Terinjeksi

Bahaya Biologi:
a. Bakteri
b. Jamur
c. Binatang

Bahaya Psikologi:
a. Suasana Kerja
b. Stress
c. Obat Terlarang
Bahaya Fisis (ergonomi)
a. Cara mengangkat
b. Penerangan
c. Gerakan berulang
d. Desain peralatan
e. Otot tertarik

61
Prosedur Panduan Identifikasi Dampak Lingkungan

Dampak Lingkungan adalah perubahan lingkungan (yang dalam hal ini merugikan)
sebagai akibat dari suatu aktifitas.
Jenis – Jenis Dampak Lingkungan:
a. Pencemaran air permukaan
b. Pencemaran air tanah
c. Pencemaran tanah dan Pencemaran udara
d. Pemanasan global/ pelubangan lapisan ozon
e. Ketidak nyamanan visual (debu, bau, bising, getaran)
f. Radiasi panas
g. Erosi tanah
h. Penipisan sumber daya alam

62
DAFTAR JUMLAH JENIS APD dan
PERALATAN PENGANGGULANGAN KEBAKARAN

No. Nama/Jenis Jumlah Keterangan


1 Safety Helm Baik dan siap digunakan
2 Safety Glasses Baik dan siap digunakan
3 Masker Baik dan siap digunakan
4 Sarung Tangan Baik dan siap digunakan
5 Pakaian Kerja Baik dan siap digunakan
6 Safety Shoes Baik dan siap digunakan
7 Earplug Baik dan siap digunakan
8 APAR Baik dan siap digunakan
9 KOtak P3K Baik dan siap digunakan
10 Full Body Harness Baik dan siap digunakan

Batam , 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

63
BAB VI
KOMPETENSI PEKERJA YANG TERLIBAT

NAMA : TRIYONO
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : Negeri Agung , 27 Sepetember 1992
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Perum Pesona Bukit Laguna, CC 3 No.1
PENGALAMAN KERJA :
Pengalaman Kerja
Perusahaan : PT.AHAS HONDA
Posisi : SUPERVISOR
Periode : 2013 - 2014

Perusahaan : PT.SHINRYO INDONESIA


Posisi : SUPERVISOR
Periode : 2014 - 2015

Perusahaan : PT.BATAM KARYA MANDIRI


Posisi : Project Manager
Periode : 18 february 2017

Perusahaan : PT. Gandri Mitra Sukses


Posisi : Director
Periode : 2022 – 2023

64
NAMA : Debi Chandra
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : Payakumbuh 09 Oktober 1986
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Perum Buana Central Park Blok Madison No 27

PENGALAMAN KERJA :
Pengalaman Kerja
Perusahaan : PT JMS Batam
Posisi : Leader
Periode : 2006 - 2011

Perusahaan : Batam Jaya


Posisi : HSE Officer
Periode : 2012 - 2012

Perusahaan : PT.RAPALA VMC BATAM


Posisi : HSE & Facility Manager
Periode : 2013 – 2021

Perusahaan : PT. HALCYON AGRI


Posisi : Coorporate HSE Manager
Periode : 2021 – 2022

Perusahaan : PT. Gandri Mitra Sukses


Posisi : Project & HSE Manager
Periode : 2022 – 2023

65
SUPERVISOR

Nama : Jhonser V Sinaga


Tempat/tanggal lahir : Lau Baleng 17 Juli 1980
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perum Buana Raya Orlender
Pendidikan : SMK
Hp : 085738185193
Experience : Seumur Hidup .

66
PERSONIL HSE PERUSAHAAN

Nama : Rahmat Fauzi


Tempat/tanggal lahir : Batam,09 Juni 1988
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :
Pendidikan : Ibnu Sina Batam
Hp : 0812-7041-4797
Email :

Pengalaman Kerja

Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES


Posisi : HSE Officer
Periode : September 2022-Present

Perusahaan : PT.Pax Ocean


Posisi : HSE Inspector
Periode : 2021-2022

67
BAB VII
HSE AUDIT/INSPECTION

INSPEKSI
Kontraktor harus membuat Jadwal inspeksi HSE rutin serta melaksanakan inspeksi tersebut
untuk memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan secara aman sesuai dengan peraturan dan
ketentuan HSE yang ada.Peserta inspeksi dan frekuensi pelaksanaan inspeksi harus dijelaskan
dalam jadwal inspeksi tersebut.Peserta inspeksi harus melibatkan minimum level pengawas
kontraktor dan personil HSE kontraktor. Management kontraktor harus dilibatkan dalam MWT
(Management Walk Through). Kontraktor juga harus melakukan inspeksi terhadap sub contractor
yang digunakan selama pekerjaan tersebut.

AUDIT
Audit HSE akan dilakukan oleh PT. SUMITOMO terhadap kontraktor selama pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor harus kooperatif dalam pelaksanaan audit tersebut. Audit ini akan
memonitor pemenuhan kontraktor terhadap HSE plan kontraktor, penerapan prosedur dan
kepatuhan terhadap aspek HSE sesuai dengan yang dijanjikan kontraktor. kontraktor yang
memiliki sub kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus memastikan bahwa
pekerjaan yang dilakukan sub kontraktor tersebut telah memenuhi aspek HSE sesuai dengan yang
disyaratkan oleh kontraktor.
Pelaksanaan audit/inspeksi HSE oleh PT. SUMITOMO dilakukan mulai dari Pre Job Activity
(Persiapan awal sebelum pekerjaan dimulai), Work In progress (selama pekerjaan berlangsung)
hingga demobilization (saat pekerjaan selesai dilakukan) yang mengacu pada checklist Pre Job
activity, Check list Inspeksi HSE dan Check List program HSE dari PT. SUMITOMO. Hasil
audit/inspeksi tersebut akan digunakan sebagai data dalam final evaluasi HSE kontraktor.
Hasil temuan dan rekomendasi audit/inspeksi HSE (baik yang dilakukan oleh kontraktor
maupun PT. SUMITOMO) harus ditindaklanjuti oleh kontraktor.Hasil temuan dan rekomendasi
tersebut harus didokumentasikan serta dilaporkan secara rutin ke pengawas pekerjaan PT.
SUMITOMO dan bagian HSE PT. SUMITOMO
Apabila HSE Plan yang telah disepakati tidak dilaksanakan oleh Kontraktor maka pihak PT.
SUMITOMO berhak memberikan sanksi kepada Kontraktor, misalnya penghentian pekerjaan,
penundaan pekerjaan, dll.
Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai. SIKA
harus ditandatangani terlebih dahulu oleh LK3 dan Fungsi lain yang terkait setiap harinya
sebelum pekerjaan dilaksanakan.

68
Setiap pekerja Kontraktor wajib disediakan dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai dengan jenis pekerjaannya dan tersedia dokumentasi mengenai APD yang dimiliki. Adapun
alat pelindung diri (APD) yang wajib digunakan untuk memasuki area lokasi kerja adalah :
1. Safety helmet
2. Wearpack
3. Sarung tangan
4. Safety shoes
5. Tanda Pengenal
Sedangkan untuk pekerjaan khusus lainnya akan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya,
misalnya safety google, masker, breathing apparatus, safety belt/body harness, Life Jacket dll.
Kontraktor wajib mematuhi peraturan dan ketentuan HSE PT. SUMITOMO, memasang safety
line (barikade line) pada area penggalian dan wajib mengikuti tahapan kerja yang telah ditetapkan.

1. PROSEDUR INSPEKSI
Tujuan Inspeksi
Tujuannya adalah untuk membuat sebuah managemen sistem kontrol APAR dan APD secara
berkala dan seefisien mungkin.
Manfaat Inspeksi
Adapun manfaat dengan adannya sistem pengontrolan tersebut diharapkan dapat dengan
mudah memberi pesan secara lisan maupun tertulis mengenai penggunaan APD di lokasi kerja,
pemeriksaan APAR yang telah habis masa berlakunya di tempat kerja.
a. Secara cepat dapat informasi tentang kapan jadwal terakhir pemeriksaan dan pengujian
beberapa peralatan kerja forklift
b. Penggunaan APD yang masih layak pakai
c. Pemeriksaan APAR dan alat–alat keselamatan lainnya
d. Dapat dengan cepat melakukan pencatatan dan pencarian data pelanggaran pada karyawan di
perusahaan.
Ruang Lingkup Inspeksi
a. Ruang lingkup inspeksi dalam pekerjaan ini antara lain
b. Perencanaan pengontorolan secara terus menerus
c. Pelanggaran terhadap pemakaian APD khusus karyawan pada area wajib APD saja.
Pelanggaran dan Sanksi
Tindakan-tindakan pelanggaran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Memberikan keterangan atau data yang tidak benar atau palsu, sebagai contoh:

69
- Penggunaan alat angkut yang tidak memiliki ijin dan tidak sesuai dengan penawaran
awal
- Melakukan pengangkutan tidak sesuai dengan rute yang telah mendapatkan ijin dan
tidak sesuai dengan penawaran awal.
b. Mengundurkan diri setelah memasukan penawaran atau setelah ditetapkan sebagai
pemenang Pengadaan
c. Mengajukan sanggahan atas putusan atau penetapan pemenang pengadaan yang ternyata
sanggahannya tidak benar
d. Menyerahkan pekerjaan kepada pihak yang tidak memiliki ijin seperti
pengangkut/pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun Limbah B3, ect yang sesuai.
Setiap Karyawan wajib mematuhi semua peraturan-peraturan yang ada di perusahaan PT. GandrI
Mitra sukses Bagi pegawai yang tidak mematuhi peraturan-peraturan yang ada, maka dikenakan
sanksi-sanksi sebagai berikut:
1. Karyawan perusahaan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) akan dikenakan
sanksi
a. Peringatan/teguran pertama secara lisan
b. Apabila mengulanginya lagi, akan diberikan peringatan/teguran secara tertulis
c. Dan setelah diberikan peringatan/teguran secara tertulis, masih mengulanginya lagi, maka
akan diskorsing dari perusahaan dalam waktu yang ditentukan.

2. Karyawan yang kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang dan minuman keras dalam
melakukan pekerjaannya, akan diberhentikan langsung dari perusahaan.

2. RENCANA ATAU JADWAL INSPEKSI


Sehubungan dengan akan diadakannya perlaksanaan inspeksi pekerjaan di lapangan
PT.GANDRI MITRA SUKSES
, dengan ini menyampaikan jadwal pelaksanaan inspeksi dengan rincian sebagai berikut:

70
Jabat
Tanggal Jam Lokasi Pelaksana Pekerjaan Keterangan
an
PT.GANDRI
09.00 MITRA HSE
SUKSES
PT.GANDRI
09.00 MITRA HSE
SUKSES

3. PROSEDUR AUDIT
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu “prosedur” berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran
mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui
penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing,
berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.

Standar Auditing
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan yang diaudit.

71
3. Standar Pelaporan
Definisi
Suatu insiden adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan, atau
mempunyai potensi untuk terjadinya cedera, penyakit, kerusakan property, tumpahan,
kehilangan produksi, kebakaran, dan lainnya.
Setiap insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada Petugas K3LL, yang akan ditindak
lanjuti dengan membuat laporan. Laporan dibuat berupa lisan atau tulisan.

Penyelidikan Kejadian
Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari insiden yang terjadi. Pelaku,
korban dan saksi akan dimintai keterangan.

Analisa Akar Penyebab


Akar penyebab ialah penyebab insiden paling mendasar yang dapat diidentifikasi dan
dikendalikan dengan wajar. Akar penyebab juga dirujuk sebagai penyebab utama.

4. RENCANA ATAU JADWAL AUDIT

Sehubungan dengan akan diadakannya perlaksanaan audit pekerjaan di lapangan PT.


SUMITOMO dengan ini menyampaikan jadwal pelaksanaan audit dengan rincian sebagai berikut:

Jabata
Tanggal Jam Lokasi Pelaksana Pekerjaan Keterangan
n

09.00 Sumitomo HSE

09.00 Sumitomo HSE

Pelaksanaan audit/inspeksi HSE oleh PT. Sumitomo Batam dilakukan mulai dari HSE PLAN
(Persiapan awal sebelum pekerjaan dimulai), Work In progress (selama pekerjaan berlangsung)
hingga demobilization (saat pekerjaan selesai dilakukan) yang mengacu pada checklist Pre Job
activity, Check list Inspeksi HSE dan Check List program HSE dari Pertamina.
Hasil audit/inspeksi tersebut akan digunakan sebagai data dalam final evaluasi HSE
kontraktor. Hasil temuan dan rekomendasi audit/inspeksi HSE (baik yang dilakukan oleh

72
kontraktor maupun Pertamina) harus ditindaklanjuti oleh kontraktor. Hasil temuan dan
rekomendasi tersebut harus didokumentasikan serta dilaporkan secara rutin PT. Sumitomo Batam.
HSE Plan yang telah disepakati tidak dilaksanakan oleh PT.GANDRI MITRA SYUKSES,
maka pihak PT. Sumitomo Batam berhak memberikan sanksi kepada PT.GANDRI MITRA
SYUKSES , misalnya penghentian pekerjaan, penundaan pekerjaan, dll.
Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai. SIKA
harus ditandatangani terlebih dahulu oleh PT. Sumitomo Batam ,K3LL dan Fungsi lain yang
terkait setiap harinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Setiap pekerja PT.GANDRI MITRA SYUKSES menyediakan dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang standarisasi sesuai jenis pekerjaannya dan tersedia dokumentasi
mengenai APD yang dimiliki. Adapun Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan untuk
memasuki area lokasi kerja adalah:
a. Safety helmet
b. Wearpack
c. Sarung tangan
d. Safety Shoes
e. Tanda pengenal

Sedangkan untuk pekerjaan khusus lainnya akan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya,
misalnya safety google, masker, breathing apparatus, safety belt/full body harness, life jacke

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIONO
Directur

73
74
CHECKLIST AUDIT LAPANGAN

75
76
BAB VIII
PROSEDUR PELAPORAN & INVESTIGASI KECELAKAAN

1. PROSEDUR PELAPORAN INSIDEN

Keadaan darurat akibat kebakaran, ledakan, kebocoran/ paparan gas, bahan kimia beracun,
pencemaran yang tidak bias diprediksi dan dihindari, oleh sebab itu dibutuhkan suatu tata cara/
prosedur pengendalian dan penanggulangan sebagai antisipasi dan persiapan menghindari dampak
negative yang ditimbulkan keadaan darurat tersebut. Prosedur keadaan darurat tersebut untuk
memberikan langkah-langkah tanggap dari pekerja, sehingga pengendalian dan pencegahan serta
penanggulangan keadaan darurat dapat tanggap satu kesatuan komando walaupun dari kegiatan
berbeda-beda.
Definisi Suatu insiden adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan atau
mempunyai potensi untuk terjadinya cedera, penyakit, kerusakan property/peralatan, tumpahan,
kehilangan produksi, kebakaran, dan lainnya. Setiap insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada
Petugas K3LL, yang akan ditindak lanjuti dengan membuat laporan. Laporan dibuat berupa lisan
atau tulisan. Dan Petugas K3LL melaporkannya kepada Manajer lapangan. Manajer lapangan
akan melaporkan kepada manajer perusahaan dan kepada instansi dimana kita bekerja (pemilik
pekerjaan).
Penyelidikan Kejadian Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari insiden yang
terjadi. Pelaku, korban dan saksi akan dimintai keterangan.
Analisa Akar Penyebab:
a. Setiap insiden harus diinvestigasi dengan cermat oleh team leader untuk insiden yang
mempunyai resiko sedang dan tinggi.
b. Akar penyebab ialah penyebab insiden paling mendasar yang dapat diidentifikasi dan
dikendalikan dengan wajar. Akar penyebab juga dirujuk sebagai penyebab utama.
c. Faktor penyebab adalah masalah atau kondisi yang semestinya dapat mencegah terjadinya
insiden.

PROSEDUR DAN INVESTIGASI KECELAKAAN


Apabila terjadi suatu kejadian atau kecelakaan kerja ikuti petunjuk di bawah ini :
1. Berikan pertolongan pertama
2. Amankan wilayah kecelakaan sehingga tidak terulang kembali
3. Laporkan kepada pimpinan tim dan koordinator HSE/Ka. K3LL perusahaan
4. Pimpinan membuat laporan tertulis mengenai kejadian yang sebenarnya

77
5. Koordinator HSE membuat laporan standar untuk disampaikan kepada manajemen
perusahaan dan kepada instansi di mana kita bekerja (pemilik pekerjaan).
6. Apabila diperlukan, laporkan kejadian kepada pihak Kepolisian

Adapun prosedur investigasi kecelakan di PT.GANDRI MITRA SUKSES antara lain:

1. Tanya jawab kepada korban mengenai penyebab kecelakan kerja


2. Lakukan tanya jawab kepada saksi kecelakaan mengenai penyebab kecelakaan kerja
3. Tanyakan kepada pengawas safety/pengawas pekerjaan mengenai penyebab
kecelakaan.
4. Ambil kesimpulan dan keputusan tepat dari terjadinya kecelakaan

Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan untuk
membantu penderita pada suatu kecelakaan/musibah sebelum mendapat penanganan medis.

Langkah-langkah Dasar
1. Jangan ubah posisi orang terluka, terutama bila lukanya akibat jatuh dari ketinggian.
2. Pindahkan atau ubah posisi korban apabila korban berpotensi mendapat bahaya lainnya.
Bertindaklah dengan cepat bila korban menderita pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar
atau kejutan.Baringkan korban dan selimuti agar tetap hangat (jangan terlalu panas). Apabila
korban mengalami muntah segera hubungi dokter dan tanyakan langkah-langkah apa yang
harus segera diambil. Periksalah kondisi korban dengan hati-hati.
3. Jangan lepas pakaian korban apabila terkena luka bakar.
4. Jangan cuci luka bakar tingkat tiga (yang telah merusak lapisan kulit terdalam), segera balut
luka dengan penutup steril.
5. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah sadar, karena
cairan dapat masuk saluran pernapasan dan menyulitkan pernapasan bagi penderita. Jangan
menampar wajahnya, menguncang-guncangkan tubuhnya ataupun berteriak.
6. Jangan memberikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
Menghentikan pendarahan
Menghentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Apabila luka terlalu
lebar, mungkin anda harus menekan luka itu sendiri agar pendarahan segera terhenti.Tekan terus
menerus hingga pendarahan benar-benar berhenti.Apabila luka terdapat di kaki atau tangan,
naikkan tangan atau kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari kepala.Lakukan hal ini bila anda
yakin tidak ada bahaya lainnya, karena hal ini membantu menghentikan/mengurangi aliran

78
darah.Apabila darah masih terus mengalir kemungkinan nadi/pembuluh darah balik terputus.
Tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.
1. Luka sekitar telapak tangan dan jari-jari tangan dengan menekan nadi di pergelangan tangan.
2. Luka terdapat di lengan dengan menekan tangan pada nadi di ketiak, tekan pada bagian
belakang telapak tangan, nadi yang terdapat di pangkal paha bagian depan agak ke bawah
(selangkangan).
3. Luka di wajah dengan menekan jari pada nadi di rahang bawah.
4. Luka di kulit bagian atas kepala dengan menekan nadi di samping kepala tepat di depan
telinga.
5. Luka di leher atau belakang kepala dengan menekan nadi di leher di bawah telinga.
Gunakan saputangan yang diikat pada nadi dekat bagian luka adalah cara lain untuk
menghentikan pendarahan.
Bahan kimia atau serangga mengenai mata
Baringkan korban dan tuangkan air bersih ke dalam matanya untuk menghilangkan perih dan
bahan kimianya, kemudian kompres dengan kain kasa steril dan segera bawa ke dokter.
Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih.Namun jika masih
terasa perih, padahal serangga/benda asing tidak kelihatan maka segeralah ke dokter dan jangan
sekali-kali mengusap mata dengan tangan telanjang.
Keracunan
Berilah minum (air biasa, susu, air kelapa) sebanyak mungkin hingga korban muntah, dan
segeralah bawa ke dokter (meski demikian tidak selalu korban muntah).

Luka bakar
Berilah air dingin/es pada tempat yang terbakar, jika lukanya masih tingkat I, hingga sakit
hilang.Jika luka sudah melepuh, lepaskan semua pakaiannya dan tutup dengan kain dingin hingga
sakitnya hilang dan segera bawa ke rumah sakit.

Luka lecet dan tersayat


Cucilah dengan air sabun dan tutup dengan plester namun luka besar harus segera ke dokter.

Patah tulang
Jangan mengangkat atau memindahkan korban jika belum terbiasa melakukannya.Jika patah
tulang belakang usung korban dengan hati-hati dalam posisi terbaring.
Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu
diikat.

79
Patah tulang selangka, balut seperti balutan ransel.
Patah tulang kaki atau tangan, gunakan tongkat atau setumpuk Koran sebagai penyangga.

Pingsan
Baringkan korban di tempat tidur atau lantai, agar korban tidak melukai dirinya, lepaskan baju
yang melekat di badannya, kemudian letakkan kepala menghadap ke samping dan jangan letakkan
benda kasar di antara giginya.

Terkilir
Letakkan bagian yang terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya untuk mencegah
pembengkakan dan pendarahan dari dalam.

Apabila terjadi suatu kejadian atau kecelakaan kerja ikuti petunjuk di bawah ini:
1. Berikan pertolongan pertama
2. Amankan wilayah kecelakaan sehingga tidak terulang kembali
3. Laporkan kepada pimpinan tim dan koordinator HSE/Ka. K3LL perusahaan
4. Pimpinan membuat laporan tertulis mengenai kejadian yang sebenarnya
5. Koordinator HSE membuat laporan standard untuk disampaikan kepada management
perusahaan dan kepada instansi dimana kita bekerja (pemilik pekerjaan)
6. Apabila diperlukan, laporkan kepada pihak kepolisian.
Penyelidikan Kejadian:
a. Tindakan tahap awal
Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari kecelakaan yang terjadi. Pelaku,
korban dan saksi akan dimintai keterangan kecelakaan.
b. Penyelidikan lanjutan
a. Mencari fakta
Dari laporan tertulis yang telah dikumpulkan dan melakukan pemeriksaan atas laporan
tersebut maka penyelidik akan dapat mengambil kesimpulan penyebab dari kecelakaan.
b. Gambaran kejadian
Membuat gambaran dari peristiwa yang terjadi dari laporan yang telah dikumpulkan hingga
penyelidik dapat memperkirakan penyebab kecelakaan yang terjadi

80
Prosedur Pelaporan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama adalah tindakan yang diberikan kepada korban cedera atau terkena penyakit
mendadak dan kecelakaan, sebelum datangnya petugas medis atau dibawa kerumah sakit.
Tujuannya adalah:
1. Menyelamatkan jiwa
2. Memudahkan penyembuhan
3. Membatasi kondisi yang lebih parah.
Setiap korban memerlukan perasaan aman dan terlindungi, oleh karena itu usahakan:
1. Mengendalikan diri dan suasana sekitar
2. Bertindak logis.
Contoh – contoh pertolongan pertama pada kecelakaan:
1. Kecelakaan di Jalan, tindakan pertama:
a. Mengamankan tempat kejadian
b. Memasang segitiga pengaman sekitar 20 meter di belakang dan di depan
c. Minta orang lain untuk mengatur lalu lintas
d. Kendaraan distabilkan
e. Beri first aid untuk mencegah pendarahan pada korban.
2. Cedera Karena Sengatan Listrik, tindakan pertama:
b. Memutuskan aliran listrik di lokasi kejadian
c. Memindahkan korban ketempat yang lebih aman
d. Beri first aid untuk mencegah pendarahan pada korban.

Sistem Pelaporan kejadian bahaya


Semua kejadian bahaya selama proyek berlangsung harus dilaporkan kepada manajemen
perusahaan yang dicatat pada formulir standar PT.GANDRI MITRA SUKSES untuk kemudian
dilaporkan kepada pihak PT Bredero batam ,bersamaan dengan pelaporan KPI HSE. Bila terjadi
keadaan darurat, maka personil perusahaan menjadi Tenaga Bantu Keadaan Darurat untuk
bekerjasama dengan pihak PT Bredero batam ( Tim Penanggulangan Keadaan Darurat ) dan
setelah selesainya proses penanggulangan, akan dicatat dalam formulir khusus. PT.GANDRI
MITRA SUKSES bertanggung jawab terhadap penyelidikan terjadinya kecelakaan / hamper
celaka (nearmiss) dan mengadakan tindakan perbaikan untuk mencegah kejadian serupa terulang
kembali. Laporan harus benar dan berdasarkan fakta yang ada di lapangan.

81
ALUR PELAPORAN :

BAHAYA :
INSIDEN,
KECELAKAAN

• penanggulangan,
• penyelidikan LAPORAN
• pencatatan

• analisa penyebab • dilaporkan ke


• tindak lanjut KPI
PT Bredero

Setiap pekerja PT.GANDRI MITRA SUKSES dapat melaporkan bahaya (nearmiss, kecelakaan,
insiden) melalui formulir yang telah dibuat kepada Site Manager selaku Penanggung Jawab
proyek yang diketahui juga oleh Safety Supervisor untuk dilaporkan kepada Direktur. Direktur
memerintahkan Site Manager & Safety Supervisor untuk menganalisa penyebab bahaya dan
menindaklanjutinya. Semua dokumen laporan akan dikumpulkan dan menjadi lampiran
pendukung realisasi KPI.

82
83
LAPORAN Tgl :
PT.GANDRI MITRA SUKSES
PELANGGARAN No :

INFORMASI PROYEK
Nama Proyek
Lokasi Proyek

Jangka Waktu Proyek

JENIS PELANGGARAN(*berikanconteng salah satu)


APD Sampah Rokok

Keterangan mengenai Pelanggaran


(Jelaskantentangkejadianpelanggarannya : Apa, Kapan, Dimana, Mengapa, Bagaimana)

DATA YANG MELAKUKAN PELANGGARAN :

Nama : TandaTangan Yang Melanggar :


Jabatan : Tanggal :

TINDAKAN PERBAIKAN & TINDAK LANJUT


No. Rencana Perbaikan & Tindak Lanjut Target Waktu PIC/PenanggungJawab

VALIDASI (Pengesahan)

DibuatOleh, DisetujuiOleh, DiketahuiOleh,


HSE Officer Mandor/Site Supervisor Project Manager

Nama :
Tanggal :

84
LAPORAN KEJADIAN HAMPIR CELAKA (NEAR MISS INCIDENT REPORT)

No : . . . . . . . .
Kepada :
Dari :
Perihal : Laporan Kejadian Hampir Celaka (Near Miss Incident Report)

SEKSI A. LAPORAN PEKERJA ATAU MITRA KERJA


1. Nama Pekerja atau Mitra Kerja yang melaporkan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Nama Pengawas dari si Pelapor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Tanggal Kejadian : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Lokasi Kejadian : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Uraian Kejadian : ( Apa yang terjadi ? atau apa yang dapat terjadi ? dan siapa yang
terlibat ? )

Tanggal . . . . . .

Tanda Tangan Pelapor, …………………..

SEKSI B. TANGGAPAN PENGAWAS SI PELAPOR (SUPERVISORY RESPONSE)

Komentar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.................................................
Tindakan Koreksi Yang Telah Dilakukan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..................................................
..................................................
Tindakan Pencegahan Yang Direkomendasi Lebih Lanjut :
..................................................
..................................................

Rekomendasi Tindak lanjut oleh :


.......................... Pengawas/SpvLapangan (Mandor)
..........................

85
BAB IX
EMERGENCY RESPONSE & PROCEDURE

9.1. PROSEDUR KEADAAN DARURAT DAN PELAPORAN INVESTIGASI HSE


Definisi Suatu insiden adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan atau
mempunyai potensi untuk terjadinya cedera, penyakit, kerusakan property/peralatan, tumpahan,
kehilangan produksi, kebakaran, dan lainnya. Setiap insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada
Petugas K3LL, yang akan ditindak lanjuti dengan membuat laporan. Laporan dibuat berupa lisan
atau tulisan. Dan Petugas K3LL melaporkannya kepada Manajer lapangan. Manajer lapangan
akan melaporkan kepada manajer perusahaan dan kepada instansi dimana kita bekerja (pemilik
pekerjaan).
Penyelidikan Kejadian Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari insiden yang
terjadi. Pelaku, korban dan saksi akan dimintai keterangan.
Analisa Akar Penyebab:
a Setiap insiden harus diinvestigasi dengan cermat oleh team leader untuk insiden yang
mempunyai resiko sedang dan tinggi.
b Akar penyebab ialah penyebab insiden paling mendasar yang dapat diidentifikasi dan
dikendalikan dengan wajar. Akar penyebab juga dirujuk sebagai penyebab utama.
c Faktor penyebab adalah masalah atau kondisi yang semestinya dapat mencegah
terjadinya insiden.

86
PROSEDUR PELAPORAN, TANGGAP DARURAT

ACCIDEN
T

HSE DEPT PT.Bredero


Rahmat Fauzi -----------------------------------

PROJECT MANAGER SITE SUPERVISOR

Debi Chandra Jhonser V Sinaga

DIRECTOR

TRIYONO

9.2. KELENGKAPAN INFORMASI YANG TERKAIT DENGAN KEADAAN DARURAT


Prosedur keadaan darurat ini singkat, bersifat umum dan berlaku di setiap kegiatan proyek,
oleh sebab itu;
1. Bila terjadi keadaan darurat di lokasi kegiatan, segera hentikan pekerjaan, ikuti instruksi
dari pimpinan penanggulangan
2. Apabila seseorang mengetahui adanya situasi keadaan darurat, agar segera
memberitahukan/ mengabarkan dan melaporkan kepada pengawas setempat dengan
menggunakan sarana komunikasi yang ada atau menggunakan tombol fire alarm system
3. Segera menggunakan APAR yang ada sebagai pertolongan pertama agar tidak meluas
4. Kebakaran besar dipadamkan dengan peralatan khusus (instalasi tetap), di mana
penenggulangannya melibatkan tim pemadam khusus
5. Kebocoran/ penyebaran gas explosive dan bahan kimia beracun

87
a. Stop pengunaan api terbuka, lakukan isolasi area terhadap bahan yang mudah
terbakar
b. Setelah konsentrasi gas ukur, dan menetapkan tingkat bahaya, petugas segera
menutup dan memperbaiki sumber kebocoran dari arah angin yang dipimpin oleh
pengawas
c. Kebocoran/ penyebaran gas, bahan kimia beracun, petugas pengendali
penanggulangan wajib menggunakan APD yang sesuai standar
d. Pengendalian/ penanggulangan kebocoran bahan kimia beracun agar berpedoman
Material safety Data Sheet
e. Petugas penolong di luar area bahaya tetap siap siaga guna memberikan
pertolongan bila diperlukan dan tetap menekan/ meminimalkan pencemaran agar
tidak meluas
f. Petugas yang tidak bertugas agar tetap berkumpul di Assembly Point.
6. Tumpahan Minyak
a. Segera hentikan pemompaan, menutup kran terdekat, dengan sumber kebocoran
b. Melokalisir tumpahan minyak agar tidak memasuki perairan/ sungai dan hindari
penggunaan api dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya dan Segera memasang
barier
Apabila terjadi kecelakan yang tidak diinginkan, maka dalam keadaan tertentu langsung
menghubungi dinas dan pihak pihak terkait seperti dibawah ini :
Klinik Batavia Medika 0778-371164

HSSE PT. Bredero

HSSE PT. GANDRI MITRA SUKSES

Security PT. Bredero

POLSEK KABIL 0778-393163

RS CAMATHA SAHIDYA 0778-371002

88
9.3. INFORMASI PELATIHAN KEADAAN DARURAT
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
PENANGGULANGAN P3K:
Pertolongan pertama adalah tindakan yang diberikan kepada korban cedera atau terkena penyakit
mendadak dan kecelakaan, sebelum datangnya petugas medis atau dibawa kerumah sakit.
Tujuannya adalah:
a. Menyelamatkan jiwa, memudahkan penyembuhan
b. Membatasi kondisi yang lebih parah.
Setiap korban memerlukan perasaan aman dan terlindungi, oleh karena itu usahakan:
a. Mengendalikan diri dan suasana sekitar
b. Bertindak logis.
Pelatihan Keadaan Darurat Yang sudah diberikan pada para pekerja :
✓ Cara Penanganan atau pertolongan pertama pada luka robek dengan cara :
- menekan daerah luka dengan kain kasa untuk menghentikan pendarahan
- apabila luka lebar daerah luka sayat direkatkan dengan plester lalu di bebat
- dengan kasa untuk menekan agar darah dapat berhenti
- segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapat
- pertolongan lebih lanjut.
✓ Pertolongan pertama pada korban luka bakar tingkat I dan II
- dinginkan daerah yang terkena panas dengan cara merendam atau letak
- Dibawah air yang mengalir selama 10 sampai 15 menit atau sampai rasa panas
- hilang .
- oleskan obat burnazie cream atau betadine cream pada luka
- jangan pecahkan bulla atau gelembung yang berisi cairan di bawah kulit
- tutup luka dengan kain kassa steril yang ada dikotak P3K
- segera bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan Lebih
- lanjut.
✓ Bila terjadi kebakaran di lokasi kerja :
- Setiap pekerja yang melihat kebakaran jangan panik dan harus berteriak
- Kebakaran........Kebakaran........!!!!
- Pekerja pertama kali melakukan usaha pemadaman dengan menggunakan APAR (jika
- potensi bisa dipadamkan)
- Bila api tidak segera padam, segera minta pertolonagn pada rekan lainnya.
- Menghentikan semua aktifitas/kegiatan dan segera melapor ke fungsi LK3, Security
- atau Petugas terdekat

89
- Mengevakuasi diri ke muster point/titik kumpul yang sudah di sediakan, dengan tidak
- panik dan tidak berlari.
- Jika bahaya kebakaran diluar kendali Team Tanggap Darurat akan segera mengambil
alih langkah-langkah pengamanan lokasi kerja dan mengevakuasi orang dan barang
menuju
✓ Penanganan Pertama Pada Orang yang Detak Jantung / Pernafasannya terhenti
(CPR)
a. Tekan / Kompresi Dada
- Baringkan tubuh korban pada permukaan yang keras/padat
- Penolong berlutut disamping leher/bahu korban
- Letakkan tangan diatas dada tepatnya diantara putting,tekan dada sedalam kira-kira 5cm
sebanyak 30x dengan kecepatan 1-2 tekan/ detik
- Saat menekan gunakan kekuatan tubuh bagian atas, jgn hanya mengandalkan kekuatan
lengan saja Agar tekanan yang dihasilkan maksimal.
- Cek korban jika belum terlihat tanda- tanda bernafas lanjutkan kompresi dada dengan
kecepatan 100x/menit, sampai tenaga medis datang.
b. Buka Saluran Pernafasan
- Dengan cara mendongakkan kepalanya, letakkan tangan kita di dahinya sambil
mengankat dagu secara lembut untuk membuka saluran nafasnya.
- Cek apakah korban sudah bisa bernafas atau belum denganmelihat gerakan dadanya
dengan cara meletakkan telinga kita di dekat hidung dan mulut korban
- Jika belum bernafas lakukan cara ke tiga
c. Beri Nafas Buatan
- Biasanya dilakukan oleh penolong yang sudah terlatih dan pastika korban benar-benar
tidak sadar panggil namanya dan goyangkan tubuhnya jangan memindahkan /
menguncangkan tubuh korban dengan keras, karena kita tidak tahu apakah ada bagian
tulang yang patah, retak atau cedera.
✓ Latihan Penggunaan APAR
APAR adalah alat yang dipergunakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran terjadi.
Pengertian Pemeriksaan berkala Alat Pemadam Kebakaran (APAR) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memeriksa dan memastikan APAR dalam kondisi baik dan aman digunakan.
Persiapan/pemeriksaan:
1. Periksa kembali apakah APAR sudah siap dipakai
2. Selang tidak pecah, nozzle tidak buntu
3. Tekanan nitrogen cukup (jarum penunjuk diposisi hijau)

90
4. Apar dalam kondisi masih tersegel.
Petunjuk operasi:
1. Ambil APAR atau racun api dari tempatnya.
2. Lepaskan selang dari gulungannya dengan cara melepas segel.
3. Pengang handle APAR dengan tangan kiri dan selang dengan tangan kanan.
4. Lakukan pengetesan ditempat yang aman dan diarahkan keatas, perhatikan arah angin
(usahakan searah).
5. Bawa racun api menuju objek dengan posisi nozzle pada sudut lebih 45 derajat.
6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan pada tepi api pada jarak 1,5 meter.
7. Maju perlahan-lahan dengan mengibaskan nozzle ke kiri dan kekanan samapai menutupi
bagian yang terbakar.
8. Perhatikan dengan sesame setelah melakukan pemadaman, yakinlah bahwa api sudah padam.
9. Pastikan kembali bahwa api sudah padam
10. Selesai, beri tanda silang pada racun api (APAR) yang sudah dipakai.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan APAR, Perhatikan arah angin sebelum
menyemprotkan APAR.

91
✓ PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH HASIL DARI PEKERJAAN
Para Pekerja sudah mendapatkan pelatihan dalam penggelompokan sampah/ limbah hasil kerja
yang akan dibuang pada tempatnya :

Kotak sampah dengan warna HIJAU : untuk sampah organic atau sampah yang masih bisa di
daur ulang seperti kertas, kayu, daun

Kotak sampah warna KUNING : untuk sampah non organic atau sampah yang tidak dapat didaur
ulang seperti plastic,botol minuman

Kotak sampah warna MERAH : untuk sampah yang mengandung bahan limbah B3 seperti kaleng
cat,majun bekas lap oli atau cairan tiner.

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

92
Data Peralatan P3K

N NAMA ALAT SATUAN JUMLA KETERANGAN


O H
1 Kasa steril terbungkus Bungkus 20 Pembalut bagian yg terluka
2 Perban uk.5cm Roll 2 Pengikat balutan luka
3 Perban uk. 10 cm Roll 2 Pengikat balutan luka
4 Plester lebar 1,25cm Roll 2 Pembalut pada luka
5 Plester cepat Helai 10 Pembalut luka kecil scr praktis
6 Kapas Doze 1 Untuk membersihkan luka
7 Kain segitiga/mittela Helai 2 Pengikat bagian terluka/patah
8 Gunting Buah 1 untuk memotong bagian2yang
9 Peniti Buah 12 Pengikatdiperlukan
pada penyambung
10 Sarung tangan sekali Pasang 2 Dipakai orang yg melakukan
perban
11 Sepasang - - y
pakai pertolongan
12 Masker Helai 1 Dipakai orang yg menolong
13 Pincet Buah 1 Mengambil benda yg masuk
14 Lampu senter Buah 1 Untuk melihat mataluka
kedalam atau mulut pd
15 Gelas untuk cuci mata Buah 1 Untuk mengisi aquades
korban
16 ncet
Kantong plastic bersih Helai 1 Mengumpulkan sampah
17 Aquades ( 100ml ) Botol 1 Untuk mencuci luka
18 Betadin ( 60 ml ) Botol 1 Dipakai setelah luka dibersihkan
19 Alkohol 70% Botol 1 Membersihkan diluar luka
20 Buku panduan P3K Buah 1 Agar pekerja paham cara
21 Buku catatan daftar isi Buah 1 pemakaian
Agar pekerjaisi kotakisi
paham P3Kdan
kotak kegunaan kotak P3K

Isi kotak telah di sesuaikan dengan PERMENAKER NO : PER.15/MEN/VIII/2008

Batam 27 April 2023


Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES

TRIYONO
Directur

93
Sequence of basic job Recommended to eliminate or reduce potential Persons In
Potential hazards Risk
steps hazards Charge (PIC)

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Patah Tukang. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

Strengtening and
6. Tripping 6. Kolap/pingsan 6. Check peralatan secara berkala
repairing ceiling suport
Jhonser & Rahmat
accessories and ducting
7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
instalation 7. Nyeri badan

8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11.Argonomi 11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Mata Kemasukan benda asing 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Manual handling. 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Tripping 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Debu 5. Kolap/pingsan 5. Check peralatan secara berkala

6.Kesetrum Listrik 6. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
6. Nyeri badan

Dismantle partition 7.Argonomi 7. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.
wall,Dismantle glass Jhonser & Rahmat
window and door 8. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

9. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

10. Memasang signboard di lokasi kerja,full baricade with metal untuk

Proteksi dan memisahkan area kerja dan forklif acses

11. Siapkan APAR di lokasi kerja .

12. Wear APD

New Instalation Ceiling Jhonser & Rahmat


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
and frames,Repair and
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5.Patah tulang. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

6. Tripping 6. Kolap/pingsan 6. Check peralatan secara berkala


7. Terjatuh 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
7. Nyeri badan

8.Kesetrum Listrik 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9.Argonomi 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
5. Tangan Pecah-pecah

6. Tripping 6. Kolap/pingsan 6. Check peralatan secara berkala


Repair and cleaning
Jhonser & Rahmat
exiting ceramic floor
7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
7. Nyeri badan

8.Argonomi 8. Radang Tengorokan 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

Linkway (Dismentling the 6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala


6. Nyeri badan
exiting precast concreate
cover columns,Clean with 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan. Jhonser & Rahmat
power wire brush,Repair
and Repainting) 8.Batu gerinda 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9.Kesetrum Listrik 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Siapkan APAR di lokasi kerja .

13. Wear APD

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Dismentle existing
roof,gutter and metal 6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala
6. Nyeri badan
wall cladding,Dismantle Jhonser & Rahmat
existing ceiling and 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
lighting
8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11.Argonomi 11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Repair the fascia
arround the 6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala
6. Nyeri badan
roof,Cleaning,repair and Jhonser & Rahmat
Repainting the stell rooh 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
frame
8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11.Argonomi 11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

New Metal sheet roof


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan. Jhonser & Rahmat
Instalation
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala


6. Nyeri badan

7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.

8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.


9.Kesetrum Listrik 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

New Frame gypsum


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan. Jhonser & Rahmat
Instalation and Painting
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala


6. Nyeri badan

7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.

8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9.Kesetrum Listrik 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Wear APD

1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.

2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4.Fire. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 5. Luka bakar. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.

6. Tripping 6. Kolap/pingsan 6. Check peralatan secara berkala

Electrical Instalation 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan. Jhonser & Rahmat
7. Nyeri badan

8.Kesetrum Listrik 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

9.Argonomi 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

11. Memasang signboard di lokasi kerja.

12. Siapkan APAR di lokasi kerja .

13. Wear APD

Clean & re-painting


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan. Jhonser & Rahmat
cooridor wall
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Sesak nafas 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5.Keracunan. 6. Kolap/pingsan 5. Check peralatan secara berkala

6. Tripping 6. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.


7. Nyeri badan

7. Debu 7. Kenali MSDS Cat dan lakukan pengulangan materi saat TBM Meeting.

8.Argonomi 8. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

9. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

10. Memasang signboard di lokasi kerja.

11. Wear APD

Site Cleaning and


1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan. Jhonser & Rahmat
Housekeeping
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh

3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri

4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.

5. Potensi titik jepit. 6. Kolap/pingsan 5. Check peralatan secara berkala


6. Tripping 6. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
7. Nyeri badan

7. Debu 7. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.

8.Argonomi 8. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.

9. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.

10. Memasang signboard di lokasi kerja.

11. Wear APD

Anda mungkin juga menyukai