DEBI CHANDRA
BAB I
DATA PROYEK
1
1.2. Tujuan HSE Plan
Sistem manajemen HSE Plan ini bertujuan agar proses peningkatan standar kualitas
kerja yang dihasilan PT.GANDRI MITRA SUKSES ini dapat bersaing, memberikan rasa
aman bagi pekerja dan kepuasan bagi pelanggan serta dapat meminimalkan penyimpangan
dan kecelakaan kerja dalam setiap melakukan pekerjaan.
HSE Plan ini telah di sahkan oleh pimpinan tertinggi dalam perusahaan PT.GANDRI
MITRA SUKSES dan telah berlaku untuk selanjutnya dapat menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama dalam penerapannya dari semua tingkatan menejemen serta untuk dapat
saling berkoordinasi dan berkomunikasi untuk hasil yang lebih baik selanjutnya.
Tim HSE akan tetap memberikan saran dan masukan dalam penerapan HSE Plan ini
pada saat melaksanakan pekerjaan dan pembuatan pembangunan canopy dan evaluasi untuk
kelengkapan dokumen HSE selanjutnya.
2
berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam
merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun
pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya
dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh
hingga 158 kali lipat.
2.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut pihak Kedua/kontraktor dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut dalam jangka waktu 52 hari kalender terhitung sejak kontrak
ditandatangani.
2.5. Garis besar lingkup pekerjaan
Pekerjaan : Renovation Administration and Linkway Office
✓ Sarana dan fasilitas LK3 (lingkup kontraktor: spanduk, police line) :
a. Beberapa hal dari aspek safety yang menjadi tanggung jawab kontraktor dalam
project ini, adalah sebagai berikut:
1. Asuransi Kesehatan dan Keselamatan Pekerja Proyek
2. Perlengkapan Kerja:
• Helm keselamatan kerja (safety helmet)
• Kaca mata las (Safety glassed / goggles)
• Pakaian kerja (wearpack)
• Sarung tangan (safety gloves)
• Sepatu kerja (safety shoes / boot)
• Tanda pengenal (ID Card)
• Full Body Harness 2 hook
• Masker
• Ear Plug
b. Selama Proyek berlangsung Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan kerja
Karyawannya, Lingkungan kerjanya serta menghindari pencemaran Lingkungan
dan harus mematuhi Peraturan-Peraturan Keselamatan Kerja dan LK3 yang
berlaku di lingkungan/ wilayah kerja PT. Bredero Shaw Indonesia .
2.6.Uraian pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
– Mobilisasi material, peralatan kerja dan tenaga kerja
3
– Menyediakan perlengkapan kerja
– Rental Prime scaffolding dengan tangga diagonal dan platform standart
2. Pelaksanaan Pekerjaan
Administration Office 1st Floor
- Strengtening and repairing ceiling suport accessories and ducting instalation
Linkway Renovation
4
- New Frame gypsum Instalation and Painting
- Electrical Instalation
2.7.Dasar Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pada surat undangan PT. Bredero Shaw
Indonesia
b. Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dalam spesifikasi yang
merupakan lampiran yang tak terpisahkan dalam RKS ini.
5
2.8.Penanggung Jawab Proyek
Perusahaan PT.GANDRI MITRA SUKSES
Nama : TRIYONO
Penanggung Jawab Proyek
Jabatan : DIREKTUR
Nama : DEBI CHANDRA
Jabatan : PROJECT MANAGER
Nama : Rahmat Fauzi
Jabatan : HSE Officer
TERLAMPIR
Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES
TRIYONO
Direktur
6
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PERUSAHAAN
Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
Kami atas nama perusahaan sanggup dan bersedia untuk melengkapi dokumen sesuai dengan
ketentuan /peraturan yang berlaku di PT. Sumitomo Batam
Demikian surat kesanggupan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pimpinan Perusahaan
PT.GANDRI MITRA SUKSES
TRIYONO
Direktur
7
8
9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
10
4.2 Structur Organisasi Proyek
11
Penerapan HSE merupakan tanggung jawab seluruh karyawan, rincian tanggung jawab
masing-masing tingkat/level adalah sebagai berikut :
• Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Manager Proyek
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi
1. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan proyek
2. Bertanggung jawab baik untuk keselamatan pekerja dan penerapan HSE
3. Bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun fisik dari proyek yang dilaksanakan
4. Menyusun organisasi proyek uraian tugas dan tanggung jawab serta personilnya
5. Menerbitkan surat keputusan
6. Membuat rencana kerja
7. Pemimpin proyek bertanggung jawab langsung kepada pihak yang terkait
8. Mengintegrasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membangun perencanaan proyek
Tugas Dan Tanggung Jawab Pengawas Lapangan
Pengawas Lapangan adalah meminimalkan kesalahan yang ada di lapangan sehingga dapat
mengakibatkan pembongkaran dan pengulangan pekerjaan yang tidak perlu karena kesalahan
gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
Adapun Tugas dan Tanggung jawabnya adalah :
1. Mengevaluasi, mengkoordinasi dan mengendalikan program kegiatan
2. Memberikan instruksi-instruksi serta petunjuk-petunjuk yang perlu
3. Melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas seluruh daerah kerja dan semua instansi
yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.
4. Melaksanakan pengecekan terhadap material konstruksi yang diperlukan untuk
memperoleh jaminan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasinya.
• Tugas Dan Tanggung Jawab HSE
Tugas dan tanggung jawab seorang Safetty Officer adalah:
1. Mengawasi suatu proyek antara lain: welder, fitter, dll sebagaimana dengan
mengutamakan faktor keselamatan kerja
2. Melaporkan semua kegiatan termasuk masalah keselamatan kerja kepada proyek
menejer
3. Menyiapkan referensi pendukung guna menunjang hasil kerja secara maksimal,
minimal mendekasi atau sama dengan standart internasional
12
4. Aktif dalam penanganan keselatan kerja karyawan atau proyek
5. Melakukan koordinasi dengan bagian operasi mengenai tugas-tugas lapangan atau
proyek
6. Memberi saran, usul kepada bagian operasi masalah kualitas kerja dan
keselamatan kerja
7. Berwewenang dengan sepengetahuan kepala departemen yang bertanggung jawab,
dengan menghentikan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
8. Bertanggung jawab dapat menghentikan kerja yang tidak aman dan yang nyata
melanggar peraturan keselamatan kerja.
13
• Job Desk Pekerja Dalam Aspek HSE
Adapun tanggung jawab pekerja dalam aspek HSE adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan dengan meminimalisir kecelakaan dalam bekerja
2. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan memenuhi standar yang telah
ditentukan sebelumnya
3. Mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan dan lokasi proyek.
4. Mematuhi semua kebijakan K3, prosedure dan instruksi kerja yang aman dalam
melakukan kegiatan
5. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan orang lain
yang dapat terpengaruh oleh aktifitas tersebut
6. Melaporkan kepada atasan jika menemukan bahaya atau masalah yang berkaitan
dengan K3
7. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan
8. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-
komponennya yang seharusnya hanya digunakan untuk keselamatan dan
kesehatan kerja
Kompetensi Terlampir
TRIYONO
Directur
14
SURAT PENUNJUKAN
Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :
Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Penanggung Jawab HSE untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.
Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
TRIYONO
Directur
15
SURAT PENUNJUKAN
Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :
Nama : Debi Chandra
Jabatan : Project Manager
Alamat : Perum Cipta Grenville Cluster Aurora No 42
Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Manager Proyek untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.
Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
TRIYONO
Directur
16
SURAT PENUNJUKAN
Nama : TRIYONO
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT.GANDRI MITRA SUKSES
Alamat : Komplek Buana Central Park Blok Madison No 027, Jl.
Letjen R. Suprapto, Kibing Batam
.
Menerangkan bahwa :
Nama : Eko Saputra
Jabatan : Project Supervisor
Alamat : Buana Central Park Block Madison No 26-27
.
Akan diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Project Supervisor untuk pekerjaan
“Renovation Administration and Linkway Office PT Bredero Shaw Indonesia ” sampai
pekerjaan tersebut selesai.
Demikian surat penunjukan ini dbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
TRIYONO
Directur
17
BAB V
18
Administration Office 2nd Floor
Linkway Renovation
- Electrical Instalation
19
c. Pekerjaan Lainnya
– Membersihkan Lokasi Kerja dari Sampah dan Bekas sisa pekerjaan5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
d. Penyelesaian
Setelah seluruh pekerjaan selesai maka akan diadakan serah terima pekerjaan yang
disertakan Berita Acara, dokumentasi, progress report, serta dokumen-dokumen penunjang
lainnya.
20
Probability/Keseringan kegiatan tersebut berulang :
• Pernah terdengar terjadi
• Pernah terjadi
• Terjadi hampir setiap tahun
• Terjadi sering setiap tahun
Dari semua analisis pekerjaan tersebut di atas ditambah dengan
probability/keseringan kegiatan tersebut terjadi, maka kita bisa membuat tabel dan
menentukan masuk ke kategori mana kegiatan tersebut terjadi, apakah risiko kegiatan
dengan risiko rendah, sedang, atau tinggi, tentunya harus disesuaikan dengan kebijakan
dari masing masing perusahaan.
Dengan menentukan analisis risiko dari suatu pekerjaan kita dapat melakukan
suatu kegiatan pengendalian untuk menurunkan risiko dari suatu pekerjaan tersebut,
sehingga didapat suatu risiko yang dapat diterima misalkan risiko pekerjaan rendah baru
boleh kegiatan tersebut dilakukan.
Macam macam pengendalian dari suatu risiko pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya :
1. Eliminasi : dengan cara ini sumber bahaya yang dilakukan langsung dihilangkan
2. Substitusi : dengan cara mengganti sumber bahaya dengan yang lebih aman
3. Rekayasa Engineering : Dengan melakukan perbaikan dan perhitungan sehingga
bekerja, lingkungan kerja atau alat kerja dapat digunakan dengan aman
4. Administrasi : dengan membuat prosedur kerja
5. APD : Pengendalian yang terakhir adalah dengan menggunakan APD
Apabila analisis dari pekerjaan sudah dilakukan dan sudah dilakukan tindakan
pengendalian, yang selanjutnya tinggal membuat tujuan, sasaran dan program serta
impelementasi, apabila kegiatan kegiatan tersebut sudah dilakukan maka jumlah
kecelakaan kerja akan menurun dan tingkat kesehatan kerja juga akan menjadi baik.
21
Tujuan identifikasi bahaya :
Ilustrasikan pertanyaan :
1. Apakah ada potensi kebakaran?
2. Seberapa besar potensi dan kemungkinannya?
3. Apa akibat dari kebakaran?
4. Bagaimana program pencegahan dan penanggulangannya jika terjadi
kebakaran?
Penilaian Risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai
keparahan suatu risiko. Untuk menentukan kagori suatu risiko apakah itu rendah, sedang,
tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks risiko seperti pada tabel
matriks risiko di bawah :
22
KEPARAHAN
Tabel Matriks Risiko Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat
Tabel di bawah merupakan representasi kategori risiko yang dihasilkan dari penilaian matriks
risiko :
Dari representasi di atas, kita tentukan langkah pengendalian risiko yang paling tepat
berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian risiko/bahaya K3 (Menghilangkan, Mengurangi,
Menyediakan Pengaman, Menyediakan Tanda Peringatan, Menyediakan Prosedur K3
23
• Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain permesinan,
peralatan, perkakas, stasiunkerjadan proses.
• Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
• Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.
Sebelum mengetahui potensi bahaya yang ada di lapangan/tempat kerja ada baiknya
terlebih dahulu mengetahui latar belakang dari pekerjaan yang akan dilaksanakan, misalnya
metode pelaksanaan kerja yang akan dikerjakan nantinya
24
JSA TERLAMPIR
25
pecah (mushroom).
– Jangan sekali-kali menggunakan obeng sebagai pahat.
– Peralatan bertekanan seperti pistol gemok, semprot gas dan semprot tanaman
harus diarahkan jauh dari tubuh serta dari orang lain di areal tersebut.
– Angin/ udara dalam semua peralatan harus diatur untuk mempertahankan
tekanan maksimum yang diizinkan untuk peralatan tersebut.
26
DAFTAR DATA PERALATAN KERJA
STATUS
NO PERALATAN JUMLAH UNIT KETERANGAN
BAIK RUSAK N/A
1 Tools baik 1 pcs
2 Tools Kuningan baik 1 pcs
3 Gerinda Tangan baik 2 pcs
4 Palu baik 4 pcs
5 Bor baik 3 pcs
6 Bor Listrik baik 2 pcs
8 Jack Hammer baik 1 pcs
9 Mesin las baik 1 pcs
10 Cangkul baik 2 pcs
11 Sekop baik 3 pcs
12 Linggis baik 1 pcs
13 Gergaji baik 3 pcs
14 Godam baik 3 pcs
15 Martil baik 1 pcs
16 Martil Kuningan baik 1 pcs
Pelaksana
PT.GANDRI MITRA SUKSES
Jhonser Sinaga
Site Supervisor
27
B. PROSEDUR PERALATAN
Beberapa prosedur SOP peralatan yang harus diketahui, tercantum di bawah ini :
28
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT. GANDRI MITRA
SUKSES REVISI KE : 01/GMS/HSE
29
3. Lakukan pengetesan dengan mengarahkan APAR ke udara
4. Tekan handle dan semprotkan APAR kearah api dengan sudut 45 derajat
C. Penyelesaian
5. LAMPIRAN
30
2. SOP ALAT ANGKAT ANGKUT
➢ Penanganan Bahan Secara Manual
1. Minta bantuan seseorang untuk mengangakat sebuah benda yang sukar diangkat.
2. Periksa tempat dan rute sebelum menggangkut material.
3. Hati-hati ketika memindahkan suatu benda dengan sisi-sisi yang tajam, ujung
paku yang menonjol atau bahaya lain yang dapat menimbulkan cedera.
4. Terapkan prinsip-prinsip dasar dalam mengangkat :
✓ Gunakan otot kaki untuk mengangkat dan bukan otot punggung yang lebih
lemah.
✓ Pastikan bahwa anda berdiri dengan kokoh.
✓ Bengkokkan lutut dan berdiri dekat benda yang akan diangkat.
✓ Luruskan punggung dan bengkokkan sedikit didekat pinggul.
✓ Pegang benda dengan kuat dan seimbang.
✓ Angkat benda perlahan-lahan dengan meluruskan kaki dan juga jaga
punggung agar tetap lurus.
✓ Jangan putar tubuh anda ketika sedang mengangkat beban. Ubah letak kaki
anda dan putar seluruh tubuh.
➢ Cara Mangangkat dengan Betul
1. Tekukkan kaki pada lutut,bungkukkan tubuh pada pinggang dengan punggung
lurus, badan sedekat mungkin pada beban yang akan diangkat, dan renggangkan
kaki tetapi tidak lebih lebar dari bahu.
2. Pegang beban kuat-kuat dan luruskan lutut, punggung harus lurus dan dagu datar.
3. Tarik beban ke dekat tubuh dan miringkan punggung sedikit kebelakang untuk
menjaga agar pusat gravitasi berada pada kaki.
4. Ketika mengangkat dan membawa beban jangan memutar tubuh.
5. Jangan sekali-kali mencoba mengangkat melebihi kekuatan anda.
6. Jika anda menangani benda yang berat atau besar bersama orang lain, harus
disepakati dahulu siapa yang akan bertindak sebagai pimpinan dan memberi aba-
aba. Jangan lepaskan beban sebelum semuanya telah siap untuk itu. Dalam hal ini
kerjasama terkait (team Work) amat penting.
7. Sebelum mengangkat benda berat, pengawai terkait harus menentukan yang
berikut:
✓ Apakah benda bias bergerak dengan cara (misalnnya dengan menggunakan
alat mekanis)
31
✓ Apakah benda terlalu besar, atau dapat menghalangi penglihatan orang yang
mengangkatnya
✓ Apakah mengangkat mampu mengangkat benda tersebut
✓ Apakah pijkan pada tanah di sekitar benda kokoh dan tidak terhalang
✓ Apakah areal di mana benda akan diletakkan kosong sebelum benda tersebut
diangkat.
32
➢ Perkakas Tangan:
a. Perkakas dan peralatan harus diperiksa secara visual dan direparasi (jika
perlu) sebelum digunakan. Perkakas yang tidak dapat diperbaiki lagi harus
disisihkan dan dilaporkan
b. Perkakas harus digunakan sesuai dengan rancangan tujuannya
c. Bila mungkin, gunakan gagangnya untuk memukul palu, kursi inggris, pahat,
penjepit, batang dll, agar tangan tidak cedera. Harus memakai alat pelindung
mata ketika memukul perkakas
d. Perkakas harus selalu dibersihkan dan dijaga agar tetap berfungsi
PERHATIAN:
“ Pengukur dan katup pelepas tekanan harus disetel menurut spesifikasi pabrik
pembuatnya”
➢ Perkakas dan Peralatan
a. Penggunaan Perkakas Tangan yang Umum
1. Setiap pekerjaan ada alatnya yang benar dan cocok. Alat tersebut harus
digunakan pada waktu yang cocok pula
2. Perkakas harus diperiksa sebelum digunakan untuk memastikan bahwa
ukurannya cocok dan keadaannya baik
3. Kunci inggris harus kuat cengkramannya sebelum pengapitnya ditekan
4. Peralatan bertekanan seperti pistol gemok, semprot gas dan semprot
tanaman harus diarahkan jauh dari tubuh serta dari orang lain di arel
tersebut.
b. Gerinda Tangan dan Gerinda Tetap
a. Jangan sekali-kali memutar roda gerinda melebihi kecepatan maksimum
yang ditandai pada gerinda atau spesifikasi oleh pabrik pembuatnya,
pastikan bahwa laju roda gerinda tidak melebihi laju driver
b. Hanya pegawai yang berkualifikasi yang harus memasang roda gerinda
menurut rekomendasi pabrik pembuatannya
c. Jangan sekali-kali melakukan penyetelan ketika roda sedang berputar
d. Goggle dan tameng muka sepenuhnya harus selalu digunakan ketika
menggerinda. Tanda (goggle/ tameng muka) harus dipasang pada semua
gerinda tetap
33
e. Roda gerinda adalah sumber percikan api, karena itu penggunaannya
harus menurut prosedur yang benar.
➢ Alat Berat Lori Crane
a. Operator alat berat khusus dan harus dalam keadaan sehat dan fit
b. Dilatih dengan benar sebelumnya mengoperasikan alat berat
c. Memiliki izin yang diwajibkan
d. Meminta instruksi, jika tidak paham akan prosedur operasionalnya
e. Menggunakan gigi untuk menghindarkan mesin terangkat
f. Ketika menurun, pilih gigi rendah untuk mengatur kecepatan
g. Setiap alat berat harus memiliki sertifikat.
34
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
35
➢ Setiap penggunaan mesin :
1. Setiap akan mengunakan mesin harus lebih dahulu di perhatikan semua kabel,
jangan ada yang rusak
2. Setiap menggunakan mesin harus di perhatikan kondisi lapangan kerja, apakah
sudah aman untuk di kerjakan
3. Selang yang digunakan untu mesin harus pakai clem yang kuat dan jangan ada
ke bocoran
C. Penyelesaian
1. Setelah melakukan suatu pekerjaan ,perkakas harus di bersihkan dan di simpan
dalam kotak dan di tempatkan yang aman
36
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE :03/GSM/HSE
➢ Bor BOSCH/Makita
➢ Pembelian Tahun 2011
2 REFERENSI
➢ Kesetrum
➢ INSTRUKSI KERJA
a. Persiapan
1. Cek kelengkapan mesin bor terdiri dari motor bor,panel,dan kabel stop kontak
masih berfungsi
2. Pastikan tidak ada modifikasi pada mesin bor
3. Pastikan kabel power mesin bor sudah tersambung dengan baik ke arus listrik
b. Pelaksana
1. Pastikan mesin bor dalam kondisi keadaan baik
2. Siapkan benda kerja yang akan di bor sehingga terjepit dengan kuat
3. Pakai alat pelindung mata ( kaca mata ) selama melakukan pekerjaan
4. Pastikan mata bor terpasang dengan kencang
5. Sambungkan kabel mesin bor ke stok kontak
6. Pengeboran dengan menggunakan mesin bor tanggan harus tegak lurus antara
mesin bor dengan benda yang akan di buat
c. Penyelesaian
1. Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan menggebor
2. Tunggu sampai mesin bor benar-benar berhenti berputar
3. Pastikan benda kerja telah selesai di lubangi sesuai dengan spesifikasi
4. Lepaskan kabel mesin bor dari arus listri dan kembalikan mesin bor pada
tempatnya
5. Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin bor
37
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
1. Pekerja dapat menggunakan mesin bor sesuai dengan prosedur yang sudah
diterapkan
2. Pekerja dapat melubangi material panel dengan mudah dan aman
5. LAMPIRAN
38
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSERS
REVISI KE : 04/GMS/HSE
2. REFERENSI
➢ Alat pemotong material menggunakan listrik
➢ Kesetrum
➢ Terpotong
3. INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
- Pastikan mesin gerinda dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada Mesin
gerinda tersebut
❖ Pelaksana
- Pastikan mesin dan batu gerinda dalam keadaan baik
- Sesuaikan jarak antara batu gerinda dengan landasan
- Pakai alat pelindung muka ( FACE SHIELD ) selama melakukan pekerjaan
- Hidupkan lampu penerangan di lokasi kerja
- Kaca pelindung harus terpasang pada gerinda
❖ Penyelesaian
- Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan menggerinda
- Tunggu sampai mesin gerinda benar-benar berhenti berputar
- Lepaskan kabel gerinda dari arus listri atau outlet
- Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin gerinda
39
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
40
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
:
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA NOMOR
SUKSES
REVISI KE : 05/GMS/HSE
➢ Jack Hammer
➢ Toll kit
2. REFERENSI
➢ Alat pemotong material menggunakan listrik
➢ Kesetrum
3. INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
- Pastikan mesin jack hammer dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada
Mesin tersebut
❖ Pelaksana
- Pastikan mesin dalam keadaan baik
- Sesuaikan jarak antara ujung jack hammer dengan kaki dan media yang ingin di
hancurkan
- Pakai alat pelindung diri lengkap selama melakukan pekerjaan
- Hidupkan lampu penerangan di lokasi kerja
❖ Penyelesaian
- Tekan tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan membobok
- Lepaskan kabel mesin dari arus listrik atau outlet
- Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada mesin
41
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
4. LAMPIRAN
42
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE : 06/GMS/HSE
JUDUL : Scaffolding/Perancah
INSTRUKSI KERJA
❖ Persiapan
Pastikan Secaffolding/Perancah dalam kondisi baik dan tidak ada modifikasi pada
alat tersebut
❖ Pelaksana
43
4. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
➢ Pekerja dapat menggunakan Secaffolding/Perancah sesuai dengan procedure
➢ LAMPIRAN
44
STANDARTD OPERATIONAL PROSEDURE
NOMOR :
PERSUSAHAAN : PT.GANDRI MITRA
SUKSES
REVISI KE : 07/GMS/HSE
INSTRUKSI KERJA
A. Persiapan
1. Lakukan pengarahan dengan tail gate meeting bersama semua anggota Tim untuk
membahas dan memahami SOP dan JSA hingga benar-benar dimengerti oleh setiap
anggota Tim ketika pekerjaan dilaksanakan dan semua didokumentasikan
2. Beritahu Personil yang akan melakukan pekerjaan pemeriksaan pada ketinggian diatas
1,8 m ( tower penangkal petir)
➢ Item Yang Diinspeksi
I. ( Full Safety Body Harnnes )
1. Yakinkan dan pastikan bahwa tali pada full body harness tidak ada yang
terpelintir, pastikan dan lepaskan setiap pengencang,
2. Yakinkan full body harness dilengkapi D-ring pada bagian belakangnya
3. Yakinkan dan pastikan bahwa full body harness sesuai dengan standar dan
regulasi yang berlaku
4. Yakinkan dan pastikan bahwa full body harness tidak pernah digunakan
dengan berat yang berlebihan,
45
5. Yakinkan dan pastikan full body harness tidak karat, dan atau terkontaminasi
bahan kimia (minyak, oli, cairan, dll),
6. Yakinkan ada orang lain yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan
full body harness dan pastikan bahwa semua baik dan berfungsi
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
II. ( Lanyard )
1. Yakinkan dan pastikan panjang lanyard adalah 4 feet dan tidak melebihi 6
feet,
2. Yakinkan dan pastikan lanyards tidak ada yang rapuh, robek atau tanda-tanda
kerusakan lainnya,
3. Yakinkan dan pastikan lanyard dilengkapi dengan locking snaphooks,
4. Yakinkan dan pastikan lanyard dipasang pada D-ring mounted di bagian
belakang harness,
5. Yakinkan dan pastikan lanyard belum pernah terkena impact akibat dari jatuh,
6. Yakinkan ada orang lain yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan
lanyard dan pastikan bahwa semua baik dan berfungsi,
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan di file
1. Pegang full body harness pada cincin “D” dan goyangkan perlahan, pastikan tali
tidak terpelintir,
2. Pegang cincin “D”, angkat full body harness melewati kepala dan masukkan tangan
satu per satu melalui tali,
3. Pasang full body harness hingga menyentuh bahu dan pastikan bahwa cincin “D”
berada dibelakang leher,
4. Tarik tali diantara kaki dan lingkarkan pada salah satu kaki dan kencangkan, pastikan
bahwa tali pada kaki tidak tertukar,
46
5. Pastikan dengan tangan bahwa full body harness terpasang dengan benar dan tidak
ada tali yang terpelintir,
6. Catatan : full body harness harus pas tapi tidak terlalu kencang
7. Biarkan orang lain yang berkompeten untuk memeriksa full body harness dan
memasang lanyard pada cincin “D” bila diperlukan
C. Penyelesaian
1. Simpang body harness yang sudah terpakai dengan cara menggantungkan body
harness tersebut
2. Bersihkan body harness jika ada kotoran debu dan yang lainnya
47
D. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN
➢ Pekerja dapat menggunakan Body harness dengan cara yang baik dan benar
➢ Pekerja dapat menggunakan body harness dengan tata cara yang sesuai dengan
standart procedure yang sudah di terapkan
➢ Pekerjaan selesai dengan baik dan pekerja selamat ( tidak jatuh dari ketinggian)
LAMPIRAN
48
C. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya
dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di
sekelilingnya.
Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya
seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi Pelindung
(Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi
pemakainya dan di lengkapi dengan tali pengaman. Di Produksi Elektronika, Topi pelindung
biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga
2.200 Volt
49
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga
22.000 Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.
50
2. Safety Glasses ( Kaca Mata Pengaman )
Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta
percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari
bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang
menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki
Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety
Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan
loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara
dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di
daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology)
ataupun Mesin Produksi lainnya.
51
4. Gloves ( Sarung Tangan )
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing
dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia,
pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-
jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan arus
listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.
5. Respirator ( Masker )
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang
ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses
menyolder
Respirator ( Masker )
52
6. Safety Shoes ( Sepatu Safety )
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja,
larutan kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut
oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh
Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
Safety Shoes
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sepatu Boot
Safety Harmes
Safety Belt
54
11. Rompi Safety
Rompi sebagai komponen APD yang baik adalah yang berbahan poliester dan mampu
memantulkan cahaya karena telah didesain secara khusus dengan tambahan reflektor.Salah
satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas
pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai.
Rompi Safety
55
D. FIRE PROTEKSI
FIRE
COORDINATION
RAHMAT FAUZI
085761428065
56
5. KELENGKAPAN DATA PERALATAN KERJA (WORKING EQUIPMENT)
Kontraktor harus menyampaikan daftar peralatan kerja yang akan digunakan selama
pelaksanaan proyek berlangsung. Peralatan kerja yang digunakan jika diwajibkan mempunyai ijin
atau sertifikasi dari instansi berwenang maka ijin tersebut harus dilampirkan dalam HSE plan ini.
Contoh beberapa peralatan kerja yang harus mendapatkan ijin atau sertifikasi:
– Lori Crane
STATUS
NO JUMLA UNI
PERALATAN BAI RUSA KETERANGAN
. N/A H T
K K
1 Tools baik pcs
2 Tools Kuningan baik pcs
3 Gerinda Tangan baik pcs
4 Palu baik pcs
5 Bor Cas baik pcs
6 Bor Listrik baik pcs
7 Mesin genset baik pcs
8 Jack Hammer baik pcs
9 Mesin las baik pcs
10 Cangkul baik pcs
11 Sekop baik pcs
12 Linggis baik pcs
13 Gergaji baik pcs
14 Godam baik pcs
15 Martil baik pcs
16 Martil Kuningan baik pcs
TUJUAN
Memberikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan yang ada dalam manajemen resiko sesuai
dengan tahapan-tahapannya.
57
Prinsip dasar dalam manajemen resiko K3 dikenal dengan singkatan HIRARC, yang terdiri
dari Hazard Identification, Risk Assessment, danRisk Control. Ketiga poin ini merupakan alur
berkelanjutan dan dijalankan secara bertahap. Gambaran proses nya secara sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama untuk mengurangi kecenderungan kecelakaan atau PAK (Penyakit
Akibat Kerja) adalah dengan Hazard Identification atau dengan mengidentifikasi sumber
bahaya yang ada di tempat kerja.
2. Langkah kedua dengan melakukan Risk Assessment atau dengan menilai tingkat resiko
timbulnya kecelakaan kerja atau PAK dari sumber bahaya tersebut.
3. Langkah terakhir adalah dengan melakukan Risk Control atau kontrol terhadap tingkat
resiko kecelakaan kerja dan PAK.
Proses HIRARC ini harus terus dievaluasi secara kontinyu untuk memastikan efektivitas dari
pengontrolan resiko sumber bahaya. Proses HIRARC dimulai lagi dari awal apabila terjadi
perubahan pada sistem atau pengenalan alat dengan potensi sumber bahaya baru.
Tujuan
a. Mengurangi/mengendalikan tingkat potensi bahaya tumpahan bahan kimia terjadi ditempat
kerja
b. Penanggulangan jika terjadi tumpahan atau tercecernya bahan kimia yang berbahaya dan
mudah terbakar
c. Mencegah dan melindungi aset perusahaan serta mencegah jatuh korban, jika terjadi
paparan bahan kimia berbahaya.
➢ Klasifikasi bahan mudah terbakar
• Cairan mudah terbakar (Flammable Liquid)
Cairan mudah terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala lebih <
dari 100°F (38°C), dan tekanan uap tidak melampaui 40 psi pada 100"F. Hal ini berarti
menunjukkan adanya potensi bahaya kebakaran dalam keadaan terbuka jika terdapat sumber
penyalaan.
Aseton, 95% Ethyl Alkohol, Terpentine, Gasoline. Berdasarkan NFPA, klasifikasi cairan
mudah terbakar dibedakan atas:
a. Cairan kelas IA :Cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih <dari I00°F
b. Cairan kelas IB :cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih lebih > dari 100°F
58
c. Cairan kelas IC :cairan dengan titik nyala < dari 73°F dan titik didih I00°F Klasifikasi
bahan mudah terbakar
• Cairan bisa terbakar (Combustible Liquid)
Cairan bisa terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala (Flash point)
antara 100 °F (38°C) dan 200°F (93°C).
a. Kelas II : Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan lebih> 100'F tapi lebih < dari
140°F
b. Kelas IIIA : Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan lebih > 140°F tetapi lebih<
dari 200°F
c. Kelas IIIB : Cairan yang mempunyai titik nyala > 200 ° F Klasifikasi bahan mudah
terbakar
Kelas Kelompok
Bahan kimia mudah atau dapat dibakar tetapi tidak sangat beracun, beracun,
1
dapat dioksidasi, asal semuanya kompatibel dengan air.
59
2 Seperti kelas 1, tetapi tidak kompatibel dengan air.
Bahan kimia oksidator, tidak mudah terbakar tidak sangat beracun atau beracun
3
dan kompatibel dengan air.
Gas bertekanan atau silinder gas lain. Dipisahkan dalam empat jenis Oksidator,
7 Reduktor, korosif dan sangat beracun. Dipisahkan pula silinder yang kosong dan
berisi
Bahaya adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan kerugian seperti
luka, sakit, kerusakan kepemilikan, kerusakan lingkungan kerja atau gabungan dari
keadaan ini.
Jenis – Jenis Bahaya:
60
a. Fisik, Kimia, Biologi
b. Fisis (ergonomi)
c. Psikologi
Bahaya Fisik :
a. Radiasi ion/non g. Tersengat Listrik
b. Getaran h. Tertimpa Benda
c. Bising i. Terpeleset
d. Suhu j. Tertabrak Objek
e. Kebakaran k. Dll
f. Ledakan
Bahaya Kimia :
a. Asam Kuat a. Tertelan
b. Basa Kuat b. Terserap
c. B3 c. Terhirup
d. Terinjeksi
Bahaya Biologi:
a. Bakteri
b. Jamur
c. Binatang
Bahaya Psikologi:
a. Suasana Kerja
b. Stress
c. Obat Terlarang
Bahaya Fisis (ergonomi)
a. Cara mengangkat
b. Penerangan
c. Gerakan berulang
d. Desain peralatan
e. Otot tertarik
61
Prosedur Panduan Identifikasi Dampak Lingkungan
Dampak Lingkungan adalah perubahan lingkungan (yang dalam hal ini merugikan)
sebagai akibat dari suatu aktifitas.
Jenis – Jenis Dampak Lingkungan:
a. Pencemaran air permukaan
b. Pencemaran air tanah
c. Pencemaran tanah dan Pencemaran udara
d. Pemanasan global/ pelubangan lapisan ozon
e. Ketidak nyamanan visual (debu, bau, bising, getaran)
f. Radiasi panas
g. Erosi tanah
h. Penipisan sumber daya alam
62
DAFTAR JUMLAH JENIS APD dan
PERALATAN PENGANGGULANGAN KEBAKARAN
TRIYONO
Directur
63
BAB VI
KOMPETENSI PEKERJA YANG TERLIBAT
NAMA : TRIYONO
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : Negeri Agung , 27 Sepetember 1992
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Perum Pesona Bukit Laguna, CC 3 No.1
PENGALAMAN KERJA :
Pengalaman Kerja
Perusahaan : PT.AHAS HONDA
Posisi : SUPERVISOR
Periode : 2013 - 2014
64
NAMA : Debi Chandra
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : Payakumbuh 09 Oktober 1986
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
ALAMAT : Perum Buana Central Park Blok Madison No 27
PENGALAMAN KERJA :
Pengalaman Kerja
Perusahaan : PT JMS Batam
Posisi : Leader
Periode : 2006 - 2011
65
SUPERVISOR
66
PERSONIL HSE PERUSAHAAN
Pengalaman Kerja
67
BAB VII
HSE AUDIT/INSPECTION
INSPEKSI
Kontraktor harus membuat Jadwal inspeksi HSE rutin serta melaksanakan inspeksi tersebut
untuk memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan secara aman sesuai dengan peraturan dan
ketentuan HSE yang ada.Peserta inspeksi dan frekuensi pelaksanaan inspeksi harus dijelaskan
dalam jadwal inspeksi tersebut.Peserta inspeksi harus melibatkan minimum level pengawas
kontraktor dan personil HSE kontraktor. Management kontraktor harus dilibatkan dalam MWT
(Management Walk Through). Kontraktor juga harus melakukan inspeksi terhadap sub contractor
yang digunakan selama pekerjaan tersebut.
AUDIT
Audit HSE akan dilakukan oleh PT. SUMITOMO terhadap kontraktor selama pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor harus kooperatif dalam pelaksanaan audit tersebut. Audit ini akan
memonitor pemenuhan kontraktor terhadap HSE plan kontraktor, penerapan prosedur dan
kepatuhan terhadap aspek HSE sesuai dengan yang dijanjikan kontraktor. kontraktor yang
memiliki sub kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus memastikan bahwa
pekerjaan yang dilakukan sub kontraktor tersebut telah memenuhi aspek HSE sesuai dengan yang
disyaratkan oleh kontraktor.
Pelaksanaan audit/inspeksi HSE oleh PT. SUMITOMO dilakukan mulai dari Pre Job Activity
(Persiapan awal sebelum pekerjaan dimulai), Work In progress (selama pekerjaan berlangsung)
hingga demobilization (saat pekerjaan selesai dilakukan) yang mengacu pada checklist Pre Job
activity, Check list Inspeksi HSE dan Check List program HSE dari PT. SUMITOMO. Hasil
audit/inspeksi tersebut akan digunakan sebagai data dalam final evaluasi HSE kontraktor.
Hasil temuan dan rekomendasi audit/inspeksi HSE (baik yang dilakukan oleh kontraktor
maupun PT. SUMITOMO) harus ditindaklanjuti oleh kontraktor.Hasil temuan dan rekomendasi
tersebut harus didokumentasikan serta dilaporkan secara rutin ke pengawas pekerjaan PT.
SUMITOMO dan bagian HSE PT. SUMITOMO
Apabila HSE Plan yang telah disepakati tidak dilaksanakan oleh Kontraktor maka pihak PT.
SUMITOMO berhak memberikan sanksi kepada Kontraktor, misalnya penghentian pekerjaan,
penundaan pekerjaan, dll.
Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai. SIKA
harus ditandatangani terlebih dahulu oleh LK3 dan Fungsi lain yang terkait setiap harinya
sebelum pekerjaan dilaksanakan.
68
Setiap pekerja Kontraktor wajib disediakan dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai dengan jenis pekerjaannya dan tersedia dokumentasi mengenai APD yang dimiliki. Adapun
alat pelindung diri (APD) yang wajib digunakan untuk memasuki area lokasi kerja adalah :
1. Safety helmet
2. Wearpack
3. Sarung tangan
4. Safety shoes
5. Tanda Pengenal
Sedangkan untuk pekerjaan khusus lainnya akan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya,
misalnya safety google, masker, breathing apparatus, safety belt/body harness, Life Jacket dll.
Kontraktor wajib mematuhi peraturan dan ketentuan HSE PT. SUMITOMO, memasang safety
line (barikade line) pada area penggalian dan wajib mengikuti tahapan kerja yang telah ditetapkan.
1. PROSEDUR INSPEKSI
Tujuan Inspeksi
Tujuannya adalah untuk membuat sebuah managemen sistem kontrol APAR dan APD secara
berkala dan seefisien mungkin.
Manfaat Inspeksi
Adapun manfaat dengan adannya sistem pengontrolan tersebut diharapkan dapat dengan
mudah memberi pesan secara lisan maupun tertulis mengenai penggunaan APD di lokasi kerja,
pemeriksaan APAR yang telah habis masa berlakunya di tempat kerja.
a. Secara cepat dapat informasi tentang kapan jadwal terakhir pemeriksaan dan pengujian
beberapa peralatan kerja forklift
b. Penggunaan APD yang masih layak pakai
c. Pemeriksaan APAR dan alat–alat keselamatan lainnya
d. Dapat dengan cepat melakukan pencatatan dan pencarian data pelanggaran pada karyawan di
perusahaan.
Ruang Lingkup Inspeksi
a. Ruang lingkup inspeksi dalam pekerjaan ini antara lain
b. Perencanaan pengontorolan secara terus menerus
c. Pelanggaran terhadap pemakaian APD khusus karyawan pada area wajib APD saja.
Pelanggaran dan Sanksi
Tindakan-tindakan pelanggaran yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Memberikan keterangan atau data yang tidak benar atau palsu, sebagai contoh:
69
- Penggunaan alat angkut yang tidak memiliki ijin dan tidak sesuai dengan penawaran
awal
- Melakukan pengangkutan tidak sesuai dengan rute yang telah mendapatkan ijin dan
tidak sesuai dengan penawaran awal.
b. Mengundurkan diri setelah memasukan penawaran atau setelah ditetapkan sebagai
pemenang Pengadaan
c. Mengajukan sanggahan atas putusan atau penetapan pemenang pengadaan yang ternyata
sanggahannya tidak benar
d. Menyerahkan pekerjaan kepada pihak yang tidak memiliki ijin seperti
pengangkut/pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun Limbah B3, ect yang sesuai.
Setiap Karyawan wajib mematuhi semua peraturan-peraturan yang ada di perusahaan PT. GandrI
Mitra sukses Bagi pegawai yang tidak mematuhi peraturan-peraturan yang ada, maka dikenakan
sanksi-sanksi sebagai berikut:
1. Karyawan perusahaan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) akan dikenakan
sanksi
a. Peringatan/teguran pertama secara lisan
b. Apabila mengulanginya lagi, akan diberikan peringatan/teguran secara tertulis
c. Dan setelah diberikan peringatan/teguran secara tertulis, masih mengulanginya lagi, maka
akan diskorsing dari perusahaan dalam waktu yang ditentukan.
2. Karyawan yang kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang dan minuman keras dalam
melakukan pekerjaannya, akan diberhentikan langsung dari perusahaan.
70
Jabat
Tanggal Jam Lokasi Pelaksana Pekerjaan Keterangan
an
PT.GANDRI
09.00 MITRA HSE
SUKSES
PT.GANDRI
09.00 MITRA HSE
SUKSES
3. PROSEDUR AUDIT
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu “prosedur” berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran
mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui
penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing,
berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.
Standar Auditing
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
71
3. Standar Pelaporan
Definisi
Suatu insiden adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan, atau
mempunyai potensi untuk terjadinya cedera, penyakit, kerusakan property, tumpahan,
kehilangan produksi, kebakaran, dan lainnya.
Setiap insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada Petugas K3LL, yang akan ditindak
lanjuti dengan membuat laporan. Laporan dibuat berupa lisan atau tulisan.
Penyelidikan Kejadian
Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari insiden yang terjadi. Pelaku,
korban dan saksi akan dimintai keterangan.
Jabata
Tanggal Jam Lokasi Pelaksana Pekerjaan Keterangan
n
Pelaksanaan audit/inspeksi HSE oleh PT. Sumitomo Batam dilakukan mulai dari HSE PLAN
(Persiapan awal sebelum pekerjaan dimulai), Work In progress (selama pekerjaan berlangsung)
hingga demobilization (saat pekerjaan selesai dilakukan) yang mengacu pada checklist Pre Job
activity, Check list Inspeksi HSE dan Check List program HSE dari Pertamina.
Hasil audit/inspeksi tersebut akan digunakan sebagai data dalam final evaluasi HSE
kontraktor. Hasil temuan dan rekomendasi audit/inspeksi HSE (baik yang dilakukan oleh
72
kontraktor maupun Pertamina) harus ditindaklanjuti oleh kontraktor. Hasil temuan dan
rekomendasi tersebut harus didokumentasikan serta dilaporkan secara rutin PT. Sumitomo Batam.
HSE Plan yang telah disepakati tidak dilaksanakan oleh PT.GANDRI MITRA SYUKSES,
maka pihak PT. Sumitomo Batam berhak memberikan sanksi kepada PT.GANDRI MITRA
SYUKSES , misalnya penghentian pekerjaan, penundaan pekerjaan, dll.
Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai. SIKA
harus ditandatangani terlebih dahulu oleh PT. Sumitomo Batam ,K3LL dan Fungsi lain yang
terkait setiap harinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Setiap pekerja PT.GANDRI MITRA SYUKSES menyediakan dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang standarisasi sesuai jenis pekerjaannya dan tersedia dokumentasi
mengenai APD yang dimiliki. Adapun Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan untuk
memasuki area lokasi kerja adalah:
a. Safety helmet
b. Wearpack
c. Sarung tangan
d. Safety Shoes
e. Tanda pengenal
Sedangkan untuk pekerjaan khusus lainnya akan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya,
misalnya safety google, masker, breathing apparatus, safety belt/full body harness, life jacke
TRIONO
Directur
73
74
CHECKLIST AUDIT LAPANGAN
75
76
BAB VIII
PROSEDUR PELAPORAN & INVESTIGASI KECELAKAAN
Keadaan darurat akibat kebakaran, ledakan, kebocoran/ paparan gas, bahan kimia beracun,
pencemaran yang tidak bias diprediksi dan dihindari, oleh sebab itu dibutuhkan suatu tata cara/
prosedur pengendalian dan penanggulangan sebagai antisipasi dan persiapan menghindari dampak
negative yang ditimbulkan keadaan darurat tersebut. Prosedur keadaan darurat tersebut untuk
memberikan langkah-langkah tanggap dari pekerja, sehingga pengendalian dan pencegahan serta
penanggulangan keadaan darurat dapat tanggap satu kesatuan komando walaupun dari kegiatan
berbeda-beda.
Definisi Suatu insiden adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang mengakibatkan atau
mempunyai potensi untuk terjadinya cedera, penyakit, kerusakan property/peralatan, tumpahan,
kehilangan produksi, kebakaran, dan lainnya. Setiap insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada
Petugas K3LL, yang akan ditindak lanjuti dengan membuat laporan. Laporan dibuat berupa lisan
atau tulisan. Dan Petugas K3LL melaporkannya kepada Manajer lapangan. Manajer lapangan
akan melaporkan kepada manajer perusahaan dan kepada instansi dimana kita bekerja (pemilik
pekerjaan).
Penyelidikan Kejadian Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari insiden yang
terjadi. Pelaku, korban dan saksi akan dimintai keterangan.
Analisa Akar Penyebab:
a. Setiap insiden harus diinvestigasi dengan cermat oleh team leader untuk insiden yang
mempunyai resiko sedang dan tinggi.
b. Akar penyebab ialah penyebab insiden paling mendasar yang dapat diidentifikasi dan
dikendalikan dengan wajar. Akar penyebab juga dirujuk sebagai penyebab utama.
c. Faktor penyebab adalah masalah atau kondisi yang semestinya dapat mencegah terjadinya
insiden.
77
5. Koordinator HSE membuat laporan standar untuk disampaikan kepada manajemen
perusahaan dan kepada instansi di mana kita bekerja (pemilik pekerjaan).
6. Apabila diperlukan, laporkan kejadian kepada pihak Kepolisian
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan untuk
membantu penderita pada suatu kecelakaan/musibah sebelum mendapat penanganan medis.
Langkah-langkah Dasar
1. Jangan ubah posisi orang terluka, terutama bila lukanya akibat jatuh dari ketinggian.
2. Pindahkan atau ubah posisi korban apabila korban berpotensi mendapat bahaya lainnya.
Bertindaklah dengan cepat bila korban menderita pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar
atau kejutan.Baringkan korban dan selimuti agar tetap hangat (jangan terlalu panas). Apabila
korban mengalami muntah segera hubungi dokter dan tanyakan langkah-langkah apa yang
harus segera diambil. Periksalah kondisi korban dengan hati-hati.
3. Jangan lepas pakaian korban apabila terkena luka bakar.
4. Jangan cuci luka bakar tingkat tiga (yang telah merusak lapisan kulit terdalam), segera balut
luka dengan penutup steril.
5. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah sadar, karena
cairan dapat masuk saluran pernapasan dan menyulitkan pernapasan bagi penderita. Jangan
menampar wajahnya, menguncang-guncangkan tubuhnya ataupun berteriak.
6. Jangan memberikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
Menghentikan pendarahan
Menghentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Apabila luka terlalu
lebar, mungkin anda harus menekan luka itu sendiri agar pendarahan segera terhenti.Tekan terus
menerus hingga pendarahan benar-benar berhenti.Apabila luka terdapat di kaki atau tangan,
naikkan tangan atau kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari kepala.Lakukan hal ini bila anda
yakin tidak ada bahaya lainnya, karena hal ini membantu menghentikan/mengurangi aliran
78
darah.Apabila darah masih terus mengalir kemungkinan nadi/pembuluh darah balik terputus.
Tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.
1. Luka sekitar telapak tangan dan jari-jari tangan dengan menekan nadi di pergelangan tangan.
2. Luka terdapat di lengan dengan menekan tangan pada nadi di ketiak, tekan pada bagian
belakang telapak tangan, nadi yang terdapat di pangkal paha bagian depan agak ke bawah
(selangkangan).
3. Luka di wajah dengan menekan jari pada nadi di rahang bawah.
4. Luka di kulit bagian atas kepala dengan menekan nadi di samping kepala tepat di depan
telinga.
5. Luka di leher atau belakang kepala dengan menekan nadi di leher di bawah telinga.
Gunakan saputangan yang diikat pada nadi dekat bagian luka adalah cara lain untuk
menghentikan pendarahan.
Bahan kimia atau serangga mengenai mata
Baringkan korban dan tuangkan air bersih ke dalam matanya untuk menghilangkan perih dan
bahan kimianya, kemudian kompres dengan kain kasa steril dan segera bawa ke dokter.
Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih.Namun jika masih
terasa perih, padahal serangga/benda asing tidak kelihatan maka segeralah ke dokter dan jangan
sekali-kali mengusap mata dengan tangan telanjang.
Keracunan
Berilah minum (air biasa, susu, air kelapa) sebanyak mungkin hingga korban muntah, dan
segeralah bawa ke dokter (meski demikian tidak selalu korban muntah).
Luka bakar
Berilah air dingin/es pada tempat yang terbakar, jika lukanya masih tingkat I, hingga sakit
hilang.Jika luka sudah melepuh, lepaskan semua pakaiannya dan tutup dengan kain dingin hingga
sakitnya hilang dan segera bawa ke rumah sakit.
Patah tulang
Jangan mengangkat atau memindahkan korban jika belum terbiasa melakukannya.Jika patah
tulang belakang usung korban dengan hati-hati dalam posisi terbaring.
Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu
diikat.
79
Patah tulang selangka, balut seperti balutan ransel.
Patah tulang kaki atau tangan, gunakan tongkat atau setumpuk Koran sebagai penyangga.
Pingsan
Baringkan korban di tempat tidur atau lantai, agar korban tidak melukai dirinya, lepaskan baju
yang melekat di badannya, kemudian letakkan kepala menghadap ke samping dan jangan letakkan
benda kasar di antara giginya.
Terkilir
Letakkan bagian yang terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya untuk mencegah
pembengkakan dan pendarahan dari dalam.
Apabila terjadi suatu kejadian atau kecelakaan kerja ikuti petunjuk di bawah ini:
1. Berikan pertolongan pertama
2. Amankan wilayah kecelakaan sehingga tidak terulang kembali
3. Laporkan kepada pimpinan tim dan koordinator HSE/Ka. K3LL perusahaan
4. Pimpinan membuat laporan tertulis mengenai kejadian yang sebenarnya
5. Koordinator HSE membuat laporan standard untuk disampaikan kepada management
perusahaan dan kepada instansi dimana kita bekerja (pemilik pekerjaan)
6. Apabila diperlukan, laporkan kepada pihak kepolisian.
Penyelidikan Kejadian:
a. Tindakan tahap awal
Melakukan pengumpulan data penyebab dan akibat dari kecelakaan yang terjadi. Pelaku,
korban dan saksi akan dimintai keterangan kecelakaan.
b. Penyelidikan lanjutan
a. Mencari fakta
Dari laporan tertulis yang telah dikumpulkan dan melakukan pemeriksaan atas laporan
tersebut maka penyelidik akan dapat mengambil kesimpulan penyebab dari kecelakaan.
b. Gambaran kejadian
Membuat gambaran dari peristiwa yang terjadi dari laporan yang telah dikumpulkan hingga
penyelidik dapat memperkirakan penyebab kecelakaan yang terjadi
80
Prosedur Pelaporan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama adalah tindakan yang diberikan kepada korban cedera atau terkena penyakit
mendadak dan kecelakaan, sebelum datangnya petugas medis atau dibawa kerumah sakit.
Tujuannya adalah:
1. Menyelamatkan jiwa
2. Memudahkan penyembuhan
3. Membatasi kondisi yang lebih parah.
Setiap korban memerlukan perasaan aman dan terlindungi, oleh karena itu usahakan:
1. Mengendalikan diri dan suasana sekitar
2. Bertindak logis.
Contoh – contoh pertolongan pertama pada kecelakaan:
1. Kecelakaan di Jalan, tindakan pertama:
a. Mengamankan tempat kejadian
b. Memasang segitiga pengaman sekitar 20 meter di belakang dan di depan
c. Minta orang lain untuk mengatur lalu lintas
d. Kendaraan distabilkan
e. Beri first aid untuk mencegah pendarahan pada korban.
2. Cedera Karena Sengatan Listrik, tindakan pertama:
b. Memutuskan aliran listrik di lokasi kejadian
c. Memindahkan korban ketempat yang lebih aman
d. Beri first aid untuk mencegah pendarahan pada korban.
81
ALUR PELAPORAN :
BAHAYA :
INSIDEN,
KECELAKAAN
• penanggulangan,
• penyelidikan LAPORAN
• pencatatan
Setiap pekerja PT.GANDRI MITRA SUKSES dapat melaporkan bahaya (nearmiss, kecelakaan,
insiden) melalui formulir yang telah dibuat kepada Site Manager selaku Penanggung Jawab
proyek yang diketahui juga oleh Safety Supervisor untuk dilaporkan kepada Direktur. Direktur
memerintahkan Site Manager & Safety Supervisor untuk menganalisa penyebab bahaya dan
menindaklanjutinya. Semua dokumen laporan akan dikumpulkan dan menjadi lampiran
pendukung realisasi KPI.
82
83
LAPORAN Tgl :
PT.GANDRI MITRA SUKSES
PELANGGARAN No :
INFORMASI PROYEK
Nama Proyek
Lokasi Proyek
VALIDASI (Pengesahan)
Nama :
Tanggal :
84
LAPORAN KEJADIAN HAMPIR CELAKA (NEAR MISS INCIDENT REPORT)
No : . . . . . . . .
Kepada :
Dari :
Perihal : Laporan Kejadian Hampir Celaka (Near Miss Incident Report)
Tanggal . . . . . .
Komentar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.................................................
Tindakan Koreksi Yang Telah Dilakukan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..................................................
..................................................
Tindakan Pencegahan Yang Direkomendasi Lebih Lanjut :
..................................................
..................................................
85
BAB IX
EMERGENCY RESPONSE & PROCEDURE
86
PROSEDUR PELAPORAN, TANGGAP DARURAT
ACCIDEN
T
DIRECTOR
TRIYONO
87
a. Stop pengunaan api terbuka, lakukan isolasi area terhadap bahan yang mudah
terbakar
b. Setelah konsentrasi gas ukur, dan menetapkan tingkat bahaya, petugas segera
menutup dan memperbaiki sumber kebocoran dari arah angin yang dipimpin oleh
pengawas
c. Kebocoran/ penyebaran gas, bahan kimia beracun, petugas pengendali
penanggulangan wajib menggunakan APD yang sesuai standar
d. Pengendalian/ penanggulangan kebocoran bahan kimia beracun agar berpedoman
Material safety Data Sheet
e. Petugas penolong di luar area bahaya tetap siap siaga guna memberikan
pertolongan bila diperlukan dan tetap menekan/ meminimalkan pencemaran agar
tidak meluas
f. Petugas yang tidak bertugas agar tetap berkumpul di Assembly Point.
6. Tumpahan Minyak
a. Segera hentikan pemompaan, menutup kran terdekat, dengan sumber kebocoran
b. Melokalisir tumpahan minyak agar tidak memasuki perairan/ sungai dan hindari
penggunaan api dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya dan Segera memasang
barier
Apabila terjadi kecelakan yang tidak diinginkan, maka dalam keadaan tertentu langsung
menghubungi dinas dan pihak pihak terkait seperti dibawah ini :
Klinik Batavia Medika 0778-371164
88
9.3. INFORMASI PELATIHAN KEADAAN DARURAT
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
PENANGGULANGAN P3K:
Pertolongan pertama adalah tindakan yang diberikan kepada korban cedera atau terkena penyakit
mendadak dan kecelakaan, sebelum datangnya petugas medis atau dibawa kerumah sakit.
Tujuannya adalah:
a. Menyelamatkan jiwa, memudahkan penyembuhan
b. Membatasi kondisi yang lebih parah.
Setiap korban memerlukan perasaan aman dan terlindungi, oleh karena itu usahakan:
a. Mengendalikan diri dan suasana sekitar
b. Bertindak logis.
Pelatihan Keadaan Darurat Yang sudah diberikan pada para pekerja :
✓ Cara Penanganan atau pertolongan pertama pada luka robek dengan cara :
- menekan daerah luka dengan kain kasa untuk menghentikan pendarahan
- apabila luka lebar daerah luka sayat direkatkan dengan plester lalu di bebat
- dengan kasa untuk menekan agar darah dapat berhenti
- segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapat
- pertolongan lebih lanjut.
✓ Pertolongan pertama pada korban luka bakar tingkat I dan II
- dinginkan daerah yang terkena panas dengan cara merendam atau letak
- Dibawah air yang mengalir selama 10 sampai 15 menit atau sampai rasa panas
- hilang .
- oleskan obat burnazie cream atau betadine cream pada luka
- jangan pecahkan bulla atau gelembung yang berisi cairan di bawah kulit
- tutup luka dengan kain kassa steril yang ada dikotak P3K
- segera bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan Lebih
- lanjut.
✓ Bila terjadi kebakaran di lokasi kerja :
- Setiap pekerja yang melihat kebakaran jangan panik dan harus berteriak
- Kebakaran........Kebakaran........!!!!
- Pekerja pertama kali melakukan usaha pemadaman dengan menggunakan APAR (jika
- potensi bisa dipadamkan)
- Bila api tidak segera padam, segera minta pertolonagn pada rekan lainnya.
- Menghentikan semua aktifitas/kegiatan dan segera melapor ke fungsi LK3, Security
- atau Petugas terdekat
89
- Mengevakuasi diri ke muster point/titik kumpul yang sudah di sediakan, dengan tidak
- panik dan tidak berlari.
- Jika bahaya kebakaran diluar kendali Team Tanggap Darurat akan segera mengambil
alih langkah-langkah pengamanan lokasi kerja dan mengevakuasi orang dan barang
menuju
✓ Penanganan Pertama Pada Orang yang Detak Jantung / Pernafasannya terhenti
(CPR)
a. Tekan / Kompresi Dada
- Baringkan tubuh korban pada permukaan yang keras/padat
- Penolong berlutut disamping leher/bahu korban
- Letakkan tangan diatas dada tepatnya diantara putting,tekan dada sedalam kira-kira 5cm
sebanyak 30x dengan kecepatan 1-2 tekan/ detik
- Saat menekan gunakan kekuatan tubuh bagian atas, jgn hanya mengandalkan kekuatan
lengan saja Agar tekanan yang dihasilkan maksimal.
- Cek korban jika belum terlihat tanda- tanda bernafas lanjutkan kompresi dada dengan
kecepatan 100x/menit, sampai tenaga medis datang.
b. Buka Saluran Pernafasan
- Dengan cara mendongakkan kepalanya, letakkan tangan kita di dahinya sambil
mengankat dagu secara lembut untuk membuka saluran nafasnya.
- Cek apakah korban sudah bisa bernafas atau belum denganmelihat gerakan dadanya
dengan cara meletakkan telinga kita di dekat hidung dan mulut korban
- Jika belum bernafas lakukan cara ke tiga
c. Beri Nafas Buatan
- Biasanya dilakukan oleh penolong yang sudah terlatih dan pastika korban benar-benar
tidak sadar panggil namanya dan goyangkan tubuhnya jangan memindahkan /
menguncangkan tubuh korban dengan keras, karena kita tidak tahu apakah ada bagian
tulang yang patah, retak atau cedera.
✓ Latihan Penggunaan APAR
APAR adalah alat yang dipergunakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran terjadi.
Pengertian Pemeriksaan berkala Alat Pemadam Kebakaran (APAR) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memeriksa dan memastikan APAR dalam kondisi baik dan aman digunakan.
Persiapan/pemeriksaan:
1. Periksa kembali apakah APAR sudah siap dipakai
2. Selang tidak pecah, nozzle tidak buntu
3. Tekanan nitrogen cukup (jarum penunjuk diposisi hijau)
90
4. Apar dalam kondisi masih tersegel.
Petunjuk operasi:
1. Ambil APAR atau racun api dari tempatnya.
2. Lepaskan selang dari gulungannya dengan cara melepas segel.
3. Pengang handle APAR dengan tangan kiri dan selang dengan tangan kanan.
4. Lakukan pengetesan ditempat yang aman dan diarahkan keatas, perhatikan arah angin
(usahakan searah).
5. Bawa racun api menuju objek dengan posisi nozzle pada sudut lebih 45 derajat.
6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan pada tepi api pada jarak 1,5 meter.
7. Maju perlahan-lahan dengan mengibaskan nozzle ke kiri dan kekanan samapai menutupi
bagian yang terbakar.
8. Perhatikan dengan sesame setelah melakukan pemadaman, yakinlah bahwa api sudah padam.
9. Pastikan kembali bahwa api sudah padam
10. Selesai, beri tanda silang pada racun api (APAR) yang sudah dipakai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan APAR, Perhatikan arah angin sebelum
menyemprotkan APAR.
91
✓ PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH HASIL DARI PEKERJAAN
Para Pekerja sudah mendapatkan pelatihan dalam penggelompokan sampah/ limbah hasil kerja
yang akan dibuang pada tempatnya :
Kotak sampah dengan warna HIJAU : untuk sampah organic atau sampah yang masih bisa di
daur ulang seperti kertas, kayu, daun
Kotak sampah warna KUNING : untuk sampah non organic atau sampah yang tidak dapat didaur
ulang seperti plastic,botol minuman
Kotak sampah warna MERAH : untuk sampah yang mengandung bahan limbah B3 seperti kaleng
cat,majun bekas lap oli atau cairan tiner.
TRIYONO
Directur
92
Data Peralatan P3K
TRIYONO
Directur
93
Sequence of basic job Recommended to eliminate or reduce potential Persons In
Potential hazards Risk
steps hazards Charge (PIC)
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Patah Tukang. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Strengtening and
6. Tripping 6. Kolap/pingsan 6. Check peralatan secara berkala
repairing ceiling suport
Jhonser & Rahmat
accessories and ducting
7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
instalation 7. Nyeri badan
9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Mata Kemasukan benda asing 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
4. Tripping 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
6.Kesetrum Listrik 6. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
6. Nyeri badan
Dismantle partition 7.Argonomi 7. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.
wall,Dismantle glass Jhonser & Rahmat
window and door 8. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5.Patah tulang. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
5. Tangan Pecah-pecah
8.Argonomi 8. Radang Tengorokan 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
9.Kesetrum Listrik 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Dismentle existing
roof,gutter and metal 6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala
6. Nyeri badan
wall cladding,Dismantle Jhonser & Rahmat
existing ceiling and 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
lighting
8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.
9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Repair the fascia
arround the 6. Tripping 6. Check peralatan secara berkala
6. Nyeri badan
roof,Cleaning,repair and Jhonser & Rahmat
Repainting the stell rooh 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan.
frame
8. Terjatuh 8. Istirahatlah yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan anda.
9. Asap Las 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
10.Kesetrum Listrik 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Kolap/pingsan 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
9.Kesetrum Listrik 9. Sediakan air minum yang cukup dilokasi kerja anda.
10.Argonomi 10. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pick area.
1. Terhantuk benda keras. 1. Memar/lebam. 1. Analisa resiko kerja sebelum melakukan pekerjaan.
2. Tertimpa benda jatuh . 2. luka serius. 2. Merapikan lokasi kerja, menghindari resikotersandung/jatuh
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4.Fire. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
5. Potensi titik jepit. 5. Luka bakar. 5. Kenali titik jepit dan jangan buru buru melakukan pekerjaan anda.
Electrical Instalation 7. Debu 7. Pastikan peralatan anda aman dan layak untuk di gunakan. Jhonser & Rahmat
7. Nyeri badan
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Sesak nafas 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.
7. Debu 7. Kenali MSDS Cat dan lakukan pengulangan materi saat TBM Meeting.
3. Mata Kemasukan benda asing 3. Luka ringan 3. Hindari pengankatan manual sendiri
4. Manual handling. 4. Radang tenggorokan 4. Pengankatan manual tidak boleh melebihi dari melebihi 25 kg.