00 25 Oktober Diterbitkanuntuk
2023 Proposal
rev Tanggal Keterangan Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
ISI
1. JUDUL
2. TUJUAN
3. CAKUPAN
4. DEFINISI / ISTILAH (PT. ADE MITRA PRIMAH JAYA)
5. INFORMASI PROYEK
6. IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO PENENTUAN KONTROL & ANALISIS
KESELAMATAN KERJA
7. TUJUAN HSE
8. SISTEM MANAJEMEN & ADMINISTRASI HSE
9. ORIENTASI / INDUKSI HSE
10. RAPAT HSE
11. INSPEKSI HSE
12. PENGATURAN MEDIS
13. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
14. KAMPANYE BANTUAN VISUAL/HSE
15. PROGRAM PENCEGAHAN KEBAKARAN
16. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN DAN TANGGUNG JAWAB
17. PERTANGGUNGAN
18. RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH
19. RENCANA KESIAPSIAGAAN & RESPONS DARURAT
20. KOMITMENT MANAGEMENT DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN
21. STRUKTUR ORGANISASI
22. FORM JSA DAN ISI
23. ALAT PELINDUNG KERJA
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
1. JUDUL:
HSE PLAN untuk Proyek Pekerjaan Tanah Batam Simatelax 7E
2. TUJUAN:
2.1 Memberikan panduan kepada tim manajemen proyek dalam menyusun
rencana K3L proyek sebagai gambaran umum persiapan dan perencanaan
K3L proyek yang akan diterapkan dan dilaksanakan pada proyek, untuk
menentukan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas K3L telah sesuai
dengan dan di bawah kendali kebutuhan internal perusahaan dan mematuhi
persyaratan HSE klien.
2.2 Pentingnya dan hakikat PHSEP ini adalah untuk pembinaan, pemantauan dan
pengendalian HSE dan tahap persiapan operasional lainnya, kegiatan tahap
pra operasi dan operasi pada Proyek dengan cara dan lingkungan yang aman,
sesuai dengan penampilan kinerja tinggi dan koordinasi kerja tim secara
internal dalam lingkungan. manajemen proyek dan manajemen perusahaan.
3. CAKUPAN:
Rencana HSE Proyek (PHSEP) ini akan dilaksanakan oleh Proyek PT Ade Mitra Primah
Jaya.
PPE/APD : P e r s o n a l P r o t e c ti v e
Autority
5. INFORMASI PROYEK
Informasi proyek berisi informasi sebagai berikut:
Ruang lingkup pekerjaan untuk proyek ini dan rincian lebih lanjut harus mengacu pada
kontrak dan spesifikasi teknis klien.
Lingkup pekerjaan tertentu atau pekerjaan tambahan apa pun disertakan dalam bagian
lain.
Rincian lingkup pekerjaan HSE harus disertakan dalam rencana pengelolaan HSE ini
sebagai referensi.
6.1 Untuk menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proyek Ade
Mitra Primah Jaya untuk identifikasi bahaya, dan untuk penilaian dan
pengendalian risiko HSE.
6.2 Metodologi identifikasi aspek HSE dan penilaian risiko harus dilakukan
dengan mempertimbangkan ruang lingkup pekerjaan, peraturan pemerintah,
standar dan perjanjian kontrak.
6.3 Insinyur, supervisor harus melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian penentuan (HIRADC) untuk semua pekerjaan (rutin/non rutin)
dan analisis keselamatan kerja (JSA).
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
7. TUJUAN HSE
Kinerja aktivitas HSE harian, mingguan, dan bulanan harus dipantau dan
dilaporkan secara berkala, tepat waktu, dan ditingkatkan dari waktu ke
waktu.
2. Program praktek kerja aman – HIRADC, JSA, prosedur & instruksi kerja,
alat pelindung diri, LOTO.
d. PT. Tim & fasilitas kesiapsiagaan & tanggap darurat Ade Mitra
Primah Jaya.
9. Izin kerja (panas, dingin, pelepasan gas, penggalian, masuk listrik dan
ruang terbatas).
3. Kendaraan.
a. Merencanakan manajemen keselamatan transportasi yang memadai.
b. Tentukan tempat parkir, area bongkar muat yang tepat.
c. Jelaskan dan temukan rambu lalu lintas, sinyal, dll., untuk
mengarahkan kendaraan saat bekerja.
4. Jadwal.
a. Bahan keselamatan untuk berbagai tahap pekerjaan harus
direncanakan, dipantau dan dipesan sehingga tersedia sesuai
kebutuhan; misalnya: peralatan penyelamat jiwa, alat pelindung diri,
peralatan ventilasi, dll.
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
9.1. Orientasi HSE dilakukan sebelum personel ditugaskan untuk mulai bekerja.
9.2. Bagian HSE akan melakukan orientasi/induksi HSE kepada karyawan baru
pada saat perekrutan dan setiap personel harus menandatangani pernyataan
pemahaman dan komitmen.
9.3. Semua personel juga harus menghadiri orientasi HSE klien sesuai program.
9.4. Semua petugas harus didaftarkan dan disimpan oleh Departemen HSE, pusat
orientasi dan pelatihan diatur seperti ruang kelas dengan meja dan kursi.
9.5. Uraikan Program HSE kepada karyawan baru tersebut dan informasikan
kepada mereka bahwa kondisi kerja yang paling penting adalah kepatuhan
yang ketat terhadap peraturan & regulasi HSE.
9.6 Pada saat orientasi, karyawan harus diinstruksikan untuk segera melaporkan
semua cedera kepada supervisor, betapa pun kecilnya cedera tersebut.
9.7. Pada saat penugasan kerja, Supervisor harus menginstruksikan dan memberi
pengarahan kepada semua pekerja baru tentang bahaya tertentu di tempat
kerja; memastikan bahwa semua personel memahami cara melakukan
praktik kerja yang aman.
9.8. Tujuan dari orientasi HSE standar untuk personel proyek adalah:
9.9. Sikap personel terhadap pencegahan insiden sangat bergantung pada sikap
supervisor. Supervisor harus memberikan perhatian aktif kepada personel
baru, memastikan bahwa informasi HSE yang diperlukan telah disediakan dan
personel baru tersebut dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
proyek. Langkah-langkah tindakan pembinaan yang merupakan bagian dari
orientasi supervisor terhadap personel baru, terdiri atas:
9.10. Semua supervisor yang ditugaskan pada proyek atau dipromosikan dari tenaga
kerja lapangan harus diindoktrinasi mengenai tanggung jawab mereka dalam
waktu satu minggu setelah penugasan mereka. Informasi yang dicakup
meliputi:
1. Fasilitas pertolongan pertama harus disediakan oleh HRD Proyek dan HSE;
melalui kerjasama dengan klinik atau rumah sakit setempat. Tanggung jawab
utamanya adalah untuk menangani keadaan darurat, misalnya cedera akibat
kecelakaan kerja, namun tidak terbatas pada penanganan penyakit/penyakit
karyawan lainnya.
2. Pengaturan umum fasilitas medis harus ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
klien dan kebutuhan proyek. Wajib dilakukan untuk pertolongan pertama
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
fasilitas/stasiun dan perbekalan serta untuk perawatan medis lebih lanjut harus
dirujuk ke rumah sakit setempat atau provinsi terdekat.
3. Menyediakan kendaraan yang berfungsi sebagai fasilitas ambulans di proyek,
khusus untuk pengangkutan/evakuasi medis korban.
4. Tim tanggap darurat di proyek akan bertugas 7 hari seminggu. Tim tanggap
darurat dapat menangani bantuan medis darurat.
5. Daftar alamat kontak darurat yang berisi nama orang yang dapat dihubungi,
alamat/lokasi rinci dan nomor telepon – Dokter Lokal / Provinsi, Pemadam
Kebakaran, Polisi dan Militer, Badan SAR Nasional harus dipasang dan dapat
dilihat oleh siapa pun.
6. Alamat kontak rumah sakit umum dan layanan ambulans darurat terdekat
harus dipasang dan dapat dilihat oleh siapa pun.
7. Bahan Pertolongan Pertama dan Pelayanan Medis
8. Ketentuan Umum:
Bagian Proyek HSE harus memeriksa isi kotak P3K sebelum dikirim ke setiap
WBS di proyek dan setiap minggu catatan dikirim ke HSE untuk memastikan
bahwa barang yang dikeluarkan diperbarui untuk penggantian.
10. Angkutan:
Kendaraan ini harus selalu tersedia pada saat pekerjaan sedang dilakukan pada
proyek pekerjaan.
a. Ambulans
b. RSUD
c. Departemen Kepolisian
d. Pemadam kebakaran
Hal ini akan memungkinkan penelepon untuk mempercepat layanan medis
darurat jika terjadi insiden bencana.
1. Setiap karyawan harus menerima Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk
pekerjaannya.
2. Jika peralatan tambahan diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
ditugaskan dengan aman, peralatan tersebut harus diminta jika tidak tersedia
dalam stok atau dikeluarkan dari gudang atas permintaan tanda tangan resmi
Supervisor dan Pemimpin/Koordinator HSE.
3. Supervisor/Superintendent dengan bantuan Pemimpin Proyek HSE harus
menentukan jenis alat pelindung diri yang diperlukan untuk pekerjaan.
4. Pencatatan Pembagian APD :
a. Semua APD yang dikeluarkan dari Gudang harus diketahui dan disetujui
oleh Supervisor Lini terkait, Pemimpin Proyek HSE harus mengetahui,
mencatat dan mendokumentasikan permintaan tersebut agar data
distribusi APD selalu diperbarui dengan benar untuk memantau
pengendalian kehilangan. Tanggung jawab dan wewenang ini diatur
dalam bentuk instruksi kerja lapangan.
b. Administrasi Proyek HSE harus mengembangkan instruksi tertulis untuk
memantau permintaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, dan
distribusi APD. Hal ini harus dilakukan melalui koordinasi dengan Bagian
Gudang proyek.
c. APD tersebut bersifat wajib dan harus dipakai setiap saat di proyek.
Tanda-tanda wajib untuk mengingatkan semua personel harus
ditempatkan di lokasi yang ditentukan di mana APD wajib digunakan
untuk menghindari cedera pada orang.
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
Alat bantu visual harus menjadi bagian wajib dari setiap program pencegahan insiden.
Berikut adalah beberapa alat bantu visual yang sebaiknya digunakan:
1. Poster HSE (semua ukuran) - Poster harus dipajang di seluruh lokasi kerja
selama proyek berlangsung.
2. Poster HSE tersedia di Bagian HSE proyek, Departemen HSE klien, Departemen
Tenaga Kerja Provinsi atau dari publikasi lembaga nasional atau internasional
lainnya.
3. Rambu HSE - rambu yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap kondisi
cuaca harus dipajang di seluruh proyek di mana pun bahaya fisik memerlukan
penggunaannya.
17. PERTANGGUNGAN
Rencana ini berlaku untuk setiap kelebihan bahan (padat, cair, atau campuran)
sebagai sisa kebutuhan selama pekerjaan konstruksi atau pekerjaan pemeliharaan.
2. Limbah Tidak Berbahaya: Termasuk kayu yang tidak diolah, sampah, limbah
padat, besi tua, dan limbah lainnya yang tidak ditetapkan sebagai berbahaya
berdasarkan AMDAL, standar RKL.
3. Pemisahan Sampah.
Mengingat sifat kompleks dari sampah yang diperkirakan ada dalam proyek,
pemilahan sampah harus dilaksanakan dengan melibatkan pemilahan dan
pemisahan sampah berdasarkan karakteristiknya.
a. Limbah berbahaya.
b. Organik.
c. Non organik.
Tempat sampah harus diberi label yang secara jelas menguraikan simbol bahasa
Inggris, Indonesia, dan Internasional, jenis sampah dan tindakan pencegahan
dalam menangani sampah.
Tempat sampah harus ditempatkan di kantor, proyek konstruksi, pusat mess, dan
klinik. Tempat pengumpulan sampah tidak boleh meluap sebelum dikosongkan,
dan wadah penyimpanan sampah harus segera diganti jika terjadi kerusakan.
Jumlah tempat sampah yang cukup harus ditempatkan untuk setiap jenis sampah
di tempat pengumpulan sampah, tergantung pada jenis dan kuantitas sampah
yang diharapkan dari lokasi tersebut.
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
Tempat sampah HSE harus ditempatkan dan dikosongkan secara efektif dan
tepat waktu di berbagai area pembuangan limbah.
Semua limbah padat harus dikelola dan dikemas serta dibuang dengan benar.
Perkemahan dan proyek kerja harus dijaga dalam kondisi rapi, bersih dan aman
serta membuang dan membuang semua puing dan sampah dengan benar.
b. Rencana evakuasi darurat harus dididik kembali dalam latihan rutin agar
personel mendapat informasi yang baik mengenai prosedur atau bila terjadi
perubahan dalam pelaksanaannya.
c. Manajer Lokasi dan Pemimpin Proyek HSE harus bertindak sebagai konsultan,
memandu manajemen pengawasan melalui proses mengidentifikasi potensi
kejadian darurat dan mengembangkan rencana utama untuk meresponsnya.
d. Personil pengawas PT Ade Mitra Primah Jaya harus dilatih secara ekstensif
untuk bertindak sebagai pemimpin evakuasi sehingga karyawan dapat
dengan cepat dipindahkan dari lokasi berbahaya ke lokasi aman yang telah
ditentukan.
g. PT. Manajemen Proyek Ade Mitra Primah Jaya bertanggung jawab untuk
mengelola proses evakuasi untuk sub - tingkatannya.
h. Denah lantai atau peta tempat kerja yang secara jelas menunjukkan rute
evakuasi darurat, perlu dipasang untuk personel PT Ade Mitra Primah Jaya.
Warna
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
pengkodean peta HSE dan rute keluar terkait akan membantu karyawan dalam
menentukan penetapan rute mereka.
Rencana aksi spesifik harus ditinjau sebagai bagian dari proses orientasi.
Manajemen dan karyawan harus terus diperbarui mengenai revisi atau modifikasi
rencana ini.
Informasi rinci dapat dibahas dalam pelatihan atau dalam bagian prosedur yang
direvisi pada Rencana Tindakan Darurat.
Selama keadaan darurat, sangat penting untuk memberikan informasi yang benar
dan tepat kepada petugas tanggap darurat.
Simpan daftar informasi darurat di dekat telepon jika terjadi krisis. Daftar
d. Jelaskan situasinya sehingga peralatan dan personel yang tepat dapat dikirim.
g. Untuk keadaan darurat keamanan - Bila ada orang yang mencurigakan atau
mengancam di lokasi, jelaskan kepada Keamanan atau polisi jenis kelamin,
ras, warna kulit, rambut, tinggi badan, berat badan, dan pakaian orang
tersebut. Jika orang tersebut bersenjata, sertakan informasi ini.
1. Komitmen Manajemen
2. Kebijakan Perusahaan:
KEBIJAKAN LK3 PT AMPJ
Disahkan,
Batam, 05 September 2023
PT ADE MITRA PRIMAH JAYA
DIREKTUR
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E
Berikut ini Struktur Organisasi dari Proyek Pekerjaan Tanah Batam Simatelex 7E :
1. Site Manajer
b. No tlp/hp : 081286197901
2. HSE
a. Nama : Ekoleksono
b. No tlp : 085231174247
3. Engineer
b. No tlp : 081261408607
4. Supervisor
a. Nama : Gunawan
b. No tlp : 081274041009
5. Surveyor
b. No tlp : 081363612879
HSE PLAN
PROYEK PEKERJAAN TANAH BATAM SIMATELEX
7E