Anda di halaman 1dari 14

HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

HSE PLAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : ABELERI LAELAEM


NIM : 181430001

Program studi Teknik Mesin Kiang


Politeknik energi dan mineral PEM AKAMIGAS
CEPU
2019
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

PROYEK PERAPIAN INSTALASI KABEL DI TBBM CEPU

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,


pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu,
dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang
spesifik dan unik,[1] dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau
temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (OperasiProduksi)

dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya


bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan
(jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan
kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik. Menyediakan
lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, buruh pelabuhan, rekanan, pelanggan dan
pengunjung. Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dan berusaha mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan pencemaran terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya, menjamin
bahwa setiap kegiatan operasional tidak mengakibatkan risiko cidera, Penyakit Akibat Kerja
(PAK), kerugian, atau berdampak negatif bagi karyawan, lingkungan kerja dan masyarakat
sekitar. Mematuhi semua peraturan yang berlaku baik untuk aspek keselamatan dan
kesehatan kerja maupun lingkungan dan menempatkan SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) pada posisi sejajar, beriringan, dan setara dengan Sistem Manajemen
lainnya. Melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja SMK3 secara berkesinambungan.

1. Pendahuluan
Gambaran Umum Proyek “Perapian Instalasi Di TBBM Cepu” adalah perapian data dan
telepon di terminal CEPU KABUPATEN BORA dan pemasangan sound symtemspeaker
indoor di ruang serba guna TBBM Cepu.Tujuan dari pekerjaan ini
adalah untu memaksimalkan jaringan datadan telekomunikasi di TBBM Cepu,
ruang lingkup proyek pekerjaan perapianinstalasi kabel ruang-ruangan depot cepu meliputi
pengadaan materal sertainstalasi di TBBM Cepu
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

NO ITEM TARGET PIC ACTUAL INDICATOR MAX SCORE


1 Jumlah pekerja 25 Spv
2 Jumlah jam kerja 55.200 jam Spv & HSE
3 Fatality 0 HSE & spv.&
HSE TBBM
4 NOA 0 -
5 P3K 0 HSE
6 Near Miss 0 HSE
7 Restricted work day 0 -
case (RWDC)
8 Medical treatment 0 -
case (MTC)
9 Firs Aid case (FAC) 0 -
10 Total recordable 0 -
indicident rate
(TRIR)
11 Oil spill 0 -
12 Tool box meeting 230 HSE
13 HSE observersi 230 -
14 HSE meeting 8 HSE & spv
15 Management visit / 3 Direktur / PM
MWT
16 Inspeksi APD 8 HSE & spv
17 Inspeksi APD 8 HSE & spv
18 CSMS 100% HSE
TARGET 100%
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

a. Mengawasi dan mengingatkan pekerja


yang seharusnya memakai alat pelindung
Manager pada saat bekerja.
b. Melakukan inventarisasi dan mencatat
seluruh APD serta melaporkannya
HSE M/E HSE
kepada Manajemen jika terdapat
kekurangan atau sudah tidak layak pakai.
Pekerj

Pekerj

Pekerj
Gambar 1. Struktur Organisasi

1.1. Organisasi, Sumber Daya Dan


Dokumentasi

Struktur Organisasi terdiri dari Manajer


Proyek, Pengawas, HSE Officer, HSE
Supervisor, Pekerja/karyawan.

Penerapan HSE merupakan tanggung jawab


seluruh karyawan, rincian tanggung jawab
masing-masing tingkatan/level adalah
sebagai berikut:

1.1.1. Manager Proyek


a. Memberikan saran dan pertimbangan
baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus mengenai
masalah K3.
b. Menyusun prosedur, instruksi kerja serta
dokumen lain yang berhubungan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
c. Menyediakan serta memonitor
keberadaan sarana dan prasana yang
diperlukan bila terjadi kecelakaan.
d. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian
pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta inventarisasi jumlah korbannya.

1.1.2. HSE Officer


HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

e. Memastikan pekerjaan berjalan dengan


aman, selamat, sehat sesuai dengan
c. Melaporkan secara periodic kegiatan ketentuan keamanan, keselamatan,
pengawasan, pemantauan dan kesehatan dan linkungan kerja.
pengukuran kinerja HSE.
1.1.5. Pekerja/ Karyawan
1.1.3. HSE Supervisor a. Mematuhi semua kebijakan K3,
a. Melakukan pemantauan terhadap prosedur dan instruksi kerja yang aman
pegawai yang mengalami kecelakaan dalam melakukan kegiatan.
dan penyakit akibat kerja.
b. Selalu melakukan kegiatan dengan cara
b. Membantu Tim Satuan tugas
yang aman bagi diri sendiri dan orang
Penanggulangan Keadaan Darurat lain yang dapat terpengaruh oleh aktifitas
bilamana terjadi kecelakaan darurat. tersebut.
c. Mensosialisasikan kepada seluruh c. Melaporkan kepada atasan jika
pekerja mengenai keselamatan kerja dan menemukan bahaya atau masalah yang
perlengkapan penanggulangan keadaan berkaitan dengan K3.
darurat.
d. Bekerjasama dalam hal penyelidikan
terhadap kecelakaan, jika diperlukan.
1.1.4. M/E e. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas
a. Membuat estimasi biaya pekerjaan. peralatan ataupun komponen-
b. Memastikan pekerjaan sesusai komponennya yang seharusnya hanya
specifikasi. digunakan untuk keselamatan dan
c. Membuat schedule pelaksanaan kesehatan kerja.
pekerjaan f. Membantu penanggulangan kebakaran
d. Memastikan pekerjaan sesuai dengan dan memelihara fasilitas penunjang
schedule yang sudah direncanakan. kesejahteraan pekerja.

47
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

g. Memahami dan mentaati semua 4. Managemen Plan


peraturan mengenai keselamatan dan 4.1. Identifikasi Masalah K3LH dan
kesehatan kerja serta aturan-aturan kerja HIRAC
lainnya yang ada. Pada setiap kegiatan yang dilaksanakan
harus diidentifikasi potensi bahaya
2. Kebijaksanaan Minuman Keras dan terbesarnya sesuai
Obat-Obatan Terlarang adalah pekerjaan/lokasi/produksi/jasa yang
antara lain: dilaksanakan. Potensi bahaya lain yang
a. Manajemen CV Adi utama melarang lebih detail dituangkan dalam HIRAC
pengguna an obat-obatan terlarang, (Hazard Identification Risk Assessmentand
minuman keras ditempat kerja guna Control) yang didokumentasikan secara
menjaga keselamatan, kesehatan dan terpisah.
lingkungan kerja.Penggunaan obat-
obatan terlarang, Minuman keras 4.2. Induksi
mengakibatkan bahaya terhadap asset Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perusahaan. CV ADIUTAMA berisi tentang penjelasan
b. Kebijakan perusahaan terhadap obat- dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan
obatan terlarang, minuman keras adalah dengan potensi bahaya, pengendalian
melarang penggunaan, kepemilkan, bahaya, tanggap darurat, dan cara-cara
penditribusian, pengangkutan dan penyelamatan pada setiap kegiatan CV
penjualan barang tersebut. ADIUTAMA. Induksi K3 dilakukan untuk
c. Manajemen mewajibkan para manajer memberikan pengarahan tentang K3L
dan pengawas untuk meyakinkan bahwa secara umum yang dilakukan oleh:
kebijakan ini telah disampaikan kepada a. Personil HSE kepada setiap pekerja yang
seluruh pekerja dan pihak terkait baru.
lainnya. b. Security kepada setiap tamu/non pekerja
d. Sudah banyak korban berjatuhan akibat yang datang.
terjerat obat terlarang dan minuman
keras, untuk itu manajemen menegaskan Persyaratan menggunakan Induksi K3
bila ingin hidup sehat maka hindarilah adalah
pemakaian obat-obatan terlarang dan a. Induksi K3 harus diberikan kepada
minum-minuman keras. Karyawan dan tamu.
e. Jika melanggar kebijaksanaan CV ADI b. Induksi harus dilakukan diruang khusus.
UTAMA memberikansaksi sebagai c. Bahan/materi induksi harus tersedia
berikut akan dikeluarkan dari dalam jumlah yang sesuai dengan
perusahaan. jumlah peserta dan jenis induksi.
d. Alat bantu untuk mempermudah dan
3. Target Dan Ukuran Kinerja Terpilih memperjelas penyampaian materi
3.1. Leading Indicator itemnya induksi harus disesuaikan dengan jenis
Berupa Rapat HSE.safety talk, pelaporan dan kondisi yang ada dilokasi.
HSE, kepatuhan APD, inspeksi HSE e. Setiap peserta induksi harus mengisi
semuanya target dan bobot serta indicator daftar hadir dan daftar periksa.
dibuat tabel. f. Daftar periksa yang telah ditandatangani
peserta dan penyaji induksi diarsipkan
3.2. Lagging Indikator Iemnya oleh bagian K3.
Berupa Kejadian fatal, Kejadian Besar, g. Jenis induksi keselamatan dan kesehatan
Kejadian Kecil, Fist Aid, near miss, bobot kerja adalah induksi umum, induksi
serta indicator isinya jumlah kasus dibuat local, induksi tamu, dan induksi ulang.
table
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

48
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

4.3. Toolbox Meeting dan HSE Talk 4.6. Safety Meetings


Setiap ada pekerjaan/lokasi/produk/jasa Sedikit berbeda dengan safety tool box
yang mengandung resiko, akan diadakan Meeting, dan safety talk yang dilakukan
pengarahan tentang K3LH yang lebih teknis bersama dengan group kecil yang sesuai
kepada seluruh personil (staff, dan pekerja) dengan jenis pekerjaan. Sedangkan safety
alam bentuk: meeting ini dilakukan secara global dan
a. HSE Talk, yaitu pengarahan secara antar group sehingga memerlukan materi
bersama-sama mengenai Keselamatan yang lebih luas dan mencakup keseluruhan
dan kesehatan kerja yang ada di kegiatan group. Beberapa materi yang telah
perusahaan. digunakan sebagai bahan safety meting di
b. Tool Box Meeting, yaitu pengarahan PT. ALTHOHA adalah:
secara berkelompok menurut area kerja a. Pemeliharaan, penggunaan dan
atau disiplin pekerjaan yang dilakukan perawatan APD (Alat Pelindung Diri). b.
sebelum pekerjaan dimulai. ( kurang NAB (Nilai Ambang Batas) terkait
lebih selama 10-15 menit ). pekerjaan, getaran, kebisingan, gas
beracun, dan suhu ruangan.
HSE Talk dan Tool Box meeting selain c. P3K (Pertolongan Pertama Pada
memberi pengarahan juga dilakukan untuk Kecelakaan).
memberikan kesempatan bagi pekerja untuk d. DAMKAR (Teknik Pemadam
melakukan dialog/konsultasi perihal K3LH Kebakaran).
kepada HSE Profesional. e. Ergonomik, dll.

4.4. Peraturan untuk Sub-Kontraktor 4.7. HSE Promosi


Secara umum, calon subkontraktor sebelum Promosi HSE yang telah dilakukan oleh CV
mengajukan penawaran atau dalam tahap ADI UTAMA adalah:
aanwijzing sudah di jelaskan tentang Laporan dan Analiasa
persyaratan/ketentuan Sistem K3LH jika a. Setiap kecelakaan kerja dan pencemaran
nantinya terpilih sebagai sub-kontraktor. lingkungan dicatat dan diinvestigasi.
Secara khusus, sub-kontraktor terpilih wajib b. Setiap Nearmiss dicatat, untuk
meminta persetujuan dari team warehouse selanjutnya dianalisa sebagai tindakan
terhadap Rencana Pelaksanaan Sub- preventif.
kontraktor dan dalam melaksanakan c. Laporan untuk kerja HSE dayly, weekly,
pekerjaan di proyek wajib mengikuti monthly, yearly wajib dilaporkan
peraturan yang ditentukan di warehouse. sebgaia arsip HSE persusahaan.

4.5. Inspeksi dan Patrol 5. Prosedur Kerja: Pekerjaan


Inspeksi dilakukan HSE Profesional dan Penggelaran Kabel.
HSE supervisior. Tujuan dari inspeksi a. Permohonan ijin kerja dingin
untuk menjaga konsistensi penerapan b. Ijin pemakaian kamera untuk
standar K3LH di lingkungan kerja. Patrol dokumentasi
dilakukan team HSE, meliputi seluruh area c. Pakailah APD lengkap (helm, kacamata,
kerja, dan terhadap area dimana ada sarung tangan, sepatu safety)
pekerjaan yang telah diidentifikasikan d. Lakukan brafing.
mempunyai potensi kecelakaan dan e. Ukur tarikan kabel
pencemaran harus diberikan perhatian yang f. Siapkan material kabel dan pipa conduit
lebih. Team HSE langsung memberikan yang akan dipasang
perintah lisan ditempat untuk menghentikan g. Letakan pipa conduit pipipa galian
pekerjaan bila mana ditemukan keadaan h. Masukan kawat pancingan untuk
yang berbahaya. membantu menarik kabel dalam condult
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

i. Ikat ujung kabel ke kawat pancingan

49
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

j. Rapika dan urug kembali galian dengan program kesiagaan dan tanggap darurat
rapi (galian tanah diurug dengan tanah , juga bertanggup jawab untuk pemilaharaan
galian aspal dirapikan kembali dengan peralatan dan fasilitas tanggap darurat yang
aspal. ada di tempat-tempat kerja.
k. Tanda kabel
l. Buat dokumentasi. 5.1.3.3. Regu Organesasi Keadaan
Darurat
5.1. Prosedure dan Peralatan HSE (HSE
Equipment and Procedure) Mereka adalah para anggota regu pemadan
5.1.1. Ruang Lingkup kebakaran dan Security PT Pertamina,
Prosedure ini meliputi tindakan tanggap dimana mereka bertugas untuk melakukan
keadaan darurat kebakaran dan bencana tindakan tanggap darurat serta evakuasi
alam, serta cedera serius pada manusia yang bilamana diperlukan.
memungkinkan terjadi dikantor workshop
dan lapangan kerja didarat. 5.1.4. Laporan Keadaan Darurat
5.1.4.1. Siapa Yang Harus Melapor ?
5.1.2. Tujuan a. Setiap personil yang menemukan
Menjelaskan organesasi, tanggung jawab keadaan darurat ditempat kerjanya harus
danprosedur penanggulangan yang harus segera menghubungi penjabat yang
dilakukan oleh CV Adi Utama bilamana terkait :
dalam keadaan darurat yang dapat b. Bilamana terjadi pada jam kerja, melapor
menggagu kepada operasi perusahaan. kepada kepala bagian ditempat kerja
kemudian hubungi instasi yang terkait.
5.1.3. Organisasi Keadaan Darurat
Organisasi Keadaan darurat ini dibentuk
untuk membantu PT Pertamina menangani 5.1.4.2. Bagaimana Menghubung
keadaan yang kemungkinan dapat terjadi di Pengawas Lapangan ?
tempat-tempat kerja. Organisasi ini Menghubungi pengawas safety lapangan
mengikuti procedure yang ditetapkan oleh dan HSE PT Pertamina (telp keadaan
pertamina. darurat PT Pertamina)

5.1.3.1. Manejer Proyek 5.1.4.3. Informasi Yang Diperlukan


Manejer Proyek sebagai pimpinan tertinggi a. Personil yang menemukan keadaan
diproyek melalui HSE kordinator / darurat perlu melapor dengan cara
safetyman bertanggung jawab untuk kerja- berbicara yang jelas dan tenang untuk
sama membantu PT Pertamina (jika meyakinkan informasi itu sudah
diperlukan) dalam melakukan rencana dimengerti informasi yang dikperlukan :
tanggap darurat agar berjalan baik sesuai de b. Masalah terjadi, dijelaskan secara
ngan procedure PT Pertamina. singkat.
c. Lokasi, jelaskan tempat dimana bantuan
5.1.3.2. Koordinator Organisasi keadaan itu diperlukan dan dengan memberikan
Darurat petunjuk lokasi atau tempat yang
Koordinato HSE /safetyman merupakan dikenal, paling dekat dengan tempat
personil yang ditunjuk sebagai coordinator kejadian.
organisasi keadaan darurat. Kapasitasnya d. Jenis bantuan yang diperlukan, regu dan
sebagai sebagai koordinator akan melapor fasilitas pemadam kebakaran atau tipe
kepada HSE Pertamina dimana ia akan darurat lainnya.
membantu pengkoordinasi dan
pengaministransian program kesiagaan dan
tanggap darurat secara umum.Koordinator
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

5.1.4.4. Tanggap Keadaan Darurat keadaan darurat Pada siang hari, pelapor
Bilamana petugas menerima laporan

50
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

menghubungi koordinato HSE dan personil 5.1.5.2. Petugas Security/Petugas di


ini menentukan bentuk tanggapan yang workshop kebakaran dan rescue
diberikan disesuaikan tipe potensi ini dilapangan.
menentukanbentuk tanggapan yang a) Bila terjadi di workshop, begitu
diberikan disesuaikan tipe keparahannya. mendengar bunyi alarm peringatan
Bila keadaan darurat yang terjadi adalah segera menghubungi petugas security
kebakaran, maka personil ini segera disekitar tempat diduga terjadi
menghubungi PMK PT Pertamina atau kebakaran untuk mengecek alarm
anggota regu pemadam kebakaran dinomor kebakaran.
telepon yang telah ditentukan bila terjadi di b) Bila terjadi di lapangan di darat ,begitu
lapangan. Bersama dengan regu pemadsam mendengar alarm peringatan,petugas
kebakaran, personil ini membantu mengecek kebenaran alarm
melakuakan pemadamam kebakaran dengan
menggunakan fasilitas yang ada.Untuk 6. Peralatan HSE
kasus kecelakaan dimana korban luka Peralatan HSE yang digunakan namanya
parah,maka personil harus menghungi adalah : Helmet , kacamata ,ear plug ,
petuga P3K di tempat kerja untuk sarungtangan, sepatu safety , baju kerja
mendapatkan bantuan masing-masing 6 set kondisinya baik dan
secepatnya.Ambulance (bila terjadi didarat) milik sendiri.
dan kelengkapan medis lain dipakai untuk
mengirimkan korban ke poliklinik atau atau
rumah sakit rujukan terdekat.

5.1.5 Tanggap Darurat Kebakaran


/Peledakan
5.1.5.1. Petugas Pemamdam Kebakaran
/Rescua.
a) Memastikan kebenaran alam dan
mengecek kelokasi.
b) Jika benar maka selanjutnya dilakukan
usaha pemadaman dengan menggunakan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
fire hydrant yang tersedia.
c) Apabila kebakaran yang ditemukan
cukupbesardanmemerlukan
penanganan yang serius maka
menghubungi anggota regu pemadam di
tempat-tempat kerja atau Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.
d) Bilamana kebakaran tersebut terjadi
dalam workshop/kantor dan
membahayakan keselamatan personil
maka dilakukan evakuasi dengan
mengaktifkan sirene /bunyi peringatan
tertentu.
e) Keputusan untuk mengadakan evakuasi
ini sebelumnya harus dikorfirmasikan
dulu kepada pimpinan, bila terjadi di
lapangan operasi workshop di darat.
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

51
HSE TANGGAL REVISI 10/26/2019

PLAN TANGGAL BERLAKU 10/26/2019

KODE DOKUMEN HSEP-DEPO/KIDECO-01

52

Anda mungkin juga menyukai