Keterangan : Sesuai dokumen Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Upgrading Dermaga di KPPT Dumai
No : L9PPN200.210/2017/022, mengenai Upgrading Dermaga / Perbaikan Struktur Dermaga
PBBCE Dumai.
Disusun oleh,
PT. CIPTA RUPA PERTAMA
Project Manager
Barzah Arifiana
1
HSE PLAN
GAMBARAN UMUM :
Sesuai dengan dokumen pengadaan perihal pekerjaanPerbaikan Struktur Dermaga PBBCE Dumai
antara pihak PT. Pertamina Patra Niaga dengan Pihak PT. Cipta Rupa Pertama dengan masa
durasi kontrak selama 90 hari, PT. Cipta Rupa Pertama melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam KAK.
PT Cipta Rupa Pertama adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang Chemical
Construction, Specialist Contractor dalam bidang Concrete Admixture, Waterproofing, Grouting,
Epoxy Coating, Flooring, Concrete Injection Repair dan Anchoring System.
Proyek ini adalah bersifat perbaikan struktur dermaga PBBCE Dumai milik PT. Pertamina Patra
Niaga selama 90 (sembilan puluh) hari, Pekerjaan ini sesuai dengan dokumen Penunjukan
Penyedia Jasa Pekerjaan Upgrading Dermaga di KPPT Dumai No : L9PPN200.210/2017/022 yang
di tunjuk oleh PT. Pertamina Patra Niaga untuk kesiapan dan kesanggupannya dalam
melaksanakan Pekerjaan yang dalam hal ini adalah Perbaikan Struktur Dermaga PBBCE Dumai.
Proyek perbaikan struktur Dermaga Dumai ini direncanakan akan dikerjakan dalam waktu 90 Hari
Kerja dengan progress mengacu kepada kesepakatan yang tertuang dalam dokumen Penunjukan
Penyedia Jasa Pekerjaan Upgrading Dermaga di KPPT Dumai No : L9PPN200.210/2017/022 .
Proyek ini ditangani langsung oleh PTCIPTA RUPA PERTAMA, Tenaga Kerja, Material, Peralatan
Kerja dan Alat Bantu Kerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya PT. CIPTA RUPA PERTAMA.
Untuk material pekerjaan disediakan dari PT FOSROC Indonesia . Material pekerjaan sipil seperti
besi , kayu, material pendukung scaffolding dan sejenis lainnya jika tidak ada di lokasi sekitar
setempat pekerjaan akan diupayakan dari Jakarta atau kota lain.
Ruang lingkup kerja meliputi:
1. Perbaikan struktur dermaga bagian bawah dengan metode grouting untuk menambah ketebalan
beton yang telah terkikis akibat korosif.
2. Perbaikan meliputi seluruh area dermagatetapi tidak mencakup keseluruhan ( hanya segmen
segmen yang telah mengalami kerusakan)
Pekerja adalah mereka-mereka yang sudah berpengalaman dalam bidangnya, seperti Ahli
pemasangan Scaffolding untuk area dibawah dermaga (menggantung), K3 Umum, kualifikasi juru
las (welder), ahli kelistrikan dan pada umumnya telah memahami akan aspek-aspek HSSE.
2
HSE PLAN
Sesuai dengan struktur organisasi proyek, maka masing-masing pengawas bertanggung jawab pada
bidangnya dilapangan.
Dan secara umum, susunan penanggung jawab proyek adalah sebagai berikut :
1. Project Manager :Barzah Arifiana Hp.081223299671
2. Site Manager :Ahmed Faizal Hp. 081222644839
3. Koordinator Engineering :Rizki Nastiti Rahayu Hp. 0895333559599
4. Koordinator Scaffolding dan Formwork :Rukmana Hp. 081316113588
5. Koordinator Chipping :Syamsul Triman Hp. 082126437010
6. Koordinator Pembesian :Asep Hermawan Hp. 082316117216
7. Koordinator Grouting :Muriyanto Hp. 081214734470
8. Koordinator K3 :Yuhendri Hp. 082169734762
Objektif
Service Excellence, Nihil Insiden
Tujuan
PT.CIPTA RUPA PERTAMA yang bergerak di bidang chemical construction mempunyai komitmen
untuk melindungi setiap orang, aset perusahaan, sarana fasilitas, lingkungan dan komunitas sekitar
dari potensi bahaya yang berhubungan dengan kegiatan bisnis perusahaan sesuai dengan pedoman
dan prosedur standard yang berlaku di perusahaan dan mutu dari layanan itu sendiri.
Komitmen
Seluruh lapisan manajemen maupun pekerja PT.CIPTA RUPA PERTAMA terus berupaya untuk:
1. Mempertahankan pelayanan tepat kualitas, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat tujuan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Menjamin kehandalan sarana dan fasilitas penunjang operasi, efektifitas proses dan
kelangsungan suplai.
3
HSE PLAN
3. Memprioritaskan aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan dalam
kegiatan bisnis perusahaan.
4. Selalu melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan upaya-upaya mitigasi dari setiap
bahaya dalam semua tahapan bisnis perusahaan.
5. Meningkatkan budaya, kesadaran dan kompetensi setiap pekerja di bidang kesehatan,
keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
6. Mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan standard kesehatan,
keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
7. Bersungguh-sungguh menerapkan penghargaan dan konsekuensi terhadap tindakan-tindakan
dalam aspek mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
8. Senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan yang berkesinambungan melalui praktik
terbaik dan pengembangan inovasi.
Setiap manajemen lini, pekerja dan mitra kerja dituntut untuk berperan aktif dan bertanggung jawab
untuk selalu meningkatkan mutu layanan, mencegah dan menghindari bahaya yang dapat
menimbulkan insiden, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan dengan jalan menciptakan
kondisi dan tata kerja yang aman, sehat dan ramah lingkungan.
Objektif
Nihil Penyalahgunaan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang
Tujuan
Melindungi keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja serta mencegah tindakan pelanggaran
hukum terkait.
Komitmen
Seluruh lapisan manajemen maupun pekerja PT.CIPTA RUPA PERTAMA berkomitmen untuk:
1. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari alkohol dan obat-obatan terlarang.
2. Tidak mentolerir perilaku dan tindakan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
3. Memastikan bahwa setiap pekerja tidak melakukan tindakan penyalahgunaan alkohol dan obat-
obatan terlarang dengan cara pemeriksaan kesehatan secara berkala.
4. Melarang setiap perilaku penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam setiap
aktifitas bisnis perusahaan.
5. Mengkomunikasikan secara aktif dan berkesinambungan tentang bahaya dan dampak negatif
yang ditimbulkan dari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Setiap manajemen lini, pekerja dan mitra kerja PT.CIPTA RUPA PERTAMA dituntut untuk sadar dan
peduli bahwa penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang merupakan tindakan yang tidak bisa
ditolerir karena mempengaruhi kesehatan, keselamatan kerja, produktifitas serta bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4
HSE PLAN
3. KPI HSE :
Barzah Arifiana
5
HSE PLAN
1. Organisasi :
a. Organisasi Perusahaan di PT. CIPTA RUPA PERTAMA
M. Arifin Fitri Kamiawati, Amd Zuchdy Harary, BSc OUTSOURCE, DEBT COLLECTOR
(Trade Manager) (Operation Manager) (Engineer) (Collection)
VACANT
Martono
(Technical Sales)
(Formwork & Rebar Specialist)
Ricci
VACANT (Tools & Equipment Repair Specialist)
(Technical Sales) Yayat Supriyatna
(Concrete Finishing Specialist)
Budi Wuryanto
(Waterproofing & Flooring Specialist)
6
HSE PLAN
2. Tanggung Jawab
a. Tanggung Jawab Manajer Proyek
Manager Proyek dalam hal ini bertanggung jawab sepenuhnya atas keseluruhan kegiatan
proyek dan sebab akibat yang ditimbulkan dari kegiatan proyek tersebut sampai dengan selesai
100 % pekerjaan.
7
HSE PLAN
Menggunakan APD yang khusus sebagaimana objek pekerjaan yang dikerjakan
mengisyaratkan pekerja harus menggunakannya.
Membangun Perilaku Selamat dan Aman, seperti Merokok pada tempat yang
ditentukan, membuang sampah pada tempatnya dan sesuai keperuntukannya,
mengendarai kendaraan sebagaimana ketentuan umum yang berlaku.
Menerapkan prinsip efisiensi energi, seperti mematikan aliran listrik atau air yang tidak
diperlukan lagi sebelum meninggalkan tempat kerja.
Melakukan Intervensi, dengan cara dapat memberhentikan pekerja atau intervensi langsung
jika melihat tindakan pekerja bekerja pada kondisi tidak aman apalagi menyalahi peraturan.
Memperhatikan keadaan sekitar objek pekerjaan maupun orang-orang yang ada disekitarnya,
apakah dampak objek pekerjaan kepada mereka dan lingkungannya, atau sebaliknya apakah
lingkungan dan orang-orang disekitarnya berdampak terhadap objek pekerjaan saat ini dan
kemudiannya.
Sebagai safety officer pada proyek dimaksud setiap hari kerjanya dapat melakukan
pembinaan (HSE TALK), Meeting periodik, Mengawasi, dan membuat laporan.
Dalam keadaan darurat segera bertindak untuk meminalisasi sumber keadaan darurat. Dan
memberikan tanda keadaan darurat jika sumber keadaan darurat tidak teratasi segera.
Dengan pengetahuan dan keterampilan akan aspek-aspek safety yang telah diberikan atau
diarahkan ketika dilaksanakan safety meeting atau safety induction, maka setidak-tidaknya para
pekerja sudah mampu untuk melaksanakan praktek-praktek keselamatan di lingkungan proyek,
seperti. :
Menggunakan APD standar yang ditentukan dan wajib,
Menggunakan APD khusus sesuai objek pekerjaan yang dikerjakan.
Mematkan arus listrik pada sumbernya ketika tidak digunakan.
Menempatkan material atau peralatan kerja pada tempat yang aman.
Dalam hal mengetahui adanya sumber-sumber bahaya agar “diberi tanda bahaya”
Segera memberitahu pada atasan/kawannya jika melihat tanda-tanda bahaya.
Mengamankan peralatan kerja jika terjadi keadaan darurat, dan membantu evakuasi.
8
HSE PLAN
3. Komunikasi HSE :
Aspek-aspek HSE akan disampaikan atau dibahas bersama seluruh para pekerja yang ada melalui
rencana program komunikasi HSE berupa :
HSE Induction
HSE Training
HSE Sign
HSE Safety Talk (daily)
HSE Reporting (Pelaporan Penerapan ke Pertamina EP / WIP)
HSE Manajemen Inspection
HSE Audit dan Evaluasi
Untuk Training HSSE, dilaksankan pada awal pelaksanaan proyek untuk setiap pekerja, dan akan
menyesuaikan dengan jadwal dari PTCIPTA RUPA PERTAMA, PT. PERTAMINA PATRA
NIAGADermaga PBBCE Dumaidan Pihak pelaksana training lainnya.
9
HSE PLAN
a. Program Komunikasi HSE :
Plan /
No Aktifitas Actual Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Plan
1 HSE Induction
Actual
Plan
2 HSE Talk / Briefing
Actual
Plan
3 HSE Training
Actual
Plan
4 HSE Meeting
Actual
Plan
5 HSE Reporting
Actual
Plan
6 Management Visit
Actual
Plan
7 Inspeksi HSE
Actual
Barzah arifiana
b. Training HSE :Pada pelaksanaan Proyek, disesuaikan dengan Jadwal Training di lokasi
( Menyesuaikan dengan Jadwal di PertaminaPatra Niaga Dermaga PBBCE Dumai)
10
HSE PLAN
4. Standar Kerja :
Standar kerja yang digunakan pada proyek ini lebih banyak mengacu kepada standar Nasional.
11
HSE PLAN
b. Ketersediaan Standar Kerja :
Sudah menjadi ketentuan umum bahwa setiap perusahaan baik yang memiliki kategori CSMS :
Tinggi, Menengah dan Rendah pasti memiliki standart sesuai yang disarankan oleh PT.
PERTAMINA PATRA NIAGA Tbk , Sebelum melaksanakan pekerjaan.
Dalam hal ini Upgrading Dermaga / Perbaikan Struktur Dermaga Dumai dikategorikan beresiko
Menengah.
Untuk itu pekerja harus memaham tentang hal-hal akan atau mungkin terjadi dalam suatu
pekerjaan, selain pengertian bekerja berhati-hati. Wajib menggunakan perlengkapan Safety ketika
bekerja dsb.
Menentukan criteria terhadap resiko yang mungkin terjadi dan melakukan tindakan
prefentif dengan cara/teknik penanggulangannya yang maksimal untuk
menghindfari terjadinya resiko yang optimal.
Menentukan langkah pengendalian resiko/mitigasi dengan cara menghilangkan
sumber, menggantikan material atau peralatan yang berisiko tinggi, dengan
rekayasa teknik, dengan menerapkan pengendalian administratif (SIKA, SIMLOK),
dan terakhir menentukan dan menyediakan APD yang harus digunakan.
Mentaati Rambu-rambu terpasang merupakan kepedulian alam menghindari
resiko yang jika tidak dipedulikan memungkinkan bahaya.
Melakukan Safety Talk serta Evaluasi pekerjaan.
Dapat pula mengacu pada Pre Job Activity (PJA) maupun Standar Operation
Procedur (SOP)
APD yang bersifat Khusus dimana dibutuhkan sesuai dngan jenis pekerjaannya antara lain :
Sarung Tangan Karet – (Latex / PVC Glove)
Sarung Tangan Kulit – (Leather Work Glove)
Masker Debu dan Bau.
Pelindung Diri Jatuh dari ketinggian (Full Body Harness + Lanyard).
Kaca Mata Kerja/Bening. (Eye Protection )
13
HSE PLAN
Jumlah Safety Safety Uniform/ Safety Respiratory Ear Eye Live Fall Safety
URAIAN
Pekerja Shoes Helmet Overall Glove Protector Protector Protector Jacket* Arrester Vest
Manajer proyek 1 1 1 - 1 - - 1 - - 1
Koordinator Engginering & 1
1 1 - 1 - - 1 - - 1
Construction
Koordinator Proyek kontrol, quality 1
1 1 - 1 - - 1 - - 1
kontrol & HSE
Koordinator Commisioning & Start Up 1 1 1 - 1 - - 1 - - 1
Pengawas Lapangan 1 1 1 1 1 - - 1 - - 1
Safety Man 1 1 1 1 1 - - 1 - - 1
Pekerja 50 50 50 50 50 - 10 30 - 5 50
Total Kebutuhan 56 56 56 52 56 - 10 36 - 5 56
Barzah Arifiana
14
HSE PLAN
Safety Safety Uniform/ Safety Respiratory Ear Eye Live Fall Safety
AKTIVITAS
Shoes Helmet Overall Glove Protector Protector Protector Jacket* Arrester Vest
Persapan pekerjaan,
√ √ √ √ - - - - - √
mobilisasi/demobilisasi
Pekerjaan Pemasangan Scaffolding √ √ √ √ - - √ √ √ √
Surface Preparation √ √ √ √ - - √ - - √
Grouting Pile Cap, Beam & Slab √ √ √ √ - - - - - √
Pekerjaan Steel Reebar √ √ √ √ - - √ - - √
Pekerjaan Formwork √ √ √ √ - - √ - - √
Barzah Arifiana
15
HSE PLAN
III. PERENCANAAN dan PROSEDUR KERJA :
16
HSE PLAN
17
HSE PLAN
PT. Cipta Rupa Pertamadalam melaksanakan pekerjaan “Upgrading Dermaga / Perbaikan Struktur
Dermaga PBBCE Dumai” maka sebagaimana telah dijelaskan diatas, dimana pada tiap tahapan
pekerjaan akan diberikan instruksi pedoman HSE secara khusus.
Hal in dipahami bahwa aspek HSE tidak selalu bersifat global. Pada tahapan-tahapan tertentu maka
ada unsur aspek HSE yang bersifat khusus, seperti penggunaan sarung tangan kulit berbeda
dengan ketika menggunakan sarung tangan catoon.
Oleh karenanya pengawas bertanggungjawab untuk memberikan penjelasan pada tahapan itu,
langkah-langkah kerja/tindakan yang harus dilakukan oleh pekerja.
Sedangkan SOP tertulis agar dapat dibaca langsung oleh pekerja
.
b. Peralatan Kerja
Perlengkapan kerja yang akan menunjang pekerjaan proyek ini antara lain;
Mesin Gurinda / Potong Besi
Mesin Bor Listrik
Mesin Bobok Beton
Scafolding
Genset
Mesin Cutting Wheel
Mesin Mixer semen
5. Pelaporan HSE :
Pelaporan HSE akan dibuat sesuai rencana kerja sebagaimana yang telah ditetapan pada KPI HSE
yang telah disetujui bersama. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas kinerja HSE yang
diukur dan dipantau melalui kinerja keselamatan dan aspek lingkungan dalam menjalankan suatu
proyek yang disampaikan dalam bentuk pelaporan kepada manajemen.
3. Uraian Kegiatan
3.1 Sistem Komunikasi Darurat
3.1.1 Pelaksanaan Komunikasi
1. Apabila terjadi insiden atau kecelakaan, saksi mata langsung melaporkan kepada :
- Puskodal keselamatan kerja
- Petugas Keamanan
- Pegawai Perusahaan/karyawan yang ada dan segera melaporkan kepada Pengawas
pihak berwenang
2. Pengawas Lapangan segera :
- Menginstrusikan segera kepada Pelaksana HSE untuk langsung menangani
Insiden/kecelakaan tersebut.
19
HSE PLAN
- Menjadi Pimpinan di tempat kejadian dalam menangani dan mengendalikan situasi
keadaan darurat.
3. Dalam keadaan darurat/kritis, Pengawas Lapangan adalah pimpinan di tempat kejadian
dalam menangani dan mengendalikan situasi tersebut dan selalu berhubungan dengan
perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu.
3.1.2 Jaringan Komunikasi dan Peralatan
Jaringan komunikasi harus di tetapkan dan di uji, serta di sediakan dalam jumlah yang
memadai. Jaringan ini akan di pelihara antara perusahaan, organinsasi eksternal, di lokasi di
laksanakannya proyek.
3.1.3 Pemeliharaan Peralatan Penanggulangan Keadaan Darurat. Seluruh peralatan
penanggulangan keadaan darurat dan perlengkapannya harus diiventarisir, dipelihara agar
selalu siap untuk di pergunakan sesuai rencana yang di tetapkan dan dicatat kinerja
pemeliharannya.
21
HSE PLAN
Api yang berkaitan dengan minyak, gas dan subtansi lain yang daapat mengeluarkan uap
yang mudah terbakar. Pemadaman di lakukan dengan mengisolasi sumber api dari
udara/oksigen. Tepung kimia kering, busa dan CO2 dapat di pergunakan.
- Api Kelas C
Api yang melibatkan kebakaran listrik, atau dekat dengan peralatan listrik. Pemadaman di
lakukan dengan Dry Chemical dan CO2.
- Api Kelas D
Api yang melibatkan logam-logam yang dapat terbakar seperti Magnesium, Titanium dsb.
Pemadamannya di lakukan dengan teknik khusus seperti BCF (Bromo Choloro
Fluoride).
3.3.2.3 Penanggulangan
- Penanggulangan harus di usahakan sendiri mungkin, sewaktu apai belum membesar.
- Lokalisir kebakaran dengan memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar atau
berharga pada jarak aman dari api.
- Siapkan firefighting system dan laksanakan penanggulangannya sesuai fire fighting
prosedur yang berlaku.
- Lakukan pemadaman api.
A.2 Penanggulangan
1. Pengawas Lapangan adalah pimpinan penanggulangan, dan bertanggungjawab untuk
melakukan tindakan yang tepat dalam menghadapinya.
2. pengawas lapangan yang berwenang bertanggung jawab untuk segera melaporkannya
kepada perusahaan.
3. Segera koordinasi dengan petugas securiti setempat untuk penanganan lebih lanjut.
Kerusuhan dapat timbul karena berbagai alasan, sebagian berkembang cepat tanpa
adanya tanda-tanda sebelumnya, dan sebagian berkembang dengan berlahan. Apabila
berkembang secara berlahan maka petugas setempat (petugas sekuriti) dapat
mengusahakan agar tim penanggulangan perusahaan dapat mengantisipasi sebelumnya.
Kerusuhan massa dikategorikan sebagai timkat bahaya yang harus dihadapi dengan
tenag dan hati-hati.
B. Ancaman Bom
B.1 Potensi Resiko
1. Seluruh personil dan fasilitas perusahaan sangat berpotensi akan resiko keselamatan
dan kerusakan sebagai akibat terjadinya ancaman bom pada lokasi kerja
B.2 Penanggulangan
1. Setiap personil yang menerima telepon dari luar yang mengancam untuk meledakn bom
harus segera melapor pengawas lapangan yang berwenang.
2. Pengawas lapangan yang berwenang, segera melaporkan ancaman ini kepada
penaggung jawab lokasi kerja.
3. Pengawas lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil untuk
menghentikan kegiatan disekitar fasilitas.
4. seluruh personil agar tetap tenang, pengamatan atas setiap perkembangan tingkat
bahaya merupakan hal penting dalam penyelamatan seluruh pekerja maupun property
perusahaan.
5. petugas sekuriti menyarankan perusahaan untuk menghubungi pos polisi dan
melaporkan ancaman yang diterima.
6. Perusahaan menginformasikann agar personil yang bertugas berada didekat pesawat
telepon untuk mengikuti setiap instruksi.
C. Gempa Bumi
C.1.Potensi Resiko
1. Gempa bumi biasanya terjadi tanpa adanya peringatan, dapat mempengaruhi seluruh
komunitas atau daerah yang luas sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada fasilitas
yang ada.
2. Bahaya suatu gempa bumi adalah runtuhnya seluruh fasilitas, kemungkinan kerusakan
fasilitas sangat besar.
3. seluruh personil yang bekerja dilokasi proyek juga dapat menanggung resiko yang timbul.
4. tergantung instensitas gempa yang terjadi, situasi ini dapat di kategorikan sebagai
peringatan tingkat 2, yang harus di hadapi dengan tenang dan hati-hati.
C.2. Penanggulangan
1. Pengawas lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil untuk
menghentikan kegiatan yang dilakukan,
2. supervisor yang bersangkautn segera menghentikan seluruh operasi dan mengevakuasi
personilnya keluar/menjauhi fasilitas yang ada menuju ke tempat evakuasi yang aman
sampai diperintahkan untuk seluruh tindakan selanjutnya.
3. seluruh personil agar tetap tenang, penanggulangan yang terkendali sangat penting
untuk keselamatan seluruh pekerja dan properti perusahaan.
4. dokter atau perawat (dilapangan) minta bantuan medis jika diperlukan
5. Pengawas lapangan yang berwenang mempersiapkan rencana evakuasi dan
mengorganisirnya.
6. pengawas lapangansegera mengevaluasi fasilitas/peralatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan melaporkan kerusakan kepada perusahaan.
23
HSE PLAN
7. pengawas lapangan melaporkan kepada manajer operasi dan mengistruksikan seluruh
pekerja kembali ke tempat kerjanya setelah kondisi normal.
3.3.5 pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Evaluasi Medis.
24
HSE PLAN
08127594510,
Saber Pungli Kota
6 08127661843, saberpungli.dumai1@gmail.com
Dumai
085265979735
b. Obat-obatan P3K :
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik indonesia No.
PER.15/MEN/VIII/2008 Lampiran II tentang isi kotak P3K disesuaikan dengan jumlah pekerja
diantaranya:
1. Kasa Steril terbungkus
2. Perban (lebar 5 cm)
3. Perban (lebar 10 cm)
4. Perban (lebar 1,25 cm)
5. Plaster Cepat
6. Kapas (25 gram)
7. Kain segitiga/mittela
8. Gunting
9. Peniti
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Masker
12. Pinset
13. Lampu Senter
14. Gelas Untuk cuci mata
15. Kantong Plastik bersih
16. Aquades (100 ml)
17. Povidon Iodin (60 ml)
18. Alkohol 70%
19. Buku Panduan P3K di Tempat Kerja
20. Buku Catatan daftar isi kotak
II. Tujuan
25
HSE PLAN
Sebagai tindakan perbaikan (corrective action) untuk menemukan penyebab dasar (root causes) dari kasus
insiden yang terjadi dan memberikan rekomendasi agar kejadian yang serupa tidak terulang kembali.
III. Prosedur
1. Karyawan harus melaporkan kejadian kecelakaan kepada pengawasnya, dan/atau tenaga HSE
perusahaan (dalam waktu 24 jam setelah kejadian kecelakaan).
2. Pengawas harus memverifikasi kejadian kecelakaan dan mengkoordinir pelaksanaan Pertolongan
Pertama (bilamana korban masih berada ditempat kejadian), serta melaporkan secara lisan dan disusul
dengan “laporan kejadian kecelakaan” secara tertulis kepada tenaga HSE dan juga Pengawas Utama
fungsi terkait, untuk proses pelaporannya kepada pihak Pemerintah.
3. Tenaga HSE Perusahaan (yang kompoten melakukan investigasi) akan melaporkan kepada pimpinan
Perusahaan dan melakukan investigasi dengan melibatkan beberapa personel ahli dibidang masing-
masing. Langkah yang dapat dilakukan dalam investigasi antara lain :
- Pastikan korban telah diamankan dan ditangani oleh pihak terkait.
- Amankan area kecelakaan (jangan sampai dirubah).
- Segera ambil data di lokasi kejadian (foto, film, kondisi sarfas, dll).
- Interview (investigasi) semua pihak yang terkait.
- Deskripsikan kegiatan yang biasa dilakukan di lokasi kejadian.
- Deskripsikan kejadian kecelakaan. Kapan, dimana, dan bagaimana penanggulangannya. Deskripsi
kejadian ini dapat dilihat di Prosedur pelaporan Kejadian.
- Buat Kronologi urutan kejadian.
4. Hasil investigasi dan rekomendasi tindakan perbaikan oleh Investigator atau team Investigator akan
dilaporkan kepada Pimpinan unit perusahaan setempat, dan akan direview terlebih dahulu sebelum
disetujui untuk dikeluarkan.
5. Laporan investigasi kecelakaan kerja akan dilaporkan oleh Pimpinan unit perusahaan kepada
Pemerintah dan piha ketiga yang dipandang sangat membutuhkan laporan untuk keperluan perbaikan /
pencegahan kecelakaan kerja.
Jika terjadi suatu Kecelakaan atau suatu Kejadian yang tidak diinginkan serta terjadinya kebakaran,
kecelakaan Sarfas, kecelakaan kerja dan atau pencemaran lingkungan, maka akan dilakukan pencegahan /
tindakan penanggulangan bersama-sama pengawas lokasi (PT. Cipta rupa Pertama). Dan setelah itu
setidak-tidaknya 1 (satu) jam setelah kejadian segera melapor secara lisan / tertulis kepada PT Pertamina
Patra Niaga, dimana untuk selanjutnya dapat dilakukan Investigasi atas kejadian itu.
Prosedur Pelaporan Insiden
II. Pengertian
Segala bentuk insiden yang merugikan pekerja daan asset maupun hampir-celaka (nearmissed) wajib
dilaporkan ke pihak manajemen.
III. Tujuan
Pelaporan insiden bertujuan untuk memperoleh informasi kronologis mengenai insiden yang terjadi.Dari
laporan tersebut dapat diperoleh informasi yang berguna saat dilakukan investigasi.
IV. Prosedur
1. Laporan insiden dibuat oleh Pengawas yang bertugas pada saat insiden terjadi.
2. Laporan insiden dibuat di “Lembar Laporan Kejadian”. Contoh lembaran dapat dilihat pada lampiran.
3. Lembaran ini kemudian diserahkan ke Petugas HSE dan kemudian akan diteruskan ke pihak
manajemen untuk ditindaklanjuti.
a. INSPEKSI :
Inspeksi HSE akan dilakukan oleh manager HSE dilapangan / oleh safety man, dimana
pelaksanaannya bersama-sama dengan pihak PT PERTAMINA PATRA NIAGA yang ditugaskan untuk
itu. Dan semua bentuk laporan HSE harus disahkan oleh penanggung jawab HSE di lokasi/setempat.
26
HSE PLAN
b. AUDIT :
Audit terhadap HSE akan dilakukan oleh pihak PT PERTAMINAPATRA NIAGA, PT. CIPTA RUPA
PERTAMA dan manager HSE akan mendampingi pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan audit maka
manager HSE akan mencatat semua temuan di lapangan sepanjang pekerjaan berlangsung.
Acuan Audit mengacu pada HSE Plan - PJA - WIP sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Hasil Audit meupakan Data dalam Final Evaluasi HSE.
Jakarta, 20 Mei 2017
PT. Cipta Rupa Pertama
Project Manager
Barzah Arifiana
27
HSE PLAN
28
HSE PLAN
2. Bor tangan
a. Pastikan kabel dalam kondisi baik
b. Masukan mata bor pada tempatnya
c. Pastikan mata bor dalam keadaan lurus dan terpasang kuat
d. Sambungkan kabel kesumber listrik
e. Setelah selesai digunakan lepas kembali mata bor dari dudukan kemudian simpan ketempat yang
aman
3. Gerinda Tangan
a. Pastikan kabel dalam kondisi baik
b. Pasang pelindung bagian depan mesin gerinda
c. Pasang piringan gerinda pada tempatnya, yakinkan bahwa sudah kuat
d. Sambungkan kabel ke sumber listrik
e. Setelah selesai digunakan, lepas piringan gerinda dan kembalikan ketempat semula
5. Stager/scaffolding
a. Tentukan tinggi tempat kerja untuk menentukan jumlah scaffolding yang dibutuhkan
b. Pasangan scoffolding sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki
c. Pasang kunci pengaman di setiap tingkatan scaffolding
d. Pasang pen penyambung untuk menambah satu tingkat scaffolding
e. Setelah selesai digunakan pembongkaran scaffolding dilakukan dari bagian atas
f. Kembalikan scaffolding ke tempatnya semula
SAFETY VEST
FUNGSI
Melindungi tubuh dari panas, dingin, angin, hujan, bahan kimia, dan gesekan.
Memudahkan orang lain mengetahui keberadaan kita karena dilengkapi reflector atau
pemantul cahaya.
DO
Pilih ukurannya yang sesuai dengan ukuran
tubuh pemakainya.
Cek keadaan fisiknya, apakah dalam keadaan
rusak , dan lengkap komponen-komponennya.
Kenakan safety vest dan rekatkan dengan seksama.
Gerak-gerakkan anggota badan (kaki, tangan),
untuk memastikan apakah pakaianpelindung
telah terpakai dengan nyaman.
DON’T
Menggunakan safety vest didalam pakaian atau jaket.
Tidak merekatkan safety vest.
Memakai safety vest dengan ukuran yang lebih kecil.
30
HSE PLAN
SAFETY SHOES
FUNGSI
Melindungi kaki dari tumbukan mekanis, benda tajam, benda panas, cairan kimia dsb.
Mencegah terpeleset akibat jalan licin.
DO
Pilih ukuran sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki.
Periksa terlebih dahulu kondisi sepatu. Pastikan
kondisi tali, besi pelindung dan sepatu masih
dalam kondisi baik.
Gunakan kaos kaki pada saat memakai safety shoes.
Pakailah sepatu dan untuk sepatu yang bertali
pastikan tali terikat dengan benar dan kuat.
DON’T
Menginjak bagian belakang sepatu pada saat dipakai.
Tidak memakai kaos kaki.
Memakai sepatu dengan ukuran yang tidak sesuai.
Tali sepatu tidak diikat.
31
HSE PLAN
SAFETY HELMET
FUNGSI
Melindungi kepala dari tumbukan mekanis, terluka dan terjebaknya rambut di dalam mesin yang
bergerak (scalping).
Melindungi kepala dari panas matahari.
DO
Pilih helm dalam kondisi baik (fisik luar dan dalam
helm).
Sebelum digunakan, sesuaikan ukuran penahan
kepala sesuai dengan ukuran kepala user. Aturlah
supayatidak terlalu longgar atau tidak terlalu sempit.
Pasang dikepala dengan benar (tidak miring,
terlalu mendongak, menunduk sehingga
menutupi pandangan, atau terbalik.
Lakukan uji coba dengan cara membungkukan
badan, jika helm terjatuh maka lakukan penyesuaian
ulang pada ukuran penahan kepala.
Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi
ber-angin, chain strip harus digunakan untuk
menghindari safety helmet yang dikenakan
terbang karena tiupan angin kencang.
DON’T
Memakai helm dengan ukuranpenahan kepala yang
tidak sesuai dengan ukuran kepala.
Memakai helm yang kondisinya sudah rusak.
Dilarang memakai topi/ penutup kepala lainnya pada
saat memakai helm.
Tali helm tidak digunakan.
32
HSE PLAN
SAFETY GLASSES
FUNGSI
Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari:
Percikan bahan bahan korosif.
Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara.
Lemparan benda-benda kecil.
Pantulan panas dan radiasi sinar matahari (uv).
Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata.
Silau nyala api las / cutting torch.
Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
DO
Pilihan kaca mata yang sesuai, small,
medium, atau large.
Buka tangkai kaca mata lekatkan bagian
tengah kacamata pada punggung hidung.
Tempelkan lensa kaca mata.
Kaitkan tangkai kaca mata pada daun telinga.
Usahakan agar mata dan sekitar
betul-betul tertutup oleh kacamata.
DON’T
Menggunakan kaca mata pada ujung hidung.
Memakai kaca mata di alis mata.
33
HSE PLAN
AR PLUG
FUNGSI
Untuk melindungi telinga akibat kebisingan alat dengan intensitas suara ≥85 dBA.
DO
Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang bisa
menyesuaikan dengan bentuk telinga. Biasanya
terbuat dari karet atau plastik lunak.
Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk
dan ukuran dari seluruh telinga si pemakai
Cek sumbat telinga, apakah secara fisik dalam keadaan
baik (tidak rusak) dan bersih.
Masukkan ear plug ke dalam lubang telinga, lalu
diputar sehungga benar-benar terasa menutup lubang
telinga dengan sempurna.
Cek dengan suara tepukan, apakah masih terasa keras
atau tidak. Jika masih terasa keras, lepas ear plug dan
ulangi cara pemasangan hingga dapat meredam suara
tepukan.
DON’T
Memakai ear plug yang sudah rusak.
Ear plug tidak menutup lubang telinga
34
HSE PLAN
SARUNG TANGAN
FUNGSI
Untuk melindungi jari dan tangan dari pengaruh lingkungan sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar
dari tangan sang pemakai
DO
Sarung tangan kulit : untuk mengangkat benda-benda berat, membuka, menutup kerangan, uap
panas, pekerjaan yang banyak mengandung partikel kecil.
Sarung tangan karet : untuk pekerjaan yang mengandung listrik (insulating), pekerjaan yang
menggunakan bahan kimia berbahaya (warna hitam) dan pekerjaan yang mengandung TEL warna
putih.
Sarung tangan katun : untuk pekerjaan konstruksi/pengangkatan yang ringan
DON’T
Sarung tangan tidak boleh digunakan untuk memegang benda yang berputar
35
HSE PLAN
36
HSE PLAN
37
HSE PLAN
F o sr o c Exp an d it e L t d
Head Offic e and Factory
69 Waione Street
Petone, New Zealand
P.O. Box 38-079 Petone
SAFETY DATA SHEET Tel 0-4-568 8046
Fax 0-4-568 8043
1. IDENTIFICATION OF THE SUBSTANCE/PREPARATION OF THE
COMPANY/UNDERTAKING
2. COMPOSITION/INFORMATION ON INGREDIENTS
All constituents of this product are listed in EINECS (European Inventory of Existing
Commercial Chemical Substances) or ELINCS (European List of New Chemical Substances) or
are exempt.
3. HAZARD IDENTIFICATION
IRRITANT
38
HSE PLAN
Handling: Avoid creating dust. Avoid breathing dust. In case of insufficient ventilation, wear
suitable respiratory equipment. Avoid skin and eye contact.
Storage: Store in cool, dry area.
Engineering Control Measures: Atmospheric levels of dust must be maintained within the
Occupational Exposure Standard. Where mechanical
methods are inadequate or impractical, appropriate
personal protective equipment must be used.
Personal Protective Equipment: Impervious gloves (e.g. PVC). Safety glasses/Goggles.
Approved dust mask. Wear impervious, chemical resistant
boots.
Color: Grey
Odor: Odorless
pH (working dilution): > 12
Boiling point/Range (C): Not applicable
Flash Point (closed, C): None
Autoflammability (C): Not applicable
Oxidizing Properties: Not determined
Relative Density (at 20C): 1.3 (bulk)
Water Solubility: Partially soluble
Stability: Stable.
Conditions to avoid: Exposure to air. Contamination with water.
Material to avoid: Strong acids.
Hazardous Decomposition Products: None.
Health Effects
On eyes: Irritating and may injure eye tissue if not removed promptly.
On skin: Irritation. See “chronic” effects.
By Inhalation: Irritating to respiratory system. Inflammation of the nasal mucous
membrane by exposure to cement dust.
By Ingestion: May cause irritation of mouth, throat and digestive tract.
Chronic: Cement, cementitious grouts and mortar are known to cause both irritant
and allergic contact dermatitis. Prolonged skin contact can result in
chemical burns.
Symbol (s): Xi
Risk Phrases: Irritating to eyes, respiratory system, and skin.
Safety Phrases: Do not breath dust.
Avoid contact with skin and eyes.
Wear suitable gloves and eye/face protection.
In case of contact with eyes, rinse immediately with plenty of
water and seek medical advise.
After contact with skin, wash immediately with plenty of soap and
water.
EC Directives: Dangerous Substances Directive, 67/548/EEC and adaptations.
Dangerous Preparations Directive, 88/379/EEC.
Safety Framework Directive, 91/155/EEC.
Safety Data Sheets Directive, 91/155/EEC.
Statutory Instrument: Chemicals (Hazard Information and Packaging) Regs. 1993 (SI
1746).
Health & Safety at Work, etc. Act 1974.
Control of Substances Hazardous to Health Regs. 1988 (SI 1657).
Codes of Practice: Waste Management. The Duty of Care.
Guidance Notes: Occupational skin diseases: health and safety precautions (EH
26).
Dust in the workplace: general principles of protection (EH 44).
Occupational exposure limits (EH 40).
The data and advice given apply when the product is used for the stated application or applications. The product is not sold as
suitable for any other application. Use of the product for applications other than as stated in this sheet may give rise to risks not
mentioned in this sheet. The product should not be used other than for the stated application or applications without seeking advice
from Fosroc International Limited. If this product has been purchased for supply to a third party for use at work, it is the purchaser's
duty to take all necessary steps to secure that any person handling or using the product is provided with the information in this
sheet.
It is the responsibility and duty of the employer to inform employees and others who may be affected of any hazards described in
this sheet and of any precautions which should be taken. This sheet does not constitute or substitute for the users' own assessment
of workplace risks, as required by other health and safety legislation.
41
HSE PLAN
42
HSE PLAN
43