TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB II
BAB II
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB II
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB II
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB II
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB II
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Keadaan darurat merupakan suatu keadaan dimana telah terjadi suatu kejadian yang
tidak kita inginkan yang dapat membahayakan tenaga kerja, orang lain dan lingkungan
sekitar seperti kecelakaan, peledakan, kebakaran maupun kejadian alam yang
penanganannya harus dilakukan sedini mungkin.
Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, PT. TANOHAPAL INDONESIA akan selalu
mempersiapkan peralatan kelengkapan keadaan darurat pada setiap lokasi pekerjaan
proyek. diantaranya : Kotak P3K, Mobil Operasional dll.
Untuk menghindari kepanikan tenaga kerja pada saat terjadi keadaan darurat maka
prosedur dalam keadaan darurat akan disosialisasikan kepada tenaga kerja pada saat
dimulainya pekerjaan proyek, melalui safety breafing.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
SYARIF SIMANJUNTAK
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
KETUA :
Joel Marpaung
( Koordinator HSE )
WAKIL KETUA :
Rizqi Febrianto
( Safety Man )
TRANSPORTASI : LOGISTIK :
1. ( Driver ) 1. ( Logistik )
SYARIF SIMANJUNTAK
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Keadaan Darurat didefinisikan sebagai keadaan sulit yang tidak diduga yang
memerlukan penanganan segera supaya tidak terjadi kecelakaan/kefatalan. Definisi
Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk
menanggulangi keadaaan darurat di tempat kerja. Unit kerja tersebut dib entuk
dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul
4.4.7 Emergency Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari
perencanaan untuk memenuhi klausul OHSAS 18001:2007 4.4.7 tersebut antara lain :
BAB III
BAB III
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Apabila keadaan darurat tersebut diyakini tidak dapat ditangani dan perlu bantuan pihak
lain, maka dapat menghubungi :
POLISI ( POLICE )
06 Polisi 110
07 Polresta Balikpapan 0542 - 5604000
08 Polsek Barat 0542 - 422392
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
BAB III
Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan adalah mengamati lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab kecelakaan, sehingga bisa tahu langkah apa yang perlu dilakukan sebagai
pertolongan pertama. Pastikan juga keselamatan diri dan orang di sekitar, agar tidak
menambah korban.
Beberapa korban kecelakaan bisa saja mengalami kondisi hilang kesadaran. Jika tidak ada
indikasi luka berat, periksalah tingkat kesadaran korban, dengan menepuk pundak atau
memberikan wewangian untuk menyadarkan korban.
Langkah selanjutnya adalah periksa jalan napas dan pernapasan korban. Dekatkan jari ke
lubang hidung korban untuk memeriksa apakah korban masih bernapas atau tidak.
Kemudian, periksa juga apakah ada perdarahan dan bagaimana kondisi luka korban.
Ketika korban dalam kondisi tidak sadar, salah satu langkah pertolongan pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan kompresi dada. Hal ini bertujuan untuk
membantu pernapasan korban.
Cara melakukannya dengan meletakkan salah satu tumit tangan di tengah dada korban,
sembari meletakkan tumit satunya dengan kondisi jari-jari tangan mengunci. Lalu, tekan
dada menggunakan tumit dengan kedalaman 4 hingga 5 centimeter. Jika tidak ada tanda
yang lebih baik, segera bawa korban ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat, agar
mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Jika menemukan luka pada korban, segera obati luka tersebut agar tidak mengalami
pendarahan berat yang dapat memperparah kondisi korban. Namun, penanganan luka
harus dilakukan sesuai dengan jenisnya. Jika terdapat luka terbuka yang mengeluarkan
darah terus-menerus, gunakanlah kain bersih untuk menutup luka, agar perdarahan
berhenti untuk sementara.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
1. LATAR BELAKANG
1.1. PT. TANOHAPAL INDONESIA menetapkan bahwa keselamatan, kesehatan
kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) adalah landasan utama dalam kegiatan
operasinya.
1.2. Untuk mendukung pelaksanaan tersebut di atas, maka diperlukan SOP yang
mencakup pelaporan insiden dalam usaha memastikan bahwa semua insiden
yang dilaporkan dapat diselidiki dengan benar, agar kemudian dapat dilakukan
tindakan perbaikan yang tepat sehingga insiden minimal tidak terulang kembali
di kemudian hari termasuk juga insiden di luar pekerjaan (off the job).
2. TUJUAN
2.1. Untuk menetapkan proses pelaporan insiden diseluruh lingkungan kegiatan
perusahaan termasuk juga insiden diluar pekerjaan
2.2. Untuk memastikan system pelaporan yang seragam diterapkan di seluruh
lingkungan kegiatan usaha - PT. TANOHAPAL INDONESIA
2.3. Agar tersedia formulir laporan yang standard sehingga informasi dapat
dikumpulkan secara akurat.
3. RUANG LINGKUP
3.1. Prosedur ini diberlakukan di semua lokasi lingkungan kegiatan usaha - PT.
TANOHAPAL INDONESIA dan PT. PERTAMINA (PERSERO)
4. DEFINISI
4.1. Insiden, adalah situasi kejadian yang tidak direncanakan atau diinginkan,
dimana dua bahaya atau lebih bertemu mengakibatkan cedera pada seseorang
atau kerusakan bangunan, material, peralatan, atau lingkungan pada derajat
4.2. apapun. Definisi ini mencakup kasus yang pada umumnya disebut“
kecelakaan “ atau “ nearmiss “.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
BAB III
7. PROSEDUR
7.1. Jenis insiden sebagai berikut harus dilaporkan :
7.1.1. Kematian ( Fatality )
7.1.2. Cedera ringan atau berat
7.1.3. Kebakaran
7.1.4. Kerusakan harta benda ( Property Damage )
7.1.5. Kerusakan kepada lingkungan
7.1.6. Insiden diluar pekerjaan
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
7.1.7. Pelaporan tindakan yang beresiko (tindakan tidak aman), anomaly, dan
kondisi yang beresiko (kondisi tidak aman) menggunakan “ Kartu Laporan
Observasi “
7.2. Investigasi
1. Melaporkan kronologi insiden kepada tim TPKD PT. Pertamina
2. Membentuk tim investigasi bersama tim TPKD PT. Pertamina
3. Mendamping tim TPKD PT. Pertamina dalam melakukan investigasi
4. Menunggu hasil investigasi dari tim TPKD PT. Pertamina
SYARIF SIMANJUNTAK
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Syarif Simanjuntak
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Syarif Simanjuntak
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Syarif Simanjuntak
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Jenis-jenis Apar :
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
1.Tujuan
Memberikan panduan dalam hal penanganan limbah yang dihasilkan dari kegiatan PT.
Tanohapal Indonesia, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan atau penyakit.
2.PengelompokanLimbah B3
Pengelompokan limbah B3 berdasarkan sifatnya:
- Flamable (mudah terbakar). Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber
api, percikan, gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama
pengangkutan, penyimpanan, atau pembuangan.
- Explosive (mudahmeledak),yaitu buangan yang melalu ireaksi kimia
menghasilkan gas dengan cepat, suhu, tekanan tinggi mampu merusak lingkungan.
Penanganan secara khusus selama pengumpulan, penyimpanan, maupun
pengangkutan.
- Corrosive (menimbulkan karat), yaitu limbah dengan pH 2 atau pH 12,5
karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan karat baja/besi.
- Buangan pengoksidasi (oxidizing waste),yaitu buangan yang dapat
menyebabkan pembakaran karena melepaskan oksigen atau buangan peroksida
(organic) yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
- Buangan penyebab penyakit (infectious waste),yaitu dapat menularkan
penyakit.
- Buangan beracun (toxic waste),yaitu buangan berkemampuan meracuni,
melukai, menjadikan cacat sampai membunuh mahluk hidup dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
3.Pengelolaan Limbah B3
Dalam upaya penanganan limbah B3, pengindentifikasian karakteristik berbahaya
dan beracun dari limbah suatu bahan yang dicurigai, merupakan langkah awal yang paling
mendasar. Dengan diketahuinya karakteristik limbah, maka suatu upaya penanganan
terpadu akan dapat diterapkan. Yang terdiri dari pengendalian, pengurangan, pengumpul,
penyimpanan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir.
4.Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara limbah B3
sampai jumlahnya mencukupi untuk diangkut atau diolah.Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi dan ekonomis. Penyimpanan limbah B3 untuk waktu yang
lama tanpa kepastian yang jelas untuk dipindahkan ke tempat fasilitas pengolahan,
penyimpanan dan pengolahan tidak diperbolehkan. Penyimpanan dalam jumlah
yang banyak dapat dikumpulkan di lokasi pengumpulan limbah.
Limbah cair dapat dimasukkan kedalam drum dan disimpan dalam gudang
yang terlindung dari panas dan hujan, sedangkan limbah B3 berbentuk padat/lumpur
dapat disimpan dalam bak penimbun yang dasarnya dilapisi dengan lapisan kedap
air. Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan.
Jenis dan karakter limbah B3 akan menentukan bentuk bahan pewadahan
yang sesuai dengan sifat limbah B3, sedangkan jumlah limbah B3 dan periode
timbulan menentukan volume yang harus disediakan. Bahan yang digunakan untuk
wadah dan sarana lainnya dipilih berdasarkan karakteristik buangan. Contoh untuk
buangan yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiber glass.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
5.Pengangkutan
Apabila tidak ditangani di tempat, limbah B3 diangkut ke sarana penyimpanan,
pengolahan akhir, dengan menggunakan sarana pengangkutan seperti, truk, kereta
api dan kapal. Untuk menjaga agar limbah B3 ditangani sesuai prosedur yang benar,
harus dilakukan sejak sumber sampai ke tempat pembuangan akhir (tracking
system).
6.Pengolahan
Limbah B3 memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke pembuangan akhir
atau didaur ulang, baik secara fisik, kimia, biologis atau pembakaran. Kombinasi
dari cara pengolahan seringkali diterapkan untuk memperoleh hasil yang efektif
tetapi murah biayanya dan dapat diterima oleh lingkungan.
Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilangkan racun/detoksitasi,
merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya atau mempersiapkan proses
berikutnya. Pengolahan teknologi secara tepat tergantung jenis yang akan diolah,
dan tergantung dari bentuk limbah (padat, cair, gas atau Lumpur).
Syarif Simanjuntak
Direktur Utama
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
SIMPAN DI TEMPAT
AMAN (MEMENUHI
STANDARD)
SERAHKAN PADA
SERAHKAN
PIHAK KE-3
LIMBAH PADA
(PENGOLAH
PIHAK SITE
LIMBAH)
SELESAI
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
BAB III
BAB III
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya samapah yang sebenarnya dapat menjadi suatu
yyang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi,kerusakan lahan. Dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
BAB III
BAB III
BAB III
Adapun program kami ini cukup simple, perusahaan kami melakukan program
Olahraga (Jogging dll).
Olahraga ini adalah hal termudah untuk dilakukan agar tubuh kita sehat. Jenis
olahraga yang kita lakukan untuk membantu pembakaran metabolism
didalam tubuh . Adapun manfaat dari olahraga yaitu :
5. Mencegah osteoporosis.
BAB III
JUM’AT
AWAL
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
BAB III
BAB III
BAB III
Kami percaya bahwa kita setiap bangsa yang bertekad untuk terus maju memiliki
suatu itikad baik untuk menjaga generasi muda bangsa ini salah satunya adalah
menghindarkan dari maraknya peredaran minuman keras dan obat-obatan terlarang.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
copyright ©2005
ISBN : 92-2-817097-2
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB III
Undang-undang K3
BAB III
BAB III
Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Terkait K3
1.Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaa Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.
2.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaa Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 407 Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan
Kewajiban Teknisi Lift.
3.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaa Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kpetensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PROSEDUR INSPEKSI
(016/SOP-TI/2019)
PROGRAM INSPEKSI
(Penyempurnaan Workshop LPG di Integrated Terminal Balikpapan)
BULAN 1 BULAN 2
NO INSPEKSI
Week 1 Week 3 Week 1 Week 3
1 APAR √ √ √ √
2 APD √ √ √ √
3 PERALATAN KERJA √ √ √ √
4 P3K √ √ √ √
5 KENDARAAN √ √ √ √
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
1. Setiap memasuki lokasi kerja APD yang wajib dipakai yaitu Coverall helm,sarung
tangan, kacamata,masker dan safety shoes.
Adapun Coverall dapat melindungi pekerja dari goresan-goresan benda tajam dan
terik Matahari yang ada area kerja.
Helm dapat melindungi pekerja dari kejatuhan alat atau benda yang berada lebih
tinggi dari kepala,
Sarung tangan melindungi pekerja dari tergesek/tergores dan tertusuk dari benda
tajam yang ada di sekitarnya,
Kaca mata melindungi pekerja dari debu yang berterbangan dan cahaya yang
menyilaukan, yang dapat mengakibatkan mengurangi penglihatan pekerja,
Masker melindungi pekerja dari debu dan gas,
Safety Shoes melindungi pekerja dari kejatuhan benda yang berat, melindungi dari
benda tajam yang berada didarat dan senggolan-senggolan lain yang dapat mebuat
terlluka.
2. Pekerjaan yang menyakut ketinggian, para pekerja harus melindungi diri dengan
memakai body harness, dengan standard ketinggian 1,5m
3. Safety Vest meberikan dan mebatu pekerja melihat di area yang kurang akan
penerangannya & tanda bahwa ada orang berada dibawah disamping dll.
4. Pekerjaan yang menyakut kebisingan pekerja itu sendiri harus melengkapi dirinya
dengan ear plug, agar tidak merusak pendengaran dari para pekerja.
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
1. Semua karyawan diwajibkan memakai APD (Alat Pelindung Diri) pada saat masuk area kerja,
bagi karyawan yang tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) tidak diperbolehkan masuk
kelokasi kerja.
2. Karyawan diwajibkan memakai APD (Alat Pelindung Diri) dengan benar didalam Lokasi Kerja,
apabila kedapatan karyawan tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) dengan benar maka
karyawan akan dikenakan Surat Peringatan
3. Apabila karyawan tidak mematuhi kewajiban untuk memakai APD (Alat Pelindung Diri)
selama 3 kali Peringatan, maka perusahaan berhak untuk menonaktifkan karyawan tersebut
.
4. UTAMAKAN KESELAMATAN DALAM BEKERJA. Marilah kita bersama-sama menjalankan peraturan ini
dengan sebaik-baiknya, agar kita tidak kena denda dan sanksi.
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
Cover All Safety Helmet Safety Shoes Sarung Tangan Masker Kacamata
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
PT. TANOHAPAL INDONESIA menggunakan tempat sampah, wadah tersebut yang dapat
dimanfaatkan untuk menumpuk samapah kertas,tissue dan bungkusan makanan.
Ada berbagai jenis tempat sampah yang dapat di kategorikan menurut warna yaitu :
BAB IV
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
SURAT KETERANGAN
Dengan ini menyatakan bahwa PT. Tanohapal Indonesia tidak pernah melakukan aktivitas
pekerjaan di area perairan.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk melengkapi keperluan dokumen CSMS 2021
dan ditanda tangani untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
BAB IV
Klasifikasi kebakaran
Kelas A
Adalah kebakaran yang terjadi karena bahan mudah terbakar biasa,misalnya
kayu,kertas,karet dan plastic
Kelas B
Kebakaran yang terjadi karena bahan mudah terbbakar jenis cair, misalnya
bahan solven, alcohol dan minyak.
Kelas C
Kebakaran yang terjadi karena adanya energy listrik
Kelas D
Kebakaran yang terjadi karena terbakarnya bahan metal yang mudah
terbakar, misalnya Magnesium,titanium dan potassium.
Kelas K
Kebakaran yang terjadi karena terbakarnya bahan-bahan minyak untuk
memasak, misalnya: minyak goring & NBSP.
Dari gambaran ini kita sudah dapat menentukan jenis APAR bagi lingkungan
kerja,selanjutnya kita perlu untuk menghitung jumlah kebutuhan minimumnya.
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
Jenis-jenis Apar :
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB IV
BAB V
Mitigasi
Fire
Protection
Langkah Kerja Potensi Bahaya Aspek
No
Peralatan Prosedur Pelatihan Ijin Kerja Pengawasan APD
Penggunaan -kecelakaan
Kendaraan
-mata terkena -mobil Prosedur Safetyman/Safety Helm Standar SNI
debu pengoperasian Supervisor/Project
1 Keselamatan -motor kendaraan operasional Sosialisasi keselamatan SIM A / SMI Manager/ Site Sepatu APAR
-terhirup debu (No.001/SOP-TI/2019) dalam berkendara C Manager
& Kesehatan Masker
STNK
Pastikan mematuhi
batas kecepatan
dalam berkendara
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGENT SYSTEM
BAB V
BAB V
Masker
* (No. 010/SOP-
TI/2019) :
Hlem Safety
Pengoperasian
Pastikan lingkungan
Perlengkapan P3K
kerja aman
-terluka - Vakum
* (No. 010/SOP-
TI/2019) : Pastikan lingkungan
-pinggang keseleo
Pengoperasian kerja aman
-tangan keseleo Perlengkapan P3K
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGENT SYSTEM
BAB V
-terluka -Cangkul
* (No. 010/SOP-
TI/2019) : Pastikan lingkungan
-pinggang keseleo -Sekrop
Pengoperasian kerja aman
-tangan keseleo -Arko Perlengkapan P3K
- kuas
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGENT SYSTEM
BAB V
SOSIALISASI JSA
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB VI
JUM’AT
AWAL
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB VI
KOORDINATOR
SYARIF SIMANJUNTAK
KOOR. PELAKSANA
JOEL MARPAUNG
KOOR. PERLENGKAPAN
RIZQI FEBRIANTO
JOBDESK :
KOORDINATOR : Memberikan ide akan sesuatu iven yang akan PT. TANOHAPAL INDONESIA
laksanakan seperti lokasi yang akan dibersikan atau kegiatan apa yang akan diadakan
kembali
Syarif Simanjuntak
Direktur
PT. TANOHAPAL
INDONESIA CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
BAB VI