38
Tabel 5.1 Dokumen SIPOC
Cross Cut
Moulding
Double End
Grading 2
Inspeksi
Packing
Dari data dokumen SIPOC dan hasil penentuan family product akan
digambarkan menggunakan Peta Proses Operasi (PPO) untuk membantu
melihat urutan pekerjaan dan hubungan antar aktivitas yang dilewati untuk
proses produksi produk Negara Singapore. Peta ini juga membantu dalam
mengelompokkan aktivitas operasi yang termasuk dalam value added activities
dengan bantuan metode 7 waste. Proses produksi pertama yaitu oven, keluar
dari oven menuju proses blanking. Dari blanking dilanjutkan proses grading 1 lalu
menuju proses cross cut, kemudian dipindahkan menuju proses molding. Proses
molding selesai, dipindahkan menuju proses double end dilanjutkan proses
grading 2 dan inspeksi. Inspeksi selesai, dipindahkan menuju proses packing.
Rangkaian aktivitas ini harus terlewati supaya mencapai tujuan yaitu suatu
produk. Pada penelitian kali ini dengan dasar metode 7 waste grading 1, grading
2, dan inspeksi menjadi aktivitas value added. Proses dari ketiga aktivitas
tersebut merupakan rangkaian demi mencapai produk kualitas yang tinggi.
39
Tabel 5.2 Peta Proses Operasi
8 hari Pengeringan
O1
Oven
Memotong kayu
6.4'
sesuai dimensi
O3
Cross cut
24,2' Membentuk
kayu
O4
Molding
Grading 2
Pemeriksaan dimensi
I2 kayu
Inspeksi
Pemeriksaan
I3 serat kayu
40
5.3. Peta Value Stream
Peta value stream current state (kondisi saat ini) terbagi dua sisi yakni bagian
upstream dan downstream. Upstream menggambarkan aktivitas yang terjadi
antara supplier dengan pemilik, serta pemilik dengan customer. Downstream
menggambarkan kondisi aktivitas yang terjadi pada lantai produksi. Bagian
upstream menceritakan hubungan antara supplier, pemilik, dan customer.
Hubungan terjalin dua arah, lead time kedatangan bahan baku dari supplier
diketahui bahwa rata-rata 2 minggu. Supplier berasal dari luar pulau jawa
sehingga cara pengiriman menggunakan truck container menggunakan jalur laut
dan darat. Lama perjalanan sekitar 10 hari perjalanan. Hubungan antara pemilik
dan customer juga terjalin dua arah. Rata-rata lead time pemesanan dari
customer 3 minggu. Lama waktu pengiriman produk sampai menuju customer
sekitar 6 hari. Pemilik ikut mengontrol berjalannya proses produksi dengan selalu
kontrol stok kayu baru dan kontrol stok produk ekspor. Bagian downstream
menceritakan alur proses di lantai produksi sampai produk siap untuk dikirim.
Proses produksi di CV. Adi Buana Cemerlang pertama, customer order diterima
oleh pemilik, kemudian dimasukkan ke dalam jadwal produksi. Pemilik memberi
perintah pada koordinator pekerja mengenai produk yang dipesan, ukuran
produk, jumlah pesanan, tanggal selesai pengerjaan pesanan, dan tanggal
pengiriman produk.
Bahan baku yang datang langsung dilakukan proses bongkar muatan sekaligus
melakukan stacking atau penumpukan kayu untuk dilanjutkan menuju proses
produksi pertama yaitu oven. Keluar dari oven dipindahkan menuju proses
blanking, dilanjutkan proses grading 1. Selesai proses grading 1 dipindahkan
menuju proses cross cut, kemudian dipindahkan menuju proses molding. Proses
molding selesai, dipindahkan menuju proses double end dilanjutkan proses
grading 2 dan inspeksi. Inspeksi selesai, dipindahkan menuju proses packing.
Selesai proses packing, dipindahkan menuju area simpan produk jadi. Pada area
simpan produk jadi, rata-rata waktu tunggu sampai produk lainnya selesai adalah
2 minggu. Dua hari sebelum pengiriman, dilakukan pemindahan dari area simpan
produk jadi menuju area simpan loading. Pemindahan dilakukan supaya dekat
dengan area loading.
Setelah melewati proses produksi, pengiriman dilakukan dengan 2 jalur yakni
darat dan laut. Proses pengiriman dari pabrik melalui jalur darat menuju
pelabuhan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan kapal sampai
41
ke pelabuhan tujuan dan dilanjutkan perjalanan darat sampai kepada customer.
Agen pengiriman selalu melaporkan setiap perjalanan yang dilalui oleh produk,
sehingga perusahaan dapat mudah mengontrol perjalanan produk sampai
kepada customer.
Bagian ini juga menggambarkan perjalanan scrap dan perjalanan proses
mengolah kayu yang cacat. Aktivitas pra dan pasca produksi yaitu proses
pengiriman dari supplier sampai aktivitas oven dan aktivitas dari loading sampai
pengiriman menuju customer, hanya digambarkan aktivitas yang terjadi tidak di
hitung pada aktivitas VA dan NVA. Gambar peta value stream CV. Adi Buana
Cemerlang terlampir pada lampiran 8.
Value Added
No Aktivitas CT/unit (detik) CT/lot (detik)
6 Blanking 25.95 18163
7 Grading 1 4.42 3095
9 Cross Cut 6.48 2268
11 Molding 24.27 33977
13 Double End 5.12 5376
14 Grading 2 5.33 2797
15 Inspeksi 5.80 6094
17 Packing 15.74 16525
42
Tabel 5.4 Perhitungan Non Value Added Time
Total 489600
5.5. Analisis Aktivitas Non Value Added dan Value Added VSM
Pada peta diketahui waktu siklus (CT) aktivitas produksi maupun aktivitas
transpotasi. Data waktu tersebut digunakan untuk mengetahui perhitungan
seberapa besar waktu yang bernilai tambah dan tidak. Hasil presentase dari
kegiatan non value added (tidak bernilai tambah) sebesar 86%, sedangkan
kegiatan value added (bernilai tambah) sebesar 14%. Persentase total
perhitungan waktu value added activity dan non value added activity pada peta
value stream:
43
Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil VSM
Peta VSM keseluruhan perusahaan menunjukkan bahwa NVA > VA. Aktivitas
yang tergambar pada peta VSM dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu operasi,
transportasi, storage, dan inspeksi. Persentase 4 bagian aktivitas produksi:
Aktivitas
Operasi Transportasi Storage Inspeksi
Produksi
Persentase 12.2% 7.4% 78.4% 1.9%
Sumber Jenis
No Aktivitas Pemborosan
penemuan Pemborosan
Pemindahan dari Pemborosan sumber daya manusia
Packing menuju untuk aktivitas handling, lead time Conveyance,
1 Peta VSM
Area Simpan menjadi lama, aktivitas pemindahan idle time
Produk Jadi berlebih
Method
Aktivitas pemindahan material
berlebih
Tidak mempertimbangkan
aliran material
Lead time Pemindahan Area
pemindahan lama Minimasi waktu Simpan menuju
Jarak Area Simpan
Ketidakseimbangan Area Loading
menuju Area
perpindahan material
Loading jauh
Belum ada penataan
yang terorganisir
Environment
Momen
Jarak Frekuensi
No Aktivitas Simbol Perpindahan
(m) (trip/hari)
(m/hari)
1 stacking - oven STC-OV 11 9 99
2 oven - grading 1 OV-BLG1 61 6 366
46
Tabel 5.8 lanjutan
Momen
Jarak Frekuensi
No Aktivitas Simbol Perpindahan
(m) (trip/hari)
(m/hari)
3 grading 1 - cross cut BLG1-CC 49 8 392
4 cross cut moulding CC-M 49 6 294
5 moulding – inspeksi M-DEG2I 37 3 111
6 inspeksi – packing DEG2I-P 14 3 42
7 packing - area simpan P-AS 27 3 81
8 area simpan - area loading AS-AL 53 24 1272
Total 2657
Aktivitas pemindahan per hari terbesar pada area simpan produk jadi menuju
area simpan loading. Lebih detail akan digunakan From To Chart sebagai alat
bantu untuk memperlihatkan keterkaitan area aliran produk berdasarkan
frekuensi trip/hari. Tabel From To Chart area DEG2I, P, AS, dan AL:
From\To DEG2I P AS AL
DEG2I 3
P 3
AS 24
AL
Hasil tabel keterkaitan menunjukkan pemindahan paling tinggi pada area simpan
produk jadi menuju area simpan loading. Ketidakseimbangan perpindahan
material terlihat pada Tabel From To Chart yang menunjukkan bahwa dari area
simpan menuju area loading frekuensi pemindahan cukup tinggi dibandingkan
dengan frekuensi pemindahan stasiun lainnya.
Gambar 5.4 Aliran denah perbaikan pabrik CV. Adi Buana Cemerlang
47
Tabel 5.10 Momen perpindahan transportasi setelah perbaikan
Momen
Jarak Frekuensi
No Aktivitas Pemindahan Simbol Perpindahan
(m) (trip/hari)
(m/hari)
1 stacking - oven STC-OV 11 9 99
2 oven - grading 1 OV-BLG1 61 6 366
3 grading 1 - cross cut BLG1-CC 49 8 392
4 cross cut moulding CC-M 49 6 294
5 moulding – inspeksi M-DEG2I 37 3 111
6 inspeksi – packing DEG2I-P 14 3 42
7 packing - area simpan loading P-AL 41 3 123
Total 1427
Usulan perbaikan dengan memindahkan area simpan produk jadi dengan area
simpan loading. Hasil melakukan eliminasi area simpan produk jadi adalah
mengurangi momen perpindahan dan lebih mendekatkan proses packing menuju
proses loading. Pada kondisi awal besar total momen perpindahan 2657, setelah
perbaikan menjadi 1427. Jarak yang ditempuh menjadi lebih singkat dari area
packing menuju area simpan loading yaitu 41m dengan frekuensi pemindahan
per hari sebanyak 3 kali.
Dari hasil pengukuran ruang area simpan produk jadi dan area simpan loading
nampak bahwa ruang cukup untuk dilakukan pemindahan. Panah bergaris
menunjukkan aliran penataan produk. Aktivitas penataan tidak terlalu berbeda
yang terpenting produk 1 negara diletakkan berdekatan. Gambar 5.5 akan di
perjelas pada lampiran 9.
Aliran simpan yang digunakan pada area simpan produk jadi yang baru
berdasarkan Negara tujuan dan tipe produk dikumpulkan pada area yang
berdekatan. Aturan aliran penyimpanan pada area simpan produk jadi yang baru
akan disesuaikan dengan kondisi aktivitas produksi dan aktivitas loading.
48
Pertama, kondisi yang dialami pada pengerjaan produksi terdapat 3 tipe produk
yang akan dikerjakan yaitu super jumbo, jumbo dan standard, pembeda berada
pada ukuran lebar dari produk. Kedua, produk yang sudah tertata di pallet
memungkinkan mengalami kondisi dalam satu pallet berbeda ukuran, tetapi akan
tetap satu tipe produk. Ketiga, pemindahan produk ke dalam container, penataan
akan dimulai dengan menata bagian depan terlebih dahulu, dengan
memperhatikan ukuran terpanjang yang akan menjadi dasar. Ukuran dari produk
beragam dan komposisi tidak tetap dapat di lihat pada lampiran 2.
49