Anda di halaman 1dari 61

Perkenalan

 Nama : Herwati Sianding,SH,AMH.k


 TTL : Enrekang, 2 Oktober 1973
 Pendidikan : S1 – Hukum Untri Balikpapan
D3 Hiperkes & Keselamatan Kerja Makassar
 Unit Kerja : Disnakertrans Prov Kaltim
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
 No. HP : 0813 46387581
 Email : herwatidisnakersos@yahoo.com

Update peraturan K3 : http://jdih.naker.go.id/ atau www.pnk3.com


UNDANG – UNDANG No.
1 / 1970

“KESELAMATAN
KERJA”
DASAR HUKUM
UUD 1945 UU No 25 TAHUN 1997
Tentang
Ketenagakerjaan
UU NO. 14 TAHUN 1969
UU No 11 TAHUN 1998
Tentang Tentang Perubahan Berlakunya
Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan UU No 25 TAHUN 1997
Psl 9 & 10
K3
UU No 3 TAHUN 2000
Tentang Perubahan Berlakunya
UNDANG UNDANG UU No 11 TAHUN 1998
No 1 Tahun 1970
UU No 28 TAHUN 2000
Tentang Tentang Penetapan Perpu
Keselamatan Kerja
DASAR HUKUM
UUD 1945 UUNo
UU No13
25TAHUN
TAHUN2003
Tentang
Tentang
1997

Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
UU NO. 14 TAHUN 1969
UU No 11 TAHUN 1998

193
Tentang Tentang Perubahan Berlakunya
Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan UU No 25 TAHUN 1997
Tentang Ketenagakerjaan
Psl 9 & 10

pasal
K3
UU No 3 TAHUN 2000
UNDANG UNDANG Tentang Perubahan Berlakunya
UU No 11 TAHUN 1998
No 1 Tahun 1970
25 Maret 2003
Tentang UU No 28 TAHUN 2000
Keselamatan Kerja Tentang Penetapan Perpu
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86 UU No. 13 Tahun 2003

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Permen ; Kepmen; Inmen;


SE; Kepdirjen PPK
11 Bab 18 Pasal

Istilah 1 Pembinaan 5 Kewajiban Bila


Memasuki Tempat
Kerja 9
R. Lingkup 2 Kelembagaan 6
Kewajiban Pengurus
Syarat2 10
Keselamatan 3 Kecelakaan 7
Kerja Ketentuan Penutup
11
Kewajiban & Hak
Pengawasan 4 Tenaga Kerja
8
LATAR BELAKANG

• VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910,


Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi

• Perkembangan teknologi/ IPTEK serta


kondisi dan situasi ketenagakerjaan
• Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910
sudah tidak sesuai lagi
TUJUAN

TK mendapat perlindungan keselamatan


Orang lain berada di tempat kerja
mendapat perlindungan keselamatan

Sumber produksi dipakai & dipergunakan


secara aman dan efesien
ISTILAH Pasal 1

TEMPAT KERJA • Ruangan / Lapangan


• Tertutup / Terbuka
• Bergerak / tetap

- Tenaga kerja
UTS - Usaha
- Sumber bahaya
ISTILAH (LANJUTAN)
Pasal 1

PENGURUS
Orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja

PENGUSAHA
Orang / badan hukum yg menjalankan usaha  mempergunakan
tempat kerja

DIREKTUR
Pelaksana UU No. 1/1970  Ditunjuk Menteri Tenaga Kerja

PEGAWAI PENGAWAS
Pegawai teknis berkeahlian khusus dari Kementerian
Tenaga Kerja & Transmigrasi  ditunjuk oleh Menteri
AHLI KESELAMATAN KERJA
Tenaga teknis berkeahlian khusus dari Luar Kementerian Tenaga
Kerja  Ditunjuk Menteri (permenaker 4/87)
RUANG LINGKUP
Udara Pasal 2 ayat 1

Darat
Dalam tanah 18 kelompok tempat kerja

Jenis-jenis usaha (tempat kerja) yang


diwajibkan melaksanakan syarat K3, tempat
kerja yang mempunyai sumber bahaya, yg
berkaitan dgn :
- Keadaan mesin,pesawat,alat kerja,
peralatan dan bahan
- Sifat pekerjaan
- Cara bekerja
Permukaan air - Lingkungan
- Proses produksi
Dalam air
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(a)

Tempat kerja dimana dibuat,


dicoba, dipakai atau
dipergunakan mesin, pesawat,
alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(b)

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,


diperdagangkan, diangkut, atau disimpan
bahan atau barang yang: dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


dikerjakan pembangunan, (c)
perbaikan, perawatan,
pembersihan atau
pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan
lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah
dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan
persiapan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(d)

dilakukan usaha: pertanian,


perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(e)

dilakukan usaha pertambangan dan


pengolahan: emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau
mineral lainnya, baik di permukaan
atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan

Seorang anggota staf PT Freeport Indonesia, Kamis (2/2), melihat proses flotasi
atau pengapungan mineral tambang, seperti tembaga, emas, dan perak. Proses
itu dilakukan untuk memperoleh konsentrat yang terdiri dari tembaga, emas,
dan perak. Konsentrat itu kemudian dialirkan ke Pelabuhan Amamapare,
dikeringkan, dan kemudian dikirim ke pabrik-pabrik pengecoran.
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(f)

dilakukan pengangkutan barang,


binatang atau manusia, baik di
darat, melalui
terowongan, dipermukaan air,
dalam air maupun di udara
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(g)

dikerjakan bongkar muat barang


muatan di kapal, perahu, dermaga,
dok, stasiun atau gudang
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(h)

dilakukan penyelaman, pengambilan


benda dan pekerjaan lain di dalam
air
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(i)

dilakukan pekerjaan dalam


ketinggian di atas permukaan
tanah atau perairan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(j)

dilakukan pekerjaan dibawah


tekanan udara atau suhu
yang tinggi atau rendah

Peleburan baja Peleburan pasir timah


RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(k)

dilakukan pekerjaan yang


mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting

Penambang Emas Illegal Beresiko Tertimbun Tanah Longsor


RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(l)

dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur


atau lubang
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(m)

terdapat atau menyebar suhu, kelembaban,


debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(n)

dilakukan pembuangan atau pemusnahan


sampah atau limbah;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(o)

dilakukan pemancaran, penyiaran atau


penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(p)

dilakukan pendidikan, pembinaan,


percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat
teknis;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(q)

dibangkitkan, dirubah,
dikumpulkan, disimpan,
dibagi-bagikan atau
disalurkan
listrik, gas, minyak atau
air;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(r)

diputar film, pertunjukan sandiwara atau


diselenggarakan rekreasi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

tornado
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1
huruf a - r

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan


kebakaran

c. mencegah dan mengurangi bahaya


peledakan
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

d. memberi kesempatan atau jalan


menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
ataukejadian-kejadian
lain yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada


para pekerja;
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya


penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

i. memperoleh penerangan yang cukup dan


sesuai;

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara


yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang


cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan


ketertiban;
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja,


alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan;
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

p. mengamankan dan memperlancar


pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
POLA PENERAPAN K3
Pasal 4
Pemeriksaan & Pemeriksaan &
Pengujian Pengujian

Pengesahan Pengesahan
gambar pemakaian
rencana
Test
Berkala
- Pemasangan
- Pengangkutan - Pemakaian
Perencanaan Pembuatan
- Perdagangan - Pemeliharaan
- Penyimpanan

Perusahaan pembuat / produsen barang2 Perusahaan yang memperlakukannya

Termasuk produk luar negeri


PENGAWASAN K3
Pasal 5
MENAKER RI

DIRJEN BINWASNAKER dan


K3

DIREKTUR PNK3

PENGAWAS KETENAGAKERJAAN AHLI K3

PUSAT (KEMENAKERTRANS) DI TEMPAT KERJA

DISNAKER PROVINSI DI PJK3


PENGAWASAN K3
Pasal 6

Ketentuan banding bagi


yang tidak memerima
keputusan direktur
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 8

Pemeriksaan kesehatan badan,kondisi


mental dan kemampuan fisik tenaga
kerja :
• Yang akan diterimanya (Baru)
• Yang hendak dpindah ke tugas/pekerjaan lain
(yang berpotensi bahaya)
• Berkala min satu tahun sekali
Oleh Dokter perusahaan (yang dibenarkan
oleh Menteri) Permenaker 2/80
PEMBINAAN
Pengurus diwajibkan : Pasal 9

a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :


1. Kondisi dan bahaya di tempat kerja
2. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
3. Menyediakan APD
4. Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
b. Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan
1. pencegahan kecelakaan
2. pemberantasan / penanggulangan kebakaran
3. peningkatan K3
4. pemberian P3K
d. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina Pasal 10
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Fungsi
 Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
antara :
- Pihak perusahaan (managemen)
- Pihak pekerja
 Susunan
 Diatur dan tetapkan oleh Menteri
 Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
KECELAKAAN KERJA
Pasal 11

•• Pengurus
Pengurus wajib
wajib melaporkan
melaporkan
kecelakaan
kecelakaan yangyang terjadi
terjadi di
di tempat
tempat
kerja
kerja
•• Tata
Tata cara
cara Pelaporan
Pelaporan diatur
diatur oleh
oleh
Peraturan
Peraturan Perundangan
Perundangan Permenaker
Permenaker
No. 33 // 98
No. 98
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12

KEWAJIBAN HAK

• Memberikan keterangan  Meminta pengurus


pada Pegawai untuk melaksanakan
Pengawas/Ahli Syarat K3
Keselamatan Kerja  Menyatakan keberatan,
• Memakai APD jika syarat K3 belum
• Memenuhi dan mentaati terpenuhi
syarat K3
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
(Perlindungan Thp Orang Lain)
Pasal 13

 mentaati semua petunjuk


keselamatan kerja

 memakai alat-alat perlindungan diri


(APD)
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14

Menempatkan semua syarat


keselamatan kerja & Undang-undang 1/1970
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Memasang gambar keselamatan kerja &
bahan pembinaan lainnya
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD
 utk TENAGA KERJA dan Orang Lain
Ketentuan – ketentuan penutup
Pasal 15
Peraturan pelaksana Sanksi
• Pelaksanaan ketentuan pidana hukuman kurungan
tersebut pada pasal-pasal selama-lamanya 3 bulan atau
di atas diatur lebih lanjut denda setinggi-tingginya Rp.
dengan peraturan 100.000,-
perundangan.
Pasal 186
UU 13/2003 (1) Barang siapa melanggar ketentuan
Tentang Pasal 35 , dikenakan sanksi pidana penjara
Ketenagakerjaan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
Pasal 35
Pemberi kerja wajib rupiah) dan paling banyak Rp
memberikan perlindungan S 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
K3
A
Pasal 86 N Pasal 190
Tenaga Kerja berhak atas Menteri atau pejabat yang ditunjuk
jaminan K3 G mengenakan sanksi administratif atas
Pasal 87
S pelanggaran Pasal 87, berupa :
a. teguran;
Perusahaan wajib I b. peringatan tertulis;
menerapkan SMK3
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau
seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Sektoral

Pembidangan Teknis
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Sektoral
Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di
PP No. 19/1973

Bidang Pertambangan

Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan


PP No. 11/1979

Minyak Dan Gas Bumi

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Penebangan



Permenaker No. 01/1978 Dan Pengangkutan Kayu

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Permenaker No. 01/1980
Pada Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis
Mekanik, ●
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No.
Pesawat Per.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
Tenaga dan ●
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
Produksi

Pesawat Uap ●
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
dan Bejana Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1982
Tekan tentang Bejana Tekan
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
Konstruksi ●
● Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan
Menteri Pekerjaan Umum No.: Kep.174/MEN/1986.
Bangunan No.: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk
Pengangkutan Orang dan Barang

● Permenaker 32 Tahun 2015 ttg Perubahan atas
Lift Permenaker no 3/MEN/1999

● Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.407/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan Hak dan Kewajiban
Teknisi Lift.
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Instalasi Penyalur Petir

● Permenaker No. 31 Tahun 2015 ttg Perubahan atas
Listrik dan ●

Permenaker no 2/MEN/1989
Permenaker No 12 Tahun 2015
Petir ●
● Permenaker No 33 Tahun 2015

● Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No.:
Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Penanggulangan ●
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1983
tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
Kebakaran ●
● Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

● Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.
Per.02/MEN/1980 Tentang: Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. :
Kesehatan Kerja Per.01/MEN/1981Tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja

● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.:
Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.:
KEPTS.333/MEN/1989 tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja

44. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Kesehatan Kerja Transmigrasi R.I. No.:
Kep.68/MEN/IV/2004 Tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. : Per-
04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja
Kelembagaan ●
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No.
Per.04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

● Peraturan Menaker 18 Tahun 2016 ttg Dewan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1992
tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

● Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transkop Nomor :
PER.01/MEN1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes
SDM / ●

Bagi Dokter Perusahaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.04/MEN/1998
PERSONIL K3 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja
Dokter Penasehat

● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No.Per.01/MEN/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi
Tenaga Para Medis Perusahaan.
PERATURAN PELAKSANAAN

Pembidangan Teknis


● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
SDM / ●
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
PERSONIL K3 Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1982
(lanjutan)
tentang Kwalifikasi Juru Las

● Permenaker No 9 tahun 2010 ttg Operator
dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut

Anda mungkin juga menyukai