Anda di halaman 1dari 35

DASAR K3 & PERATURAN K3

1
2
Quality for professional www.akualita.com 1
DASAR HUKUM K3
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

UU No.1 Tahun 1970

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


Peraturan Perundangan K3 Migas

Undang-Undang

- Undang Undang No. 1 Thn 1970 tentang Keselamatan Kerja


- Undang Undang No. 44 Prp. Thn 1960 tentang Pertambangan
dan Gas Bumi jo. UU No. 8 Thn 1971 tentang Perusahaan
Pertambangan dan Minyak Gas Bumi Negara
- Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Undang Undang No. 22 Thn 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
- Undang-undang No. 13 Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah K3 Migas

1. Peraturan Pemerintah No. 19 Thn 1973 tentang :


Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja
di Bidang Pertambangan
2. Peraturan Pemerintah No. 17 Thn 1974 tentang :
Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi Dan
Eksploitasi Migas di Daerah Lepas Pantai
3. Peraturan Pemerintah No. 11 Thn 1979 Tentang :
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
Pengolahan Migas

4
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
K3 LINGKUNGAN

UU NO. 1/1970 UU NO.


UU NO.22/2001 UU NO. 44 Prp.
THN 1960 JO. UU 32/2009
PASAL 40 AYAT (2), UU NO. 13/2003
(3), DAN (6) NO. 8 THN 1971 PPLH
MPR NO. 341
TAHUN 1930

PP No. 27/1999
PP No. 35/2004 PP NO. 19/1973
PP No. 85/1999
PP No. 36/2004 PP NO. 17/1974
PP No. 41/1999
RPP K3PL PP NO. 11/1979
PP No. 82/2001

PP No. 22/2021,

KEPMEN ESDM dan


TERKAIT

5
Lambang K3
LAMBANG K3

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa palang Selamat, sehat dan sejahtera.
berwarna hijau dengan roda
bergerigi sebelas dengan warna
dasar putih Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
UU No 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
1. Tujuan UU KK
2. Latar Belakang UU
3. Dasar Hukum
4. Diktum
5. Bab I - Istilah : Pasal 1 – (6)
6. Bab II - Ruang Lingkup : Pasal 2 – (3)
7. Bab III - Syarat KK : Pasal 3 – (2)
Pasal 4 – (3)
8. Bab IV – Pengawasan : Pasal 5 – (2)
Pasal 6 – (3)
Pasal 7
Pasal 8 – (3)
9. Bab V – Pembinaan : Pasal 9 – (4)
10. Bab VI – P2K3 : Pasal 10 – (2)
11. Bab VII – Kecelakaan : Pasal 11 – (2)
12. Bab VIII – Kewajiban & Hak TK : Pasal 12 – (5)
13. Bab IX – Memasuki Tempat Kerja : Pasal 13
14. Bab X – Kewajiban Pengurus : Pasal 14 – (3)
15. Bab XI - Ketentuan Penutup : Pasal 15 – (4)
Pasal 16
Pasal 17
Quality for professional www.akualita.com Pasal 18
Istilah-istilah [pasal 1]

 Tempat kerja  ruangan/lapangan, tertutup/terbuka,


diam/bergerak, tenaga kerja bekerja
ruangan/lapangan/halaman/sekelilingnya
 Pengurus  Manajemen
 Pengusaha  Orang, Badan Hukum
 Direktur  Pejabat yang ditunjuk Menaker
sebagai pelaksana UU No.1 Th 1970
 Pegawai pengawas  pegawai teknis berkeahlian khusus dari dalam Depnaker yang
ditunjuk oleh Menaker
 Ahli Keselamatan Kerja  tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Depnaker
Ruang Lingkup Keselamatan Kerja [pasal 2]

• Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat,


di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia

• Rincian aktivitas dan tempat pada ayat 2 dan 3


Syarat-syarat Keselamatan Kerja
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d.memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;
h.mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
Syarat-syarat Keselamatan Kerja
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k.menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m.memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
n.mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p.mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r.menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Pengawasan

 Direktur : pengawasan umum pelaksanaan UU


 Pegawai Pengawas dan Ahli Keselamatan Kerja :
pengawasan langsung pelaksanaan

 Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi


mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya
 Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada
di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh
Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur

12
Pembinaan Tenaga Kerja Baru [pasal 9]

Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada


tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerja
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerja;
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Pembinaan Semua Tenaga Kerja [pasal 9]

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan


bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan, dan
pemberantasan kebakaran, serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
Panitia Pembina K3 (P2K3) [pasal 10]

Menteri Tenaga Kerja Menugaskan Membentuk P2K3


Dasar hukum pembentukan P2K3 adalah Permenaker RI
Nomor PER.04/MEN/1987
Pengusaha/Pengurus dan tenaga kerja
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi
Kecelakaan [pasal 11]

Pelaporan kecelakaan yang terjadi di tempat kerja

Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi


dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja [pasal 12]
a) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
b) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
c) Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
d) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh
pegawai pengawas dan atau keselamatan kerja;
e) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan

17
Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
[pasal 13]

mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan


memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Kewajiban Pengurus (pasal 14)
1. secara tertulis menempatkan semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan dalam tempat
kerja
2. memasang semua gambar keselamatan kerja pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
3. menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
dan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat
kerja
19
PP No 19 Tahun 1973
Pengaturan Dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan

21
PP No 19 Tahun 1973
• Menimbang :
• Departemen Pertambangan telah mempunyai personil dan peralatan
yang khusus untuk menyelenggarakan pengawasan keselamatan kerja
dibidang pertambangan;

• Pasal 2 :
• Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan kerja
dalam bidang Pertambangan dengan berpedoman kepada Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1970 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

• Pasal 5
• Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi pengaturan dan pengawasan
terhadap Ketel Uap sebagaimana termaksud dalam Stoom Ordonnantie
1930 (Stbl. 1930 Nomor 225).
PP No 11 Tahun 1979
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian
dan Pengolahan Migas

25
PP No 11 Tahun 1979
Pasal 1:
Pemurnian dan Pengolahan adalah usaha memproses minyak dan gas
bumi di daratan atau di daerah lepas pantai dengan cara
mempergunakan proses fisika dan kimia guna memperoleh dan
mempertinggi mutu hasil-hasil minyak dan gas bumi yang dapat
digunakan;

Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelengaraan


pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi, termasuk di
dalamnya peralatan, bangunan dan instalasi yang secara langsung dan
tidak langsung (penunjang) berhubungan dengan proses pemurnian
dan pengolahan;
PP No 11 Tahun 1979
(1)Tatausaha dan pengawasan keselamatan kerja atas pekerjaan- pekerjaan serta
pelaksanaan pemurnian dan pengolahan minyak dan
gas bumi berada dalam wewenang dan tanggungjawab Menteri.
(2) Menteri melimpahkan wewenangnya untuk mengawasi pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini kepada Direktur
Jenderal dengan hak substitusi.
(3) Pelaksanaan tugas dan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2)
dilakukan oleh Kepala Inspeksi dibantu oleh Pelaksana Inspeksi Tambang.
(4) Kepala Inspeksi memimpin dan bertanggungjawab mengenai
pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini dan mempunyai wewenang sebagai Pelaksana Inspeksi Tambang.
(5) Pelaksana Inspeksi Tambang melaksanakan pengawasan ditaatinya ketentuan-
ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
PP No 11 Tahun 1979
BAB II
BANGUNAN

Pasal 6
Tanda warna peralatan pada tempat pemurnian dan pengolahan seperti kolom, pipa, pesawat,
rambu tanda bahaya, alat pelindung, dan lain-lainnya harus memenuhi keseragaman warna yang
disetujui oleh Kepala Inspeksi.

BAB XI
TEMPAT PENIMBUNAN

Pasal 23

(1) Tempat penimbunan minyak dan gas bumi beserta hasil pemurnian dan pengolahannya,
termasuk gas bumi yang dicairkan, bahan cair dan gas lainnya yang mudah terbakar dan atau
mudah meledak dan zat yang berbahaya lainnya, harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana
tercantum dalam standar yang diakui oleh Menteri,kecuali apabila ditentukan lain dalam
Peraturan Pemerintah ini atauoleh Kepala Inspeksi.
PP No 11 Tahun 1979

BAB XI
TEMPAT PENIMBUNAN

Pasal 23
(2) Tempat penimbunan termaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman
dan dibuat atau dibangun sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kebakaran
atau ledakan serta apabila terjadi kebakaran atau ledakan harus dapat dibatasi atau dilokalisir
setempat.
(3) Tempat penimbunan yang berbentuk tangki untuk bahan cair harus dikelilingi dengan tanggul
yang dapat menampung sejumlah bahan cair yang ditentukan. Tinggi tanggul tidak boleh
melebihi 150 (seratus lima puluh) sentimeter dan permukaan tanah di bagian luar tempat yang
ditanggul. Setiap tempat yang ditanggul harus dilengkapi dengan sistim saluran untuk
pengeringan yang dapat ditutup apabila
PP No 11 Tahun 1979

XV
LISTRIK

Pasal 28

(1) Pesawat pembangkit tenaga listrik, pesawat yang menyalurkan tenaga listrik atau
menggunakan tenaga listrik peralatan listrik, pemasangan dan penggunaan tenaga listrik, harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam standar yang diakui oleh
Menteri,kecuali apabila ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau oleh Kepala
Inspeksi.
(2) Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh terputusnya aliran listrik,
Kepala Teknik wajib menjamin kelangsungan aliran listrik tersebut di lokasi-lokasi tertentu atau
instalasi-instalasi tertentu di tempat pemurnian dan pengolahan. dapat dibatasi atau dilokalisir
setempat.
PP No 11 Tahun 1979

BAB XVI
PENERANGAN LAMPU

Pasal 31
(1) Penerangan lampu dalam instalasi dan di seluruh tempat pemurnian dan pengolahan harus
baik.
(2) Dalam tempat pemurnian dan pengolahan serta unit-unitnya tidak boleh digunakan
penerangan lampu selain daripada lampu listrik yang dilindungi dengan tutup gelas yang kuat
dan kedap gas. Di tempat tempat yang dianggap perlu sebelah luar tutup lampu tersebut harus
dilindungi dengan keranjang pelindung yang baik dan cukup kuat.
(3) Pada tempat dan instalasi tertentu harus disediakan alat penerangan lampu darurat yang
aman yang setiap waktu siap digunakan.
(4) Pada tempat dan pekerjaan tertentu harus digunakan arus listrik tegangan dibawah 50 (lima
puluh) volt.
PP No 11 Tahun 1979

BAB XXV
KEWAJIBAN UMUM PENGUSAHA,KEPALA TEKNIK DAN PEKERJA
BAWAHANNYA

Pasal 45

(1) Kepala Teknik wajib menjaga ditaatinya ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini dengan cara
membina, memberikan instruksi, menyediakan peralatan dan perlengkapan serta melakukan
pengawasan yang diperlukan, sepanjang hal itu tidak ditetapkan secara nyata-nyata menjadi kewajiban
Pengusaha.
(2) Setiap pekerja yang menjadi bawahan dari Pengusaha atau Kepala Teknik yang ditunjuk menjadi
pimpinan atau ditunjuk untukmelakukan pengawasan pada suatu bagian daripada suatu pekerjaan,di
dalam batas-batas lingkungan pekerjaan yang menjadi wewenangnya, wajib menjaga ditaatinya
ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini seperti halnya seorang Kepala Teknik.
Permen No 4 Tahun 1987
Panitia Pembina K3 serta Tata Cara
Pembentukan Ahli Keselamatan Kerja
Pembentukan P2K3

• Pengusaha / pengurus wajib membentuk P2K3


• Ahli K3 sebagai Sekretaris
• Perusahaan dengan 100 tenaga kerja / lebih
• Perusahaan dengan tenaga kerja < 100 orang, tempat
kerja mempunyai risiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan, penyinaran radioaktif
PENGAWASAN
PENGAWASAN UMUM
• UU NO.1-1970 : DIREKTUR
• PP NO.19-1973 : MENTERI PERTAMBANGAN /
MENTERI ESDM
• PP NO.17-1974 : DIR-JEN,
direktur mengusulkan pelaksana tugas
• PP NO.11-1979 : DIR-JEN, pelaksan tugas
adalah kepala inspeksi tambang

PENGAWASAN LANGSUNG DILAKUKAN OLEH


• UU NO.1-1970 : PEGAWAI PENGAWAS/
AHLI KESELAMATAN KERJA
• PP NO.19-1973 : PEGAWAI PENGAWAS
• PP NO.17-1974 : INSPEKTUR
• PP NO.11-1979 : PELAKSANA INSPEKSI TAMBANG 33
Permen ESDM No 18 Tahun 2018
Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada

Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi


TERIMA KASIH

UTAMAKAN D O A ,
K ESELAMATAN, & K ESEHATAN K ERJA

Anda mungkin juga menyukai