UMUM
AGENDA NO TUJUAN NO TUJUAN
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun (BPS 2016 Penduduk miskin berjumlah 27,76 jiwa)
Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan. (Menurunnya penduduk dengan asupan kalori minimum pada tahun 2019 menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).
Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. (Menurunnya
angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2019 menjadi 306 (pada 2010: 346). Dan Menurunnya
angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2019 menjadi 24 (2012-2013: 32)
Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang
hayat untuk semua. (Meningkatnya rata-rata angka melek aksara di atas umur 15 tahun 2019 96,1%)
Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayakan kaum perempuan. (Meningkatnya jumlah kebijakan yang
responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan pada tahun 2019 bertambah sebanyak 16 (2015: 19) )
Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
(Meningkatnya akses terhadap layanan air minum dan berkelanjutan pada tahun 2019 menjadi 100% (2015: 70,9%)
dan Meningkatnya akses terhadap sanitasi yang layak dan berkelanjutan pada tahun 2019 menjadi 100% (2015: 62,14
%) )
Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua (Meningkatnya
konsumsi listrik per kapita menjadi 1.200 KWh pada tahun 2019 (2014: 843 KWh))
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan
menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua (Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita per
tahun menjadi lebih dari Rp 50,000 juta pada tahun 2019 (2015: Rp 45,180 45,2 juta))
Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong
inovasi . Terbangunnya jalan tol sepanjang 1.000 km pada tahun 2019 (2014: 820 km) , Bertambahnya panjang jalur
kereta api sepanjang 3.258 km pada tahun 2019 (2014: 954 km), Meningkatnya jumlah bandara menjadi 252 pada tahun
2019 (2014: 237), dan Meningkatnya jumlah dermaga penyeberangan menjadi 275 pada tahun 2019 (2014: 210))
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
UMUM
NO TUJUAN
Mengurangi kesenjangan intra- dan antarnegara (Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan sebanyak 80
kabupaten dan berkurangnya desa tertinggal sebanyak 5.000 desa pada tahun 2019)
Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. (Target tersedia 3,7 juta
akses rumah layak di tahun 2019)
Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan (Meningkatnya pengelolaan limbah B3 menjadi
150 juta ton pada tahun 2019)
Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya (Terwujudnya
penyelenggaraan inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK), serta monitoring, pelaporan dan verifikasi Emisi GRK yang
dilaporkan dalam dokumen Biennial Update Report (BUR) ke-3 hingga tahun 2019 (2015: dokumen BUR ke-1))
Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan. (Terkendalinya Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) fishing dan kegiatan di laut
yang merusak ditandai dengan kepatuhan sebanyak 87% pelaku usaha pada tahun 2019 (2015: 66 %))
Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,
mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati. (Berkurangnya luasan lahan kritis melalui rehabilitasi
seluas 5,5 juta hektar di dalam Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas
hingga tahun 2019 (2015: 1,25 juta hektar))
Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
semua tingkatan. (Menurunnya prevalensi kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 (2013: 38,62% untuk anak
laki-laki dan 20,48% untuk anak perempuan))
b. perumusan alternatif
rekomendasi perbaikan
yang
mengintegrasikan
identifikasi dan perumusan isu
Pembangunan Berkelanjutan
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan yang paling strategis dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:
Alih fungai
Sempadan? Karst?
kawasan?
Pasal 8
dan 9 (1)
Melalui konsultasi Publik, disepakati Isu yang akan diambil menjadi Isu PB
yang Paling Strategis dengan mempertinbangkan hasil telaahan tersebut
Contoh : Identifikasi dan Perumusan Isu PB Strategis
Ps 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Hasil
pentingnya Katerk Keterk KLHS
KARAKTERISTIK WILAYAH
potensi aitan aitan dari Strategis/
Isu Pembangunan dampak antar denga Muatan
No KRP Tidak
Berkelanjutan
isu n RPPLH pada Strategis
Luas Freku Strate muata hirarki
Peta RBI Peta RTR Peta PL
(Ha) ensi gis PB n KRP di
atasnya
1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Tahunan,
Pertanian Tanaman
Pangan Lahan
terkait
Basah, Pertanian
dg
Tanaman Pangan Ada,
Dataran rendah, dataran banjir,
Lahan Kering, Hutan Perkebunan, kekeri Tidak
rendah pedalaman, yaitu Tidak
Kekerin Lindung, Kawasan Sawah, Sawah ngan, ada sangat
1 12 Kec perbukitan rendah, 23.609 sering musim ada
gan Pengamanan Tadah Hujan, banjir KLHS strategis
perbukitan, perbukitan panas RPPLH
Sungai, Tegalan dan Provinsi
tinggi, Datar, Landai dan
Permukiman longsor
misum
Pedesaaan,
hujan
Permukiman
Perkotaan, Hutan
Produksi
Contoh : Identifikasi dan Perumusan Isu PB Strategis
Nomor
Isu PB Strategis
peringkat
1 Kekeringan
2 Terganggunya Ekosistem Hutan/
3 Alih Fungsi Lahan
4 Gagal Panen
5 Rusaknya Ekosistem Pesisir
6 Limbah Industri
7 Perubahan Iklim
8 Kemiskinan
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Identifikasi dan Perumusan Isu PB Prioritas dilaksanakan melalui Focus Group Discusion
Dengan analisis pembobotan menggunakan Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016. Bobot
terendah bernilai 1 (satu), dan tertinggi bernilai 5 (lima). Nilai 1 (satu) bobot yang tidak memiliki
pengaruh dan nilai 5 (lima) bobot yang sangat berpengaruh. Hasil akhir dari identifikasi isu PB
prioritas ditentukan berdasarkan nilai pengaruh yang sangat tidak berpengaruh, hingga nilai
bobot yang sangat berpengaruh. Untuk menentukan isu PB prioritas ditentukan berdasarkan
kesepakatan pada saat pelaksanaan Konsultasi Publik (KP) yang dihadiri oleh para pemangku
kepentingan
Hasil Identifikasi dan Perumusan Isu PB Prioritas telah menghasilkan sebanyak 5 (lima) Isu PB
Prioritas. kemudian dilakukan pemeringkatan berdasarkan nilai strategisnya
paling sedikit
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas:
Pasal 9
(2)
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:
Isu PB DDDT Dampak Jasa Cakupan Mutu Perubahan Masy Kesehat Kaw
Strategis LH Ekosistem Wil SDA Ikkim miskin Masy Adat
Banjir? 5 5 5 5 5 5 5 5 2
Kekeringan? 5 5 5 5 4 4 5 5 4
Alih fungai
5 5 5 3 5 5 2 2 6
kawasan?
...dst...
Nilai bobot melalui konsultasi Publik yang disepakati Skala Bobot: 1 – 5 : tidak berpengaruh –
untuk Isu yang akan diambil menjadi Isu PB Prioritas sangat berpengaruh
Contoh : Identifikasi dan Perumusan Isu PB Prioritas
Nomor
Isu PB Prioritas
peringkat
1 Kekeringan
2 Alih Fungsi Lahan
3 Gagal Panen
4 Perubahan Iklim
5 Kemiskinan
22