2015-2030
Kekerasan Pada Anak
PERUMUSAN SDGs
Inisiatif
Sekjen PBB
2012
AntarPemerintah
(Rio+)
Synthesis Report
Proposal OWG
on SDGs
2014
Intergovermental
Negotiation
2015
Negosiasi
Antarpemerintah (5x):
27-31 Juli 2015 (final)
1 Agustus dihasilkan
dokumen final
UN SUMMIT
(launching)
25 Sept 2015
Berlaku mulai:
1 Januari 2016
3 Dimensi SDGs:
LINGKUNGAN
SOSIAL
EKONOMI
KELANJUTAN MDGs
Masih perlu upaya untuk:
Meningkatkan kesetaraan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
Penurunan Angka Kejadian Ibu (AKI)
Penyelesaian masalah gizi dan memulai perhatian
pada beban ganda gizi (PTM dan faktor resikonya)
Memperkuat sinergi tindakan dan kerja sama lintas
sektor
17 SASARAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PASCA TAHUN 2015
Goal 1
7 target
Goal 2
8 target
Goal 3
13 target
Goal 4
10 target
Goal 5
9 target
17 SASARAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PASCA TAHUN 2015
Goal 6
8 target
Goal 7
5 target
Goal 8
12 target
Goal 9
8 target
17 SASARAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PASCA TAHUN 2015
Goal 10
10 target
Goal 11
10 target
Goal 12
11 target
Goal 13
5 target
Goal 14
10 target
17 SASARAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PASCA TAHUN 2015
Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem
daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
Goal 15
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati
12 target
Goal 17
19 target
Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua orang
16.
17.
Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi semua orang
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta
kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang
Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan serta membina inovasi
Mengurangi kesenjanagan di dalam dan antar negara
Menjadikan kota dan pemukiman manusisa inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan
Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
Mengambil tindakan mendesak untuk mengurangi perubahan iklim dan dampaknya
Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara berkelanjutan
untuk pembangunan berkelanjutan
Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan,
mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati
Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses keadilan bagi semua orang, serta mambangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
seluruh tingkatan
Memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan
Goal 6
8 target
UPAYA IMPLEMENTASI
UPAYA IMPLEMENTASI GOAL 1
Diarahkan pada pemenuhan sumber daya dan penerapan kebijakan pengentasan
kemiskinan
MDGs
2015
akan
berakhir
Pe
mb
an ang
Glo un
ba
l
Kerangka
kerja baru
SDGs
2015 2030
17
Tujua
n
Tujuan ke
16
(poin 16.2)
16 9
Targe
t
Mengakhiri
Kekerasan
pada Anak
Tujuan SDGs ke 16
Mendorong Kehidupan Masyarakat yang Damai dan Inklusif
untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan Akses
terhadap Keadilan bagi Semua, dan Membangun Institusi
yang Efektif, Akuntabel dan Inklusif di Semua Tingkatan
Poin 16.2
Mengakhiri Kekerasan, Eksploitasi,
Perdagangan dan Segala Bentuk
Kekerasan dan Penyiksaan
terhadap Anak
Keterangan:
Angka Kejadian Kekerasan pada Anak di Indonesia
Tahun 2011 : 2178 kasus
Tahun 2012 : 3512 kasus
Tahun 2013 : 4311 kasus
Tahun 2014 : 5066 kasus
Sumber :
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI)
91%
lingkungan
keluarga
87.6%
lingkungan
sekolah
17.9%
lingkungan
masyarakat
Kekerasan Fisik
Bentuk
Tindak
Kekeras
an
Pada
Anak
Kekerasan Seksual
Kekerasan
Emosional
Penelantaran
Anak
Eksploitasi Anak
Masyarkat
Institusi
Pemerintah
Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan
Hukum
Pelayanan
Sosial
Pendidikan
PERANAN TENAGA
KESEHATAN
Tenaga kesehatan harus sensitif
gender dan mampu memberikan
konseling.
Perdarahan Berat
Fraktur Multiple
Syok
Kasus-kasus
yang
memerlukan
rujukan apabila
terjadi tindak
perilaku
kekerasan
Kejang-kejang
Luka Bakar Luas
Sesak Nafas
Sepsis
Robekan Anogenital
Stres Berat
Puskesm
as
Tempat
Rujukan
Apabila
Terjadi Tindak
Kekerasan
RS yang
memiliki
PKT/PPT
RS yang
tidak
memiliki
PKT/PPT
PUSKESMAS
Puskesmas sebagai
sarana pelayanan
kesehatan dasar atau
primer dapat
menerima, menangani
kasus kekerasan
terhadap anak atau
apabila diperlukan
merujuk ke Rumah
Sakit atau institusi
terkait lainnya untuk
mendapatkan
penanganan lebih
lanjut
RUMAH SAKIT
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan rawat
inap dan rawat jalan dapat menerima,
menangani kasus kekerasan terhadap anak, dan
merujuk ke Rumah Sakit yang lebih mampu atau
institusi terkait lainnya apabila diperlukan.
Mekanisme rujukan kasus
kekerasan terhadap anak
di Rumah Sakit tidak
dibedakan menurut kelas
Rumah Sakit baik kelas C,
kelas B atau kelas A,
tetapi berdasarkan
tersedia atau tidaknya
Pusat Krisis Terpadu (PKT)
atau Pusat Pelayanan
Terpadu (PPT)
Bagan
Alur
Pelapora
n
puskesmas
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
*REFERENSI
* Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, DepKes RI.
* Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: HK. 02.02/MENKES/52/2015