Anda di halaman 1dari 4

1.3.

Metodologi
Berdasarkan survai lapangan di Area DTA Duriangkang (21 Agustus, 2017), ditemukan
indikator adanya buangan limbah domestik pada sungai sungai inlet Waduk Duriangkang, yaitu
sampah, sedimentasi tinggi, dan detergen(busa). Mengingat air Waduk Duriangkang berfungsi
sebagai air baku Instalasi Pengolahan Air (IPA), diperlukan upaya perencanaan Teknis Sediment
Trap Trash Rack dan Ecotech Garden
1.3.1.Metodologi “Perencanaan Teknis Sediment Trap Trash Rack”
1).Mengumpulkan data-data lapangan dan kajian mengenai tata ruang wilayah untuk
perencanaan Perencanaan Teknis Sediment Trap Trash Rack;
2).Pengukuran kualitas sediment sungai terpilih inlet Waduk Duriangkang berdasarkan SNI yang
berlaku;
3). Identifikasi sampah penduduk dari setiap catchment area sungai terpilih inlet Waduk
Duriangkang, meliputi kapasitas dan pengelolaan sampah
3). Identifikasi Kriteria Disain untuk perencanaan Perencanaan Teknis Sediment Trap Trash
Rack termasuk pengelolaan sampah
4). Rancang Disain Sediment Track, meliputi : (1). Identifikasi jumlah sediment terkumpul,
pengambilan sediment terkumpul, pemindahan sedimen terkumpul, rancangan pengelolaan
sediment dan dimensi Sediment Trap Trash Rack; (2). Identifikasi sampah terkumpul dan
penyediaan container serta truck pengangkut, pengambilan sampah terkumpul, pemindahan
sampah terkumpul kedalam container, rancangan pengelolaan sampah terkumpul dengan
mengangkut ke Tempat Pengelolaan Sampah (TPA)
1.3.2.Metode Ecotech Garden (EGA)
1). Mengumpulkan data-data lapangan dan kajian mengenai tata ruang wilayah untuk
Perencanaan Teknis Ecotech Garden;
2).Pengumpulan data kualitas air pada sungai terpilih inlet Waduk Duriangkang dan di Waduk
Duriangkang termasuk parameter kualitas air fisika, kimia dan bakteriologi, serta penilaian
peruntukan air berdasarkan kriteria kualitas air menurut Peraturan Pemerintah No. 82, Tahun
2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian dan Pencemaran Air, maupun terhadap
Baku Mutu yang ditetapkan
3). Pengukuran kualitas air sungai terpilih inlet Waduk Duriangkang berdasarkan SNI yang
berlaku
4). Penilaian peruntukan air berdasarkan kriteria kualitas air menurut Peraturan Pemerintah No.
82, Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian dan Pencemaran Air,
maupun terhadap Baku Mutu yang ditetapkan
5). Penilaian kadar BOD, COD, Residu Tersuspensi, Detergent, Total – N dan Total P dari
sungai terpilih inlet Waduk Duriangkang terhadap kriteria limbah domestik
ü Limbah domestik yang terbuang kedalam sungai inlet Waduk Duriangkang, berasal dari
limbah bekas cuci, mandi, dan dapur (Grey Water) maupun dari buangan kotoran
manuasia (tinja)

1
ü Padahal Grey Water mengandung: Protein (40-60%), Karbohidrat(25-50%),
Lemak/minyak (10%), BOD, COD, SS, Urea, Klorida, T-N, T-P(P2O5), Detergent,
Belerang, Gas (pembusukan H2S, metan), Potasium (K2O),Karbon, Kalsium dan Bakteri
ü Terjadi dekomposisi Grey Water dengan proses biokimia berikut:
CxHyO2N2S2 +H2O à NH4+CO2+CH4+H2S + 368 Kal/grm/protein
Reaksi tersebut membutuhkan Oksigen terlarut, sehingga menurunkan DO (Disolved
Oxygen) pada sungai inlet Waduk Duriangkang maupun di Waduk Duriangkang, juga
terdapat kadar parameter kualitas air lain (BOD,COD, serta kandungan Fecal Coliform)
yang tinggi, sehingga dibandingkan persyaratan untuk air baku IPA tidak memenuhi
syarat bahkan akan meninggikan biaya OP pengolahan air ipakarena membutuhkan dosis
bahan kimia yang tinggi

6). Ecotech Garden (EGA), adalah : Teknologi alternatif pengolahan limbah cair berdasarkan
ekosistem, menggunakan tanaman air atau tanaman hias air sebagai media penyerap zat
pencemar (dikenal Wetland)

7). Kriteria Disain untuk Perencanaan Teknis Ecotech Garden (EGA) mengacu pada Metcalf
and Eddy (Wastewater Engineering, Hal 995, yaitu :
ü Jenis aliran air : aliran air permukaan bebas/Free Water Surface System (FWS),
ditunjukkan pada Gambar 1
ü BOD Loading : < 67,25 kg/Ha.hari
ü Waktu kontak : 4 -15 hari
ü Hidraulik loading rate : 0,014 – 0,047 m3/m2.hari
ü Kedalaman : 0,30 – 0,76 m

Gambar 1.Konstruksi Ecotech Garden (EGA) :” Free Water Surface System (FWS)”


2
8). Mekanisme Penyerapan Unsur Pencemar pada Ecotech Garden
Mekanisme penyerapan unsur pencemar pada ekoteknologi, ditunjukkan pada gambar berikut :

ü PENYALURAN 02 DARI DAUN


KE AKAR
ü MIKROORGANISME DI AKAR
MENINGKAT 10 –100 X
ü MEMBANTU PENYERAPAN
UNSUR PENCEMAR
GREY WATER PENYERAPAN UNSUR PENCEMAR
OLEH AKAR
(BOD,COD,MBAS,SS, Bakteri, dst.)

LIMBAH INDUSTRI
PENYERAPAN Total-N & Total- P
untuk PERTUMBUHAN TANAMAN

KADAR PENCEMAR
MENURUN : (BOD,COD, T-N,
T-P, DETERGENT ,SS, Bakteri)

Gambar 2. Mekanisme Penyerapan Unsur Pencemar oleh Tanaman

9).Alternative Tanaman Air yang Diterapkan pada Ecotech Garden


Alternatif tanaman air untuk diterapkan pada EGA, adalah :

Typha Angustifolia Cyperus Alternifolius Pontederia Cordata

Melati Air L o t u s

Gambar 3. Alternatif Tanaman Air yang Diterapkan pada EGA

3
10). Kebutuhan Lahan Untuk EGA
Kebutuhan lahan untuk EGA adalah
ü Setiap debit air yang diolah sebesar 1 L/det , membutuhkan luas lahan sebesar 2000 m2

Anda mungkin juga menyukai