Anda di halaman 1dari 24

121

BAB VIII. KERANGKA ACUAN KERJA

1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai Maluku.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang
merupakan Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Teknis Dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
b. Gambaran Umum
Dengan memanfaatkan kondisi Topografi daerah cekungan pada dataran
dataran berbukit untuk menampung air saat hujan turun dan memanfaatkan
air tersebut saat Kemarau. Embung (Waduk Kecil) merupakan sala satu
Alternatif solusi penyediaan air.
Dengan adanya Embung maka air hujan yang terbuang sertiap tahun dapat
di tampung dan di mamfaatkan untuk bermacam-macam keperluan seperti :
a. Irigasi,
b. Air Minum Manusia,
c. Air Minum Hewan
d. Kebun
e. Untuk mencegah banjir pada bagian hilir dari lokasi Embung yang
merugikan daerah pemukiman, jalan ataupun lahan lain

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


122

f. Untuk mencegah erosi dan bahan endapan dari bagian hulu rencana
embung pada sekitar aliran sungai.
g. Meninggalkan muka air tanah pada daerah sekitar genangan Embung.
Pulau Seram mempunyai potensi lokasi embung, yang dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi masyarakat. Balai Wilayah Sungai Maluku dalam
kegiatan perencanaan dan program pada tahun Anggaran 2016 akan
melakukan SID Pengembangan Waduk Kecil/Embung Serbaguna untuk
Konservasi SDA dan Ketahanan Air, Kab. Seram Bagian Timur, Provinsi
Maluku.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud pekerjaan ini adalah penyiapan rencana teknis untuk pelaksanaan
pembangunan Embung Serbaguna, Kab. Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Adapun tujuannya adalah sebagai rencana kerja pembangunan Embung
serbaguna (terutama kebutuhan akan bersih, irigasi ataupun konservasi) bagi
masyarakat di sekitar lokasi Embung tersebut.

3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di, Kab. Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Konsultan diharuskan melakukan studi minimal di empat lokasi tersebar atau
sesuai arahan Direksi Pekerjaan
4. Pedoman,Kriteria dan Standar
Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan
adalah pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di indonesia pada saat ini.
Penerapannya harus di pertimbangkan untung-rugi, Kemudahan sistem operasi
dan pemeliharaan, Tepat guna dan biaya kontruksi yang paling menguntungkan.
Sebagai umum di gunakan pedoman perencanaan Embung serbaguna serta
kriteria dan standar perencanaan yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral
pengairan.
Apabilah diperlukan perubahan standar diatas, harus dengan Persetujaun
Direksi.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


123

5. Survey Perencanaan
Survey pengukuran dan penyelidkan harus dilaksanakan secara cermat dan teliti
agar didapatkan data dasar yang cukup.akurat untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan.
Mutu hasil perencanaan harus mantap sedemikian rupa, yang didukung oleh
data yang cukup dan akurat, sehingga hasil perencanaan akan mudah
dilaksanakan di lapangan.

6. Tanggung Jawab
Konsultan harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang di buat.
Apabilah dikemudian hari didapatkan ketidakmantapan mutu hasil dan dan
kekeliruan perencanaan, maka Konsultan harus bersedia untuk memperbaikinya
atas biaya sendiri.

7. Lingkup Pekerjaan dan Jenis Kegiatan.


Secara garis besar lingkup pekerjaan ang tercakup dalam kerangka acuan kerja
ini adalah :
 Pengumpulan data sekunder (Hidrologi, Tofografi, Geologi, Sosial
Ekonomi, Lingkungan RT/RW, Study terdahulu, dsb).
 Pengukuran Tofografi meliputi pemetaan situasi detail areal genangan,
Potongan memanjang dan melintang as rencana Embung dan jaringan
Distribusi (dari Embung ke bak penampungan), Potongan melintang dan
memanjang rencana jalan masuk (bila diperlukan)
 Penyediaan Geologi Teknik dan Mekanika tanah di lokasi rencana as
Embung, Areal genangan dan Borrow Area.
 Survey kondisi sosial ekonomi penduduk (termasuk didalamnya sosial
ekonomi Pertaniannya)
 Analisa Data Hidrologi, Tofografi, Geologi, teknik/mektan, Sosial Ekonomi
Penduduk/Pertanian dan lingkungan di dan sekitar lokasi Embung.
 Perencanaan rinci, meliputi perencanaan Embung dan Jaringan
Distribusinya, termasuk rencana jalan masuk (bila diperlukan) beserta
rencana anggaran biayanya.
 Pelaporan

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


124

Cakup pekerjaan tersebut dapat di dibagi dalam beberapa kegiatan sebagai


berikut :
1. Kegiatan A : Pekerjaan Pendahuluan
A1. Persiapan Administrasi
A2. Mobilisasi/DemobilisasiPersonil dan Alat
A3. Pengumpulan Data Sekunder
A4. Study Pendahuluan/Awal.
2. Kegiatan B : Pengukuran Tofografi
B1 Pemetaan Situasi Detail Area Genangan Skala 1 : 500
B2 Pengukuran potongan memanjang dan melintang rencana as
Embung, Jaringan Distribusi (dari Embung ke Bak
Penampungan) dan rencana jalan masuk (bila diperlukan),
Skala 1:2000 (h) dan 1:100 (v)
B3 Penggambaran Peta Tofografi dan situasi
3. Kegiatan C : Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
C1. Penyelidikan Geologi Teknik jembatan dengan menggunakan bor
inti minimal 3 (tiga) titik bor per lokasi dengan total kedalaman
130 m untuk 5 (lima) lokasi
C2 Penyelidikan Mekanika tanah dengan pembuatan sumur uji/test
pit pada 3 (tiga) titik di daerah genangan dan sekitarnya serta 2
(dua) titik di Quarry Area per lokasi.
C3 Uji Laboratorium.
4. Kegiatan D : Survey Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk
5. Kegiatan E : Analisa data
6. Kegiatan F : Perencanaan Rinci
F1 Perencanaan Rinci Embung
F2 Penggambaran Desain
F3 Perhitungan Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
F4 Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan.
7. Kegiatan G : Penyusunan Laporan dan Diskusi
G1 Laporan pendahuluan
G2 Laporan Bulanan
G3 Laporan Penunjang :

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


125

Laporan Hidrologi, Buku Ukur, Laporan Topografi, Laporan Sosial


Ekonomi, Laporan Penyelidikan Geotek dan mektan.
G4 Laporan Interin
G5 Nota Perencanaan
G6 Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
G7 Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
G8 Draft Laporan Akhir
G9 Laporan Akhir
G10 Laporan Ringkasan (Executive Summary)
G11 Sfesifikasi Teknis
G12 Diskusi/Prasentasi

8. Spesifikasi Teknis
8.1. Pengukuran Tofografi
A. Pemetaan Situasi
1. Pemetaan Situasi Meliputi :
 Pemetaan Situasi areal genangan Embung
2. Pemetaan Situasi akan mencakup pekerjaan :
 Pengukuran Poligon utama
 Pengukuran poligon cabang
 Pengukuran sipat datar
 Pengukuran situasi detail
3. Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada persyaratan
Teknis PT-02 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral pengairan,
seperti dijelaskan dibawah ini.
a. Pengukuran Poligon Utama
 Poligon harus meliputi daerah yang akan dipetakan dan
merupakan kring tertutup.
 Jika poligon terlalu besar, maka poligon harus dibagi
menjadi beberapa kring tertutup.
 Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum
2,5 km.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


126

 Pengukuran poligon harus diikatkan ke titik tetap yang telah


ada. Dalam hal ini penentuan koordinat titik awal akan
dilakukan dengan peralatan GPS (Global Positioning
System)
 Pengukuran sudut poligon akan dilakukan dengan 2 (dua)
seri ketelitian sudut 5” (lima detik).
 Kesalahan penutup sudut maksimum 10” N, Dimana N
adalah jumlah titik poligon.
 Semua Bench Mark yang dipasang harus maupun yang
telah ada harus dilalui Poligon.
 Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2
Wild atau yang sejenis.
 Pengukuran jarak dilakukan dengan Roll meter.
 Sudut Vertikal dibaca dalam satu seri dengan ketelitian
sudut 10”
 Ketelitian linier Poligon 1 : 10.000
b. Pengukuran Poligon Cabang.
 Poligon cabang harus di mulai dari Poligon utama dan
diakhiri pada Poligon utama.
 Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum
2,5 km.
 Pengukuran sudut Poligon harus dilakukan denagn 1 (satu)
seri dengan ketelitian sudut 20”.
 Kesalahan penutup sudut maksimum 20” N, Dimana N
adalah jumlah titik Polygon.
 Semua Bench Mark dipasang maupun yang telah ada harus
dilalui Poligon.
 Diusahakan agar sisi Poligon sama panjangnya.
 Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2
Wild atau yang sejenis.
 Pengukuran jarak dilakukan dengan roll meter.
 Ketelitian linier Poligon 1 : 5.000.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


127

c. Pengukuran Sifat Datar.


 Alat yang digunakan adalah Automatic Level Ni 2, Nak 1,
Nak 2 atau yang sejenisnya.
 Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sifat datar harus
dicek terlebih dahulu garis bidiknya. Data pengecekan
dicatat dalam buku ukur.
 Jarak bidikan rambu maksimum 100 m.
 Diusahakan jarak rambu muka sama dengan jarak rambu
belakang.
 Diusahakan jumlah jarak per seksi selalu genap.
 Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang,
Yaitu benang atas, Benang bawah dan benang tengah.
 Semua Benchmark yang ada maupun yang akan di pasang
harus melalui jalur sipat datar.
 Pada jalur yang terikat /tertutup, pengukuran dilakukan
dengan cara pergi pulang. Sedang pada jalur yang terbuka
di ukur dengan Stan ganda dan pulang pergi.
 Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10D,
dimana D = jumlah jarak dalam km.
d. Pengukuran Situasi Detail.
 Alat yang akan di gunakan adalah Theodolit To Atau yang
sejenis yang sederajat ketelitiannya.
 Metode yang di gunakan adalah Raai Vorstal.
 Ketelitian Poligon raai sudut adalah 20n, dimana n =
banyaknya titik sudut. Ketelitian linear Poligon Raai 1 :
1.000.
 Semua tampakan yang ada, Baik alamiah maupu buatan
manusia di ambil sebagai titik detail, misalnya : Lembab,
Alur, Sadel dan sebagainya.
 Kerapan titik detail (  100 m ) harus di buat sedemikian rupa
sehingga bentuk Tofografi dan bentuk buatan manusia dapat
digambarkan sesuai dengan keadaan di lapangan.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


128

 Sketsa lokasi detail harus di buat rapi, jelas dan lengkap


sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu
yang diisyaratkan.
 Pengukuran sungai di sekitar lokasi rencana bendung harus
di ambil detail selengkap mungkin, misalnya Elvasi as, tepi
dan lebar sungai, bukit di sekitar rencana Bendung tersebut.
 Pengukuran situasi harus dilebihkan  250 m dari batas yang
telah ditentukan.
 Sudut Poligon Raai di baca 1 ( satu ) seri.
 Ketelitian Poligon Raai adalah 10 cm D, dimana D =
Panjang Poligon dalam km.
B. Pengukuran Trase Rencana Jaringan Distribusi (dari Embung ke Bak
Penampung) dan jalan masuk ( bila diperlukan ).
1. Pengukuran Trase rencana, meliputi :
 Pengukuran Trase rencana jaringanDistribusi.
 Pengukuran Trase Rencana jalan masuk (bila diperlukan)
2. Pengukuran Trase rencana jaringan Distribusi dan jalan masuk
mencakup pekerjaan :
 Pengukuran Poligon
 Pengukuran sifat datar
 Pengukuran penampang memanjang dan melintang
3. Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada persyaratan
Teknis PT-02 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pengairan,
seperti di jelaskan di bawah ini.
a Pengukuran Poligon
 Pengukuran mengikuti jalur layout yang telah ditentukan
dengan pemasangan patok setiap 100 m.
 Penempatan alat ukur tepet di atas paku pada patok. Untuk
pengambilan jarak sudut, alat ukur di arahkan pada paku di
atas patok. Apabilah paku tidak kelihatan dapat di gunakan
unting-unting.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


129

 Pengukuran di lakukan dengan sistem Poligon yang dimulai


dan di akhiri pada BM ysng telah di ketahui koordinat dan
Azimuthnya.
 Semua Bench Mark baik yang telah ada maupun yang akan
di pasang harus di lalui Poligon, Apabilah terletak dalam jalur
atau dekat dengan jalur Poligon.
 Pengukuran sudut Poligon menggunakan cara dua seri
ganda.
 Pengukuran jarak antar Patok di lakukan dengna Pita Ukur
Baja, Dilakukan pergi dan pulang.
 Toleransi yang diperbolehkan untuk kesalahan penutup
sudut adalah 10n detik, dimana n adalah jumlah titk sudut.

b Pengukuran Sifat Datar.


1. Pengukuran dilakukan dengan cara Stan ganda dan pulang
pergi dan di buat terikat dengan Bench Mark yang di ketahui
Elevasinya.
2. Semua Titik Poligon harus di ambil tingginya, Demikian juga
perubahan tinggi sepanjang jalur Trase harus di ambil
tingginya.
3. Alat ukur di dirikan di tengah-tengah antara dua Rambu yang
didirikan di atas paku pada Patok.
4. Tinggi Patok di atas tanah harus di ukur untuk mendapatkan
Elevasi tanah pada lokasi Patok tersebut.
5. Data yang di catat adalah Pembacaan ketiga Benang Silang,
Yakni benang atas, Bawah dan tengah.
6. Selisih Stand 1 dan 11 harus lebih kecil atau sama dengan
2 mm dan selisih 2 BT dengan BB harus lebih kecil atau
sama dengan 2 mm.
7. Toleransi yang di perbolehkan untuk kesalahan penutup
adalah 8D mm, Dimana D adalah jarak dalam Km.
8. Pengukura sifat datar dulakukan setelah Bench Mark
terpasang.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


130

c Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang.


1. Pengukuran Penampang Melintang di lakukan tiap Interval
jarak 50m
2. Untuk Trase yang berbelok dilakukan tiap Interval lebih kecil
dari ketentuan tersebut di atas dengan memperhatikan
busur kelengkungannya, Yaitu kurang dari 50 m.
3. Bila Trase saluran melintas sungai besar, Lembah besar,
Maka harus di buat Penampang melintang dan memanjang
Lembah/Sungai tersebut dengan ketentuan :
Penampang melintang di buat 200 m ke hulu dan 200 m ke hilir
dari pertemuan tersebut.
Penampang Melintang tiap 50 m untuk bagian yang lurus dan 25
m untuk bagian yang berbelok-belok dengan lebar 75 m ke
kiri dan 75 m ke kanan dari tepi sungai. Sedangkan bila
memotong Sungai/Lembah kecil, Maka harus dibuat
Tampang Melintang 100 m ke Hulu dan 100 m ke Hilir.
4 Setiap perubahan Elevasi tanah harus di ambil sebagai titk
Detail untuk Penampang Melintang/Memanjang.
5 Pengukuran Penampang Melintang di ambil secara optis
dengan membaca ketiga benang pada alat ukur,Yaitu
benang atas, Benang tengah dan Bneang Bawah atau
dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan dalam Cm.
6 Jarak-jarak penampang melintang di ambil secara optis
dengan membaca ketiga benang pada alat ukur, Yaitu
benang atas, Benang Tengah dan Benang Bawah atau
dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan dalam Cm.
7 Sketsa pengukuran harus di buat rapi dan jelas untuk
memudahkan Penggambaran.

d Pengukuran Situasi Detail.


1. Pengukuran Situasi Detail di lakukan dari Patok Poligon
yang sudah di ketahui kedudukan Planimetris dan
Elevasinya dari pengukuran Poligon dan Sifat Datar.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


131

2. Alat yang di pergunakan adalah Theodolit TU Wild atau yang


sejenis dan setingkat ketelitiannya.
3. Semua tangkapan yang ada baik alamiah maupun buatan
Manusia di ambil sebagai titik detail antara titik Poligon
Trase.
4. Sketsa Lokasi Detail harus di buat dengan rapi dan jelas
sehingga memudahkan penggambaran dan koreksi
apabilah terjadi kesalahan dalam pengukuran.
5. Apabilah Trase melalui Sungai/Lembah maka harus di
adakan pengukuran situasi khusus 200 m dan 200 m ke hilir
dengan Skala 1 : 500.
C. Pemasangan Bench Mark
1. Bench Mark baru di pasang pada as rencana Embung dan
beberapa tempat yang diperlukan, minimal 4 buah per lokasi.
2. Harus di pasang juga pada titik simpul (loop Intersection Point)
3. Sistem Penamaan Bench Mark harus seragam dengan nomor yang
sudah ada.
4. Setiap Bench Mark lama/baru harus di buat diskripsinya
5. Ukuran, Bentuk dan Type Bench Mark yang di pasang harus
mengikuti Standard Bangunan Pengairan.

D. Penggambaran
1. Penggambaran hasil pengukuran di buat di atas kertas A1 (594 mm
x 841 mm) dengan ketentuan penggambaran sesuai dengan
Standard penggambaran yang diterbitkan Oleh Direktorat Jenderal
Pengairan.
2. Gambar di buat dengan skala sebagai berikut :
 Peta Situasi Areal Genangan : Skala 1 : 500
 Pot memanjang : Skala 1 : 1000 (H)
Skala 1 : 100 (V)
 Pot. Melintang : Skala 1 : 100.
E. Produk Yang harus di serahkan untuk kegiatan pengukuran Topografi,
Adalah :

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


132

1. Peta Situasi Areal Genangan


2. Potongan Memanjang as rencana Embung, Jaringan Distribusi dan
jalan masuk.
3. Potongan Melintang as rencana Embung, Jaringan Distribusi dan
jalan masuk.
4. Buku Ukur.
5. Laporan Topografi (termasuk didalamnya Diskripsi Bench Mark)
7.2 Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah.
A. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah terdiri atas
pekerjaan:
 Pemetaan Geologi
 Sondir dan Handboring
 Sumur Uji
 Uji Laboratorium.
Sesuai dengan Persyaratan Teknis PT-03 yang diterbitkan Oleh Direktorat
Jendral Pengairan, Ada beberapa hal yang harus di perhatikan saat
melaksanakan kegiatan di atas seperti yang di jelaskan di bawah ini.
B. Pemboran Inti
a Tahap Pertama
 Persiapan
Pengumpulan Data, Mempelajari data yang telah ada daerah di
mana Embung di rencanakan akan di bangun. Data tersebut
misalnya : Foto Udara, Peta Tofografi, Peta Geologi, dan
Literatur yang telah ada.

 Pekerjaan Lapangan.
Pekerjaan Lapangan pada tahap pertama ini meliputi Pemetaan
Geologi permukaan pendugaan keadaan bawah permukaan dan
penentuan titik pengeboran.
Pemetaan Geologi permukaan disini terutama di tujukan untuk
keperluan Geologi Teknik, Pemetaaan Geologi ini harus terdiri
dari

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


133

1. Pembahasan Keadaan Geomorfologi


2. Penyebaran satuan-satuan batuan termasuk tanah
pelapukannya.
3. Struktur Geologi Strike dan Dip dari pelapisan system joint
(kekar), Patahan dan lain-lain.
4. Stratigrafi : urutan-urutan dari satuan batuan secara Vertikal
berdasarkan sejarah Geologinya.
Dari pemetaan Geologi tresebut di atas maka dapat di analisa
kedaan Geologi bawah permukaan secara umum dari daerah
rencana waduk, Serta dapat di tentukan titk penyelidikan.
b. Tahap Kedua
 Test Permeabilitas
Test Permeabilitas di lakukan untuk mengetahui harga K (Koofisien
Permeabilitas) di lakukan di lapangan pada lubang bor. Test
akan di lakukan pada setiap kedalaman 3 meter atau sesuai
petunjuk Direksi lapangan.
 Standar Penetration Test (SPT)
Standar Penetration Test di lakukan untuk mengetahui daya dukung
tanah, Dan akan di laksanakan pada saat pengeboran di
laksanakan.
 Profil-Profil Geologi.
Pembuatan Profil-profil Geologi terutama harus dapat
menggambarkan keadaan Geologi bahwa permukaan serta
hubungan yang jelas untuk setiap satuan batuan. Dalam hal ini,
Struktur Geologi, Pembagian Satuan-satuan serta Susunan
perlapisan batuan.
C. Penyelidikan Mekanika Tanah.
Selain Penyelidikan Geologi Teknik, Penyelidikan mekanika tanah di
sekitar bangunan perlu dilakukan. Penyelidikan yang akan di
laksanakan ini merupakan penelitian tanah Detail (Detail
Investigation). Lokasi titik Penyelidikan akan di tentukan bersama
Direksi Pekerjaan.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


134

Pelaksanaan penyelidikan mekanika tanah ini akan di laksanakan


secara bersama dengan penyelidikan Geologi Teknik Tahap 11.
Penyelidikan Tanah ini terdiri atas :
1. Penyelidikan Lapangan
a. Pengambilan Contoh Tanah
Untuk mengadakan penelitian tanah Laboratorium, Pengambilan
contoh tanah ini sangat penting sekali, Selain Untuk
mengetahui sifat dan jenis tanahnya juga untuk perkiraan
dalam Elevasi hasil penelitian tanahnya. Sehingga
pengambilan contoh tanah ini mutlak di lakukan.
Pengambilan contoh tanah asli (Undisturbed Samples). Agar
Data Parameter dan sifat-sifat tanahnya mash dapat di
gunakan maka perlu sekali perhatian pada saat-saat
pengambilan, Pengangkutan dan penyimpanan contoh-
contoh tanah ini, agar :
 Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau
berubah, Sehingga mendekati keadaan yang sama
dengan keadaan di lapangan.
 Kadar air asli masih dapat di anggap sesuai dengan
keadaan lapangan.
 Menggunakan Tube Sample yang baik dengan mata
tabung-tabung yang tajam serta memenuhi
persyaratan yang ada. Diameter tabung (Ф) Minimal
6,8 Cm dan Panjang 50 Cm.
 Sebelum pengambilan contoh tanah di lakukan
dinding tabung setelah dalamdi beri pelumas (Olie)
agar gangguan terhadap contoh tanah dapat di
perkecil, Terutama pada waktu mengeluarkan contoh
tanah ini.
 Agar kadar asli contoh ini tidak terlalu berubah, Maka
pada ujung tabung ini di beri/di tutup dengan Parafin
yang cukup tebal dan tabung tersebut di beri simbol
lokasi dan kedalaman dari contoh tanah tersebu.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


135

 Pada saat pengambilan contoh tanah di usahakan


dengan memberikan tekanan Centris sehingga
struktur tanahnya sesuai dengan dilapangan.
 Pengambilan contoh-contoh pada setiap lapisan
tanahnya yang berbeda atau pada kedalaman
tertentu.
 Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan tabung
sample supaya di hindarkan dari getaran-getaran
yang cukup keras dan di hindarkan penyimpanan
pada suhu yang cukup panas.
Pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed Samples).
Contoh tanah tidak asli dapat di peroleh dari pembuatan
sumur uji/test pit. Pengambilan contoh tanah di ambil
sebagai berikut :
 Bila Lapisan-lapisan tanah masing-masing lapisan
cukup tebal maka harus di ambil masing-masing
lapisan dengan pengambilan Vertikal.
 Bila lapisan-lapisan tipis 0,5 m, Maka contoh tanah
tersebut di ambil secara acak dengan pengambilan
vertikal. Contoh-contoh tanah-tanah ini akan ditest
dengan percobaan cara Proctor. Untuk pengukuran
kadar air aslinya maka perlu di adakan pengambilan
contoh tanah asli dengan menggunakan PVC dicatat
dengan simbol dan kedalaman di mana Sample
diambil.
b. Sumur Uji
Pekerjaan uji atau test pit ini gunanya untuk mengetahui
ketebalan lapisan di bawah top soil dengan lebih jelas, baik
lokasi tersebut untuk pondasi kolam bangunan maupun
untuk jenis bahan timbunan pada daerah borrow areanya.
Dengan demikian dapat lebih positif dalam menggunakan
jenis lapisan dan ketebalannya.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


136

Photo dari samping lapisannya, juga di catat elevasi-elevasi


ketinggian dari lokasi tersebut. Untuk sumuran uji tersebut 1
– 1,5 m atau di sesuaikan dengan keadaan lapisan
tanahnya.
Pembuatan sumur uji ini dihentikan bilamana:
 Telah di jumpai lapisan keras, dan diperkirakan benar-
benar keras pada lokasi tersebut.
 Bila di jumpai rembesan air tanah yang cukup besar
sehingga sulit untuk di atasi.
 Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga
pembuatan galian mengalami kesulitan, Tapi di
usahakan terlebih dahulu dengan memuat papan-
papan penahan dinding galian.
2. Penyelidikan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang di ambil, baik tanah asli maupun
contoh tanah terganggu akan di lakukan beberapa macam
percobaan di Laboratorium, Sehingga data Parameter dan sifat-
sifat tanah dapat di ketahui. Jenis dan macam percobaan untuk
tanah yang di lakukan adalah sebagai berikut :
 Soil Properties :
 Unit Density (n)
 Specific Gravity (Gs)
 Moissture (Wn)
 Void Ratio (e)
 Grain Size Analysis
 Atterberg Limit (Wi, Wp, Ip)
 Triaxialy Test (º, C, O, C ')
 Permeability (k)
D. Laporan Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
Laporan akhir dari pekerjaan Survey Geologi dan Mekanika Tanah
berupa laporan yang berisi tentang :
 Peta Geologi permukaan pada lokasi rencana Embung.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


137

 Penampung batuan hasil pemboran inti pada lokasi rencana


Embung.
 Peta lokasi lubang Bor.
 Hasil-jasil pengujian, Pengamatan dan analisa di lapangan dan
laboratorium.
 Deskripsi mengenai hasil penyelidikan yang di lakukan oleh
Konsultan meliputi Metode yang di laksanakan untuk pengujian
di lapangan dan di Laboratorium, Kuantitas dan kualitas bahan
yang ditemui.
 Gambaran umum mengenai keadaan tanah di bawah di daerah
bersangkutan, Masalah yang di hadapi selama penyelidikan
berlangsung, Kesimpulan serta Rekomendasi untuk parameter
perencanaan.

7.3. Analisa Data


A. Analisa Data Hasil Pengukuran Topografi.
Dari gambar dan data hasil pengukuran Topografi dan pemetaan situasi
Detail di lakukan analisa Alternatif lokasi as Embung, Perkiraan volume
Tampungan dan Luas Daerah Genangan, Letak Bangunan Pelimpah,
Sistem Pengelak beserta Pengelak beserta Lay Outnya, Jalur Distribusi
dan Lokasi-Lokasi Bak Penampungan serta jalan masuk.
B. Analisa Data Hidrologi.
Analisa Hidrologi ini meliputi Analisa Evapotranspirasi, Curah hujan
rancangan dan efektif, Debit rancangan dan andalan, Kebutuhan air,
Neraca air, Rating Curve, Penelurusan banjir di Waduk, Sedimentasi
Waduk, dsb.
C. Analisa Data Hasil Penyelidikan Geotek dan Mektan
Analisa ini meliputi analisa kondisi Geotek/Mektan (Kondisi kekuatan tebing
dan pondasi di lokasi alternatif rencana as Embung), Letak lokasi
Quarry Site dan Borrow Area beserta Volume Bahan Timbunan.
D. Analisa Kondisi Sosial Ekonomi.
Analisa ini meliputi analisa kondisi Kependudukan, Kondisi Sosial
Kemasyarakatan, Perekonomian, Pertanian, dll.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


138

E. Perencanaan Rinci
Dalam melakukan perencanaan rinci, Konsultan harus berpedoman pada
standar yang di berlaku di indonesia. Bila di gunakan Referensi yang
lain, Harus dengan persetujuan Direksi perencanaan rinci ini meliputi :
 Perencanaan Embung mencakup perencanaan untuk menentukan
:
1. Tipe dan Jenis Embung
2. Karakteristik Hidrolis Pelimpah
3. Tanggul Banjir
4. Bangunan Pengambilan
5. Tingkat Kestabilan
6. Pedoman Operasi dan pemeliharaannya
7. Dan sebagainya.
 Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
1. Pembuatan Lay-Out Jaringan Distribusi
2. Rencana Trase
3. Kapasitas Saluran/Pipa
4. Jenis Konstruksi
5. Bangunan pelengkap yang di perlukan.
6. Dan sebagainya.
 Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
1. Rencana Trase jalan masuk, Termasuk lahan yang harus di
bebaskan untuk jalan masuk.
2. Jenis Kontruksi
3. Bangunan pelengkap yang di perlukan
4. Dan sebagainya.
 Produk yang harus di serahkan untuk kegiatan ini adalah :
1. Gambar Perencanaan : Embung, Jaringan Distribusi dan jalan
masuk.
2. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Embung
3. Nota Perencanaan
4. Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


139

5. Spesifikasi Teknik (mencakup antara lain metode pelaksanaan


pekerjaan serta jenis dan jumlah peralatan).

9. Pelaporan
Sebagai indicator keluaran dari pelaksanaan SID Pengembangan Waduk
Kecil/Embung Serbaguna untuk Konservasi SDA dan Ketahanan Air, Kab.
Seram Bagian Timur, dimana konsultan harus menyerahkan beberapa laporan
ke Balai Wilayah Sungai Maluku yang disusun selama waktu kontrak, meliputi :
A. Rencana Mutu Kontrak
Menampung keseluruhan rencana kerja konsultan baik itu berupa jadwal
personil, nama personil, time schedule dan lainnya. Rencana Mutu Kontrak
dicetak sebanyak 5 eksemplar dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
B. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang berisikan seluruh aktifitas yang
dilakukan oleh konsultan. Laporan ini bermaterikan keadaan keuangan,
penggunaan tenagakerja, permasalahan yang dihadapi dan langkah-
langkah yang diambil. Laporan Bulanan dicetak sebanyak 5 eksemplar
pada masing-masing laporan bulanan
C. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan garis besar kondisi pekerjaan, pemahaman
konsultan terhadap daerah pekerjaan, rencana kegiatan dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasaan tenaga ahli yang dilibatkan,
daftar data yang sudah/belum dikumpulkan, rencana kerja yang akan
dilaksanakan, permasalahan dan dokumentasi kondisi eksisting. Laporan
pendahuluan dicetak sebanyak 5 eksemplar.
D. Laporan Antara (Interm)
Laporan antara merupakan konsep perencanaan konsultan terhadap daerah
pekerjaan.Aplikasi metode yang dipakai dan hasil perhitungan sementara
berdasarkan survey dan saran tambahan. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar
E. Konsep Laporan Akhir
Laporan ini berisi tentang hasil dari keseluruhan pekerjaan dari awal hingga
akhir. Laporan dicetak sebanyak 5 eksemplar.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


140

F. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan ini berisi tentang hasil dari keseluruhan pekerjaan yang telah di revisi
pada saat asistensi konsep laporan akhir atau pada saat ekspose akhir.
Laporan dicetak sebanyak 5 eksemplar
G. Laporan Penunjang
Laporan ini terdiri dari :
1. Laporan Utama (Main Report) sebanyak 5 eksemplar,
2. Laporan Ringkasan Eksekutif sebanyak 5 eksemplar,
3. Laporan Survei Topografi sebanyak 5 eksemplar,
4. Laporan Survey Geoteknik sebanyak 5 eksemplar,
5. Laporan Survey Hidrologi sebanyak 5 eksemplar,
6. Laporan Survey Sosial Ekonomi sebanyak 5 eksemplar,
7. Laporan Nota Desain sebanyak 5 eksemplar,
8. BOQ dan Analisa Biaya sebanyak 5 eksemplar,
9. Laporan Kajian O&P sebnayak 5 eksemplar,
10. Gambar Survey dan Investigasi A1 Kalkir sebanyak 1 eksemplar,
11. Gambar Survey dan Investigasi A3 Copy sebanyak 5 eksemplar,
12. Gambar Desain A1 Kalkir sebanyak 1 eksemplar,
13. Gambar Desain A3 Copy sebanyak 5 eksemplar,
14. Foto Album sebanyak 1 album,
15. Hardisk eksternal kapasitas 1 TB sebanyak 1 unit.

10. Personil
Personil Konsultan yang di tugaskan harus memenuhi peryaratan berikut :
2. Tenaga Ahli
 Ketua Team / Ahli Struktur SDA : 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil atau Teknik Pengairan dengan pengalaman
kerja Profsional Sedikitnya 5 (lima) tahun dalam perencanaan Bangunan
Air termasuk perencanaan Embung/Bendungan dan pernah menjadi Team
Leader dalam Bidang Perencanaan Bangunan Pengairan. Pemimpin Tim
harus dapat mengkoordinir pekerjaan dan menentukan Standar yang

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


141

seragam untuk pekerjaan dan menentukan standar yang seragam untuk


pekerjaan yang dilakukan oleh anggota Tim.
Personil yang di usulkan untuk posisi tersebut harus mempunyai motivasi
secara penuh, mempunyai kemampuan memimpin dan mampu bekerja
sama dengan di Siplin Ilmu lainnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh Assosiasi
profesi atau Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK,
dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya
Air.
 Tenaga Ahli Hidrologi dan Hidrolika: 1 (satu) orang.
Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil atau Teknik Pengairan dengan pengalaman
Kerja Minimal 4 (empat) tahun dalam analisa hidrologi dan rekayasa
hidrolika untuk perencanaan embung/waduk serbaguna.
Tenaga Ahli dapat bekerja sama dengan tim lainnya dalam perencanaan
embung/waduk dan dapat membuat nota perencanaan embung/waduk,
melakukan penyelidikan dan perhitungan hidrologi, menghitung volume
pekerjaan dan mampu membuat rekayasa serta analisa hidrolika.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang di keluarkan oleh Assosiasi
profesi atau Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK
Dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya
Air.
 Tenaga Ahli Geologi/Mekanika Tanah : 1 (satu) orang.
Lulusan Sarjana (S1) Geologi atau Teknik Sipil dengan pengalaman Minimal 4
(empat) tahun dalam penyelidikan Geotek dan Mektan untuk Perencanaan
Embung/Waduk/Bangunan Air serbaguna.
Harus Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan Oleh Assosiasi
Pofesi atau Sertfikat Kahlian (SKA-P) Yang dikeluarkan oleh LPJK dengan
Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya Air.
 Tenaga Ahli Geodesi : 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana (S1) Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 4
(empat) tahun dalam mengkoordinir pelaksanaan survey pengukuran
topografi untuk perencanaan Embung/Waduk serbaguna.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


142

Ahli Geodesi dapat bekerja sama dengan tim lainnya dalam pelaks anaan
pengukuran topografi dan menentukan titik pengukuran serta membantu
tim pengukuran dalam membuat laporan pengukuran yang akan di
rencanakan.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh Assosiasi
Profesi atau Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK
dengan Klasifiakasi Bidang Geodesi.
 Tenaga Ahli Sosial Ekonomi : 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana (S1) Sosial Ekonomi dengan pengalaman kerja minimal 4
(empat) tahun dalam analisa kelayakan pengembangan Embung/Waduk
serbaguna.
Ahli Sosial Ekonomi Pertanian dapat bekerja sama dengan tim lainnya dalam
penyelidikan sosial ekonomi pada daerah-daerah penerima manfaat dan
membuat laporan sosial ekonomi yang akan di rencanakan.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang di keluarkan oleh Assosiasi
Profesi atau Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK
dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya
Air.

 Tenaga Cost Estimate : 1 (satu) orang.


Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil dengan Pengalaman Sekurang-kurangnya 8
(delapan) tahun yang menguasai Bidang perhitungan Volume Pekerjaan
dan Analisa Biaya serta Analisa Ekonomi.
3. Tenaga Teknis
 Ass. Ahli Hidrologi : 1 (satu) Orang
Membantu Ahli Hidrologi dalam perencanaan dan analisa hidrologi
 Ass. Ahli Geologi : 1 (satu) Orang
Membantu Ahli Geologi dalam perencanaan dan penyelidikan geologi.
 Ass. Ahli Hidrolika : 1 (satu) Orang
Membantu Ahli Hidrolika dalam perencanaan dan rekayasa hidrolika.
 Cost Estimator : 1 (satu) Orang
Melakukan perhitungan Volume Pekerjaan dan Analisa Biaya terhadap
perencanaan embung/waduk serbaguna.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


143

 Surveyor/Juru Ukur : 4 (empat) Orang


Melakukan pengukuran di lapangan dan membantu Juru Ukur serta Ahli
Geodesi di lapangan.
 Autocadman : 1 (satu) Orang
Membuat Gambar dan membantu Ahli Perencanaan serta Juru Ukur..
4. Tenaga Penunjang Lainnya.
 Tenaga Administrasi : 1 (satu) orang
 Operator Komputer : 1 (satu) orang
 Office Boy : 1 (satu) orang.

11. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
8 (delapan) bulan atau 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.

TAHUN ANGGARAN 2013


N
URAIAN PEKERJAAN
o BULAN
I II III IV V VI VI VI IX X XI XI
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
DISKUSI LAPORAN
2. PENDAHULUAN
(PRELIMINARY REPORT)
PEKERJAAN
3.
PENGUMPULAN DATA
DISKUSI LAPORAN
4. PERTENGAHAN
(INTERMEDIATE REPORT)
PEKERJAAN
5.
PENGOLAHAN DATA
DISKUSI LAPORAN AKHIR
6.
(FINAL REPORT)

12. DISKUSI
Diskusi pekerjaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan rincian sebagai berikut :
1. Diskusi Pendahuluan
Diskusi pendahuluan dilakukan setelah diserahkannya laporan pendahuluan
oleh Konsultan kepada pihak Direksi.
2. Diskusi Laporan Interim

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi


144

Diskusi ini dilakukan setelah diserahkannya laporan interim oleh konsultan


kepada pihak Direksi.

3. Diskusi Draft Final Report


Diskusi ini dilakukan setelah diserahkannya draft final report oleh Konsultan
kepada pihak Direksi.

13. LAIN-LAIN
1. Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya yang sewaktu-waktu dapat
dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai
kuasa untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama Konsultan.
2. Konsultan diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan lapangan.
3. Konsultan harus selalu mendiskusikan usulan-usulan pekerjaan ini dengan
Direksi Pekerjaan.
4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini
harus disediakan oleh Konsultan.
Hal - hal lain yang tidak disebutkan dalam TOR ini perlu dilaksanakan sesuai
dengan SNI/SK-SNI dan kriteria perencanaan yang berkitan serta berpedoman
pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
dan persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun dalam
pelaksanaannya diperlukan fleksibelitas yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Hal - hal lain menyangkut pekerjaan ini :
1. Setiap draf laporan harus dibahas dengan pengguna jasa / satuan kerja /
Direksi Pekerjaan.
2. Hak cipta dan perbanyakan hasil pekerjaan ini menjadi milik satuan kerja
Balai Wilayah Sungai Maluku, dan setiap pengcopyan / panggandaan dalam
bentuk dan untuk maksud apa harus dengan izin tertulis dari Balai Wilayah
Sungai Maluku.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dengan Prakualifikasi

Anda mungkin juga menyukai