SID Pembangunan Bendung/ Intake dan Jaringan Transmisi Air Baku Lonuo
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup
yang berada di planet Bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup,
baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun hewan (termasuk di dalamnya manusia) akan
terkandung sejumlah air. Untuk kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan air
kurang lebih 60 ltr/org setiap harinya. Pentingnya fungsi air bagi kehidupan maka
perlu diupayakan ketersediaan air selalu terpenuhi. Baik untuk tingkat layanan yang
ada dari sasaran yang diinginkan maupun untuk prediksi kebutuhan di masa yang
akan datang juga pengembangannya. Dengan demikian pembangunan infrastruktur
jaringan air bersih merupakan kebutuhan yang penting di Provinsi Gorontalo pada
saat ini. Karena keterbatasan air bersih, masih banyak ditemukan masyarakat yang
menggunakan sumber air yang ada, seperti air sungai untuk memenuhi kebutuhan air
bersihnya sehari-hari (mandi, cuci dan buang air besar). Hal ini sangat
memprihatinkan karena tidak semua sungai yang berada di Provinsi Gorontalo
memenuhi standar kualitas air bersih.
Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah menyiapkan perencanaan teknis untuk pelaksanaan
Bendung/ Intake dan Jaringan Transmisi Air Baku di Kabupaten Bone Bolango.
Tujuan
Tujuannya adalah untuk membuat desain yang nantinya akan digunakan pada
pelaksanaan Pembangunan Bendung dan transmisi air baku guna suplai kebutuhan
air (terutama kebutuhan air baku) bagi masyarakat.
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 5 (lima) bulan atau 150 (Seratus
Lima Puluh) hari kalender dihitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Perencanaan dan Program
Provinsi Gorontalo, Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sulawesi II.
Lingkup kegiatan SID Pembangunan Bendung/ Intake dan Jaringan Transmisi Air
Baku Lonuo adalah:
7. Pelaporan.
Cakupan pekerjaan tersebut dapat dibagi dalam beberapa kegiatan sebagai berikut:
A. Pekerjaan Pendahuluan
1. Persiapan Administrasi
4. Studi Pendahuluan/Awal
7. Penggambaran
A. Pemetaan Situasi
c. Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada Persyaratan Teknis PT-02 yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan
1. Poligon harus meliputi daerah yang akan dipetakan dan merupakan kring
tertutup.
2. Jika poligon terlalu besar, maka pokigon harus dibagi menjadi beberapa
kring tertutup.
4. Pengukuran poligon harus diikatkan ke titik tetao yang telah ada. Dalam hal
ini penentuan koordinat titik awal akan dilakukan dengan pelatang GPS
(Global Positioning System).
7. Semua bench mark yang dipsang maupun yang telah ada harus dilalui
poligon.
8. Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2 Wild atau yang
sejenis.
10. Sudut vertikal dibaca dalam satu seri dengan ketelitian sudut 10°.
1. Poligon cabang harus dimulai dari poligon utama dan diakhiri pada poligon
utama
5. Semua bench mark yang dipasang maupun yang telah ada harus dilalui
poligon.
7. Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2 Wild atau yang
sejenis.
1. Alat yang digunakan adalah Automatic Level Ni.2, Nak2 atau yang
sejenisnya.
6. Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang, yaitu benang
atas, benang tengh dan benang bawah.
7. Semua bench mark yang ada maupun yang akan dipasang harus melalui
jalur sipat datar.
3. Ketelitian poligon raai untuk sudut adalah 20n, dimana n - banyaknya titik
sudut. Ketelitian linier poligon raai 1:1.000.
4. Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusai diambil
sebagai titik detail, misalnya : lembah, bukit alur, sadel dan sebagainya.
6. Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu yang disyaratkan.
10. Ketelitian poligon raai adalah 10 cmD, dimana D = panjang poligon dalam
km.
1. Bench Mark baru dipasang pada as rencana Bendung (minimal 1 buah) dan
beberapa tempat yang diperlukan (minimal 2 buah), atau minimal 3 buah.
2. Harus dipasang juga pada setiap titik simpul (loop intersection point).
3. Sistem penamaan Bench Mark harus seragam dengan nomor yang sudah
ada.
5. Ukuran, bentuk dan type Bench Mark yang dipasang harus mengikuti
standard bangunan pengairan.
G. Penggambaran
a. Penyelidikan Lapangan
b. Penyelidikan Laboratorium
I. Penyelidikan Lapangan
a) Sondir
Agar kadar asli contoh ini tidak terlalu berubah, maka pada ujung
tabung ini perlu diberi/ditutup dengan parafin yang cukup tebal dan
Contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari pembuatan sumur uji/test
pit. Pengambilan contoh tanah diambil sebagai berikut:
1. Peta Geologi permukaan pada lokasi rencana Bendung/ Intake & JAringan
2. Peta Lokasi Sondir
3. Hasil-hasil pengujian, pengamatan dan analisa di lapangan dan
laboratorium,
4. Deskripsi mengenai penyelidikan yang dilakukan oleh Konsultan meliputi
metode yang dilaksanakan untuk pengujian di lapangan dan di laboratorium,
kuantitas dan kualitas yang ditemui,
5. Gambaran umum mengenai keadaan tanah bawah di daerah yang
bersangkutan, masalah yang dihadapi selama penyelidikan berlangsung,
kesimpulan serta rekomendasi untuk parameter perencanaan.
D. Pekerjaan Survey
Pada saat proses pelaksanaan studi, maka Penyedia Jasa akan melakukan diskusi
serta menyusun laporan hasil studi sesuai dengan KAK dan selanjutnya
diserahkan kepada pihak Pengguna Jasa yaitu :
1. Laporan Pendahuluan
2. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
3. Laporan Bulanan
4. Laporan Mingguan
5. Laporan Penunjang berupa : laporan topografi, buku ukur, laporan
hidrologi, laporan sosial ekonomi & kesmas, laporan mekanika tanah,
laporan nota perencanaan, laporan system planing serta manual OP.
6. Laporan Antara/Interim
7. Laporan Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
8. Konsep Laporan Akhir
9. Laporan Akhir
10. Laporan Ringkasan (Executive Summary)
11. Spesifikasi Teknis
12. Diskusi/Presentasi