Abstrak
Kebutuhan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat, sementara sumber air baku yang ada
sebagian sudah tercemar akibat pembuangan limbah yang tidak memenuhi standar baku mutu.
Teknologi pengolahan limbah yang tepat yang dilengkapi dengan sistem daur ulang air limbah
merupakan solusi tepat untuk mengatasi kedua hal tersebut. Lingkungan dan sumber air baku akan
terhindar dari resiko pencemaran, dan sebagian kebutuhan air bersih akan dapat tercukupi dari
hasil daur ulang air limbah. Teknologi pengolahan limbah dengan proses lumpur aktif yang
dikobinasikan dengan teknologi biofilter yang dilengkapi dengan teknologi filtrasi dengan multi
media filter dan utra filtrasi merupakan teknologi yang tepat utuk pengolahan limbah dari berbagai
industry.
Kata kunci : limbah industry, daur ulang air limbah, teknologi pengolahan limbah, air baku, air
bersih
1. PENDAHULUAN
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan teknologi modern oleh manusia
guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Di sisi lain, pesatnya perkembangan industry yang
sangat pesat dapat menimbulkan dampak yang merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut
harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri tersebut.
Pencemaran akibat aktivitas industri juga telah merusak sumber daya air (terutama air tanah) akibat kontaminasi
berbagai jenis limbah sehingga menurunkan kualitas air tanah menjadi tidak layak untuk dikonsumsi lagi.
Pencemaran air tanah mengakibatkan beralihnya sumber air masyarakat ke sumber air dari PDAM, yang
mengakibatkan kenaikan jumlah kebutuhan air bersih yang harus disediakan oleh PDAM. Jika hal ini
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka akan menimbulkan terjadinya krisis air bersih.
1.1 Permasalahan
Meskipun berbagai cara telah ditempuh untuk mencapai proses produksi bersih (nir limbah), tetapi
belum semua industry dapat menerapkannya sehingga perlu ditempuh upaya minimisasi limbah dan teknik
pengelolaan dan pengolahan limbah yang effektif dan effisien.
Permasalahan lain adalah peningkatan kebutuhan air bersih sementara sumber air baku banyak yang telah
tercemar oleh limbah. Teknologi pengolahan limbah dan daur ulang air limbah merupakan solusi yang tepat
untuk mengatasi kedua hal tersebut.
1.2 Tujuan
Terkait permasalahan diatas, maka tujuan penyusunan makalah ini memberikan panduan mengenai
pengelolaan limbah serta panduan untuk mengembangkan teknologi IPAL aplikatif yang dapat membantu
menyelesaikan permasalahan limbah industri“
2. PEMBAHASAN
2.1 Sumber Limbah
Air limbah secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu air limbah domestik, air limbah industri dan
air limbah pertanian. Dalam suatu kegiatan industri, limbah dihasilkan dari berbagai sumber. Sumber-sumber
limbah yang potensial antara lain berasal dari proses produksi, seperti sisa produk, produk gagal, ceceran
produk, bekas bahan pembersih, bahan yang rusak, bekas bahan pembantu proses, laboratorium, dan limbah
domestik.
89
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
3. TEKNOLOGI IPAL
Pengoperasian IPAL bertujuan untuk menghilangkan parameter pencemar yang ada di dalam air limbah
sampai batas yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air sesuai dengan syarat baku mutu yang diijinkan.
Pengolahan air limbah secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa bagian, yakni pemisahan padatan
tersuspensi (solid–liquid separation), pemisahan senyawa koloid, serta penghilangan senyawa polutan terlarut.
Ditinjau dari jenis prosesnya dapat dikelompokkan menjadi: proses pengolahan secara fisika, kimia, fisika-
kimia serta secara biologis.
Penerapan masing-masing metode tergantung pada karakteristik limbah. Dalam Tabel 1 ditampilkan
kontaminan yang umum ditemukan dalam air limbah serta sistem pengolahan yang sesuai.
90
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Ditinjau dari urutannya proses pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Pengolahan primer, digunakan sebagai pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan padatan
tersuspensi, koloid, serta penetralan yang umumnya menggunakan proses fisika atau proses kimia.
2. Pengolahan sekunder, digunakan untuk menghilangkan senyawa polutan organik terlarut yang umumnya
dilakukan secara biologis.
3. Pengolahan tersier atau pengolahan lanjut, digunakan untuk menghasilkan air olahan dengan kualitas
yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Prosesnya dapat dilakukan secara biologis, fisika, kimia
atau kombinasi ke tiga proses tersebut.
Gambar 1 berikut ini menunjukan urutan dalam proses pengolahan limbah yang dilengkapi dengan unit daur
ulang.
91
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Recycle
Bhn. Netralisasi
Koagulan - Flokulan
92
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Flotasi
Berlawanan dengan proses pengendapan, flotasi adalah proses pemisahan padatan-cairan atau cairan-
cairan, yang dalam hal ini partikel atau cairan yang dipisahkan mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada
cairan. Apabila perbedaan berat jenis secara alamiah cukup untuk dilakukan pemisahan, maka proses flotasi
dinamakan “flotasi alamiah” (natural flotation).
Untuk menentukan kecepatan naik gelembung suatu partikel dalam proses flotasi maka dapat digunakan
persamaan Stoke, yang menjelaskan tentang gelembung gas naik pada aliran laminer sebagai berikut:
V = g/18 . ( l - g) . d2
93
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Dari persamaan ini dapat disimpulkan, bahwa semakin besar diameter gelembung semakin besar pula
kecepatan naiknya. Gambar 6 menunjukkan contoh unit flotasi di IPAL industri. (Setiyono, 2014)
94
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
95
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Tabel 2. Karakterisitik Operasional Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biologis
EFISIENSI
JENIS PROSES PENGHILANGAN KETERANGAN
BOD (%)
Lumpur Aktif 85 - 95 -
Standar
Step Aeration 85 - 95 Digunakan untuk beban
pengolahan yang besar.
Modified 60 - 75 Untuk pengolahan dengan
Aeration kualitas air olahan sedang.
PROSES BIOMASA Contact 80 - 90 Digunakan untuk pengolahan
TERSUSPENSI Stabilization paket. Untuk mereduksi ekses
lumpur.
High Rate 75 - 90 Untuk pengolahan paket, bak
Aeration aerasi dan bak pengendap akhir
merupakan satu paket.
Memerlukan area yang kecil.
Pure Oxygen 85 - 95 Untuk pengolahan air limbah
Process yang sulit diuraikan secara
bilogis. Luas area yang
dibutuhkan kecil.
Oxidation Ditch 75 - 95 Konstruksinya mudah, tetapi
memerlukan area yang luas.
Trickling Filter 80 - 95 Sering timbul lalat dan bau.
Proses operasinya mudah.
PROSES BIOMASA Rotating 80 - 95 Konsumsi energi rendah,
MELEKAT Biological produksi lumpur kecil. Tidak
Contactor memerlukan proses aerasi.
Contact 80 - 95 Memungkinkan untuk
Aeration penghilangan nitrogen dan
Process phospor.
Biofilter 65 - 85 memerlukan waktu tinggal yang
Unaerobic lama, lumpur yang terjadi kecil.
LAGOON Kolam stabilisai 60 - 80 memerlukan waktu tinggal yang
cukup lama, dan area yang
dibutukkan sangat luas
(Said, 2006)
96
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Gambar 10. Foto Multi Media Filter Unit Re-use PT. KMI, (Setiyono, 2014)
Ultra Filtrasi
Ultra filtrasi merupakan teknologi penyaringan air dengan menggunakan membran untuk
memisahkan senyawa maupun partikel koloid, protein, polutan dari unsur microbiologis yang ada pada air
baku. Gambar 11 menunjukkan diagram alir pengolahan limbah secara tersier dengan unit ultra filtrasi.
Gambar 11. Diagram Alir Sistem Re-use Air Limbah PT. KMI, (Setiyono, 2014)
97
Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan
Jakarta, 20 September 2018
Gambar 12. Diagram Alir Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. KMI, (Setiyono, 2014)
4. KESIMPULAN
1. Teknologi pengolahan limbah yang dilengkapi dengan fasilitas daur ulang air limbah merupakan
solusi yang tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungann dan mengatasi kebutuhan
air bersih yang semakin meningkat.
2. Penerapan teknolgi IPAL yang tidak tepat, beresiko terhadap terjadinya kegagalan dalam
pengelolaan limbah.
3. Manajemen pengelolaan limbah, berperan sangat penting dalam pengolahan limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Denny Setiawan. 2011. Pengolahan Air Limbah. 02 Januari 2011, http://gunadarma-
dennysetiawan.blogspot.com/2011/01/pengolahan-air-limbah-dean-jenis.html [15 Agustus 2018]
Said, N.I. (2000). “Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob”. Jurnal Teknologi
Lingkungan, BPPT. Jakarta.
Said, N.I. 2005. Proses Dasar Dalam Pengolahan Limbah Cair.
Said, N.I ”Daur Ulang Air Limbah (Water Recycle) Ditinjau Dari Aspek Teknologi, Lingkungan dan
Ekonomi” Jurnal Air Indonesia Vol. 2 No. 2, tahun 2006
Setiyono, Satmoko Yudo. 2014. Panduan Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Otomotif.
BPPT Press.
Setiyono. 2014. Kawasaki Motor Green Industry. BPPT Press.
Utami. 2013. Pengolahan dan Penanganan Limbah. Utamisubardo's Blog. 21 April 2013.
https://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penanganan-limbah/ [14 Agustus 2018]
Scherfig, J., and Mosharraf. F., Two-stage backwash system for wastewater filters using primary and final
effluent. J. WPCF, 1651-1657, 1989.
98