Anda di halaman 1dari 7

SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik

Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37


PELATIHAN NASYID PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SMP DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL

Nisyar Fauzi Noor1


Yudi Sukmayadi2
Febbry Cipta2
1, 2
Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
email: nfauzinoor@gmail.com

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PELATIHAN NASYID PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP
DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL BANDUNG” didasari oleh alasan kurangnya jam
pelajaran seni budaya disekolah untuk meningkatkan minat dan bakat siswa dalam bidang nasyid
sehingga lahirlah pelatihan dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menghasilkan siswa-
siswa berprestasi dan mengharumkan nama sekolah. Pelatihan ekstrakurikuler nasyid memaparkan dan
mendeskripsikan permasalahan tentang program, proses pelatihan yang mengimplementasikan teknik
vokal nasyid, serta hasil pelatihan ekstrakurikuler nasyid. Metode yang digunakan yakni deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta
dokumentasi. Temuan hasil penelitian menunjukan program kegiatan ekstrakurikuler nasyid. Proses
pelatihan berupa perencanaan, pelaksanaan, penutup. Hasil dari proses pelatihan nasyid tumbuhnya
nilai-nilai religious, beriman dan bertaqwa, berakhlaq mulia, menghormati guru, semangat untuk
beribadah serta berdakwah melalui seni.
Kata kunci: Pelatihan, Nasyid, Ekstrakurikuler

ABSTRACK
This thesis entitled "The Nasyid Training on Extracurricular at SMP Daarut Tauhid Boarding School
Bandung," based on the reason that the lack of arts course subject hours for increasing passion and
skills on nasyid. Due to that reason, coming up the idea of nasyid training in extracurricular program
in order to create student achievements and live up the school name. This nasyid extracurricular
traininh program describes the program, training process that implements the vocal nasyid
techniques, and the results. This thesis used descriptive method with qualitative approach. The data
was collected by observation, interviews, and documentations. This research shows the activities of
nasyid extracurricular training. This process is in term of planning, execution, and closing. As the
result, there are some values such as religiousity, faith and devotion, noble character, respect to the
teachers, and excitement to worship through arts.
Keywords: Training, Nasyid, Extracurricular

31
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
PENDAHULUAN mestilah bersifat baik, jikalau tidak, para sufi
Nasyid yang kita kenal saat ini adalah pun akan menolaknya. Dua nilai yang menjadi
sebuah jenis musik yang tidak terikat oleh asas konsepsi tersebut mesti berimbang.
suasana hymne yang lazimnya selalu bertempo Kesenian haruslah menyeimbangkan dua nilai,
lambat (atau paling tidak sedang), bersuasana etis dan estetis. Kalau menekankan kepada
syahdu, khusyuk, khidmat, atau agung. Nasyid aspek estetis semata, maka akan mudah
atau yang juga sering ditulis dalam gaya barat mendatangkan kerusakan. Tetapi kalau nilai
Nasheed adalah bentuk performance musik etikanya diberatkan, maka karya itu tidak lagi
yang lebih bebas. Ia bisa menyajikan lagu masuk dalam ranah kesenian, tetapi ia telah
lambat, sedang, cepat hingga tempo de marcia masuk pada ruang lingkup akhlaq. Keduanya
atau mars yang cepat dan gagah. (Poetra, 2004, secara konsepsional adalah komponen penting
hal 16). Nasyid yang lahir sejak zaman kesenian dalam Islam. (Ibid hal. 108-109 dalam
Rasulullah saw bisa disebut sebagai sokoguru Zamzami (2015 hal. 59)
bagi berbagai nyanyian Islam di mana pun. Bersama Pesantren Daarut Tauhiid,
Sedangkan Nasyid sebagai mana yang sering mencoba mengembangkan Nasyid sebagai
kita saksikan akhir-akhir ini tak lain adalah sebuah ritual keagamaan, untuk mengingat
generasi nyanyian Islami kesekian yang mulai Rasul dan sebagai usaha mendekatkan diri
popular di Indonesia beberapa tahun sebelum kepada Allah. Dalam penelitian ini, penulis
memasuki abad ke-21. memilih nasyid. Selain sudah dikenal oleh
Kacapandang Islam terhadap seni peserta didik, nasyid juga sesuai dengan
sebenarnya juga dapat diserap dari dua sifat lingkungan sekolah yang berbasis keagamaan.
Allah, yakni “Maha Indah” dan “Maha Baik”. Salah satu kelebihan ekstrakurikuler
Dua hadîth yang secara konsepsional berkaitan pembelajaran Nasyid disekolah tersebut yaitu
dengan sifat tersebut adalah, “Sesungguhnya dapat membantu dan menambah nilai religi
Allah itu Maha Indah, Dia menyukai serta nilai pendidikan agar siswa memiliki
keindahan” dan “Sesungguhnya Allah Maha perilaku yang islami. Dari pengamatan
Baik, Dia menyukai kebaikan”. (Madya dan sementara pelatihan SMP Daarut Tauhiid
Gazalba, hal. 107 dalam Zamzami (2015 hal. Bording School Putri banyak menghasilkan
59). siswa-siswa yang berprestasi dalam bidang
Mengenal keindahan pada alam dan lagu islami diantaranya sering menjadi juara
karya manusia itu pada dasarnya juga mengenal kompetisi. Nasyid Melalui pemaparan tersebut,
Allah sebagai sumber dari segala keindahan. penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
Karena itu, Ia disebut dengan “Maha Indah”. lebih dalam, dengan fokus kajian diarahkan
Bukan saja Maha Indah, Dia menyukai pada Pelatihan nasyid di SMP Daarut Tauhiid
keindahan. Mengkreasi bentuk-bentuk yang Bording School, dimana temuan hasil
menyenangkan itulah ontologi seni. Ia penelitiannya diharapkan dapat berkontribusi
menyenangkan karena bentuk- bentuk itu bagi referensi khasana pendidikan seni di
mengandung nilai keindahan dan estetika. Indonesia.
Allah tidak hanya menyukai keindahan, Dia
juga menyukai kebaikan, karena Dia adalah
sang Maha Baik dan sumber segala kebaikan.
Karena keduanya adalah sifat Allah, maka tidak
mungkin keduanya saling dipisahkan. Allah
tidak hanya Indah, tetapi Dia juga Baik.
Keindahan dapat menimbulkan kesenangan,
tetapi kesenangan tidak tentu bersifat baik.
Banyak hal yang menyenangkan, tetapi
mendatangkan kerusakan. Karena itulah Islam Penampilan siswa membawakan lagu Muhasabah Cinta
memadukan antara kesenangan dan kebaikan. (Dokumentasi: Nisyar Fauzi, 23 Juli 2019)
Jadi kesenangan yang ditimbulkan oleh estetika

32
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
Penelitian ini dirumuskan pada tiga
masalah penelitian, yaitu bagaimana program Reduksi Data
Display Data Tahap
pelatihan ekstrakurikuler nasyid di SMP Daarut Analisis Data Akhir
Tahap Awal
Tauhiid?, bagaimana pelaksanaan pelatihan Veriikasi
ekstrakurikuler nasyid di SMP Daarut Tauhiid? Studi Pendahuluan
Kajian Teori : Konsep Pengolahan Draft Temuan
dan bagaimana hasil pelatihan yang diberikan Pelatihan, Perencanaan, Data, Hasil Pembuatan
Penyusunan Skripsi Pelatihan
pelatih ekstrakurikuler nasyid di SMP Daarut Tahap Pelatihan, dan
Evaluasi Pelatihan Perencanaan, Nasyid di SMP
Tahap
Tauhiid??. Menyusun Instrumen Pelatihan, dan
Daarut Tauhiid
Boarding School
Penelitian : Evaluasi
Observasi, wawancara,
METODE dokumenntasi

Metode penelitian yang digunakan Identifikasi data


dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Tahap masalah penelitian,
Implementasi
Pelaksanaan
melalui pendekatan kualitatif. Nasution Penelitian instrumen, kajian,
nasyid
(Nasution, 1987, hal.40-41), mendefinisikan
desain peneletian sebagai rencana tentang cara Gambar. Desain penelitian
mengumpulkan dan menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis serta Dari desain di atas, dapat dilihat bahwa
serasi dengan tujuan penelitian. Desain dalam melakukan penelitian, terdapat empat
penelitian berguna dalam tiga hal, yakni: tahap, yaitu tahap awal, tahap pelaksanaan
memberi pegangan mengenai segala sesuatu penelitian, tahap pengolahan data dan tahap
yang harus dipikirkan, menentukan batas-batas akhir. Pada tahap awal peneliti membuat studi
penelitian dan mengaitkannya dengan tujuan pendahuluan dengan membuat kajian teori
yang jelas agar tersusun dan terdesain serta mengenai pelatihan, kemudian melakukan
memberi gambaran agar dapat mengetahui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada
macam-macam kesulitan yang akan dihadapi tahap pelaksanaan penelitian, peneliti
peneliti. Dengan mengacu pada Nana Syaodih mengidentifikasi masalah penelitian untuk
Sukmadinata (2011, hal. 73), peneliti berupaya kemudian mengimplementasikan instrument
mendeskripsikan dan menggambarkan kajian. Selanjutnya pengolahan data untuk
fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat menyusun data tentang perencanaan, tahap
alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih pelatihan, dan evaluasi pelatihan. Dan tahap
memperhatikan mengenai karakteristik, selanjutnya data direduksi, pemasukan data,
kualitas, keterkaitan antar kegiatan. dianalisis untuk selanjutnya diverifikasi. Pada
Berikut merupakan desain penelitian dalam tahap akhir kemudian pembuatan draft temuan
meneliti proses pelatihan ekstrakurikuler dan hasil dan pembuatan skripsi pelatihan
nasyid di SMP Daarut Tauhiid: nasyid.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,
tujuan dari proses pembelajaran nasyid pada
kegiatan ekstrakurikuler di SMP Daarut
Tauhiid pertemuan 1, 2, 3, dan 4 sudah
terpenuhi dengan baik, diantaranya, 1)
Mengembangkan minat dan bakat santri pada
bidang tarik suara, 2) Syiar dakwah melalui
lirik dan nada, 3) Sebagai pengisi acara jika ada
event di sekolah dan internal DT, dan 4) Ingin
membangun akhlak baku (jujur, tawadhu,
berani, disiplin, tangguh).
Pelatihan Nasyid di SMP Daarut
Tauhiid ini merupakan suatu bentuk kegiatan

33
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
dimana sebagai penyaluran bakat minat siswa diinginkan hambanya pasti akan dikabulkan
dan mengembangkan keterampilan siswa oleh Tuhannya. Dari penjelasan wawancara ini
dalam bidang tarik suara yang berdampak terbukti dan tertanamkan dari dalam diri siswa
bagus pada diri santri. Hal itu terlihat dari untuk terus menebarkan semangat dakwah
pengamatan peniliti dalam Kegiatan
ekstrakurikuler pelatihan Nasyid sangat Materi Yang Digunakan Untuk Pelatihan
antusiasnya para siswa mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Nasyid di SMP Daarut
tersebut. Terlihat Para siswa berkumpul dikelas Tauhiid
dan menyimak dengan baik bagaimana sikap 1. Vocalizing
dan teknik benryanyi yang dicontohkan oleh Adapun urutan latihan pemanasan yang
pelatih, kemudian setelah memberiakan contoh dilakukan sebelum memulai bernyanyi
pelatih menunjuk salah satu siswa untuk diantaranya adalah peregangan fisik, latihan
mencontohkan kembali yang dilakukan oleh pernafasan, humming, lip trill, dan artikulasi
pelatih. Hal ini merupakan salah satu cara yang yang akan dipaparkan dari hasil observasi,
diberikan sekolah untuk membentuk karakter sebagai berikut:
yang dapat menumbuhkan nilai-nilai kreatifitas Menurut Jamalus (1991, hlm. 15)
siswa. Jika siswa mengikuti kegiatan ini secara “sikap badan yang baik untuk bernyanyi ialah
rutin maka tidak menutup kemungkinan sikap tentang cara duduk atau cara berdiri yang
karakter religius siswa akan terbentuk. memberi keleluasaan melakukan pernafasan
Sejalan dengan pandangan-pandangan dalam mempersiapkan udara yang diperlukan”.
tersebut, Simamora (1995, hal. 287) dalam Sejalan dengan itu Pranadjaja (dalam
Kamil (2012, hal. 4) mengartikan pelatihan Sukrisno, 2015, hlm. 3) menjelaskan bahwa
sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang sikap badan yang benar sangatlah penting
untuk meningkatkan keahlian-keahlian, sebab berpengaruh terhadap sirkulasi
pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan pernapasan yang merupakan unsur terpenting
sikap seseorang individu. Sementara dalam dalam bernyanyi dan langsung berakibat pada
Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 dalam pembentukan suara.
Kamil (2012, hal. 4), pengertian pelatihan a. Peregangan Fisik/stretching. Pada kegiatan
dirumuskan sebagai berikut: ini, pelatih menyampaikan tujuan dari
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan peregangan fisik / stretching ini dilakukan
yang menyangkut proses belajar untuk untuk melancarkan peredaran darah, selain
memperoleh meningkatkan keterampilan diluar itu, stretching ini juga bertujuan agar otot-
sitem pendidikan yang berlaku dalam waktu otot dalam tubuh kita tidak tegang dan lebih
yang relatif singkat dan dengan menggunakan rileks pada saat mengikuti latihan vokal,
metode yang lebih mengutamakan praktik dari bahkan dalam waktu yang lama sekalipun.
pada teori. Bentuk latihan yang dilakukan dalam
Setelah karakter siswa itu terbentuk pelatihan nasyid SMP Daarut Tauhiid ini
munculah motivasi dari siswa untuk adalah peregangan ringan meliputi gerakan
membawakan lagu nasyid tersebut sekaligus statis, sekitar leher, bahu, kaki dan tangan.
berdakwah contohnya saja dalam lagu b. Pernafasan. Dalam proses latihan
muhasabah cinta yang dibawakan untuk acara pernafasan ini, pelatih membagi tahapan
gebyar ekstrakurikuler ini mengandung makna menjadi tiga bagian, yakni ambil nafas-
bahwa arti makna cinta bukan terhadap mahluk tahan nafas-buang nafas. Saat mengambil
saja tapi cinta yang paling penting yaitu cinta nafas, biasanya dimulai dengan 3 hitungan,
kepada Allah. Menurut wawancara dengan kemudian ditahan 5 hitungan, lalu dibuang
salah satu pelatih yaitu Ibu muhasabah cinta secara perlahan 7 hitungan. Hitungan ini
adalah proses memperbaiki diri dalam rangka akan berubah seiring intruksi dari pelatih
meraih cinta Sang Khalik ketika hidup didunia. kepada siswa. Misalnya, hitungan tersebut
Jikalau seseorang sudah mencintai Tuhannya bertambah hingga 5-7-10 hingga dirasa
dan dicintai Tuhannya, apa pun yang durasi latihan pernafasan sudah cukup
34
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
dilakukan. Pada saat membuang nafas, menyarankan untuk menganntinya dengan
selain dihembuskan secara perlahan, juga mengucapkan huruf “R” secara ditahan,
dicontohkan pelatih dengan cara desis sehingga akan menghasilkan nada dengan
(mengucapkan “tsss) dengan tujuan melatih konsonan “Rrrr..”.
stabilitas nafas. Ketika hembusan nafas d. Artikulasi. Pelatih juga menggunakan
dibunyikan dengan desis, maka setiap siswa latihan artikulasi guna siswa dapat terlatih
bisa diketahui stabilitas hembusan nafasnya. mengucapkan kata-kata dalam lirik agar
Selain itu juga dikombinasikan dengan terdengar jelas. Melatih artikulasi sama
teknik staccato, dengan terputus-putus. pentingnya dengan latihan vokal, karena
ketika seseorang bernyanyi maka sudah
pasti ia sedang menyampaikan pesan isi lagu
kepada audience. Apabila tidak
tersampaikan dengan jelas, tentu saja tujuan
lagu tersebut tidak akan tersampaikan.
Pelatih juga memberikan contoh cara
Gambar. Conoh patitur teknik staccato menyanyi dengan artikulasi yang tidak jelas
(transkripsi: Nisyar Fauzi, 2019) dan artikulasi yang jelas, maka bisa dilihat
oleh para siswa mana yang lebih
Latihan pernafasan ini pelatih jelaskan dan professional, nyaman dan enak untuk
diikuti oleh para siswa dengan baik dan didengar. Latihan artikulasi juga
sesuai intruksi, bahkan sesekali pelatih membutuhkan peregangan pada bagian
memeriksa penempatan pernafasan wajah dan mulut. Pada tahap ini pelatih
diafragma yang benar. mendemonstrasikan stretching wajah
c. Pemanasan Vokal. Kegiatan ini meliputi dengan menggerakan seluruh anggota wajah
teknik humming dan lips trill. Penyampaian agar tidak menegang dan rileks. Selanjutnya
pelatih mengenai humming dengan stretching mulut dilakukan dengan
menggunakan metode demonstrasi menggerakkan lidah secara diputar berulang
kemudian diimitasi oleh para siswa. Pelatih kali. Ini kemudian diimitasikan oleh peserta
memberikan instruksi untuk bernyanyi melakukan stretching alat artikulasi.
dengan mulut tertutup dengan Kemudian siswa diminta membunyikan
membunyikan nada dengan konsonan huruf i-e-o-a seraya membunyikan nada do-
“hmmm” sehingga suara yang dihasilkan re-mi-fa-sol-fa-mi-re-do-re-mi-fa-sol-fa-
hanya gumaman saja. Melodi yang mi-re-do dimana setiap satu huruf bernilai 2
dinyanyikan adalah do-re-mi-fa-sol-fa-mi- ketuk yang dimulai dari tonalitas G3.
re-do. Dimulai dari tonalitas G3.

Gambar. Melodi Pemanasan Artikulasi


Gamba. Contoh partitur pemanasan humming (Dokumentasi: Nisyar Fauzi, 2019)
(Dokumentasi: Nisyar Fauzi, 2019)
Setelah siswa dapat membunyikan melodi
Sedangkan teknik lips trill dilakukan dengan tersebut dengan teknik artikulasi, pelatih
cara menggetarkan bibir atas dan bawah memanjangkan lagi nadanya menjadi:
sampai menghasilkan nada dengan
konsonan “brrr..”. Apabila dirasa sulit, dapat
menggunakan bantuan dengan menekankan
ibu jari dan telunjuk jari di kedua ujung
bibir, apabila masih tidak bisa pelatih Gambar. Melodi Pemanasan Artikulasi

35
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
(Dokumentasi: Nisyar Fauzi, 2019) serta bagian-bagian yang tidak mencapai
tujuan atau kurang berhasil sehingga dapat
Kemudian diakhir sesi latihan artikulasi, dibuat langkah-langkah perbaikan yang
bisa juga dikombinasikan dengan diperlukan.
mengucapkan wil-yu-wil-yu-wil-yu-wil-yu- b. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
wil-yam menggunakan melodi yang sama menyumbangkan pemikiran dan saran serta
seperti gambar diatas. Teknik ini melatih penilaian terhadap efektivitas program
penyanyi agar senantiasa menggunakan pelatihan yang dilaksanakan.
artikulasinya dengan jelas dalam c. Mengetahui dampak kegiatan pelatihan,
menyanyikan lagu. terutama yang berkaitan dengan terjadinya
perilaku pada kemudian hari.
Dari serangkaian latihan yang d. Identifikasi kebutuhan pelatihan untuk
dilakukan di atas, antara lain peregangan fisik, merancang dan merencanakan kegiatan
latihan pernafasan, humming, lip trill, dan pelatihan selanjutnya.
artikulasi. Pelatih selalu mendemonstrasikan Selanjutnya, peneliti menyimpulkan hasil
lebih dahulu dan di imitasi oleh para siswa. yang didapat setelah beberapa kali melakukan
Pelatih juga selalu memeriksa setiap observasi. Hasil terseubut terbagi ke dalam
individunya apakah sudah mempraktikkan beberapa aspek, diantaranya:
teknik-teknik yang di contohkan dengan baik 1. Kognitif
dan benar atau belum. Berdasarkan hasil observasi peneliti,
sebagian besar peserta didik dapat
Hasil Pelatihan menguasai materi ajar, mengembangkan
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, evaluasi lagu dari materi yang diberikan,
dilakukan pada setiap pertemuan dan pada menemukan solusi dari kesulitan yang
akhir sub materi lagu Muhasabah Cinta. ditermukan dalam pelatihan nasyid,
Evaluasi setiap pertemuan adalah berupa memahami makna yang terkandung dalam
pengetesan peserta nasyid dalam menampilkan lagu nasyid.
hasil latihannya dengan tujuan agar pelatih 2. Afektif
mengetahui sejauh mana kemampuan peserta Observasi yang sudah dilakukan oleh
dalam memahami materi yang dijelaskan atau peneliti menunjukan hasil evaluasi ranah
dicontohkan pada hari tersebut. Lalu evaluasi afektif sebagian besar peserta didik sudah
yang dilakukan pada akhir sub materi lagu menunjukan perubahan dari kedisplinan,
Muhasabah Cinta berupa penampilan peserta kejujuran, dan tanggung jawab dalam
dengan diiringi instrument keyboard dimana berorganiasasi, perubahan cara berfikir
peserta sudah tidak mendapatkan bimbingan siswa yang produktif, kreatif, dan inovatif
lagi. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan agar dalam membahas suatu karya musik,
pelatih mengetahui apakah lagu tersebut layak tumbuhnya nilai-nilai religious pada diri
unuk diikutsertakan dalam perlombaan siswa dengan mempelajari nasyid sebagai
sekaligus menyeleksi setiap anak untuk media dakwah melalui seni dan salah satu
diterjunkan ketika ada perlombaan nanti. cara untuk beribadah kepada Allah Swt,
Evaluasi pelatihan dan tindak lanjut, tumbuhnya sikap toleransi terhadap
menurut Stufflebeam dan Shinkfield dalam berbagai musik, berakhlak mulia, hormat
Basri dan Rusdiana (2015, hal.107), sangat terhadap orang tua dan guru, serta saling
penting untuk mengetahui berbagai menyayangi sesama teman.
kekurangan, kelemahan, dan kelebihan, baik 3. Psikomotor
pada pihak penyelenggaraan pelatihan maupun Hasil observasi yang sudah dilakukan oleh
proses yang terjadi. Evaluasi dilakukan dengan peneliti menunjukan bahwa peserta didik
tujuan: dapat meniru perilaku yang dilihatnya dari
a. Menemukan bagian-bagian dari suatu pelatih, siswa dapat melantunkan nasyid
pelatihan yang berhasil mencapai tujuan, lagu Muhasabah Cinta dengan baik dan

36
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik
Vol. 1 No. 1 (2020) hal. 31 - 37
benar, dapat mengembangkan lagu nasyid hasil pengamatan, kelebihan dari pelatihan
yang lain tanpa arahan pelatih, Dapat ekstrakurikuler nasyid di SMP Daarut Tauhiid
melantunkan lagu Muhasabah Cinta adalah para anggota yang turut dalam program
dengan berusaha menerapkan hasil teknik ini mempunyai pengembangan dalam keahlian
vokal yang diajarkan. di bidang seni, baik dalam hal bertambahnya
pengetahuan tentang konsep pelatihan, teknik
vokal, cara menyanyikan lagu dan yang paling
penting juga dapat meneruskan dakwah nasyid
di kalangan sekolah. Pelatihan ini masih
membutuhkan keseriusan dari para peserta,
baik yang berlatar belakang musik maupun
tidak, karena harus mempelajari lagu-lagu baru
yang sebelumnya belum pernah didengarkan
selayaknya lagu pop saat ini, sehingga
membutuhkan hafalan, kepekaan dan ketepatan
Siswa Berlatih Pernafasan nada saat menyanyikan lagunya.
(Dokumentasi: Nisyar Fauzi, 23 Juli 2019)
DAFTAR PUSTAKA (periksa lagi daftar
KESIMPULAN pustaka)
Hasil dari pelatihan nasyid ini diukur Basri, Hasan & Rusdiana. (2015). Manajemen
melalui evaluasi pretest dan posttest. Juga Pendidikan & Pelatihan. Bandung:
penampilan yang dilakukan pada setiap CV Pustaka Setia
pertemuannya. Evaluasi ini dilakukan dengan Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku
tujuan agar mengetahui apakah peserta sudah Pengajaran Musik Melalui
memahami konsep berlatih nasyid dan layak Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek
untuk ditampilkan di agenda gebyar Pengembangan Lembaga Pendidikan
eksrtakurikuler nanti. Sehingga kedepannya Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan
anggota ekstrakurikuler Nasyid SMP Daarut Pelatihan. Bandung: Alfabeta
Tauhiid pun siap untuk meneruskan program Nasution, S. (1987). Metode Research.
nasyid ini. Hasil evaluasi tersebut terbagi Bandung: Jemmars.
kedalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan Poetra, Adjie Esa. (2004). Revolusi Nasyid.
psikomotor. Bandung: MQS Publishing.
Penelitian ini mengungkapkan Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian
bagaimana pelatihan ekstrakurikuler nasyid Pendidikan. Bandung: PT Remaja
yang dilaksanakan di SMP Daarut Tauhiid. Rosdakarya.
Pada setiap kegiatannya menjadi suatu hal yang Zamzami, M. (2015). Nilai Sufistik
wajar memiliki kelebihan dan kekurangan Pembudayaan Musik Shalawat Emprak
dalam prosesnya. Kelebihan yang dihasilkan Pesantren Kaliopak Yogyakarta.
harus dipertahankan oleh setiap siswa yang Surabaya: Universitas Islam Negeri
mengikuti pelatihan nasyid sebagai ilmu yang Ampel.
belum pernah didapatkan dikelas. Berdasarkan

37

Anda mungkin juga menyukai