19 MARET 2013
PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU
(P2KH)
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan limpahan berkah dan karuniaNya sehingga Petunjuk Teknis Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Tahun 2013 ini dapat diterbitkan.
Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan P2KH ini menjadi acuan bagi para pelaksana
program di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota dalam menyelenggaraan
program. Buku ini juga dapat menjadi bahan masukan bagi para komunitas hijau
serta para pemerhati kota hijau khususnya dan pemerhati penataan ruang pada
umumnya.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) adalah untuk mewujudkan kota yang
berkelanjutan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kab/Kota untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau yaitu : (1) perencanaan
dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang terbuka
hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan
peran masyarakat sebagai komunitas hijau.
Selain itu, SKPD Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang pada tingkat provinsi
diharapkan dapat melakukan pengendalian dan supervisi dalam pelaksanaan
kegiatan P2KH yang dilaksanakan secara swakelola di kabupaten dan kota peserta
P2KH yang ada di wilayahnya.
Buku Petunjuk Teknis P2KH Tahun 2013 ini merupakan penyempurnaan dari
pedoman sebelumnya yang disusun berdasarkan hasil evaluasi, pembelajaran dan
masukan dari berbagai pihak.
Maksud
Petunjuk Teknis ini disusun agar pelaksanaan P2KH 2013 dapat berjalan secara
tertib mutu, tertib administrasi, dan tertib waktu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1.3. SASARAN
Lingkup pelaksanaan kegiatan P2KH 2013 difokuskan pada wilayah administratif kota
dan kawasan fungsional perkotaan di wilayah administratif kabupaten.
2.2.2. Tujuan
Secara umum, P2KH bertujuan untuk melakukan inisiasi melalui kemitraan
Pemerintah Pusat dan daerah dalam mewujudkan kota hijau. Secara rinci
pelaksanaan program ini secara terpadu dan bertahap sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan lokal bertujuan untuk :
(1) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan perencanaan
dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
(2) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan tersedianya
RTH;
(3) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan konsumsi energi
yang efisien;
(4) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan pengelolaan air
yang efektif;
(5) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan pengelolaan
limbah dengan prinsip 3R;
(6) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan bangunan
hemat energi;
(7) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan penerapan
sistem transportasi yang berkelanjutan; dan
(8) Memampukan pemerintah kota/kabupaten dalam mewujudkan peningkatan
peran masyarakat sebagai komunitas hijau;
DIRJEN PENATAAN
Struktur HubunganRUANG
Tata Kerja Kegiatan P2KH
PROJECT
Pusat
SNVT P2RKH
MANAGEMENT UNIT
KMEP
P2KH
KOORDINATOR
WILAYAH
Provinsi
SATKER DEKON
KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH
PENATAAN
SUMATERA JAWA TIMUR RUANG
PROVINSI
Kota/Kabupaten
PPK P2KH
112 KAB/KOTA
TIM SWAKELOLA
112 KAB/KOTA
Keterangan
Instruksi
Koordinasi
Pelaporan
3.3.1.1. Prinsip-prinsip
b. Green Community
Partisipasi masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya kota hijau secara
umum dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan dengan memanfaatkan
RTH untuk aktivitas bagi Forum Komunitas Hijau (FKH). Untuk mewujudkan
kegiatan Forum Komunitas Hijau tersebut dapat dilakukan dengan cara :
Melalui penyelenggaraan Festival Hijau (Green Festival) antara lain
kegiatan seni dan ekonomi kreatif di Taman Kota Hijau P2KH sebagai
creative public space yang dibangun pada tahun 2012 yang lalu;
Sosialisasi peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya
pembangunan kota berbasis konsep kota hijau sekaligus sosialisasi peta
inisiatif hijau, aksi komunitas hijau, dan masterplan yang telah disusun
dengan melibatkan instansi pemerintah, pihak swasta, komunitas dan
masyarakat umum; dan
b. Meningkatnya program dan anggaran APBD untuk kota hijau/ RTH. Kejelasan
komitmen pemerintah kota/kabupaten untuk melaksanakan inisiatif P2KH di
daerah dapat ditunjukkan dengan :
Pernyataan kesiapan sharing anggaran yang ditunjukkan melalui
pencantuman kegiatan P2KH dalam APBD (DIPA) 2013, setidaknya sama
besarnya dengan fasilitasi Ditjen Penataan Ruang; dan
Penyempurnaan dan ■ ■
Penetapan RAKH
Pendampingan ■ ■
Fasilitasi Implementasi
Prakarsa Kota Hijau
Pelaksanaan Kegiatan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Forum Komunitas
Hijau
Perencanaan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Peningkatan Kuantitas
RTH Perkotaan (DED)
Fasilitasi Implementasi ■ ■ ■ ■ ■ ■
Prakarsa Kota Hijau
(Fisik RTH)
Supervisi Fasilitasi ■ ■ ■ ■ ■ ■
Implementasi Prakarsa
Kota Hijau (Fisik RTH)
Penyusunan ■ ■ ■
Masterplan RTH
Perkotaan
Penyusunan Peta ■ ■ ■
Komunitas Hijau
2. Kegiatan Swakelola
Keluaran yang diharapkan adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam
klasifikasi kota/kabupaten peserta P2KH 2013 sebagai berikut :
a. 60 kota/kabupaten yang telah menyusun RAKH Tahun 2011 (Batch IA )
Meliputi :
Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)
Terbentuknya Forum Komunitas Hijau
Rencana peningkatan kuantitas RTH Perkotaan (DED)
Implementasi prakarsa Kota Hijau
b. 23 kota/kabupaten yang menyusun RAKH Tahun 2012 (Batch IB )
Meliputi :
Terbentuknya Forum Komunitas Hijau.
Rencana peningkatan kuantitas RTH Perkotaan (DED)
c. 29 kota/kabupaten yang menyusun RAKH Tahun 2012 (Batch II)
Meliputi :
Masterplan RTH Perkotaan
Peta Inisiatif Hijau
Terbentuknya Forum Komunitas Hijau
Rencana peningkatan kuantitas RTH Perkotaan (DED)
3. Kegiatan Kontraktual
Keluaran yang diharapkan adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam
klasifikasi kota/kabupaten peserta P2KH 2011, 2012 dan 2013 sebagai berikut :
a. 60 kota/kabupaten yang telah menyusun RAKH Tahun 2011 (Batch IA)
Meliputi :
2 2
Prakarsa Kota Hijau (peningkatan RTH luasan 5.000m dan 3.000m ),
jalur pedestrian dan sepeda, serta atribut lainnya sesuai kebutuhan dan
karakteristik lokal.
Laporan supervisi fasilitasi implementasi prakarsa kota hijau.
Meliputi :
2 2
Prakarsa Kota Hijau (peningkatan RTH luasan 5.000m dan 3.000m ),
jalur pedestrian dan sepeda, serta atribut lainnya sesuai kebutuhan dan
karakteristik lokal.
Laporan supervisi fasilitasi implementasi prakarsa kota hijau.
c. 5 kota/kabupaten yang menyusun RAKH Tahun 2012 (Batch II)
Meliputi :
2 2
Prakarsa Kota Hijau (peningkatan RTH luasan 5.000m dan 3.000m ),
jalur pedestrian dan sepeda, serta atribut lainnya sesuai kebutuhan dan
karakteristik lokal.
Laporan supervisi fasilitasi implementasi prakarsa kota hijau.
a. Tahap Inisiasi
Perumusan dan Penajaman Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) yang merupakan
tahap inisiasi dari pemerintah kota/kabupaten dalam perwujudan Kota Hijau
sesuai dengan 8 (delapan) atribut Kota Hijau. Penajaman RAKH berupa
pengembangan 8 (delapan) atribut Kota Hijau sesuai dengan identitas hijau
masing-masing Kota/Kabupaten.
b. Tahap Implementasi
Tahap Implementasi merupakan pilot project sebagai bentuk upaya mendorong
pemerintah Kota/Kabupaten dalam perwujudan Kota Hijau.
c. Tahap Replikasi/Up-scalling
- Lokasi
Pada pelaksanaan P2KH 2012 telah difasilitasi sebanyak 85 (delapan puluh
lima) Kota/Kabupaten, pada tahap up-scalling P2KH 2013 memfasilitasi 112
(seratus dua belas) kota/kabupaten antara lain 83 (delapan puluh tiga)
Kota/Kabupaten peserta P2KH 2012 dan 29 (dua puluh sembilan)
Kota/Kabupaten hasil penjaringan baru;
Gambar 3.1
Skenario Pelaksanaan P2KH
A. Tahap Persiapan
B. Tahap Pelaksanaan
A. Tahap Persiapan
A. Tahap Persiapan
B. Tahap Pengadaan
Pengadaan barang dan jasa pada kegiatan ini dilaksanakan mengacu pada
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah.
F. Tahap Pemanfaatan
A. Administrasi Keuangan
Kegiatan rutin tingkat pusat meliputi seluruh kegiatan administrasi dan keuangan
untuk mendukung penyelenggaraan P2KH. Kegiatan rutin pada tingkat pusat antara
lain meliputi :
1. Pembayaran honorarium tim pengarah, tim pelaksana, tim advisory, tim
sekretariat pada tingkat pusat;
2. Pembayaran honorarium panitia pengadaan dan panitia pemeriksa/penerima
barang dan jasa;
3. Belanja bahan ATK dan suplay komputer;
4. Belanja barang non operasional berupa :
a. Administrasi dan tata persuratan,
b. Penggandaan data, penggandaan bahan, penggandaan dokumen dan
pengumuman lelang;
5. Belanja jasa langsung lainnya berupa telepon dan internet; dan
6. Biaya perjalanan dalam rangka supervisi ke daerah, pembinaan, dan
pengawasan/pengendalian kegiatan yang dilaksanakan oleh daerah maupun
oleh pihak ketiga.
Pengadaan tenaga ahli adalah merupakan pengadaan jasa tenaga individual yang
ketentuannya mengacu kepada Kepres No 70 Tahun 2011; persyaratan pengadaan
tenaga ahli dipersyaratkan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kota/kabupaten peserta P2KH batch IA yang dinilai memiliki kinerja baik dan
telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan indikator kinerja;
b. Kota/kabupaten peserta P2KH batch IB yang telah mengimplementasikan
RAKHnya, dinilai telah siap (dari segi APBD, lokasi, dan RAKH), dan telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan indikator kinerja;
c. Kota/kabupaten peserta P2KH yang telah memiliki DED yang disetujui secara
substansi oleh Ka SNVT berdasarkan rekomendasi dari Tim Pendamping P2KH;
d. Kota/kabupaten peserta P2KH telah memiliki RAKH;
e. Kota/kabupaten peserta P2KH telah memiliki DED;
f. Kota/kabupaten peserta P2KH yang telah memiliki DIPA; dan
g. Kota/kabupaten peserta P2KH telah melaksanakan pelelangan jasa konstruksi
untuk pembangunan fisik RTH Perkotaan.
Pengendalian merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menjamin
seluruh pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai rencana dan jadwal yang telah
ditetapkan agar dapat tercapai tujuan secara lebih efektif.
Pengendalian pelaksanaan P2KH tahun anggaran 2013 dimaksudkan untuk
memastikan bahwa seluruh kegiatan terlaksana sesuai prinsip, pendekatan dan
mekanisme yang telah ditetapkan. Ruang lingkup pengendalian meliputi :
1. Menjamin seluruh aturan sesuai dengan prinsip dan kebijakan;
2. Menjamin bahwa seluruh perencanaan telah dirumuskan melalui proses dan
mekanisme yang benar;
3. Menjamin seluruh kegiatan sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan;
4. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan perencanaan dan
dikelola secara transparan;
5. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan;
6. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab
secara baik sesuai dengan fungsi masing-masing;
7. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan; dan
8. Pelaksanaan pengendalian P2KH dilakukan melalui pemantauan, pelaporan,
dan tindak turun tangan.
Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang melalui strategi dasar sebagai
berikut:
1. Pengawasan yang ketat dan tegas terhadap setiap proses dan kegiatan pada
setiap tahapan yang dilaksanakan;
2. Semua pihak terkait melakukan pemantauan secara obyektif dan mampu
memberikan umpan balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang
dilaksanakan;
3. Pelaku di semua tingkatan menjalankan mekanisme pelaporan secara disiplin,
akurat dan efektif;
4. Harus ada pemeriksaan yang detail dan akurat sesuai dengan mekanisme yang
ditetapkan terhadap setiap proses dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan;
5. Setiap saat dilakukan evaluasi untuk pencapaian tingkat kinerja yang yang
diharapkan serta menegakkan aturan dengan pemberian sanksi; dan
6. Melakukan tindak turun tangan dan memantau pengendalian dari instansi yang
lebih rendah.
4.2. PELAPORAN
Pelaporan pada dasarnya merupakan konsulidasi dari hasil pemantauan yang telah
dilakukan oleh seluruh pelaku baik secara internal maupun ekternal pada seluruh
tingkatan penyelenggaraan P2KH. Laporan dilakukan secara berjenjang, ditulis
secara sederhana dan ringkas, dan dilakukan secara berkala. Laporan memuat data
dan informasi yang update, foto dokumentasi kegiatan, permasalahan, hambatan,
dan solusi alternatif yang diusulkan serta rekomendasi tindakan. Sesuai dengan
pelaku penyelenggaraan P2KH, pelaporan dilaksanakan melalui :
1. Jalur pelaporan struktural; dan
2. Jalur pelaporan fungsional.
Penjelasan secara lebih rinci mengenai pelaporan melalui jalur struktural dan
fungsional adalah sebagai berikut :
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat sejumlah bulan penugasan yang tertuang di dalam
kontrak kerja KMEP. Laporan bulanan disajikan secara tertulis tidak lebih dari 20
halaman, memuat beberapa hal sebagai berikut :
a. Rencana target kegiatan pada bulan lalu dan pencapaian progres kegiatan
pada bulan lalu;
b. Perubahan strategi kerja apabila ada;
c. Laporan hasil kegiatan pada bulan lalu;
d. Permasalahan dan hambatan pada bulan lalu;
e. Usulan tindak turun tangan terhadap permasalahan dan hambatan; dan
f. Foto dokumentasi kegiatan pada bulan lalu;
3. Laporan Interim
Laporan interim merupakan laporan paruh waktu, diserahkan pada bulan
keempat setelah diterbitkan SPK. Laporan Interim tidak menggantikan laporan
bulanan pada bulan ditetapkannya. Laporan interim memuat setidaknya dan
tidak terbatas pada :
a. Metodologi dan strategi kerja KMEP (strategi evaluasi dan instrumen evaluasi)
dalam rangka membantu tugas Tim Sekretariat Pelaksana dan atau PMU;
b. Rencana kerja pelaksanaan kegiatan KMEP dalam rangka membantu tim
sekretariat dan atau PMU; dan
c. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilaksanakan oleh KMEP
pada tingkat pusat.
Laporan disampaikan dalam bentuk cetak dan CD sesuai jumlah yang
dipersyaratkan oleh SNVT P2RKH.
5. Perbaikan Pedoman
Merupakan suatu paper yang berisikan masukan secara terperinci mengenai
usulan perbaikan pedoman dan petunjuk yang dipergunakan dalam P2KH.
Laporan ditulis secara sederhana dalam suatu tabel naratif atau review untuk
tiap-tiap kelemahan yang terdapat pada tiap-tiap bab dan atau sub bab disertai
dengan usulan perbaikannya, namun tidak dimaksudkan untuk menyusun
pedoman dan petunjuk pelaksanaan/teknis untuk tahun 2014.
7. Best Practices
Laporan best practises merupakan laporan khusus yang berisi tentang praktek-
praktek terbaik yang dapat digunakan sebagai pembelajaran pada pelaksanaan
kegiatan tahun mendatang.
Buku best practices memuat praktek terbaik secara nasional, dengan kriteria
muatan sebagai berikut :
a. Praktek terbaik mengenai perencanaan dan produk rencana yang dihasilkan
oleh pemerintah daerah berupa RAKH dan Pemetaan Komunitas Hijau;
b. Praktek terbaik mengenai pelaksanaan dan hasil pembangunan fisik RTH
perkotaan yang terlaksana pada tahun 2012 dan 2013;
c. Praktek terbaik mengenai pelaksanaan OM terhadap RTH yang telah
terbangun pada tahun 2012 maupun tahun 2013; dan
d. Foto dokumentasi RTH perkotaan yang telah terbangun pada tahun 2012 dan
tahun 2013.
Laporan best practices diserahkan satu minggu sebelum masa penugasan KMEP
berakhir. Laporan disajikan dalam bentuk booklet berwarna dalam ukuran B5
dengan jumlah halaman maksimal 40 halaman.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan, dibuat setiap akhir pekan yaitu pada setiap hari Kamis jam
15.00 WIB, memuat data progres terbaru pada pekan yang bersangkutan.
Laporan disampaikan secara elektronik melalui E-mail dan SMS, disampaikan
kepada KMEP dan SKPD Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang tingkat provinsi
dan kota/kabupaten;
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat sejumlah bulan penugasan yang tertuang di dalam
kontrak kerja KMW. Laporan bulanan disajikan secara tertulis tidak lebih dari 20
halaman, memuat beberapa hal sebagai berikut :
a. Rencana target kegiatan pada bulan lalu dan pencapaian progres kegiatan
pada bulan lalu;
b. Perubahan strategi kerja apabila ada;
c. Laporan hasil monitoring dan pengendalian pada bulan lalu;
d. Permasalahan dan hambatan pada bulan lalu;
e. Usulan tindak turun tangan terhadap permasalahan dan hambatan; dan
f. Foto dokumentasi kegiatan pada bulan lalu.
4. Laporan Interim
Laporan interim merupakan laporan paruh waktu, diserahkan pada bulan
keempat setelah diterbitkan SPK. Laporan Interim tidak menggantikan laporan
bulanan pada bulan ditetapkannya. Laporan interim memuat setidaknya dan
tidak terbatas pada :
a. Metodologi dan strategi kerja KMW (koordinasi, pemantauan, pelaporan)
dalam rangka membantu tugas Tim Sekretariat Pelaksana dan atau PMU;
b. Rencana Kerja pelaksanaan kegiatan KMEP dalam rangka membantu Tim
Sekretariat Pelaksana dan atau PMU;
c. Sistem Pengelolaan Data dan Informasi P2KH; dan
d. Tatalaksana Koordinasi dan Pelaporan Pada Tingkat Pusat
Laporan disampaikan dalam bentuk cetak dan CD sesuai jumlah yang
dipersyaratkan oleh SNVT P2RKH.
6. Best Practices
Laporan best practises merupakan laporan khusus yang berisi tentang praktek-
praktek terbaik yang dapat digunakan sebagai pembelajaran pada pelaksanaan
kegiatan tahun mendatang.
Buku best practices memuat praktek terbaik pada masing-masing wilayah
penugasannya, dengan kriteria muatan sebagai berikut :
a. Praktek terbaik mengenai perencanaan dan produk rencana yang dihasilkan
oleh pemerintah daerah berupa RAKH dan Pemetaan Komunitas Hijau;
b. Praktek terbaik mengenai pelaksanaan dan hasil pembangunan fisik RTH
perkotaan yang terlaksana pada tahun 2012 dan 2013;
c. Praktek terbaik mengenai pelaksanaan OM terhadap RTH yang telah
terbangun pada tahun 2012 maupun tahun 2013;
d. Foto dokumentasi RTH perkotaan yang telah terbangun pada tahun 2012 dan
tahun 2013.
Laporan best practices diserahkan satu minggu sebelum masa penugasan KMW
berakhir. Laporan disajikan dalam bentuk booklet berwarna dalam ukuran B-5
dengan jumlah halaman maksimal 40 halaman.
Pasal 26
(1) Penghapusan Barang Milik Negara yang ditindaklanjuti dengan
pemindahtanganan Barang Milik Negara dilakukan dalam hal :
a. penyerahan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk menjalankan
tugas pokok dan fungsi kepada pengelola barang;
b. pengalihan status penggunaan Barang Milik Negara kepada pengguna barang
lain;
b. pemindahtanganan Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan
kepada pihak lain; dan
c. putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah
tidak ada upaya hukum lainnya, atau menjalankan ketentuan undang-undang.
(2) Penghapusan Barang Milik Negara yang tidak ditindaklanjuti dengan
pemindahtanganan Barang Milik Negara dilakukan dalam hal :
a. dimusnahkan; dan
b. sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi
penyebab penghapusan, antara lain : hilang, kecurian, terbakar, susut,
menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluarsa, rusak berat, dan
mati/cacat berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan/ternak, serta terkena
dampak dari terjadinya force majeure.
Pasal 27
(1) Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan
barang milik negara meliputi:
a. penjualan;
b. tukar menukar;
c. hibah; atau
d. penyertaan modal pemerintah.
Kesimpulan
Dari hasil analisis administratif dan penelitian kondisi fisik BMN, maka hibah BMN
berupa RTH Perkotaan sebagaimana disebutkan pada tabel pemeriksaan kepada
pemerintah daerah dapat/layak untuk dilaksanakan.
Saran
1. Meningkatkan koordinasi antara Pengguna Barang dengan Kementerian
Keuangan selaku Pengelola Barang.
2. Perlu adanya suatu format baku untuk rincian BMN maupun rehab pekerjaan
yang akan dilampirkan dalam berita acara serah terima maupun dalam
pengajuan permohonan persetujuan hibah Barang Milik Negara.
TENTANG
PEMBENTUKAN PROJECT MANAGEMENT UNIT (PMU)
KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) TAHUN 2013
Menimbang : a. bahwa dalam rangka koordinasi kegiatan program pengembangan kota hijau
(P2KH) perlu membentuk Project Management Unit (PMU) di lingkungan
Direktorat Jenderal Penataan Ruang;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Penataan Ruang;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4725);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5103);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/M Tahun 2013 tentang
Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Eselon I dan II di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum;
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal Maret 2013
SUSUNAN KEANGGOTAAN
PROJECT MANAGEMENT UNIT (PMU)
KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU
Kedudukan dalam
No Nama Jabatan
Tim
I. TIM PENGARAH
1. DR. Ir. M. Basuki Direktur Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Ketua
Hadimuljono, M.Sc Pekerjaan Umum
2. Ir. Joessair Lubis, CES Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang Anggota
3. Ir. Firman Mulia Direktur Bina Program dan Kemitraan, Ditjen Anggota
Hutapea, MUM. Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
4. Ir. Iman Soedradjat, MPM Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional, Ditjen Anggota
Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
5. Dra. Lina Marlia, CES. Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Anggota
Wilayah I,Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
6. Ir. Bahal Edison Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Anggota
Naiborhu, MT. Wilayah II,Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
II. TIM PELAKSANA
1. DR. Dadang Rukmana, Direktur Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Ketua
SH., CES., DEA Kementerian Pekerjaan Umum
2. Endra S. Atmawidjaja, ST, Kasubdit Kebijakan dan Strategi Perkotaan, Dit. Wakil Ketua
M.Sc, DEA Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
3. Ir. Andi Renald, MT Kasubdit Pengendalian, Dit. Perkotaan, Ditjen Sekretaris
Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
4. Firsta, ST, MUDD. Kasubdit Pembinaan Kota, Dit Perkotaan, Ditjen Koordinator
Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum Wilayah Jawa
5. Ir. Wisnubroto S, CES, Kasubdit Pengendalian, Dit. Bintaruda Wilayah I, Koordinator
MDeVPlg Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Wilayah Sumatera
Umum
6. Dra. Desfitriza, MT Kasubdit Kebijakan Wilayah II, Dit Bintaruda Koordinator
Wilayah II, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Wilayah Timur
Pekerjaan Umum
III. TIM PENDAMPING
1. Ir. Nirwono Yoga, MLA Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI-SUD-FI) Koordinator
2. Ir. Iwan Ismaun, MT Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI-SUD-FI) Anggota
3. Ir. Bintang A. Nugroho Green Building Council Indonesia (GBCI/SUD-FI) Anggota
4. Bayu Wardhana Green Map Indonesia Anggota
Kedudukan dalam
No Nama Jabatan
Tim
5. Dr. Ir. Alinda FM Zain Institut Pertanian Bogor/ SUD-FI, Ditjen Penataan Anggota
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
IV. TIM ADVISORY
1. Sri Indah Wibinastiti Direktur Pengembangan Program dan Advokasi Koordinator
APEKSI
2. Karen Tambayong Ketua Komisi Green City, International Association of Anggota
Horticultura Producers AIPH
3. Ir. Glenn Pardede, MBA Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO) Anggota
4. Ir. Andi Utomo, MPL Institut Teknologi Bandung/ SUD-FI Anggota
5. Drs. Yayat Supriyatna, Universitas Trisakti/ SUD-FI Anggota
MSP
6. Dr. Ir. Setyo Sarwanto Universitas Indonesia Anggota
Moersidik, DEA
7. Astrid Haryati, MLA Praktisi Pengembangan RTH Anggota
8. Nina Pramono Direktur Eksekutif, Pertamina Foundation Anggota
9. Silvy Tirawati Manager Program Lingkungan, Unilever Indonesia Anggota
V. TIM SEKRETARIAT
1. Allien Dyah Lestari, SST Kasi Kebijakan Strategi Pengembangan Perkotaan, Koordinator
Dit. Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
2. Yohanes Fajar Setyo Staf Pengendalian Perkotaan, Dit. Perkotaan, Ditjen Anggota
Wibowo, ST. MT Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
3. Rocky Adam, ST, MT Staf Kebijakan dan Strategi Perkotaan, Dit. Anggota
Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
4. Wulansih, ST Staf Kebijakan dan Strategi Perkotaan, Dit. Anggota
Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum
5. Niken Prawestiti, S.Ars Green Map Indonesia Anggota
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal Maret 2013
DIRJEN PENATAAN
RUANG
PROJECT
Pusat
SNVT P2RKH
MANAGEMENT UNIT
KMEP
P2KH
KOORDINATOR
WILAYAH
Provinsi
SATKER DEKON
KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH PENATAAN
SUMATERA RUANG PROVINSI
JAWA TIMUR Kabupaten/Kota
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal Maret 2013
I PERSIAPAN
A. PPK dan Tim Swakelola Kota/Kab
1. Pengusulan PPK di Kota/Kab
2. Pengusulan Tim Swakelola Kota/Kab
3. Penetapan PPK di Kota/Kab
4. Penetapan Tim Swakelola Kota/Kab
F. Tenaga Ahli
1. Seleksi Tenaga Ahli Individu
2. Persiapan Kontrak Tenaga Ahli
3. Kontrak Tenaga Ahli
G. Lokasi
1. Pengusulan Lokasi milik Pemda, sesuai kriteria
2. Pengecekan Lokasi (Monev) Tim Provinsi mengecek
Clear & Clean (tidak bermasalah dari segi kepemilikan
dan hal lain)
3. Pengajuan Penetapan Lokasi ke SNVT Pusat
4. Persetujuan Lokasi dari SNVT Pusat melalui PMU,
berdasarkan rekomendasi Tim Monev
5. Melengkapi kelengkapan dokumen (surat
kepemilikan lahan dan SK Walikota/Bupati tentang
Penetapan Lokasi)
3 DED 3 3 3 PELAPORAN
Focus Group Discussion
A. Pekerjaan Persiapan : Pengukuran Lahan
B. Penyusunan DED
1. Siteplan
2. Gambar Detail
3. Konsultasi-Asistensi Progress
C. Penyusunan RAB & RKS
1. RAB
2. RKS
D. Persetujuan Substansi
E. Pengumpulan Dokumen Lelang
Direktur Perkotaan/Ka.
Satker Pengembangan
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Pekerjaan Kab/Kota
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
Pekerjaan Pusat
Bupati/Walikota
PPK Kab/Kota
Kegiatan
KPN Wilayah
No. Output Waktu Keterangan
Perkotaan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Kab/Kota
Kab/Kota
Provinsi
Provinsi
Umum
Ruang
KPKN
Pusat
DJA
A. TAHAP PERSIAPAN
Ditjen Anggaran (DJA) menyerahkan DIPA kepada Menteri PU (selaku
Pengguna Anggaran) dan diserahkan kepada Dirjen Penataan Ruang
1. Menerima DIPA Dokumen DIPA 1 Hari (Selaku Kuasa Pengguna Anggaran) dan diserahkan kepada Direktur
Perkotaan (selaku Kepala Satker Pengembangan Perkotaan) untuk
melaksanakan kegiatan P2KH di pusat
Setelah melalui proses koordinasi lintas sektor, Direktur Perkotaan
Melakukan koordinasi Tim Nasional SK Tim Nasional mengusulkan tugas dan susunan Tim Nasional Keterpaduan Pelaksanaan
2. 2 Minggu
Keterpaduan Pelaksanaan P2KH P2KH P2KH kepada Dirjen Penataan Ruang dan ditetapkan menjadi SK Tim
Nasional Keterpaduan Pelaksanaan P2KH
Menyiapkan Juknis, Manual, dan SOP Tim Pelaksana menyiapkan Juknis, Manual, dan POS Pelaksanaan P2KH
Juknis, Manual,
3. 2 Minggu kepada Direktur Perkotaan, selanjutnya kepada Dirjen Penataan ruang
Pelaksanaan P2KH SOP P2KH untuk kemudian ditetapkan dengan SK Dirjen Penataan Ruang
T
Mengecek kesiapan daerah (program Tim Pelaksana mengecek dokumen kesiapan daerah meliputi sharing
Dokumen Kesiapan Y APBD, lokasi RTH dan keterlibatan komunitas hijau yang disampaikan oleh
5. pendukung P2KH, lokasi RTH, keterlibatan 1 Hari 1
Daerah Kepala Dinas PU Provinsi. Apabila dokumen tidak lengkap / tidak tersedia,
komunitas hijau) maka implementasi fisik pembangunan RTH dapat ditangguhkan/dibatalkan
B. PELAKSANAAN
Melaksanakan kegiatan pendampingan Laporan Tim Pelaksana melaksanakan kegiatan pendampingan selama kegiatan
2. 12 bulan P2KH diselenggarakan di Provinsi dan Kota/Kabupaten
daerah (provinsi, kabupaten, kota) Penyelenggaraan 4
C. TAHAP PENGADAAN
Panitia
Membentuk Pokja (Konsultan KMEP
1. Pengadaan 1 minggu PPK P2KH membentuk panitia pengadaan barang dan jasa pemerintah
dan KMW)
Barang dan Jasa
Keterangan: = Dokumen = Decision (Keputusan) = Awal dan akhir prosedur = sebuah proses
Y = YA
T = TIDAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Tel. (021) 7203371 Fax. (021) 7203371
Direktur Perkotaan/Ka.
Satker Pengembangan
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
PPK Kota/Kabupaten
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Walikota/Bupati
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
Perkotaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Umum
Ruang
Pusat
A. TAHAP PERSIAPAN
Kepala Dinas PU Provinsi mengusulkan Tim Koordinasi Provinsi Pelaksanaan P2KH
Membentuk Tim Koordinasi Provinsi Dokumen Serah kepada Gubernur. Anggota Tim Koordinasi melibatkan unsur Pemerintah Provinsi . SK
1. Terima
1 hari
Tim Koordinasi Provinsi diserahkan kepada Kepala Dinas PU untuk kemudian
P2KH
diserahkan kepada koordinator/penanggung jawab di Provinsi.
Mengecek kesiapan daerah Tim Koordinasi Provinsi mencek dokumen kesiapan daerah meliputi sharing APBD,
Dokumen Kesiapan
2. Daerah
2 hari lokasi RTH dan keterlibatan komunitas hijau yang disampaikan oleh Kepala Dinas PU
Kota/Kabupaten Provinsi.
B. PELAKSANAAN
C. PELAPORAN
Melakukan pelaporan secara berkala (1 X Laporan Direktur Perkotaan c.q. Kasubdit Jakstra Perkotaan melaksanakan monitoring dan
1. 9 bulan
sebulan) kepada Gubernur. Penyelenggaraan evaluasi kegiatan P2KH kepada PPK P2KH
Sebagai akumulasi Progres Fisik dan Keuangan : 1. Laporan ditujukan kepada Kepala
Melakukan pelaporan secara berkala (1 X SNVT dengan tembusan Kepada Atlas SNVT (Direktur Perkotaan) dan KMEP;
2. sebulan) kepada Dirjen Penataan Ruang 9 bulan 2. Laporan dibuat oleh Kasatker Dekon Berdasarkan Hasil Monev dari KMW dan dari
Cq. Direktur Pembina. kegiatan Monev Provinsi.
Keterangan: = Dokumen = Decision (Keputusan) = Awal dan akhir prosedur = sebuah proses
Y = YA
T = TIDAK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Tel. (021) 7203371 Fax. (021) 7203371
Satker Pengembangan
Direktur Perkotaan/Ka.
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
PPK Kota/Kabupaten
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Walikota/ Bupati
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
KPN Wilayah
Keterangan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Ruang
Umum
KPKN
Pusat
DJA
A. TAHAP PERSIAPAN
Menteri PU menerima DIPA dan diserahkan kepada Walikota/Bupati untuk disampaikan
1. Menerima DIPA Dokumen DIPA 1 hari kepada Kepala Dinas/Bappeda Kota/Kabupaten
Menerima Juknis, Manual, TOR dan Direktur Perkotaan menyerahkan Juknis, Manual, TOR dan RAB kepada PPK dan
Dokumen Serah
2. 1 hari disampaikan kepada Kepala Dinas/Bappeda untuk disampaikan kepada PPK dan
RAB Terima diteruskan kepada Tim Swakelola Kota/Kabupaten.
T
Mempersiapkan pelaksanaan P2KH Y
Direktur wilayah terkait mencek dokumen kesiapan daerah meliputi sharing APBD, lokasi
Dokumen Kesiapan RTH dan keterlibatan komunitas hijau yang disampaikan oleh Kepala Dinas PU
3. (lokasi RTH, penyiapan komunitas Daerah
2 hari Kota/Kabupaten. Apabila dokumen tidak lengkap atau tidak ada, maka pelaksanaan P2KH
hijau) untuk implementasi fisik dapat dibatalkan
Sesditjen Penataan Ruang memverifikasi persyaratan dan menyetujui Pejabat PPK atas
T
usulan Walikota/Bupati untuk ditetapkan oleh Menteri PU. Hasil SK Pejabat PPK diserahkan
2-3
4. Mengusulkan Pejabat PPK ke Pusat SK PPK
minggu Y
kepada kepala Dinas PU Kota/Kabupaten lalu kepada PPK P2KH
Kota/Kabupaten.Menyusun kriteria dan mengusulkan Tim Pelaksana Kegiatan Swakelola
P2KH Kota/Kabupaten.
Membentuk Tim Swakelola P2KH di PPK Kota/Kabupaten membentuk Tim Swakelola dan supervisi P2KH di SKPD
5 SK Tim Swakelola 1 minggu Kota/Kabupaten.
SKPD Kota/Kabupaten
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Tel. (021) 7203371 Fax. (021) 7203371
Satker Pengembangan
Direktur Perkotaan/Ka.
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
PPK Kota/Kabupaten
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Walikota/ Bupati
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
KPN Wilayah
Keterangan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Ruang
Umum
KPKN
Pusat
DJA
Mengusulkan Tim Individual
6 PPK Kota/Kabupaten mengusulkan Tim individual P2KH.
Konsultan Kota/Kabupaten
Laporan Hasil
7 Memeriksa RAB dan RKAKL Pemeriksaan
1 minggu Tim Swakelola Kota/Kabupaten memeriksa TOR, RAB, RKAKL, Juknis dan Manual.
Mengusulkan revisi POK dan RKAKL dan Surat Tim Swakelola mengusulkan revisi POK dan pembukaan blokir untuk selanjutnya diproses
9 2 minggu oleh PPK P2KH kepada KPN Wilayah
pembukaan blokir Perubahan DIPA
Satker Pengembangan
Direktur Perkotaan/Ka.
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
PPK Kota/Kabupaten
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Walikota/ Bupati
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
KPN Wilayah
Keterangan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Ruang
Umum
KPKN
Pusat
DJA
B. TAHAP PENGADAAN
Tersedianya
Merekrut tenaga ahli swakelola Tenaga Ahli PPK P2KH merekrut tenaga ahli individual untuk turut bekerja pada tim swakelola
1. 2 minggu Kota/Kabupatenupaten
(individual kontrak) sesuai SKA Swakelola Kota/
Kabupaten
Panitia
2. Membentuk panitia pengadaan Pengadaan 1 minggu PPK P2KH membentuk panitia pengadaan barang dan jasa pemerintah
Satker Pengembangan
Direktur Perkotaan/Ka.
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
PPK Kota/Kabupaten
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Walikota/ Bupati
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
KPN Wilayah
Keterangan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Ruang
Umum
KPKN
Pusat
DJA
Y T
4
2 Menyempurnakan RAKH Tahun 2013 Laporan RAKH 3 bln
Membentuk Komunitas Hijau dan atau Laporan Tim Nasional Keterpaduan Pelaksanaan P2KH melakukan supervisi dan bimbingan
3 Pembuatan Peta Komunitas Hijau Pembentukan 3 bulan 4 pelaksanaan kegiatan sosialisasi di Kota/Kabupaten bersama tim swakelola
Komunitas Hijau Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten.
Tim Nasional Keterpaduan Pelaksanaan P2KH melakukan supervisi dan bimbingan
Peta Komunitas
4 Menyusun Peta Komunitas Hijau Hijau
3 bulan 4 pelaksanaan kegiatan penyusunan Peta Komunitas Hijau di Kota/Kabupaten bersama tim
swakelola Kota/Kabupaten
Satker Pengembangan
Direktur Perkotaan/Ka.
Kepala Dinas/Bappeda
Kepala Dinas/Bappeda
Kontraktor Pelaksana
PPK Kota/Kabupaten
Konsultan Supervisi
Panitian Pengadaan
Panitian Pengadaan
Tim Penerima Hasil
Tim Keterpaduan
Kasubdit Jakstra
SNVT/PPK P2KH
Pekerjaan Pusat
Walikota/ Bupati
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Kota/Kabupaten
Tim Swakelola
No. Kegiatan Output Waktu
KPN Wilayah
Keterangan
Perkotaan
Pekerjaan
Gubernur
Provinsi
Provinsi
Ruang
Umum
KPKN
Pusat
DJA
D. TAHAP PEMANFAATAN
Melaksanakan pemeriksanaan akhir
Hasil Pemeriksaan Tim Swakelola Kota/Kabupaten dan Konsultan Supervisi melaksanakan pemeriksaan akhir
1. pelaksanaan kegiatan Fisik (Check Akhir
1 minggu pelaksanaan kegiatan fisik
List)
Melakukan serah terima pekerjaan Berita Acara Serah Kontraktor menyerahkan pekerjaan fisik kepada koordinator/penanggung jawab dan PPK
2. 1 hari P2KH. Berita Acara Serah terima disampaikan kepada Kepala Bappeda Kota/Kabupaten.
fisik (Project Hand Over). Terima Pekerjaan
E. TAHAP PELAPORAN
Keterangan: = Dokumen = Decision (Keputusan) = Awal dan akhir prosedur = sebuah proses
Y = YA
T = TIDAK
DAFTAR RENCANA K/K 2013 Fasilitasi Fisik dan Non Fisik
status 14 Januari 2013
NO Provinsi No. Kota/Kab (60) RAKH No. Kota/Kab (23) RAKH No. Kota/Kab (5) RAKH No. Kota/Kab (24) RAKH
2011_batch IA 2012_batch IB 2012_batch II A 2012_batch II B
3 Sumatera Barat 3 Kota Bukit Tinggi 1 Kota Padang 2 Kota Padang Panjang
4 Kota Pariaman 3 Kab. Tanah Datar
16 Kabupaten Kuningan
17 Kabupaten Tasikmalaya
10 Jawa Tengah 18 Kota Salatiga 1 Kota Pekalongan 9 Kab. Sragen
23 Kabupaten Pati
24 Kabupaten Brebes
25 Kabupaten Kendal
26 Kabupaten Pekalongan
27 Kabupaten Pemalang
28 Kabupaten Rembang
29 Kota Surakarta
30 Kabupaten Banyumas
31 Kabupaten Purbalingga
32 Kabupaten Sukoharjo
39 Kota Blitar
40 Kota Malang
41 Kota Probolinggo
42 Kabupaten Bondowoso
43 Kabupaten Jombang
44 Kabupaten Nganjuk
45 Kabupaten Ngawi
46 Kabupaten Probolinggo
47 Kabupaten Malang
DAFTAR RENCANA K/K 2013 Fasilitasi Fisik dan Non Fisik
status 14 Januari 2013
NO Provinsi No. Kota/Kab (60) RAKH No. Kota/Kab (23) RAKH No. Kota/Kab (5) RAKH No. Kota/Kab (24) RAKH
2011_batch IA 2012_batch IB 2012_batch II A 2012_batch II B
17 Kab. Sanggau
15 Kalimantan Timur 18 Kota Bontang
17 Kabupaten Bellu
20 Gorontalo 52 Kota Gorontalo
53 Kabupaten Pohuwato
21 Sulawesi Utara 18 Kabupaten Bolaang Mongondow 21 Kota Kotamobagu
58 Kota Kendari
25 Sulawesi Tengah 59 Kota Palu 21 Kabupaten Tojo Una Una
26 Maluku 60 Kota Ambon 24 Kab. Maluku Tenggara
TENTANG
TIM PELAKSANA KEGIATAN SWAKELOLA
PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) 2012
DI KOTA/KABUPATEN …
DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL : FEBRUARI 2013
Walikota/Bupati ….
Nama :…………………..
NIP :
DRAFT
CONTOH LOGO
KOTA/
NOTA KESEPAHAMAN
antara
KAB
KEPALA SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU (SNVT)
PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG KOTA HIJAU (P2RKH)
dengan
KEPALA DINAS ... KOTA/KABUPATEN ......
(yang membidangi penataan ruang) atau pejabat daerah yang ditunjuk oleh Walikota/Bupati
sebagai penanggung jawab kegiatan swakelola
Nomor :
Nomor :
Pada hari ini ... tanggal ... bulan ... tahun ... (...), bertempat di ..., yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama Kepala SNVT : Kepala SNVT P2RKH Ditjen Penataan Ruang Kementerian
P2RKH Pekerjaan Umum Republik Indonesia yang diangkat
berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
114/KPTS/M/2013 tanggal 7 Maret 2013 yang dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Menteri Pekerjaan Umum,
berkedudukan di Jl. Pattimura No 20, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA .
2. Nama Kepala Dinas ... : Kepala Dinas ... (yang membidangi penataan ruang)
Kota/Kabupaten ....... (yang Kota/Kabupaten ....... yang diangkat berdasarkan Keputusan
membidangi penataan Walikota/Bupati ...... Nomor ... tanggal ..., dalam hal ini
ruang) atau pejabat daerah bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota/Kabupaten
yang ditunjuk oleh ......., berkedudukan di ... (alamat lengkap) yang selanjutnya
Walikota/Bupati disebut PIHAK KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.
PARA PIHAK secara bersama-sama menyatakan sepakat dan setuju untuk membuat Nota
Kesepahaman dengan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
TUJUAN
Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk menyelenggarakan Kegiatan Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH) 2013 secara efektif dan efisien sesuai kewenangan yang dimiliki PARA PIHAK berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
1
PASAL 2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini mencakup pelaksanaan Kegiatan Swakelola P2KH 2012 di
Kota/Kabupaten ....... yang meliputi:
1. Sosialisasi/Kampanye Publik Program Pengembangan Kota Hijau;
2. Penyiapan Peta Hijau (Green Map);
3. Penyusunan Master Plan RTH Perkotaan; dan,
4. Perencanaan Teknis (Detail Engineering Design). Peningkatan Kualitas dan Kuantitas RTH Perkotaan
PASAL 3
JANGKA WAKTU PENYELENGGARAAN
Ketentuan mengenai jangka waktu penyelenggaraan seluruh kegiatan swakelola P2KH akan diatur lebih
lanjut dalam Petunjuk Teknis dan Manual Pelaksanaan P2KH 2013 sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
PASAL 4
KELUARAN
PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
2
e. Membuat laporan penyelenggaraan kegiatan P2KH, baik yang bersifat substantif maupun
keuangan.
f. Menyusun Berita Acara penyerahan laporan penyelenggaraan hasil pekerjaan.
PASAL 6
ORGANISASI, PERSONALIA, DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Untuk merealisasikan Nota Kesepahaman ini, maka PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk
menunjuk wakil dari PARA PIHAK untuk melaksanakan butir-butir kesepakatan ini.
2. Setiap kegiatan yang disepakati oleh PARA PIHAK akan dijabarkan lebih lanjut dan disetujui oleh
PARA PIHAK dengan mengacu pada Nota Kesepahaman ini serta disesuaikan dengan sumber daya
yang dimiliki oleh PARA PIHAK.
3. Perjanjian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara bersama-sama disepakati oleh
PARA PIHAK dalam bentuk Perjanjian Kerjasama yang dibuat paling lama 1 (satu) minggu setelah
ditandatanganinya Nota Kesepahaman ini.
PASAL 7
PEMBIAYAAN KEGIATAN SWAKELOLA
Pembiayaan pelaksanaan kegiatan swakelola dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA secara bertahap
kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan.
PASAL 8
KERAHASIAAN
1. PARA PIHAK sepakat untuk saling bertukar data dan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dan yang semata-mata hanya digunakan untuk
kepentingan yang berhubungan dengan maksud dan tujuan Nota Kesepahaman ini.
2. Kecuali dalam rangka pelaksanaan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi sebagaimana dimaksud
ayat (1) Pasal ini dan tidak akan memberikannya kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari
pihak lainnya.
PASAL 9
JANGKA WAKTU
1. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu terhitung sejak ditandatangani PARA PIHAK
sampai dengan selesai dilaksanakannya kegiatan swakelola P2KH di Kota/Kabupaten ....... dan
dipenuhinya semua hak dan kewajiban berdasarkan Nota Kesepahaman ini.
2. Dalam hal salah satu pihak bermaksud mengakhiri Nota Kesepahaman ini, maka pihak yang
bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis kepada pihak lainnya, paling lambat diterima
2 dua) minggu sebelum Nota Kesepahaman ini berakhir.
3. Nota Kesepahaman ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada ketentuan
perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya Nota
Kesepahaman ini, atau dengan tidak terpenuhinya Pasal 5 Nota Kesepahaman ini.
3
PASAL 10
LAIN - LAIN
1. Perubahan atas Nota Kesepahaman ini dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan tertulis PARA
PIHAK.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam
addendum yang disepakati secara tertulis oleh PARA PIHAK serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini atas persetujuan kedua belah pihak.
Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut di atas dalam
rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Materai
Rp. 6.000,-
4
CONTOH KAK PESERTA P2KH TA. 2013
BATCH IA 47 KOTA/KABUPATEN
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENETAPAN RENCANA AKSI KOTA HIJAU/RAKH DAN FORUM
KOMUNITAS HIJAU) DAN PERENCANAAN TEKNIS/DED
KOTA BANDA ACEH
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas
mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20%
RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam
Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan RTRW Kabupaten.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi implementasi tahun 2012, P2KH difokuskan pada perwujudan 3
(tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui
komunitas hijau.
4
Memasuki tahap up-scaling pada tahun 2013, selain mewujudkan 3 (tiga) atribut
tersebut, implementasi diperluas pada 5 (lima) atribut lainnya, yaitu : pemanfaatan
sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan, peningkatan efisiensi pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya air, pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, penerapan
bangunan ramah lingkungan, dan pengembangan sistem transportasi yang
berkelanjutan.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari penyempunaan RAKH menuju implementasi kota hijau, pelaksanaan
kegiatan forum komunitas hijau serta pembuatan dokumen perencanaan teknis
(DED) dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk memenuhi
amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Penajaman, penyempurnaan, dan penetapan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)
kota/kabupaten peserta P2KH berupa roadmap sesuai dengan 8 (delapan)
atribut sekaligus dasar penetapan dan perwujudan kota hijau sesuai dengan
pengembangan identitas hijau daerah masing-masing.
b. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
5
c. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara swakelola
dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain adalah :
6
3) Bentuk partisipasi para instansi (stakeholder) terkait dalam rangka
perwujudan pengembangan kota hijau.
7
b. Gambar detail landscape yang meliputi :
i. Detail Penanaman Pohon dan Daftar Pohon
ii. Detail Perkerasan (Jogging Track)
iii. Detail Toilet & Pos Jaga
iv. Detail Parkir Sepeda
v. Detail Tempat Sampah, Detail Komposter, Detail Tempat Duduk
Taman
vi. Detail Sumur Resapan
vii. Detail Signage Nama Taman
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of
Quantity dan harga satuan pekerjaan.
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 50 Kota/Kabupaten peserta P2KH
telah menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2011.
8
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan.
b) Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
9
4. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas
Ruang Terbuka Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
1 Ahli Perencanaan Kota 5 bulan
Penyempurnaan dan
Penetapan RAKH
Ahli Lansekap 5 bulan
2 /Arsitektur
Penyempurnaan dan
Penetapan RAKH
DED
5 Ahli Pemetaan/Geodesi
Penyempurnaan dan 2 bulan
Penetapan RAKH
DED
6 Ahli Sipil 3 bulan
DED
10
IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan dengan rencana jadwal
pelaksanaan berikut ini:
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyempurnaan dan Penetapan Rencana
1
Aksi Kota Hijau
Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas
2
Hijau (FKH)
3 Penyusunan Dokumen Teknis (DED)
4 Pendampingan Implementasi Fisik
5 Pelaporan
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau antara lain:
- Dokumen Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) yang antara lain memuat :
a. Gambaran Umum Kota Hijau (Profil Kota/Kabupaten)
b. Identifikasi karakter kota/kabupaten terkait 8 (delapan) atribut kota hijau
c. Rencana Pengembangan 8 (delapan) atribut kota hijau dalam satu entitas
perkotaan yang menyatu (links and hubs)
d. Indikasi Program dan tahapan pengembangan 8 (delapan) atribut kota hijau
untuk jangka panjang
e. Draft penetapan Walikota/Bupati terkait pengembangan 8 (delapan) atribut
kota hijau
- Album peta yang terdiri dari peta identifikasi karakter kota/kab terkait 8 (delapan)
atribut kota hijau dan peta pengembangan kota hijau.
11
d. Sosialisasi Komunitas Hijau
e. Pelaksanaan Survey Peta Komunitas Hijau
- Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2
5. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
b. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
c. Kegiatan Penyusunan DED
12
d. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
2) Laporan II (dibuat 10 rangkap), memuat hasil pelaksanaan kegiatan :
a. Kegiatan Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
b. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
c. Kegiatan Penyusunan DED
d. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
13
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : P2KH (MPKH)
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Master Plan RTH, Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
: Kabupaten Ngawi (Jawa Timur)
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN PENETAPAN (RAKH, MASTERPLAN, GREEN COMMUNITY, DED) Rp 40.950.000
Pengarah 2 org x 9 bln BLN 18 Rp 500.000 Rp 9.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 450.000 Rp 4.050.000
Ketua 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Sekretaris 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 300.000 Rp 2.700.000
Anggota 8 org x 9 bln BLN 72 Rp 300.000 Rp 21.600.000
2 Aksi Komunitas Hijau Terkait Green Waste / Transportation / Water / Building / Energi LS 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
4 Transport Narasumber dari Jakarta dalam rangka pendampingan aksi komunitas hijau Rp 11.580.000
- Transport Surabaya - Ngawi (pp) 2 Org x 1 Kali OK 2 Rp 300.000 Rp 600.000
- Transport Jakarta - Surabaya (pp) 2 Org x 1 Kali OK 2 Rp 3.230.000 Rp 6.460.000
- Uang Penginapan Bintang III 2 Org x 2 Hr x 1 Kali OH 4 Rp 390.000 Rp 1.560.000
- Uang Harian 2 Org x 3 Hr x 1 Kali OH 6 Rp 410.000 Rp 2.460.000
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 2 Org x 1 Kali OK 2 Rp 170.000 Rp 340.000
- Airport tax PP 2 Org x 2 Kali OK 4 Rp 40.000 Rp 160.000
Mengetahui
Direktur Perkotaan
BATCH IA 13 KOTA/KABUPATEN
3 Kota Pariaman
4 Kota Sawahlunto
8 Kota Metro
11 Kabupaten Banyumas
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENETAPAN RENCANA AKSI KOTA HIJAU/RAKH DAN FORUM
KOMUNITAS HIJAU) DAN PERENCANAAN TEKNIS/DED KOTA MEDAN
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi implementasi tahun 2012, P2KH difokuskan pada perwujudan 3
(tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui
komunitas hijau.
4
Memasuki tahap replikasi pada tahun 2013, selain mewujudkan 3 (tiga) atribut tersebut,
implementasi diperluas pada 5 (lima) atribut lainnya, yaitu : pemanfaatan sumber energi
yang efisien dan ramah lingkungan, peningkatan efisiensi pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya air, pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, penerapan
bangunan ramah lingkungan, dan pengembangan sistem transportasi yang
berkelanjutan.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari penyempunaan RAKH menuju implementasi kota hijau, pelaksanaan
kegiatan forum komunitas hijau serta pembuatan dokumen perencanaan teknis
(DED) dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk memenuhi
amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Penajaman, penyempurnaan, dan penetapan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)
kota/kabupaten peserta P2KH berupa roadmap sesuai dengan 8 (delapan)
atribut sekaligus dasar penetapan dan perwujudan kota hijau sesuai dengan
pengembangan identitas hijau daerah masing-masing.
b. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
5
c. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 460.000.000 (empat ratus enam
puluh juta rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara
swakelola dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain adalah :
6
3) Bentuk partisipasi para instansi (stakeholder) terkait dalam rangka
perwujudan pengembangan kota hijau.
7
ii. Detail Perkerasan (Jogging Track)
iii. Detail Toilet & Pos Jaga
iv. Detail Parkir Sepeda
v. Detail Tempat Sampah, Detail Komposter, Detail Tempat Duduk
Taman
vi. Detail Sumur Resapan
vii. Detail Signage Nama Taman
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of
Quantity dan harga satuan pekerjaan.
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 10 Kota/Kabupaten peserta P2KH
yang telah menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2011.
8
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan.
b) Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
9
4. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas
Ruang Terbuka Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
1 Ahli Perencanaan Kota 5 bulan
Penyempurnaan dan
Penetapan RAKH
Ahli Lansekap 5 bulan
2 /Arsitektur
Penyempurnaan dan
Penetapan RAKH
DED
5 Ahli Pemetaan/Geodesi
Penyempurnaan dan 2 bulan
Penetapan RAKH
DED
6 Ahli Sipil 2 bulan
DED
10
IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyempurnaan dan Penetapan Rencana
1
Aksi Kota Hijau
Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas
2
Hijau (FKH)
3 Penyusunan Dokumen Teknis (DED)
4 Pendampingan Implementasi Fisik
5 Pelaporan
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau antara lain:
- Dokumen Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) yang antara lain memuat :
a. Gambaran Umum Kota Hijau (Profil Kota/Kabupaten)
b. Identifikasi karakter kota/kabupaten terkait 8 (delapan) atribut kota hijau
c. Rencana Pengembangan 8 (delapan) atribut kota hijau dalam satu entitas
perkotaan yang menyatu (links and hubs)
d. Indikasi Program dan tahapan pengembangan 8 (delapan) atribut kota hijau
untuk jangka panjang
e. Draft penetapan Walikota/Bupati terkait pengembangan 8 (delapan) atribut
kota hijau
- Album peta yang terdiri dari peta identifikasi karakter kota/kab terkait 8 (delapan)
atribut kota hijau dan peta pengembangan kota hijau
11
c. Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan Rencana Aksi FKH
yang telah disusun terkait salah satu dari atribut Green Waste, Green
Transportation, Green Water, Green Building, atau Green Energy.
d. Sosialisasi Komunitas Hijau
e. Pelaksanaan Survey Peta Komunitas Hijau
- Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2
5. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
12
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Penyempurnaan dan Penetapan Rencana Aksi Kota Hijau
b. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
c. Kegiatan Penyusunan DED
d. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
13
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : P2KH (MPKH)
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Master Plan RTH, Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Contoh Kota : Kota Bekasi (Jawa Barat)
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN PENETAPAN (RAKH, MASTERPLAN, GREEN COMMUNITY, DED) Rp 40.950.000
Pengarah 2 org x 9 bln BLN 18 Rp 500.000 Rp 9.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 450.000 Rp 4.050.000
Ketua 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Sekretaris 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 300.000 Rp 2.700.000
Anggota 8 org x 9 bln BLN 72 Rp 300.000 Rp 21.600.000
2 Aksi Komunitas Hijau Terkait Green Waste / Transportation / Water / Building / Energi LS 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
4 Transport Narasumber dari Jakarta dalam rangka pendampingan aksi komunitas hijau Rp 4.580.000
- Transport Jakarta-Bekasi (pp) 2 Org x 2 Kali OK 4 Rp 170.000 Rp 680.000
- Uang Penginapan Bintang III 2 Org x 1 Hr x 2 Kali OH 2 Rp 470.000 Rp 940.000
- Uang Harian 2 Org x 2 Hr x 2 Kali OH 8 Rp 370.000 Rp 2.960.000
Mengetahui
Direktur Perkotaan
BATCH IB 10 KOTA/KABUPATEN
3 Kabupaten Lamongan
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN FORUM KOMUNITAS HIJAU DAN PERENCANAAN TEKNIS/DED
KOTA BANDUNG
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi implementasi tahun 2012, P2KH difokuskan pada perwujudan 3
(tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui
komunitas hijau.
4
Memasuki tahap up-scaling pada tahun 2013, selain mewujudkan 3 (tiga) atribut
tersebut, implementasi diperluas pada 5 (lima) atribut lainnya, yaitu : pemanfaatan
sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan, peningkatan efisiensi pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya air, pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, penerapan
bangunan ramah lingkungan, dan pengembangan sistem transportasi yang
berkelanjutan.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari penyempunaan RAKH menuju implementasi kota hijau, pelaksanaan
kegiatan forum komunitas hijau serta pembuatan dokumen perencanaan teknis
(DED) dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk memenuhi
amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
b. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
5
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 200.000.000 (dua ratus juta
rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara swakelola
dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain adalah :
6
1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan :
a. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang meliputi : siteplan
b. Garis besar persyaratan teknis (outline specification)
c. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost estimate)
2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan :
a. Gambar Rancangan landscape yang meliputi : siteplan dan detail
gambar rencana, yaitu :
i. Rencana Tata Hijau (Softscape)
ii. Rencana Hardscpae (Jogging Track, Plaza, Parkir Sepeda) dan
Bangunan Taman
iii. Rencana Penempatan Sumur Resapan dan Kran Taman Sprinkler
iv. Rencana Penempatan Tempat Sampah, Komposter, dan Bangku
Taman
v. Rencana Titik Lampu dan Penempatan Solar Panel
b. Gambar detail landscape yang meliputi :
i. Detail Penanaman Pohon dan Daftar Pohon
ii. Detail Perkerasan (Jogging Track)
iii. Detail Toilet & Pos Jaga
iv. Detail Parkir Sepeda
v. Detail Tempat Sampah, Detail Komposter, Detail Tempat Duduk
Taman
vi. Detail Sumur Resapan
vii. Detail Signage Nama Taman
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of
Quantity dan harga satuan pekerjaan.
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
7
c. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik mencakup antara lain:
1) Melakukan rapat-rapat lapangan secara berkala serta koordinasi dengan Tim
Kontraktor dan Konsultan Supervisi selama pelaksanaan kegiatan;
2) Melaporkan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan secara berkala kepada
SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau, Ditjen Penataan
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk laporan bulanan
kegiatan pendampingan, dan
3) Mendokumentasikan setiap tahap pelaksanaan perwujudan RTH di lapangan.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 10 Kota/Kabupaten peserta P2KH
yang telah menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2012.
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan.
b) Studi literatur
8
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
Ahli Lansekap 3 bulan
1 /Arsitektur
DED
2 Ahli Sipil 3 bulan
DED
IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
9
Kegiatan ini akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan dengan rencana jadwal
pelaksanaan berikut ini:
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8
Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas
1
Hijau (FKH)
2 Penyusunan Dokumen Teknis (DED)
3 Pendampingan Implementasi Fisik
4 Pelaporan
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
- Laporan Pelaksanaan Kegiatan FKH (termasuk berisi foto-foto kegiatan), yaitu :
a. Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan Rencana Aksi FKH
yang telah disusun terkait salah satu dari atribut Green Waste, Green
Transportation, Green Water, Green Building, atau Green Energy.
b. Sosialisasi Komunitas Hijau
c. Pelaksanaan Survey Peta Komunitas Hijau
- Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2
10
3. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas
Ruang Terbuka Hijau
- Laporan hasil pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
- Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan perwujudan fisik atau pembangunan RTH
di lapangan.
4. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
b. Kegiatan Penyusunan DED
c. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
11
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan Ruang
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : P2KH (MPKH)
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Daerah : Kota Tasikmalaya (Jawa Barat)
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN (GREEN COMMUNITY, DED) Rp 32.850.000
Pengarah 2 org x 9 bln BLN 18 Rp 500.000 Rp 9.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 450.000 Rp 4.050.000
Ketua 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Sekretaris 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 300.000 Rp 2.700.000
Anggota 5 org x 9 bln BLN 45 Rp 300.000 Rp 13.500.000
1 Aksi Komunitas Hijau Terkait Green Waste / Transportation / Water / Building / Energi LS 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
3 Transport Narasumber dari Jakarta dalam rangka pendampingan aksi komunitas hijau Rp 3.640.000
- Transport Jakarta-Tasikmalaya pp 2 Org x 1 Kali OK 2 Rp 500.000 Rp 1.000.000
- Uang Penginapan Bintang III 2 Org x 1 Hr x 1 Kali OH 2 Rp 460.000 Rp 920.000
- Uang Harian 2 Org x 2 Hr x 1 Kali OH 4 Rp 430.000 Rp 1.720.000
BATCH IB 13 KOTA/KABUPATEN
6 Kota Bekasi
8 Kota Batu
11 Kabupaten Bellu
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN FORUM KOMUNITAS HIJAU DAN PERENCANAAN TEKNIS/DED
KOTA PADANG
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup; dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi implementasi tahun 2012, P2KH difokuskan pada perwujudan 3
(tiga) atribut, yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui
komunitas hijau.
4
Memasuki tahap up-scaling pada tahun 2013, selain mewujudkan 3 (tiga) atribut
tersebut, implementasi diperluas pada 5 (lima) atribut lainnya, yaitu : pemanfaatan
sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan, peningkatan efisiensi pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya air, pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, penerapan
bangunan ramah lingkungan, dan pengembangan sistem transportasi yang
berkelanjutan.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari penyempunaan RAKH menuju implementasi kota hijau, pelaksanaan
kegiatan forum komunitas hijau serta pembuatan dokumen perencanaan teknis
(DED) dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk memenuhi
amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
b. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
5
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 160.000.000 (seratus enam
puluh juta rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara
swakelola dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain adalah :
6
b. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED)
Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED) mencakup antara
lain:
1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan :
a. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang meliputi : siteplan
b. Garis besar persyaratan teknis (outline specification)
c. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost estimate)
2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan :
a. Gambar Rancangan landscape yang meliputi : siteplan dan detail
gambar rencana, yaitu :
i. Rencana Tata Hijau (Softscape)
ii. Rencana Hardscpae (Jogging Track, Plaza, Parkir Sepeda) dan
Bangunan Taman
iii. Rencana Penempatan Sumur Resapan dan Kran Taman Sprinkler
iv. Rencana Penempatan Tempat Sampah, Komposter, dan Bangku
Taman
v. Rencana Titik Lampu dan Penempatan Solar Panel
b. Gambar detail landscape yang meliputi :
i. Detail Penanaman Pohon dan Daftar Pohon
ii. Detail Perkerasan (Jogging Track)
iii. Detail Toilet & Pos Jaga
iv. Detail Parkir Sepeda
v. Detail Tempat Sampah, Detail Komposter, Detail Tempat Duduk
Taman
vi. Detail Sumur Resapan
vii. Detail Signage Nama Taman
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of
Quantity dan harga satuan pekerjaan.
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
7
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 13 Kota/Kabupaten peserta P2KH
yang telah menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2012.
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
8
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan.
b) Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
9
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
Ahli Lansekap 2 bulan
1 /Arsitektur
DED
2 Ahli Sipil 2 bulan
DED
Kegiatan ini akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan dengan rencana jadwal
pelaksanaan berikut ini:
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8
Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas
1
Hijau (FKH)
2 Penyusunan Dokumen Teknis (DED)
3 Pendampingan Implementasi Fisik
4 Pelaporan
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
- Laporan Pelaksanaan Kegiatan FKH (termasuk berisi foto-foto kegiatan), yaitu :
a. Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan Rencana Aksi FKH
yang telah disusun terkait salah satu dari atribut Green Waste, Green
Transportation, Green Water, Green Building, atau Green Energy.
b. Sosialisasi Komunitas Hijau
c. Pelaksanaan Survey Peta Komunitas Hijau
- Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2
10
- Dokumen DED yang meliputi :
a. Laporan perencanaan arsitektur lansekap lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan.
b. Rencana siteplan mencakup seluruh eleman lanskap.
c. Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3.
- Dokumen Lelang :
a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE),
b. Rician volume pekerjaan (BQ),
c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen pengadaan jasa pemborongan implementasi pengembangan RTH
4. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
b. Kegiatan Penyusunan DED
c. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
11
c. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
12
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : P2KH (MPKH)
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Contoh Kota : Kab Lampung Barat (Lampung)
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN (GREEN COMMUNITY, DED) Rp 29.200.000
Pengarah 2 org x 8 bln BLN 16 Rp 500.000 Rp 8.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 8 bln BLN 8 Rp 450.000 Rp 3.600.000
Ketua 1 org x 8 bln BLN 8 Rp 400.000 Rp 3.200.000
Sekretaris 1 org x 8 bln BLN 8 Rp 300.000 Rp 2.400.000
Anggota 5 org x 8 bln BLN 40 Rp 300.000 Rp 12.000.000
1 Aksi Komunitas Hijau Terkait Green Waste / Transportation / Water / Building / Energi LS 1 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Kegiatan Rp 2.803.000
- Laporan I 10 Bk x 1 Kali BK 10 Rp 100.000 Rp 1.000.000
- Laporan II 10 Bk x 1 Kali BK 10 Rp 100.000 Rp 1.000.000
- Laporan dalam bentuk CD/DVD 10 CD x 1 Kali CD 10 Rp 10.000 Rp 100.000
- Pengumpulan data sekunder, pengiriman dokumen, dll LS 1 Rp 703.000 Rp 703.000
Mengetahui
Direktur Perkotaan
BATCH II A 5 KOTA/KABUPATEN
2 Kota Tegal
3 Kab. Purworejo
4 Kab. Wonosobo
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
MASTERPLAN RTH, FORUM KOMUNITAS HIJAU DAN PERENCANAAN
TEKNIS/DED KOTA PEKALONGAN
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2012, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu:
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan; perwujudan ruang terbuka
hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau, namun pada
tahap berikutnya diharapkan akan dapat lebih diperluas.Dalam rangka mewujudkan 3
(tiga) atribut tersebut, sebagai tindaklanjut dari kegiatan perumusan RAKH, maka
pemerintah akan melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau
4
yang terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Kegiatan Forum Komunitas Hijau, dan Pembuatan dokumen perencanaan teknis (DED)
Peningkatan Kuantitas RTH berupa Taman Ramah Lingkungan serta pendampingan
implementasi fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas RTH.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Peta
Komunitas Hijau, dan pembuatan dokumen perencanaan teknis (DED) Taman
Ramah Lingkungan dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk
memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Menyusun Roadmap RTH 30 % sesuai dengan periode RTRW
Kabupaten/Kota (20 tahun) sebaagai penajaman dari Rencana Aksi Kota Hijau
(RAKH) kota/kabupaten peserta P2KH sekaligus untuk menjadi dasar
penetapan dan perwujudan RTH pada lokasi-lokasi yang diprioritaskan.
b. Mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas
Hijau (FKH) untuk memetakan lokasi-lokasi hijau dan memiliki kontribusi positif
bagi kualitas ruang kota. Pemetaan tersebut diharapkan dapat memberikan
peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam
menjaga/melestarikan potensi perwujudan kota hijau di kota/kabupaten peserta
P2KH.
c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
d. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
5
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 560.000.000 (lima ratus enam
puluh juta rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara
swakelola dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Penyusunan Masterplan RTH
Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH ini akan mencakup beberapa aspek
yang antara lain adalah:
1) Lingkup Wilayah Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada lingkup wilayah administratif kota (city wide)
dan kawasan fungsional perkotaan di kabupaten (ibukota kabupaten dan
kawasan strategis perkotaan).
2) Periode Perencanaan
- Identifikasi RTH eksisting (mencakup lokasi, luasan, status tanah,
fungsi, jenis vegetasi dsb)
6
- Tahapan perwujudan RTH 30% (roadmap untuk jangka menengah dan
panjang, sesuai dengan periode RTRW Kabupaten/Kota 20 tahun)
- Prioritas implementasi/peningkatan kuantitas RTH
3) Target Group
Penyusunan Masterplan RTH ditujukan untuk Pemerintah Kota/Kabupaten,
swasta, dan masyarakat. Pemerintah Kota/Kabupaten dapat memanfaatkan
masterplan RTH sebagai salah satu suplemen utama dalam penetapan
kebijakan pembangunan yang berkelanjutan
1) Pelibatan secara reguler komunitas hijau kota dalam setiap kegiatan P2KH
yang berjalan secara paralel (peta komunitas hijau, masterplan, DED, dan
implementasi fisik) agar kepemilikan terhadap hasil kegiatan/produknya
serta mendorong lebih berdayanya komunitas dalam keberlanjutan program
selanjutnya.
7
2) Sosialisasi peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya pembangunan
kota berbasis konsep kota hijau sekaligus sosialisasi peta komunitas hijau,
aksi komunitas hijau dan masterplan yang telah disusun dengan melibatkan
instansi pemerintah, pihak swasta, komunitas, dan masyarakat umum.
3) Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan Rencana Aksi FKH
yang telah disusun terkait salah satu dari atribut Green Waste, Green
Transportation, Green Water, Green Building, atau Green Energy.
8
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 5 Kota/Kabupaten peserta P2KH telah
menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2012.
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Penyusunan Masterplan RTH
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
9
c) Melakukan koordinasi dan rapat konsolidasi, baik di provinsi dan di kota/
kabupaten, terutama untuk menyepakati:
- Jenis kegiatan;
- Jenis RTH;
- Lokasi RTH;
- Status/ kepemilikan lahan
- Besaran Pendanaan;
- Jenis insentif yang diberikan;
- Instansi pelaksana, meliputi: pemerintah kota/kabupaten, swasta, serta
masyarakat; dan
- Waktu dan tahapan pelaksanaan perwujudan RTH (disesuaikan juga
dengan indikasi program utama pada RTRW Kota/Kabupaten).
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan;
10
b) Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan;
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED;
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
11
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
1 Ahli Perencanaan Kota 5 bulan
Masterplan
2 Ahli Lansekap 5 bulan
Masterplan
DED
3 Ahli Pemberdayaan 3 bulan
Masyarakat
Peta Komunitas Hijau
Kegiatan Forum
Komunitas Hijau
4 Ahli Pemetaan/Geodesi 3 bulan
Masterplan
DED
5 Ahli Sipil 3 bulan
DED
Kegiatan ini akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan dengan rencana jadwal
pelaksanaan berikut ini:
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penyusunan Masterplan RTH
12
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH antara lain:
- Dokumen teknis Masterplan RTH yang antara lain memuat:
a. Gambaran Umum Kota (Profil Kota/Kabupaten)
b. Identifikasi dan Evaluasi RTH Kota (lokasi, jenis, luasan, status, fungsi, dsb)
yang dicatat oleh tenaga khusus dalam layer RTH
c. Analisis Kebutuhan RTH dan RTNH Kota dalam satu sistem perencanaan
d. Rencana Pembangunan RTH Kota dan RTNH dalam satu entitas perkotaan
yang menyatu (links and hubs)
e. Indikasi Program dan tahapan pengembangan RTH untuk 20 (dua puluh)
tahun ke depan (sesuai periode RTRW Kota/Kabupaten)
f. Draft Peraturan Walikota/Bupati tentang perwujudan RTH 30%
- Album peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal 1:25.000
dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang.
Album peta tersebut terdiri dari:
a. Peta eksisting (RTH, geologi, hidrologi, resapan air, sempadan sungai,
kawasan SUTET, dll)
b. Peta RTH rencana periode 20 tahun
c. Peta lokasi prioritas pembangunan RTH dalam skala 1:5.000 (diperoleh dari
peta citra terbaru yang tersedia)
- Dokumen Teknis Masterplan RTH
13
4. Kegiatan Penyusunan DED
- Dokumen DED yang meliputi :
a. Laporan perencanaan lansekap lengkap dengan perhitungan-perhitungan
yang bisa dipertanggungjawabkan.
b. Rencana siteplan mencakup seluruh eleman lanskap.
c. Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3.
- Dokumen Lelang :
a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE),
b. Rician volume pekerjaan (BQ),
c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen pengadaan jasa pemborongan implementasi pengembangan RTH
6. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH
b. Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau
c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
d. Kegiatan Penyusunan DED
e. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
14
2) Laporan II (dibuat 10 rangkap), memuat hasil pelaksanaan kegiatan :
a. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH
b. Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau
c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
d. Kegiatan Penyusunan DED
e. Kegiatan Pendampingan Implementasi Fisik Kegiatan Peningkatan
Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
15
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : P2KH (MPKH)
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Master Plan RTH, Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Kota : Wonosobo (Jawa Tengah)
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN PENETAPAN (RAKH, MASTERPLAN, GREEN COMMUNITY, DED) Rp 40.950.000
Pengarah 2 org x 9 bln BLN 18 Rp 500.000 Rp 9.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 450.000 Rp 4.050.000
Ketua 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Sekretaris 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 300.000 Rp 2.700.000
Anggota 8 org x 9 bln BLN 72 Rp 300.000 Rp 21.600.000
4 Kota Solok
10 Ka. Banjarnegara
12 Kab. Trenggalek
13 Kab. Kediri
17 Kab. Sanggau
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TAHUN 2013
2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
MASTERPLAN RTH, PETA KOMUNITAS HIJAU DAN PERENCANAAN
TEKNIS/DED KOTA LHOKSEUMAWE
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;dan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami
dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar
(dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan.
Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan
komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi: (1)
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, (2) ketersediaan ruang
terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien, (4) pengelolaan air yang efektif, (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan
hijau, (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahun 2012, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk mendorong
pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau. P2KH diawali dengan
penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau
melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH).
Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu:
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan; perwujudan ruang terbuka
hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau, namun pada
tahap berikutnya diharapkan akan dapat lebih diperluas.Dalam rangka mewujudkan 3
(tiga) atribut tersebut, sebagai tindaklanjut dari kegiatan perumusan RAKH, maka
pemerintah akan melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau
4
yang terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Kegiatan Forum Komunitas Hijau, dan Pembuatan dokumen perencanaan teknis (DED)
Taman Ramah Lingkungan Peningkatan Kuantitas RTH berupa Taman Ramah
Lingkungan.
1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota hijau
khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Peta
Komunitas Hijau, dan pembuatan dokumen perencanaan teknis (DED) Taman
Ramah Lingkungan dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten dan untuk
memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Menyusun Roadmap RTH 30 % sesuai dengan periode RTRW
Kabupaten/Kota (20 tahun) sebaagai penajaman dari Rencana Aksi Kota Hijau
(RAKH) kota/kabupaten peserta P2KH sekaligus untuk menjadi dasar
penetapan dan perwujudan RTH pada lokasi-lokasi yang diprioritaskan.
b. Mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas
Hijau (FKH) untuk memetakan lokasi-lokasi hijau dan memiliki kontribusi positif
bagi kualitas ruang kota. Pemetaan tersebut diharapkan dapat memberikan
peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam
menjaga/melestarikan potensi perwujudan kota hijau di kota/kabupaten peserta
P2KH.
c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya
pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
d. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan
pengadaan jasa pemborongannya.
5
III. SASARAN
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Kota Hijau, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan Kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 600.000.000 (enam ratus juta
rupiah) yang bersumber dari dana APBN yang dilakukan secara swakelola
dengan rincian kebutuhan biaya sebagaimana RAB terlampir.
1. Lingkup Kegiatan
a. Penyusunan Masterplan RTH
Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH ini akan mencakup beberapa aspek
yang antara lain adalah:
1) Lingkup Wilayah Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada lingkup wilayah administratif kota (city wide)
dan kawasan fungsional perkotaan di kabupaten (ibukota kabupaten dan
kawasan strategis perkotaan).
2) Periode Perencanaan
- Identifikasi RTH eksisting (mencakup lokasi, luasan, status tanah,
fungsi, jenis vegetasi dsb)
6
- Tahapan perwujudan RTH 30% (roadmap untuk jangka menengah dan
panjang, sesuai dengan periode RTRW Kabupaten/Kota 20 tahun)
- Prioritas implementasi/peningkatan kuantitas RTH
3) Target Group
Penyusunan Masterplan RTH ditujukan untuk Pemerintah Kota/Kabupaten,
swasta, dan masyarakat. Pemerintah Kota/Kabupaten dapat memanfaatkan
masterplan RTH sebagai salah satu suplemen utama dalam penetapan
kebijakan pembangunan yang berkelanjutan
1) Pelibatan secara reguler komunitas hijau kota dalam setiap kegiatan P2KH
yang berjalan secara paralel (peta komunitas hijau, masterplan, DED, dan
implementasi fisik) agar kepemilikan terhadap hasil kegiatan/produknya serta
mendorong lebih berdayanya komunitas dalam keberlanjutan program
selanjutnya.
7
2) Sosialisasi peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya pembangunan
kota berbasis konsep kota hijau sekaligus sosialisasi peta komunitas hijau,
aksi komunitas hijau dan masterplan yang telah disusun dengan melibatkan
instansi pemerintah, pihak swasta, komunitas, dan masyarakat umum.
3) Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau sesuai dengan Rencana Aksi FKH
yang telah disusun terkait salah satu dari atribut Green Waste, Green
Transportation, Green Water, Green Building, atau Green Energy.
8
e. Penyusunan gambar rencana, detail pelaksanaan pekerjaan, dan
dokumen pelelangan.
Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang, meliputi:
a. Petunjuk Pelelangan.
b. Persyaratan Teknis.
c. Gambar rencana dan detail landscape
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
3) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di 24 Kota/Kabupaten peserta P2KH
telah menandatangani Piagam Komitmen Kota Hijau pada tahun 2012.
VII. METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas:
1. Penyusunan Masterplan RTH
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
9
2. Penyusunan Peta Komunitas Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali di
lapangan.
b) Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh gambaran
mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan) atribut kota hijau dan
menentukan spesifikasi bahan dan mutu material yang akan digunakan.
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan gambar DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
10
1 Ahli Perencanaan kota 1 org
2 Ahli Lansekap 1 org
3 Ahli Pemberdayaan Masyarakat 1 org
4 Ahli Pemetaan/Geodesi 1 org
5 Ahli Teknik Sipil 1 org
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
BULAN
No Tenaga Ahli Ket Jumlah
1 2 3 4 5
1 Ahli Perencanaan Kota 5 bulan
Masterplan
2 Ahli Lansekap 5 bulan
Masterplan
DED
3 Ahli Pemberdayaan 3 bulan
Masyarakat
Peta Komunitas Hijau
Kegiatan Forum
Komunitas Hijau
4 Ahli Pemetaan/Geodesi 3 bulan
Masterplan
DED
5 Ahli Sipil 3 bulan
DED
Kegiatan ini akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan dengan rencana jadwal
pelaksanaan berikut ini:
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
11
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pelaksanaan Kegiatan Forum
3
Komunitas Hijau (FKH)
4 Penyusunan Dokumen Teknis (DED)
5 Pendampingan Implementasi Fisik
6 Pelaporan
X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH antara lain:
- Dokumen teknis Masterplan RTH yang antara lain memuat:
a. Gambaran Umum Kota (Profil Kota/Kabupaten)
b. Identifikasi dan Evaluasi RTH Kota (lokasi, jenis, luasan, status, fungsi, dsb)
yang dicatat oleh tenaga khusus dalam layer RTH
c. Analisis Kebutuhan RTH dan RTNH Kota dalam satu sistem perencanaan
d. Rencana Pembangunan RTH Kota dan RTNH dalam satu entitas perkotaan
yang menyatu (links and hubs)
e. Indikasi Program dan tahapan pengembangan RTH untuk 20 (dua puluh)
tahun ke depan (sesuai periode RTRW Kota/Kabupaten)
f. Draft Peraturan Walikota/Bupati tentang perwujudan RTH 30%
- Album peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal 1:25.000
dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang.
Album peta tersebut terdiri dari:
a. Peta eksisting (RTH, geologi, hidrologi, resapan air, sempadan sungai,
kawasan SUTET, dll)
b. Peta RTH rencana periode 20 tahun
c. Peta lokasi prioritas pembangunan RTH dalam skala 1:5.000 (diperoleh dari
peta citra terbaru yang tersedia)
- Dokumen Teknis Masterplan RTH
12
2. Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau
- Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2
- Laporan Kegiatan Sosialisasi, Pelaksanaan Survey, dan Daftar temuan survey
5. Laporan Kegiatan
XI. OUTCOME/MANFAAT
Tersedianya acara pelaksanaan program P2KH untuk jangka pendek, menengah
dan panjang bagi aktor-aktor di daerah swasta dan masyarakat sekaligus sebagai
respon terhadap perubahan iklim.
13
XII. LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
1) Laporan I (dibuat 10 rangkap), memuat metode dan persiapan kegiatan :
a. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH
b. Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau
c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
d. Kegiatan Penyusunan DED
2) Laporan II (dibuat 10 rangkap), memuat hasil pelaksanaan kegiatan :
a. Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH
b. Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau
c. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
d. Kegiatan Penyusunan DED
Mengetahui,
Direktur Perkotaan
14
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Program : Penyelenggaraan Penataan
Hasil : Penataan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
Unit Eselon II : Direktorat Perkotaan
Kegiatan : Fasilitasi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau dan Perencanaan Teknis
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Master Plan RTH, Green Map dan Rencana Aksi Kota Hijau
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan
Kota/Kabupaten : Kapuas Hulu (Kalimantan Barat)
KODE URAIAN SATUAN VOLUME BIAYA JUMLAH
TOTAL SATUAN BIAYA Rp 600.000.000
521213 HONOR TIM SWAKELOLA UNTUK KEGIATAN PENETAPAN (RAKH, MASTERPLAN, GREEN COMMUNITY, DED) Rp 40.950.000
Pengarah 2 org x 9 bln BLN 18 Rp 500.000 Rp 9.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 450.000 Rp 4.050.000
Ketua 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Sekretaris 1 org x 9 bln BLN 9 Rp 300.000 Rp 2.700.000
Anggota 8 org x 9 bln BLN 72 Rp 300.000 Rp 21.600.000
Mengetahui :
Direktur Perkotaan,
PENERIMA HIBAH :
LOKASI (KAB/KOTA) :
Nilai BMN :
NAMA SATKER :
KODE SATKER :
NO DOKUMEN PELENGKAP ADA TDK ADA KET
1 Surat Permohonan Hibah Dari : ………... No : ………….. Dimintakan ke SKPD
2 DIPA (Dokumen Penganggaran) TA Ada di Dit Perkotaan
3 Tahun Perolehan Ada di Dit Perkotaan
4 Nilai Bangunan : Rp. *) Ada di Dit Perkotaan
5 Luas Bangunan : m2 Ada di Dit Perkotaan
6 Kontrak Pengadaan BMN Ada di Dit Perkotaan
a. Kontrak Kontraktor Fisik Ada di Dit Perkotaan
1. Kontrak No: Ada di Dit Perkotaan
2. Amandemen 1 Kontrak No: Ada di Dit Perkotaan
7 SERTIPIKAT Hak ……….. No. Atau Surat Keterangan Ada di Dit Perkotaan
8 IMB No. Ada di Dit Perkotaan
9 KIB (Bukti Kepemilikan) No. Ada di Dit Perkotaan
10 Rincian Barang (sesuai PMK 29/PMK.06/2010) *) Ada di Dit Perkotaan
11 Lokasi / Gambar Situasi / Foto Ada di Dit Perkotaan
12 Surat Pernyataan Menerima Hibah No. Dimintakan ke SKPD
13 Hasil Audit Pejabat Fungsional Diproses di Pusat
*) Nilai Kontrak Fisik+Kontrak Perenc.+Kontrak M. Konstruksi
……..…………………………………2013
………………………………………… …………………………………………
FORMAT SK KEPALA SATUAN KERJA TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENELITI DAN PENAKSIR INTERNAL
NOMOR :………………(2)………………….
TENTANG
MEMUTUSKAN
KESATU : Membentuk Tim Peneliti dan Penaksir Internal dalam rangka hibah Barang
Milik Negara Hasil Pekerjaan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Dari
Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang Penataan Ruang Tugas
Pembantuan Provinsi…………(19)………. Direktorat Jenderal Penataan
Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Kepada Pemerintah Kabupaten /
Kota *) ………………(20)……….
KETIGA : Tim Peneliti dan Penaksir Internal mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Melakukan penelitian data administrative Barang Milik Negara yang
akan dihibahkan yaitu tentang tahun perolehan,
spesifikasi/identifikasi teknis, bukti kepemilikan dan nilai perolehan;
FORMAT SK KEPALA SATUAN KERJA TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENELITI DAN PENAKSIR INTERNAL
KEEMPAT : Tim bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya kepada Kepala
Satuan Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang Penataan Ruang
Tugas Pembantuan Provinsi…………(21)………. Direktorat Jenderal
Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Kepada Pemerintah
Kabupaten / Kota *) ………………(22)………..
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan masa
berlakunya selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.
…………………..(26)………………….
NIP. …………(27)………….
SUSUNAN TIM
Jabatan
No Nama Instansi
Dalam Panitia
1 2 3 4
1. (diisi oleh Kepala SKPD –TP Satuan Kerja Perangkat Daerah Ketua
bersangkutan) Bidang Penataan Ruang Tugas
Pembantuan Provinsi bersangkutan
2. ((diisi oleh SKPD –TP bersangkutan / Satuan Kerja Perangkat Daerah Wakil Ketua
PPK yang bersangkuta) Bidang Penataan Ruang Tugas
Pembantuan Provinsi bersangkutan
3. (diisi oleh perwakilan dari petugas Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekretaris
pengelola BMN SKPD-TP Bidang Penataan Ruang Tugas
bersangkutan) Pembantuan Provinsi bersangkutan
4. (diisi oleh perwakilan dari Pusat Pusat PBMN Anggota
PBMN Setjen Kementerian PU) Setjen Kementerian PU
5. (pejabat / petugas Unit Akuntansi Bagian Umum Setditjen Penataan Anggota
Pembantu Penggunan Eselon I Ditjen Ruang Kementerian PU
Penataan Ruang)
6. (diisi oleh perwakilan dari Pejabat Inti Satuan Kerja Perangkat Daerah Anggota
Satker SKPD-TP bersangkutan) Bidang Penataan Ruang Tugas
Pembantuan Provinsi
7. (diisi oleh perwakilan Dit. Perkotaan) Direktorat Perkotaan Anggota
Ditetapkan di : ………………(33)………………
Pada tanggal : ……………...(34)……………….
…………………..(36)………………….
NIP. …………(37)………….
FORMAT SK KEPALA SATUAN KERJA TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENELITI DAN PENAKSIR INTERNAL
Keterangan :
SURAT PERNYATAAN
oll /olog /zt /zat
Non<r : o
Pada hari ini Rabu tanggal 30 bulan Maret tahun 2011 bertempat di Kota Boyolali Provinsi Jawa
T€ngah
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. SENO SAMODRo
Jabatan Bupati Boyolali yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.33-290 Tanggal 23 Juni 2010 yang dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Pemerintah Kabupaten Boyolali yang berkedudukan di Boyolali
Provinsi Jawa Tengah, yang selanjutnya disebut PIHAK YANG MENERIMA
Menvatakan : Bersedia menerima penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari Kementerian
Pekerjaan Umum berwujud hasil kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum (c.q.
Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Sumber Daya Air) yang
didirikan diatas tanah milik pemerintah Kabupaten Boyolali dengan penjelasan
sebagai berikut :
Pernyataan ini dibuat dalam mngka prcses usulan kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia
sclaku Pcngelola Barang untuk pelaksanaan hibah Barang Milik Negara.
ANG MENERIMA
SAMODRO
(r--.'.-'-L>
KEPUTusAN KEPALA sNw PENGEMBANGAN' PE!9!r'{.qllnl
oliiiiirisrlurn pEKERJAAN srRATEGls alDAI{G PU LAINNYA
NOMOR : I7lKPTS/SNVT.P4SSPUU2O1l
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENELITI DAN PENAKSIR
INTERNAL...-.
oar-lni"n;nexl nleaH BMN KEIIIENTERIAN PEKERJAAN
-uMUM. .
oril lsarlrerrnlHAN KAsuNANAN soLo' PENGGING' soYoLALl
KEPADA PEMERINTAH DAERAH BOYOLALI
sebagai berrkut
KEDUA Tim Penelitidan Penaksrr lnternal ini memlliki lugas
i. ii"""iii i""o""n- (kebenaran) kepemilikan Barang Milik Negara yang akan
JitriOatrtan Oan met"ngkapi percyaralan administrasi
, ii'j,iir"i i!;r" ncJra
.. tias,l Penelitian vang drsampaiken k"p9!: y1:'l
;;-il;;; u;umpfi;nonan
cq sekteleis Jenderal untuk dijadrkan bahan pertrmbangan
C ail#- t""n*"- ke Kemenlerian Keuangan untuk mendapatkan
yang ditindaklanJuti dengan Berita Acera Serah
ilisetu;u an- niUair kepengurusan
Terima.
KETIGA ' kcb"t,'s. ini mulai berlaku Dada tanggal diletapken. dan apabrla dt kemudian hari
i"iiuiia Gtaap"t ie.rlahan kekeltruai dan kekurangan dalam penelapan lnr akan
aiaoiiin peroiitan oan perubahan sebagaimana meslinya
Ditetaokan di Jakarta
Padaianggal : 25 Maret2011
r Kepala
da
bangan, Pengendalian
4aan Strategi3
nnya,
Lampiran Kcputusan Kep.l. SNW P4S Bidang PU L.innya
Nomor :
17IKPTS/SNW-P4SBPUU2o11
Tanggal :
25 Marel2011
Tent ng : Pembentukan Tim Pcnelltl d.n P€nakir
lntern.l dalam R.ngk. Hibah BM
Kem€nte.lan Peke.laan Umum dl Kawasan
Tetlr.hen X.sunrnan Solo, Pengging,
Boyolall k€pada Peme.lntah Oaerah Boyolall
sffi-ft
Drs. Soegilo Reksedimedja
!.i,fj,'f;irtvtdi!ii!i'?:llf lije{i
Pengelolaan Balang Milik Negara
i i la#dn-,iirrirn Trni
.
I Owi R. Suyilno, SE
Oiekloral Penataan Bangunan dan
An9gota
Linokunoan
9 Riskie Annisa. ST Pengelolaan aarang Milik NegaG Anggota
gan, Pengendalian
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Jaren Pdinuri l!o.20 - X€beyo€n Baru - Jrt(:lta S.@1 rdcpon (W1)72.7561, F,f:tinb (o21)trc8
FI
E5i
-t
: q
ErE i: z
!i
{ oz
t
I
,g :IE
Els
-l
a
:
U
o a (,
E {
!l
4
7= ; I
e J.
a q
c E P
a 3
a
s l. a-
E E
8 a
o
=
o a I a s
ts P 3
o I
o
$ a I
a
Y
a I J.
92 I I I
E b. E. E
a a g
a a P
a g g
e
I I e a a
a
s I a a 8 a a a I I
'*i F
ri
t_ t :!"
ic !<=- 953 P
:l ia !! 5i= Flr eiE
!5 :s T EB
5rg
E .c ig :t ezt
5! t! il 9Ea gFE
a p2 t: e! I i aS E
A* e'
lEt lE3
5r =! I EFE-
! -.4 rF
tt
:i E -58 at;
ii. Ftg
5 T,F
Ed
I a i
I t E
q I = q
I B
I i
9 d 3 5 I a s i 9.
3
E I
F
lo - ol - l'?
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Yth. Presiden Rl
Di J akada
1. Menteri Pekerjaan Umum melalui surat tersebut di atas mengajukan permohonan untuk
melakukan hibah Barang iVilik Negara (Bl/N) hasil pekerjaan penataan dan revitalisasi
kawasan Tetirahan Kasunanan Soio. Pengging, Boyolali dengan nilai seluruhnya sebesar
Rp17.343.852.17 8.26 (tuluh belas mi iar tiga ratus empat puluh tiga juta delapan ratus
ima puluh dua ribu seratus tujuh puluh delapan koma dua puluh enam rupiah)
seoagaimana'incian ter,an"pir.
2. Pertimbangan permohonan persetujuan hibah adalah untuk tedib administrasi
pengelolaan BMN dan sebagai pelaksanaan amanat lnstruksi Presiden Nomor 3 Tahun
2009 tentang Pengembangan Infrasiruktur lstana Kepresidenan, Kebun Raya, dan Benda
Cagar Budaya Tertentu dan PasaL 2 Ayat () butir q Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2OO7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3. Sesuai ketentuan Pasal 46 ayat (3) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, proses hibah ini tidak memerlukan
persetujuan DPR karena cagar budaya termasuk kategor untuk kepentingan umum.
Selanjutnya, meng ngat bahwa n ai Bl\/lN yang akan dihibahkan tersebut lebih dari
Rp10.000.000.000.00 (sepuiuh miliar rupiah) sesuai ketentuan Pasal 48 ayat (1) huruf a
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, maka pelaksanaan hibah dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden.
Berkenaan dengan uraian tersebut, mohon kiranya Bapak Presiden dapat
memperlimbangkan untuk memberikan persetujuan atas hibah BMN dimaksud.
Atas perhatran Bapak Presiden kami ucapkan terima kasih.
Martowardojo
Tembusan.
1 Menteri Pekerjaan Urn um
2. Dlrektur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuancan
3 Bupati Boyolaii
/lo'sdy'toaa"e
^i
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMP RAN
Surat [4enterj Ke!angan
Nom o: s-22lMK.A6/20r2
Tanggal 9 Januar i 2012
DAFTAR BARANG IVl ILIK NEGARA PAOA KEM ENTERIAN PEKERJAAN UIVIUIV
YANG DIUS ULKAN UNTUK DIHIBAHKAN KEPADA P EM ERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
Nama Barang
Satker Sementara PPSA Bangunan GeCung Tempat Ka:la La nnya 2AD5 40 339 640 00
2
Bengawan So o {Panqqunq terhuka)
BanqLrnan Penq!at TebinqlPe:tal 20c6 47 520 001 00
Bd-q -nan Geo-_c Pe.1er-:- De--a1e" 2006 22 445 4Za C0
Dermaqa 2006 100 002.c20 00
Bangunan GedLrng Pertokoa:r Koperasi/Pasar 2005 360 374 7!l 00
Lainnva/Gazebo
Bangunan GeouAg Pertokoa. Koperasi/Pasar 2006 233 090 010 00
Lainnva/Restoran
Bangunan N4and Cuci Kak!s llCK) / kanrar 20c6 7t 010 2c0 00
oant
Rehab bancunan cenoamb :a dat sLtmber arr 2005 804 706 170 00
Rehab bangunan penampunS arr baku/ko am 415 795 833 00
2006
renanq
Rehab bangLrian pengamc a
Cari sumber
2aa6
a r/sa !ran pe Tapas dan sa !ian rgasl
p>
Sa uran Dra aase lsa !ran U 3l rnenul! area
I588 118 00
I
.l
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Tahun Nilai
No Nama Satker Nama Barang
Anggaran
Saluran Dra nase (sa uran U 30 dep:n 2005 't , 9;; 72t,25
Tidomovo ke Umbu Sunqsanq
Bang!nan pengarnan pengamanaii 2005 2-1 2;4 089 99
sunoa /oanta a nnva (oekeriaan tal!C)
Detar Enqineer nq Desa n 200 5 i2 i:8 000 00
Manaiemen Kcnsiruksi 2AA5 : I 420 c00.00
Pekeriaan peis apan rehab 2 005 : 221 101 .47
Ka!!asan Tirlomarmo 2 005 i :; 5:5 87T 61
Pe.e'taa.),a..r>d_ \,4as r Cllo' -.1 209-s 2:: -'36 894,60
PJ el (o1rro 5. "1
2006 2 :i q?9:39
Bangrnan GeiL.rrrg Perlokoan/ Kcserasl,lPasar 2006 1 a !:6 728,41
pt
4-l
MENTERI KEUAI.IGAN
REPUBLIK INDONESIA
Tahun
No Nama Satker Nafia Barang Nilai
Anggaran
ci
Manowardojo
A[,
ta
Sekretaris Negara,
di Silalahi
Tembusan Yth.:
1. Presiden, sebagai laporan;
_-.4 Menteri Pekerjaan Umum.
CENTER! KEUA CAN
REPUBLIK IT{DONESIA
Yth. Presiden Rl t
Di Jakarla
Tembusan :
1- Menteri Pekedaan Umum
i. ijirenur .leno6rar Kekavaan Negara, Kementerian Keuangan
3. Bupati Boyolali
f,n\. t(rttr$& $ hhJ' k htekk
TIENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDOiIESIA
IAMPIRAN
Su.!t Ment€d Keuangan
Nomo, :S_22/t4K.06/2012
ranlsar,s .ranuaii-ldii-
DAFTAR AAMTG IIIUK NEGAM PADA KEMENTERIAN
... .. PEKERJMI{ UMUM
vANG- orusulrarl UNTUK DTHTEATKAN KEpaDA pEutalrrm xesuil#i i6iblnr
2006 40.339,640,0d
l;il:-:lrTtr'** J.ntqrEn retuuar I €ohq/Pa.ial
2006 47.520.000_oo
:::.:r::i::r-::g$alg!!musn f ormamn 2006 fua6:E6G
i:*:*-_..._*- - 2006 100-002it6:
--.,!e(-n eeve'ru -Enotr@rv Aot6ras{pas.r
Llinnva,/Gaz6b6 ' 200€ 360.374.700,0€
--.rsnen esuu''l renqc l(ot6rtsi/paser
L.hnyr,/R. orsn 2006 23.0€0.010.00
E..gunan Mmda crrci KekU3 (Mcl9 / k.nsi
200€ 71.010.200,00
ahabbrnoun!.b.ad;;;ii;?;d-:;i;;r- 2006
._,,-- e-lrsrEn psrurnpung !(x,706.170 n
atr oal(ukolam
2006 415.795.630,00
F-!eq3-gqslr_&f
j!-9_,e&!j.]4m, 2005 I
,^r'-el, pnns esuang Masllo urDtornuhd
2005 19,693.300.37
ryqquuplgrnuryo t5 e.664:i65ft
Midld Clotomulvo 2005 't 06.987.021,07
v^!!edr .eEJ!. Iueur pp, 2005 14.17t029.61
sNW Penaraan dan Rii6iEiii Pagar pernanen (piniij-6rb;nq'iA;;;
kamsan) 2005 63.909.524.05
. -!-. Peirrlrcn \Ptrtru goearyt nasu(
2005 76.97.818,46
,ru msnulu arc.
masild) 2005 8.588.1 t8.0c
(b
I
TENTERI KEUAIIGAN
REPUBLIK INDONESIA
6 ^[
r
*ENTERI KEUAI{GAN
REPUBLIK INDONESIA
72.137.719,a2
Bangonln Mandl Cucl K!tu! (Uftbul
115.100.727
Martowardojo
XENTERI KEUANGAN
REPUBLIK IIIDONESIA
Nomor
Sifat
s- aeo /MK.6/20'12
Segera
Jakarta,
14y/\\ 2012
Lampiran 1 (satu) set
Hal Persetujuan Hibah Barang N/ilik Negara Berupa
Hasil Pekerjaan Penataan dan Revitalisasi pada
Kementerian Pekerjaan Umum kepada
Pemerintah Kabupaten Boyolali
-2-
Hadiyantoy'
NIP 196210.10 .198703 1 006
Tembusan:
] ,Y:!!:l'
z.
Keuansan
{sebasar taporan)
lnSpektur Jenderal Kementeaan pekerjaan
Umum
J. DIeAtur Jenderal pengelolaan Utang. Kementerian
4. urrektur Barang Milih Neqara. DJKN Keuangan
c. utrektur pengelolaan Kekayaan Negara
dan Ststem Infomasi, DJKN
I:-: _ _
v
::t<! r
ssi5aE66fr$fi (.66 si rii ,ii
NNry@-o"2N+@--
5s333ai ElsF9
8. 383_ I 3 3 S S
E
l 9 sg c€E F 3 C 3
S H
In
= s-
N-^i-=s
s RS8
5 6-lC at
- o o i
z
6+
/.
_ E.-,l Y
LU
<b UJ
E
d* o q) 2
g 6
)u)zr- uri
zulo--J
E>
ruo
Yco "=!
,c9 HEEE€5€5EH€
NNNNNA H H€H HHHHH
<z
olu
<F
c=Ec=E==*==
ad---a- ---
! 6oo m
^j
o 6 ;
64 a
F;FFF; FFF
E EE! E E E E
S- *E*g€gg.FF.Es E
3993333++++ + q++ + + + + R
z<
<6
Y.!
zu
z TIESTET!TIE
9P'999'99eaao
f IlE !g I I f !
(:trll ggFFFFFFFFF ? 9g9 P P P P
2,2
<o zt\ F FPF F $ E E E
>o
ttt z 1x
ti d 8de 3 3 s s s
;-
lie. rf,E .
!-
e- fi9 iE
-z
a3 fig g
-ufi ;a
fie : $E i€rg? r S
E
ho - qn g F s5 ;*€*; € F
.9
q.!g i
m;
:Yl-'oco
."
q 6F d
SUE65
rocr;
e_tr
9:a9n
*i*ig
q)fter6u fo do f;
3> ::dd" d,:; -!:-::!
;t;*h
E
!
FE
::FE3-edjdrL; o-LL9 o6o6> ;, =h
;.-
!-'>^'.2F656: EE'FF.F+Fq: 5 65
lSEs)ep99pF j933s5H5H5_; ;€
tt=
uri
r;P::od9qq.
ooo0 ol .rLr Lo -j fil-5$AE:'5:'5 BF;Ft
<(9 55
<52
z>
;
35888 H EEP F$ E
Y
E
I pEp pp p
(,
z
e 3e
@
t
F pE
o g- s
-qo
E
o 9- 9L/)
5r .;.; :-
L
z
33 A 3 3 A A .s d6
oq @ n -o ---+-., o
6 ir 6
qf N o o 6 ;6
e qH E i 3e3
3 3 38E.sg
9A !?s 6 o o o N rj
Srn ; 33
HR>
01 a o o oj o *
r @os66+
g di NoNN6N
z
E
:
:r 3s
js KH R R 3 3 s
€3
RRR
s
R HHHH H HHHH€H
s l-- - - u - -l? -__i-r------
FFtFsaFF 3 5 3 $ F$3ssgs
3 t€ c e f, n n t e e e E r aeE38&
2< r5 ! ! ! 5 i i r r ! ! r tEirlll
<6
(, lrr ! .Pg P P P P P g P g P 3 s ep,pe'gel
SS $ S B s B
2Z
<o
>o I gsJFJffF F F P F 5
FFFFFFfl
utz
Y- t; 99
: .<
t:s
lq oJ 5 iP
I
I f 6!e.
i. :,i 5E
sH ;$ EBSe I
lr
E E !
seFh t!"
EB
E
t=
0
=.
E6
P€
i? '"tF;
e li c g
o-r -
C q g 6
; E!
i!;.
.9
g
-i € li
ff,s= ,*
EE€"rs g 5:ifi l!
-=
{:soP::F>=
9:Hi"-!FGs!
HS56-.H9!6,F
iH:tg 3:eEE li Sosa!-b6F;
ooqEq'qcc.i
ti sE $ s $*!F
p$r ll
: 6 E ='L,: F 3 3 A I
I r#rgF ff lf I r=-!5!.Ef;fE
6.q
65339e
5EESE
E3HSH i
5
::999H
t-
I.q
E
z
d
:1 .'i !
o z6
'66 d '66 ! a od66
Fi
s *3
:63
53gp b ER
z F +E
3EP99pe
RRRFHHH 3 3F F \ N NNN* -
X xa
:l aooif,
RRRR
5
R
q
€=€:* F !-!!iJ G
SFFFF =
F F ---- -
gE*Fg g T EEEE 5
999+
z< 5r!r!
gPP99
5 +
(5ur P
zz
<o
;fo
wz
5 566r-;:
PP9P9 T
33333 S
' SggR
:
EJ
.b
e 99E9s.
E
q
ut:
F=
z1
=ur
-e^ r't
:s:
€ fr=
F
6E
;F6E a
; s
-e€
'otr
IF I
E! 9 [ ;f + b
lz 3 F
-S0 e9E
P h-=
9 aE 3 i5e .q.6
.g
o b: ! o:: E Fd (;.i:.0;
b:.;l; -- =
: E F H * gg3 -: I P 9,sJ96_:!0:r
o { dr b e; R F:iEF3;p e
EE! E d:(5 [ 9: q * F
eE g;-
5sahh
E'E t; t '3gsr s,
P. -o E F d Hd F 3c. O
; t€
E!.E;;ii;1 e d i' ! tr €
#rb'5gsFp F
5 EE
lt- 41ta
a 4i o 6 066d 6
co ococno di cc 6 dmdi
E
!
H en H HHgH R H H€ H H H R H H HHR
€: n" E ::::: :: E 6 6
9 9
E
o E
o s
E
.;;;
6 --6
g -cqq c .
omco.D d
o q-i
lil
ss s S F AFFS
+:3+..€ 3 9.. *i #
s P
: t
It ri !H 6i €€B€
I
I #
_-o !lE6
$ + *+ *+ *+ ***
n
++e
; ;i
€ 3€ E T 3 T ! E''
z<
? g g P s 's PPc
b 9' 9 q, 6ood
<6
(9 ru :9, -9 b,;";b.;
o o 6b
;d ;;
z2
<o
y" 6 9 ooo o -o g P F F $ F EEg
)o ^i ^c -d i i!o'L Ln^^
b [ [. Y f e t 3 J .d.b
az.
Y- . ^d
4- c:c
59.
!Ja6 E 6 6 i;4 !:d.s
? ? :- F;
*d-"
gp a1t
h 9 9 r d; * CE
.2
?,
a@ FcF
d; iit 6
e
6
<-.9
_6':
I !q
I
!3 E I ic *:A!.
p:;
o o:o:o
q6c;stL I s
d- =#ada! u o<--:!
l;6-o?u
gss;9EE -:* 3!5:!- EPi9i
-6 r-!F9S
FEFE
Fii;:'t:!g
r l,'- qx E h k [;5 5 gE E E F 6 gE
= E 6 PE
5€:E^b6
:o--(9u> o+ E:d
F
g---i:lPiir!rd
s3 t ;; a6be $3e;33gEqAF+F;
: ^i : J ,! -i' ! ! -; t.; d-o
flafd8_a;sdapAsl
3 3
E H3 3 3 e 83 53 HH H H F F
ooooo-
3 I 3 3 E9 HE EHHF
RP P ? P
=
:
q;
-s
E
ES
-54
9:-5
z
.e&
I )l-
5s
>o Eo-
IZ
v
24
<a
C,m
z,z
<o
-o
u2
d --r
!!d
_8ft
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM -
.lalan Pattirnura No.nor 20'Kebayoran Earu Jaka'ta Selatan
TENTANG
Boyolali,
b. bahiva agar pelaksanaan hibah Barang flilik Negara tersebut
memenuhi persyaratan administratif perlu dilakukan penghapusan dari
Daftar Barang Pengguna Kementerian Pekerjaan Umum;
c. bahlva berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum,
F-"ttft"*tt/n-
l/
lr. AGOES wtO.lnltnRxo. rutp.
NIP:110023320
-
E
;iE;=E;;;i55E5i;5Eii=:E5i
E
l
od6rror
oq!P eq.1 qq I
oR--
o::oe q roNo
6Nd.OO6e dH sd l: .j.i .l; I 9Fm-\oOotOO\r<o
cJ-Nd
.'N-;d -.-d;
6.o-
?-.\
u) q< J
G
s-E
609:'jtrJ>
zo
E E' >O E9;E
o! E !! @
Yz
<ur
dF
sf
:)
(.,) @
:
9!z
JT
FS )l
>z
dd o :
.9
l S? er; .9
>:
aJd
=:
z< o
F cc: >::
<o 6EiFF
l-- d J5i:\ ! ;F
< IJJ oi 6 !o.! -
ZY :<
o-ft 6) >: r F F; @
Z- J 6 !U ^a:
';! c
| tu.
'a qE
<I
IOIoti ()> o t !r9Poo:
E E o
o: I ! &E !
a.o o a{.E,:
t!-
Y_
uJo
E;
o
99r) - .lo .!! 3&b3E5F;
; r::
;:v+2 * €i : .E
d-- E
tq {rq
.Yo>
o =, c c - o . : X
i3-:o--;PE
'- c o::LF
E o-! !!a
- -
;s
rZ
o
E E l;;:
Prio-dJ>
<
z .9 i cc
::::A
a 6d
c
c!3
c 4
uv
;.9
:
"i-!
g:cc
:;;qq1:1
.{:{tbRe9;iE:a
=_!_:.Fd
reoic
c=c-.
:t
a
tr
o
.a-^4d666
z c.o - d 6.o !..o 6 6 co.t.a ro ar.o 6 6
:
o
z
f,
F
?
qr
gs
-F
'c
i! o,g
< 5
a 99:90]f :
q
z EE . h;o E
: o
@ !o E P!
Iz E
F ;3
:
z
o
z
o
z .oco(oco66ao.od) €
o
6600 ooooooooo
o-6000000 o
0
z do\coor6oo -ooo
qo6NodoF6ooooo o
6Os\rto.oor.
ocloeeo'od cO la |.\
tN-
dio;^isoddri No'liOC,!r a:
raoN6 IA
&, orj.jdctdiid..i 3
lo
omqN qf No\o6Noi c
3
N.t
li l'-
2
E
l
^ -Y c -: ql
o j f >l
z ol
z o <l
f
z
F
al
il
z oi ,
t,l
_i : <1
E
2
< =l
u4
i3
:--
s! q9
,le \
tPt
c ? F !?
c i-
i o 4t
z a
E "';
6 0n Yi
Iz 1i: u=
; @ \\ E F \ E
E E 3 3<;;;
-j.= ; 4 4? E 6 ;
hi cd;o c E a
3:d vv;9a9
-qa: EE=Eok
E
.qc t s; E e Eq
3i;3;ii:* ;.is 3f F ***EqF F
o o
^oJ-ot.!q-E9l$ F
=c<+E6-lcoJc L l t EI
d!jE!€;E3s&-b i-E E E€ s q
:: o-o=;
q
_E E i: 5 Sf b i 3 5 b;
= z
(,d9 (,u>;o;!&
!
6 6 c:: EE!SEFFAAs
o q @ E @ @ @ 6 6 . !l
Eo:6 6a6ooo:ll
66.2dddco-: 6 o c o co 6 co d d c. :l
(, EQ aaaqqqa
33 -ooid:o
ooooooo
ooooooo
t-
,!#
F o,5 ;;
s
l)
o h9
Ec Ec
z
a EI ^o!
2
a 3a G
:
z 5
|j-
6
.
PERJANJIAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA (BMN)
ANTARA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
Nomor
trhtrhhhhhhhhhhh
:
Nomor :
Pada hari ini …... tanggal …… bulan …… tahun …… (….-….-……..) bertempat di ……, kami yang
bertandatangan di bawah ini :
Berdasarkan :
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 196/KPTS/M/2012 tanggal 24 Juli 2012 tentang
Penghapusan Barang Milik Negara berupa Hasil Pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum di
Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo, Pengging, Boyolali dengan Tindak Lanjut Hibah kepada
Pemerintah Kabupaten Boyolali.
2. Surat Menteri Keuangan Nomor S-250/MK.6/2012 tanggal 14 Mei 2012 tentang Persetujuan
Hibah BMN berupa Hasil Pekerjaan Penataan dan Revitalisasi pada Kementerian Pekerjaan
Umum kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian hibah Kawasan Tetirahan Kasunanan
Solo, Pengging, Kab. Boyolali, dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan
sebagai berikut :
Page 1 of 3
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN HIBAH
(1) Hibah Barang Milik Negara ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut pelaksanaan Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengembangan Infrastruktur Istana Kepresidenan,
Kebun Raya, dan Benda Cagar Budaya Tertentu.
(2) Tujuan Hibah Barang Milik Negara ini adalah untuk dipergunakan oleh PIHAK KEDUA dalam
meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Boyolali.
PASAL 2
OBYEK HIBAH
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima dari
PIHAK KESATU, Barang Milik Negara (BMN) berupa Hasil Pekerjaan Kementerian Pekerjaan
Umum di Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo, Pengging, Boyolali dengan total nilai perolehan Rp.
17,343,852,178,26 (tujuh belas milyar tiga ratus empat puluh tiga juta delapan ratus lima puluh dua
ribu seratus tujuh puluh delapan koma dua puluh enam rupiah) yang terdiri atas :
a. BMN di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dengan nilai Rp 5,030,680,946.32
(lima milyar tiga puluh juta enam ratus delapan puluh ribu sembilan ratus empat puluh enam
koma tiga dua rupiah)
b. BMN di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga dengan nilai Rp. 2,342,002,263.8 (dua
milyar tiga ratus empat puluh dua juta dua ribu dua ratus enam puluh tiga koma delapan
rupiah)
c. BMN di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan nilai Rp. 9,971,168,968.13
(sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh satu juta seratus enam puluh delapan ribu
sembilan ratus enam puluh delapan koma satu tiga rupiah),
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
perjanjian ini.
PASAL 3
KEWAJIBAN PARA PIHAK
Page 2 of 3
b. penyerahan BMN sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dilaksanakan oleh masing-masing
Pembantu Pengguna Barang (Pejabat Eselon I).
c. menghapus BMN dimaksud pada Pasal 2 dari Daftar BMN Kuasa Pengguna Barang dan
Daftar BMN Pengguna Barang.
d. memberikan asistensi teknis terhadap hasil pekerjaan penataan dan revitalisasi Tetirahan
Kasunanan Pengging Boyolali yang telah dilaksanakan PIHAK KESATU apabila diminta.
(2) Kewajiban PIHAK KEDUA :
a. PIHAK KEDUA akan mencatat BMN sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 sebagai aset
BMD (Barang Milik Daerah) Pemerintah Kabupaten Boyolali.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan dana pemeliharaan, pengembangan dan
rehabilitasi aset sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 yang dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali.
PASAL 4
KETENTUAN PENUTUP
(1) Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), 2 (dua) di antaranya bermeterai
cukup masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
(2) Perjanjian Hibah ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Page 3 of 3
Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara
Berupa Hasil Pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya
di Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo, Pengging,
Kabupaten Boyolali
Antara
Direktur Jenderal Cipta Karya
Dengan
Bupati Boyolali
Nomortrhtrhhhhhhhhhhh
:
Nomor :
Pada hari ini ……. tanggal ……. bulan ……. tahun ……….. (….-….-……) bertempat di …….., kami
yang bertandatangan di bawah ini :
Berdasarkan :
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 196/KPTS/M/2012 tanggal 24 Juli 2012 tentang
Penghapusan Barang Milik Negara berupa Hasil Pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum di
Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo, Pengging, Boyolali dengan Tindak Lanjut Hibah kepada
Pemerintah Kabupaten Boyolali.
2. Surat Menteri Keuangan Nomor S-250/MK.6/2012 tanggal 14 Mei 2012 tentang Persetujuan
Hibah BMN berupa Hasil Pekerjaan Penataan dan Revitalisasi pada Kementerian Pekerjaan
Umum kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali.
3. Perjanjian Hibah Barang Milik Negara (BMN) Antara Kementerian Pekerjaan Umum Dengan
Pemerintah Kabupaten Boyolali Nomor : tanggal ……
Nomor :
Page 1 of 2
Kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan serah terima BMN berupa Hasil Pekerjaan
Kementerian Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya di Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo,
Pengging, Kab. Boyolali, dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai
berikut :
Pasal 1
Penyerahan Barang Milik Negara ini dilakukan dalam rangka Hibah Barang Milik Negara dari
Kementerian Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Pasal 2
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima dari
PIHAK KESATU, Barang Milik Negara (BMN) berupa Hasil Pekerjaan Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum di Kawasan Tetirahan Kasunanan Solo, Pengging, Boyolali
dengan total nilai perolehan Rp. 9,971,168,968.13 (sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh satu
juta seratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus enam puluh delapan koma satu tiga rupiah)
sebagaimana tercantum dalam lampiran berita acara serah terima ini.
Pasal 3
Berita Acara Serah Terima ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), 2 (dua) di antaranya bermeterai
cukup masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA.
Pasal 4
Berita Acara Serah Terima ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Page 2 of 2