Anda di halaman 1dari 9

Aplikasi Persamaan Momentum

Setelah mengetahui tentang teori-teori persamaan momentum pada aliran,


maka persamaan tersebut dapat diterapkan untuk menghitung gaya-gaya yang
terjadi pada aliran antara lain, curat yang disambungkan pada pipa dan
memancarkan air ke udara, gaya yang terjadi pada belokan pipa serta gaya yang
diterima pada pelat yang dipancarkan air.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menganalisis gaya-gaya yang ditimbulkan
oleh aliran zat cair ialah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Menggambar control volume dan menentukan sistem sumbu koordinat


Menghitung gaya total (total force)
Menghitung gaya tekanan (pressure force)
Menghitung gaya berat (body force)
Menghitung gaya resultan (resultant force)

Gaya pada Curat


Curat yang disambungkan pada pipa dan memancarkan air membuat
kecepatan aliran airnya berubah dalam waktu yang sangat singkat dan dengan
demikian menimbulkan gaya pada curat tersebut. Gaya yang ditimbulkan tersebut
akan menimbulkan suatu reaksi berupa gaya yang sama besar tetapi berlawanan
arah, sama seperti yang dijelaskan pada hukum Newton yang ke-3. Gaya yang
ditimbulkan ini dipakai untuk menentukan perencanaan sambungan pipa air ke
curat. Dengan menggunakan persamaan momentum pada kedua penampang kita
dapat menghitung besar gaya tersebut.
Tahap-tahap yang dilakukan :
1. Menentukan volume kontrol serta koordinat arahnya.

2. Menghitung gaya total.

Dengan menggunakan persamaan momentum maka gaya totalnya


ialah :

FT =F T = .Q( v 1v 2 )
x

Oleh karena posisi pipa hanya mendatar maka gaya-gaya yang bekerja
hanya pada sumbu x saja. Dengan menggunakan hukum kekekalan
massa atau persamaan kontinuitas maka :

v 1 . A 1=v 2 . A 2

FT =F T = .Q(

sehingga

1
1
)
A2 A 1

3. Menghitung gaya tekanan.


Gaya tekanan juga hanya dalam arah sumbu x sehingga :

F P=F P =gaya tekanantitik 1gaya tekanantitik 2


x

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli untuk menghitung


tekanan di titik 1 dan 2 :
2

p1
v
p
v
+ 1 + z 1= 2 + 2 + z 2 +h f
. g 2. g
. g 2. g
Jika kehilangan energy yang terjadi diabaikan maka h f juga dapat
diabaikan, bila pipa
dan curat hanya berada di sumbu x maka z 1=z2, dan titik 2
berhubungan langsung dengan udara luar sehingga p 2 akan menjadi
nol. Sehinggga hasil akhir persamaan yang didapatkan ialah :

p1=

.Q2 1
1
( 2 2 )
2
A 2 A1

4. Menghitung gaya pada benda.


Gaya benda yang bekerja pada sistem tersebut hanya merupakan
gaya berat yang mempunya arah vertical atau berada pada sumbu y
sehingga pada persamaan ini tidak diperlukan atau dapat diabaikan.
5. Menghitung gaya resultan.
Gaya resultan pada curat dapat dihitung sebagai berikut :

FT =F R + F P + F B
x

F R =F T F P 0
x

F R =. Q (
x

1
1
. Q 1
1
)
( 2 2 )
A2 A1
2
A 2 A1

dan gaya reaksi yang terjadi merupakan gaya resultan yang


berlawanan arah atau -FRX.

Belokan pipa.
Ketika air mengalir pada suatu belokan pipa maka akan terjadi suatu
perubahan aliran yang mengakibatkan gaya. Gaya-gaya tersebut dapat disebabkan
oleh gaya tekanan dinamis maupun statis. Dengan mengetahui besar gaya yang
terjadi maka akan berguna pada perancangan sistem pipa agar pipa pada belokan
dapat stabil. Besarnya gaya tersebut dapat dihitung menggunakan persamaan
momentum untuk kedua penampang pipa.
Tahap-tahap analisis yang dilakukan ialah sebagai berikut :
1. Menentukan volume kontrol serta koordinat arahnya.

2. Menghitung gaya total.


Gaya total yang bekerja pada zat cair dalam volume kontrol tersebut
dapat dihitung menggunakan persamaan momentum :
Arah sumbu x :

FT = . Q(v 2 v 1 )
x

v 1 =v 1
x

v 2 =v 2 . cos
x

FT
Arah sumbu y :

FT = .Q(v 2 v 1 )
y

v 2 . cos
.Q

v1

v 1 =v1 . sin 0=0


y

v 2 =v 2 . sin
y

FT

.Q . v 2 . sin

3. Menghitung gaya tekanan.


Gaya tekanan merupakan selisih antara tekanan di titik 2 dan titik 1
maka :

F P=gaya tekanantitik 1gaya tekanantitik 2

F P = p1 . A 1 . cos 0 p2 . A 2 . cos= p1 . A1 p 2 . A 2 cos


x

F P = p1 . A1 . sin 0 p2 . A 2 . sin =p2 . A 2 . sin


y

4. Menghitung gaya pada benda.


Tidak ada gaya berat benda yang bekerja pada sumbu x maupun
sumbu y. Gaya berat benda hanya bekerja arah tegak lurus bidang
gambar sehingga tidak berpungaruh dalam analisis ini dan dapat
diabaikan.
5. Menghitung gaya resultan.

FT =F R + F P + F B
x

FT =F R + F P +F B
y

F R =F T F P 0= . Q ( v 2 . cosv 1 ) p1 . A 1+ p 2 . A 2 . cos
x

F R =F T F P 0= .Q . v 2 . sin+ p 2 . A2 . sin
y

dan gaya resultan yang terjadi ialah :

FR =

2
Rx

+ F 2Ry

dan arah resultannya membentuk sudut terhadap horizontal :

F Ry
F Rx
tg1

sedangkan gaya reaksi yang bekerja pada pipa sama besar tetapi
mempunyai arah yang berlawanan atau FR.
Pancaran aliran pada pelat.
Apabila zat cair yang menmancar menghantam suatu pelat yang diam
dengan arah tegak lurus bidang pelat, aliran tersebut tidak akan dipantulkan
kembali tetapi akan menyebar ke segala arah. Sedangkan untuk arah tegak lurus
pelat, kecepatannya akan berubah menjadi nol dan momentumnya akan
dihancurkan sehingga pelat akan menerima gaya yang ditimbulkan zat cair dan
pelat akan menimbulkan reaksi gaya pada zat cair dengan besar yang sama tetapi
arahnya berlawanan
1. Menentukan volume kontrol serta koordinat arahnya.

2. Menghitung gaya total.


Gaya yang terjadi hanya pada arah horizontal atau sumbu x.

FT = . Q(v 2 v 1 )
x

FT = .Q . v 1
x

sedangkan untuk arah sumbu y, karena pancaran air yang terjadi


adalah simetris maka gayanya akan saling menghilangkan
mengakibatkan gaya sumbu y menjadi nol.

FTy =0

3. Menghitung gaya tekanan.


Karena seluruh sistem baik inlet maupun outlet terjadi di luar atau
berhunbungan dengan udara luar maka gaya tekanannya menjadi nol
atau hanya tekanan atmosfer.
4. Karena volume kontrol kecil maka berat bendanya juga akan sangat
kecil sehingga dapat diabaikan.
5. Menghitung gaya resultan

FT =F R + F P + F B
x

F R =F T 00
x

F R = . Q . v 1
x

dan gaya reaksi yang terjadi akan sama besar dan berlawanan arah
maka R = -FRX.

Contoh Soal
1.

Suatu pancaran air dengan kecepatan 45 m/det dan dengan diameter 75 mm


menggerakkan suatu turbin impuls seperti tampak pada Gambar 1 berikut
ini :

Sesudah membentur baling-baling pancaran meninggalkan baling-baling


dengan kecepatan yang sudah berkurang menjadi 15 m/det dan berbelok pada
arah 600 dari arah pancaran semula. Dalam kondisi tersebut tentukan
besarnya gaya tangensial rata-rata yang dikerjakan oleh pancaran air pada roda
turbin yang mempunyai diameter 0,9 m tersebut. Disamping itu hitung pula
kecepatan sudut putaran roda (dalam rpm).
Jawab :

Q
Debit aliran adalah :

1 2
1
d V1 0,0752 45 0,199m 3 / s
4
4

Besarnya daya yang dihasilkan adalah :

V12 V2 2

p QH 9806 0,199

2g 2g
452 152
179027W

2g 2g

p 9806 0,199

p 179,03kW
Penerapan persamaan momentum di arah x menghasilkan persamaan sebagai
berikut :

Fx Q (V2 V1 ) Q V cos 60 0 V1
1

15 45 7462,5
2

Fx 1000 0,199
Fx 7,463kN

p Fx v
179030 7463 v

179030
24m / s
7463

v r

v
24

53,3rad / s
r 0,45
2. Suatu pancaran air dibelokkan oleh suatu baling-baling dalam
keadaaan diam dengan bentuk seperti tampak pada Gambar 3.32.
Apabila debit dari pancaran air adalah 0,060 m3/det pada kecepatan
sebesar45 m/det dan dibelokkan dengan sudut = 450, berapa
besarnya komponen-komponen gaya yang dikerjakan oleh pancaran air
pada baling-baling.

Anda mungkin juga menyukai