Anda di halaman 1dari 64

NADYA & KHOIRIS

UPGRIS

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Kode FIS.17

Penyusun:
Nadya Fitriani
Khoiris Fajriyati

Editor:
Nadya Fitriani
Zakaria Al Farizi

Media dan Bahan Ajar Fisika


Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan
Teknologi Informasi
Universitas PGRI Semarang
2017

ii

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

KATA PENGANTAR

Pada saat ini, dunia pendidikan di Indonesia makin berkembang dan


semakin maju, hal ini dapat terbukti dengan ditetapkannya Kurikulum 2013 (K-
13). Kurikulum ini mendorong siswa untuk beraktivitas tanpa batas, memberi
kebebasan kepada siswa untuk bertanya, berpendapat dan berdiskusi. Untuk
mendukung Kurikulum 2013, dibutuhkan banyak referensi sebagai bekal siswa
untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin, khususnya untuk
mata pelajaran Fisika yang menuntut kemampuan secara luas dan mendalam.
Materi yang termuat dalam modul ini disesuaikan dengan Kurikulum 2013
untuk menunjang proses pembelajaran siswa. Modul ini juga dilengkapi dengan
bahan-bahan evaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendalami dan memahami materi yang disajikan.
Modul ini disusun dengan beberapa tahapan proses, mulai dari penyiapan
materi modul, mencari berbagai literatur sampai menyesuaikan dengan
sistematika pembuatan modul yang baik. Untuk sementara waktu, modul ini
disusun untuk kalangan sendiri, diperuntukkan memenuhi tugas mata kuliah
Media dan Bahan Ajar Fisika khususnya Mata Pelajaran Termodinamika yang
dapat berguna bagi mahasiswa sebagai bekal awal menjadi seorang guru nantinya.
Untuk kedepannya, modul ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar peoses
pembelajaran di sekolah. Namun demikian, karena dinamika perubahan sains dan
teknologi begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan dimintakan masukan
untuk bahan perbaikan dan revisi agar selalu relevan dengan proses di lapangan.
Tugas ini dapat terselesaikan dengan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini tidak berlebihan jika penyusun
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Joko Siswanto, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Media dan Bahan Ajar sekaligus konsultan penyusunan Modul
Termodinamika ini.
2. Zakaria Al Farizi selaku editor dalam penyusunan Modul Termodinamika
ini.

iii

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
yang ingin mendalami dan memahami materi Termodinamika.

Semarang, 29 Oktober 2017

Penyusun

iv

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................. i


Halaman Francis ................................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................... v
Peta Kedudukan Konsep ...................................................................................... vii
Daftar Judul Modul .............................................................................................. viii
Glosarium ............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Deskripsi .................................................................................................. 1
B. Prasyarat ................................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................... 2
D. Kompetensi .............................................................................................. 2
E. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 4
F. Cek Kemampuan ...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
A. Rencana Belajar ....................................................................................... 5
B. Kegiatan Belajar ....................................................................................... 5
1. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 5
2. Uraian Materi ..................................................................................... 6
A. Gas Ideal ....................................................................................... 6
B. Kalor, Usaha dan Proses dalam Termodinamika ......................... 9
1. Kalor ....................................................................................... 9
2. Usaha Sistem terhadap Lingkungannya ................................. 12
3. Proses-Proses dalam Termodinamika .................................... 15
C. Hukum Ke Nol Termodinamika ................................................... 19
D. Hukum I Termodinamika ............................................................. 23
E. Perubahan Energi Dalam .............................................................. 25
F. Hukum II Termodinamika ............................................................ 27
G. Efisiensi Mesin Carnot ................................................................. 29
H. Penerapan Hukum II Termodinamika .......................................... 29

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

I. Entropi .......................................................................................... 34
3. Rangkuman ........................................................................................ 35
4. Tugas .................................................................................................. 37
5. Tes Formatif ....................................................................................... 38
6. Kunci .................................................................................................. 42
7. Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 43
BAB III EVALUASI ........................................................................................... 45
A. Pengetahuan ............................................................................................. 45
B. Keterampilan ............................................................................................ 46
C. Produk ...................................................................................................... 47
D. Rubrik Penilaian Hasil Belajar Siswa ...................................................... 49
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54

vi

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

PETA KEDUDUKAN MODUL

vii

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

DAFTAR JUDUL MODUL

No. Kode Modul Judul


1 FIS.01 Sistem Satuan dan Pengukuran
2 FIS.02 Pembacaan Masalah Mekanika
3 FIS.03 Pembacaan Besaran Listrik
4 FIS.04 Pengukuran Gaya dan Tekanan
5 FIS.05 Gerak Lurus
6 FIS.06 Gerak Melingkar
7 FIS.07 Hukum Newton
8 FIS.08 Momentum dan Tumbukan
9 FIS.09 Usaha, Energi dan Daya
10 FIS.10 Ennergi Kinetik dan Energi Potensial
11 FIS.11 Sifat Mekanik Zat
12 FIS.12 Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
13 FIS.13 Fluida Statis
14 FIS.14 Fluida Dinamis
15 FIS.15 Getaran dan Gelombang
16 FIS.16 Suhu dan Kalor
17 FIS.17 Termodinamika
18 FIS.18 Lensa dan Cermin
19 FIS.19 Optik dan Aplikasinya
20 FIS.20 Listrik Statis
21 FIS.21 Listrik Dinamis
22 FIS.22 Arus Bolak Balik
23 FIS.23 Transformator
24 FIS.24 Kemagnetan dan Induksi Elektromagnetik
25 FIS.25 Semikonduktor

26 FIS.26 Piranti semikonduktor (Dioda dan Transistor)

27 FIS.27 Radioaktif dan Sinar Katoda

28 FIS.28 Pengertian dan Cara Kerja Bahan

viii

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

GLOSARIUM

Istilah Keterangan

Termodinamika Cabang ilmu fisika yang memusatkan


perhatian pada energi (terutama energi
panas) dan transformasinya.

Proses Kuasistatik Suatu proses yang pada suatu saat atau


pada setiap tahap perubahan sistem
secara keseluruhan selalu mencapai
keadaan setimbang.

Proses Non-Kuasistatik Kebalikan dari proses kuastistatik,


sistem termodinamika yang tidak dalam
keadaan setimbang termodinamika.

Proses Reversibel Proses dari suatu keadaan awal ke


keadaan tertentu dari keadaan akhir
tersebut dimungkinkan terjadinya
proses balik ke keadaan awal kembali
melalui jalan yang sama.

Proses Irreversibel Kebalikan dari proses reversibel yaitu


proses yang tidak dapat kembali ke
keadaan awal melalui jalan yang sama.

Siklus / Daur Proses terus menerus yang merupakan


sederetan proses yang terdiri atas
beberapa tahapan dari suatu keadaan
setimbang ke keadaan setimbang
lainnya, kemudian kembali lagi ke
keadaan setimbang semula. Hasilnya
adalah perubahan kalor menjadi kerja.

Reservoar Disebut juga tandaon kalor adalah


benda yang massanya sedemikian besar
sehingga benda tersebut dapat
menyerap atau membuang sejumlah
kalor yang tak terbatas banyaknya tanpa
menimbulkan perubahan temperatur
yang berarti.

ix

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Mesin Kalor / Mesin Suatu alat atau sistem yang berfungsi


Pemanas untuk mengubah energi kalor atau
energi panas menjadi energi usaha atau
energi mekanik.

Efisiensi Mesin Perbandingan usaha yang dilakukan


terhadap kalor masukan yang diberikan.

Mesin Pendingin / Refrigerator Suatu alat atau sistem yang berfungsi


secara netto memindahkan kalor dari
reservoar dingin ke reservoar panas
dengan menggunakan usaha luar.
Contohnya, lemari es.

Koefisien Daya Guna Menyatakan efisiensi yang dimiliki


oleh mesin pendingin

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul Termodinamika merupakan salah satu sumber belajar dan dapat
digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang diawali dengan
pembahasan konsep gas ideal, hubungan antara tekanan, volume dan suhu,
pengukuran suhu dengan termometer atau pengukuran suhu badan dengan
menggunakan termometer, prinsip kerja mesin kalor, prinsip kerja siklus Carnot,
pengenalan beberapa diagram proses–proses dalam termodinamika serta
pemahaman Hukum ke Nol dan Pertama Termodinamika. Untuk menghindari
kesulitan yang dialami, siswa disarankan mengingat dan memahami seluruh
konsep materi yang terdapat dalam modul, jika diperlukan membaca referensi
serta modul lain yang berkaitan.
Kegiatan belajar dengan modul Termodinamika dilanjutkan dengan
pembahasan serta penelaahan Hukum Kedua Termodinamika alternatif Kevin-
Planck dan Claussius.
Perlu diperhatikan bahwa di bagian akhir kegiatan belajar dilengkapi dengan
beberapa contoh dan latihan soal dengan tujuan untuk lebih memperdalam
pemahaman konsep dan menambah wacana bagi siswa yang mempelajari modul
Termodinamika.

B. Prasyarat
Siswa dapat mempelajari modul Termodinamika ini dengan baik, apabila
prasyarat pengetahuan dasar sudah dipahami antara lain mengerti dan paham
konsep gas ideal, hubungan antara tekanan, volume dan suhu, pengukuran suhu
dengan termometer atau pengukuran suhu badan dengan menggunakan
termometer, prinsip kerja mesin kalor, prinsip kerja siklus Carnot dan pengenalan
beberapa diagram proses–proses dalam termodinamika. Selanjutnya siswa
diharapkan memahami tingkat pengetahuan yang lebih mendalam.

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Siswa juga dituntut untuk memahami analisis dasar matematika,


pengoperasian diferensial dan integral untuk lebih memahami konsep materi
modul Termodinamika.
Dipersyaratkan pula bagi siswa untuk mempelajari percobaan-percobaan
dengan seksama, teliti sehingga dapat ditemukan konsep yang benar.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk mempermudah pemahaman modul Termodinamika ini, dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1. Baca dengan seksama dan pelajari daftar isi serta peta keberadaan modul.
2. Lakukan dengan seksama langkah-langkah pembelajaran menuju
pemahaman konsep dengan benar.
3. Pelajari dengan seksama uraian materi, contoh soal, latihan soal sehingga
siswa dapat memperdalam wacana menuju pemahaman konsep yang
benar.
Jika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal test
disarankan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran, guru les atau yang
berkompeten dalam materi Termodinamika. Setiap menemukan kesulitan,
catatlah untuk dikaji dan dibahas dalam kegiatan tatap muka prosespembelajaran
di kelas. Untuk menambah wawasan, siswa diharapkan membaca berbagai
referensi lain yang berhubungan dengan materi Termodinamika.

D. Kompetensi
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-
dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan Hukum
Termodinamika.
4.7 Membuat karya/model penerapan Hukum I dan II Termodinamika dan
makna fisisnya.

Indikator :
3.7.1 Siswa dapat mempelajari kembali gas ideal.
3.7.2 Siswa dapat mempelajari konsep kalor dan usaha.
3.7.3 Siswa dapat mempelajari proses-proses dalam Termodinamika.
3.7.4 Siswa dapat memahami prinsip Hukum ke Nol dan Hukum I
Termodinamika.
3.7.5 Siswa dapat memahami hubungan usaha dan Hukum ke Nol dan I
Termodinamika.
3.7.6 Siswa dapat memahami konsep perubahan energi dalam.
3.7.7 Siswa dapat memahami Hukum II Termodinamika.
3.7.8 Siswa dapat menghitung efisiensi mesin carnot.
3.7.9 Siswa dapat memahami konsep entropi.

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

4.7.1Siswa dapat membuat alat peraga dengan menerapkan konsep Hukum I dan
II Termodinamika.

E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul Termodinamika siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep gas ideal.
2. Menjelaskan konsep kalor dan usaha.
3. Menjelaskan proses-proses dalam Termodinamika.
4. Menjelaskan prinsip Hukum ke Nol dan Hukum I Termodinamika.
5. Menjelaskan hubungan Uuaha dan Hukum ke Nol dan I Termodinamika.
6. Menjelaskan konsep perubahan energi dalam.
7. Menjelaskan prinsip Hukum II Termodinamika.
8. Menentukan efisiensi mesin kalor/mesin pemanas.
9. Memberi contoh prinsip Hukum II Termodinamika dan Entropi dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Menjelaskan konsep entropi.

F. Cek Kemampuan
1. Berikan penjelasan mengenai konsep gas ideal!
2. Berikan penjelasan mengenai konsep kalor dan usaha!
3. Berikan penjelasan mengenai proses-proses dalam termodinamika!
4. Berikan penjelasan mengenai Hukum ke Nol Termodinamika!
5. Berikan penjelasan mengenai Hukum I Termodinamika!
6. Berikan contoh hubungan usaha dan Hukum ke Nol dan I Termodinamika!
7. Berikan penjelasan mengenai perubahan energi dalam!
8. Tentukan nilai efisiensi mesin carnot!!
9. Berikan contoh penerapan Hukum II Termodinamika dalam
kegidupan sehari-hari dan berikan penjelasannya!
10. Berikan penjelasan konsep entropi dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari!

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

BAB II PEMBAHASAN

A. Rencana Belajar
Kompetensi : Termodinamika
Sub Kompetensi : Memahami Hukum Termodinamika

Jenis Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Tanda


Kegiatan (WIB) Perubah Tangan
an Guru
1 06-03-‘17 07.00-08.30 Kelas XI IPA 1
2 13-03-‘17 07.00-08.30 Kelas XI IPA 1
3 20-03-‘17 07.00-08.30 Kelas XI IPA 1
4 27-03-‘17 07.00-08.30 Kelas XI IPA 1

B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
a) Menjelaskan konsep gas ideal.
b) Menjelaskan konsep kalor dan usaha.
c) Menjelaskan proses-proses dalam Termodinamika.
d) Menjelaskan prinsip Hukum ke Nol dan Hukum I Termodinamika.
e) Menjelaskan hubungan Uuaha dan Hukum ke Nol dan I Termodinamika.
f) Menjelaskan konsep perubahan energi dalam.
g) Menjelaskan prinsip Hukum II Termodinamika.
h) Menentukan efisiensi mesin kalor/mesin pemanas.
i) Memberi contoh prinsip Hukum II Termodinamika dan Entropi dalam
kehidupan sehari-hari.
j) Menjelaskan konsep entropi.

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

2. Uraian Materi
A. Gas Ideal
Definisi mikroskopik gas ideal meliputi:
a) Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang dinamakan molekul.
b) Molekul-molekul bergerak secara serampangan dan memenuhi hukum-
hukum gerak Newton.
c) Jumlah seluruh molekul adalah besar
d) Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume
yang ditempati oleh gas tersebut.
e) Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut
kecuali selama tumbukan.
f) Tumbukannya eleastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat
singkat.
Jumlah gas di dalam suatu volume tertentu biasanya dinyatakan dalam
mol. Misalkan suatu gas ideal ditempatkan dalam suatu wadah (container)
yang berbentuk silinder seperti gambar dibawah.

Gambar 1. Gas ditempatkan dalam wadah silinder

Berdasarkan pada gambar diatas, dapat dijelaskan dengan dua teori,


yaitu:

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

a) Hukum Boyle
Menurut Hukum Boyle, bila gas dijaga dalam temperatur konstan,
tekanannya berbanding terbalik dengan volume.
b) Hukum Charles & Gay-Lussac
Menurut Hukum Cahrles dan Gay-Lussac, jika tekanan gas dijaga
konstan, volume berbanding lurus dengan temperatur.
Kesimpulan tersebut dapat dirangkum sebagai persamaan bentuk
umum keadaan gas ideal, yaitu:

pV = nRT
atau

𝑃. 𝑉 = 𝑁. 𝐾. 𝑇

Keterangan :
N : jumlah mol mole (mol)
R : konstanta umum gas (8,31 J/mol K)
K : konstanta Boltzman ( 1,38 x 10 -23 J/K)
P : tekanan gas ( Pa atau N/𝑚2 )
V : volume gas (𝑚3 )
T : temperatur gas (K)

Dan besarnya jumlah mol dapat dihitung dengan persamaan :

𝑚
𝑛=
𝑚𝑟

atau

𝑁
𝑛=
𝑁𝐴

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Keterangan:
m : massa gas ( gr )
mr : massa relatif partikel gas ( gr/mol )
N : jumlah partikel gas
𝑁𝐴 : bilangan Avogadro ( 6,02 x 1023 partikel/mol )

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh Boyle dan Gay


Lussac mengenai gas dalam ruang tertutup, diperoleh persamaan berikut:

𝑃. 𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑇

atau

𝑃1 . 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2

Keterangan:
𝑃1 : tekanan gas pada keadaan 1 ( Pa atau N/𝑚2 )
𝑉1: volume gas pada keadaan 1 (𝑚3 )
𝑇1 : temperatur gas pada keadaan 1 ( K )
𝑃2 : tekanan gas pada keadaan 2 ( Pa atau N/𝑚2 )
𝑉2: volume gas pada keadaan 2 (𝑚3 )
𝑇2 : temperatur gas pada keadaan 2 ( K )

Hubungan antara tekanan dan volume pertama kali dicatat oleh


ilmuwan amatir, Richard Towneley dan Henry Power. Boyle
mengkonfirmasi penelitian dan eksperimen mereka dan menerbitkan
hasilnya. Berdasarkan keterangan dari Robert Gunther dan otoritas lain,
saat itu adalah asisten Boyle, Robert Hooke, yang membuat peralatan
eksperimen. Hukum Boyle adalah berdasarkan dari eksperimen dengan
udara, di mana ia mempertimbangkan adanya partikel fluida di tengah

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

mata air yang tidak terlihat. Saat itu, udara masih terlihat sebagai satu dari
empat elemen, tetapi Boyle tidak setuju. Minat Boyle kemungkinan adalah
untuk mengerti bahwa udara adalah bagian penting dalam hidup, ia
mempublikasikan sebagai contoh pertumbuhan tumbuhan tanpa udara.
Fisikawan Perancis, Edme Mariotte (1620-1684) juga menemukan hukum
yang sama secara terpisah dengan Boyle tahun 1676, tetapi Boyle telah
mempublikasikan hukum tersebut tahun 1662. Jadi, hukum ini
kemungkinan secara tidak tepat direferensikan juga merupakan hukum
Mariotte atau Hukum Boyle-Mariotte. Kemudian, pada tahun 1687, di
Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, Newton, menunjukkan,
secara matematis, jika fluida elastis berisi sisa partikel, di tengah kekuatan
repulsif dengan proporsional terbalik kepada jaraknya, kepadatannya
secara proporsional langsung kepada tekanan,[6] tetapi risalah
matematisnya bukan penjelasan secara fisika terhadap hubungan
pengamatan. Daripada teori statis, teori kinetis dibutuhkan, di mana
ditemukan oleh Maxwell dan Boltzmann.

B. Kalor, Usaha dan Proses dalam Termodinamika


1. Kalor
Kalor dan usaha sama-sama berdimensi tenaga (energi). Kalor
merupakan tenaga yang dipindahkan (ditransferkan) dari suatu benda ke
benda lain karena adanya perbedaan temperatur. Jika transfer yang
terjadi tidak terkait dengan perbedaan temperatur maka disebut usaha
(work).

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

dy

Gambar 2. Piston menempati ruang berisi gas ideal


Mula-mula gas ideal menempati ruang
denganvolume (V) dan tekanan (p).

Bila piston mempunyai luas penampang A maka gaya dorong gas


pada piston F = pA. Dimisalkan gas diekspansikan (memuai) secara
quasistatik, (secara pelan-pelan sehingga setiap saat terjadi
kesetimbangan), piston naik sejauh dy, maka usaha yang dilakukan gas
pada piston :
dw = F dy
= p A dy
A dy adalah pertambahan volume gas.
dw = p dV
Bila volume dan tekanan mula-mula Vi dan pi dan volume dan
tekanan akhir Vf dan pf , maka usaha total yang dilakukan gas :

𝑉𝑓

𝑊 = ∫ 𝑝 𝑑𝑉
𝑉𝑖

Usaha yang dilakukan dalam setiap proses tidak sama, walaupun


mempunyai keadaan awal dan keadaan akhir yang sama.

10

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

“Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergan-tung


pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses
perantara antara keadaan awal dan keadaan akhir”.
Dengan cara yang sama, “kalor yang dipindahkan masuk atau keluar
dari sebuah sistem tergantung pada proses perantara di antara
keadaan awal dan keadaan akhir”.
Termodinamika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas
tentang hubungan antara panas (kalor) dan usaha yang dilakukan oleh
kalor tersebut. Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi
antara panas dan usaha ini dikenal dua istilah, yaitu sistem dan
lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem dan lingkungan dalam
termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua istilah tersebut
dalam termodinamika, perhatikanlah Gambar 3 berikut. Misalkan, Anda
mengamati aliran kalor antara bola besi panas dan air dingin. Ketika
bola besi tersebut dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut
sistem karena kedua benda tersebut menjadi objek pengamatan dan
perhatian Anda. Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan
karena berada di luar sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut.
Dalam pembahasan termodinamika, besaran yang digunakan adalah
besaran makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi,
kalor, usaha, dan energi dalam. Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas)
terhadap lingkungannya bergantung pada proses -proses dalam
termodinamika, di antaranya proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan
adiabatik.

11

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 3. Bola besi panas dan air dingin

2. Usaha Sistem terhadap Lingkungannya


Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari definisi
usaha (W) yang dilakukan pada benda tegar, yaitu :

𝑊 = 𝐹. 𝑠

Gambar 4. Tabung dengan penutup berbentuk piston

Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu


gas yang berada dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang
dapat bergerak bebas, seperti terlihat pada Gambar 2.2. Ketika gas
tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Δs karena gas di

12

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

dalam tabung memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2.
Gaya yang bekerja pada piston adalah :
𝐹 = 𝑝. 𝐴
Jika luas penampang piston (A) dan tekanan gas dalam tabung (P)
berada dalam keadaan konstan, usaha yang dilakukan oleh gas
dinyatakan dengan persamaan :
W = pA Δs
Oleh karena AΔs = ΔV, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat
ditulis menjadi :
𝑊 = 𝑃. ∆𝑉
atau
𝑊 = 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
Keterangan:
p = tekanan gas (N/m2),
ΔV = perubahan volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule)

Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada


ketentuan berikut:
a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas
(sistem) tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan
volumenya bertambah. Dengan demikian, usaha W sistem berharga
positif.
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya
berharga negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan
volume sistem berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut
sistem ini bernilai negatif.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode
grafik.

13

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 5. (a) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemuaia


(melakukan ekspansi)
(b) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemampatan
(diberi kompresi)

Pada Gambar 5a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan


(gas memuai). Hal ini berarti V2 > V1 atau ΔV > 0 sehingga W bernilai
positif (gas melakukan usaha terhadap lingkungan). W sama dengan
luas daerah di bawah kurva yang diarsir (luas daerah di bawah kurva p
–V dengan batas volume awal dan volume akhir). Selanjutnya
perhatikan Gambar 5b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas
memampat), V2 < V1 atau ΔV < 0 sehingga W bernilai negatif
(lingkungan melakukan usaha terhadap gas). W = – luas daerah di
bawah kurva p–V yang diarsir
Cobalah Anda tinjau kembali Persamaan (6). Dari persamaan
tersebut dan grafik hubungan tekanan (p) terhadap (V) pada Gambar 5,
Anda dapat menyimpulkan bahwa suatu sistem dikatakan melakukan
usaha (W berharga positif) atau sistem diberi usaha (W berharga
negatif), jika pada sistem tersebut terjadi perubahan volume (ΔV).

14

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

3. Proses dalam Termodinamika


Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika.
Pada pembahasan, Anda telah mengenal tiga proses, yaitu isotermal,
isobarik, dan isokhorik. Proses yang keempat adalah proses adiabatik.
Usaha yang terdapat pada gas yang mengalami proses-proses
termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a) Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada
suhu tetap. Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan
dengan persamaan:
𝑃. 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
atau
𝑃1 . 𝑉1 = 𝑃2 . 𝑉2

Gambar 6. Grafik Proses Isotermal

Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga


persamaan W = pΔV tidak dapat langsung digunakan. Untuk
menghitung usaha sistem dalam proses isotermal ini digunakan cara
integral. Misalkan, pada sistem terjadi perubahan yang sangat kecil
sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan sebagai
𝑑𝑊 = 𝑝𝑑𝑉
Jika diintegralkan maka dapat dituliskan

∫ 𝑑𝑊 = ∫ 𝑝𝑑𝑉

15

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa


𝑛 𝑅𝑇
𝑝=
𝑉
Olehkarena itu, integral dari Persamaan (9–3) dapat dituliskan menjadi
𝑛𝑅𝑇
∫ 𝑑𝑊 = ∫
𝑉
Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap
dikeluarkan dari integral, akan diperoleh
𝑉2
𝑑𝑉
∫ 𝑑𝑊 = 𝑛 . 𝑅. 𝑇 ∫
𝑉
𝑉1

𝑉2
𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 ln 𝑉 |
𝑉1
𝑉2
𝑊 = 𝑛 . 𝑅 . 𝑇. ln ( )
𝑉1

b) Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada
volume tetap. Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas
dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝑃. 𝑇 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
atau
𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2

Gambar 7. Grafik Proses Isokhorik

16

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ΔV = 0 maka


usahanya W = 0.

c) Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada
tekanan tetap. Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada
proses isobarik dinyatakan dengan persamaan :
𝑉. 𝑇 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
atau
𝑉1 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2

Gambar 8. Grafik Proses Isobarik

Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap,


usaha yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan :
𝑊 = 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )

d) Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di
mana tidak ada kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas).
Proses ini dapat dilakukan dengan cara mengisolasi sistem
menggunakan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor atau
disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahan- bahan yang bersifat
mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik Proses adiabatik

17

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut:


𝛾 𝛾
𝑃1 . 𝑉1 = 𝑃2 . 𝑉2
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka
persamaan dapat ditulis :
(𝛾−1) (𝛾−1)
𝑇1 𝑉1 = 𝑇2 𝑉1

Gambar 9. Grafik Proses Adiabatik

Perhatikan diagram p – V pada Gambar 9. Dari kurva hubungan


p – V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa: 1) Kurva proses
adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal. 2) Suhu,
tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap. Oleh
karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor
sistem proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha
yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi dalam sistem
tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik tersebut dinyatakan
dengan persamaan berikut:
3
𝑊 = . 𝑛 . 𝑅 . (𝑇2 − 𝑇1 )
2

18

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Komunikasikan
Analisismu

Jelaskan perbedaan keempat proses


termodinamika yang kamu ketahui
dan presentasikan didepan kelas mu !

C. Hukum ke Nol Termodinamika


“Jika ada dua benda-benda masing-masing dalam kesetimbangan
termal dengan benda ketiga, maa benda-benda tersebut berada dalam
kesetimbangan termal dengan satu sama lainnya”.
Kesetimbangan termal berarti bahwa ketika dua benda terjadi
sentuhan dengan satu sama lain dan dipisahkan oleh penghalang yang
permeabel terhadap kalor, tidak akan ada transfer kalor dari satu benda
ke yang lain.
Hukum ke 0 Termodinamika pada dasarnya menyatakan bahwa
tiga benda semuanya memiliki suhu yang sama. “ Semua kalor dari
jenis yang sama” (James Clerk Maxwell,) menyebutkan hukum ini
mungkin lebih sederhana. Apa yang paling penting adalah Hukum ke 0
Termodinamika menetapkan bahwa suhu adalah poperti fundamental
dan terukur dari materi.
Untuk lebih memahami tentang isi hukum ke 0 termodinamika,
maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih
sederhana yaitu Jika benda A mempunyai temperatur yang sama
dengan benda B dan benda B mempunyai temperatur yang sama dengan
benda C maka temperatur benda A akan sama dengan temperatur benda
C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi
kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

19

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 10. Kesetimbangan Termal antara Benda A, Benda B dan


Benda C

20

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan


ke dua benda itu berada dalam kondisi kontak termal. Permukaan
tempat kedua benda bersentuhan disebut permukaan kontak termal.
Panas atau dinginnya suatu benda ditentukan oleh banyaknya energi
panas (kalor) yang diserap oleh molekul benda. Besarnya derajat panas
benda ini disebut temperatur benda atau suhu benda.
Bagaimanakah temperatur benda terbentuk ?
Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh
molekul-molekul penyusun suatu benda. Benda-benda di alam tersusun
oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul yang menyusun benda
tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini bergetar
atau bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi kinetik yang
dimiliki oleh molekul-molekul. Benda dalam bentuk padat, molekul-
molekul penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi terikat erat dan
kaku antara satu dengan lainnya. Molekul – molekul dalam benda padat
hanya dapat bergetar. Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh
molekul dalam benda padat relatif kecil sehingga tidak dapat
melepaskan diri dari ikatan antar molekul.
Bila benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas
(kalor) akan diserap oleh molekul sehingga molekul dapat bergetar
lebih cepat, ini ditunjukan dengan naiknya derajat panas benda. Panas
benda naik karena getaran molekul bertambah besar menyebabkan
molekul lebih banyak bertumbukan dan bergesekan. Semakin banyak
kalor dari luar yang diserap oleh molekul maka molekul akan semakin
memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu
saat molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul
yang bebas bergerak ini masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah
yang disebut fase cair benda. Kalor yang diberikan kepada benda
diserap oleh melekul untuk dapat bergetar lebih cepat sehingga bebas
dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari benda padat
menjadi benda cair.

21

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan
semakin acak, dan tumbukan antar molekul semakin sering terjadi.
Kondisi ini bila berlangsung terus, maka suatu saat molekul akan benar-
benar bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya, Kondisi ini disebut
zat cair berubah menjadi gas. Pada fase gas, molekul penyusun gas
tidak saling terikat satu dengan lainnya dan dapat bergerak bebas. Jadi
besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat energi kinetik
yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.

Gambar 11. Energi Kinetik Molekul-Molekul Penyusun Benda


Menentukan Derajat Panas Benda dan Perubahan Fase Benda

Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya.


Kalor berpindah dari benda yang memiliki kalor lebih besar ke benda
yang memiliki kalor lebih kecil. Kalor juga didefinisikan sebagai fluida
yang tidak kelihatan. Karena sebagai fluida, maka kalor dapat mengalir.
Hal yang menyebabkan kalor mengalir adalah beda temperatur benda.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai fenomena yang
menggambarkan hukum ke 0 termodinamika. Misalnya pada saat kita
membuat air hangat untuk mandi. Kita mencampur air panas dengan air
dingin. Pada saat air panas dicampur dengan air dingin, maka kalor
akan berpindah dari air panas ke air dingin. Proses perpindahan panas
ini berlangsung beberapa saat hingga tercapai kesetimbangan termal
antara air panas dengan air dingin. Pada saat tercapai kesetimbangan

22

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

termal antara air panas dengan air dingin, temperatur air panas akan
turun sedangkan temperatur air dingin akan naik menuju ke temperatur
kesetimbangan termal.
Waktu kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah
mencapai kesetimbangan termal, maka tubuh kita akan merasakan
panas air. Hal ini menunjukan ada sebagian kalor yang berpindah dari
air ke tubuh kita. Hal ini terjadi karena tubuh memiliki temperatur yang
lebih rendah dibandingkan dengan campuran air hangat. Setelah
berendam beberapa saat kita tidak akan merasa panas lagi, karena telah
tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air. Waktu kita keluar
dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh akan terasa
dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah dibandingkan
dengan temperatur tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh
berpindah ke udara di sekitar kita. Pada saat kalor keluar dari tubuh
kita, kita akan merasa lebih dingin.

D. Hukum I Termodinamika
Dari pembahasan materi sebelumnya, Anda telah mengetahui
bahwa suhu gas berhubungan dengan energi kinetik yang dimiliki oleh
gas tersebut. Anda juga telah mempelajari hubungan antara energi
kinetik dan energi dalam yang dimiliki oleh gas. Perubahan energi
dalam dapat terjadi jika terjadi perubahan suhu (energi dalam akan
meningkat jika suhu gas (sistem) meningkat atau pada gas diberikan
kalor). Apakah perubahan energi dalam dapat terjadi pada gas yang
diberi atau melakukan usaha mekanik? Hubungan antara kalor yang
diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha yang dilakukan pada
sistem, serta perubahan energi dalam sistem yang ditimbulkan oleh
kalor dan usaha tersebut dijelaskan dalam Hukum Pertama
Termodinamika. Hukum Pertama Termodinamika adalah perluasan
bentuk dari Hukum Kekekalan Energi dalam mekanika. Hukum ini
menyatakan bahwa: "Jumlah kalor pada suatu sistem sama dengan

23

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

perubahan energi dalam sistem tersebut ditambah usaha yang dilakukan


oleh sistem." Dengan demikian, meskipun energi kalor sistem telah
berubah menjadi energi mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah
seluruh energi tersebut selalu tetap. Secara matematis, Hukum Pertama
Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
∆𝑄 = ∆U + W
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU = U2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan diatas tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif 4. Jika
sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif

KOMUNIKASIKAN
Analisismu

Jelaskan penerapan Hukum I Termodinamika


dalam kehidupan sehari-hari dan
presentasikan hasil analisismu di depan kelas !

24

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

E. Perubahan Energi Dalam


Perubahan energi dalam ΔU tidak bergantung pada proses
bagaimana keadaan sistem berubah, tetapi hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut. Anda telah mengetahui
bahwa proses-proses dalam termodinamika terbagi atas empat jenis,
yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Perubahan energi
dalam terjadi pada setiap proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a) Proses Isotermal, Anda telah memahami bahwa proses isotermal
merupakan suatu proses yang terjadi dalam sistem pada suhu tetap.
Besar usaha yang dilakukan sistem proses isotermal ini adalah
𝑉2
𝑊 = 𝑛 . 𝑅 . 𝑇. ln ( )
𝑉1
Oleh karena (∆𝑇 = 0), menurut Teori Kinetik Gas, energi dalam
sistem juga tidak berubah (∆𝑈 = 0) karena perubahan energi dalam
bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan energi
dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan
3
∆𝑈 = 𝑛. 𝑅. ∆𝑇
2
yang telah dibahas pada Bab 8. Dengan demikian, persamaan Hukum
Pertama Termodinamika untuk proses isotermal ini dapat dituliskan
sebagai berikut.
𝑄 = ∆U + W = 0 + W
𝑉
𝑄 = W = 𝑛 . 𝑅 . 𝑇. ln (𝑉2 )
1

b) Proses Isokhorik, Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami


oleh sistem berada dalam keadaan volume tetap. Anda telah memahami
bahwa besar usaha pada proses isokhorik dituliskan 𝑊 = 𝑃. ∆𝑉 =
0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk
proses ini dituliskan sebagai
𝑄 = ∆U + W = ∆U + 0
𝑄 = ∆U = 𝑈2 − 𝑈1

25

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Dari Persamaan sebelumnya Anda dapat menyatakan bahwa kalor yang


diberikan pada sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam
sistem tersebut. Jika persamaan energi dalam untuk gas ideal
monoatomik disubstitusikan ke dalam Persamaan , didapatkan
perumusan Hukum Pertama Termodinamika pada proses isokhorik
sebagai berikut.
3
𝑄 = ∆𝑈 = 𝑛. 𝑅. ∆𝑇
2
atau
3
𝑄 = (𝑈2 − 𝑈1 ) = 𝑛. 𝑅. ∆𝑇
2

c) Proses Isobarik Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan


yang terjadi pada gas berada dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang
dilakukan gas dalam proses ini memenuhi persamaan:
𝑊 = 𝑃. ∆𝑉 = 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk
proses isobarik dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑄 = ∆U + W
𝑄 = ∆U + 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan (9-14) dapat dituliskan
sebagai:
3
𝑄= . 𝑛 . 𝑅 . (𝑇2 − 𝑇1 ) + 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
2

d) Proses adiabatik, Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik,


Anda telah mengetahui bahwa dalam proses ini tidak ada kalor yang
keluar atau masuk ke dalam sistem sehingga:
(∆𝑄 = 0)
Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses adiabatik ini
dapat dituliskan menjadi:
𝑄 = ∆U + W

26

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

0 = ∆U + W
atau
W = −∆U = −(𝑈2 − 𝑈1 )
Berdasarkan Persamaan (9-16) tersebut, Anda dapat menyimpulkan
bahwa usaha yang dilakukan oleh sistem akan mengakibatkan
terjadinya perubahan energi dalam sistem di mana energi dalam
tersebut dapat bertambah atau berkurang dari keadaan awalnya.
Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk gas ideal
monoatomik pada proses adiabatik ini dituliskan sebagai :
3
𝑊 = −∆𝑈 = − 𝑛. 𝑅. (𝑇2 − 𝑇1 )
2

F. Hukum II Termodinamika
Hukum II Termodinamika menjelaskan tentang pembatasan
perubahan energi yang dapat terjadi dan tidak dapat terjdi. Ada 3 tokoh
yang berpendapat tentang Hukum II Termodinamika.
a) Rudolf Claussius
“Kalor mengalir secara alami dari benda bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah dan tidak mengalir secara alami dalam arah
kebalikannya.”

Gambar 12. Perpindahan Kalor Claussius

27

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

b) Kelvin-Planck
“Mesin tidak dapat mengubah semua kalor yang telah di serap
menjadi usaha”. Menurut Kelvin-Planck, mesin hanya mengubah
sebagian kalor yang tengah diserap menjadi usaha (W).

Gambar 13. Perpindahan Kalor Kelvin


c) Carnot
Untuk memudahkan memahami pendapat carnot, harus mengerti
apa yang dimaksud adiabatis. Adiabatis adalah merupakan proses
dimana tidak ada kalor masuk atau kalor keluar.
“Suatu mesin dapat mengubah semua kalor yang telah diserap menjadi
usaha”. Mesin Carnot memiliki ciri khas pemanasan dan pendinginan
yaitu pengisapan dan pelepasan panasnya berlangsung secara isometris,
sedangkan penekanan dan pengembangannya berlangsung secara
adiabatis (proses yang dapat berbalik). Maksudnya dengan menekankan
usaha mekanik w padanya mesin akan melepas Q1 dari bagian yang
diinginkan serta melepas Q2 keluar. Usaha (W) pada mesin Carnot
ialah:
𝑇
W = Q1 [1-𝑇1]
2

atau

W = Q1 – Q2

28

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 14. Perpindahan Kalor Carnot

G. Efisiensi Mesin Carnot (Ղ )

𝑇 𝑊
Ղ = [1- 1] x 100% Ղ= x 100%
𝑇2 atau 𝑄1

Keterangan :
Q1 = kalor yang diterima dari suhu tinggi (T1)
Q2 = kalor yang dibuang dari suhu rendah (T2)
W = usaha yang dilakukan mesin Carnot (J)
T1 = suhu reservoir tinggi (K)
T2 = suhu reservoir rendah (K)

H. Penerapan Hukum II Termodinamika


a) Proses merebus air
Prinsip Hukum II Termodinamika dapat dijumpai saat proses
merebus air. Dalam proses merebus air akan terjadi perambatan kalor
dari yang bersuhu tinggi merambat kesuhu yang lebih rendah. Suhu
yang timbul dari panasnya api akan mempengaruhi suhu bejana,
kemudian suhu pada bejana akan merambat dan mempengaruhi suhu
air. Sehingga suhu air dan panci akan sama atau dalam hukum II
termodinamika disebutkan dengan kesetimbangan.

29

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 15. Proses Merebus Air

Yang dapat diambil makna fisisnya sebagai berikut :


𝑇𝑟
𝐾𝑝 =
∆𝑇
atau
𝑄𝑟
𝐾𝑝 =
𝑊
Keterangan:
Kp = koefisien performansi
Tr = suhu rendah
∆𝑇 = selisih Ttinggi - Trendah

b) Siklus Mesin Pendingin

Alat dan Bahan Apa yang


1. Kulkas kamu
rasakan?
Langkah Kerja
1. Merasakan bagian Hubungkan
dalam kulkas dan dengan konsep
bagian belakang termodinamika dan
kulkas presentasikan hasil
analisis mu di
depan kelas ! Mini Lab

30

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Untuk mempelajari mesin pendingin dan diagram siklus pesawat


pendingin kita simak terlebih dahulu perumusan Claussius mengenai
Hukum Kedua Termodinamika sebagai berikut: “Tidak mungkin
membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bertemperatur rendah dan memindahkan kalor inike reservoar
bertemperatur tinggi tanpa disertai perubahan lain.”
Memindahkan kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir
bersuhu tinggi, jika berlangsung terus-menerus akan membuat reservoar
dingin menjadi lebih dingin dan reservoar bersuhu tinggi menjadi lebih
panas lagi. Bukankah pesawat pendingin itu bertujuan untuk membuat
benda menjadi dingin sekali? Tidakkah hal ini bertentangan dengan
perumusan Claussius? Untuk itu marilah kita tinjau terlebih dahulu
prinsip kerja mesinpendingin (lemari es) yang bagannya terlihat pada
gambar 16 berikut ini.

Gambar 16. Mesin Pendingin

Proses yang terjadi pada pesawat pendingin tersebut adalah sebagai


berikut:
1. Zat cair pada tekanan tinggi harus melalui saluran sempit menuju
saluranevaporator. Proses ini dinamakan Proses Joule-Kelvin.

31

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

2. Setelah tiba diruang evaporator zat cair mengalami pengurangan


tekanan dan suhu, sehingga terjadi evaporasi atau penguapan. Untuk
menguap diperlukan kalor dan kalor ini diambil atau diserap dari
reservoar T2, yaitu ruangan tempat benda-benda yang akan didinginkan.
3. Uap pada tekanan rendah ini kemudian masuk kedalam kompressor
yaituketika piston bergerak ke kanan. Katup K1 terbuka sedangkan
katup K2 tertutup. Ketika piston bergerak kekiri uap di dalam
compressor termampatkan sehingga tekanan dan suhunya naik dan suhu
uap ini lebih tinggi dari pada reservoar T1 dan T1 lebih besar dari pada
T2. Katup K2 terbuka dan uap masuk ke ruang kondensor.
4. Sampai di ruang kodensor uap ini menyerahkan atau melepas kalor
pada reservoar T1. Disini sistem gas mengalami pengembunan atau
kondensasi, sehingga dilepaskan kalor sebesar Q1. Proses yang
sebenarnya berlangsung sangat rumit sekali. Dengan mengabaikan
banyak hal dapat diilustrasikan siklus yang mirip Siklus ini dinamakan
siklus Pesawat Pendingin, yang bekerja berdasarkan arah balik daripada
siklus Rankine, yang akan dijelaskan pada materi selanjutnya. Diagram
siklus pesawat pendingin diperlihatkan pada gambar 17 berikut ini.

Gambar 17. Siklus Pendingin

32

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 17 adalah gambar siklus Pesawat Pendingin yang dibuat


untuk memudahkan analisa sistem Pesawat Pendingin melalui
pendekatan diagram P-V, dengan keterangan sebagai berikut:
1. Proses a-b, adalah proses Joule-Kelvin (pada diagram P-V,
diperlihatkan dengan lengkung kurva putus-putus dari A sampai B).
Selama proses berlangsung, keadaan sistem bukanlah keadaan
setimbang, karena harga P dan V dari saat yang satu ke saat yang lain
tidak dapat diketahui. Hanya keadaan awal (keadaan a) dan keadaan
akhir (keadaan b) yang merupakan keadaan setimbang dengan harga P
dan V yang tertentu. Karena itu keadaan yang sebenarnya sistem selama
prosestidak dapat diilustrasikan. Pada Gambar 17 proses ini dinyatakan
oleh kurva putus-putus a-b.
2. Proses b-c, pada proses ini berlangsung proses evaporasi
(penguapan) pada tekanan dan temperatur tetap dengan disertai
penyerapan kalor sebesar Q2.
3. Proses c-d, pada proses ini berlangsung proses kompressi
(pemampatan) secara adiabatik, sampai temperatur uap melebihi harga
T1.
4. Proses d-a, adalah proses pendinginan secara isobarik sampai
temperature uap mencapai harga T1, yang dilanjutkan dengan
pengembunan (kondensasi) pada tekananan temperature tetap. Usaha
yang dilakukan dinyatakan oleh luas daerah yang diarsir. Kita kembali
pada petanyaan pada awal pembahasan yaitu tidakkah azas kerja
pesawat pendingin ini bertentangan dengan perumusan Claussius? dapat
kita pelajari bahwa azas pesawat pendingin tidak bertentangan dengan
perumusan Claussius, sebab pada sistem pesawat pendingin harus
dilakukan usaha dari luar sebesar W yang dinyatakan oleh luas bagian
daerah yang diarsir dan dibatas kurva abcda. Dari Hukum Pertama
Termodinamika telah dipelajari bahwa Q1 = Q2 + W. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa selain pemindahan kalor dari reservoar dingin

33

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

T2 ke reservoar panas T1 terjadi pula perubahan usaha menjadi kalor


yang ikut dilepas ke reservoar T1.

I. Entropi
Entropi adalah suatu sistem yang telah menuju proses ketidak
teraturan. Entropi sama halnya dengan tekanan dan temperatur, yang
merupakan salah satu sifat yang dapat di ukur. Besar perumusan entropi
dirumuskan sebagai berikut :
𝑄
∆𝑠 =
𝑇
Keterangan:
∆𝑠 = perubahan entropi (J/s)
Q = kalor (J)
T = suhu (K)
Terjadinya proses entropi seperti yang ada dilingkungan sekitar.
Yaitu adanya ruang berAC, sebelum memahami hal ini perlu diingat
kembali bahwa entropi adalah terjadinya suatu sistem menuju proses
ketidaksetimbangan. Apa maksud atau hubungan ruang yang berAC
dengan entropi? Jadi ruang yang berAC akan mengalami sistem entropi.
Dimana suhu dalam ruang AC mengalami pendinginan atau penurunan
suhu, sedangkan di luar ruang AC akan terpengaruh mesin AC sehingga
menuju ke suhu tinggi atau suhu panas. Inilah yang dimaksud terjadinya
entropi, atau ketidaksetimbangan antara ruang AC dengan ruang diluar
yang terpengaruh panas mesin AC.

34

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Gambar 18. Keadaan ruang berAC dan luar ruang


berAC karena prinsip Entropi

Hukum II Termodinamika dapat dijelaskan dalam konsep entropi.


Berikut adalah bunyi Hukum II Termodinamika dalam konsep Entropi :
“Suatu proses yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan
berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di
dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya
semakin besar.”

3. Rangkuman
1) Proses kuasistatik adalah suatu proses yang pada setiap tahap perubahan
sistem secara keseluruhan selalu mencapai keadaan kesetimbangan. Hal ini
berarti bahwa sistem pada setiap tahapan proses, tetap dapat dinyatakan
persamaan keadaannya.
2) Gas ideal adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang
bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat
berguna karena memenuhi hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan
yang disederhanakan, sehingga dapat dianalisis dengan mekanika
statistika.
3) Kalor dan usaha sama-sama berdimensi tenaga (energi). Kalor merupakan
tenaga yang dipindahkan (ditransferkan) dari suatu benda ke benda lain
karena adanya perbedaan temperatur.

35

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

4) Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Pada


pembahasan, Anda telah mengenal tiga proses, yaitu isotermal, isobarik,
dan isokhorik. Proses yang keempat adalah proses adiabatik.
5) Proses reversibel adalah merupakan proses dari suatu keadaan awal
kekeadaan tertentu dan dari keadaan akhir tersebut dimungkinkan
terjadinyaproses balik ke keadaan awal kembali melalui jalan yang sama.
Sedemikianrupa dengan mudah jika pada sistem dikenai kondisi tertentu.
6) Ada 2 (dua) persyaratan, agar proses dikatakan berbalik atau reversibel,
yaitu:
a. Proses tersebut merupakan proses kuasistatik
b. Dalam proses tersebut tidak terjadi efek-efek disipasi.
7) Mesin kalor atau mesin pemanas adalah suatu alat atau sistem yang
berfungsi untuk mengubah energi kalor atau energi panas menjadi energi
usaha atau energi mekanik.
Ciri utama mesin kalor atau mesin pemanas adalah sebagai berikut:
a. Berlangsung secara berulang (siklus)
b. Hasil yang diharapkan dari siklus mesin ini adalah usaha mekanik
c. Usaha ini merupakan hasil konversi kalor yang diserap dari
reservoir panas
d. Tidak semua kalor yang keluar dan terambil dari reservoar panas
dapatdikonversikan menjadi usaha mekanik. Ada energi yang
dibuang kereservoar dingin dalam bentuk kalor pada suhu rendah.
8) Mesin pendingin adalah suatu alat atau sistem yang berfungsi secara netto
memindahkan kalor dari reservoar dingin ke reservoar panas dengan
menggunakan usaha luar.
9) Daur atau siklus adalah proses terus-menerus yang merupakan sederetan
proses yang terdiri atas beberapa tahapan dari suatu keadaan setimbang ke
keadaan setimbang lain, kemudian kembali lagi ke keadaan setimbang
semula yang hasilnya adalah pengubahan kalor menjadi kerja atau usaha
luar.

36

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

10) Entropi adalah suatu sistem yang telah menuju proses ketidak teraturan.
Entropi sama halnya dengan tekanan dan temperatur, yang merupakan
salah satu sifat yang dapat di ukur.

4. Tugas
Tugas Individu:
1. Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47°C
sehingga volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Tentukanlah
usaha yang dilakukan oleh gas helium!
2. Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem dilakukan usaha
sebesar 100 J. Jika perubahan energi dalam sistem ΔU dan kalor yang
diserap sistem = 150 joule, berapakah besarnya ΔU?
3. Gas dalam ruang tertutup dengan tekanan 2.105 N/m2 pada volum 2 m3
dan suhu 300 K. Jika gas tersebut dipanaskan pada tekanan tetap sehingga
suhunya menjadi 600 K, berapakah usaha luar yang dilakukan oleh gas
tersebut?
4. Gas ideal dalam ruang tertutup dengan volum 0,5 m3 dan tekanan 1,5.104
N/m2 pada suhu 17 oC. Berapakah energi dalam gas tersebut?
5. Sebuah mesin Carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 327°C
mempunyai efisiensi 60%. Agar efisiensi mesin Carnot naik menjadi 80%
dengan suhu rendahnya tetap maka suhu tinggi mesin Carnot harus diubah
menjadi...
6. Sebuah mesin kalor memerlukan kerja 400 J dalam siklusnya memiliki
efisiensi 25%. Energi yang diambil oleh reservoir panas adalah...
7. Tuliskan dan nyatakan parameter penting pada mesin pemanas atau
mesin kalor dan pada mesin pendingin!
8. Apakah dasar kerja dari mesin pendingin (refrigerator/lemari es)
bertentangan dengan pernyataan Claussius?

Tugas Kelompok:
1. Apakah mesin panas ideal itu? Lengkapi jawaban yang diberikan dengan
gambar diagram

37

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

2. Apakah mesin pendingin ideal itu?Lengkapi jawaban yang diberikan


dengan gambar diagram
3. Suatu mesin yang efisien dibuat oleh industri mesin. Mesin ini
beroperasi diantara suhu 430 oC dan 1870 oC. Dalam 1 jam mesin ini
memerlukan panas sejumlah 6,85 x 109 kalori dan menghasilkan energi
mekanik (usaha) yang bermanfaat sebesar 1,20 x 1016 Joule. Tentukan
efisiensi mesin tersebut.
4. Buatlah alat sederhana untuk melakukan percobaan sesuai prinsip
termodinamika yang terdapat pada keadaan yang ada di lingkungan
sekitar! (Konsultasikan dengan guru)

5. Tes Formatif
1) Pada suatu proses 1000 kalori panas diberikan pada suatu sistem (gas) dan
pada saat bersamaan dikerjakan pula usaha terhadap sistem itu sebesar
1000 joule. Jika 1 kalori = 4,2 joule, maka tambahan energi dalam sistem
sebesar ....
a. 5200 joule
b. 3200 joule
c. 4200 joule
d. 2500 joule
e. 2300 joule

2) Sejenis gas ideal bervolum 3 liter pada 27 . Gas ini dipanaskan dengan
tekanan tetap 2 atm sampai suhunya mencapai 227 . Jika 1 atm = 1,013 x
105 Pa, maka kerja yang dilakukan gas adalah ....
a. 402 J
b. 409 J
c. 405 J
d. 412 J
e. 403 J

38

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

3) Pernyataan hukum I Termodinamika dalam proses adiabatik dapat


dinyatakan ....
a. Q = W + ΔU
b. Q = -W
c. W = ΔU
d. Q = ΔU
e. Q = W

4) Jika sejumlah gas melakukan usaha dengan proses adiabatik, maka ....
a. volumnya berkurang
b. tekanannya berkurang
c. suhunya tetap
d. energi di dalamnya bertambah
e. suhunya berkurang

5) Usaha yang dilakukan oleh gas ideal yang mengalami proses isokhorik dari
tekanan p1 sampai p2 adalah ....
a. 0
b. 𝑃1 𝑉1
c. 𝑃2 𝑉2
𝑃1 +𝑃2 𝑉1 +𝑉2
d. 𝑥
2 2

e. (𝑃1 − 𝑃2 )𝑉

6) Untuk merubah panas yang diserap suatu sistem dan diubah


seluruhnyamenjadi kerja…
a. diperlukan bantuan mesin pendingin
b. perlukan bantuan mesin Carnot
c. diperlukan 2 (dua) reservoar panas
d. diperlukan perbedaan suhu antara sistem dengan reservoar panas
dimana panas diserap

39

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

e. tidak ada mesin yang dapat dibuat untuk melaksanakan hal tersebut
diatas

7) Untuk mengalirkan panas dari sebuah reservoir dingin ke reservoir panas...


a. diperlukan bantuan mesin refrigerator
b. Diperlukan bantuan mesin Otto
c. Diperlukan bantuan mesin Carnot
d. Tidak ada mesin yang dapat dibuat untuk melakukan hal di atas
e. Tidak diperlukan bantuan mesin

8) Panas sebesar Q tidak mungkin mengalir dari reservoar A ke temperatur


rendah ke reservoar B bertemperatur tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan
pernyataan dari ...
a. kelvin
b. Planck
c. Kelvin-planck
d. Claussius
e. Kelvin-Planck-Claussius

9) Salah satu siklus dengan nilai efisiensi yang tidak bergantung pada
bahan bakar adalah …
a. Siklus Stirling
b. Siklus Otto
c. Siklus Diesel
d. Saiklus Carnot
e. Siklus Rankine

10) Siklus Rankine untuk merubah panas yang diserap suatu sistem dan diubah
seluruhnya menjadi kerja …
a. diperlukan bantuan mesin pendingin
b. diperlukan bantuan mesin Carnot

40

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

c. diperlukan 2 (dua) reservoar panas


d. diperlukan perbedaan suhu antara sistem dengan reservoar panas
e. dimana panas diserap tidak ada mesin yang dapat dibuat untuk
melaksanakan hal tersebut diatas

11) Suatu mesin menerima 200 kalori dari sebuah reservoir bersuhu 400 oK
melepaskan 175 kalori ke reservoir lain yang bersuhu 320 oK; maka
efisiensi mesin itu adalah…
a. 87,5%
b. 25%
c. 20%
d. 14,5%
e. 12,5%

12) Manakah pernyataan yang benar?


a. Selalu mungkin membuat mesin yang dapat mengubah
energi kalor menjadi usaha seluruhnya
b. Mengubah usaha menjadi kalor dapat dilakukan terus menerus
c. Mengubah energi kalor menjadi usaha dapat dilakukan
terus menerus
d. Tidak ada proses pengambilan sejumlah kalor dari reservoar
panas dan dikonversikan seluruhnya menjadi usaha mekanik
e. Dalam proses adiabatik terjadi perpindahan kalor dariluar ke
dalam sistem

13) Sebuah silinder yang dilenkapi dengan piston berisi sejumlah gas. Di atas
piston iletakkan 2 (dua) buah anak timbangan masing-masing dengan
massa 1 kg. Jika satu anak timbangan diambil, maka tekanan dan volume
gas akan berubah. Proses yang dialami sistem pada contoh di atas adalah…
a. proses kuasistatik
b. proses non-kuasistatik

41

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

c. proses reversibel (berbalik)


d. proses non-reversibel (tidak berbalik)
e. proses setimbang mekanik

14) Salah satu persyaratan agar proses dinyatakan sebagai proses


berbalik, atau reversibel adalah…
a. proses reversibel harus setimbang mekanik
b. proses reversibel adalah suatu proses perubahan sistem
c. proses reversibel merupakan proses kuasistatik
d. proses reversibel merupakan proses non-kuasistatik
e. proses reversibel harus setimbang kimia

15) Suatu proses yang dialami sistem-gas dikatakan berbalik atau


reversibel jika keadaan akhir proses…
a. berlangsung secara perlahan
b. tekanan dan volume kembali ke keadaan semula
c. tekanan dan suhu kembali ke keadaan semula
d. suhu dan volume kembali ke keadaan semula
e. tekanan, volume dan suhu kembali ke keadaan semula

6. Kunci
Kunci jawaban tes formatif
1) A. 5200 joule
2) B. 409 J
3) A. Q = W + ΔU
4) E. suhunya berkurang
5) B. 𝑃1 𝑉1
6) B. perlukan bantuan mesin Carnot
7) A. diperlukan bantuan mesin refrigerator
8) D. Claussius
9) D. siklus carnot

42

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

10) E. dimana panas diserap tidak ada mesin yang dapat dibuat untuk
melaksanakan hal tersebut diatas
11) E. 12,5%
12) D. Tidak ada proses pengambilan sejumlah kalor dari reservoar
panas dan dikonversikan seluruhnya menjadi usaha mekanik
13) B. proses non-kuasistatik
14) C. proses reversibel merupakan proses kuasistatik
15) B. tekanan dan volume kembali ke keadaan semula

7. Lembar Kegiatan Siswa


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/II
Topik : Termodinamika
Sub Topik : Analisis Konsep Termodinamika dalam Kehidupan

Tujuan :
Mengamati cara kerja mesin pendingin
Bagaimana menjawab pertanyaan apakah benar kipas angin tidak
hanya mendinginkan udara , tapi juga memanaskan udara ?

Alat dan Bahan


1) Sebuah kipas angin
2) Sebuah kulkas
3) Termometer

Langkah Kerja
Pengamatan 1
1) Menghidupkan kipas angin, dengan menghubungkan kabel sumber
dayanya pada stop kontak listrik.
2) Mengatur kecepatan putar kipas angin
3) Anda berdiri didepan dan dibelakang bergantian, rasakan

43

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

perbedaannya (beri komentar)


4) Mengulangi langkah 3 minimal 3 kali, untuk kecepatan putar
kipas angin yang berbeda
5) Masukan data kedalam tabel pengamatan

Pengamatan Ke- Posisi Berdiri Didepan Posisi Berdiri Dibelakang


Kipas Angin Kipas Angin
1
2
3

6) Membuat analisis dari pengamatan anda, dan berikan kesimpulan


yang berkaitan dengan konsep termodinamika yang anda pahami

44

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

BAB III EVALUASI

A. Pengetahuan
Kerjakan soal berikut:
1) Pengambilan panas sejumlah Q dari reservoar panas A dan dikonversikan
seluruhnya menjadi kerja atau usaha mekanik. Bagaimana pendapat Anda
dengan pernyataan di atas? Lengkapi jawaban dan penjelasan dengan
sketsa gambar.
2) Suatu alat/sistem yang berfungsi secara netto memindahlan kalor dari
reservoar dingin ke reservoar panas dengan menggunakan usaha yang
dimasukkan dari luar disebut… Buatlah bagan gambarnya.
3) Perhatikan pernyataan berikut:
”Tidak ada proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan kalor dari
suatu reservoar kalor bersuhu rendah dan pembuangan kalor dalam
jumlah yang sama kepada suatu reservoar yang bersuhu lebih tinggi”.
Pernyataan diatas adalah perumusan dari … yang merupakan alternatif
Hukum Kedua Termodinamika. Untuk memperjelas jawaban Anda,
buatlah bagan Gambarnya.
4) Sebuah silinder yang dilenkapi dengan piston berisi sejumlah gas. Di atas
piston iletakkan 2 (dua) buah anak timbangan masing-masing dengan
massa 1 kg. Jika satu anak timbangan diambil, maka tekanan dan volume
gas akan berubah. Proses yang dialami sistem pada contoh di atas
adalah…
5) Sebuah mesin menghisap panas Q1 dari reservoar panas A dan diubah
menjadi kerja W dan panas Q2 yang diberikan kepada reservoar panas B.
Hal ini sesuai dengan pernyataan…
o
6) Suatu mesin menerima 200 kalori dari sebuah reservoir bersuhu 400 K
o
melepaskan 175 kalori ke reservoir lain yang bersuhu 320 K, maka
efisiensi mesin itu adalah…

45

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

B. Keterampilan
Mengamati cara kerja mesin pendingin
Bagaimana menjawab pertanyaan : dapatkah anda menghitung koefisien
daya dari kulkas ?

Alat dan Bahan


1) Sebuah Kulkas
2) Termometer

Langkah Kerja
1) Menghidupkan kulkas dengan menghubungkan kabel sumber
dayanya pada stop kontak listrik
2) Menunggu ruang kulkas sampai dingin kurang lebih 30 menit
3) Memasang termometer pada ruang kulkas dan dibelakang kulkas
4) Setelah 10 menit, mencatat temperatur ruang kulkas dan
temperatur dibelakang kulkas
5) Masukan data kedalam tabel pengamatan

Pengamatan Temperatur Temperatur diluar


Ke- Ruang Kulkas Kulkas (0C)
(0C)
1
2
3

6) Membuat analisis dari pengamatan anda dan berikan kesimpulan


terkait dengan konsep termodinamika yang anda pahami
7) Menghitung koefisien daya dari kulkas tersebut
8) Presentasikan hasil analisis kalian di dalam kelas.

46

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

C. Produk
Ranah kognitif C6 yaitu menciptakan, siswa dituntut mampu mencipatakan alat
peraga penerapan konsep Termodinamika setelah mendapatkan teori dari materi
tersebut.

Judul : Pengembangan Alat Peraga Fisika Sederhana berupa Termoskop untuk


Pembelajaran Materi Termodinamika.
Tujuan : Mengetahui Pemahaman Konsep Termodinamika pada Siswa Melalui
Projek Alat Peraga Sederhana

Alat dan Bahan


1) Dua buah bohlam yang sudah dibersihkan fitingnya
2) Papan
3) Alkohol
4) Pewarna Merah
5) Selang Bening
6) Piloks
7) Bohlam utuh
8) Pitiling
9) Isolasi Hitam
10) Lilin Mainan
11) Paku
12) Palu
13) Paku Klem
14) Kabel
15) Kardus
16) Bor

47

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Langkah Kerja
1) Menyiapkan seluruh alat dan bahan
2) Merangkai papan ukuran 22x16 cm dan papan ukuran 22x8 cm diatas dan
dibawah
3) Paku bagian atas dan bawah papan
4) Setelah dipaku, bor bagian atas, bagian sisi kanan dan kiri papan
5) Setelah itu bohlam yang telah dibersihkan fitingnya dipiloks dengan warna
hitam
6) Memasang selang dipapan yang sudah dibor dengan membentuk huruf U,
lalu keratkan dengan paku klem
7) Mengisi selang dengan alkohol yang sudah diberi pewarna merah
8) Memasang kedua bohlam lampu diatas selang tersebut
9) Memastikan lubang tertutup rapat dengan menggunakan plastisin atau
isolasi
10) Memasang lampu dengan piting lalu kaitkan dengan kabel
11) Memasang lampu dipermukaan dalam kardus beserta kabel seperti
digantung
12) Membungkus kardus agar terlihat lebih menarik
13) Setelah itu, cara kerja alat ini ialah dengan menghidupkan lampu
14) Selang beberapa menit kemudian, alkohol pada selang U dibawah bohlam
hitam terdorong kebawah dan alkohol dibawah bohlam bening naik keatas
15) Itu berarti alat dapat bekerja dan digunakan.

48

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

D. Rubrik Penilaian Hasil Belajar Siswa

Lembar Penilaian Siswa

Nama Siswa :
NIS :
Materi Pembelajaran :

Pedoman Penilaian
No. Aspek Penilaian Skor Skor Keterangan
Maks. Perolehan
1 2 3 4 5
I Perencanaan
1.1.Persiapan alat dan 2
bahan
1.2.Analisis model 3
susunan
Sub Total 5
II Model Susunan
2.1.Penyiapan model 3
susunan
2.2.Penentuan data 2
instruksi pada model
Sub Total 5
III Proses (Sistematika dan
Cara Kerja)
3.1. Prosedur pengambilan 10
data
3.2. Cara mengukur 8
variable belas
3.3. Cara menyusun tebel 10

49

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

pengamatan
3.4. Cara melakukan 7
perhitungan data
Sub Total 35
IV Kualitas Produk Kerja
4.1. Hasil perhitungan 5
data
4.2. Hasil grafik dari data 10
perhitungan
4.3. Hasil analisis 10
4.4. Hasil menyimpulkan 10
Sub Total 35
V Sikap / Etos Kerja
5.1. Tanggungjawab 3
5.2. Ketelitian 2
5.3. Inisiatif 3
5.4. Kemandirian 2
Sub Total 10
VI Laporan
6.1. Sistematika 6
penyusunan laporan
6.2. Kelengkapan bukti 4
fisik
Sub Total 10
Total 100

50

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

Kriteria Penilaian
No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor
1 2 3 4
I Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan Alat dan bahan 2
bahan disiapkan sesuai
kebutuhan
1.2.Analisis model susunan Merencanakan 3
menyusun model
II Model Susunan
2.3. Penyiapan model Model dipersiapkan 3
susunan sesuai kebutuhan
2.4. Penentuan data Model disusun 2
instruksi pada model dilengkapi dengan
instruksi penyusunan
III Proses (Sistematika dan
Cara Kerja)
3.1. Prosedur pengambilan Mengukur temperatur 10
data Melengkapi data
3.2. Cara mengukur pengamatan dan 8
variabel bebas pengukuran dalam tabel
3.3. Cara menyusun tabel Langkah menghitung 10
pengamatan perubahan tekanan
3.4. Cara melakukan terhadap suhu 7
perhitungan data
IV Kualitas Produk Kerja
4.1. Hasil perhitungan data Perhitungan dilakukan 5
dengan cepat sesuai
prosedur

4.2. Hasil grafik dari data Pemuatan skala dalam 5

51

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

perhitungan grafik dilakukan dengan


benar

4.3. Hasil analisis


Analisis perhitungan 10
langsung dengan
metode grafik saling
mendukung

4.4. Hasil menyimpulkan


Kesimpulan sesuai 10
dengan konsep teori

4.5. Ketepatan waktu


Pekerjaan diselesaikan 5
tepat waktu

V Sikap / Etos Kerja


5.1. Tanggungjawab Membereskan kembali 3
alat dan bahan setelah
digunakan
5.2. Ketelitian Tidak banyak 2
melakukan kesalahan
5.3. Inisiatif Memiliki inisiatif 3
bekerja yang baik
5.4. Kemandirian Bekerja tidak banyak 2
diperintah
VI Laporan
6.1. Sistematika penyusunan Laporan disusun sesuai 6
laporan dengan sistematika
yang telah ditentukan
6.2. Kelengkapan bukti fisik Melampirkan bukti fisik 4

52

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

BAB IV PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak mengikuti tes praktik untuk
menguji kompetensi yang anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi
syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk
melanjutkan ke modul berikutnya, dengan topik yang sesuai dengan peta
kedudukan konsep.
Jika anda sudah merasa memahami modul, mintalah guru anda untuk
melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaian yang dilakukan oleh pihak
asosiasi profesi yang kompeten apabila anda telah menyelesaikan suatu
kompetensi tertentu. Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi yang
disediakan dalam modul ini, maka hasil yang berupa nilai dari guru atau berupa
portofolio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi oleh pihak asosiasi profesi.

53

Modul Termodinamika
NADYA & KHOIRIS
UPGRIS

DAFTAR PUSTAKA

Djatmoko, Rudy. 2012. Modul Fisika. Jakarta : SMK Islam PB Soediman.


Purwanto, Budi. 2012. Fisika.Solo : PT. Tga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sarwono, dkk. 2009. Fisika 2 : Mudah dan Sederhana untuk SMA/MA kelas XI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Handayani, Sri dkk. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
Nurachmandan, Setya. 2009. FISIKA 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Young, Hugh D. dkk. 2002. Fisika Universitas. `Jakarta : Erlangga.
Francis Weston Sears,1953. An Introduction To Thermodynamics The Kinetik
Theory Of Gases, and Statistical Mechanics, Addison Wesley Pu.Co Inc.
Darmawan,B.1990. Termodinamika. Bandung: Jurusan Fisika FMIPA - ITB
rd
Halliday & Resnick,1978. Physics 3 edition,John Willey Sons Inc.

Retno Hasanah Hw.,2001. Thermofisika. Surabaya: UNESA-University Press.


rd
Weber-White-Meannings, 1969. College Physics 3 . Mc.Grawhill Kogakusha

Zemansky, MW and Dittman, RH, 1981. Heat And Thermodynamics. Tokyo:


Mc-Graw Hill International Bosh Co.
Zitzewitz, P. Weding, K, 1995. Reteaching Merril Physics Principles and
Problems. New York: Glencoe Macmilan/Mc. Graw Hill.

54

Modul Termodinamika

Anda mungkin juga menyukai