Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENGOLAHAN DATA

Dosen Pengampu :

Prof.Dr. Nurdin Bukit, M.Si

Dr. Yuni Warty,M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 01
• Amin Jaya Parulian Saragih ( 4202540001 )
• Daud Yonathan Panggabean ( 4203540004 )
• Muammar Khanafi ( 4203240022 )

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FMIPA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENGANTAR ........................................................................................................................... 3
BAB 2 RINGKASAN ARTIKEL......................................................................................................... 4
BAB 3 KEUNGGULAN PENELITIAN ............................................................................................. 8
BAB 4 KELEMAHAN PENELITIAN ................................................................................................ 9
BAB 5 IMPLIKASI............................................................................................................................. 10
BAB 6 PENUTUP ............................................................................................................................... 11
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 11
Saran ................................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN

Tidak ada besaaran fisika yang dapat diukur dengan kepastian yang sempurna, selalu
ada kesalahan dalam pengukuran apapun. Ini berarti bahwa jika kita mengukur suatu
besaran dan, kemudian mengulangi pengukuran, terkadang akan mendapatkan nilai
ukur yang berbeda untuk kedua kalinya. Bagaimana, dapatkah kita mengetahui nilai
"benar" dari besaran fisika yang kita ukur? Jawaban singkatnya adalah kita tidak bisa.
Namun, karena kami lebih berhati-hati dalam pengukuran dan menerapkan
eksperimental dengan metode yang baik,, ini dapat mengurangi kesalahan, dengan
demikian, kita dapat meyakini yang bahwa pengukuran mendekati nilai sebenarnya.
Dalam melakukan suatu pengukuran, untuk memastikan hasil ukuran yang didapatkan
baik atau tidak digunakan istilah akurasi dan presisi. Kesalahan eksperimen
(experimental error) adalah perbedaan antara nilai pengukuran dan nilai sebenarnya
atau antara dua nilai yang diukur
Akurasi adalah seberapa dekat nilai yang diukur dengan nilai sebenarnya. Karena nilai
sebenarnya untuk besaran fisika mungkin tidak diketahui, terkadang tidak mungkin
untuk menentukan keakuratan pengukuran. Nilai sebenarnya dari suatu pengukuran
tidak pernah dapat ditentukan, sehingga akurasi selalu tidak diketahui.

Presisi adalah seberapa dekat pengukuran dua atau lebih dengan yang lain. Presisi
kadang-kadang disebut sebagai "pengulangan" atau "keterulangan". Suatu pengukuran
yang sangat berulang cenderung memberikan nilai yang sangat dekat satu sama lain.
Presisi adalah tingkat konsistensi dari pengamatan yang ditentukan dari besarnya
perbedaan dalam nilai data yang dihasilkan.
Kebanyakan besaran fisis tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dihitung
berdasarkan besaranbesaran lain yang dapat diukur secara langsung atau dengan kata
lain menggunakan persamaan matematik. Misal: Volume = panjang × lebar × tinggi

V = f( p, l, t )→V= p × l × t
Dengan p ± Δp, l ± Δl, t ± Δt
BAB 2
RINGKASAN ARTIKEL
Jurnal 1
Judul : PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE

BANDUL FISIS
Nama Penulis : Stepanus Sahala S.
Volume :4
Nomor :2
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Tahun : January 2013
Link Jurnal : https://docobook.com/36-penentuan-momen-inersia-benda
tegar17ad7bc8257410532c95715cb0f89cdc99541.html
Ringkasan :
Bahan Pengolahan data
Masalah dasar dari penelitian ini adalah metode yang sederhana, tetapi cukup baik untuk
mengukur besar momen kelembaman suatu benda. Jika kelembaman translasi (m) diukur
dengan membandingkan massa benda dengan massa standar (mengunakan neraca atau
timbangan dua lengan), momen, kelembaman (I) diukur dengan mengayunkan benda
terhadap suatu titik tumpu. Pada prinsipnya, mengayunkan sama dengan merotasikan,
walaupun tidak satu putaran penuh. Dengan prinsip ayunan, rumus momen kelembaman
dapat diturunkan melalui persamaan gerak yang sederhana. Akan tetapi, keadaan yang
sebenarnya dari ayunan tidaklah sederhana rumus persamaan gerak yang dipakai dalam
penelitian ini. Ada dua faktor yang diabaikan dalam penelitian ini, walaupun pengaruh kedua
faktor ini menyebabkan ralat total yang nampak dalam grafik-grafik dan analisisnya. Agar
diperoleh ralat yang kecil, maka percobaan dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
memadai (Sutrisno, 1997: 98).
Momen kelembaman (I) merupakan sifat fisis dari suatu benda yang salah satu gerak
melingkar (rotasi). Seperti halnya dengan massa (m) sifat lembam dari benda terhadap gerak
translasinya, momen kelembaman juga merupakan sifat lembam benda terhadap gerak
rotasinya. Setiap benda tegar yang masing-masing titik partikelnya bergerak melingkari suatu
acuan tertentu yang berada di luar benda selalu dapat dicirikan dengan momen
kelembamanya (Giancoli, 2001: 136).
Konsekuensinya, simpangan benda harus sekecil mungkin. Salah satu sistem fisis yang
bergerak mengikuti gerak harmonik sederhana adalah bandul fisis (Physical Pendulum), yaitu
benda tegar yang digantungType equation here.kan sehingga dapat berayun dalam bidang
vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut (Surya, 2012). Bandul dengan massa m
diayunkan dengan sumbu putar melalui O jarak pusat berat bandul adalah h. Momen inersia
2
terhadap sumbu rotasi yang melalui pusat massa adalah : I₀ = m𝑘 + mℎ2
𝑜
Momen gaya pada bandul sewaktu sudut simpangan dari bandul sebesar ∅ adalah ≈
mgh sin ∅, untuk sudut ∅ yang kecil sin ∅ ≈ ∅ (Soetarman, 1978), maka: 𝜏 =
−𝑚𝑔∅
Dengan menyatakan antara persamaan di atas akan diperoleh :
𝑑2 ∅
−𝑚𝑔∅ = 𝐼
𝑑𝑡 2

(jika faktor redaman = 0)


Biasanya dalam percobaan faktor redaman tidak dapat dibuang sama sekali, faktor
redaman akan memperlambat ayunan benda, sedemikian sehingga persamaan gerak
menjadi:
𝑑2 ∅ 𝑑2 ∅
−𝑏 + (−𝑚𝑔∅) = 𝐼
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2
atau,
𝑑2∅ 𝑑∅
𝐼 + 𝑏 − 𝑚𝑔∅ = 0 ……………..(1)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2

Penyelesaian dari Persamaan (1) tersebut adalah :


∅ = 𝐴𝑒 −𝐵𝑡 cos 𝜔𝑡 …………………… .(2)
Persamaan (2) ini dideferensialkan sekali dan dua kali terhadap t diperoleh:
𝑑∅
= − BA 𝑒 −𝐵𝑡 cos 𝜔𝑡- (-𝜔𝐴) 𝑒 −𝐵𝑡 sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡

𝑑2∅
Dan, = 𝐵2 𝐴𝑒 −𝐵𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 + 2𝐵𝜔𝐴𝑒 −𝐵𝑡 sin 𝜔𝑡 − 𝜔2 𝐴𝑒 −𝐵𝑡 cos 𝜔𝑡
𝑑𝑡 2

sehingga Persamaan (1) menjadi:[𝐼(𝐵 2 − 𝜔2 ) − 𝐵𝑏 + 𝑘]𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡+[2𝐼𝐵𝜔 + 𝑏𝜔] sin𝜔𝑡 = 0


………………..(3)
Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai momen inersia benda tegar dengan
metode bandul fisis. Diharapkan hasilnya dapat memberikan andil dalam
pengembangan peralatan laboratorium fisika.
Percobaan Keselarasan antara metode analisa percobaan dan teori terletak pada
kepatuhan dalam menentukan sudut awal simpang bandul (∅), dan pengabaian faktor
redaman (Sarojo, 1978).
Kepatuhan ini akan menyebabkan timbulnya ralat pada hasil percobaan terhadap teori.
Akan tetapi ralat yang dihasilkan oleh adanya kepatuhan ini sangat kecil sehingga bisa
diabaikan. Dalam percobaan ayunan bandul fisis simpangan berkisar pada harga 20
Hal ini akan menyumbangkan ralat terhadap teori sebesar:
2
× 2𝜋 − 𝑠𝑖𝑛2
360 × 100% = 0,02%
sin 2
Sumbangan ralat 0,02% sangat kecil sehingga dalam perhitungan diabaikan.
Faktor kedua adalah terletak pada kepatuhan menentukan faktor redaman. Besar ralat akibat
pengaruh faktor redaman terhadap nilai momen kelembaman secara teoritis dapat
diperkirakan sebagai berikut ini. Pada percobaan, periode ayunan berkisar pada nilai satu
detik. Dalam 10 kali ayunan, simpangan berkurang sekitar 10%, sehingga harga b dapat
diperkirakan sebagai berikut:
𝑒(𝑙 = 10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
= 0,9
𝑒(𝑙 = 10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
Atau,
105

0,9 = 𝑒 21

dalam perhitungan didapatkan:


b = 0,02 l
faktor redaman b = 0,02 l menyumbangkan ralat pada pengukuran periode ayunan T
sebesar ∆T. ∆T dapat dicari dengan cara sebagai berikut ini. Didenifisikan periode
ayunan secara teoritis sebagai Tt dan periode ayunan terukur dalam percobaan sebagai
Tp yang masing-masing dirumuskan:
−1/2
𝑚𝑔ℎ 𝑏 2
Tt = 2𝜋 ( −( ) )
𝑙 2𝑙

𝑙 1/2
Tt = 2𝜋 ( )
𝑚𝑔ℎ

Dalam perhitungan selanjutnya diperoleh:


1 1 𝑏2
- =
𝑇𝑝 𝑇𝑡 16𝜋2 𝑙 2

𝑇 2 𝑡−𝑇 2 𝑝 𝑏2
=
𝑇𝑝2 𝑇𝑡 2 16𝜋2 𝑙2

dengan menuliskan 𝑇 2𝑡 - T𝑝2 = ∆(𝑇)2 𝐷𝑎𝑛 𝑇 2𝑡 - T𝑝2 ≈ 𝑇 4 dari perambatan ralat, rumus
di atas dapat ditulis sebagai:

2𝑇∆𝑇 𝑏2
=
𝑇4 16𝜋 2 𝑙2
Atau,
𝑏2
∆𝑇 = 2 2
𝑇3
16𝜋 𝑙
Dari percobaan yang telah dilakukan, besar T berkisar pada satu detik. Ralat teoritis bagi T =
∆𝑇
1 detik dengan b = 0,02 adalah: × 100% = 0,0001%
𝑇
Sumbangan ralat 0,0001% kecil sehingga dalam perhitungan dapat diabaikan (Soejoto,
1993). Jadi penganggapan bahwa b = 0 untuk getaran teredam dalam percobaan yang
dilakukan sangatlah bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam percobaan ini,
besaran fisis yang diukur adalah waktu getar bandul fisis (T) sebagai fungsi jarak titik tumpu
ayunan dari titik acuan yang telah ditentukan secara sembarang yaitu x.
BAB 3
KEUNGGULAN PENELITIAN

Pengukuran adalah proses untuk memperoleh informasi suatu besaran fisis tertentu,
misalnya seperti tekanan (p), suhu (T), tegangan (V), arus listrik (I), dan lain sebagainya.
Informasi yang diperoleh dapat berupa nilai dalam bentuk angka (kuantitatif) maupun berupa
pernyataan yang merupakan sebuah kesimpulan (kualitatif). Untuk memperoleh informasi
tersebut, maka kita memerlukan alat ukur, misalnya untuk mengetahui tegangan V, arus I,
hambatan R kita dapat menggunakan alat multimeter.
Pada Jurnal ini disimpulkan bahwa Alat ini dapat bekerja berdasarkan rancangan
percobaan yang direncanakan dan dalam menentukan momen kelembaman (I) dapat
dilakukan dengan dua metode Dari grafik h𝑇 2 vs ℎ2 .
Metode I dapat ditentukan momen kelembaman dari gradien garis yang dibuat dan
diperoleh nilai momen kelembaman untuk metode I sebesar:
−4 2 −4 2 −4 2
6,00±0,20(10 𝑚 .0,30 (10 𝑚 . 𝑘𝑔) 𝑑𝑎𝑛 16,40 ± 0,80 (10 . 𝑚 . 𝑘𝑔).
BAB 4
KELEMAHAN PENELITIAN

Pada penelitian tersebut, jika dilihat dalam perancangan uji cobanya, kurang
menjelaskan alur dari setiap uji coba , dan tidak menyertakan setiap dokumentasi
(gambar) pada sampel uji coba yang dilakukan , sehingga untuk memahami penelitian
ini harus lebih profesional dan sudah mengerti , serta sudah banyak mengetahui dasar
rumus maupun teori-teorinya.
BAB 5
IMPLIKASI

Dari Penelitian ini Tidak ada besaaran fisika yang dapat diukur dengan
kepastian yang sempurna, selalu ada kesalahan dalam pengukuran apapun. Ini berarti
bahwa jika kita mengukur suatu besaran dan, kemudian mengulangi pengukuran,
terkadang akan mendapatkan nilai ukur yang berbeda untuk kedua kalinya.
BAB 6
PENUTUP
Kesimpulan
Pada Penelitian ini menerapkan rumus rumus yang tidak mudah dimengerti,dimana para
pembaca harus lebih konset untuk membacanya dan dari uji riset yang dilakukan sudah bisa
diimplementasikan
Saran
Dilihat dari data dan teknik serta metode yang dilakukan dalam penelitian ini, ada
baiknya jika pembaca kedepannya sudah lebih mengerti dasar rumus/teori yang dingunakan
dan bisa mencari referensi lain yang menuntun untuk memahami penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadi,Mukhlis, 2015. MEMPRODUKSI BAHAN SEMIKONDUKTOR DI DALAM


TERAS REAKTOR NUKLIR. Jurnal Kilat, Volume 4.
Fiqry, Rizalul,dkk, 2017. STRUKTUR KRISTAL DAN KOMPOSISI KIMIA
SEMIKONDUKTOR CD(SE0,6TE0,4) HASIL PREPARASI DENGAN METODE
BRIDGMAN. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, Volume 2, pp. 75-82.

Anda mungkin juga menyukai