MENENTUKAN PARAMETER
PENENTU LOMPATAN TERTINGGI
Disusun oleh:
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ 4
TUJUAN PERCOBAAN ......................................................................................................... 5
TEORI DASAR ........................................................................................................................ 5
2.1 Metode Kinematika Gerak .......................................................................................... 5
2.2 Metode Hukum Kekekalan Energi .............................................................................. 7
2.3 Metode Impuls-Momentum......................................................................................... 9
2.4 Metode Teorema Usaha-Energi ................................................................................ 10
METODE PERCOBAAN ..................................................................................................... 10
3.1. Desain dan Bahan ...................................................................................................... 10
3.2. Prosedur Percobaan dan Cara Kerja Alat .................................................................. 11
PERHITUNGAN BERDASARKAN METODE DAN DESAIN ....................................... 13
4.1 Ketinggian Minimum, Ketinggian Maksimum, dan Waktu Lompatan .................... 13
4.2 Kecepatan Take Off ................................................................................................. 13
4.3 Perubahan Momentum saat Take Off ........................................................................ 14
4.4 Energi Kinetik saat Take Off ..................................................................................... 14
PENGOLAHAN DATA......................................................................................................... 15
5.1 Lompatan Countermovement Jump .......................................................................... 15
5.2 Lompatan Squat Jump ............................................................................................... 17
ANALISIS............................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 21
REFERENSI........................................................................................................................... 22
PEMBAGIAN TUGAS .......................................................................................................... 23
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisis lompatan countermovement jump
2. Menganalisis lompatan squat jump
3. Menghitung kecepatan take-off menggunakan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
dan/atau kinematika.
4. Menghitung perubahan momentum menggunakan metode Impuls-Momentum.
5. Menghitung perubahan Energi Potensial dan Energi Kinetik menggunakan Perubahan
Energi
6. Membandingkan 2 variasi lompatan dan menentukan variasi yang menghasilkan
lompatan tertinggi berdasarkan data kelompok beserta analisisnya
2. TEORI DASAR
2.1 Metode Kinematika Gerak
2.1.1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan(GLB) adalah suatu gerak lurus dengan kecepatan konstan.
Gerakan benda dalam GLB memiliki bentuk linear (lurus) dengan kecepatan yang selalu sama
atau tidak mengalami percepatan (pertambahan kecepatan).
Maka, nilai percepatan (a(acceleration)) dari GLB adalah “0”. Jadi, untuk menghitung
nilai kecepatannya dapat diperoleh dari hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh. Berikut
adalah rumus GLB:
𝒔=𝒗×𝒕
𝑠 = scale = Jarak yang ditempuh (𝑘𝑚, 𝑚)
𝑣 = velocity = Kecepatan (𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚, 𝑚/𝑠)
𝑡 = time = Waktu tempuh (𝑗𝑎𝑚, 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛)
5
Saat nilai kecepatan bertambah, maka nilai percepatan menjadi positif / besar /
dipercepat. Jika nilai kecepatan berkurang, maka nilai percepatan akan menjadi negatif dan
dapat pula disebut dengan pengereman / penghentian. Proses pengereman dan percepatan akan
mempengaruhi posisi.
Apabila kecepatan ditambah, maka akan mengalami perubahan jarak/posisi yang
signifikan. Apabila melakukan pengereman, maka penurunan jarak yang dialami akan
signifikan. Pada GLBB ini percepatan mempunyai pengaruh besar, jadi dapat menggunakan
kecepatan/percepatan akhir sehingga untuk menentukan perpindahan. Berikut adalah rumus
GLBB:
Rumus untuk menghitung kecepatan akhir jika yang diketahui waktu :
𝒗𝒕 = 𝒗𝟎 + 𝒂. 𝒕
vt = Kecepatan terakhir (m/s)
v0 = Kecepatan awal (m/s)
𝑎 = Percepatan (m/s2)
t =Selang waktu (s)
6
gerak jatuh dipercepat dan gerak peluru. Karena gaya gravitasi merupakan gaya yang menarik
ke bawah maka nilai gravitasi akan menjadi negatif, sehingga
Secara umum gerak yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi memiliki bentuk:
𝟏
𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒗𝟎 . 𝒕 − 𝒈. 𝒕𝟐
𝟐
7
v = kecepatan benda (m/s)
𝑬𝑷 = 𝒎𝒈𝒉
EP : energi potensial (J atau kg m2/s2)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda dari titik acuan(m)
8
EK2 = energi kinetik pada akhir (J atau kg m2/s2)
EP2 = energi potensial pada akhir (J atau kg m2/s2)
Karena m (massa) merupakan bilangan skalar yang selalu positif, dapat disimpulkan
bahwa p (momentum) akan selalu searah dengan v (kecepatan).
Ketika momentum diturunkan terhadap waktu, maka akan ditemukan hubungannya
dengan hukum Newton kedua. Hukum Newton Kedua jika diekspresikan dalam bentuk
momentum berbunyi “ Laju perubahan momentum suatu partikel sama dengan gaya total
bekerja pada partikel dan searah dengan gaya tersebut”.
𝒅𝒑
𝑭 = 𝒅𝒕
2.3.2 Impuls
Impuls adalah ukuran gaya resultan yang bekerja pada selang waktu tertentu, dimana
biasanya besar selang waktu tidak terlalu besar karena itu merupakan durasi kontak antar
benda. Impuls mempunyai besaran skalar dengan arahnya berdasarkan gaya (F). Rumus Impuls
adalah sebagai berikut:
𝑰 = 𝑭𝜟𝒕
I = impuls (kg m/s)
F = gaya yang bekerja (N atau kg m/s2)
𝛥t = perubahan waktu (s)
9
2.3.3 Hubungan Impuls-Momentum
Impuls yang dikenakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dialami benda tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awal.
𝑰 = 𝜟𝒑
3. METODE PERCOBAAN
3.1. Desain dan Bahan
Data yang digunakan untuk penelitian diambil dari rekaman video lompatan yang
10
dilakukan oleh peserta lompat. Pelompat berdiri tegak di depan kamera dengan jarak
sedemikian rupa sehingga seluruh bagian tubuh tetap berada dalam video ketika peserta
melompat. Peserta berdiri di dekat benda yang akan dijadikan acuan skala ketinggian dalam
aplikasi analisis video Tracker.
Pada percobaan kali ini, titik yang dijadikan acuan pengukuran adalah hidung peserta.
Hidung dipilih sebagai titik acuan karena cenderung diam dan mengikuti gerakan tubuh. Selain
itu, hidung dianggap jauh lebih mudah untuk dideteksi tracker.
11
2. Pelompat membengkokkan kaki seperti melakukan gerakan squat atau jongkok.
3. Pelompat melakukan tolakan dengan kaki lalu melompat secara vertikal.
4. Pelompat mendarat dan kembali ke posisi awal.
12
4. PERHITUNGAN BERDASARKAN METODE DAN DESAIN
4.1 Ketinggian Minimum (𝑯𝒎𝒊𝒏 ), Ketinggian Maksimum (𝑯𝒎𝒂𝒌𝒔 ), dan Waktu
Lompatan (𝒕𝒍𝒐𝒎𝒑𝒂𝒕 )
Bagian tubuh yang dijadikan acuan ketinggian adalah bagian hidung. Dengan
menggunakan program analisis video Tracker, akan didapatkan data posisi per frame dari
video. Dari data posisi tersebut akan didapatkan ketinggian minimum (𝑯𝒎𝒊𝒏 ) dan ketinggian
maksimum (𝑯𝒎𝒂𝒌𝒔 ) dari pelompat. Sedangkan untuk mendapatkan data waktu lompatan
(𝒕𝒍𝒐𝒎𝒑𝒂𝒕 ), terlebih dahulu dicari waktu ketika pelompat melakukan take off dan mendarat.
Kedua waktu tersebut didapatkan dengan cara melakukan interpolasi linear dari dua titik yang
paling dekat dengan sumbu-x, kemudian mencari perpotongan antara sumbu-x dengan hasil
interpolasi tersebut. Waktu lompatan (𝒕𝒍𝒐𝒎𝒑𝒂𝒕 ) didapatkan dengan cara mengurangi waktu
mendarat dengan waktu ketika take off.
1
𝑦 = 𝑣𝑡𝑜 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2
Dengan 𝑦 = ketinggian (m), 𝑣𝑡𝑜 = kecepatan take off (m/s), 𝑔 = percepatan gravitasi (9,8
m/s2) dan 𝑡 = waktu (s). Pada titik tertinggi, 𝑦 = 𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝑚𝑖𝑛 dan 𝑡 = 𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡 , kecepatan
take off dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut.
1
(𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 + 2 𝑔𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡 2 )
𝑣𝑡𝑜 =
𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡
Jika menggunakan Hukum Kekekalan Energi maka untuk mencari 𝑣𝑡𝑜 akan dilakukan
pengukuran saat pelompat baru saja melompat dan saat pelompat sudah mencapai ketinggian
maksimum dalam lompatannya, berikut cara mendapatkannya. Diketahui jika 𝒗𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 akan
selalu 0.
𝑬𝑴𝟏 = 𝑬𝑴𝟐
𝑬𝑲𝟏 + 𝑬𝑷𝟏 = 𝑬𝑲𝟐 + 𝑬𝑷𝟐
𝟏 𝟏
𝒎(𝒗𝒕𝒐 )𝟐 + 𝒎𝒈𝑯𝒎𝒊𝒏 = 𝒎(𝒗𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 )𝟐 + 𝒎𝒈𝑯𝒎𝒂𝒙
𝟐 𝟐
13
𝟏
(𝒗 )𝟐 + 𝒈𝑯𝒎𝒊𝒏 = 𝟎 + 𝒈𝑯𝒎𝒂𝒙
𝟐 𝒕𝒐
𝟏
(𝒗 )𝟐 = 𝒈𝑯𝒎𝒂𝒙 − 𝒈𝑯𝒎𝒊𝒏
𝟐 𝒕𝒐
(𝒗𝒕𝒐 )𝟐 = 𝟐 𝒈(𝑯𝒎𝒂𝒙 − 𝑯𝒎𝒊𝒏 )
𝒗𝒕𝒐 = √𝟐𝒈𝒚
dengan 𝑣𝑡𝑜 = kecepatan take off (m/s), 𝑔 = percepatan gravitasi (9,8 m/s2) , dan 𝑦 =
𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝑚𝑖𝑛 .
(m/s), dan 𝑣0 = kecepatan awal (m/s). Dalam gerakan melompat, baik dalam lompatan
countermovement maupun squat jump, pelompat mulai pada keadaan diam (𝑣0 = 0), sehingga
perubahan momentum pada saat take off dapat dicari dengan persamaan berikut.
𝛥𝑝 = 𝑚𝑣𝑡𝑜 − 𝑚𝑣0 = 𝑚𝑣𝑡𝑜
𝑡𝑜
Dengan EK = energi kinetik (J), m = massa (kg), dan v = kecepatan (m/s). Maka
energi kinetik seorang pelompat saat melakukan take off dapat dicari lewat persamaan
1
𝐸𝐾𝑡𝑜 = 𝑚𝑣𝑡𝑜
2
14
5. PENGOLAHAN DATA
Catatan: g (percepatan gravitasi) = 9,8 m/s2
5.1 Lompatan Countermovement Jump
15
Gambar 5.1 3 Grafik Percepatan terhadap Waktu
massa (m) 60 kg
b. Kinematika
1 1
(𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 + 𝑔𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡 2 ) (0,447 + ×9,8×(0,267)2
2 2
𝑣𝑡𝑜 = = = 2,982 m/s
𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡 0,267
16
5.1.4 Momentum (p)
𝛥𝑝 = 𝑚𝑣𝑡𝑜 = 60 × 2,9 = 172 kgm/s
𝑡𝑜
5.1.6 Galat
Berdasarkan tracker, 𝑣𝑡𝑜 = 2,801 m/s
a. Hukum Kekekalan Energi
|2,959−2,801|
Galat = × 100% = 5,34%
2,959
b. Kinematika
|2,982−2,801|
Galat = × 100% = 6,07%
2,982
17
Gambar 5.2 2 Grafik Kecepatan terhadap Waktu
18
5.2.1 Perolehan Data :
Subjek : Tyar
massa (m) 60 kg
5.2.6 Galat
Berdasarkan tracker, 𝑣𝑡𝑜 = 2,649 m/s
a. Hukum Kekekalan Energi
|2,704−2,649|
Galat = × 100% = 2,03%
2,704
19
b. Kinematika
|2,743−2,649|
Galat = × 100% = 3,42%
2,743
6. ANALISIS
Berdasarkan hasil percobaan dengan melakukan 2 variasi lompatan yang
berbeda, lompatan tertinggi terjadi pada percobaan Lompatan Countermovement Jump
(CMJ). Hal ini bisa dilihat dari titik tertinggi pada grafik “Jarak Terhadap Waktu”
masing-masing lompatan. Dengan data tersebut maka diperoleh besar kecepatan take
off dan perubahan energi yang didapat saat melakukan Countermovement Jump (CMJ)
lebih besar jika dibandingkan dengan data yang didapat saat Lompatan Squat Jump (SJ).
Walaupun tenaga yang dikeluarkan untuk kedua lompatan sama, hal ini terjadi
karena beberapa hal seperti peregangan otot kaki pelompat dan elastisitas kaki
pelompat. Dikutip dari percobaan yang dilakukan oleh Linthrone, Lompatan CMJ akan
menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Lompatan SJ. Pada
Lompatan CMJ, kaki pelompat melakukan sesuatu yang disebut sebagai “pre-
stretched”, ini akan menyebabkan otot kaki mendapatkan gaya dan level aktivasi yang
lebih tinggi sebelum pelompat melompat. Hal ini dikarenakan gaya dan level aktivasi
dari Lompatan SJ hanya dari posisi ketika melakukan squat, sedangkan untuk Lompatan
CMJ, gaya dan level aktivasi dimulai dari keadaan berdiri. Maka daripada itu, ketika
pelompat akan lepas landas, terdapat suatu gaya reaksi dari tanah (Ground Reaction
Force) yang akan mendorong pelompat. Pada CMJ gaya tersebut akan lebih besar. Hal
ini dapat dibuktikan dengan perolehan data dari percobaan.
Melalui perbandingan antara kecepatan take off dari tracker dan perhitungan,
ditemukan galat hingga 6,07 %. Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan
terjadinya galat. Keterbatasan alat saat pengambilan video, sehingga ketika dimasukkan
ke perangkat lunak tracker terdapat beberapa frame yang tidak terbaca dengan jelas.
Perangkat lunak Tracker yang digunakan mengukur video percobaan per frame
sehingga tidak ada data yang menunjukkan titik tepat ketika peloncat melompat.
Kemudian juga keterbatasan manusia, seperti ketidaktelitian dalam pengukuran benda
acuan, waktu, dan lain-lain. Selain itu juga faktor percepatan gravitasi yang dipengaruhi
oleh ketinggian tempat melakukan percobaan dan gaya gesek udara.
20
7. KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dan data yang sudah didapat dari
countermovement jump memiliki 𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 ini 0,447 𝑚, 𝐻𝑚𝑖𝑛 dengan 0 𝑚 dan Durasi
lompatan(𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ) dengan 0,267 𝑠
2. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dan data yang sudah didapat dari
squat jump memiliki 𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 ini 0,373 𝑚, 𝐻𝑚𝑖𝑛 dengan 0 𝑚 dan Durasi
lompatan(𝑡𝑙𝑜𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ) dengan 0,233 𝑠
3. Kecepatan take-off (𝑣0 ) yang didapat dari countermovement jump menggunakan
perhitungan Hukum Kekekalan Energi adalah 2,959 𝑚/𝑠 sedangkan 𝑣𝑜 yang didapat
apabila dicari menggunakan perhitungan Kinematika Gerak adalah 2,982 𝑚/𝑠. Ada pula
kecepatan take-off (𝑣𝑜 ) yang didapat dari squat jump menggunakan perhitungan Hukum
Kekekalan Energi adalah 2,704 𝑚/𝑠 sedangkan 𝑣𝑜 yang didapat apabila dicari
menggunakan perhitungan Kinematika Gerak adalah 2,743 𝑚/𝑠.
4. Perubahan Momentum(𝛥𝑝𝑡𝑜 )yang didapat dari countermovement jump
menggunakan perhitungan Momentum adalah 174 𝑘𝑔𝑚/𝑠. Ada pula Perubahan
Momentum(𝛥𝑝𝑡𝑜 ) yang didapat dari squat jump menggunakan perhitungan Momentum
adalah 172 𝑘𝑔𝑚/𝑠.
5. Perubahan Energi Potensial (𝛥𝐸𝑃) yang didapat dari countermovement jump
menggunakan perhitungan Perubahan Energi (𝑊) adalah −262,836 𝐽 sedangkan
Perubahan Energi Kinetik (𝛥𝐸𝐾) yang didapat apabila dicari menggunakan perhitungan
Perubahan Energi (𝑊) adalah −252,3 𝐽. Ada pula Perubahan Energi Potensial (𝛥𝐸𝑃)
yang didapat dari squat jump menggunakan perhitungan Perubahan Energi (𝑊) adalah
−219,324 𝐽 sedangkan Perubahan Energi Kinetik (𝛥𝐸𝐾) yang didapat apabila dicari
menggunakan perhitungan Perubahan Energi (𝑊) adalah −218,7 𝐽
6. Di percobaan ini kami melakukan 2 variasi lompatan yaitu countermovement jump dan
squat jump, kami sudah memperoleh data dan didapatkan bahwa 𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 dari countermovement
jump dan squat jump masing masing adalah 0,447 𝑚 dan 0,373 𝑚. Disini kita bisa lihat bahwa
countermovement jump memiliki ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan squat jump karena
memiliki kekuatan yang lebih pada kaki sebelum mereka melompat.
21
8. REFERENSI
Halliday & Resnick. (2013). Fundamentals of Physics Extended 9th Edition. Amerika Serikat
: Willey.
Gerak Lurus Beraturan (GLB). Diakses pada 26 November 2021, dari
https://www.porosilmu.com/2014/12/gerak-lurus-beraturan-glb.html
Pengertian, Konsep, Komponen, Rumus, Ciri – Ciri dan Jenis GLBB. (2021). Diakses pada 26
November 2021, dari https://iup-ugm.com/gerak-lurus-berubah-beraturan/
Gerak Jatuh Bebas Sama Sekali. Diakses pada 26 November 2021, dari
https://p2k.unkris.ac.id/id1/1-3073-2962/Gerak-Jatuh-Bebas_27927_p2k-unkris.html
Michael A. Gottlieb, and Rudolf Pfeiffer. (2013). Conservation of Energy. Diakses pada 27
November 2021, dari https://www.feynmanlectures.caltech.edu/I_04.html
Sumber Belajar. Energi Mekanik. Diakses pada 27 November 2021, dari
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Energi%20Mekanik-
BPSMG/materi1.html
Arum Sutrisni Putri. (2020). Energi: Pengertian, Jenis, Satuan, Hukum Kekekalan Energi.
Diakses pada 27 November 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/100000969/energi-pengertian-jenis-
satuan-hukum-kekekalan-energi
Laudia Tysara. (2020). Momentum adalah Kuantitas Gerak dan Massa Benda, Ketahui Hukum
Kekekalannya. Diakses pada 28 November 2021, dari
https://hot.liputan6.com/read/4679803/momentum-adalah-kuantitas-gerak-dan-massa-
benda-ketahui-hukum-kekekalannya
Seputar Pengetahuan. Impuls Adalah : Pengertian, Rumus dan Contoh Soal. Diakses pada 28
November 2021, dari https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/impuls-
adalah.html#Impuls_Adalah_Pengertian_Rumus_dan_Contoh_Soal
Linthorne, Nicholas. (2001). Analysis of standing vertical jumps using a force platform.
22
9. PEMBAGIAN TUGAS
23