Anda di halaman 1dari 7

36

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR


DENGAN METODE BANDUL FISIS

Stepanus Sahala S.
Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan

Abstract

The aim of this research is the define rigid inert moment with physical
pendulum method. This method is applied to experiment of simple
oscilation that it can be used as a new method. Data anaisys is done in
two ways, or methods. The result of graphyc analysis in the first way
method is the value of inert moment that is obtained from line gradient
in graph hT2 vs h2 is : 6,00 ± 0,20 (10-4 m2 kg); 8,00 ± 0,50 (10-4 m2
kg); 10,80 ± 0,30 (10-4 m2 kg) and 16,40 ± 0,80 (10-4 m2 kg). The
second way method, the graphic analisys is found the value of inert
moment in the line gradient from this graph hT2 vs x is: 8,10 ± 0,40
(10-4 m2 kg); 10,50 ± 0,40 (10-4 m2 kg); and 16,10 ± 0,60 (10-4 m2
kg). The rigid moment inert with the physical pendulum has result
close to the value of rigid inert moment in the literature. The
instrument that is made designed can be used to conduct the
experiments in physics laboratory.

Keys word: Inert moment, simple oscilation, physical pendulum

Momen kelembaman (I) (mengunakan neraca atau timbangan


merupakan sifat fisis dari suatu benda dua lengan), momen, kelembaman (I)
yang salah satu gerak melingkar diukur dengan mengayunkan benda
(rotasi). Seperti halnya dengan massa terhadap suatu titik tumpu. Pada
(m) sifat lembam dari benda terhadap prinsipnya, mengayunkan sama
gerak translasinya, momen dengan merotasikan, walaupun tidak
kelembaman juga merupakan sifat satu putaran penuh. Dengan prinsip
lembam benda terhadap gerak ayunan, rumus momen kelembaman
rotasinya. Setiap benda tegar yang dapat diturunkan melalui persamaan
masing-masing titik partikelnya gerak yang sederhana. Akan tetapi,
bergerak melingkari suatu acuan keadaan yang sebenarnya dari ayunan
tertentu yang berada di luar benda tidaklah sederhana rumus persamaan
selalu dapat dicirikan dengan momen gerak yang dipakai dalam penelitian
kelembamanya (Giancoli, 2001: 136). ini. Ada dua faktor yang diabaikan
Masalah dasar dari penelitian dalam penelitian ini, walaupun
ini adalah metode yang sederhana, pengaruh kedua faktor ini
tetapi cukup baik untuk mengukur menyebabkan ralat total yang nampak
besar momen kelembaman suatu dalam grafik-grafik dan analisisnya.
benda. Jika kelembaman translasi (m) Agar diperoleh ralat yang kecil, maka
diukur dengan membandingkan percobaan dilakukan dengan
massa benda dengan massa standar
37 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 4. No. 2. Januari 2013: 36-41

menggunakan peralatan yang d 2


memadai (Sutrisno, 1997: 98). –mgh  = I (jika faktor
dt 2
Gesekan antara titik tumpu redaman = 0)
ayun dan benda mengakibatkan Biasanya dalam percobaan
ayunan semakin lama semakin lemah faktor redaman tidak dapat dibuang
(teredam). Sehingga persamaan sama sekali, faktor redaman akan
matematis dari gerak benda memperlambat ayunan benda,
melibatkan fungsi eksponensial. sedemikian sehingga persamaan
Pegaruh gesekan ini dapat diabaikan gerak menjadi:
dengan cara menghaluskan
d 2 d 2
(memperlicin) bagian benda yang -b  (-mgh  )  I
bersentuhan dengan titik tumpu dt dt 2
osilasi (Khanafiyah, 2012). atau,
Penyelesaian matematis dari d  2
d
I b  mgh  0 (1)
persamaan gerak benda dibuat dt dt
sederhana dengan melakukan Penyelesaian dari Persamaan (1)
pendekatan matematis (sin    ) tersebut adalah :
(Resnick, 1078).   A e  Bt cos t (2)
Konsekuensinya, simpangan Persamaan (2) ini dideferensialkan
benda harus sekecil mungkin. Salah sekali dan dua kali terhadap t
satu sistem fisis yang bergerak diperoleh:
mengikuti gerak harmonik sederhana d
adalah bandul fisis (Physical   BA e  Bt coct - (-  A)
dt
Pendulum), yaitu benda tegar yang
digantungkan sehingga dapat berayun e  Bt sin t
dalam bidang vertikal terhadap sumbu dan,
yang melalui benda tersebut (Surya, d 2
2
 B 2 Ae  Bt cos t  2 BAe  Bt sin t 
2012). Bandul dengan massa m dt
diayunkan dengan sumbu putar  2 Ae  Bt cos t
melalui O jarak pusat berat bandul sehingga Persamaan (1) menjadi:
adalah h. Momen inersia terhadap
sumbu rotasi yang melalui pusat
 I ( B 2   2 )  Bb  k  cos
massa adalah: t  2IB  b  sin t  0 (3)
I0 = mk 02 + mh2 Tujuan penelitian ini adalah
menentukan nilai momen inersia
Momen gaya pada bandul
benda tegar dengan metode bandul
sewaktu sudut simpangan dari bandul
fisis. Diharapkan hasilnya dapat
sebesar  adalah  mgh sin  , untuk memberikan andil dalam
sudut  yang kecil sin    pengembangan peralatan labora-
(Soetarman, 1978), maka: torium fisika.
  mg
Dengan menyatakan antara Metode
persamaan di atas akan diperoleh: 1. Peralatan
Alat ukur yang digunakan
untuk menentukan besaran-besaran
fisis dalam percobaan momen
Penentuan Momen Inersia Benda Tegar 38

kelembaman terdiri atas stopwatch Pada percobaan, periode ayunan


(ketelitian: 0,002 sekon). Jangka berkisar pada nilai satu detik.
sorong (ketelitian: 0,05 mm); Dalam 10 kali ayunan, simpangan
mistar (ketelitian: 0,5 mm); neraca berkurang sekitar 10%, sehingga
duduk (ketelitian: 0,05 gram) harga b dapat diperkirakan sebagai
(Armitage, 1982). berikut:
Obyek yang diteliti dalam e(l  10 det ik )
percobaan ini adalah sebuah  0,9
e(l  10 det ik )
bandul fisis (berupa lempengan
Atau,
aluminium yang dilubangi 10b
sebanyak dua puluh lubang). 0,9  e 2l
Kedua ujung lempengan dipatri dalam perhitungan didapatkan:
dengan dua batang kuningan untuk b = 0,02 l
keperluan pemasangan beban faktor redaman b= 0,02 l
bervariasi. menyumbangkan ralat pada
2. Percobaan pengukuran periode ayunan T
Keselarasan antara metode sebesar  T.  T dapat dicari
analisa percobaan dan teori terletak dengan cara sebagai berikut ini.
pada kepatuhan dalam menentukan Didenifisikan periode ayunan
sudut awal simpang bandul (  ), secara teoritis sebagai Tt dan
dan pengabaian faktor redaman periode ayunan terukur dalam
(Sarojo, 1978). Kepatuhan ini akan percobaan sebagai Tp yang masing-
menyebabkan timbulnya ralat pada masing dirumuskan:
hasil percobaan terhadap teori. 1 / 2
 mgh  b 2 
Akan tetapi ralat yang dihasilkan Tt = 2      dan
oleh adanya kepatuhan ini sangat  l  2l  

kecil sehingga bisa diabaikan. 1/ 2
Dalam percobaan ayunan  l 
Tp = 2  
bandul fisis simpangan berkisar  mgh 
pada harga 20. Hal ini akan
menyumbangkan ralat terhadap Dalam perhitungan selanjutnya
teori sebesar: diperoleh:
2
 2  sin 2 1 1
 
b2
360  100%  0,02% Tp Tt 16 2l 2
sin 2
T 2t  T 2 p b2

Sumbangan ralat 0,02% sangat Tp2Tt 2 16 2l 2
kecil sehingga dalam perhitungan
diabaikan. dengan menuliskan Tt2-TP2 =
Faktor kedua adalah  (T)2 dan Tt2TP2  T4 dari
terletak pada kepatuhan perambatan ralat, rumus di atas
menentukan faktor redaman. Besar dapat ditulis sebagai:
ralat akibat pengaruh faktor
2TT b2
redaman terhadap nilai momen 
kelembaman secara teoritis dapat T4 16 2l 2
diperkirakan sebagai berikut ini. atau
39 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 4. No. 2. Januari 2013: 36-41

b2 2. Metode II
T  T3 Dalam metode ini untuk
16 l2 2

Dari percobaan yang telah menentukan momen kelembaman


dilakukan, besar T berkisar pada Io tidak menentukan dimana letak
satu detik. Ralat teoritis bagi T = 1 pusat massa sistem. Bila variabel h
detik dengan b = 0,02 adalah: diganti dengan R-x, maka setelah
T dilakukan penjabaran lebih lanjut
 100%  0,0001% diperoleh persamaan yang
T berbentuk:
Sumbangan ralat 0,0001% sangat
kecil sehingga dalam perhitungan  

4 R  x 


2
dapat diabaikan (Soejoto, 1993). I0
T2     1  
 x
mR 2 1   
Jadi penganggapan bahwa b = 0 g  R 
untuk getaran teredam dalam 
  R 

percobaan yang dilakukan
sangatlah bijaksana dan dapat Dari persamaan T2, kondisi
dipertanggungjawabkan. Dalam minimum dicapai jika:
percobaan ini, besaran fisis yang
d 2T
diukur adalah waktu getar bandul 0
fisis (T) sebagai fungsi jarak titik dT 2
tumpu ayunan dari titik acuan yang Dengan perhitungan massa
telah ditentukan secara sembarang diperoleh:
yaitu x.
Terdapat dua buah metode  I0 
xmin  1  
analisa dalam penentuan harga Io.
 mR2 
Kedua buah metode tersebut adalah
seperti yang diuraikan berikut ini:
1. Metode I xmin tersebut bila dimasukan
Dasar perhitungan dalam d 2T
ke persamaan  0 maka
metode ini adalah dengan dT 2
memperhatikan letak titik pusat diperoleh harga Tmin dalam bentuk:
massa sistem. Data yang diperoleh
dalam percobaan mengukur waktu 8 2 I0
getar T sebagai fungsi jarak titik T 2
MIN  atau ,
tumpu terhadap titik acuan, yaitu x, g m
dibuat grafik T2 vs x. Selanjutnya
Io dapat ditentukan dari grafik hT2 g 2T 4 min
I0  m
vs h2, setelah mengetahui besar 64 4
slope, misal dinotasikan dengan A,
dan titik potong grafik, yang dengan Tmin ditentukan dari
dinotasikan dengan B. grafik T2 vs x, g dihitung dari
4 2 persamaan T2mim, m diukur dengan
A= sebuah neraca. Dan bila harga-
g
harga tersebut dimasukkan ke
4 2 I O persamaan Io maka diperoleh
B=
mg harga momen lembam sistem
Penentuan Momen Inersia Benda Tegar 40

terhadap sumbu yang melalui pusat ralat rambang. Ralat massa m


massa. ditentukan besarnya dengan
mempertimbangkan skala terkecil
Hasil dan Pembahasan dari neraca yang digunakan, dan
1. Menentukan Io Dengan besarnya ± 0,05. Sedangkan ralat g
Metode I yaitu  g dihitung dengan rumus
Momen kelembaman Io perambatan ralat yaitu:
ditentukan dengan persamaan dg 4 2
g 2T 4 min G = A  2 A
I0  m dalam bentuk : dA A
64 4 Dengan  A ditentukan dari grafik
mgB yang dirumuskan dalam bentuk:
I0 =
4 2 A2  A1
Massa bandul m diukur langsung A =
dengan neraca, sedang harga g 2
dapat dihitung dengan A1 dan A2 sebagai gradien
menggunakan persamaan: garis yang dibuat dengan
mempertimbangkan ralat yang
 
 dimiliki oleh garis vertikal pada
4 R 
2
I0  x 
 grafik hT2 Vs h2. Ralat hT2
T2    1   
g  2 x
mR 1   
R  diperoleh dengan menggunakan

  R 
 rumus perambatan ralat seperti
, dimana besar gradien A dilakukan di atas. Dimana dalam
ditentukan dari grafik hT2 vs h2 dan perhitungan ralat tersebut adalah
B ditentukan sebagai titik potong sebesar ± 0,1. Yang terakhir B
pada sumbu hT2. ditentukan dari setengah selisih
Ralat Io yaitu  Io dihitung dari harga mutlak dua titik potong
dengan rumus umum perambatan garis yang memiliki gradien
ralat dalam bentuk : masing-masing A1 dan A2.
Hasil pengukuran dan
 Io = I o I I perhitungan dengan analisa metode
( m ) 2  ( o g ) 2  ( o B) 2
m g B I dinyatakan dalam Tabel 1.
Rumus ini dipakai karena semua
variabel tak bergayut dan semua

Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan dengan Analisa Metode I

No. M (10-3 kg) A (s2/m) G (m/s2) B(10-2 I (104 m2.kg)


m.s2)
1 67,50 ± 0,05 4,00 ± 0,20 9,60 ± 0,40 3,60 ± 0,10 6,00 ± 0,20
2 87,40 ± 0,05 4,00 ± 0,20 9,80 ± 0,50 3,80 ± 0,50 8,00 ± 0,50
3 117,40 ± 0,05 4,00 ± 0,20 9,70 ± 0,20 3,70 ± 0,10 10,80 ± 0,30
4 137,30 ± 0,05 4,00 ± 0,20 9,80 ± 0,40 4,80 ± 0,20 16,40 ± 0,80
41 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 4. No. 2. Januari 2013: 36-41

2. Menentukan Io dengan Pemecahan mencari Tmin dilakukan


Metode II dengan melihat secara langsung
Ralat  Io dengan teori titik terendah yang dihasilkan oleh
perambatan ralat dengan  m dan grafik tersebut. Hasil perhitungan
g telah diperoleh dari dengan metode II yang dinyatakan
perhitungan pada metode I. Sedang dalam Tabel 2.
 T ditentukan dari grafik T2 vs x.

Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Perhitungan dengan Analisa Metode II


No. m(10-3 kg) Tmin (s) Io(10-4 m2 kg)
1 87,40 ± 0,05 0,7670 ± 0,002 8,10 ± 0,40
2 117,40 ± 0,05 0,873 ± 0,01 10,50 ± 0,40
3 137,30 ± 0,05 0,932 ± 0,004 16,10 ± 0,60

Untuk percobaan dengan m = ± 0,40 (10-4 m2.kg), dan 16,10 ± 0,60


(67,50 ± 0,05) 10-3 kg, tidak bisa (10-4 m2.kg).
ditentukan harga Io karena ketidak jelasan
Tmin yang bisa ditentukan dalam grafik Daftar Pustaka
yang dihasilkan dalam percobaan ini. Armitage E., 1982. Practical Physics in SI.
London: Jhon Murray, Publishers
Simpulan dan Saran Ltd 50 Albemarle Street
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I
1. Alat ini dapat bekerja berdasarkan (Edisi ke -5). (Pentrjemah: Yuhilza
rancangan percobaan yang Hanun). Jakarta: Erlangga.
direncanakan. Khanafiyah, S. 2012. http://journal.
2. Dalam menentukan momen unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/articl
kelembaman (I) dapat dilakukan dengan e/ download/1000/918 (23 Oktober
dua metode. 2013).
Resnick, Robert & Halliday, David. 1978.
3. Dari grafik hT2 vs h2 metode I dapat Physics, 3 ed. Canada: John Willey.
ditentukan momen kelembaman dari Sarojo, Ganijati Aby.1978. Mekanika,
gradien garis yang dibuat dan diperoleh Teori dan Soal. Jakarta: Jurusan
nilai momen kelembaman untuk Fisika FIPIA Universitas Indonesia.
metode I sebesar: 6,00 ± 0,20 (10-4 m2. Sutrisno. 1997. Fisika Dasar Seri:
kg), 8,00 ± 0,50 (10-4 m2. kg), 10,80 ± Mekanika. Bandung: Penerbit ITB
0,30 (10-4 m2. kg) dan 16,40 ± 0,80 Surya Yohannes.2012. www, yohannes-
(10-4 m2. kg). surya.com/download/penulis/AsyikF
4. Dari grafik hT2 Vs x metode II dapat isika 08.pdf (diakses tanggal 14
ditentukan momen kelembaman dari november 2013)
gradien garis yang dibuat dan diperoleh Soetarmo. 1985. Fisika. Surakarta: Widya
nilai momen kelembaman untuk metode Duta.
II sebesar: 8,10 ± 0,40 (104 m2.kg), 10,5 Soejoto dan Euis Sustini, 1993. Petunjuk
Praktikum Fisika Dasar. Jakarta:
Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek
Pembinaan TKPT.
Penentuan Momen Inersia Benda Tegar 42

Anda mungkin juga menyukai