Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM METODE GRAVITY

AKUISISI, PROSESSING DAN INTEPRETASI DATA GRAVITY


DI DAERAH TIRIS, PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

Dosen Pengampu : Dr. Sunaryo


Asisten : Rya Yudi Astuti
Nama

: Berlianti Oktaviana Manurung


Nim : 125090702111003

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, atas kasih karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum Metode Gravitasi ini dapat
terselesaikan. Laporan ini berisikan berbagai informasi hasil kegiatan praktikum Metode Gravitasi
yang dilaksanakan di daerah Tiris, Probolinggo, Jawa Timur.
Mengingat ketidaksempurnaan yang masih banyak terdapat dalam laporan ini, maka penulis sangat
terbuka pada kritik yang membangun untuk perbaikan laporan-laporan berikutnya. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang menjadi motivasi terbesar bagi penulis, dan
seluruh teman-teman maupun kakak-kakak tingkat yang sudah membantu dalam penyelesaian
laporan ini baik secara langsung maupun melali dukungan moral.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada para pembaca sehingga dapat berguna untuk menambah
khasanah pengetahuan kita bersama. Terimakasih.

Malang, 10 Juni 2015


Hormat saya
Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
2

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 2
2.1 Metode Gravitasi ............................................................................................................... 2
2.1.1 Koreksi pada Metode Gravitasi ..................................................................................... 4-6
2.1.2 Ambiguitas dalam Interpretasi ....................................................................................... 6-8
2.1.3 Penurunan Persamaan untuk Anomali Bouguer ............................................................ 8-9
BAB III METODOLOGI ....................................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 10
3.2 Peralatan .......................................................................................................................... 10
3.3 Akuisisi Data ................................................................................................................... 11
3.4 Pengolahan Data ............................................................................................................. 11-27
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................... 28
4.1 Hasil Pengolahan Data .................................................................................................... 28-29
4.2 Pembahasan ..................................................................................................................... 29-31
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 32
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 32
5.2 Saran ............................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 33
LAMPIRAN

BAB I
3

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Metode gravitasi atau yang sering juga dikenal sebagai metode gayaberat adalah
salah satu metode geofisika yang sensitif terhadap kontras densitas batuan bawah
permukaan. Kontras densitas batuan dapat terukur dari pendekatan gravitasi yang diukur
relatif terhadap suatu stasiun tertentu yang telah diketahui nilai gravitasinya. Metode
gravitasi sangat baik digunakan dalam eksplorasi mineral logam untuk mencari patahan
dimana mineral logam banyak terendapkan akibat aktivitas hydrothermal. Dalam
eksplorasi minyak dan gas bumi, metode gravitasi banyak juga dimanfaatkan sebagai
survei pendahuluan untuk mencari basement atau batuan dasar. Sedangkan dalam
eksplorasi panasbumi, metode gravitasi juga sering digunakan untuk menentukan zona
reservoir panasbumi maupun menentukan letak batuan intrusi sebagai sumber panas pada
sistem panasbumi non vulkanik.
Mata kuliah Metode Gravitasi adalah mata kuliah baru yang khusus membahas
mengenai metode gravitasi mulai dari akuisisi, pengolahan, sampai pada interpretasi data.
Mata kuliah ini dirangkaikan dengan kegiatan praktikum sebagai sarana untuk
mempraktekkan materi yang telah diperoleh di kelas.

1.2

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan praktikum ini diharapkan praktikan dapat
mengidentifikasi secara lokal kontras densitas batuan penyusun bawah permukaan dari
daerah penelitian, kemudian data hasil metode gaya berat dikorelasi dengan kajian
geologi.

1.3

Manfaat
Setelah melakukan studi metode gaya berat ini diharapkan hasil penelitian bermanfaat
menambah informasi daerah penelitian secara geofisika dan geologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Gravitasi
4

Teori yang melandasi metode gravitasi adalah hukum Newton tentang gravitasi yang
menyatakan bahwa besar gaya gravitasi antar dua massa sebanding dengan perkalian kedua
massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar kedua pusat massa (gambar1). Gaya yang ditimbulkan antara partikel dengan massa m yang berpusat pada titik Q (x,
y, z) dan partikel mo pada titik P(x, y, z) persamaan matematiknya sebagai berikut:

Gambar 2.1 Interaksi antara titik P dan Q


(2.1)
dengan
(2.2)
G adalah konstanta gravitasi universal (6,6732x10 -11 Nm2/kg2), dan r
adalah vektor satuan r,

r^

= r. r^

Jika persamaan (2.1) gaya tarik yang

dialami partikel m maka tanda negative menyatakan gaya tarik tersebut


memiliki arah yang berlawanan dengan vector satuan r . Dari persamaan
(2.1) dapat diketahui besarnya medan gravitasi di m oleh adanya m0 adalah:
(2.3)
Medan gravitasi adalah medan yang bersifat konservatif, maka medan gravitasi bias

r
dinyatakan sebagai gradient dari suatu fungsi potensial skalar ) sebagai berikut:
(2.4)
(2.5)
merupakan potensial gravitasi dari massa m. potensial medan gravitasi dari suatu distribusi
massa yang kontinyu dapat dihitung dengan pengintegralan.

(2.6)

Jika massa yang terdistribusi kontinyu tersebut mempunyai rapat massa

di dalam

volume V, maka potensial di suatu titik P di luar benda tersebut adalah (gambar 2):

(2.7)
Jika P berada di permukaan Bumi, maka percepatan gravitasi pada titik P adalah:

(2.8)
Jika persamaan (2.8) diturunkan ke arah sumbu z (dalam arah vertical),
maka diperoleh persamaan:

(2.9)

Gambar 2.2 Potensial di P oleh benda tiga dimensi


Dari persamaan (2.9) bahwa medan gravitasi g di permukaan Bumi
bervariasi dan harganya tergantung pada distribusi massa di bawah

permukaan

ro

dan jaraknya dari pusat massa Bumi (inti Bumi). Pada

system satuan cgs, satuan medan gravitasi adalah cm sec

-2

atau Gal

(Galileo), untuk satuan lebih kecil yang biasa digunakan dalam metode
gravitasi adalah mgal (1 mgal = 10-3 Gal = 10-5 m/s2).

2.1.1 Koreksi-Koreksi pada Metode Gravity


a. Koreksi Pasangsurut
Koreksi pasang surut dilakukan untuk menghilangkan efek penarikan bumi akibat bendabenda langit. Koreksi nilai pasang surut ini nilainya berubah-berubah karena dipengaruhi
oleh lintang dan waktu.
b. Koreksi Apungan
Nilai pengukuran gayaberat pada suatu titik dan diulang kembali pengukurannya maka
secara teoritis nilainya akan tetap atau konstan. Namun dalam kenyataannya nilainya akan
berubah. Goncangan pada saat transportasi dapat mempengaruhi mekanisme alat, ini disebut
dengan apungan (drift). Koreksi apungan dirumuskan dengan persamaan:

Dimana,

c. Koreksi Lintang
Koreksi lintang dilakukan karena bentuk bumi berdasarkan hasil pengukuran geodetik
mendekati bentuk speroidal yang menggelembung di ekuator dan memipih di kutub.
Koreksi ini didapatkan dengan menggunakan persamaan Geodetic Reference System 1967
(GRS67).
7

dimana,

d. Koreksi Udara Bebas


Pengukuran gayaberat di permukaan datum dan di ketinggian tertentu pasti memiliki

hasil yang berbeda. Titik pengamatan tidak selamanya berada pada permukaan datum
sehingga perlu dilakukan koreksi. Koreksi ini disebut dengan koreksi udara bebas yang
dirumuskan pada persamaan berikut.

dimana,

e. Koreksi Medan
Kondisi topografi di sekitar titik pengamatan tidak selamanya beraturan, hal ini juga
dapat mempengaruhi nilai gayaberat pengamatan. Misalkan terdapat bukit di sekitar
pengukuran, maka bukit ini memiliki medan yang dapat menekan gravitymeter untuk
menaikkan percepatan gayaberat. Dan sebaliknya, adanya lembah akan memberikan efek
penurunan hasil pengukuran gayaberat. Koreksi medan didapatkan dengan melakukan
pengolahan data dengan menggunakan hummer chart.
f. Koreksi Bouguer
Koreksi Bouguer digunakan untuk menghilangkan efek tarikan satu massa yang berada di
antara titik pengamatan dan titik acuan dengan asumsi bahwa lapisan batuan tersebut berupa
slab tak terhingga. Koreksi Bouguer berfungsi untuk mereduksi pengaruh efek
8

tarikan dari suatu massa yang diberikan oleh persamaan: slab tak terhingga. Koreksi

Bouguer berfungsi untuk mereduksi pengaruh efek tarikan dari suatu massa yang diberikan
oleh persamaan:

dimana,

g. Anomali Bouguer
Setelah dilakukan koreksi-koreksi, kemudian ditentukan nilai anomali gayaberat secara
keseluruhan. Anomali ini sering dikenal dengan anomali Bouguer. Nilai anomali Bouguer
dirumuskan pada persamaan berikut.

dimana,

2.1.2 Ambiguitas dalam Interpretasi


Interpretasi anomali gayaberat memberikan hasil yang tidak unik yaitu untuk satu
penampang anomali gayaberat dapat memberikan hasil yang bermacam-macam( sifat
ambiguity). Untuk mengurangi ambiguitas dari hasil interpretasi anomaly gayaberat maka
9

dikembangkan beberapa analisa seperti : penentuan kedalaman benda dengan analisa panjang
gelombang, penurunan kedalaman maksimum, analisa frekuensi, teknik gradient vertical, teknik
gradient horizontal dan lain-lain.
Sifat ambiguitas ini terjadi untuk semua metode medan potensial, yang digunakan pada hampir
semua metode geofisika, termasuk pada metode gravity dimana model yang bermacam-macam
memiliki pola data yang sama. Hal ini terjadi karena sifat integralisasi dari gravitasi itu sendiri,
hal ini dapat dibuktikan bahwa berbagai anomali bisa dihasilkan dari jumlah distribusi densitas
yang tak terhingga.
Sebelum membahas lebih jauh tentang ambiguitas dalam interpretasi, maka terlebih dahulu kita
membahas sedikit tentang bagaimana melakukan interpretasi. Interpretasi bisa dilakukan dengan
dua metode yaitu:
a. Forward Modelling (Interpretasi tidak langsung). Metode ini terlebih dahulu mengasumsikan
atau memperkirakan densitas spesifik bawah permukaan. Metode ini juga menghitung gravity
secara numerik, yang kemudian dibandingkan dengan data sebenarnya yang diperoleh dari
survey gravity, dan menyesuaikan model densiy. Tahap-tahap di atas diulangi sampai didapatkan
model yang sesuai (triel error).
b. Invers Modelling (Interpretasi Langsung). Metode ini mengasumsikan modela umum seperti
bola yang terkubur di bawah permukaan, yang kemudian melakukan analisis anomali untuk
mendapatkan model tertentu.
Anomalai gravity untuk rock body bisa dihitung dengan menjumlahkan kontribusi setiap elemen
dengan menggunakan komputer. Nilai gravitasi yang tergambar merupakan nilai gravitasi akibat
distribusi massa pada suatu area seperti pada gambar di bawah ini:

10

Gambar 2.3 Anomali residu dari bola yang memiliki radius 600 m pada kedalaman
2

km juga dihasilkan oleh tiap body yang ditunjukkan pada gambar


3
Dalam interpretasi kita melakukan penyederhanaan model densitas,
karena kita hanya tertarik pada perubahan nilai g, dengan kata lain kita
hanya

tertarik

pada

perubahan

densitas

(kontras

densitas).

Dengan

penyederhanaan ini juga densitas background bisa dihilangkan, sehingga


Horizontal Slab(Bouguer Slab) tidak memiliki kontribusi pada nilai anomali
gravitasi. Dengan penyederhanaan ini juga bisa dilakukan pergeseran
spheroid untuk membandingkan antara model dan data, seperti pada
gambar di bawah ini:

Gambar 2.4 pergeseran datum (spheroid) yang digunakan untuk


membandingkan antara model dan data.

2.1.3 Penurunan Persamaan Massa untuk Anomali Bouguer

11

Penurunan Persamaan massa untuk anomali Bouguer dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini. Pada peta anomali, garis kontour berpusat pada suatu diapir, sehingga semua
profil yang berad a di tengah memiliki struktur yang setara. Bagian anomali ini dapat
dimodelkan dengan suatu silinder vertikal atau dengan bentuk bola, karena kedua bentuk
ini merupakan bentuk paling sederhana.

Untuk bentuk bola, diasumsikan jari-jari bola R dan densitas kontras r yang memiliki
pusat kedalaman sebesar z yang berda di bawah permukaan. Daya tarik g pada bola adalah
anomali massa yang terkonsentrasi pada pusatnya. Jika kita mengukur posisi horizontal
dari suatu titik di atas titik pusatnya, pada jarak x komponen vertikal g dinyatakan dengan:

12

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Metode Gravitasi ini dilaksanakan beberapa kali pertemuan
menyesuaikann dengan waktu luang asisten dan praktikan, yang dilaksanakan di Universitas
Brawijaya.
3.2 Peralatan
Beberapa peralatan yang digunakan dalam prosess akuisisi data antara lain adalah:

Seperangkat alat gravitimeter


GPS
Peta geologi dan peta topografi
Penunjuk waktu
Alat tulis
Kamera
Pelindung gravitimeter
Alat tulis

Berikut adalah gambar alat gravitimeter yang digunakan beserta bagian-bagiannya.

Gambar 3.1 Gravimeter Lacoste Romberg

3.3 Akuisisi Data

13

Setiap pengukuran selalu dimulai dari base station. Sebelum alat digunakan maka harus
dipastikan bahwa pegas telah terkunci dengan baik. Putar kunci pegas searah jarum jam sampai
tidak dapat diputar lagi. Cari tempat datar sebagai tempat pendataan.
Pasang tripod di tempat yang akan diamati, turunkan alat. Setelah alat diturunkan atur terlebih
dahulu kaki alat dengan memutar- mutar knop, sehingga waterpass pada alat seimbang. Setelah
alat seimbang, maka kunci pegas dibuka. Pastikan suhu alat adalah 53F sehingga alat dapat
digunakan untuk mengukur.
Nulling dial diputar hingga reading line pada alat seimbang (lihat gambar). Baca skala
yang tertulis pada alat. Catat juga posisi lintang, bujur, ele vasi saat pengambilan data
menggunakan GPS. Waktu saat pengamatan juga dicatat. Setelah selesai maka pegas dikunci
kembali.
Lakukan pengambilan data di beberapa tempat yang diinginkan. Setelah pengambilan
data di semua tempat selesai, maka kembali lagi ke base station untuk mengambil data lagi.
Perulangan data di base station bertujuan untuk mengetahui koreksi drift dari alat.

Gambar 3.2 Reading Line pada gravitymeter


3.4 Pengolahan Data
Pengolahan data gravity dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan menggunakan
software yang berbeda-beda, yaitu seperti berikut:
a. Pengolahan menggunakan Ms. Excel
Setelah didapatkan data sekunder yang telah diberikan oleh asisten berikut adalah tahapan
pengolahan data pada Microsoft Excel :
1. Konversi ke mGal. Konversi ke mGal merupakan tahap awal dalam prosedur pengolahan
data. Konversi ke mGal dilakukan karena harga pembacaan skala gravitimeter harus
14

dikonversikan ke nilai satuan percepatan gravitasi dalam satuan mGal. Dengan mengubah
nilai bacaan ke dalam satuan mGal. Konversi ini dilakukan dengan menggunakan table
konversi (Tabel 1) dari alat yang digunakan yakni La-Coste Romberg tipe G-1053.
2. Kemudian dapat dicari nilai koreksi tidal dengan digunakan software Tidelongman
(gambar 3.3). Tahapan untuk mencari nilai koreksi tidal yaitu sebagai berikut:

Buka software Tidelongman, dan masukan nama file lalu tekan enter
Masukan perbedaan waktu GMT, tekan enter
Masukkan koordinat dengan format tertentu, tekan enter
Masukkan tanggal mulai pengambilan data, lalu tekan enter
Masukkan tanggal selesai pengambilan data, lalu tekan enter
Masukkan waktu pengambilan data, tekan enter
Setelah semua data dimasukkan, tutup software Tidelongman dan kemudian
buka file dengan notepad dan cari nilai koreksi tidal berdasarkan data waktu
yang sesuai (Lihat gambar 3.3 dan gambar).
Lakukan untuk semua file dari hasil pengolahan Tidelongman
Data yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam Ms. Excel.

Gambar 3.3 Tampilan software Tidelongman


3. Setelah dilakukan pengambilan data untuk koreksi tidal kemudian dapat dilakukan
penghitungan untuk mencari nilai Tide Correction dengan menambahkan nilai hasil
konversi mGal dengan koreksi tidal (yang telah diketahui oleh software tidelongman).
4. Selanjutnya, hitung nilai koreksi drift dengan permusan:
Time nTime
nilai mGal akh ir nilai mGal awal
Time ak h ir Time0
koreksi drift =
0

15

5. Nilai Drift Correction dapat dihitung dengan mengurangi nilai Tide Correction dengan
koreksi drift.
6. Nilai g dapat dihitung dengan perumusan :
g = Drift correction n Drift correction 0
7. Kemudian nilai g absolute dapat dihitung dengan menambahkan nilai g dengan
978181.097
8. Nilai CC dapat dihitung dengan perumusan:
elevasi

2
1,27 1013 ( elevasi )3
0,00000003282( ( 0,3048 )2 )+
( 0,3048 )3

0,0004462 elevasi
CC=

0,3048

9. Nilai G( ) dapat dihitung dengan perumusan :


(lintang)
sin

( 2lintang)
sin

1+ 0,0053024
G ( ) =978031,8
10. Kemudian nilai koreksi udara bebas (FAC) dapat dihitung dengan mengalikan nilai
elevasi dengan 0,3086.
11. Nilai FAA dapat dihitung dengan perumusan :
FAA = G absolut - G( ) + FAC
12. Kemudian nilai Bouguer correction dapat dihitung dengan :
Bc = 0,04185 x elevasi x 2,67
13. Nilai dari Terrain Correction dapat dihitung dengan perumusan :
52 h2

102 h2

2,67
TC=0,04192
( 105 ) +
4

( )

14. Terakhir, nilai Anomali Bouguer Lengkap (CBA) dapat dihitung dengan rumus :
CBA=FAABouguer Correction+Terrain CorrectionCC
16

b. Prosedur Interpretasi
Setelah dilakukan tahap pengolahan data pada Microsoft Excel kemudian dilakukan
prosedur interpretasi. Paa tahapa ini digunakan software Surfer, Magpick, dan Grav2dc. Berikut
adalah prosedur interpretasi :
1. Buka software Surfer. Kemudian pilih file new worksheet (gambar 3.3)

Gambar 3.4 Tampilan surfer


2. Kemudian pada kolom x, y, z diisikan oleh data yang telah didapatkan pada Microsoft
Excel, yaitu pada kolom x diidikan data longitude, pada kolom y diidikan data latitude,
kemudian pada kolom z diisikan data Anomali Bouguer Lengkap (CBA) seperti pada
gambar 3.5.

Gambar 3.5 Tampilan worksheet


17

3. Setelah dilakukan pengisian data, data tersebut disimpan dengan mengklik file save as.
Akan muncul kotak dialog dan isikan nama file sesuai keinginan kemudian Save (gambar
3.5)

Gambar 3.6 Tahapan Save file worksheet


4. Kemudian klik plot. Lalu pilih grid data . maka akan tampil kotak dialog seperti
gambar 3.7. Pada kotak dialog ini pilih file .bln yang telah tersimpan tadi. Kemudian klik
open.

18

Gambar 3.7 grid data


5. Setelah klik open maka akan tampil seperti gambar 3.8

Gambar 3.8 proses grid data


6. Selanjutnya akan tampil gambar 3.9. hal ini menandakan bahwa data kita telah berhasil di
grid. Data grid ini dapat disimpan dengan cara ctrl+s.

19

Gambar 3.9 gridding report


7. Kemudian data grid yang telah selesai tadi dapat diketahui bagaimana bentuk konturnya
dengan cara meng klik salah satu icon pada toolbar (gambar 3.10). kemudian pilih data
grid yang telah diproses tadi (gambar 3.11)

Gambar 3.10 Toolbar pada surfer

Gambar 3.11 Kotak dialog open data grid


8. Maka akan tampil hasil konturnya seperti gambar 3.12
20

Gambar 3.12 Hasil Kontur Surfer


9. Setelah pembuatan kontur selesai kemudian buka software magpick (gambar 3.13) pilih
file open grid file . Kemudian muncul kotak dialog (gambar 3.13) pilih file grid lalu
open .

Gambar 3.13 Tampilan awal magpick dan kotak dialog open


10. Maka akan muncul seperti pada gambar 3.14

21

Gambar 3.14 Hasil Open Grid


11. Setelah itu pilih operations upward continuation. Maka akan muncul kotak dialog
upward. Pada tahap ini dilakukan untuk memisahkan anomaly regional dan anomaly
residual untuk dilakukan pemodelan nanti. Pada kolom elevasi titik awal adalah 500
namun dapat dilakukan pengubahan nilai elevasi. Hal ini dilakukan apakah ada pengaruh
pada kontur residual yang telah didaptkan setelah dillakukan penyimpanan. Pengubahan
nilai elevasi dapat dihentikan apabila kontur telah terlihat kontan (tidak ada perubahan).
Pada tahap ini dilakukan pengubahan nilai elevasi sampai pada nilai 1000 (gambar 3.15).
kemudian data tersebut disimpan dengan klik ok.

Gambar 3.15 proses upward


12. Setelah itu kembali ke surfer. Kemudian pilih file open. Pilih file grid yang telah
tersimpan di magpick tadi. Maka akan tampil kontur untuk regional (gambar 3.16) dan
kontur untuk residual (gambar 3.17)

22

Gambar 3.16 Regional

Gambar 3.17 Residual


13. Masih di surfer pilih toolbar yang menunjukkan akan membuat kontur kemudian pilih file
grid residual (gambar 3.18)

23

Gambar 3.18 kotak dialog open grid


14. Maka akan tampil kontur residualnya. Setelah itu akan dilakukan tahap slice-ing. Klik
kanan pada gambar kontur kemudian pilih digitize (gambar 3.19). Kemudian plot 2 titik
pada kontur untuk dilakukan slice (gambar 3.20). Akan muncul kotak dialog digitized
coordinates kemudian klik file save as untuk menyimpan file tersebut (gambar 3.21)

Gambar 3.19 digitize

24

Gambar 3.20 pengambilan titik untuk tahap slice

Gambar 3.21 save data digitize


15. Kemudian tahap slice-ing. Pilih grid slice pilih file grid residual open (gambar
3.22). kemudian pilih file digitize yang telah tersimpan tadi klik open (gambar 3.23).

25

Gambar 3.22 tahap slice

Gambar 3.23 pilih file digitize


16. Setelah itu akan muncul kotak dialog (gambar 3.24). pada tahap ini pada kolom output
BLN gantikan namanya menjadi sesuai kita, dan juga pada output data DAT juga
digantikan namanya sesuai yang diinginkan kemudian ok (gambar 3.25).

Gambar 3.24 grid slice

26

Gambar 3.25 grid slice siap untuk di simpan


17. Setelah proses slice-ing selesai kemudian buka software grav2dc (gambar 3.26)

Gambar 3.26 tampilan awal grav2dc


18. Kemudian pilih system options begin a new model. Maka akan tampil kotak dialog
new model parameters. Pada kolom initial body density dimasukkan angka 2.67.
kemudian untuk kolom max. depth diisikan 10. Kemudian ok (gambar 3.27). kemudian
pilih file dengan format DAT untuk file slice data residual tadi (gambar 3.28).

27

Gambar 3.27 tahapan awal grav2dc

Gambar 3.28 open file


19. Setelah open file maka akan tampil seperti pada gambar 3.29. pada tahap ini kolom x
diganti dengan angka 4, Kolom y angka 3, kolom grav data diisikan angka 3, dan
selanjutnya 5 (gambar 3.29)

28

Gambar 3.29 field data entry


20. Maka akan muncul tampilan pemodelan yang akan dilakukan pemodelan (gambar 3.30)

Gambar 3.20 pemodelan grav2dc


29

Gambar 3.21 hasil pemodelan slice A-A

Gambar 3.22 hasil pemodelan slice B-B


30

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data


Pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan di microsoft excel kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan surfer maka didaptatkan hasil kontur yang
menunjukkan nilai anomali bouguer lengkap seperti pada gambar gambar 4.1.

31

Gambar 4.1 Kontur CBA (Complete Bouger Anomaly)

32

Gambar 4.2 Kontur Anomali Regional

Gambar 4.3 Slicing A-B pada kontur anomaly residual


4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh tiga buah peta kontur, yaitu kontur CBA,
kontur anomali regional dan kontur anomali residual. Untuk tahap selanjutnya kita hanya akan
33

berfokus pada kontur anomali residual. Kontur anomali residual dipilih sebagai objek
pengolahan berikutnya adalah karena kontur anomali residual menggambarkan keadaan struktur
yang relatif lebih dangkal, pada pengolahan ini digunakan kedalaman maksimal sebesar 4 km.
Penentuan kedalaman maksimal tersebut tergantung pada target yang diinginkan. Karena dalam
praktikum ini hanya akan dipelajari kontras densitas yang diakibatkan oleh struktur, sehingga
untuk kedalaman 4 km dirasa sudah cukup untuk memberikan gambaran struktur bawah
permukaan.
Untuk dapat membuat model 2D, terlebih dahulu kontur anomali residual di slice dari
titik A-B. Slicing ini bertujuan untuk memperoleh kurva kontur anomali residual pada lintasan
yang di slicing. Kurva tersebut yang nantinya akan ditampilkan pada software Grav2dc

sebagai acuan untuk membuat model 2D di bawah permukaannya pada kedalaman 4 km. adapun
daerah yang di slicing dapat dilihat pada gambar berikut.
Alasan dilakukan slicing pada garis tersebut adalah karena dari kenampakan kontur
secara visual diasumsukan bahwa di bawah permukaan terdapat struktur horst ataupun adanya
34

intrusi batuan beku yang menerobos ke permukaan. Ini ditunjukkan dengan pola nilai mGal yang
dilalui oleh garis A-B, yaitu rendah-tinggi-rendah. Karena tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui struktur berdasarkan data gaya berat, maka dipilihlah lintasan A-B sebagai
representatif dari struktur di bawah permukaan. Berikut adalah bentuk kurva slice A-B yang
telah dimasukkan ke dalam software Grav2dc.

Gambar di atas adalah kurva slice lintasan A-B yang telah siap untuk dimodelkan struktur
bawah permukaannya secara 2D. Namun karena keterbatasan teknis pada software yang
digunakan sehingga pemodelan bawah permukaan dari kurva pada lintasan slicing A-B tidak
dapat dilakukan. Karena ketidakmampuan software yang digunakan untuk menggambarkan
model 2D bawah permukaan, maka interpretasi hanya dapat dilakukan secara kualitatif atau
secara visual dari kontur anomali residual yang diperoleh.
Dari kontur anomali residual yang diperoleh, terlihat adanya perubahan nilai mGal yang
sangat kontras pada bagian utara dan bagian selatan. Ini ditunjukkan oleh adanya kontur yang
rapat pada daerah-daerah tersebut. Kontur yang rapat pada anomali gayaberat mengindikasikan
adanya struktur patahan maupun intrusi batuan, dimana terjadi kontras densitas yang sangat jauh
antara body yang satu dengan yang lainnya sehingga terjadi perubahan nilai mGal yang sangat
kontras dengan jarak yang relatif dekat dan menghasilkan kontur yang rapat. Patahan (horst)
ataupun intrusi yang diinterpretasikan dari hasil interpretasi secara kualitatif tersebut tidaklah
begitu besar, melihat struktur kontur yang terbentuk pada anomali residual.
35

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data gayaberat yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa koreksi yang perlu dilakukan untuk mereduksi noise pada data, yaitu konversi
reading counter (RC) ke mGal, koreksi pasang surut, koreksi apungan, koreksi lintang, koreksi
udara bebas, koreksi medan, koreksi bouguer, dan beberapa tahapan lain untuk memperbaiki
kualitas data yang akan diinterpretasikan, seperti koreksi bidang datar maupun pemisahan
anomali regional dan residual.
Dari hasil interpretasi secara kualitatif, terlihat adanya kontur yang rapat pada bagian
utara dan selatan pada kontur anomali residual. Adanya kerapatan kontur tersebut
mengindikasikan adanya struktur patahan (horst) ataupun intrusi batuan beku yang ditunjukkan
dengan kurva atau nilai mGal pada lintasan slicing A-B yang berpola rendah-tinggi-rendah.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum Metode Gravitasi, dapat disarankan agar dalam
pelaksanaannya lebih dipersiapkan dengan baik mulai dari jadwal pertemuan hingga pada
materi-materi yang menjadi indicator yang harus dikuasai oleh praktikan. Dengan begitu
pelaksanaan praktikum dapat berjalan lebih kondusif.

36

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2004. Instruction Manual Model G & D Gravity Meters: Texas. Lacoste &
Romberg.
Hudha, Lalu. -. Koreksi dan Interpretasi Data Gravity.Lita, Fristy. 2012. Identifikasi Anomali Magnetik di Daerah Prospek Panasbumi Arjuna
Welirang: Depok. Universitas Indonesia
Nurwidyanto, M. Irham, dkk. 2007. Pemodelan Zona Sesar Opak di Daerah Pleret Bantul
Yogyakarta dengan Metode Gravitasi: Semarang. Berkala Fisika UNDIP.
Rakhmanto, Fajar. 2011. Tomografi Geolistrik Daerah Sumber Air Panas Cangar Batu Komplek
Arjuno-Welirang: Malang. Universitas Brawijaya.
Suoth, Verna Albert, Didik R. Santoso, dan Sukir Maryanto. 2013. Pengembangan Array sensor
Suhu dan Sistem Akusisi Data Berbasis Mikrokontroler untuk Pengukuran Suhu Bawah
Permukaan: Manado. Universitas Sam Ratulangi.
Yulia, Tika, Sukir Maryanto dan Siswo Purnomo. 2013. Pendugaan Jenis Batuan di Daerah
Panasbumi Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur Berdasarkan Anomali Gayaberat Malang.
Universitas Brawijaya

37

LAMPIRAN

38

39

Anda mungkin juga menyukai