Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

I’tibar, Syahid, Muttabi’ Sanad ‘Aliy Wa Nazil

Diajukan untuk memenuhi Tugas Kuliah Ulumul Hadis

Dibuat Oleh Kelompok 2 :

Adira Wahyuni (2020.1638)

Fitri Sandria (2020.2674)

Mahlinda Sri Wahyuni (2020.2692)

Dosen Pembimbing :

Linda Suanti, M.A.

Program Studi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir

Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Quran

SUMATERA BARAT

2021 M / 1442 H

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan curahan rahmat
dan nikmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Salawat dan salam tak lupa penulis kirimkan ke ruh baginda Nabi Muhammad
SAW.

Penulis mengucapakan terima kasih kepada Ibuk Linda Suanti, M.A.


selaku dosen Ulumul Hadis di STAIPIQ. Penulis berterima kasih kepada kedua
orang tua serta pihak yang membantu penulis dalam pembuatan makalah ini,
karena penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah initidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan baik materi ataupun cara penulisannya. Oleh
karena itu, penulis dengan rendah hati menerima kritik dan saran.

Padang, 12 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
A. Definisi I’tibar, Syahid, dan, Mutabi’, Sanad ‘Aliy Wa Nazil........................2
B. Urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Mutabi’,Sanad ‘Ali Wa Nazil.......4
C. Contoh...........................................................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................7
Kesimpulan...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu musthalah hadis,dikenal sebuh istilah yang bernama i’tibar. I,tibar
ialah suatu cara untuk mencari hadis syahid dan hadis tabi’ dengan jalan
mengobservasi rawi yang sama antara sebuah hadis dengan hadis lain, atau
mengenai matan hadis yang bersesuaian atau menguatkan terhadap matan hadis
yang lain kemudian disebut dengan hadis syahid ma’nawi (Fathur Rachman
Al-‘Aziz,2015).

Pengulangan makna dalam sebuah ucapan itu untuk memberikan kepahaman


dalam penjelasan ,lebih-lebih dalam perkara agama menurut al-Khaththabi di
dalam kitab fathul baari,pengulangan makna/lafaz adakalanya audiens tidak
paham karena tidak begitu paham,maka diulangi ucapan atau penjelasan hingga
berulang kali (Dahleni Lubis,2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu I’tibar, Syahid, Dan Muttabi Sanad ‘Aliy Wa Nazil?
2. Apakah urgensi dari mempelajari I’tibar, Syahid, Dan Muttabi’ Sanad
‘Aliy Wa Nazil?
3. Apa saja contoh dari istilah diatas?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian I’tibar, Syahid, dan Mutabi’ Sanad ‘Ali
Wa Nazil.
2. Untuk mengetahui urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Muttabi’
Sanad ‘Aliy Wa Nazil.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh istilah diatas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi I’tibar, Syahid, dan, Mutabi’, Sanad ‘Ali Wa Nazil


a.i’tibar

 secara etimolog:i i’tibar merupakan masdar dari kata i’tabara berarti


memerhatikan. Arti dari i’tibar adalah mempelajari beberapa perkara untuk
mengetahui perkara lain yang sejenis dengannya.
 Secara etimologi : i’tibar adalah menelusuri jalur-jalur hadist, yang
diriwayatkan secara sendiri oleh seorang rawi ,untuk mengetahui apakah
ada rawi lain yang mengikutinya dalam meriwayatkan hadits ini atau
tidak.

Sebelum dilakukannya i’tibar terlebih dahulu dilakukan kegiatan takrij hadis1


sebagai langkah awal penelitian untuk hadis yang akan diteliti, maka seluruh
sanad hadis dicatat dan dihimpun untuk kemudian dilakukan kegiatan i’tibar.

b.syahid

 secara etimologi: syahid merupakan isim fa’il dari syahadah berarti


kesaksian,dinamakan demikian sebab ia menjadi saksi bahwa hadits
yang diriwayatkan secara sendiri tersebut mempunyai asal, serta
menguatkannya, seperti seorang saksi yang menguatkan perkataan
pendakwa, serta mengangkatnya.
 Secara terminologi: syahid adalah hadist yang para rawi didalamnya
mengikuti riwayat para rawi hadits yang diriwayatkan secara sendiri,
baik dalam lafal beserta maknanya, atau hanya maknanya saja, dengan
perbedaan pada nama sahabat.

c.mutabi’

1
Penunjukan tempat hadis ke dalam sumber hadis aslinya yang telah diriwayatkan lengkap dengan
sanad-sanadnya, kemudian dijelaskan nilai-nilainya bila diperlukan. Lihat Mahmud at-Thahhan,
metode takhrij dan penelitian sanad hadis, terj. Ridwan nasir ( Jakarta : Bina Ilmu, 1995), 3.

2
 secara etimologi: muttabi’ merupakan isim fa’il dari taba’a
(mengikuti), yang berarti wafaqa (menyepakati)
 secara terminologi: mutabi’ adalah hadits yang para rawi didalamnya
mengikuti riwayat para rawi hadits yang diriwayatkan secara
sendiri,baik dalam lafal beserta maknanya, atau hanya maknanya saja,
dengan kesamaan pada nama sahabat.
 Hadits Mutabi’ juga berarti hadits yang diriwayatkan oleh seseorang
yang sesuai lafadhnya dengan riwayat orang lain.2 Adapun makna
lainnya hadits yang mengikuti periwayatan hadits lain,disebut hadits
muttabi’.3

d. Sanad ’ali wa nazil

 secara etimologi: ‘ali merupakan isim fa’il dari al-‘uluw berarti yang
tinggi dan nazil merupakan isim fa’il dari an-nuzul berarti yang rendah.
 Secara terminologi:
a. sanad al-‘ali adalah hadits yang sanadnya lebih sedikit jumlah rawinya
jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits
dengan jumlah yang lebih banyak.
menurut ‘uruf ulama hadits ‘ali ialah:
‫ما قلت رجال سنده‬
“Sesuatu hadits tak banyak orang menjadi sandnya ”.4
Dengan demikian Isnad ‘ali yaitu yang jumlah perawinya sampai
kepada Rasul SAW. sedikit.5

2
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, h. 225

3
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul hadits, h. 203

4
Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 92

5
Op.cit. M. ‘Ajjad al-Khatib, h. 333

3
b. Sanad an-nazil adalah hadits yang sanadnya lebih banyak jumlah
rawinya jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat
dalam hadits dengan jumlah yang lebih sedikit.

B. Urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Mutabi’,Sanad ‘Ali Wa


Nazil.
Adapun urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Mutabi’ Sanad
‘Ali Wa Nazil diantaranya, yaitu:

1. Untuk melihat keadaan sanad dari ada atau tidaknya pendukung berupa
periwayat yang berstatus muttabi’ atau syahid.
2. Dapat meningkatkan status sebuah hadis, missal dari dhaif menjadi
hadis hasan lighairi.
3. Dapat membantu seseorang untuk mencari makna hadis yang sulit
dimengerti, dengan bantuan riwayat lain yang kemungkinan
diriwayatkan secara bi alma’na maka akan bisa diketahui makna yang
diinginkan.

C. Contoh
a. Syahid
Hadits yang diriwayatkan oleh At-Turmudzy dari Salim ibn
Abdullah ibn Umar dari ayahnya. (Abdullah) bahwasannya Ibn Umar
mendengar Nabi SAW bersabda:

. ‫من أتى الجمعة فليغتسل‬

“barangsiapa pergi ke Jum’at,maka hendaklah dia mandi”.

Hadits ini mempunyai syahid dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri


yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, bahwasannya Rasulullah
SAW bersabda:

‫الغسل يوم الجمعة واجب على محتلم‬

4
“Mandi pada hari Jum’at adalah wajib atas segala yang
bermimpi”. (Fathul Bari II : 11, Shahih Muslim 2 : 580).

b. Mutabi’
Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Zuhair ibn Harab dari
Sufyan dari Abudz Dzinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah dari Nabi
SAW.

‫لوال ان اشق على امتى ألمرتهم بالسواك عند كل صالة‬

“sekiranya tidak aku menyukarkan umatku, tentulah aku


menyuruh mereka bersugi(menggosok gigi) disetiap akan
bersembahyang”.

Hadits ini diikuti dalam meriwayatkannya oleh segolongan perawi


dari Sufyan guru Zuhair. Dan sebahagian perawi meriwayatkannya
dari Abu Salamah dari Abu Hurairah.6

c. ‘Ali Wa Nazil
‫ ومن كان يؤمن باهلل واليوم‬.‫من كان يؤمن باهلل واليوم االخر فليقل خيرا أو ليصمت‬
‫ ومن كان يؤمن باهلل واليوم االخرفليكرم ضيفه‬.‫االخرفليكرم جاره‬.
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri; Siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya;
Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
memuliakan tamunya”.
Hadits di atas diriwayatkan dalam jumlah sanad yang berbeda,
diantaranya:
‘Ali
Hadits Bukhary yang bersanad Qutaibah bin Sa’id, Abul-Akhwash,
Abu Hashim, Abu Shalih dan Abu Hurairah (5 orang ) adalah Hadits
‘Ali, karena sanadnya lebih sedikit.

Nazil
6
Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 95

5
Hadits Muslim yang bersanad: Harmalah bin Yahya, Ibnu Wahb,
Yunus, Ibnu Syihab, Abu Salamah dan Abu Hurairah (6 orang), adalah
Hadits Nazil.
Di samping tentang jumlah sedikit atau banyaknya sanad juga
disyaratkan keduanya bernilai shahih, bukan dha’if atau rawinya
bukan orang yang tertuduh dusta. Sesuatu hadits, walaupun sanadnya
sedikit tetapi dha’if bukan termasuk ‘ali.7

7
Op. cit. Fatchur Rahman, h. 205

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
i’tibar adalah menelusuri jalur-jalur hadist, yang diriwayatkan secara
sendiri oleh seorang rawi ,untuk mengetahui apakah ada rawi lain yang
mengikutinya dalam meriwayatkan hadits ini atau tidak.

syahid adalah hadist yang para rawi didalamnya mengikuti riwayat para
rawi hadits yang diriwayatkan secara sendiri, baik dalam lafal beserta maknanya,
atau hanya maknanya saja, dengan perbedaan pada nama sahabat.

mutabi’ adalah hadits yang para rawi didalamnya mengikuti riwayat para
rawi hadits yang diriwayatkan secara sendiri,baik dalam lafal beserta maknanya,
atau hanya maknanya saja, dengan kesamaan pada nama sahabat.

sanad al-‘ali adalah hadits yang sanadnya lebih sedikit jumlah rawinya jika
dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits dengan jumlah
yang lebih banyak.

Sanad an-nazil adalah hadits yang sanadnya lebih banyak jumlah rawinya
jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits dengan
jumlah yang lebih sedikit.

7
DAFTAR PUSTAKA

al-Khatib, Muhammad ‘Ajjaj, Pokok-Pokok Ilmu Hadits, Gaya Media


Pratama, Jakarta, 2001.

ash-Shiddieqy, Hasbi, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits.

ash-Shiddieqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang,


Jakarta, 1980

Rahman, fatchur, Mushthalahul Hadits, Percetakan Offset.

Anda mungkin juga menyukai