Dosen Pembimbing :
SUMATERA BARAT
2021 M / 1442 H
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan curahan rahmat
dan nikmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Salawat dan salam tak lupa penulis kirimkan ke ruh baginda Nabi Muhammad
SAW.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
A. Definisi I’tibar, Syahid, dan, Mutabi’, Sanad ‘Aliy Wa Nazil........................2
B. Urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Mutabi’,Sanad ‘Ali Wa Nazil.......4
C. Contoh...........................................................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................7
Kesimpulan...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu musthalah hadis,dikenal sebuh istilah yang bernama i’tibar. I,tibar
ialah suatu cara untuk mencari hadis syahid dan hadis tabi’ dengan jalan
mengobservasi rawi yang sama antara sebuah hadis dengan hadis lain, atau
mengenai matan hadis yang bersesuaian atau menguatkan terhadap matan hadis
yang lain kemudian disebut dengan hadis syahid ma’nawi (Fathur Rachman
Al-‘Aziz,2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu I’tibar, Syahid, Dan Muttabi Sanad ‘Aliy Wa Nazil?
2. Apakah urgensi dari mempelajari I’tibar, Syahid, Dan Muttabi’ Sanad
‘Aliy Wa Nazil?
3. Apa saja contoh dari istilah diatas?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian I’tibar, Syahid, dan Mutabi’ Sanad ‘Ali
Wa Nazil.
2. Untuk mengetahui urgensi mempelajari I’tibar, Syahid, dan Muttabi’
Sanad ‘Aliy Wa Nazil.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh istilah diatas
1
BAB II
PEMBAHASAN
b.syahid
c.mutabi’
1
Penunjukan tempat hadis ke dalam sumber hadis aslinya yang telah diriwayatkan lengkap dengan
sanad-sanadnya, kemudian dijelaskan nilai-nilainya bila diperlukan. Lihat Mahmud at-Thahhan,
metode takhrij dan penelitian sanad hadis, terj. Ridwan nasir ( Jakarta : Bina Ilmu, 1995), 3.
2
secara etimologi: muttabi’ merupakan isim fa’il dari taba’a
(mengikuti), yang berarti wafaqa (menyepakati)
secara terminologi: mutabi’ adalah hadits yang para rawi didalamnya
mengikuti riwayat para rawi hadits yang diriwayatkan secara
sendiri,baik dalam lafal beserta maknanya, atau hanya maknanya saja,
dengan kesamaan pada nama sahabat.
Hadits Mutabi’ juga berarti hadits yang diriwayatkan oleh seseorang
yang sesuai lafadhnya dengan riwayat orang lain.2 Adapun makna
lainnya hadits yang mengikuti periwayatan hadits lain,disebut hadits
muttabi’.3
secara etimologi: ‘ali merupakan isim fa’il dari al-‘uluw berarti yang
tinggi dan nazil merupakan isim fa’il dari an-nuzul berarti yang rendah.
Secara terminologi:
a. sanad al-‘ali adalah hadits yang sanadnya lebih sedikit jumlah rawinya
jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits
dengan jumlah yang lebih banyak.
menurut ‘uruf ulama hadits ‘ali ialah:
ما قلت رجال سنده
“Sesuatu hadits tak banyak orang menjadi sandnya ”.4
Dengan demikian Isnad ‘ali yaitu yang jumlah perawinya sampai
kepada Rasul SAW. sedikit.5
2
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, h. 225
3
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul hadits, h. 203
4
Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 92
5
Op.cit. M. ‘Ajjad al-Khatib, h. 333
3
b. Sanad an-nazil adalah hadits yang sanadnya lebih banyak jumlah
rawinya jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat
dalam hadits dengan jumlah yang lebih sedikit.
1. Untuk melihat keadaan sanad dari ada atau tidaknya pendukung berupa
periwayat yang berstatus muttabi’ atau syahid.
2. Dapat meningkatkan status sebuah hadis, missal dari dhaif menjadi
hadis hasan lighairi.
3. Dapat membantu seseorang untuk mencari makna hadis yang sulit
dimengerti, dengan bantuan riwayat lain yang kemungkinan
diriwayatkan secara bi alma’na maka akan bisa diketahui makna yang
diinginkan.
C. Contoh
a. Syahid
Hadits yang diriwayatkan oleh At-Turmudzy dari Salim ibn
Abdullah ibn Umar dari ayahnya. (Abdullah) bahwasannya Ibn Umar
mendengar Nabi SAW bersabda:
4
“Mandi pada hari Jum’at adalah wajib atas segala yang
bermimpi”. (Fathul Bari II : 11, Shahih Muslim 2 : 580).
b. Mutabi’
Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Zuhair ibn Harab dari
Sufyan dari Abudz Dzinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah dari Nabi
SAW.
c. ‘Ali Wa Nazil
ومن كان يؤمن باهلل واليوم.من كان يؤمن باهلل واليوم االخر فليقل خيرا أو ليصمت
ومن كان يؤمن باهلل واليوم االخرفليكرم ضيفه.االخرفليكرم جاره.
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri; Siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya;
Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
memuliakan tamunya”.
Hadits di atas diriwayatkan dalam jumlah sanad yang berbeda,
diantaranya:
‘Ali
Hadits Bukhary yang bersanad Qutaibah bin Sa’id, Abul-Akhwash,
Abu Hashim, Abu Shalih dan Abu Hurairah (5 orang ) adalah Hadits
‘Ali, karena sanadnya lebih sedikit.
Nazil
6
Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 95
5
Hadits Muslim yang bersanad: Harmalah bin Yahya, Ibnu Wahb,
Yunus, Ibnu Syihab, Abu Salamah dan Abu Hurairah (6 orang), adalah
Hadits Nazil.
Di samping tentang jumlah sedikit atau banyaknya sanad juga
disyaratkan keduanya bernilai shahih, bukan dha’if atau rawinya
bukan orang yang tertuduh dusta. Sesuatu hadits, walaupun sanadnya
sedikit tetapi dha’if bukan termasuk ‘ali.7
7
Op. cit. Fatchur Rahman, h. 205
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
i’tibar adalah menelusuri jalur-jalur hadist, yang diriwayatkan secara
sendiri oleh seorang rawi ,untuk mengetahui apakah ada rawi lain yang
mengikutinya dalam meriwayatkan hadits ini atau tidak.
syahid adalah hadist yang para rawi didalamnya mengikuti riwayat para
rawi hadits yang diriwayatkan secara sendiri, baik dalam lafal beserta maknanya,
atau hanya maknanya saja, dengan perbedaan pada nama sahabat.
mutabi’ adalah hadits yang para rawi didalamnya mengikuti riwayat para
rawi hadits yang diriwayatkan secara sendiri,baik dalam lafal beserta maknanya,
atau hanya maknanya saja, dengan kesamaan pada nama sahabat.
sanad al-‘ali adalah hadits yang sanadnya lebih sedikit jumlah rawinya jika
dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits dengan jumlah
yang lebih banyak.
Sanad an-nazil adalah hadits yang sanadnya lebih banyak jumlah rawinya
jika dibandingkan dengan sanad yang lain, yang terdapat dalam hadits dengan
jumlah yang lebih sedikit.
7
DAFTAR PUSTAKA