Anda di halaman 1dari 12

ASAS-ASAS HUKUM

PERKAWINAN

Oleh: DR.Gemala Dewi.SH.,LLM


ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN
Perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian suci
antara seorang pria dengan seorang wanita, yang
mempunyai segi-segi perdata, berlaku beberapa asas:
(1) kesukarelaan,
(2) persetujuan kedua belah pihak,
(3) kebebasan memilih,
(4) kemitraan suami-isteri,
(5) untuk selama-lamanya dan
(6) monogami terbuka (karena darurat).
ASAS-ASAS HUKUM
PERKAWINAN
1. Asas kesukarelaan merupakan asas terpenting
perkawinan Islam. Kesukarelaan itu tidak hanya harus
terdapat antara kedua calon suami isteri, tetapi juga
antara kedua orang tua kedua belah pihak
2. Asas persetujuan kedua belah pihak merupakan
konsekuensi logis dari asas pertama tadi. Ini berarti
bahwa tidak boleh ada paksaan, dan merupakan sudah
ada persetujuan dari calon suami-isteri dalam
melangsungkan perkawinan.
 Perkawinan yang tidak disetujui oleh para pihak dapat
dibatalkan oleh Pengadilan
ASAS-ASAS HUKUM
PERKAWINAN
3. Asas kebebasan memilih pasangan.
 Seseorang berhak untuk memilih atau
menentukan pasangan hidupnya
 HR Ibnu Abbas tentang Jariyah yang
dinikahi dengan laki-laki yang tidak
disenanginya, dan Rasulullah memberikan
pilihan kepadanya untuk melanjutkan
perkawinannya atau membatalkannya
4. Asas kemitraan suami-isteri dengan tugas dan fungsi yang
berbeda karena perbedaan kodrat (sifat asal,
pembawaan). (Q.S. an-Nisa (4) : 43 dan al-Baqarah (2)
ayat 187. Kemitraan ini menyebabkan kedudukan suami-
isteri memiliki tugas dan fungsi yang berbeda untuk
mencapai tujuan perkawinan
 Suami menjadi kepala keluarga,
 istri menjadi kepala dan penanggung jawab pengaturan
rumah tangga.

5. Asas untuk selama-lamanya. Menunjukkan bahwa


perkawinan dilaksanakan untuk melangsungkan keturunan
dan membina cinta serta kasih sayang selama hidup (Q.s.
ar-Rum (30) : 21).
 Perceraian mrpkn perbuatan hal yang dibenci Allah
6.ASAS MONOGAMI TERBUKA
• Berdasarkan (Q.S.an-Nisa’ (4) ayat 3 jo ayat 129). Didalam ayat 3
dinyatakan bahwa seorang pria muslim dibolehkan atau boleh
beristri lebih dari seorang, asal memenuhi beberapa syarat
tertentu.
• Syarat poligami adalah ADIL
• QS An Nisa ayat 3 jo. 129
– “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
– “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-
isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan
perbaikan dan memelihara diri, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Cont’d

 Pembatasan poligami sebanyak-


banyaknya adalah 4 isteri. Didasarkan
pada HR An Nasai, bahwa Rasulullah
menyuruh Gailan bin Salamah al Tasqafi
(seorang musyrik yang baru masuk Islam)
yang beristeri 10 orang untuk menceraikan
isteri-isterinya dan hanya diperkenankan
untuk memiliki isteri 4 orang saja.
Syarat Berpoligami di Indonesia
Berdasarkan :
• PP 9/1975
– Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
– Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
– Isteri tidak dapat melahirkan keturunan
• UU 1/1974 tentang Perkawinan
– Harus ada izin dari Pengadilan
– Bila dikehendaki oleh yang bersangkutan
– Hukum dan agama yang bersangkutan mengizinkannya
– Ada persetujuan dari isteri/isteri-isteri terdahulu
– Ada jaminan suami mampu memenuhi keperluan hidup isteri-
isteri dan anak-anak
– Ada jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri
dan anak-anak mereka
Asas-asas Perkawinan menurut
UU No. 1 Th 1974 (penjelasan butir 4)

a. Tujuan perkawinan membentuk keluarga yang


bahagia dan kekal
b. Perkawinan sah bila dilakukan menurut hukum
masing-masing agama dan kepercayaan,
perkawinan hrs (wajib) dicatat menurut
peraturan perUUan yg berlaku.
c. Monogami, namun bila dikehendaki krn hukum
agama, suami dapat beristri lebih dari seorang.
Asas-asas Perkawinan menurut
UU No. 1 Th 1974 (penjelasan butir 4)

d. Suami isteri harus telah matang jiwa raganya untuk


melangsungkan perkawinan.
e. Mempersukar perceraian.
f. Hak dan kedudukan istri seimbang dgn hak dan
kedudukan suami dlm kehidupan rumah tangga,
dalam pergaulan masyarakat
g. Perkawinan berikut segala sesuatu yg berhubungan
dgn perkawinan yg terjadi sebelum UU ini berlaku
adlh sah
Asas perkawinan dalam KHI
Dalam Bab VII KHI mengenai Perjanjian Perkawinan, Pasal
45 s.d 52. terdapat Asas-asas dlm hk perdata Islam
berlaku bagi mereka yg mengadakan perjanjian
perkawinan.
Asas-asas tersebut antara lain :
a.kebolehan atau mubah,
b.kemaslahatan hidup,
c.kebebasan dan kesukarelaan,
d.menolak mudharat dan mengambil manfaat,
e.kebajikan,
f.kekeluargaan atau kebersamaan yang sederajat.
SELESAI & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai