Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah Satu Persoalan penting yang sering dijadikan tuduhan bahwa islam menganiaya
perempuan dan berpihak pada lelaki secara mutlak ialah masalah poligami, yakni
diizinkannya lelaki mengumpulkan lebih dari satu isteri.
Poligami merupakan salah satu tema penting khusus dari Allah SWT. Sehingga tidak
mengherankan kalau Dia meletakkannya pada wala surat An-Nisa’ dalam kitab-Nya yang
mulia. Poligami terjadi ketika seorang laki-laki yang telah memiliki istri menikah lagi dengan
perempuan lain. Dalam islam, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa seseorang laki-laki
diperbolehkan menikahi beberapa perempuan hingga empat orang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, berikut ini dijabarkan secara rinci beberapa
rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan poligami?
2. Apakah dasar hukum yang menjelaskan tentang poligami dalam pandangan Islam?
3. Bagaimana syarat-syarat poligami dalam perspektif hukum Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian poligami.
2. Mengetahui dasar hukum yang menjelaskan tentang poligami dalam pandangan Islam.
3. Mengetahui syarat-syarat poligami dalam perspektif hukum Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Poligami
Secara etimologis, istilah poligami berasal dari bahasa yunani terdiri dari dua pokok
kata, yaitu Polu dan Gamein. Polu berarti banyak, Gamein berarti kawin. Jadi Poligami
berarti perkawinan yang banyak.
Pengertian etimologis tersebut dapat dijabarkan dan dipahami bahwa poligami
merupakan perkawinan dengan salah satu pihak (suami) mengawini lebih dari seorang isteri
dalam waktu yang bersamaan. Artinya isteri- isteri tersebut masih dalam tanggungan suami
dan tidak diceraikan serta masih sah sebagai isterinya. selain poligami ada juga istilah
poliandri. Poliandri adalah suatu bentuk perkawinan dengan ciri salah satu pihak (isteri)
memiliki lebih dari seorang suami dalam waktu bersamaan. Dibandingkan poliandri,
poligami lebih banyak di praktekkan dalam kehidupan masyarakat.
Adapun dalam istilah kitab-kitab fiqih poligami disebut dengan ta’addud al-zaujat
yang berarti banyak isteri, sedangkan secara istilah diartikan sebagai kebolehan mengawini
perempuan dua, tiga, atau empat, kalau bisa berlaku adil. Jumhur ulama membatasi poligami
hanya empat wanita saja.
Kendatipun banyaknya poligami pada masyarakat kita ini belum pernah diselidiki
secara research apa sebenarnya motif dan sebabnya, namun pada kenyataan nya kebanyakan
poligami dilakukan oleh masyarakat kita tidak sesuai dengan segala ketentuan, sehingga
poligami yang dilakukan itu sangat jauh dari hikmah-hikmah dan rahasianya yang terkandung
didalamnya. Kebolehan untuk melakukan poligami menurut islam dalam banyak kenyataan
sering diterapkan dengan cara membabi buta, maksudnya seperti sekehendak hati saja
layaknya, dengan tanpa memperhatikan dan mengindahkan syaratsyarat yang harus dipenuhi.
Poligami kebanyakan dilakukan mereka dengan cara yang begitu mudah, bahkan pada
kenyataan tertentu poligami dilakukan mereka semata-mata untuk kepentingan pribadi, yakni
untuk memuaskan hawa nafsu (nafsu birahi). Maka tidaklah heran jika saja poligami yang
dilakukan seperti ini akan menimbulkan mala petaka dan bencana yang tragis, yang melanda
dirinya dan masyarakat.

B. Dasar Hukum Poligami


Islam membolehkan poligami dengan jumlah wanita yang terbatas dan tidak
mengharuskan umatnya melaksanakan monogamy mutlak dengan pengertian seorang laki-
laki hanya boleh beristeri seorang wanita dalam keadaan dan situasi apapun, Islam, pada
dasarnya, menganut sistem monogami dengan memberikan kelonggaran dibolehkannya
poligami terbatas, pada prinsipnya, seorang laki-laki hanya memiliki seorang isteri dan
sebaliknya seorang isteri hanya memiliki seorang suami. Sabda Rasullullah SAW yang
artinya:
“Dari ibnu Umar, bahwa Ghailan bin Salamah Ats-Tsaqafi masuk Islam, sedangkan
ia mempunyai sepuluh orang istri pada zaman jahiliyah, lalu mereka juga masuk
Islam bersamanya, kemudian Nabi SAW memerintahkan Ghailan untuk memilih
(mempertahankan) empat diantara mereka”. (HR. Tirmidzi).
Dan juga hadist tentang Qais Ibnu Al-Harits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan
Ibnu Majah yang artinya:
“Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya memiliki delapan
istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan saya, lalu beliau
bersabda: “Pilih empat diantara mereka”. (H.R. Ibnu Majah)
Tetapi, islam tidak menutup diri adanya kecenderungan laki-laki beristeri banyak
sebagaimana yang sudah berjalan dahulu kala, dan islam tidak menutup rapat kemungkinan
adanya laki-laki berpoligami.
Praktek poligami sudah menjadi fakta yang terjadi di masyarakat lama sebelum diutusnya
Nabi Muhammad SAW. Seperti sudah diketahui bahwa Nabi Ibrahim a.s beristerikan Siti
Hajar disamping Siti Sarah dengan alasan karena isteri pertama belum memberikan keturunan
kepada Nabi Ibrahim a.s. Dalil yang dijadikan landasan kebolehan poligami sesuai Firman
Allah pada surat An-Nisa’ ayat 3.

Artinya:
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi: dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil,
Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Ayat ini merupakan kelanjutan tentang memelihara anak yatim, yang kemudian
disebutkan tentang kebolehan beristeri hanya empat isteri saja, karena eratnya hubungan
pemeliharaan anak yatim dan beristeri lebih dari satu sampai empat yang terdapat dalam ayat
ini, maka akan dipaparkan secara singkat asal mula turunnya ayat ini.
Menurut tarsir Aisyah r.a, ayat ini turun karena menjawab pertanyaan Urwah bin
Zubair kepada Aisyah isteri Nabi Saw, tentang ayat ini. Lalu beliau menjawabnya, “Wahai
anak saudara perempuanku, yatim disini maksudnya adalah anak perempuan yatim yang
berada dibawah asuhan walinya mempunyai harta kekayaan bercampur dengan harta
kekayaannya serta kecantikannya membuat pengasuh anak yatim itu senang kepadanya, lalu
ia ingin menjadikannya sebagai isteri, tetapi tidak mau memberikan maskawin dengan adil,
karena itu pengasuh anak yatim yang seperti ini dilarang menikahi mereka, kecuali jika mau
berlaku adil kepada mereka dan memberikan maskawin kepada mereka lebih tinggi dari
biasanya, dan jika tidak dapat berbuat demikian, maka mereka diperintahkan untuk menikahi
perempuan-perempuan lain yang disenangi. Begitu juga dengan Surat An-Nisa’ Ayat 129

Artinya :

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara isteriisteri(mu), walaupun
kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada
yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu
Mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Berlaku adil yang dimaksud adalah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri, seperti,
pakaian, tempat, giliran, dan lain lain yang bersifat lahiriyah, islam memang
memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu.

Dari dua ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang laki-laki muslim boleh
mengawini hanya empat wanita saja. Namun, bila ternyata ia tidak bisa berbuat adil bahkan
berbuat zalim bila mempunyai beberapa orang isteri, hendak nya ia mengawini hanya seorang
isteri saja. Ketidakmungkinan manusia untuk bisa berlaku adil secara materi dan cinta
walaupun ia sangat ingin dan sudah berusaha semaksimal mungkin.

Kalau ayat tersebut seolah-olah bertentangan dalam masalah berlaku adil, pada ayat 3
Surat An-Nisa’, diwajibkan berlaku adil, sedangkan ayat 129 meniadakan berlaku adil. Pada
hakikatnya, kedua ayat tersebut tidaklah bertentangan karena yang dituntut disini adalah adil
dalam masalah lahirian bukan kemampuan manusia, berlaku adil yang ditiadakan dalam ayat
diatas adalah adil dalam masalah cinta dan kasih sayang. Sebab, Allah Swt. sendiri tidak
memberi manusia beban kecuali sebatas kemampuannya, sebagaimana firman-Nya dalam
Q.S Al-Baqarah ayat 286

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan nya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya.
beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka
tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

Ayat terbut jelas bahwa allah swt, tidak membebankan suatu urusan kepada hamba
kecuali urusan itu yang sanggup dipikulnya.

C. Syarat Poligami
Demi terwujudnya tujuan perkawinan yang disyari’atkan oleh islam maka seorang
suami yang ingin melakukan poligami harus memperhatikan syaratsyarat yang harus dipenuhi
dan dengan beberapa alasan yaitu:
1. Jumlah isteri yang dipoligami tidak lebih dari empat wanita.
2. Syarat selanjutnya adalah sanggup berbuat adil kepada para isteri, berbuat adil kepada para
isteri dalam poligami adalah, masalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal, menginap
dan nafkah.
3. Wanita yang dipoligami tidak ada hubungan saudara dengan isterinya baik susuan maupun
nasab, karena dilarang mengumpulkan isteri dengan saudaranya atau dengan bibinya,
larangan ini terdapat pada Al- Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 23 yaitu:

Artinya:

"Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-


saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki,
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui
kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak
perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu
campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan),
maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang."
4. Memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan bertambahnya
isteri, maksudnya bagi seorang suami yang ingin menikah dengan seorang wanita harus
yang sudah mampu, jika belum mampu haruslah menahan dulu (puasa).
5. Persetujuan dari isteri, hal ini sesuai dengan posisi suami dan isteri dianggap satu kesatuan
dalam keluarga, Apapun yang dilakukan oleh suami dimintakan izin kepada isteri, apalagi
masalah ingin beristeri lagi. Persetujuan ini sangat penting demi keutuhan dan
kelangsungan hidup berkeluarga.
BAB III
KESIMPULAN

Poligami berarti ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini
beberapa lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan, bukan saat ijab qabul melainkan 
dalam menjalani hidup berkeluarga.
Dasar pokok islam membolehkan poligami adalah firman Allah SWT yang terdapat
dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ (4): 3 dan 129. Poligami dalam islam dibatasi dengan syarat-
syarat tertentu, baik jumlah maksimal maupun persyaratan lain seperti:
a. Jumlah istri yang boleh dipoligmi paling banyak empat orang wanita.
b. Laki-laki dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya, menyangkut masalah-
masalah lahiriah seperti pembagian waktu jika pemberian nafkah dan hal-hal yang
menyangkut kepentingan lahiri. Sedangkan masalah batin, tentu saja selamanya manusia
tidak mungkin dapat berbuat adil secara hakiki.
DAFTAR PUSTAKA

Labib Mz. 1986. Rahasia Poligami Rasulullah. Gresik: Bintang Pelajar


Mursalim, Supardi. 2007. Menolak Poligami Studi tentang Undang Undang Perkawinan dan
Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suprapto, Bibit. 1990. Liku-Liku Poligami. Yogyakarta: Al Kautsar
Tihami dan Sohari Sahrani, 2013. Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap. Jakarta:
PT Raja Gravindo Persada

Anda mungkin juga menyukai