Anda di halaman 1dari 10

yaa ayyuhaa alnnaasu u'buduu rabbakumu alladzii khalaqakum waalladziina min qablikum la'allakum tattaquuna [2:21] Hai manusia,

sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

wamaa umiruu illaa liya'buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu alshshalaata wayu/tuu alzzakaata wadzaalika diinu alqayyimati [98:5] Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus1596, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

maa uriidu minhum min rizqin wamaa uriidu an yuth'imuuni [51:57] Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

IBADAH
Tugas manusia di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT (51:56). Meskipun merupakan tugas, tetapi pelaksanaan ibadah bukan untuk Allah (51 :57), karena Allah tidak memerlukan apa-apa. Ibadah pada dasarnya adalah untuk kebutuhan dan keutamaan manusia itu sendiri. Ibadah ('abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat. Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua merupakan ibadah. Lawan ibadah adalah ma'syiat. Ibadah ada dua macam : 1. Ibadah Maghdhah (khusus) yaitu ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detil dan biasanya bersifat ritus. Misalnya : shalat, zakat, puasa, haji, qurban, aqiqah. Ibadah jenis ini tidak banyak jumlahnya. 2. Ibadah 'Amah (Muamalah) Yaitu ibadah dalam arti umum, segala perbuatan baik manusia. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat secara detil, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah/anjuran, dan prisnip-prinsip umum saja. Ibadah dalam arti umum misalnya : menyantuni fakir-miskin, mencari nafkah, bertetangga, bernegara, tolong-menolong, Sesuatu akan bernilai ibadah, jika memenuhi persyaratan : dll. 1. Iman kepada Allah dan Hari akhir (2 :62). Karenanya amal orang kafir seperti fatamorgana. 2. Didasari niat ikhlas (murni) karena Allah, sebagaimana hadis : Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. dan bagi segala sesuatu tergantung dari apa yang ia niatkan. 3. Dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah. Untuk ibadah maghdhah : harus sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis, Kreativitas justru dilarang. Sehingga berlaku prinsip " Segala ssesuatu dilarang,

kecuali yang diperintahkan". Kita dilarang membuat ritus-ritus baru yang tidak ada dasarnya. Untuk mu'amalah : harus sesuai dengan jiwa dan prinsip prinsip ajaran Islam. Pelaksanaannya justru memerlukan kreativitas manusia. Sehingga berlaku prinsip " Segala-sesuatu boleh, kecuali yang dilarang" Ibadah pada dasarnya merupakan pembinaan diri menuju taqwa. (2 :21). Setiap upaya ibadah memiliki pengaruh positif terhadap keimanan, lawanya adalah maksyiat yang berpengaruh negatif terhadap keimanan. Iman bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman dengan ibadah, berkurang karena ma'syiat (Hadis) Setiap ibadah juga memiliki hikmah/tujuan-tujuan mulia, seperti : - Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar (29 : 45) - Puasa untuk mencapai taqwa (2 :183) - Zakat untuk mensucikan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak ( 9: 103) - Haji sebagai sarana pendidikan untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor. ( 2;197) Selain itu juga memiliki keluasan dan keutamaan-keutamaan

Para Arab kata ibadah ( )atau ibada, biasanya diterjemahkan "menyembah", dihubungkan dengan kata-kata terkait yang secara harfiah berarti " perbudakan ", dan memiliki konotasi ketaatan, penyerahan, dan kerendahan hati. In terms of Islam , ibadah is the ultimate obedience, the ultimate submission, and the ultimate humility to Allah (God) along with the ultimate love for Him. Muslims believe that ibadah is the reason for the existence of all humanity. Dalam hal Islam , ibadah adalah ketaatan tertinggi, penyerahan akhir, dan kerendahan hati utama untuk Allah (Tuhan) bersama dengan cinta utama bagi-Nya. Muslim percaya bahwa ibadah adalah alasan bagi keberadaan seluruh umat manusia. That is, Muslims believe that all people exist only to worship Allah. Ibadah consequently means following Islamic beliefs and practices its commands, prohibitions, the halal , and the haram . Artinya, umat Islam percaya bahwa semua orang ada hanya untuk menyembah Allah Ibadah akibatnya berarti mengikuti kepercayaan Islam dan praktik -. Perintahnya, larangan, yang halal , dan haram . For Muslims, ibadah is also something that comes from the heart, or sincerity, as a result of belief in Islam. Bagi muslim, ibadah juga sesuatu yang berasal dari jantung, atau ketulusan, sebagai akibat dari keyakinan Islam. Therefore, ibadah is something that can not be forced upon

another person. Oleh karena itu, ibadah adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Some Muslims believe that in Islam all types of worship and prayers have been decided by Allah and his rusul (prophets), so there is no need to resort to reasoning things out ( ijtihad ). Beberapa Muslim percaya bahwa dalam Islam semua jenis ibadah dan doa telah diputuskan oleh Allah dan yang rusul (nabi), sehingga tidak perlu untuk menggunakan hal penalaran keluar ( ijtihad ). According to this view of Islam the duty of humans is to follow and practise what Allah and his prophets have taught humanity, so there are no substitutions for ibadah . Menurut pandangan Islam tugas manusia adalah mengikuti dan mempraktekkan apa yang Allah dan para nabi-Nya telah mengajarkan umat manusia, sehingga tidak ada substitusi untuk ibadah. Many devout Muslims perform their religious duties during all circumstances. Banyak Muslim yang taat menjalankan tugas agama mereka selama semua keadaan. One example is that of Sheikh Muszaphar Shukor , who practiced his Islamic obligations while an astronaut aboard the International Space Station . [ 1 ] Salah satu contoh adalah bahwa dari Syekh Muszaphar Shukor , yang berlatih kewajiban Islam sementara kapal astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional . [1] Keutamaan amal ibadah ditentukan oleh empat hal utama ini: 1. Memperhatikan waktunya. Misalnya, ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan adalah qiyamullail. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Siapa yang mengisi malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan ibadah, niscaya baginya diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat."(1) Dan berderma, karena Rasulullah Saw: "beliau paling dermawan saat berada pada bulan Ramadhan".(2) Jika masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka amal ibadah yang paling utama adalah beri'tikaf dan tidak keluar dari masjid. Dan jika masuk sepuluh hari pertama dari bulan Dzul Hijjah, maka amal ibadah yang paling utama adalah amal saleh dan berlomba untuk berjihad, berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya, dan tidak menuntut balasan dari dua hal itu."(3) Amal ibadah yang paling utama pada bulan Muharram dan Sya'ban adalah puasa, berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram." (4) Dan perkataan A'isyah r.a.: "Aku dapati Nabi Saw paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban." (5) Amal ibadah yang paling utama saat mengajarkan orang yang ingin belajar adalah: bersungguh-sungguh untuk mengajarkannya, dan meninggalkan pekerjaan yang lain. Dan ibadah yang paling utama saat wuquf di Arafah adalah: berusaha untuk bermunajat,

berdo'a, dan berdzikir, serta tidak berpuasa yang dapat melemahkan tubuh untuk melakukan semua ibadah tadi. Ibadah yang paling utama pada waktu menjelang subuh adalah: shalat dan istighfar. Berdasarkan firman Allah SWT: "dan yang memohon ampun di waktu sahur." Ali Imran: 17. dan amal ibadah yang paling utama saat berbuka adalah: berdoa. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa saat ia berbuka puasa, ...".(6) Amal ibadah yang paling utama saat mendengarkan adzan adalah, membalas ucapan adzan tersebut. 2. Memperhatikan Tempat. Ada beberapa tempat , yang jika dilakukan ibadah di situ, akan mendapatkan pahala dan keutamaan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan di tempat lain. Seperti shalat di Masjidil Haram, setara dengan seratus ribu shalat di tempat lainnya. Shalat di Masjid Nabawi, setara dengan seribu shalat di tempat lainnya. Dan shalat di Masjid Aqsha, setara dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya. Shalat yang paling utama dilakukan di masjid adalah shalat wajib. Sementara untuk shalat sunnah,yang paling utama adalah jika dillakukan di rumah. Berdasarkan sabda Nabi Saw: "Shalat yang paling utama bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib."(7) Dzikir dan berdoa di Shafa dan Marwa lebih utama dari shalat. Thawaf bagi orang yang baru datang dari luar Mekkah lebih utama dari shalat, dan sebaliknya bagi orang Mekkah sendiri. Do'a saat masuk rumah atau keluar dari rumah lebih diutamakan daripada membaca Al Qur'an. 3. Memperhatikan Jenis Ibadah. Jenis shalat lebih utama dari jenis membaca Al Qur'an. Jenis membaca Al Qur'an lebih dibandingkan jenis dzikir. Jenis dzikir lebih utama dibandingkan jenis do'a. jenis jihad lebih utama dari jenis ibadah hajji. Bahkan di antara satu jenis ibadah sendiri ada perbedaan keutamaan antara satu macam dengan macam yang lain. Misalnya: "Puasa (sunnah) yang paling utama adalah puasa nabi Daud, yaitu berpuasa satu hari dan berbuka satu hari".(8) Dan

"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah bagi sanak keluarga yang membenci kita." (9) Dan "Syuhada yang paling utama adalah yang darahnya ditumpahkan musuh, dan kendaraannya dirusak musuh"(10). Dan "Dzikir yang paling utama adalah: la ilaha illah Allah, dan doanya yang paling utama adalah: alhamdulillah." (11) Dan "Jihad yang paling utama adalah membela kebenaran di hadapan penguasa yang lalim." (12) 4. Memperhatikan Situasi dan Kondisi. Rasulullah Saw bersabda: "Jika Allah SWT kagum melihat seorang hamba, niscaya hamba itu tidak akan dihisab."(13) Kemudian beliau mengabarkan tentang sipat orang-orang yang membuat Allah SWT tertawa. Beliau bersabda: "Tiga kelompok manusia yang dicintai dan dikagumi oleh Allah SWT dan diberikan kabar gembira oleh-Nya adalah: ..., seseorang yang mempunyai isteri cantik dan peraduan yang nyaman nan indah, kemudian ia bangun di waktu malam untuk beribadah. Terhadap orang tersebut Allah SWT berkomentar: "dia meninggalkan syahwatnya untuk beribadah kepada-Ku, padahal jika ia mau ia dapat terus menikmati tidurnya." Dan orang yang sedang berada dalam perjalanan bersama rombongan, kemudian ia tidak tidur malam kecuali sedikit, dan ia isi akhir malamnya dengan ibadah, baik dalam kesulitan maupun dalam kesenangan."(14) Ini jika dalam kondisi negara aman. Sedangkan jika dalam kondisi perang, ukurannya lain lagi, berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu memperhatikan situasi dan kondisi. Orang yang cerdik adalah orang yang mengetahui amal ibadah yang paling utama di segala situasi dan kondisi. 'Auf bin Harits adalah salah seorang yang cerdik ini. Ketika ia bertanya kepada Nabi Saw pada saat perang Badar, sebagai berikut: "Wahai Rasulullah Saw, apakah yang membuat Rabb-ku tertawa? (maksudnya: apakah amal ibadah yang jika dikerjakan oleh seseorang pada situasi saat ini mencukupi untuk membuat dirinya terbebaskan dari perhitungan akhirat). Nabi Saw menjawab:

"Orang yang menerjang musuh dengan tanpa perisai". Maka dia pun melepaskan baju besi yang ia pakai, kemudian mengambil pedangnya dan segera menyerang pasukan musuh, hingga ia mendapatkan syahid. Memperhatikan situasi dan kondisi mencakup memperhatikan potensi masing-masing peserta kompetisi dan kelebihan yang mereka miliki. "Orang kaya yang memiliki banyak harta, dan hatinya merasa sayang untuk menyumbangkan hartanya itu: maka shadaqah hartanya dan kerelaan hatinya untuk menyumbangkan hartanya itu lebih utama baginya dibandingkan qiyamullail dan berpuasa sunnah di siang hari. Orang yang pemberani dan kuat, yang ditakuti musuh: keikutsertaannya dalam pasukan jihad walau sebentar, dan berjihad melawan musuh-musuh Allah, baginya lebih utama dibandingkan melaksanakan ibadah hajji, berpuasa, bersedekah dan melakukan ibadah sunnah. Orang yang berpengetahuan, yang mengetahui sunnah Nabi, ilmu halal-haram, dan ilmu tentang mana yang baik dan mana yang tercela menurut agama: baginya bergaul dengan manusia, mengajarkan mereka, dan memberikan mereka nasihat dalam agama, itu lebih utama daripada mengucilkan diri, menghabiskan waktunya untuk shalat, membaca Al Qur'an dan bertasbih. Pejabat pemerintah yang memegang urusan manusia: baginya, duduk sebentar untuk mengurusi perkara masyarakat, membantu orang yang dizhalimi, menjalankan hadd Allah, membantu pihak yang benar, dan melawan pihak yang salah, itu lebih utama baginya dari pada beribadah bertahun-tahun."(15) Kami tambahkan: amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh sikap masa bodoh terhadap siksaan Allah SWT dan yang tertipu oleh dirinya sendiri adalah: dengan merasa takut kepada Allah SWT. Amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh keputus asaan dan patah harapan dari rahmat Allah SWT adalah: menumbuhkan sikap pengharapan kepada-Nya. Amal yang paling utama bagi orang yang junub adalah: mandi besar. Amal yang paling utama bagi orang yang takut impoten adalah: segera menikah. Amal yang paling utama saat kedatangan tamu adalah: melayani dan menemuinya, dibandingkan wirid yang sunnah. Amal ibadah yang paling utama saat membantu orang yang ditimpa kesulitan adalah: memfokuskan diri untuk membantunya dan menolongnya, dan mementingkan hal itu dibandingkan wirid dan khalwatnya. Amal ibadah yang paling utama saat seorang muslim sakit adalah: menjenguknya. Dan amal ibadah yang paling utama saat kematiannya adalah: menyaksikan jenazahnya. Amal ibadah yang paling utama ... dst. Catatan kaki: 1. Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 6316. 2. Hadits diriwayatkan oleh Bukhari, An Nasai dan Ahmad dari Ibnu Abbas. 3. Hadits diriwayatkan oleh jama'ah, kecuali Muslim dan an Nasai, dan redaksi hadits ini dari Ahmad. 4. Hadits diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah dan Thabrani, dari Jundub, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1127. 5. Hadits diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud, seperti terdapat dalam Sahih at Targhib wat Tarhib, no. 1014.

6. Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, ibnu Majah, dan Tirmidzi dari Abu Hurairah, dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, seperti terdapat dalam al Muntaqa, no. 513 7. Hadits diriwayatkan oleh An Nasai, Thabrani, dan Abu Daud, dari Zaid bin Tsabit, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1128 8. Hadits diriwayatkan oleh Tirmidzi, dan An Nasai, dari Abdullah bin Umar, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1131. 9. Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari Abu Ayyub, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1121. 10. Hadits diriwayatkan oleh Thabrani dasri Abu Umamah, seperti terdapat dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1119. 11. Hadits diriwayatkan oleh Tirmidzi, An Nasai, dan Ibnu Majah, dari Jabir, dan dinilai hasan oleh al Albani, dalam Sahih Jami' Shagir, no. 1115. 12. Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani dari Abu Umamah, seperti terdapat Sahih Jami' Shagir, no. 1111 13. Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya'la. Para perawinya tsiqat. 14. Hadits diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al Kabir, dengan sanad hasan, seperti terdapat dalam Sahih at Targhib wa at Tarhiib, no. 650. 15. 'Uddatu as Shaabiriin wa Dzakhiiratu asy Syaakiriin, hal. 105. Kompetisi Menuju Surga Judul Asli: Sibaaq Nahwa al Jinaan Penulis: Khalid Abu Syaadi Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani dan Rukman AR. Said Penerbit: Daar Basyiir, 2000 Edisi bahasa Indonesia insya Allah akan diterbitkan oleh Gema Insani Press.

Muqaddimah Tujuan hidup manusia: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. (Adz-Dzaariyaat : 56) Wahai hambaKu, Aku tidak menjadikan kamu agar Aku terhibur dari kesepian, atau untuk membanyakkan bilangan kamu dari kekurangan, atau meminta pertolongan kamu dalam perkara yang Aku lemah, begitu juga bukan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat atau menolak kemudharatan. Hanyasanya Aku menjadikan kamu untuk beribadat kepadaKu dan berzikir serta bertasbih kepadaKu setiap pagi dan petang." Hadis Qudsi. Pengertian Ibadah Berasal dari perkataan Arab yang membawa maksud merendah diri, tunduk, patuh, taat, menghina diri dan memperhambakan diri kepada yang lain. Menurut istilah syarak: taat, patuh dan merendahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt - mengikut peraturan dan suruhan Allah sebagaimana ditetapkan di dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Kepatuhan ini hendaklah dilakukan secara berterusan setiap masa hingga ke akhir hayat. Ia merangkumi makna ketundukan dan kecintaan kepada Allah swt. Asasasas ibadah 1. Ketundukan - menurut, mengikut dan mendekatkan diri dengan segala perintah yang disyariatkan Allah. Ketundukan ini berasaskan kepada perasaan sedar terhadap keesaan Allah dan kekuasaanNya ai atas segala sesuatu dibandingkan dengan kedaifan dan kekerdilan diri sendiri. 2. Kecintaan - kepatuhan ini hendaklah juga lahir dari rasa cinta kepada Allah. Ia berdasarkan kesedaran manusia terhadap limpah kurnia

Allah, nikmat-nikmat dan rahmatNya. Kesedaran ini juga lahir daripada rasa kagum terhadap kemuliaan dan kesempurnaan Allah. Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ali Imran : 31 Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Al-Baqarah : 165 Ciri-ciri ibadah 1. Perhubungan manusia dengan Tuhan adalah secara terus - tidak memerlukan perantaraan sebagaimana ajaran Kristian. Allah sahaja hukum, tempat mengadu dan meminta ampun. 2. Peribadatan tidak terkongkong di tempat-tempat tertentu. 3. Ruang ibadah di dalam Islam sangat luas - meliputi setiap aktiviti kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan adalah ibadah sekiranya cukup syarat. Syarat-syarat ibadah 1. Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuaian dengan hukum syarak. 2. Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik - bagi memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memanfaatkan ummat dan mamakmurkan bumi Allah. 3. Amalan hendaklah dibuat dengan seeloknya. Bahawa Allah suka apabila seseorang dari kamu membuat sesuatu kerja dengan memperelokkan kerjanya. Al-hadith. 4. Ketika melakukan kerja hendaklah sentiasa mengikut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang lain. 5. Dalam mengerjakan sesuatu ibadah, tidak lalai dari ibadah yang wajib. Peranan ibadah yang khusus Ibadah yang khusus seperti solat, puasa, zakat dan haji adalah untuk mempersiapkan individu menghadapi ibadah yang umum yang mesti dilakukan di sepanjang kehidupan. Solat mengingatkan kita lima kali sehari bahawa sesungguhnya kita adalah hamba Allah dan hanya kepadaNya tempat pengabdian kita untuk mengeratkan hubungan kita dengan Allah. Puasa menimbulkan perasaan taqwa kepada Allah sehinggakan kita tidak membatalkannya walaupun bersendirian. Zakat mengingatkan kita bahawa harta yang kita perolehi adalah amanah dari Allah. Di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan. Haji menimbulkan perasaan cinta dan kasih kepada Allah di dalam hati dan kesediaan untuk berkorban keranaNya. Matlamat dan tujuan ibadah Kenapakah kita beribadah menyembah Allah SWT? Kenapakah Allah mewajibkan kita beribadah dan mentaatiNya? Adakah sebarang faedah diperolehiNya daripada perasaan khusyuk dan ikhlas kita yang patuh kepada perintah dan meninggalkan laranganNya? Kiranya ada manfaat maka apakah hakikatnya manfaat itu? Adakah sasaranya semata-mata perintah Allah yang kita mesti melaksanakannya? Aku tidak berhajatkan rezeki sedikitpun dari mereka itu dan aku tidak menghendaki mereka memberi Aku makan. Adz-Dzaariyaat : 57 Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Faathir : 15 Barangsiapa yang mengerjakan amal yang soleh maka (pahalanya) untuk dirinya

sendiri. Fussilat :46 Dan barangsiapa yang mensucikan diri mereka, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan diri sendiri. Faathir : 18 Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri. Al-Ankabut : 6 Penutup Kita seharusnya menyedari betapa pentingnya untuk kita mengetahui serta membezakan konsep ibadah yang ditentukan olah Islam dan bukan Islam. Ibadah merupakan pengabdian diri yang berterusan kepada Allah, mengamal serta mengikuti kehidupan sebagaimana yang ditentukan olehNya sepanjang masa. Tidak cukup bagi kita dengan hanya mengerjakan ibadah khusus semata-mata dan meninggalkan ibadah yang lebih umum. Pun begitu tidak harus ibadah umum melalaikan kita dari ibadah khusus. Keimanan menuntut kita merealisasikannya di dalam kehidupan: Sesungguhnya orangorang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperolehi) syurga yang telah dijanjikan olah Allah kepadamu. Fussilat : 30 Source: http://ms.shvoong.com/books/1744601-ibadah-di-dalam-islam/#ixzz1YIfxY0N6

Anda mungkin juga menyukai