Anda di halaman 1dari 17

ADMINISTRASI BUDAYA DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh :

1. IRFIANI 2022406405010
2. DESI SAFIRA 2022406405015
3. FEBRI LIANA 2022406405016
4. IMELTA INTAN MUSPIKA 2022406405017
5. YELLA SEPTIANA 2022406405020
6. SESSARY MARLINA E 2022406405028
7. KHOFIFATUL FADILAH 2022406405050
8. DWINTA SALSABILA 2022406405205

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala


nikmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan juga kesehatan yang dilimpahkan
kepada makhluk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan yang telah diberikan semoga
menjadi amal soleh di sisi Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap
semoga tugas makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
seluruh pembaca. Aamiin.

Pringsewu, Maret 2023


Penyusun,

(PENULIS)

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................i


Kata Pengantar .....................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................3
C. Tujuan Masalah ..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
ADMINISTRASI BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Budaya, Lingkungan dan Iklim Sekolah ....................................5
B. Prinsip-prinsip Administrasi Budaya dan Lingkungan Sekolah 7
C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah .......................10
D. Administrasi Budaya Dan Lingkungan Sekolah Dalam
Prespektif Islam/Berbasis Islam ................................................11
E. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan
Sekolah.......................................................................................11

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
telah melahirkan berbagai kebijakan ditingkat satuan pendidikan tentang
upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Didukung dengan adanya
instrument-instrument pengembangan kualitas yang dapat memberikan
gambaran kepada pengelola sekolah bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan serta mengevaluasi perkembangan
sekolahnya dari berbagai bidang. Namun berbagai perubahan kebijakan ini
sebagaian besar belum dapat mengembangkan budaya sekolah dalam rangka
menanamkan nilai-nilai kepada peserta didiknya. Apalagi ditengah
keberlangsungan hidup bangsa yang berada ditengah-tengah perkembangan
zaman dengan teknologi yang semakin canggih menyebabkan berbagai
perubahan dan pergeseran nilai seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Termaktub dalam tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran,
peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan
sekolah. Administrasi peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan
peserta didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah,
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi administrasi berbasis
sekolah.
Administrasi pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah
adalah pengaturan pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi administrasi
berbasis sekolah.
Administrasi sarana dan prasarana berbasis sekolah adalah pengaturan
sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan,

4
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
sarana dan prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
implementasi administrasi berbasis sekolah.
Administrasi pembiayaan berbasis sekolah adalah pengaturan
pembiayaan yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan pembiayaan di sekolah,
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi administrasi berbasis
sekolah.
Administrasi budaya dan lingkungan sekolah merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mengembangkan karakter positif siswa. Administrasi
budaya dan lingkungan sekolah dilakukan agar lingkungan sekolah dapat
menjadi tempat yang kondusif bagi penyemaian dan pengembangan watak
optimisme, mengembangkan penalaran, pencerahan akal budi, membekali
ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadikan siswa yang jujur,
sopan santun, kreatif produktif, mandiri, dan bermanfaat bagi sesamanya.
Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah
adalah pengaturan hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat, dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip implementasi administrasi berbasis sekolah. Dengan
demikian perlunya perubahan cara pandang kepala sekolah, guru,
administrator, murid, orangtua, dan masyarakat sebagai langkah untuk
merubah sistem, baik tindakan maupun proses pencapaian tujuan sekolah.
Dengan adanya perubahan ini maka implikasinya sekolah akan merancang
apa yang mesti dilakukan dan beusaha memahami tindakan-tindakan yang
dirancangnya sebagai sesuatu yang disepakati bersama. Dengan kata lain
tindakan ini mendorong untuk terciptanya budaya sekolah.
Budaya sekolah merupakan karakteristik khas sekolah, kepribadian
sekolah yang membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.
Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh
warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain. Budaya sekolah
yang baik akan mendorong seluruh anggota masyarakat sekolah untuk

5
meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai. Karena Nilai,
moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh struktur
dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen
yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan
hubungan antarsiswa sendiri.
Pengelolaan pendidikan berbasis sekolah lebih menekankan pada
kemandirian, kreativitas sekolah dan perbaikan proses yang lebih dijiwai oleh
budaya mutu. Sekolah bertanggung jawab atas sekolah pendidikan kepada
pemerintah, orang tua peserta didik, masyarakat, dan customer pendidikan.
Disinilah pentingnya membangun budaya sekolah sebagai sebuah filosofi dan
pijakan dasar sekolah dalam mengembangkan diri secara berkesinambungan.
Menyadari pentingnya budaya dan lingkungan sekolah, sesuai tugas
mata kuliah Administrasi Lembaga Pendidikan Islam, penulis menyusun
makalah terkait pengembangan dan penerapan secara konsisten nilai-nilai,
aturan, filosofi dan kebiasaan-kebiasaan perilaku warga sekolah, dan
tindakan yang ditampilkan dan ditunjukkan oleh seluruh warga sekolah
dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang pemikiran di atas penulis
mengidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya :
1. Apa Budaya dan Lingkungan Sekolah?
2. Bagaimana Prinsip-prinsip Administrasi Budaya dan Lingkungan
Sekolah?
3. Bagaimana Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah?
4. Bagaimana Administrasi budaya dan lingkungan sekolah dalam
prespektif islam/berbasis islam ?
5. Apa Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan
Sekolah?

6
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dikemukakan di atas maka
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Budaya dan Lingkungan Sekolah.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Administrasi Budaya dan Lingkungan
Sekolah.
3. Untuk mengetahui Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah.
4. Untuk mengetahui administrasi budaya dan lingkungan sekolah dalam
prespektif islam/berbasis islam
5. Untuk dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya
Lingkungan Sekolah.

7
BAB II
PEMBAHASAN
ADMINISTRASI BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Budaya dan Lingkungan Sekolah


1. Budaya
Istilah budaya dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian,
kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran
manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang
ditransmisikan bersama. Kebudayaan “merupakan masyarakat yang
berdasarkan hukum-hukum yang adil, yang memungkinkan kondisi ekonomi
dan psikologis yang paling baik bagi warga negaranya”.
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau
skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika
itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu kegiatan tentang cara membaca huruf dan
mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Saat ini, kata
sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama
oleh warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”. Budaya
sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru,
petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luas. Budaya sekolah sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat
didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-
kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh
personil sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah.
Bahwa “budaya sekolah yang kerap disebut dengan iklim kerja yang
menggambarkan suasana dan hubungan kerja antara sesama guru, antara guru
dan kepala sekolah, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta antar

8
dinas dilingkungannya merupakan wujud dari lingkungan kerja yang
kondusif”.
Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu
pembelajaran. Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang
sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep budaya sekolah masuk ke
dalam pendidikan itu pada dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah
tentang efisiensi lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal ini dapat
dibedakan dalam dua hal (1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai dengan
budaya siswa dan guru, (2) lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru atau
hasil interaksi antara guru dengan siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai
yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah.
2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya,
keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya. Yang dimaksud lingkungan pendidikan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan
anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu
pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada
dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan
lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam
proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat
peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat
diartikan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan.

9
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya
berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang optimal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan
ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh
pembentukan sikap dan pengembangan potensi peserta didik.

B. Prinsip-prinsip Administrasi Budaya dan Lingkungan Sekolah


Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan
kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan
kesan yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan
kepala sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya
memenuhi tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat. Upaya
pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip
berikut ini :
1. Berfokus pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah.
Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan dengan bisi, misi,
dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan
pengembagnan budaya sekolah. Visi tentang keunggulan sekolah misalnya,
harus disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan
budaya sekolah.
2. Penciptaan komunikasi Formal dan Informal.
Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam
menyamaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah, komunikasi informal
sama pentingnnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur
komunikasi tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara
efektif dan efisien.
3. Inovatif dan bersedia mengambil resiko.
Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan
mengambil resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya
resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan

10
resiko menyebabkan kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap
dan keputusan dalam waktu cepat.
4. Memiliki strategi yang jelas.
Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program.
Strategi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyengkut
kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Strategi dan program merupakan
dua hal yang selalu berkaitan.
5. Berorientasi kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang terdapat
mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah
pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah.
6. Sistem evaluasi yang jelas.
Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan
evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka
panjang. Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal
kapan evluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut
yang harus dilakukan.
7. Memiliki komitmen yang kuat.
Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi
program-program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukan
bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-
program tidak terlaksana dengan baik.
8. Keputusan berdasarkan consensus.
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan keputusan partisipatif
yang berujung pada pengambilan keputusan secara consensus. Meskipun hal
itu tergantung pada pengambilan keputusan, namun pada umumnya
consensus dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam
melaksanakan keputusan tersebut.
9. Sistem imbalan yang jelas.
Pengambilan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan
meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah

11
penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku
positif yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.
10. Evaluasi diri,
Merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah
pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat
mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan
budaya sekolah.
C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah
Budaya sekolah memiliki empat karakteristik yaitu: (1) budaya sekolah
bersifat khusus karena masing masing sekolah memiliki sejarah, pola komunikasi,
sistem dan prosedur, pernyataan visi dan misi, (2) budaya sekolah pada
hakikatnya stabil dan biasanya lambat berubah. Budaya sekolah akan berubah bila
ada ancaman krisis dari sekolah yang lain, (3) budaya sekolah biasanya memiliki
sejarah yang bersifat implisit dan tidak eksplisit, (4) budaya sekolah tampak
sebagai perwakilan simbol yang melandasi keyakinan dan nilai-nilai sekolah
tersebut”.
Karakteristik budaya sekolah dapat dipandang menurut hirarki basic
assumption, values, norms, dan artifacts sebagai berikut :
1. Basic Assumption/Asumsi Dasar
Kepedulian budaya pada tingkat yang paling dalam ini adalah pra anggapan
dasar dibawah sadar dan sekaligus keadaan yang diterima tentang bagaimana
persoalan sekolah seharusnya dipecahkan. basic assumption ini memberitahu
para anggota organisasi bagaimana merasakan, berfikir dan adanya sentuhan
tentang banyak hal di dalam organisasi
2. Values
Level kepedulian berikut mencakup values tentang sebaiknya menjadi apa
dalam organisasi. Values memberitahu para anggota apa yang penting dan
berharga di dalam organisasi dan apa yang mereka butuhkan untuk memberi
perhatian. Values merupakan keyakinan dasar yang berperan sebagai sumber
inspirasi kekuatan dan pendorong seseorang dalam mengambil sikap,

12
tindakan dan keputusan, serta dalam menggerakkan dan mengendalikan
perlilaku seseorang dalam upaya pembentukan budaya sekolah.
3. Norma
Para guru jangan mengkritik kepala sekolah di depan publik! Mengapa?
Jawabannya adalah norma. Peran norma adalah menuntun bagaimana para
anggota organisasi seharusnya berkelakuan didalam situasi tertentu. Hal ini
menggambarkan peraturan yang tidak tertulis dari perilaku. Setiap kelompok
menetapkan norma sendiri, yaitu standar perilaku yang dapat diterima, yang
dibagi dengan para anggotannya. Norma memberitahukan para anggota apa
yang sebaiknya dan tidak sebaiknya untuk melakukan dibawah keadaan
tertentu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, norma bertindak
sebagai sarana mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan minimum
pengendalian dari eksternal. Norma berbeda diantara kelompok, komunitas
ataupun organisasi.
4. Artifacts
Artifacts ini merupakan wujud kongkrit seperti sistem, prosedur, sistem kerja,
peraturan, struktur dan aspek fisik dari organisasi. Istilah sistem kerja
menunjukan bagaimana pekerjaan dari organisasi dilaksanakan. Berdasarkan
karakteristik budaya tersebut, Mendiagnosis budaya sekolah, dapat dilakukan
dengan pendekatan: a) perilaku, terkait dengan pola perilaku yang
memproduksi hasil atau kegiatan. Pendekatan ini menggambarkan secara
spesifik tentang bagaimana tugas dilaksanakan dan bagaimana interaksi
dikelola dalam organisasi. Suatu pekerjaan menunjukan tanggungjawab,
wewenang dan tugas individu. b) nilai bersaing, yang dipandang dari
preferensi dan tata nilai dari para anggotanya. c) Asumsi mendalam, terkait
dengan penekanan penting yang paling dalam organisasi, umumnya tidak
dapat ditelaah, namun terdapat asumsi bersama dan sama-sama tahu
bagaimana menuntun perilaku para anggotanya. pendekatan ini sering
memiliki dampak yang perkasa bagi keefektifan sekolah”.

13
D. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
1. Tujuan
Administrasi iklim budaya sekolah merupakan salah satu kebijakan
yang harus diperhatikan Depdiknas dalam rangka peningakatan sekolah
pendidkan. Iklim budaya sekolah yang kondusif diharapkan dapat menunjang
proses pembelajaran yang efektif, sehingga semua pihak yang dapat menunjang
proses pembelajaran yang efektif, sehngga semua pihak yang terlibat
didalamnnya, khususnya peserta didik merasa nyaman belajar. Dengan
demikian akan tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Iklim
budaya sekolah yang kondusif juga akan mebangkitkan semangat belajar, dan
akan mebangkitkan potensi-potensi peserta didik sehingga dapat berkembang
secara optimal”.
Sasaran iklim budaya sekolah dapat dianalisis dari hal-hal sebagai berikut :
1. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berlangsung setiap saat, begitu cepatnnya perkembangan tersbut sehingga
sulit diikuti oleh mata telanjang.
2. Perkembagnan penduduk yang cepat mebutuhkan pelayanan pendidikan
yang besar
3. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus
menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumber-sumber
daya manusia atau tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang besar dapat
ditingkatkan sekolah dan pendayagunaanya.
4. Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung begitu cepat telah
menimbulkan berbagai pemikiran, bukan saja dalam dunia bisnis dan
ekonomi, melainkan juga dalam dunia pendidikan. Untuk menghadapi
tantangan masa depan sebagai akibat dari kemajuan dan perkembangan
teknologi, sekolah harus menginspirasi hubungan antar Negara yang
semakin erat, seakan tiada batas lagi.
2. Manfaat Pengembagan Budaya dan Lingkungan Sekolah
Budaya sekolah bermanfaat sebagai: a) identitas, yang merupakan ciri
atau karakter organisasi, b) pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda yang
bergaul dengan orang sunda, sama hobi olahraganya, c) sources, misalnya

14
inspirasi, d) sumber penggerak dan pola perilaku, e) kemampuan
meningkatkan nilai tambah, f) pengganti formaslisasi, seperti olahraga rutin
jumat yang tidak dipaksa, g) mekanisme adaptasi terhadap perubahan seperti
adanya rumah susun”. Sedangkan menurut Luthans “pentingnya budaya
organisai mencakup sebagai berikut: a) keteraturan perilaku yang dijalankan,
b) norma, seperti standar perilaku yang ada disekolah, c) nilai yang dominan,
seperti sekolah lulusan yang tinggi, efisiensi yang tinggi, d) filosofi seperti
kebijakan bagaimana guru diperlukan, e) aturan, seperti tuntunan bagi guru
didalam sekolah f) iklim organisasi, seperti cara para anggota sekolah
berinteraksi baik internal maupun eksternal. selain beberapa manfaat diatas,
manfaat lain bagi individu dan kelompok adalah : (1) meningkatkan kepuasan
kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin menigkat; (4) pengawasan
fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat
proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin
memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri”.

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah
atau pegangan yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan
komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan
pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh
personil sekolah.
Dalam pengembangan budaya sekolah perlu mengacu pada 10 prinsip dari
berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah hingga Evaluasi Diri, selain
menggunakan 10 prinsip tersebut dalam pengembangan kebudayaan sekolah juga
perlu memegang asas-asas seperti: kerjasama kelompok, kemampuan bertanggung
jawab, keinginan pada kemauan, kegembiraan yang harus dimiliki seluruh
anggota, hormat, jujur, disiplin, kemampuan menempatkan diri, kemampuan dan
kesopanan yang dimiliki seluruh anggota.
Administrasi budaya dan lingkungan sekolah berbasis islam disini adalah
administrasi yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan
islam dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islam
ysng pada akhirnya akan menjadi budaya islami.
Dalam mengembangkan budaya dalam proses pembelajaran didalam kelas
guru-guru di Sekolah mengembangkannya dengan memberi salam ketika
membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan
membaca do’a, memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan bersikap
sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa serta memotivasi mereka agar
menumbuhkan sikap tersebut kepada sesama
Dampak pengembangan budaya sekolah terhadap iklim Sekolah di tandai
dengan peningkatan kualitas lingkungan internal sekolah yang dialami oleh siswa
maupun kepala sekolah dan para guru yang mempengaruhi mental dan
perilakunya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chatab, Nevizond. Profil Budaya Organisasi.Bandung : Alfabeta, 2007


Deal & Peterson.Menciptakan budaya sekolah yang tetap
eksishttp://www.mediaindonesia.co.id diakses tanggal 24 oktober 2013, 1999
Ikhwan, Afiful, Kajian Sosio-Historis Pendidikan islam Indonesia Era Reformasi,
(Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung, 2017), Jurnal pendidikan
Islam, Vol. 5 No. 1
Masaong, Abd Kadim & Ansar.Administrasi Berbasis Sekolah (Teori, Model dan
Implementasi. Gorontalo: Senta Media, 2001
Masaong, Abd Kadim & Arfan A.T. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence
(sinergi kecerdasan intelektual, emosional dan spritual untuk meraih kesuksesan
yang gemilang).Bandung : Alfa beta. 2001
Mulyasa, H.E. Administrasi dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta : Bumi Aksara,
2011
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.Bandung : Alfabeta, 2012
Wahab, Abdul Aziz, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap
organisai dan pengelolaan organsisasi pendidikan).Bandung : Alfabeta, 2011
Zazin, Nur. Gerakan Menata Sekolah Pendidikan. Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2

17

Anda mungkin juga menyukai