SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis
Oleh
ADELYA SITI NURLATHIFAH
NPM: 18.07.0666
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2022
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA PEMBELAJARAN
AKIDAH AKHLAK MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AHKLAK TERPUJI
(Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)
Oleh
ADELYA SITI NURLATHIFAH
NPM: 18.07.0666
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2022
ABSTRAK
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I,
Memberikan persetujuan pada tanggal ….. Agustus 2022
Pembimbing II,
Memberikan persetujuan pada tanggal ….. Agustus 2022
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah:
Dekan,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
RIWAYAT HIDUP
Adelya Siti Nurlathifah. Lahir di Ciamis pada hari rabu tanggal 21 juli
1999 anak ketiga dari 3 bersaudara dari pasangan ayahanda Dede Rustandi
dan ibu Adah. Jenjang pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
1 Rajadesa, tamat pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan ke sekolah
menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Rajadesa,
tamat pada tahun 2014. Lalu melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 3 Ciamis dan tamat pada tahun 2017.
Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan D.III Keperawatan di Bakti Tunas
Husada (BTH) pada tahun 2017, namun mengikutti perkuliahan hanya 1 Semester dan
penulispun keluar dari kampus Bakti Tunas Husada (BTH) itu. Kemudian pada tahun 2018
melanjutkan Pendidikan S.1 di Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis terdaftar
sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Sejak kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan yang ada dikampus.
Diantaranya menjadi pengurus himpunan mahasiswa program studi (HMPS) PGMI
periode 2019-2021.
v
PERSEMBAHAN
MOTTO
ِ ُِإنَّ هللاَ الَ يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُر ْوا َما بَِأ ْنف
س ِه ْم
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar’ad : 11)
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi atau penyalinan huruf arab ke huruf latin meliputi penyalinan huruf ke
huruf di dalam kata dan kalimat. Mengenai cara penyalinan huruf ini digunakan pedoman
transliterasi.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah yang Maha mengetahui dan Maha
cerdas yang telah menciptakan akal sebagai salah satu indikator kesempurnaan manusia.
Hanya dengan kasih sayang dan bimbinga Nya, Allah Subhanahu wata’ala yang telah
membertikan nikmat kepada kita semua serta nikmat yang paling besar yang Allah berikan
kepada kita yaitu nikmat Iman, nikmat Islam, serta nikmat Ihsan. Shalawat serta Salam
semoga senantiasa Allah SWT limpah curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat, serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah Subhanahu wata’ala penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kompetensi Pedagogik Guru Pada Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji (Penelitian Kualitatif di Kelas
V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis) Tahun Ajaran 2021/2022” tepat
pada waktunya.
Penulisan skripsi selain untuk menstimulus nalar, pemikiran, wawasan, dan
mengasah ketajaman teknik penulisan ilmiah pun diajukan sebagai salah satu syarat bagi
penulis untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam
(IAID) Ciamis. Sebagaimana adanya bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak
terlepas dari bantua dan peran berbagai pihak. Dengan kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan serta mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. K.H. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. selaku Pembina Institut Agama
Islam Darusssalam (IAID) Ciamis.
2. Ibu Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I selaku Rektor Institut Agama Islam
Darussalam (IAID) Ciamis sekaligus pembimbing 1 (satu) yang telah meberikan
bimbingan, pengetahuan baru, serta membimbing penulis sampai akhir
penyelesaian skripsi.
3. Bapak Anis Husni Firdaus, S.Th.I., M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
4. Bapak Ujang Endang, S.Ag., M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
6. Ibu Lilis Nurteti, M.Pd. Selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah memberikan
arahan, pengetahuan baru, serta membimbing penulis sampai akhir penyelesaian
skripsi.
viii
7. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan bantuanya secara
langsung maupun tidak langsung selama proses pendidikan di Institut Agama Islam
Darussalam (IAID) Ciamis.
8. Jajaran staf tata usaha Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam (IAID)
Ciamis yang senantiasa melayani dengan baik pun ramah.
9. Orang tua tercinta Ibu Adah dan Bapak Dede Rustandi, S.Pd. yang dengan ikhlas
membesarkan, mendidik, serta memberikan dukungan dan mendo’akan penulis.
10. Kakak tercinta Indra Budiman, S.Pd., M.M., dan Deni Hidayat, S.Kom. yang telah
memberikan semangat dan mendo’akan penulis.
11. Suamiku tercinta Imam Hidayat, S.Pd., M.Pd. yang senantiasa membersamai, serta
memberikan dukungan dan mendo’akan penulis.
12. Kepala MIN 2 Ciamis bapak H. Mustopa, S.Ag. yang telah menerima serta
memberikan ijin penelitian kepada penulis.
13. Wakasek, guru, dan tata usaha MIN 2 Ciamis yang telah membantu penulis
menyelesaikan penelitian skripsi ini.
14. Rekan Mahasiswa PGMI yang menorehkan cerita kehidupan yang sangat indah luar
biasa. Jazakumullahu Khairan Katsira.
Hanya ucapan Jazakallah Khairan Katsira, semoga Allah SWT membalas dengan
balasan yang lebih baik atas kebaikan yang telah diberikan. Besar harapan penulis semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pendidikan Islam khususnya
PGMI, dan secara umum semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan
mencoba memahami.
Halaman
ABSTRAK.................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah…....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 9
D. Kegunaan Penelitian........................................................................................ 9
E. Penelitian Terdahulu....................................................................................... 10
F. Kerangka Pemikiran........................................................................................ 14
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................... 21
A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru............................................................ 21
1. Pengertian Kompetensi Guru..................................................................... 21
2. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru................................................... 26
3. Komponen Kompetensi Pedagogik Guru................................................... 29
4. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru………………………………….. 29
B. Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/ MI........................................................ 32
1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI.................................. 32
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI........................................ 43
3. Fungsi Pembelajaran Akidah Akhlak SD/MI............................................. 44
C. Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji.............................................................. 44
1. Pengertian Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji....................................... 44
2. Tujuan Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji............................................. 46
3. Strategi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji............................................ 47
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 53
A. Jenis dan Metode Penelitian............................................................................ 53
B. Setting Penelitian............................................................................................. 53
C. Sumber Data.................................................................................................... 54
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 55
E. Analisis Data................................................................................................... 57
F. Teknik Keabsahan Data................................................................................... 59
Halaman
Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran…………...................................................................... 20
Tabel 3.1 Waktu Penelitian …………........................................................................... 54
Tabel 3.1 Komponen Analisis Data ………….............................................................. 57
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Siswa 3 Tahun Terakhir ………….................................. 62
Tabel 4.2 Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…………................... 63
x
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai
nilai strategi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh karena itu, hampir
semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama
pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Menurut Kusnandar (2010) hal ini
sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu
Prinsip dalam sebuah pendidikan ada tiga aspek yang harus dikembangkan, diuraikan
oleh Zakiyyah Darajat (2008) yang pertama, aspek kognitif (cognitive learning), yang
tersebut. Kedua, aspek afektif (affective development), yang meliputi penanaman nilai-nilai
moralitas dan religiusitas serta pemupukan sikap emosionalitas dan sensitivitas. Ketiga,
Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut adalah
guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu
ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena
Guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa, terutama kaitannya dengan proses
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun
sumbangan yang signifikan tanpa dukungan oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung
Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit diabaikan. Guru
secara khusus sering diistilahkan sebagai jiwa bagi tubuh pendidikan. Sebagaimana
tercantum dalam Keputusan Menteri Agama (2011) Guru merupakan pendidik profesional
dan mengevaluasi siswa. Pendidikan tidak akan berarti apa-apa tanpa kehadiran guru.
Tentunya keberadaan guru sebagai tenaga pendidik profesional yang harus memiliki ilmu
pengetahuan dan sejumlah kompetensi tidak bisa diabaikan. sebagaimana firman Allah Swt
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
Sebagaimana diterangkan ayat Qur’an di atas bahwa seorang guru merupakan sosok
yang yang beriman memiliki ilmu pengetahuan dengan sejumlah kompetensi penunjang
yang harus dimiliki, seorang guru tentunya akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Lebih
jauh lagi seorang guru harus benar-benar mau belajar agar terwujudnya jiwa
profesionalitas. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sejumlah kompetensi
2
yang dapat menunjang tugasnya. Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar dimana seseorang
dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil
kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan diakui oleh lembaganya atau
pemerintah. Hakikat kompetensi menurut Musfah dan Jejen (2015) adalah kekuatan mental
dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan
praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan
pendidikan.
Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
Kemudian dalam Peraturan Menteri Agama No. 16 (2010) dan (Keputusan Menteri Agama
RI Nomor 211 (2011) tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru ada penambahan
terkait kompetensi guru pendidikan agama Islam, yaitu: Kompetensi spiritual, dan
Kompetensi leadership.
Kompetensi yang tidak kalah penting yang harus dimiliki guru dalam proses
Kusnandar (2007) adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas pada
interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah
3
pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan
berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan pedagogic menurut Bukhari Alma Dkk
karakteristik siswa, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
yang meliputi menata latar atau setting pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan
Belajar sebagaimana yang diuraikan Achmad Fanani (2016) merupakan usaha yang
dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan, usaha tersebut mengarahkan seseorang
dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, yang tidak terlepas dari faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi proses dan hasilnya. Proses belajar siswa tentu
4
bergantung pada proses pembelajaran, yang mana pembelajaran merupakan suatu sistem
yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai
Pembelajaran menurut Nurhasanah dan Auliyati (2018) merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa. Yang berisi serangkaian peristiwa yang
proses belajar siswa yang bersifat internal. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan segala upaya untuk menciptakan kondisi secara sengaja agar tujuan
Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan usaha sadar yang terencana dan dilakukan
dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah
Swt serta merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari
dan pembiasaan.
Pembelajaran Akidah akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam
yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang
hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa sehingga tidak hanya
berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga
mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif menjadi bermakna
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada hakikatnya pendidikan akhlak adalah inti
pendidikan dari semua jenis pendidikan. karena pendidikan akhlak mengarahkan pada
terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam
5
arti terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Karakteristik mata pelajaran akidah
akhlak yang dimaksudkan adalah ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dalam lingkup pendidikan agama Islam.
Adapun untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan
Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik
mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan (Muhaimin 2014) lebih
atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan
istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk
(2010) adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk
dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui
siswa tentang akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta
berakhlak terpuji dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
materi ini siswa dikenalkan juga dilatih untuk memamhami dan menerapkan pada diri
pribadi siswa dalam kehidupan sehari-hari mengenai akhlak yang terpuji (akhlakul
6
mahmudah) seperti jujur, rendah hati, sabar. Termasuk mengenai perilaku akhlak yang
tercela (akhlakul madzmuah) seperti dusta, takabbur, khianat. Sesuai dengan apa yang
diutarakan oleh Heri Gunawan (2012) bahwa setelah materi-materi tersebut disampaikan
kepada siswa diharapkan memiliki perilaku-perilaku akhlak yang terpuji dan menjauhi pun
Peneliti memilih MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis sebagai latar
penelitian karena berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru kelas dan
guru mata pelajaran Akidah Akhlak bahwa dalam pembelajaran akidah akhlak siswa
dikenalkan dan dilatih untuk memahami dan menerapkan pada diri pribadi siswa dalam
kehidupan sehari-hari mengenai akhlak yang terpuji termasuk ada materi yang berjudul
pedagogik guru pada pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
guru mata pelajaran akidah akhlak masih merasa kesulitan dalam mengajarkan materi
berhias diri dengan akhlak terpuji. Karena tanggung jawab guru bukan hanya
menyampaikan materi dan siswa memahami tanpa adanya pembuktian dari diri pribadi
guru dan siswa dalam hal menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk dilihat dari hasil pembelajaran guru akidah akhlak menyebutkan bahwa hasilnya
masih belum maksimal karena dalam hasil pembelajaran masih banyak nilai siswa yang di
bawah kkm. Dari hasil observasi awal peneliti berasumsi bahwa kompetensi pedagogik
guru harus benar-benar dimiliki oleh guru untuk mengajarkan materi berhias diri dengan
akhlak terpuji pada mata pelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis menjadi tempat yang layak di teliti karena adanya
kesenjangan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang belum sesuai dengan
7
apa yang telah guru akidah akhlak rencanakan dalam RPP, serta dilihat dari hasil belajar
siswa banyak nilai ulangan harian yang masih rendah atau di bawah batas nilai lulusan
mata pelajaran sehingga membutuhkan kajian atau penelitian untuk mencari tahu
pentingnya kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran akidah akhlak materi berhias
diri dengan akhlak terpuji. Karena begitu pentingnya peran guru yang memiliki kompetensi
tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul:
Ciamis).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan, penelitian ini difokuskan pada
Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis?
Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan, Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
8
1. Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak materi
b. Bagi Guru
siswa dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran akidah akhlak
c. Bagi Sekolah
9
Memberikan masukan di dalam menentukan kebijakan, mengembangkan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang lebih baik.. pada penelitian ini berkaitan
E. Penelitian Terdahulu
Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019. Penelitian ini
dilatar belakangi oleh hasil observasi di lapangan, kebanyakan guru masih kurang efektif
dalam proses pembelajaran. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga
potensi siswa kurang tergali secara optimal. Sehingga dalam penelitian ini peneliti
merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
yang dijadikan informan penelitian adalah guru kelas I sampai dengan guru kelas VI dan
kepala sekolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu lembar
observasi, lembar wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teori Milles dan Huberman yang meliputi tiga tahapan yakni reduksi data,
display data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk
10
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti yaitu kompetensi pedagogik dalam kategori
Indri Febriana: Skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2021. Guru merupakan
faktor eksternal yang penting dalam pendidikan karena terlibat langsung dalam kegiatan
harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mendidik dan mengajar. Oleh karena
itu penting bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik untuk meningkatkan kualitas
tematik di SD Negeri 1 Pulau Panggung Desa Pulau Panggung Kabupaten Lampung Utara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data,
kompetensi pedagogik guru telah dilaksanakan dan dikuasai. Dibuktikan dengan aspek-
aspek yang telah dikuasai, yaitu aspek menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
11
pengembangan potensi siswa, aspek komunikasi dengan siswa, dan aspek penilaian dan
evaluasi.
Ahmad Fatah Yasin: Jurnal el-Qudwah Volume 1 Nomor 5 edisi April 2011.
Penelitian ini berangkat dari pemikiran tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
usaha yang semakin meningkat yang dilakukan oleh pemerintah, madrasah dan khususnya
para guru. Pengembangan kompetensi pedagogik guru agama Islam di MIN 1 Malang
berimplikasi positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, hal ini ditandai dengan
indikator: a. ada perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran
modern dunia, b. ada perbaikan timbal balik guru dalam pembelajaran sehingga
berimplikasi pada saling menguntungkan atau pencapaian hasil belajar siswa, baik
12
Anisa Barokah: Tesis S-2 Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Metro, 2020. Implementasi Strategi Pembiasaan Akhlak
Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur. Pelajaran Aqidah Akhlak memiliki
mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan
penelitian ini berkaitan dengan bagaimana implementasi strategi pembiasaan akhlak terpuji
melalui pembelajaran Aqidah Akhlak di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja Nuban dan
Apa saja hambatan dalam implementasi pembiasaan akhlak terpuji dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak..
yang bersifat kualitatif yang dilaksanakan di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja Nuban.
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dengan cara reduksi data, penyajian data,
penelitian ini dengan cara triangulasi sumber dan meningkatkan ketekunan pengamatan.
Hasil temuan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa strategi pembiasaan akhlak
terpuji dalam pembelajaran Aqidah Akhlak sangat efektif digunakan untuk siswa. Karena
melalui pembelajaran Aqidah Akhlak yang menuntut bagaimana siswa dapat menjadi
manusia yang berbudi luhur, berakhlak terpuji, bertaqwa kepada Allah SWT menurut
ajaran Islam. Dalam pembiasaan akhlak terpuji melalui pembelajaran Aqidah Akhlak siswa
di MA. Sabiilul Muttaqien adalah melalui strategi keteladanan, nasehat, pembiasaan, dan
13
Berdasarkan sumber-sumber penelitian terdahulu yang telah peneliti kaji
sebagaimana telah peneliti uraikan diatas, bahwa penelitian yang sedang peneliti lakukan
tentu berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Fokus utama penelitian yang sedang
peneliti lakukan berkaitan dengan rumusan masalah yang berkaitan dengan analisi
akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis.
Penelitian yang sedang peneliti lakukan ini berkaitan dengan bagaimana kompetensi
materi berhias diri dengan akhlak terpuji yang bukan sekedar guru mengajarkan kemudian
murid memahami tanpa adanya aktualisasi akhlak terpuji tersebut pada diri pribadi guru
F. Kerangka Pemikiran
Pendidikan menurut Kusnandar (2010) adalah investasi sumber daya manusia jangka
panjang yang mempunyai nilai strategi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir (2012) merupakan bimbingan yang diberikan
oleh seseorang kepada orang lain agar ia berkembang dengan maksimal sesuai ajaran
Islam. Lebih jelas lagi bahwa pendidikan Islami adalah bimbingan terhadap seseorang agar
masyarakat, dan sekolah, menyangkut pembinaan aspek jasmani, akal, dan hati peserta
didik.
pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
sekolah-sekolah, perguruan tinggi, melalui bidang studi yang dipelajari dengan cara
14
hingga menyelesaikan serta menyimpulkan permasalahan tersebut. Salah satu komponen
penting dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut adalah guru. Guru merupakan
komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru yang
harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa
menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait
Tafsir (2014) Guru adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik serta mendidik merupakan tugas yang amat luas. Sebagian dilakukan dengan
cara mengajar, sebagian ada yang dilakukan dengan memberikan bimbingan, dorongan,
kesimpulan guru merupakan pendidik yang memegang peran sentral pada dunia
keberadaan guru yang profesional tidak bisa diabaikan lagi. Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Kompetensi
guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 (2005) tentang Guru dan Dosen, pada pasal
Guru harus menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik dari segala aspek bagi
peserta didiknya, karena apa yang guru berikan dapat ditiru peserta didik. Selain sebagai
ujung tombak, guru PAI diharapkan mampu menjadi pelopor pengembangan kehidupan
beragama di sekolah dan lingkungan sosialnya, Selain kompetensi yang telah ditetapkan
dalam Permendiknas No. 16 (2007) Kemudian dalam Peraturan Menteri Agama No. 16
(2010) dan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 211 (2011) tentang standar kualifikasi
dan kompetensi guru ada penambahan terkait kompetensi guru pendidikan agama Islam,
15
Berbicara mengenai kompetensi guru tentunya kompetensi yang tidak kalah penting
yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran adalah kompetensi pedagogik.
adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif
antara guru dengan peserta didik. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan
Alma (2019) disebut juga kemampuan mengelola pembelajaran yang berlangsung secara
formal.
Hamalik (2009) adalah: 1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi
pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai
metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
16
didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang bermakna proses pembentukan tingkah
laku secara terorganisir. Proses pembelajaran adalah suatu sistem artinya suatu keseluruhan
yang terdiri dari beberapa komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang
dalam pengertian ini lebih menekankan pada proses, baik yang terjadi di dalam kelas
utama. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selain itu pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu kombinasi
prosedur yang mana hal tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pada uraian yang telah dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya pembelajaran adalah proses perubahan baik perubahan tingkah laku maupun
pengetahuan dengan melalui interaksi antara guru dan peserta didik yang di dalamnya
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sesuai
dengan apa yang diutarakan Abuddin Nata (2010) pada hakikatnya peranan guru tidak bisa
digantikan oleh siapapun, karena guru merupakan salah satu faktor yang paling
menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan guru yang paling
utama adalah mengajar dan mendidik. Selain sebagai pengajar guru juga merupakan
17
Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensial.
Terkait dengan hal tersebut, paling tidak guru harus menguasai berbagai teknik yang erat
Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan
dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah
SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari
dan pembiasaan.
pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan
maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa
sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif
sehari-hari.
Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik
mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan Muhaimin (2014) lebih
atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan
istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk
keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan
akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta berakhlak terpuji
18
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
Tercantum pada Muhaimin (2014) mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk:
1. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan hal-hal yang harus
2. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam
lingkungannya.
3. Siswa memperoleh bekal ilmu pengetahuan tentang akidah dan akhlak untuk bekal
kehidupan.
Berhias diri adalah aktivitas memperindah penampilan ataupun sikap berupa akhlak
yang baik yang harus dilakukan dalam perilaku hidup sehari-hari. Berbiacara mengenai
berhias diri dengan akhlak terpuji tentunya diperlukan pembiasaan agar bisa tertanam
dalam sanubari sehingga dengan sendirinya tercerminkan dalam perilaku hidup sehari-hari.
Akhlak Terpuji atau akhlakul karimah menurut Azmi Muhammad (2016) yaitu
segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak terpuji atau akhlakul karimah atau dapat disebut juga dengan sifat-sifat terpuji ini
banyak macamnya, dan diantaranya adalah jujur, adil, amanah, khusnudzan, gigih,
Adapun tujuan berhias diri dengan akhlak terpuji secara khusus diuraikan oleh
3. Membentuk karakter yang baik dalam kehidupan dan tidak menyimpang dari syariat
19
Sebagaimana uraian di atas bahwa berhias diri dengan akhlak terpuji merupakan
perilaku-perilaku yang baik yang harus dibiasakan pada kehidupan sehari-hari, perlu kita
ketahui bahwa akhlak terpuji atau akhlakul karimah bukan sekedar materi semata. seperti
jujur, adil, amanah, rendah hati melainkan harus tertanam dalam diri dan diaktualisasikan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun bagan kerangka pemikiran pada
Tabel 1.1
Kerangka Pemikiran
20
BAB II
LANDASAN TEORI
Guru sebagai seseorang yang berwenang untuk mengajar dan mendidik siswa harus
memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik, agar proses pembelajaran menjadi lebih
baik serta tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kompetensi
dalam Bahasa Indonesia tercantum dalam Musfah dan Jejen (2015) merupakan serapan
dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “kompetensi’ diartikan kewenangan, atau
kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Kompetensi
juga diartikan pemilikan, penguasaan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan
seseorang, maka seorang guru harus menguasai kompetensi guru, sehingga dapat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi merupakan syarat
yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas dengan profesional sehingga
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yang mana bisa diperoleh melalui
pelatihan.
Sesuai dengan apa yang di utarakan Moh Uzer Usman (2016) bahwa kompentensi berarti
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
21
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,
kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah
diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga menurut Musfah dan Jejen (2015) terkait
dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar ukuran yang ditetapkan dan atau
diakui oleh lembaganya atau pemerintah. Hakikat kompetensi adalah kekuatan mental dan
fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktek.
Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan.
Dalam bukunya E. Mulyasa (2013) mengutip dari seorang tokoh bernama Gordon
terdapat enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi yaitu pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat. Pengetahuan yaitu suatu kemampuan
dalam aspek kognitif, contohnya guru mengetahui kebutuhan belajar dari siswanya.
Pemahaman yaitu kedalaman aspek kognitif dan afektif dimana seorang guru mengetahui
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Kemampuan yaitu dapat melakukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada guru dengan disiplin. Nilai yaitu standar
perilaku yang diyakini dan tertanam dalam individu setiap guru. Sikap yaitu refleksi dari
adanya rangsangan yang datangnya dari luar. Minat yaitu kecenderungan untuk melakukan
22
suatu kegiatan. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan
seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan
dalam hasil kerja nyata yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan
hokum yang sah sebagai guru berdasarkan Undang-undang guru yang berlaku dan
ditetapkan di Indonesia.
Menurut Ahmad Tafsir (2016) Guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan siswa. Tugas guru dalam pandangan Islam ialah mendidik.
Mendidik merupakan tugas yang amat luas, sebagian dilakukan dengan cara mengajar,
sebagian lagi ada yang dilakukan dengan cara memberi dorongan, suri tauladan, motivasi,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada lembaga pendidikan anak
Peraturan Pemerintah No. 19 (2017) “Guru adalah tenaga pendidik profesional dengan
mengevaluasi siswa pada lembaga pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai
23
keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai
ketrampilan dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru menurut Kusnandar (2010) terdiri dari 4 (empat), yaitu kompetensi pedagogik,
guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh keempatnya dengan penekanan
Begitupun tercantum dalam Undang-undang No.14 (2005) tentang Guru Dan Dosen
pendidikan profesi”. Sebagai mana kita ketahui ke empat kompetensi tersebut merupakan
bagian dari keseluruhan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki guru profesional sesuai dengan
kompetensi guru juga tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74
Berikut dalam Pasal 3 Ayat (2) mengenai kompetensi guru meliputi kompetensi
24
Masing-masing kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam melakukan
tugas dan kewajibannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Guru
dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar dapat menjadi suri tauladan panutan
yang baik bagi siswa. Musfah dan Jejen (2015) membagi kompetensi guru dalam tiga
bagian yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak dapat berdiri
Kompetensi guru dalam Keputusan Menteri Agama No. 211 Tahun 2011 pada Bab
pembahasan mengenai Kompetensi Guru Pendidikan Agama islam adalah sebagai berikut:
merupakan perumusan dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah diseuaikan
dengan kebutuhan dalam pendidikan agama Islam mengenai standar kualifikasi pendidikan
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam
menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru yang
dapat melaksanakan profesinya dengan baik dan benar juga efektif dan efisien.
terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
Kompetensi yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah kompetensi
pedagogik. Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas
pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah
25
evaluasi pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai
pembantu laki-laki zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya
pergi ke sekolah.
pendidikan atau situasi pendidikan dengan maksud untuk memahami situasi pendidikan
atau fenomena pendidikan tersebut sebagai objek studinya. Selain itu, pedagogik juga
dalam rangka mendidik anak. Sebab itu, Pedagogik tidak hanya berisi deskripsi
pemahaman tentang situasi pendidikan apa adanya, melainkan juga berisi tentang
Pedagogik menurut Kusnandar (2010) adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang
lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dan menurut Bukhari Alma
26
Mengenai kompetensi pedagogik Oemar Hamalik (2009) membagi sub kompetensi
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar atau setting pembelajaran dan
dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
keseluruhan.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa
27
kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses pembelajaran, dan kemampuan
melakukan penilaian.
mencakup kemampuan:
telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah
pembelajaran meliputi kemampuan: (a) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan
bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (b) mendemonstrasikan penguasaan
mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (c) berkomunikasi dengan siswa, (d)
pembelajaran.
pembelajaran yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang
menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
28
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik
potensinya.
Menurut Suyanto dan Jihad (2013) dalam bukunya menjadi guru profesional
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap siswa,
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Berdasarkan pada uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru yang kompeten
adalah seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran. mengelola pembelajaran dalam
memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu untuk memahami apa yang
Seorang guru profesional menurut Moh. Uzer Usman (2014) adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia telah
terdidik dan terlatih dengan baik. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
29
pendidikan formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di
siswa.
c) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal siswa dan mengenali perbedaan potensi
Antara Lain:
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai, memilih jenis strategi atau metode pembelajaran yang cocok, menentukan
memotivasi siswa.
c) Mampu merencanakan penggunakan media dan sumber pengajaran sarana yang bisa
30
d) Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti mampu menentukana lokasi waktu
dicapai dan memotivasi siswa, dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan
materi prasyarat.
menekankan hal-hal yang menumbuhkan kebiasaan positif pada tingkah laku siswa.
siswa salah mengerti, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan
atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dan melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan atau tugas sebagai bagian remidi atau pengayaan.
31
4) Kemampuan dalam Mengevaluasi Hasil Belajar, dengan Indikator Antara
Lain:
selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak valid dan mampu
a. Pengertian Pembelajaran
menyatakan pembelajaran adalah “Proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”. Jadi, pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang
32
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang bermakna proses, pembentukan tingkah
laku secara terorganisir. Proses pembelajaran adalah suatu sistem artinya suatu keseluruhan
yang terdiri dari beberapa komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang
dalam pengertian ini lebih menekankan pada proses, baik yang terjadi di dalam kelas
Pendidikan secara bahasa menurut Syamsul Nizar (2012) pada umumnya mengacu
ketiga istilah at-tarbiyah. Adapun menurut Benjamin Bloom (2013) belajar adalah
perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik agar mencapai taraf
hidupnya sebagai pribadi, masyarakat, maupun makhluk Tuhan yang maha Esa.
yang utama. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu
dan prosedur yang mana hal tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
tersebut yakni:
1) Manusia yang terlibat di dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru dan
tenaga lainnya.
33
2) Material berupa buku-buku, papan tulis, spidol, fotografi, slide, film dan lain
sebagainya.
3) Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,
Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian
dan sebagainya. Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku sebagai
upaya dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya individu akan melakukan kegiatan belajar
untuk mengkaji perilaku yang ada pada dirinya, apabila ia tidak bisa memenuhi kebutuhan
Dari uraian yang telah dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
pembelajaran adalah proses perubahan baik perubahan tingkah laku maupun pengetahuan
dengan melalui interaksi antara guru dan peserta didik yang di dalamnya terdapat unsur-
b. Pengertian Aqidah
Aqidah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata dasar ‘aqada ya’qidu ‘aqdan
‘aqidatan yang berarti ikatan atau pejanjian. Artinya sesuatu yang menjadi tempat hati
yang mana hati terikat kepadanya. Setelah berbentuk aqidah maka maknanya menjadi
keyakinan. Adapun pengertian aqidah secara istilah berarti perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh serta
Dari pengertian di atasmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa aqidah adalah perkara-
perkara yang wajib diyakini kebenarannya, yang mana hal tersebut dapat diterima oleh
manusia dan dapat menentramkan jiwa manusia serta tidak ada keraguan didalamnya.
34
1) Ruang Lingkup Akidah
Adapun ruang lingkup pembahasan aqidah Rosihon Anwar (2008) adalah sebagai
berikut:
a) Ilahiyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan Allah SWT.
b) Nubuwat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungandengan Nabi dan Rasul,
c) Ruhaniyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan alam
d) Sam’iyyat, yaitu membahas segala hal yang dapat diketahui dari dalil Naqli berupa
Qur’an dan Sunnah seperti akhirat, syurga, neraka dan lain sebagainya.
Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia merupakan dasar dari
aqidah itu sendiri. Aqidah berkaitan dengan keimanan yang merupakan pokok-pokok dari
Aqidah Islam. Adapun ayat Qur’an yang memuat kandungan Aqidah Islam didalamnya
adalah:
ٓ
ُ لٌّ َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَِئ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َورyyونَ ُكy
لِ ِهۦ اَلyُس ۚ yُ ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمنyز َل ِإلَ ۡيy ُأ
ِ yٓا نyyَءا َمنَ ٱل َّرسُو ُل بِ َم
صي ُر ِ ك ۡٱل َم َ َوا َس ِم ۡعنَا َوَأطَ ۡعن َۖا ُغ ۡف َران
َ ك َربَّنَا َوِإلَ ۡي ْ ُق بَ ۡينَ َأ َح ٖد ِّمن رُّ ُسلِ ِۚۦه َوقَال
ُ نُفَ ِّر
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah,
tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami
Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali” (Q.S Al-Baqarah: 285).
2) Tujuan Akidah
35
a) Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir. Sejak
berada di alam roh, manusia sudah memiliki fitrah ketuhanan, sebagaimana dalam
firman Allah.
ُ y ِهمۡ َألَ ۡسyُور ِهمۡ ُذ ِّريَّتَهُمۡ َوَأ ۡشهَ َدهُمۡ َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس
ْ ُالyyَ َربِّ ُكمۡ ۖ قy ِت ب ۡ
وا ِ َوِإذ َأ َخ َذ َربُّكَ ِم ۢن بَنِ ٓي َءا َد َم ِمن ظُه
ْ ُبَلَ ٰى َش ِه ۡدن َۚٓا َأن تَقُول
َوا يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة ِإنَّا ُكنَّا ع َۡن ٰهَ َذا ٰ َغفِلِين
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban
kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al-A’raf: 172).
kemusyrikan yang bersifat sembunyi-sembunyi di dalam hati (syirik khafy). Oleh karena
Akal merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT terhadap manusia. Dengan
akal tersebut manusia bisa lebih mulya dari pada makhluk yang lainnya. Walaupun
demikian, manusia sering tersesat oleh akal pikirannya sendiri. Oleh karena itu akal
c. Pengertian Akhlak
Akhlak secara etimologis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013), berasal dari
bahasa Arab yang diidentifikasikan dengan kata al a’dah yang memiliki arti
kebiasaan.Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak berarti budi pekerti atau
kelakuan. Kata akhlak lebih luas dari pada moral atau etika yang sering dipakai dalam
bahasa Indonesia sebab akhlak mencakup segi-segi kejiwaan dan tingkah laku seseorang
baik secara lahiriah maupun batiniah. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata
36
khuluk yang memiliki arti tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, kejantanan, agama,
dan kemarahan.
Dari pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwasanya adalah akhlak adalah suatu
perbuatan yang telah dibiasakan sehingga perbuatan tersebut muncul tanpa adanya
berkenaan dengan pertanyaan tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan antar
sesama manusia yang meliputi konsep-konsep seperti harkat manusia, harga diri manusia,
keadilan sosial, kepedulian terhadap sesama manusia, persamaan hak, sikap saling
menghargai dan sebagainya. Tujuan dari pendidikan moral ini membantu siswa agar
memiliki tanggung jawab dalam memberikan pendapat, adil dan matang mengenai orang
lain.
Apabila dikaitkan dengan perbuatan maka terdapat juga akhlak baik dan akhlak
buruk. Dasar untuk mengukur baik buruknya sifat seseorang adalah Qur’an dan As-
Sunnah. Apa yang baik menurut Qur’an dan As-Sunnah, maka itulah yang dijadikan
pegangan dan begitu pula sebaliknya apa yang buruk menurut Qur’an dan As-Sunnah
Sifat-sifat yang tertanam pada manusia sejak lahir berupa perbuatan baik disebut
akhlak yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela. Awal seseorang
mempunyai tingkah laku karena adanya pengaruh. baik secara langsung maupun tidak
langsung sesuai dengan pembinaannya, karena didikan dan bimbingan dalam keluarga
secara langsung maupun tidak langsung banyak memberikan bekas bagi penghuni rumah
itu sendiri dalam tindak-tanduknya, maka ilmu akhlak menjelaskan tentang arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyarankan tujuan
37
yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan yang harus menunjukkan jalan apa yang
harus diperbuat.
Adapun Ruang Lingkup Akhlak menurut Rosihon Anwar (2008) adalah sebagai
berikut:
Yakni akhlak yang berhubungan terhadap khalik (sang pencita) yaitu Allah SWT
yakni dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala
apa yang dilarang olehnya. Selain itu mencintai Allah dan mensyukuri apa yang telah
diberikan oleh serta mengagungkan Allah, senantiasa ingat akan kebesaran Allah. Hal
ditentukan dengan hubungannya dengan Allah. Apabila manusia taat terhadap Allah, maka
manusia tidak taat terhadap Allah, maka kehidupannya akan sengsara baik di dunia
maupun di akhirat.
hubungan yang baik terhadap Allah akan tetapi tidak memiliki hubungan yang baik dengan
sesama. Hubungan yang baik ini bisa dilakukan dengan menjaga silaturrahmi, saling
hubungan baik antara sesama manusia merupakan hal yang penting karena manusia
tidaklah mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial
38
yang saling membutuhkan antara sesama. Oleh karena itu sangat penting untuk
manusia, manusia juga harus memperhatikan hubungannya dengan alam, yakni berusaha
melindungi alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal tersebut dikarenakan alam adalah
makhluk Allah SWT yang juga berhak hidup sama seperti manusia. Oleh karena itu alam
harus dilindungi karena alam sebagai lingkungan hidup manusia telah banyak memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia, seperti air, udara, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Apabila manusia tidak bersikap ramah terhadap alam, maka alam pun tidak akan bersikap
ramah terhadap manusia. Apabila hal tersebut terjadi maka manusia itu sendiri yang rugi.
Akan banyak terjadi bencana yang disebabkan oleh manusia itu sendiri seperti banjir,
tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Oleh karena itu manusia harus menjaga
2) Tujuan Akhlak
Tujuan pokok adalah agar setiap orang muslim memiliki budi pekerti, tingkah laku
dan adat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam. Tujuan yang diperoleh apabila seorang
muslim berakhlak yang baik menurut Zainudin dan Jamhari (2017) adalah:
Orang yang memiliki akhlak yang baik yang sesuai ajaran Islam, senantiasa akan
melaksanakan segala perbuatannya dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena
b) Kepribadian muslim
Orang yang memiliki akhlak yang baik yang sesuai ajaran Islam, segala
39
c) Perbuatan mulia dan terhindar dari perbuatan yang tercela
Dengan memiliki akhlak yang baik akan mendapatkan bimbingan dan ridha Allah,
serta akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji yang seimbang antara kebaikan
3) Macam-Macam Akhlak
Umumnya ada dua macam akhlak menurut Syamsul Nizar (2012) yaitu akhlak
mahmudah dan akhlak mazmumah. “Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah adalah
segala macam sikap dan tingkah laku yang baik. Sedang akhlak mazmumah adalah segala
Allah SWT memberikan kebebasan kepada hambanya untuk memilih jalan kebaikan
atau keburukan yakni ketakwaan atau kefasikan dan setiap perbuatan akan berhadapan
Sebagaimana telah diketahui secara garis besar menurut M. Yatimin Abdullah (2012)
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh M. Yatimin Abdullah (2012) bahwa yang
dimaksud dengan “akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik”.
Akhlak mahmudah merupakan realisasi dan tingkah laku yang terpuji dalam ajaran agama
Islam, akhlak, etika atau norma dapat juga dikatakan sebagai moral dalam kehidupan
sehari-hari.
al-amanah (setia dapat dipercaya), as-sidqu (jujur), al-‘adl (adil), al-afwu (pemaaf), al-
alifah (disenangi), al-fawa’ (menepati janji), al-haya’ (malu), ar-rifqu (lemah lembut) an-
40
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa akhlak
mahmudah atau akhlak yang baik itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkah
laku dan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT, termasuk jujur, dapat
dipercaya, disenangi orang lain, baik, tekun, menghormati orang lain, dan adil.
kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan, dapat dinilai positif oleh orang yang
istiqomah, amanah, adil, kasih sayang, hemat, berani, kuat, malu, janji.
Akhlak madzmumah merupakan cerminan dari perbuatan yang keji dan munkar,
dalam ajaran Islam perbuatan keji dan munkar itu dilarang, sebab perbuatan-perbuatan
yang tercela dan tidak terpuji tersebut akan merugikan orang lain lebih-lebih diri sendiri
Akhlak madzmumah adalah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang
tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan
orang lain. Akhlak mazdmumah haruslah ditinggalkan sebab akan merugikan diri sendiri,
dan Allah SWT sangat membenci kepada orang-orang yang berakhlak tercela.
anainah (egois), al-baghyan (melacur), dusta, dendam, sombong, az-zulmu (aniaya), al-
(adu domba). Sifat-sifat buruk itu secara umum ialah sifat dengki, iri hati, sombong, riya.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sesuai
dengan apa yang diutarakan Nata Abuddin (2010) pada hakikatnya peranan guru tidak bisa
digantikan oleh siapapun, karena guru merupakan salah satu faktor yang paling
menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan guru yang paling
41
utama adalah mengajar dan mendidik. Selain sebagai pengajar guru juga merupakan
Terkait dengan hal tersebut, paling tidak guru harus menguasai berbagai teknik yang erat
Pembelajaran Akidah akhlak merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan
dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah
SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari
dan pembiasaan.
pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan
maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa
sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif
sehari-hari.
Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik
mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan Muhaimin (2014) lebih
atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan
istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk
42
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada hakikatnya pendidikan akhlak adalah inti
pendidikan dari semua jenis pendidikan. karena pendidikan akhlak mengarahkan pada
terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam
arti terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Karakteristik mata pelajaran akidah
akhlak yang dimaksudkan adalah ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dalam lingkup pendidikan agama Islam.
Adapun untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan
sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan perbuatan bernilai
keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan
akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta berakhlak terpuji
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
Tercantum pada Muhaimin (2014) mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk:
1) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan hal-hal yang harus
2) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan
43
Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam
lingkungannya.
3) Siswa memperoleh bekal tentang akidah dan akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke
Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kurikulum 2013, telah dijelaskan:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
akhlak terpuji siswa seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga;
3) Pencegahan siswa dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang
seutuhnya;
5) Penyesuaian mental siswa terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Akidah Akhlak;
6) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat;
7) Penyaluran siswa untuk mendalami Akidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
44
Tercantum dalam Kamus Besar Bahasa indonesia berhias di artikan: “usaha
memperelok diri dengan pakain ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan
dandanan yang indah dan menarik”. Menurut bahasa adalah tazayyun (berhias diri) yang
berarti mempercantik dalam pakain dan akhlak. Sedangkan menurut istilah diutarakan oleh
sikap atau akhlak tentunya dengan akhlak terpuji seperti jujur, adil, amanah.
Berhias diri adalah aktivitas memperindah penampilan ataupun sikap berupa akhlak
yang baik yang harus dilakukan dalam perilaku hidup sehari-hari. Berbiacara mengenai
berhias diri dengan akhlak terpuji tentunya diperlukan pembiasaan agar bisa tertanam
dalam sanubari sehingga dengan sendirinya tercerminkan dalam perilaku hidup sehari-hari.
Pembiasaan menurut Tesaurus, (2017) dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata “biasa”
yang artinya banal, bersahaja, formal, kaprah, lazim, lumrah, standar, umum, wajar,
sederhana, terbiasa, terkondisi, kerap, serimg, rutin. Sedangkan makna pembiasaan itu
sendiri mempunyai arti, (1) adaptasi, (2) aklimitisasi, (3) habituasi, (4) penyesuaian.
Menurut Zakiyah Darajat (2008) mengatakan tentang pembiasaan yang pernah dilakukan
oleh sufi, mereka merasa bahwa Allah selalu hadir dalam hatinya, kejadian tersebut
tercipta melalui proses yaitu pertama, lisan dibiasakan dan dilihat untuk berdzikir kepada
Allah, maka mereka akan senantiasa mengucap kata Allah dengan kesadaran dan
pengertian.
Akhlak diuraikan oleh Daud Mohammad (2013) yaitu berasal dari bahasa arab
akhlak , bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang mempunyai arti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Dan dalam kepustakaan, akhlak diartikan sikap yang
melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik dan mungkin saja buruk.
45
Akhlak Terpuji atau akhlakul karimah menurut Azmi Muhammad (2016) yaitu
segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak terpuji atau akhlakul karimah atau dapat disebut juga dengan sifat-sifat terpuji ini
banyak macamnya, dan diantaranya adalah jujur, adil, amanah, khusnudzan, gigih,
Berdasarkan pada uraian deskripsi diatas bahwa berhias diri dengan Akhlak Terpuji
merupakan perilaku-perilaku yang baik yang harus dibiasakan pada kehidupan sehari-hari,
perlu kita ketahui bahwa akhlak terpuji atau akhlakul karimah bukan sekedar materi semata
seperti jujur, adil, amanah, rendah hati yang harus tertanam dalam diri dan
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak terpuji. Akhlak yang terpuji
ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga
sekalgus membawa kebahagiaan masyarakan pada umumnya. Dengan kata lain bahwa
kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rosulullah Saw yang menghimbau
kepada umatnya bahwa orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)
Tujuan Berhias Diri dengan Akhlak terpuji dalam Islam menurut Azmi Muhammad
(2016) adalah membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicarara dan
perbuatan, terpuji dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, dan
46
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
Yang Maha Esa, berakhlak terpuji dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Adapun tujuan berhias diri dengan akhlak terouji secara khusus diuraikan oleh
1) Remaja memahami dan menghayati ajaran agama Islam terutama yang berkaitan dan
menghayati ajaran agama Islam, terutama yang berkaitan dengan fardu ‘ain.
Oleh karena itu pembiasan akhlak terpuji keberadaanya sangat penting dalam
agar terbiasa berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan dapat bertingkah laku
Keberhasilan proses Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji antara lain dipengaruhi oleh
ketepatan seorang guru dalam memilih strategi yang tepat. Strategi yang dapat digunakan
a. Keteladanan
keteladanan dasar kata katanya “teladan” yaitu perihal yang dapat ditiru atau dicontoh.
oleh karena itu keteladanan menurut Manan Syaepul (2017) adalah hal-hal yang dapat
ditiru dan dicontoh. Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata “uswaħ”
47
dan “qudwaħ”. Kata “uswaħ” terbentuk dari huruf-huruf hamzah, as-sin dan al-waw.
Secara etimologi setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut
dari sejumlah strategi yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan
membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial. Sebab, seorang pendidik merupakan
contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru,
disadari atau tidak, bahkan semua keteladanaan itu akan melekat pada diri dan
perasaannya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, inderawi,
maupun spritual.
Teladan dalam Qur’an sebagaimana diuraikan oleh Manan Syaepul (2017) bahwa
istilah “uswaħ” dan “iswaħ” atau dengan kata “al-qudwaħ” dan “al qidwaħ” yang
memiliki arti suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah
dalam kebaikan, dan kejelekan. Jadi keteladanan adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh
oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah
keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islām, yaitu keteladanan yang
Guru merupakan teladan atau model bagi siswa dan semua orang yang menganggap
dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini
tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Menjadi teladan adalah sifat dasar guru
dalam pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima dan menerapkannya
secara konstruktif maka telah mengurangi efektivitas pembelajaran. Allah Swt. berfirman:
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
48
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa metode keteladanan
merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses pendidikan
Keteladanan dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena
hakekat pendidikan Islām ialah mencapai kerendahan kepada Allāh dan mengangkat tahap
akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta membimbing masyarakat pada
b. Nasihat
Kata “Nasehat” sebagaimana diuraikan oleh Murad Salamah (2011) berasal dari
bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta bersih
dari segala kotoran, juga bisa berarti “khaatha”, yaitu menjahit. Imam Ibnu Rajab
rahimahullah menukil ucapan Imam Khaththabi rahimahullah: “Nasehat itu adalah suatu
kata untuk menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang dinasehati”.
Nasihat juga dapat diartikan sebagai kata-kata yang memiliki nilai dan motivasi yang dapat
menggerakan hati. Dalam Al-Qur’an, dijelaskan tentang nasehat yang dilakukan oleh para
Nabi kepada kaumnya, seperti Nabi Shaleh yang menasehat kaumnya agar menyembah
Allah, Nabi Ibrahim yang menasehati ayahnya agar menyembah Allah dan tidak lagi
membuat patung.
kebaikan dan memiliki nilai-nilai yang baik yang harus dipeljari pun dipahami untuk
diamalkan dalam perilaku hidup sehari-hari. Melalui nasihat ada transfer ilmu pengetahuan
49
Kata Kisah diuraikan Syahidin (2009) yang berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata
“qishah”, diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “kisah” yang berarti cerita. Namun
terdapat perbedaan yang prinsipil antara makna kisah dalam bahasa Qur’an dengan kisah
dalam bahasa Indonesia. Kisah dalam bahasa Qur’an bermakna sejarah (tarikh) yaitu
peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di zaman dahulu. Sedangkan kisah dalam bahasa
Indonesia mengandung arti cerita-cerita yang berbau atau legenda yang di dalam Qur’an
disebut “Asathir”.
Strategi kisah Qurani dan nabawi dijelaskan Sri Minarti (2013) adalah penyajian
bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dalam Qur’an dan
Hadits Nabi. Kisah Qurani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga cara
mendidik umat agama beriman kepada-Nya. Dalam pendidikan Islam, kisah merupakan
metode kisah yang terdapat dalam Qur’an mempunyai sisi keistimewaan dalam proses
pendidikan dan pembinaan manusia. Menurutnya, metode kisah dalam Qur’an berefek
positif pada perubahan sikap dan perbaikan niat atau motivasi seseorang. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi kisah Qurani dan nabawi yaitu strategi yang
dapat mempengaruhi jiwa siswa, denga kisah kisah orang terdahulu supaya siswa dapat
d. Pembiasaan
Pembiasaan merupakan salah satu strategi dalam membiasakan akhlak terpuji dalam
kehidupan sehari-hari siswa dan merupakan strategi yang sangat penting, terutama bagi
anak-anak siswa SD/MI. Siswa SD/MI belum memahami dengan baik apa yang disebut
baik dan buruk secara susila, mereka juga belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang
50
harus dikerjakan seperti orang dewasa, sehingga mereka sangat memerlukan pembiasaan
Pembiasaan akhlak terpuji tentu harus diaktualisasikan dengan tingkah laku, budi
pekerti, keterampilan dan kecakapan dan pola pikir sehingga mereka mampu mengubah
seluruh sifat baik atau akhlak terpuji menjadi sebuah kebiasaan yang tertanam dengan
natural dalam perilaku hidup siswa sehari-hari. Dengan pembiasaan tentunya akan terbiasa
dan dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa susah payah, tanpa memerlukan banyak tenaga
tentunya mengacu pada materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis.
mengendalikan perkataan, dan mengontrol sikap akhlak terpuji dalam kehidupan siswa.
Tentunya pembiasaan sangatlah penting agar terwujudnya perubahan dari hal yang buruk
menjadi baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, karena pada hakikatnya bisa karena biasa pun
a) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai
secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Pembiasaan
hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendirian yang telah
51
c) Pembiasaan yang pada mulanya mekanistis itu harus semakin menjadi pembiasaan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator strategi pembiasaan itu
adalah suatu cara atau jalan yang dilakukan dengan sengaja, berulang-ulang, terus-
menerus, konsisten, berkelanjutan, untuk menjadikan sesuatu itu kebiasaan (karakter) yang
melekat pada diri sang anak, sehingga nantinya anak tidak memerlukan pemikiran lagi
untuk melakukannya. Guru sebagai pendidik dan orang tua di sekolah sangat memiliki
peran penting. Karena dalam pelaksanaan strategi pembiasaan ini pastilah memerlukan
dukungan dari siswa. Apabila siswa tidak memiliki minat atau motivasi untuk mengkuti
strategi pembiasaan ini pastilah strategi ini hanya akan menjadi teori tanpa adanya
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut
Meleong, Lexy J (2005) yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
evaluasi pembelajaran Akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Metode deskriptif analisis menurut Sugiyono (2016) merupakan suatu metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan
analisis dan membuat simpulan yang berlaku untuk umum. Metode deskriptif analisis ini
digunakan untuk menggali seluruh fakta, gejala, peristiwa, sifat, dan karakter kompetensi
pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis dengan jelas sesuai fakta di lapangan.
B. Setting Penelitian
53
1. Lokasi Penelitian
dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti
dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Penelitian ini berlokasi di
kelas V MIN 2 Ciamis, tepatnya di Jalan Cipancur No. 04, Desa Sirnabaya, Kecamatan
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini, dimulai dari bulan Januari 2022 hingga bulan Juni
2022. Rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
C. Sumber Data
Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek yang dapat
memberikan keterangan guna dijadikan data penelitian. Sumber data penelitian ini dibagi
Data primer ini bersumber dari ucapan dan tindakan yang diperoleh peneliti dari
kepala sekolah, guru kelas, guru akidah akhlak, dan siswa di kelas V MIN 2 Ciamis
dan observasi atau pengamatan langsung pada objek selama kegiatan penelitian di
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku,
hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan hasil penilaian mata pelajaran
akidah akhlak siswa kelas V MIN 2 Ciamis. Sumber data sekunder merupakan sumber data
di luar kata-kata dan tindakan yakni sumber data tertulis yang merupakan sumber data
pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang dibutuhkan oleh data primer berkaitan
pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji sehingga
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data yang dimaksud adalah
data yang terkait dengan kompetensi pedagogik guru dalam proses merencanakan,
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana
cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda
yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Adapun teknik pengumpulan
1. Observasi
55
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara melihat, medengarkan, merasakan, serta
mengevaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di
2. Wawancara
interview menurut Sutopo (2016) merupakan proses yang bertujuan untuk memperoleh
keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam penelitian ini wawancara digunakan
untuk menggali informasi sedalam-dalamnya dari sumber-sumber data primer yaitu kepala
sekolah, guru kelas, guru akidah akhlak, dan siswa di kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan
pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak
materi berhias diri dengan akhlak terpuji akan lebih terperinci, jelas, dan akurat.
3. Dokumentasi
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran akidah akhlak, silabus, buku-buku, modul, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian guru, serta hasil penilaian siswa mata
pelajaran akidah akhlak untuk melengkapi data penelitian mengenai kompetensi pedagogik
guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi
56
berhias diri dengan akhlak terpuji sehingga mendapatkan data yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori dari Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono (2016) yang menyatakan bahwa analisis data
dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga tahap setelah data dikumpulkan yaitu
reduksi data, display data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan data. Data tersebut
tentunya data yang berkaitan dengan permasalahan kompetensi pedagogik guru dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri
dengan akhlak terpuji serta tentang bagaimana memahami pembelajaran akidah akhlak
yang bukan sekedar diajarkan tanpa adanya pengamalan pun aplikasi pada diri pribadi guru
dan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini gambar skema analisis data menurut
Tabel 3.2
Reduksi Data
Penarikan
Kesimpulan
57
1. Reduksi Data
berupa kegiatan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan reduksi data dengan cara
mengambil hal-hal yang pokok sesuai fokus penelitian, serta membuang data yang
Reduksi data dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mengacu pada proses
evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
2. Display Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya dalam analisis data adalah mendisplay
data atau menyajikan data. Dengan menyajikan data, maka akan lebih mudah untuk
dipahami mengenai apa yang terjadi, serta dapat merencana kerja selanjutnya berdasarkan
pemahaman tersebut. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun
menurut Sugiyono (2016), yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak
58
3. Verifikasi Data
Vertifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam analisis data.
observasi, wawancara, dan dokumentasi dari kepala sekolah, guru kelas, guru mata
pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2 Ciamis yang terpilih sebagai responden
serta teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan kompetensi pedagogik guru dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri
dengan akhlak terpuji. Data-data yang telah dikemukakan pada penyajian data
Uji keabsahan data penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang
ditemukan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2016) meliputi beberapa uji, salah satu diantaranya
adalah uji keabsahan data. Uji keabsahan data ini berkenaan dengan derajat akurasi data
data yang bias atau tidak valid serta untuk menghindari adanya jawaban dari informan
yang tidak jujur. Menurut Meleong, Lexy. J (2015) uji keabsahan data terhadap data
ketekunan dalam proses penelitian, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Diuraikan oleh Sugiyono (2016) bahwa Triangulasi sumber ialah
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui sumber yang sama dalam waktu yang berbeda. Sedangkan triangulasi teknik
dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dari
59
kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2
Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Kemudian jika hasil kroscek keduanya
melakukan observasi sekali saja. Peneliti juga menggunakan member check dengan
melakukan pengecekan data yang diperoleh agar disepakati oleh pemberi data, ketika data
tersebut disepakati maka data tersebut valid. Sebagaimana disebutkan oleh Burhan Bungin
(2017) mengenai uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: ketekunan
Data-data dalam penelitian ini tentunya data yang berkaitan dengan permasalahan
akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis
Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis yang mana pembelajaran akidah akhlak bukan
sekedar diajarkan tanpa adanya pengamalan dan aplikasi pada diri pribadi guru dan siswa
dalam kehidupan sehari-hari, karena hakikatnya pembelajaran akidah akhlak itu harus
60
BAB IV
Kabupaten Ciamis. Tepatnya di jalan Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa
kabupaten Ciamis. Profil lengkap Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis adalah sebagai
berikut:
Alamat Madrasah :
b) Desa/Kel. : Sirnabaya
c) Kecamatan : Rajadesa
d) Kabupaten : Ciamis
f) No.Tlp/HP : (0265)2795851
i) No NPWP : 2479624442000
j) e-mail : min1rajadesa@gmail.com
5) Akreditasi :
a) Status Akreditasi : A
b) Nilai Akreditasi : 96
61
d) Nomor sertifikat : 782/BAN-S/M/SK/2019
7) NPSN : 60708464
c) Jabatan : Ketua
b) NIP : 197001181998031004
Rekapitulasi data siswa MIN 2 Ciamis pada tiga tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Siswa
3 Tahun Terakhir
Kelas
1 2018/2019 73 64 50 66 48 55 356
2 2019/2020 56 74 64 51 70 50 365
3 2020/2021 77 53 74 69 52 67 392
62
3. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
pada tahun pelajaran 2021/2022 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Pend.
No Nama NIP / NUPTK Prodi./ Jur.
Terakhir
63
12 Lia Hoeriah, S.Pd.I 3747753654300052 S1 PAI
22 S.Pd.I
23 S.Sy
Visi MIN 2 Ciamis: “Terwujudnya insan madrasah yang santun, inovatif, amanah, dan
dari semua unsur (Stakeholder), untuk tujuan jangka pendek jangka menengah dan jangka
64
panjang. Visi ini merupakan harapan besar MIN 2 Ciamis dalam realisasinya menjadi
acuan semua unsur setiap saat dan berkelanjutan dengan indikator sebagai beriku:
Visi tersebut perlu direalisasikan berupa tindakan nyata dan terarah dengan
a. Membina karakter dan mental melalui pendidikan sehingga membentuk siswa yang
santun.
kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran akidah akhlak materi berhias
dokumen tertulis yang dikenal dengan istilah RPP, akronim dari Rencana Pelaksanaan
65
Pembelajaran. Di dalam RPP yang disusun oleh guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2
Ciamis terdapat poin terkait materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis,
bahwa RPP yang ada telah sesuai dan mengacu pada panduan yang harus diikuti. RPP
telah mengacu pada prinsip partisipasi aktif siswa, perbedaan individu siswa, berpusat pada
siswa, pengembangan budaya membaca dan menulis siswa, penerapan teknologi informasi,
“Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran sangat perlu dipersiapkan oleh guru mata
pelajaran sebelum guru melakukan pembelajaran, salah satunya dibuktikan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru mata pelajaran menyusun silabus karena
tahu kondisi dan perkembangan siswanya. Dengan demikian, siswa dapat memahami
dengan cepat materi pelajaran yang telah guru terangkan. Karena sebelummnya materi
yang akan disampaikan sudah dipersiapkan dengan baik.” (Wawancara, H. Mustopa,
S.Ag., 11 April 2022).
Ibu Siti Nurlaelah, S.Pd.I. selaku guru MIN 2 Ciamis menambahkan dalam mengenai
ranah dalam proses dan hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, agar
“Kami selaku guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis berusaha semaksimal
mungkin dalam merencanakan proses pembelajaran supaya pembelajaran efektif, efisien,
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berbicara mengenai perencanaan tentunya kami
selaku guru akidah akhlak membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
prota, prosem. Dibuatnya semua perangkat pembelajaran tersebut merupakan upaya kami
memaksimalkan perencanaan agar pembelajaran berjalan lancar.” (Wawancara, Siti
Nurlaelah, S.Pd.I., 11 April 2022).
Peneliti melihat bahwa guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis telah
MIN 2 Ciamis telah merencanakan dengan baik dalam hal pembelajaran, dibuktikan
66
dengan membuatnya Silabus, Prota, Promes, RPP, termasuk mengenai analisis SKL,
analisis KI-KD, analisi alokasi waktu semua guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Senin, 11 April 2022
dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji ini
dilaksanakan dengan berdasar pada program yang telah ditetapkan. Guru Akidah Akhlak
telah melaksanakan seperti apa yang telah ia susun pada perencanaan pembelajaran ke
dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara apa yang
ada di dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah
Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
menurut berdasarkan pada hasil wawancara bersama guru akidah akhlak ibu Yati Kurniati
Rohmat, S.Pd.I mengutarakan bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak masih merasa
kesulitan dalam mengajarkan materi berhias diri dengan akhlak terpuji. Karena tanggung
jawab guru bukan hanya menyampaikan materi dan siswa memahami tanpa adanya
pembuktian dari diri pribadi guru dan siswa dalam hal menerapkan akhlak terpuji dalam
kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan kesulitan guru dalam mengajarkan akidah akhlak materi berhias
diri dengan akhlak terpuji tentu guru harus bisa mengaplikasikan metode juga model
pembelajaran dengan baik, juga guru harus menggunakan media pembelajaran yang
baik.
67
Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji menurut
peneliti bisa berjalan dengan baik dan kondusif karena guru telah merencanakan
berhias diri dengan akhlak terpuji guru menggunakan model pembelajaran keteladanan dan
pembiasaan yang menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan akhlak terpuji atau
akhlakul karimah. Sesuai dengan ungkapan guru Akidah Akhlak ibu Yati Kurniati
“Mengenai pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji kami
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Pembiasaan sesuai yang tercantum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Model Pembiasaan ini diterapkan agar
siswa mampu berfikir tingkat tinggi dan menerapkan apa yang sudah dipelajari kedalam
kehidupan sehari-hari”. (Wawancara, Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I., 11 April 2022).
Dari pemaparan tersebut, terlihat bahwa pelaksanaan Akidah Akhlak yang
dilaksanakan di kelas V MIN 2 Ciamis ini telah melaksanakan amanat kurikulum 2013
dengan berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa atau dikenal dengan
student centered. Pembelajaran student centered menurut Harden dan Crosby (2000) dalam
Fairuz (2010), Student Centered Learning (SCL) menekankan pada siswa sebagai
pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan
Menurut Rogers (1983), Student Centered Learning (SCL) merupakan hasil dari
transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai
pakar menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didik mampu untuk
menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajar, memiliki tanggung
68
jawab, inisiatif untuk menggali kebutuhan belajarnya, serta mampu menemukan sumber-
sumber informasi tanpa bergantung pada orang lain atau sekalipun bergantung pada guru.
Indikator Akidah Akhlak yang baik adalah menanamankan akhlak terpuji dalam
kehidupan sehari-hari baik di sekolah atau di rumah. Guru akidah akhlak juga dalam proses
menggunakan nalar mereka untuk mencontoh guru dan membiasakan akhlak terpuji dalam
lengkap tanpa keterangan dari siswa secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara kepada
beberapa orang siswa tentang proses pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah ini Siswa
merasa bahwa dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak di kelas, guru Akidah Akhlak
telah memberikan pembelajaran yang baik. Syifa Yulianti, salah satu siswa menyatakan
bahwa:
“Ibu Idah baik, cukup tegas juga, pengajarannya jelas, kita ngerti. Belajarnya juga engga
ceramah terus, kadang-kadang ditampilin video-video. Pokoknya belajarnya ga bosen kalo
sama bu Idah”. (Wawancara, Syifa Yulianti, 11 April 2022).
menyenangkan bagi siswa. Guru Akidah Akhlak juga telah mampu menggunakan media
Adapun proses belajar siswa, dari apa yang peneliti amati selama observasi proses
pembelajaran pada hari Senin, 11 April 2022 peneliti menimpulkan bahwa mereka telah
mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari kondusifnya proses
memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru Akidah Akhlak, dalam
pembelajaran siswa berperan aktif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalm
69
yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun hal itu tidak
mengganggu proses pembelajaran siswa lainnya yang memiliki semangat belajar tinggi.
Evaluasi adalah suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang suatu hal, seperti
objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain melalui kriteria tertentu
melalui penilaian. Pelaksanaan evaluasi tentunya harus dilakukan oleh guru termasuk guru
Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari
“Evalusi dalam pembelajarn tentunya sangat penting untuk mengetahui sejauh mana
pembelajaran bisa di serap oleh siswa, tentunya dalam evaluasi Akidah Akhlak yang kami
lakukan telah di sesuaikan dengan panduan yang ditentukan, yang mana instrument evalusi
harus bisa memicu pola pikir tingkat tinggi siswa agar bisa menganalisi, mengevaluasi, dan
mencipta sehingga siswa mampu mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari”. (Wawancara, Mustopa, S.Ag. 11 April 2022).
Menurut Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I. guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2
Ciamis mengatakan:
70
Higher Order Thinking Skills berada pada tingkatan menganalisi (C4), mengevaluasi
(C5), serta mencipta (C6). Dapat diartikan HOTS akan terjadi ketika peserta didik
menerima informasi asing dan memanggil informasi lama yang tersimpan dalam memori
mengklasifikasikan menurut (Jennifer & Ross dalam Achmad Fanani, 2016) mengutarakan
bahwa dalam kegiatan mengklasifikasikan peserta didik akan lebih detail dalam
menjelaskan konsep, ciri, dan deskripsi tertentu yang bersifat kebendaan atau nyata.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut (Barrat dan Carroline, 2014) merupakan
suatu keterampilan berfikir dalam menggunakan akal pikiran pada level kognitif yang lebih
dan penilaian.
“Salah satu tugas guru dalam proses pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi.
Jika guru mampu dan bijak, dengan evaluasi yang dilaksanakan tersebut, guru sudah
mampu mengetahui daya serap dan keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa. Jika
tingkat keberhasilan siswa pada saat evaluasi tinggi, maka secara otomatis tingkat
keberhasilan guru dalam pembelajaran juga tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika
banyak siswa yang harus melaksanakan remedial, maka tingkat keberhasilan guru
juga rendah. Jika yang terjadi demikian, maka guru harus segera mengevaluasi dari
segala hal, baik cara menyampaikan materi, metode yang digunakan maupun hal-hal
lain yang berkaitan dengan penyampaian materi tersebut”. (Wawancara, Yati
Kurniati Rohmat, S.Pd.I., 11 April 2022).
penting dimiliki seorang guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai
guru dalam pembelajaran. Sehingga dengan evaluasi tersebut, guru juga mendapatkan
71
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam
menyelesaikan suatu masalah apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tanggal 11 April 2022 tentang bagaimana guru
Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis melakukan evalusi termasuk melihat terhadap instrument
evaluasi yang guru Akidah Akhlak buat yang telah mengacu pada konsep dan prinsip
instrumen evalusi dengan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang menuntut
Berdasarkan pada hasil observasi peneliti melihat kisi-kisi dan intrumen penilaian
yang guru buat sebagaimana terlampir pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
belum sesuai dengan konsep dan prinsip intrumen penilaian berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS) yang berada pada tingkatan menganalisi (C4), mengevaluasi (C5),
serta mencipta (C6). berlandaskan pada hal tersebut tentunya peneliti merasa masih ada
yang kurang sesuai atas apa yang dilakukan guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis dalam
lapangan, maka dapat dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Pembahasan hasil
72
1. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlak
sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga terkait
dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan
atau diakui oleh lembaganya atau pemerintah. Hakikat kompetensi adalah kekuatan mental
dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan
praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan guru.
Pengertian kompetensi guru berdasarkan (UU No. 14 Tahun 2005, pasal 10, ayat 1)
kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru berdasarkan (UU No. 14 Tahun 2005, pasal
kompetensi profesional”. Kemudian dalam (PMA No. 16 Tahun 2010) dan (KMA RI
No.211 Tahun 2011) tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, yaitu: Kompetensi
dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
Pedagogik menurut Kusnandar (2010) adalah ilmu tentang guru yang ruang lingkupnya
terbatas pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi
73
melaksanakan evaluasi pembelajaran, selanjutnya pengembangan siswa untuk
Pedagogik berfungsi mempelajari fenomena guru atau situasi guru dengan maksud
untuk memahami situasi guru atau fenomena guru tersebut sebagai objek studinya. Selain
itu, pedagogik juga sekaligus berfungsi untuk mempelajari tentang bagaimana seharusnya
guru bertindak dalam rangka mendidik anak. Sebab itu, Pedagogik tidak hanya berisi
deskripsi pemahaman tentang situasi guru apa adanya, melainkan juga berisi tentang
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis dalam temuan hasil
penelitian berdasarkan pada hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi bahwa proses
pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
Ciamis ini dilaksanakan dengan berdasar pada program yang telah ditetapkan. Guru
Akidah Akhlak telah melaksanakan seperti apa yang telah disusun pada perencanaan
pembelajaran ke dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian
antara apa yang ada di dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru Akidah Akhlak dan siswa di dalam kelas. Seluruh proses pembelajaran Akidah
Akhlak telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP, walau memang pembelajaran
di beberapa kelas membutuhkan improvisasi dari guru Akidah Akhlak. Hal ini dilakukan
guna tetap berjalannya proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran tercapai. Penyesuaian
dengan kondisi siswa memang selayaknya dilakukan. RPP yang dibuat merupakan acuan
aktualisasi kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
74
siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Jadi perencanaan dalam
pembelajaran dipandang penting karena perencanaan yang baik akan menimbulkan proses
Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran adalah proses
yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri
individu. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal
dan sengaja dirancang juga direncanakan untuk mendukung terjadinya proses yang efektif
berhias diri dengan akhlak terpuji menurut peneliti bisa berjalan dengan baik dan kondusif
pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji guru menggunakan
model pembelajaran Pembiasaan yang menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan
akhlak terpuji atau akhlakul karimah dan pada ranah psikomotorik siswa mampu
Akhlak merupakan usaha sadar yang dilakukan dan terencana dalam menyiapkan siswa
pembiasaan.
pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan
maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa
sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif
75
menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
Mengenai pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
diterapkan agar siswa mampu berfikir tingkat tinggi untuk bisa memecahkan permasalahan
Peneliti menyimpulkan berdasarkan pada temuan hasil penelitian dan teori yang
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis terinterpretasi pada
kategori baik. Peneliti juga menemukan bahwa pembelajaran Akidah Akhlak materi
berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis ini telah tercantum pada
perangkat pembelajaran seperti, silabus, RPP, dibarengi dengan dokumentasi dari silabus
dan RPP yang dibuat oleh guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis. Dengan adanya
dokumentasi terhadap silabus dan RPP yang dibuat oleh guru Akidah Akhlak peneliti
perencanaan pembelajaran.
telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah
76
kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu
dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan
mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (3) berkomunikasi dengan siswa, (4)
pembelajaran.
pada temuan hasil penelitian, telah dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran Akidah
Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis ini
dilaksanakan berdasarkan pada program yang telah ditetapkan. Guru Akidah Akhlak telah
melaksanakan seperti apa yang telah ia susun pada perencanaan pembelajaran ke dalam
proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara apa yang ada di
dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru Akidah
Akhlak dan siswa di dalam kelas. Seluruh proses pembelajaran Akidah Akhlak telah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP, walau memang pembelajaran di beberapa
kelas membutuhkan improvisasi dari guru Akidah Akhlak. Hal ini dilakukan guna tetap
kondisi siswa memang selayaknya dilakukan. RPP yang dibuat merupakan acuan
Kualitas pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
menurut peneliti bersumber dari guru yang kompeten dan professional, guru yang
77
mengajar di kelas V MIN 2 Ciamis telah teruji Kompetensinya disertai dengan pengalaman
guru mengajar yang sudah lama sehingga memberikan efek tersendiri dalam pelaksanaan
pembelajaran terkhusus pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak
terpuji dengan sendirinya berlangsung kondusif karena guru yang mengajar kompeten dan
profesional sehingga siswa menghormati guru Akidah Akhlak baik di dalam kelas maupun
di luar kelas.
dengan akhlak terpuji berdasarkan pada apa yang peneliti amati selama proses
pembelajaran faktanya siswa telah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini
terlihat dari kondusifnya proses pembelajaran. Siswa terlihat antusias dalam belajar.
Mereka mendengarkan dan memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru
Akidah Akhlak, serta siswa berperan aktif dalam hal menganalisis informasi, siswa mampu
pertanyaan. Siswa bisa mengevaluasi dengan memberikan penilaian terhadap solusi, ide,
gagasan dan metodologi, membuat hipotesis, serta diberikan kewenangan untuk menerima
atau menolak suatu pernyataan. Siswa pula bisa mencipta dengan menentukan cara
unsur menjadi struktur baru yang belum ada sebelumnya. Walaupun memang peneliti juga
menemukan beberapa siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
Namun hal itu tidak mengganggu proses pembelajaran siswa lainnya yang memiliki
pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
Ciamis telah terlaksana dengan baik, kesimpulan ini peneliti dapatkan atas kesesuaian
antara aturan yang ditetapkan lembaga dengan perangkat pembelajaran yang dibuat guru
78
Akidah Akhlak, hingga pelaksanaan pembelajaran yang telah sesuai dengan apa yang
diterangkan di dalamnya bahwa guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis merancang
dan melaksanakan evaluasi. Bahkan pada setiap petemuan pembelajaran guru Akidah
merupakan hal yang penting harus dilakukan oleh guru, terkhusus guru Akidah Akhlak di
pembelajaran yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang
menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
79
3. Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas pembelajaran
selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak valid dan mampu
tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
Peneliti menanggapi pernyataan diatas tentang bagaimana guru Akidah Akhlak MIN
2 Ciamis melakukan evalusi termasuk melihat terhadap instrument evaluasi yang guru
Akidah Akhlak buat yang telah mengacu pada konsep dan prinsip instrument sesuai yang
sekolah tetapkan, melihat pada hal tersebut tentunya peneliti merasa puas atas apa yang
dilakukan guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis dalam membuat instrument evaluasi.
Berdasarkan pada hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilaksanakan
merupakan kompetensi yang sangat penting di miliki seorang guru untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang telah dicapai guru dalam pembelajaran. Sehingga dengan
evaluasi tersebut, guru juga mendapatkan umpan balik atas setiap pembelajaran yang telah
dilaksanakannya.
80
Peneliti mengobservasi langsung bagaimana guru merancang dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji. Peneliti
menyimpulkan bahwa rancangan juga pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru Akidah
Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis telah terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang
dirancang dan tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian tentang analisis kompetensi pedagogik guru pada
pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa guru Akidah
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa guru masih
merasa kesulitan dalam mengajarkan materi berhias diri dengan akhlak terpuji dengan
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang kita kenal
dengan student centered, guru juga menggunakan teknik keteladanan dan pembiasaan
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa rancangan
juga pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru belum sesuai dengan prinsip instrumen
evalusi dengan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam ranah menganalisis,
Pembelajaran (RPP) berkaitan dengan evaluasi proses, evaluasi hasil, pemberian umpan
balik, dan remidial namun belum sesuai dengan konsep Higher Order Thinking Skills
(HOTS).
79
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian tentang analisis kompetensi pedagogik guru dalam
pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2
pembelajaran Akidah Akhlak menjadi lebih bermakna sehingga siswa terbiasa berakhlak
terpuji. Guru Akidah Akhlak juga harus membuat perencanaan, merancang dan
melaksanakan, merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran dengan baik dan benar.
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling pertama dan utama, sehingga
orang tua hendaknya selalu memberikan teladan yang baik tentang bagaimana terampil
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. (2012). Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta: PT.
Amzah.
Anwar, Rosihon. (2008). Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azmi, Muhammad. (2016). Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. (Yogyakarta:
Belukar Press.
Azra, Azyumardi. (2012). Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi dan
Demokratisasi, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Basri, Hasan. (2015). Paradigma Baru Sistem Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Bloom, Benjamin. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks.
Bungin, Burhan. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Daud, Muhammad. (2016). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darajat, Zakiyah. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Agama RI. (2016). Al-Quran Dan Terjemah. Jakarta: Pustaka Agung
Harapan.
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. (2005). Wawasan;
tugas guru dan tenaga kependidikan. Jakarta Depag.
Fanani, Achmad. (2016). Pengembangan Pembelajaran Berbasis HOTS di Sekolah Dasar
Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1. No. 1. Hal: 6-14.
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2012). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hikmawati, Fenti. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: Raja Grafindo Persada.
Jamhari, Muhammad dan Zainudin A. (2017). Al-Islam 2: Muamalah Dan Akhlak. Jakarta:
Gema Insani.
Kementrian Agama RI. (2010). Al-Quran Al-kariman dan Terjemahnya. Bandung: Syamil
81
Quran.
Keputusan Menteri Agama. (2011). Tentang Pedoman Pengembangan Stanndar Nasional
Pendidikan Agama Islam. KMA No. 211. Th. 2011.
Keputusan Menteri Agama, Tentang Pedoman Pengembangan Stanndar Nasional
Pendidikan Agama Islam (KMA No. 211. Th. 2011).
Kusnandar. (2010). Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Manan, Syaepul. (2017). Pembinaan Akhlak Terpuji melalui Keteladanan Dan
Pembiasaan. Jurnal Pendidikan Agama Islam: Volume 15 No 1.
Minarti, Sri. (2013). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah Press.
Moleong, Lexy J. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mujahidin, Endin. (2015). Pesantren Kilat. Jakarta: Pustaka al-Kaustar.
Muhaimin. (2014). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Muhadjir, Noeng. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Musfah, Jejen. (2015) Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nata, Abuddin. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Grup.
Nizar, Syamsul (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Nurhasanah, Nina & Auliyati, Yetty. (2018). “Pengembangan Nilai Karakter Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasih Higher Order Thinking Skills Di Sekolah Dasar”.
Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar. Volume 1, No. 1. Hal: 7-12.
Peraturan Menteri Agama. (2010). tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah.
PMA: No.16, tahun 2010.
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta:
Salemba Empat.
Salamah, Murad. (2011). Wasiat Bijak Di Akhir Hayat. Solo: Pustaka Arafah.
Sudjana, Nana. (2017). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru dan
Pusat Pengajaran-Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung.
Sutopo. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafri, Ulil Amri. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Qur’an. Jakarta: Rajawali.
82
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Qur’an. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2016). Psikolgi Pendidikan. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (2014). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (2016). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya.
Usman, Moh Uzer (2016). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. (2014). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yasin, Ahmad Fatah. (2011). Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah (Studi Kasus di MIN 1 Malang). Jurnal el-Qudwah
Volume 1 Nomor 5.
83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI PENELITIAN
JENIS
NO POKOK MASALAH INDIKATOR SUMBER DATA
DATA
1. Gambaran Umum 1. Letak Geografis 1. Kepala
Lokasi Penelitian 2. Keadaan Pengajar Sekolah
Wawancara &
Dokumentasi
3. Keadaan Siswa 2. Guru Kelas
4. Sarana dan Prasarana 3. Guru Akidah
5. Pembelajaran Akidah Akhlak
Akhlak di Kelas V MIN 2 4. Tata Usaha
Ciamis Secara Umum
2. Kompetensi pedagogik 1. Mendeskripsikan tujuan 1. Guru Akidah
guru dalam pembelajaran Akhlak
perencanaan 2. Memilih dan menentukan 2. Rencana
pembelajaran materi Pelaksanaan
Dokumentasi
berhias diri dengan pembelajaran Pembelajaran
akhlak terpuji 4. Menggunakan alat dan di kelas
media pembelajaran
5. Mengelola kelas
6. Menutup pembelajaran
4. Kompetensi pedagogik 1. Evaluasi proses 1. Guru Akidah
Dokumentasi
pembelajaran 2. Evaluasi hasil pembelajaran 2. Siswa
Akidah Akhlak materi dengan penilaian autentik 3. Soal PTS
berhias diri dengan 3. Pemberian umpan balik Akidah
akhlak terpuji 4. Program perbaikan Akhlak
Peneliti,
Peneliti,
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Ketepatan apersepsi dan motivasi pada kegiatan
pendahuluan
2. Ketepatan REACT pada kegiatan inti
3. Ketepatan penarikan kesimpulan, refleksi,
penilaian, dan umpan balik pada kegiatan
penutup
4. Kesesuaian dengan langkah-langkah
pembelajaran pada pendekatan kontekstual
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berfikir kritis dan sistematis
F. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian sumber belajar terhadap ketercapaian
tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian sumber belajar dengan materi
pembelajaran
3. Kesesuaian sumber belajar dengan karakteristik
peserta didik
Keterangan:
Skor 5 – Sangat Baik
Skor 4 – Baik
Skor 3 – Cukup
Skor 2 – Kurang
Skor 1 – Sangat Kurang
Peneliti,
SKOR
NO KEGIATAN BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Pendahuluan Membuka pelajaran
Menggali pengetahuan awal peserta
didik
Memberikan motivasi yang dapat
meningkatkan minat peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti Menjelaskan sub konsep
Menggunakan media pembelajaran
yang menarik dan bervariasi
Mengoptimalkan interaksi antar
peserta didik atau peserta didik dengan
guru
Membimbing peserta didik dalam
kegiatan pengamatan
Membimbing peserta didik dalam
kegiatan diskusi
Menjadi fasilitator dalam pembelajaran
Menciptakan suasana pembelajaran
kondusif dan peserta didik aktif dalam
pembelajaran
Memberikan kesempatan peserta didik
untuk bertanya tentang materi
pelajaran yang belum difahami
3. Penutup Membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan
Melakukan evaluasi pembelajaran
Memberi tugas kepada peserta didik
Memberi penghargaan atau penguatan
terhadap peserta didik
Mampu mengelola waktu dalam
pembelajaran
Menutup pembelajaran
Keterangan:
Skor 5 – Sangat Baik
Skor 4 – Baik
Skor 3 – Cukup
Skor 2 – Kurang
Skor 1 – Sangat Kurang
Peneliti,
Peneliti,
Keterangan:
A : Ada
KL : Kurang Lengkap
TA : Tidak Ada
Peneliti,
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, santun, peduli,dan percaya diri dalam
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan sikap dermawan.
2. Membiasakan bersikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji:
Sifat Dermawan adalah memberikan sebagian harta kepada orang lain yang membutuhkan
tanpa mengharap adanya imbalan. Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dermawan antara lain
rela berkorban untuk menolong sesama, menyayangi sesama manusia tanpa menegnal
perbedaan, lebih mengutamakan kepentingan umum.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru Membuka pembelajaran dengan membaca Basmallah dilanjutkan 10
salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik menit
dengan penuh khidmat do’a mecari ilmu:
“Robbizidnii ‘ilman Warzuqnii Fahmaa”.
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pengertian
yang baik.
Guru bertanya kepada peserta didik tentang akhlak terpuji yang telah
mereka pelajari.
Guru memberikan apresiasi terhadap semua jawaban peserta didik dan
mengkaitkannya dengan unit pembahasan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Mengamati 120
Peserta didik diajak mengamati gambar yang terdapat dibuku teks. menit
Menanya
Guru mendorong peserta didik agar dapat bertanya kaitannya dengan
gambar. Misalnya, apa yang dilakukan anak tersebut? Apakah yang
dilakukan anak tersebut perilaku terpuji?
Mengekplorasi/menalar.
Setelah proses bertanya peserta didik diminta untuk menemukan jawaban
pertanyaan tersebut dengan cara membaca buku teks.
Mengasosiasi/ mencoba
Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan adalah Student Centered dengan teknik keteladanan dan
pembiasaan.
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
anggotanya 4-5 orang dan mempersiapkan materi diskusi yang akan
dibahas oleh setiap kelompok. (pengertian dan keuntungan memiliki
sikap dermawan).
Guru menyajikan pelajaran (dermawan).
Guru memeberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok.
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya
dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai
atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan
untuk membentuk skor kelompok.
Komunikasi
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik
prestasinya dengan materi dermawan.
Guru memberikan penguatan berkaitan dengan materi dermawan.
Peserta didik dengan bantuan guru diajak untuk kembuat kesimpulan
berkaitan dengan materi dermawan.
Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang baru dilaksanakan, materi apa saja yang telah
dikuasai, materi apa saja yang belum dikuasai, dan mengajak peserta
didik untuk mengasosiasi apa yang seharusnya dilakukan dan dibiasakan
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
3. Penutup
Guru memberikan penekanan kepada peserta didik agar memiliki sikap 10
dermawan. Menit
Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pelajaran yang akan
datang.
Guru bersama siswa menutup proses pembelajaran dengan mengucap
hamdalah bersama.
I. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Keterangan :
1. Indikator Keaktifan :
Mengikuti proses pembelajaran yang baik.
Membaca materi pelajaran dengan tuntas.
Bertanya dengan inisiatif sendiri.
Menjawab pertanyaan guru.
Menjawab pertanyaan peserta didik lain.
Mengajukan ide/gagasan.
Tinggi : jika 4-6 indikator muncul
Sedang : jika 3-4 indikator muncul
Rendah : jika 1-2 indikator muncul
(Indikator) Kerjasama :
Tinggi : - bekerja sama dengan semangat yang tinggi.
- dalam bekerja sama tanpa membedakan teman.
- Dalam bekerja sama tanpa merendahkan teman yang kurang mampu.
Sedang : - mau bekerja sama
- dalam bekerja sama masih memilah-milih teman dalam kelompok
- dalam bekerja sama masih ada unsur merendahkan teman yang kurang
Rendah : - mau bekerja sama karena keterpaksaan
- tidak mau bekerja sama
Skor diperoleh
Nilai Akhir = -------------------------- x100
Skor Maksimal
b. Penilaian Keterampilan
Ayo Bermain Peran!
Pak Budiman adalah seorang pengusaha garmen asal Bandung. Dengan kelebihna harta yang
ia miliki, dia berniat untuk menyumbangkan sebuah mobil kepada yayasan anak yatim
”Peduli Bangsa”. Berikut petikan serah terima barang.
Pak Budiman : ”Dengan ini saya serahkan satu buah mobil Inova kepada yayasan
Bapak agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya”.
Ketua Yayasan : ”Saya terima sumbangan dari Bapak berupa satu buah mobil Inova,
semoga mobil ini dapat memperlancar kegaiatn di yayasan”.
Pak Budiman : ”Jangan lupa untuk merawatnya dengan baik agar tidak cepat
rusak”.
Ketua Yayasan : ”Baik Bapak, saya atas nama ketua yayasan mengucapkan terima
kasih, dan semoga keluarga Bapak selalu diberikan kesehatan dan
mendapatkan rezeki yang membawa keberkahan”.
Tirukan percakapan di atas dengan temanmu!
Pada kegiatan bermain peran guru dapat menggunakan rubrik penilaian sebagai berikut :
Kategori
No Nama Peserta Didik Amat Baik Baik Cukup Kuran
g
1 Aldi Pratama
2 M.Ngabdus Somad
3 Riki Ferdiansah
4 Via Praditia
5 Anggun Nurul Safitri
6 Annisatul Hikmah
7 Azmi Milatiazka
8 Daffa Miftahul Haqiqi
9 Danang Harmawan
10 Dewi Safitri
11 Floresita Maydinita
12 Laura Isabela
13 Niki Nazwa
14 Rindi Marviana
15 Shofiyah
16 Siti Lailatunnafi’ah
17 Titan Ardiyanyo
18 Wafiq Azizah
Keterangan :
Amat Baik : Jka tingkat penguasaan teks baik, intonasi baik, dan mimik baik.
Baik : Jika tingkat penguasaan teks baik, intonasi baik, dan mimik tidak baik.
Jika tingkat penguasaan teks baik, intonasi tidak baik, dan mimik tidak
Cukup :
baik.
Jika tingkat penguasaan teks tidak baik, intonasi tidak baik, dan mimik
Kurang :
tidak baik.
c. Penilaian Sikap
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi tanda centang (√) di dalam kolom
pernyataan sangat setuju, setuju atau tidak setuju.
Sangat Tidak
No Peristiwa Setuju
setuju setuju
1. Pak Hasyim menyumbang bahan bangunan untuk
pembangunan madrasah di desanya, namun pak hasyim
tidak ingin namanya di sebutkan.
2. Orang yang memilii sifat dermawan menyayangi sesama
manusia tanpa melihat perbedaan.
3. Fatimah yakin jika bersedekah, nanti rezekinya akan
dilipatgandakan oleh Allah Swt.
4. Pak Yanal ingin menyumbang untuk pembangunan
masjid, namun namanya harus ditulis dipapan
pengumuman.
5. Abu bakar adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad
Saw yang kaya raya, namun memiliki sifat dermawan.
Abu bakar memanfaatkan hartanya untuk kepentingan
penyebaran agama Islam.
6. Pak Hasyim dicintai dan disenangi masyarakat karena
walaupun kaya raya, pak Hasyim tidak pernah bersikap
sombong.
7. Bu Soni hanya mau membantu pembangunan masjid di
desanya apabila warga desa mau memilihnya dalam
pemilihan kepada desa.
8. Salah satu cara untuk menjadi dermawan adalah sering
memberi walaupun dalam jumlah yang sedikit.
9. Orang memiliki sifat dermawan akanm selalu membantu
sesama manusia tanpa mengharapkan imbalan.
10. Rizki tidak pernah menghitung-hitung jumlah barang
yang disedekahkan kepada teman-teman korban banjir.
Rubrik Penilaian
No
Rubrik Penilaian Skor
Soal
1. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
2. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
3. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
4. Sangat setuju skor 1, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 3 3
5. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
6. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
7. Sangat setuju skor 1, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 3 3
8. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
9. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
10. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
Skor Maksimal = 30
Skor Diperoleh
Nilai Akhir = -------------------------- x 100
Skor Maksimal