Anda di halaman 1dari 128

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA PEMBELAJARAN

AKIDAH AKHLAK MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AHKLAK TERPUJI


(Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis

Oleh
ADELYA SITI NURLATHIFAH
NPM: 18.07.0666

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2022
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA PEMBELAJARAN
AKIDAH AKHLAK MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AHKLAK TERPUJI
(Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)

Oleh
ADELYA SITI NURLATHIFAH
NPM: 18.07.0666

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2022
ABSTRAK

ADELYA SITI NURLATHIFAH. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pada


Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji (Penelitian
Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis).
Skripsi: Program Studi PGMI, Fakultas Tarbiyah, IAID, 2022.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas akan tercipta apabila guru
kompeten di bidangnya, terkhusus guru memiliki kompetensi pedagogik yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran tentang bagaimana merancang perencanaan
pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran, serta merancang dan
mengevaluasi pembelajaran. Pembelajaran adalah proses membimbing siswa untuk
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran Akidah Akhlak
merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan dalam menyiapkan siswa untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya
dalam perilaku akhlak terpuji atau Akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1) Analisis kompetensi pedagogik guru
dalam perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
(2) Analisis kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak
materi berhias diri dengan akhlak terpuji. (3) Analisis kompetensi pedagogik guru dalam
evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode ini
dipilih karena permasalahan penelitian ini bersifat kompleks, dinamis, dan penuh makna
sehingga data tidak mungkin dapat dijaring dengan penelitian kuantitatif. Adapun teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam
penelitian ini ada tiga tahap yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data. Setelah
data dianalisis kemudian diuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik serta peneliti melakukan perpanjangan pengamatan dan member check.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Analisis kompetensi pedagogik guru dalam
perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di
kelas V MIN 2 Ciamis bahwa guru Akidah Akhlak telah melakukan perencanaan
pembelajaran yang mengaktualisasikan tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
dibuktikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik sesuai panduan
yang ditetapkan. (2) Analisis kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa
guru masih merasa kesulitan dalam mengajarkan materi berhias diri dengan akhlak terpuji
dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang kita kenal
dengan student centered, guru juga menggunakan teknik keteladanan dan pembiasaan yang
menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan akhlak terpuji. (3) Analisis kompetensi
pedagogik guru dalam evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan
akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa rancangan juga pelaksanaan evaluasi yang
dilakukan guru belum sesuai dengan prinsip instrumen evalusi dengan konsep Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dalam ranah menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Guru mencantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkaitan dengan
evaluasi proses, evaluasi hasil, pemberian umpan balik, dan remidial namun belum sesuai
dengan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS).

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pada Pembelajaran


Akidah Akhlak Materi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji (Penelitian Kualitatif di Kelas
V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis).” telah diperiksa dan disetujui
oleh dosen pembimbing dan layak untuk diajukan pada ujian skripsi.

Pembimbing I,
Memberikan persetujuan pada tanggal ….. Agustus 2022

Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I.

Pembimbing II,
Memberikan persetujuan pada tanggal ….. Agustus 2022

Lilis Nurteti, M.Pd.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pada Pembelajaran Akidah


Akhlak Terpuji (Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa
Kabupaten Ciamis).” telah dipertanggung jawabkan dalam sidang munaqasah pada tanggal
27 Agustus 2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk siding skripsi
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.

Sidang Munaqasyah:

Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I.


Ketua Sidang merangkap Penguji I

Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I.


Anggota Sidang merangkap Penguji II

Alifa Irna Yasin, M.Pd.


Sekretaris Sidang merangkap Penguji III

Dekan,

Anis Husni Firdaus, S.Th.I., M.Pd.I.

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adelya Siti Nurlathifah


Tempat Lahir : Ciamis
Tanggal Lahir : 21 Juli 1999
NPM : 18.07.0666
Program Studi : PGMI
Alamat : Dusun Cibingbin RT 06 RW 03 Desa Rajadesa Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis


Kompetensi Pedagogik Guru Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Berhias Diri
Dengan Akhlak Terpuji (Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis) Tahun Ajaran 2021/2022” adalah asli, tidak mengandung
unsur plagiasi, fabrikasi, dan falisifikasi.
Apabila dalam skripsi karya saya ini mengandung unsur-unsur plagiasi, fabrikasi,
dan falisifikasi, maka saya bersedia untuk dihadapkan pada sidang etik yang dibentuk
khusus untuk itu.

Ciamis, 27 Agustus 2022


Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666

iv
RIWAYAT HIDUP

Adelya Siti Nurlathifah. Lahir di Ciamis pada hari rabu tanggal 21 juli
1999 anak ketiga dari 3 bersaudara dari pasangan ayahanda Dede Rustandi
dan ibu Adah. Jenjang pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
1 Rajadesa, tamat pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan ke sekolah
menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Rajadesa,
tamat pada tahun 2014. Lalu melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 3 Ciamis dan tamat pada tahun 2017.
Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan D.III Keperawatan di Bakti Tunas
Husada (BTH) pada tahun 2017, namun mengikutti perkuliahan hanya 1 Semester dan
penulispun keluar dari kampus Bakti Tunas Husada (BTH) itu. Kemudian pada tahun 2018
melanjutkan Pendidikan S.1 di Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis terdaftar
sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Sejak kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan yang ada dikampus.
Diantaranya menjadi pengurus himpunan mahasiswa program studi (HMPS) PGMI
periode 2019-2021.

Ciamis, 27 Agustus 2022


Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :


1. Kedua orang tua tercinta, bapak Dede Rustandi dan ibu Adah.
2. Suamiku tercinta Imam Hidayat.
3. Kakak tercinta, Indra Budiman dan Deni Hidayat.
4. Calon buah hatiku yang masih dalam kandungan.
5. Keluarga besar PGMI.

MOTTO

ِ ُ‫ِإنَّ هللاَ الَ يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُر ْوا َما بَِأ ْنف‬
‫س ِه ْم‬
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar’ad : 11)

‫من عرف نفسه فقد عرف ربه‬


“Barang siapa mengenali dirinya, maka akan mengenali tuhannya”.

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi atau penyalinan huruf arab ke huruf latin meliputi penyalinan huruf ke
huruf di dalam kata dan kalimat. Mengenai cara penyalinan huruf ini digunakan pedoman
transliterasi.

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin


‫ا‬ =A ‫ط‬ = Th
‫ب‬ =B ‫ظ‬ = Zh
‫ت‬ =T ‫ع‬ = ‘A
‫ث‬ = TS ‫غ‬ = Gh
‫ج‬ =J ‫ف‬ =F
‫ح‬ =H ‫ق‬ =Q
‫خ‬ = Kh ‫ك‬ =K
‫د‬ =D ‫ل‬ =L
‫ذ‬ = Dz ‫م‬ =M
‫ر‬ =R ‫ى‬ =N
‫ز‬ =Z ‫و‬ =W
‫س‬ =S ‫ه‬ =H
‫ش‬ = Sy ‫ي‬ =Y
‫ص‬ = Sh
‫ض‬ = Dh

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah yang Maha mengetahui dan Maha
cerdas yang telah menciptakan akal sebagai salah satu indikator kesempurnaan manusia.
Hanya dengan kasih sayang dan bimbinga Nya, Allah Subhanahu wata’ala yang telah
membertikan nikmat kepada kita semua serta nikmat yang paling besar yang Allah berikan
kepada kita yaitu nikmat Iman, nikmat Islam, serta nikmat Ihsan. Shalawat serta Salam
semoga senantiasa Allah SWT limpah curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat, serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah Subhanahu wata’ala penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kompetensi Pedagogik Guru Pada Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji (Penelitian Kualitatif di Kelas
V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis) Tahun Ajaran 2021/2022” tepat
pada waktunya.
Penulisan skripsi selain untuk menstimulus nalar, pemikiran, wawasan, dan
mengasah ketajaman teknik penulisan ilmiah pun diajukan sebagai salah satu syarat bagi
penulis untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam
(IAID) Ciamis. Sebagaimana adanya bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak
terlepas dari bantua dan peran berbagai pihak. Dengan kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan serta mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. K.H. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. selaku Pembina Institut Agama
Islam Darusssalam (IAID) Ciamis.
2. Ibu Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I selaku Rektor Institut Agama Islam
Darussalam (IAID) Ciamis sekaligus pembimbing 1 (satu) yang telah meberikan
bimbingan, pengetahuan baru, serta membimbing penulis sampai akhir
penyelesaian skripsi.
3. Bapak Anis Husni Firdaus, S.Th.I., M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
4. Bapak Ujang Endang, S.Ag., M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
6. Ibu Lilis Nurteti, M.Pd. Selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah memberikan
arahan, pengetahuan baru, serta membimbing penulis sampai akhir penyelesaian
skripsi.

viii
7. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan bantuanya secara
langsung maupun tidak langsung selama proses pendidikan di Institut Agama Islam
Darussalam (IAID) Ciamis.
8. Jajaran staf tata usaha Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam (IAID)
Ciamis yang senantiasa melayani dengan baik pun ramah.
9. Orang tua tercinta Ibu Adah dan Bapak Dede Rustandi, S.Pd. yang dengan ikhlas
membesarkan, mendidik, serta memberikan dukungan dan mendo’akan penulis.
10. Kakak tercinta Indra Budiman, S.Pd., M.M., dan Deni Hidayat, S.Kom. yang telah
memberikan semangat dan mendo’akan penulis.
11. Suamiku tercinta Imam Hidayat, S.Pd., M.Pd. yang senantiasa membersamai, serta
memberikan dukungan dan mendo’akan penulis.
12. Kepala MIN 2 Ciamis bapak H. Mustopa, S.Ag. yang telah menerima serta
memberikan ijin penelitian kepada penulis.
13. Wakasek, guru, dan tata usaha MIN 2 Ciamis yang telah membantu penulis
menyelesaikan penelitian skripsi ini.
14. Rekan Mahasiswa PGMI yang menorehkan cerita kehidupan yang sangat indah luar
biasa. Jazakumullahu Khairan Katsira.
Hanya ucapan Jazakallah Khairan Katsira, semoga Allah SWT membalas dengan
balasan yang lebih baik atas kebaikan yang telah diberikan. Besar harapan penulis semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pendidikan Islam khususnya
PGMI, dan secara umum semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan
mencoba memahami.

Ciamis, 27 Agustus 2022


Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK.................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah…....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 9
D. Kegunaan Penelitian........................................................................................ 9
E. Penelitian Terdahulu....................................................................................... 10
F. Kerangka Pemikiran........................................................................................ 14
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................... 21
A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru............................................................ 21
1. Pengertian Kompetensi Guru..................................................................... 21
2. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru................................................... 26
3. Komponen Kompetensi Pedagogik Guru................................................... 29
4. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru………………………………….. 29
B. Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/ MI........................................................ 32
1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI.................................. 32
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI........................................ 43
3. Fungsi Pembelajaran Akidah Akhlak SD/MI............................................. 44
C. Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji.............................................................. 44
1. Pengertian Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji....................................... 44
2. Tujuan Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji............................................. 46
3. Strategi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji............................................ 47

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 53
A. Jenis dan Metode Penelitian............................................................................ 53
B. Setting Penelitian............................................................................................. 53
C. Sumber Data.................................................................................................... 54
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 55
E. Analisis Data................................................................................................... 57
F. Teknik Keabsahan Data................................................................................... 59

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................... 61


A. KONDISI OBJEKTIF MIN 2 CIAMIS.......................................................... 61
1. Profil MIN 2 Ciamis................................................................................... 61
2. Rekapitulasi Data Siswa (3 Tahun Terakhir)............................................. 62
3. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................................. 63
4. Visi dan Misi MIN 2 Ciamis...................................................................... 64
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN................................................................ 65
1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 65
2. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 67
3. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 69
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN........................................................ 70
1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 70
2. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 74
3. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Akidah Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji..................... 76
BAB V PENUTUP…................................................................................................. 79
A. Simpulan.......................................................................................................... 79
B. Saran................................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 81
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. 84
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran…………...................................................................... 20
Tabel 3.1 Waktu Penelitian …………........................................................................... 54
Tabel 3.1 Komponen Analisis Data ………….............................................................. 57
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Siswa 3 Tahun Terakhir ………….................................. 62
Tabel 4.2 Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…………................... 63

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai

nilai strategi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh karena itu, hampir

semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama

dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitupun Indonesia menempatkan

pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Menurut Kusnandar (2010) hal ini

sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu

tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Prinsip dalam sebuah pendidikan ada tiga aspek yang harus dikembangkan, diuraikan

oleh Zakiyyah Darajat (2008) yang pertama, aspek kognitif (cognitive learning), yang

meliputi pengembangan ilmu pengetahuan, potensi, daya intelektualisme dan

pengembangan keterampilan berpikir yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan

tersebut. Kedua, aspek afektif (affective development), yang meliputi penanaman nilai-nilai

moralitas dan religiusitas serta pemupukan sikap emosionalitas dan sensitivitas. Ketiga,

aspek psikomotor (practical competence), yang meliputi peningkatan performance dalam

kehidupan, pengembangan kemampuan, adaptasi terhadap perubahan, pemupukan daya

sensitivitas terhadap persoalan sosial kemasyarakatan, pembinaan kapasitas diri dan

pengetahuan untuk memperluas berbagai pilihan di berbagai bidang pekerjaan, kesehatan,

kehidupan keluarga dan masalah-masalah praktis lainnya.

Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut adalah

guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara

keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu

ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena

guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan.


1
Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang

diselenggarakan secara formal di sekolah. Sebagimana diutarakan oleh E. Mulyasa (2007)

Guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa, terutama kaitannya dengan proses

pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya

proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun

yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa dukungan oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung

pula pada guru.

Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit diabaikan. Guru

secara khusus sering diistilahkan sebagai jiwa bagi tubuh pendidikan. Sebagaimana

tercantum dalam Keputusan Menteri Agama (2011) Guru merupakan pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi siswa. Pendidikan tidak akan berarti apa-apa tanpa kehadiran guru.

Tentunya keberadaan guru sebagai tenaga pendidik profesional yang harus memiliki ilmu

pengetahuan dan sejumlah kompetensi tidak bisa diabaikan. sebagaimana firman Allah Swt

dalam Quran Surat Al-Mujadilah ayat 11:

ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬


ٞ ِ‫ت َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ َخب‬
‫ير‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-Mujadilah: 11).

Sebagaimana diterangkan ayat Qur’an di atas bahwa seorang guru merupakan sosok

yang yang beriman memiliki ilmu pengetahuan dengan sejumlah kompetensi penunjang

yang harus dimiliki, seorang guru tentunya akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Lebih

jauh lagi seorang guru harus benar-benar mau belajar agar terwujudnya jiwa

profesionalitas. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sejumlah kompetensi

2
yang dapat menunjang tugasnya. Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-

Undang Nomor 14 (2005) kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang

diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar dimana seseorang

dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil

kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan diakui oleh lembaganya atau

pemerintah. Hakikat kompetensi menurut Musfah dan Jejen (2015) adalah kekuatan mental

dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan

praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan

pendidikan.

Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 (2005) tentang Guru dan

Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Kemudian dalam Peraturan Menteri Agama No. 16 (2010) dan (Keputusan Menteri Agama

RI Nomor 211 (2011) tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru ada penambahan

terkait kompetensi guru pendidikan agama Islam, yaitu: Kompetensi spiritual, dan

Kompetensi leadership.

Kompetensi yang tidak kalah penting yang harus dimiliki guru dalam proses

pembelajaran adalah kompetensi pedagogik. Pedagogik sebagaimana dipaparkan

Kusnandar (2007) adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas pada

interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan guru meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang perencanaan

3
pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran, selanjutnya pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan pedagogic menurut Bukhari Alma Dkk

(2009) disebut juga kemampuan mengelola proses pembelajaran.

Kompetensi Pedagogik menurut Oemar Hamalik (2009) adalah: 1. Memahami siswa

secara mendalam yang meliputi memahami siswa dengan memamfaatkan prinsip-prinsip

perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal

siswa. 2. Merancang perencanaan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan

untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan,

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik siswa, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun

rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3. Melaksanakan pembelajaran

yang meliputi menata latar atau setting pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang

kondusif. 4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi

merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil

belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan

hasil penilaian pembelajaran untuk memperbaiki kualitas program pembelajaran secara

keseluruhan. 5. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya

meliputi memfasilitasi siswa untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan

memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Belajar sebagaimana yang diuraikan Achmad Fanani (2016) merupakan usaha yang

dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan, usaha tersebut mengarahkan seseorang

dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, yang tidak terlepas dari faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi proses dan hasilnya. Proses belajar siswa tentu

4
bergantung pada proses pembelajaran, yang mana pembelajaran merupakan suatu sistem

yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran memiliki beberapa komponen, antara

lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran. Pembelajaran memproses input agar menghasilkan output yang diinginkan.

Pembelajaran menurut Nurhasanah dan Auliyati (2018) merupakan suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa. Yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya

proses belajar siswa yang bersifat internal. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan segala upaya untuk menciptakan kondisi secara sengaja agar tujuan

pembelajaran dapat mudah tercapai secara efektif dan efisien.

Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan usaha sadar yang terencana dan dilakukan

dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah

Swt serta merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan,

dan pembiasaan.

Pembelajaran Akidah akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam

yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang

hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa sehingga tidak hanya

berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga

mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif menjadi bermakna

dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku sehari-hari.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada hakikatnya pendidikan akhlak adalah inti

pendidikan dari semua jenis pendidikan. karena pendidikan akhlak mengarahkan pada

terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam

5
arti terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Karakteristik mata pelajaran akidah

akhlak yang dimaksudkan adalah ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika

dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dalam lingkup pendidikan agama Islam.

Adapun untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan

ruang lingkup mata pelajaran tersebut, serta tujuan beserta orientasinya.

Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik

mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan (Muhaimin 2014) lebih

menekankan pada pengetahuan, pemahaman dan penghayatan siswa terhadap keyakinan

atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan

istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk

pada berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Maskawaih dalam A. Susanto

(2010) adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk

melahirkan perbuatan bernilai baik sehingga tercapai kesempurnaan dan memperoleh

kebahagiaan yang sempurna. Pembelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

siswa tentang akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta

berakhlak terpuji dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Materi pembelajaran akidah akhlak ini merupakan latihan membangkitkan sifat-sifat

rubbubiyah (ketuhanan) dan menghilangkan nafsu-nafsu shaythoniyah. Berkaitan dengan

materi ini siswa dikenalkan juga dilatih untuk memamhami dan menerapkan pada diri

pribadi siswa dalam kehidupan sehari-hari mengenai akhlak yang terpuji (akhlakul

6
mahmudah) seperti jujur, rendah hati, sabar. Termasuk mengenai perilaku akhlak yang

tercela (akhlakul madzmuah) seperti dusta, takabbur, khianat. Sesuai dengan apa yang

diutarakan oleh Heri Gunawan (2012) bahwa setelah materi-materi tersebut disampaikan

kepada siswa diharapkan memiliki perilaku-perilaku akhlak yang terpuji dan menjauhi pun

meninggalkan perilaku-perilaku akhlak yang tercela.

Peneliti memilih MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis sebagai latar

penelitian karena berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru kelas dan

guru mata pelajaran Akidah Akhlak bahwa dalam pembelajaran akidah akhlak siswa

dikenalkan dan dilatih untuk memahami dan menerapkan pada diri pribadi siswa dalam

kehidupan sehari-hari mengenai akhlak yang terpuji termasuk ada materi yang berjudul

berhias diri dengan akhlak terpuji.

Praktik di lapangan berdasarkan pada hasil observasi awal mengenai kompetensi

pedagogik guru pada pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji

guru mata pelajaran akidah akhlak masih merasa kesulitan dalam mengajarkan materi

berhias diri dengan akhlak terpuji. Karena tanggung jawab guru bukan hanya

menyampaikan materi dan siswa memahami tanpa adanya pembuktian dari diri pribadi

guru dan siswa dalam hal menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Termasuk dilihat dari hasil pembelajaran guru akidah akhlak menyebutkan bahwa hasilnya

masih belum maksimal karena dalam hasil pembelajaran masih banyak nilai siswa yang di

bawah kkm. Dari hasil observasi awal peneliti berasumsi bahwa kompetensi pedagogik

guru harus benar-benar dimiliki oleh guru untuk mengajarkan materi berhias diri dengan

akhlak terpuji pada mata pelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

Berdasarkan deskripsi di atas peneliti menyimpulkan bahwa MIN 2 Ciamis

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis menjadi tempat yang layak di teliti karena adanya

kesenjangan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang belum sesuai dengan

7
apa yang telah guru akidah akhlak rencanakan dalam RPP, serta dilihat dari hasil belajar

siswa banyak nilai ulangan harian yang masih rendah atau di bawah batas nilai lulusan

mata pelajaran sehingga membutuhkan kajian atau penelitian untuk mencari tahu

bagaimana solusi mengatasi masalah yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mencoba membuat penelitian tentang

pentingnya kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran akidah akhlak materi berhias

diri dengan akhlak terpuji. Karena begitu pentingnya peran guru yang memiliki kompetensi

terkhusus kompetensi pedagogik untuk menunjang proses pembelajaran. peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul:

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA PEMBELAJARAN

AKIDAH AKHLAK MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AHKLAK TERPUJI

(Penelitian Kualitatif di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan, penelitian ini difokuskan pada

tiga rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran Akidah

Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis?

2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah

Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis?

3. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan, Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui:

8
1. Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis.

2. Kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis.

3. Kompetensi pedagogik guru dalam evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji di Kelas V MIN 2 Ciamis.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah

wawasan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan khazanah keilmuan terkait

dengan kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

2. Kegunaan Praktis

Adapun secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji.

b. Bagi Guru

Upaya untuk memberikan masukan ketika membimbing, mengarahkan dan mendidik

siswa dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran akidah akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

c. Bagi Sekolah

9
Memberikan masukan di dalam menentukan kebijakan, mengembangkan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang lebih baik.. pada penelitian ini berkaitan

dengan kompetensi pedagogik guru dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran yang lebih baik guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

E. Penelitian Terdahulu

1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SD Negeri 2 Margomulyo

M. Abdul Halim: Skripsi S-1 di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019. Penelitian ini

dilatar belakangi oleh hasil observasi di lapangan, kebanyakan guru masih kurang efektif

dalam proses pembelajaran. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga

potensi siswa kurang tergali secara optimal. Sehingga dalam penelitian ini peneliti

berfokus pada kompetensi pedagogik, karena pada dasarnya kompetensi pedagogik

merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam

kegiatan belajar mengajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SD Negeri

2 Margomulyo. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Margomulyo. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian

yang dijadikan informan penelitian adalah guru kelas I sampai dengan guru kelas VI dan

kepala sekolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu lembar

observasi, lembar wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teori Milles dan Huberman yang meliputi tiga tahapan yakni reduksi data,

display data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk

menguji keabsahan data.

10
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti yaitu kompetensi pedagogik dalam kategori

cukup baik yakni kompetensi menguasai karakteristik siswa dan kompetensi

pengembangan kurikulum. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru di

SD Negeri 2 Margomulyo masih cukup baik.

2. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pembelajaran Tematik Kelas V SD

Negeri Pulau Panggung Desa Pulau Panggung Kabupaten Lampung Utara

Indri Febriana: Skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2021. Guru merupakan

faktor eksternal yang penting dalam pendidikan karena terlibat langsung dalam kegiatan

pembelajaran, pembentukan dan pengembangan intelektual serta kepribadian siswa. Guru

harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mendidik dan mengajar. Oleh karena

itu penting bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran terutama dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengdeskripsikan dan menganalisis kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran

tematik di SD Negeri 1 Pulau Panggung Desa Pulau Panggung Kabupaten Lampung Utara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yang menjadi subjek dalam

penelitian ini adalah guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data,

penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kompetensi pedagogik dalam pembelajaran

Tematik kelas V di SD Negeri Pulau Panggung sesuai dengan 7 aspek penguasaan

kompetensi pedagogik guru telah dilaksanakan dan dikuasai. Dibuktikan dengan aspek-

aspek yang telah dikuasai, yaitu aspek menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik, aspek kegiatan pembelajaran yang mendidik, aspek

11
pengembangan potensi siswa, aspek komunikasi dengan siswa, dan aspek penilaian dan

evaluasi.

3. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di

Madrasah (Studi Kasus di MIN 1 Malang)

Ahmad Fatah Yasin: Jurnal el-Qudwah Volume 1 Nomor 5 edisi April 2011.

Penelitian ini berangkat dari pemikiran tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan

kompetensi pedagogik guru di MIN 1 Malang. Penelitian ini mencoba menjawab

permasalahan tentang pengembangan kompetensi pedagogik guru agama Islam yang

dilakukan di MIN 1 Malang, serta implikasi positifnya terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran. yang berkembang kompetensi pedagogik yang dilakukan adalah: (a)

menyusun perencanaan pengembangan berdasarkan evaluasi guru, (b) melakukan

pengembangan kompetensi pedagogik melalui kegiatan apapun dan penelitian PTK,

bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan guru dalam pengelolaan pembelajaran, (c)

usaha yang semakin meningkat yang dilakukan oleh pemerintah, madrasah dan khususnya

para guru. Pengembangan kompetensi pedagogik guru agama Islam di MIN 1 Malang

berimplikasi positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, hal ini ditandai dengan

indikator: a. ada perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran

modern dunia, b. ada perbaikan timbal balik guru dalam pembelajaran sehingga

berimplikasi pada saling menguntungkan atau pencapaian hasil belajar siswa, baik

akademik maupun non akademik.

4. Implementasi Strategi Pembiasaan Akhlak Terpuji Melalui Pembelajaran Aqidah

Akhlak di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari

Nuban Lampung Timur

12
Anisa Barokah: Tesis S-2 Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Metro, 2020. Implementasi Strategi Pembiasaan Akhlak

Terpuji Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja

Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur. Pelajaran Aqidah Akhlak memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari dan

mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah dalam

penelitian ini berkaitan dengan bagaimana implementasi strategi pembiasaan akhlak terpuji

melalui pembelajaran Aqidah Akhlak di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja Nuban dan

Apa saja hambatan dalam implementasi pembiasaan akhlak terpuji dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak..

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan (field research)

yang bersifat kualitatif yang dilaksanakan di MA Sabiilul Muttaqien Desa Sukaraja Nuban.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengguakan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dengan cara reduksi data, penyajian data,

dan Conclusing Drawing/Verification. Penguji keabsahan data yang diperoleh pada

penelitian ini dengan cara triangulasi sumber dan meningkatkan ketekunan pengamatan.

Hasil temuan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa strategi pembiasaan akhlak

terpuji dalam pembelajaran Aqidah Akhlak sangat efektif digunakan untuk siswa. Karena

melalui pembelajaran Aqidah Akhlak yang menuntut bagaimana siswa dapat menjadi

manusia yang berbudi luhur, berakhlak terpuji, bertaqwa kepada Allah SWT menurut

ajaran Islam. Dalam pembiasaan akhlak terpuji melalui pembelajaran Aqidah Akhlak siswa

di MA. Sabiilul Muttaqien adalah melalui strategi keteladanan, nasehat, pembiasaan, dan

melalui strategi Kisah Quran dan Nabawi.

13
Berdasarkan sumber-sumber penelitian terdahulu yang telah peneliti kaji

sebagaimana telah peneliti uraikan diatas, bahwa penelitian yang sedang peneliti lakukan

tentu berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Fokus utama penelitian yang sedang

peneliti lakukan berkaitan dengan rumusan masalah yang berkaitan dengan analisi

kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis.

Penelitian yang sedang peneliti lakukan ini berkaitan dengan bagaimana kompetensi

pedagogik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji yang bukan sekedar guru mengajarkan kemudian

murid memahami tanpa adanya aktualisasi akhlak terpuji tersebut pada diri pribadi guru

dan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

F. Kerangka Pemikiran

Pendidikan menurut Kusnandar (2010) adalah investasi sumber daya manusia jangka

panjang yang mempunyai nilai strategi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.

Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir (2012) merupakan bimbingan yang diberikan

oleh seseorang kepada orang lain agar ia berkembang dengan maksimal sesuai ajaran

Islam. Lebih jelas lagi bahwa pendidikan Islami adalah bimbingan terhadap seseorang agar

ia menjadi muslim semaksimal mungkin yang ditumbuh kembangkan di dalam keluarga,

masyarakat, dan sekolah, menyangkut pembinaan aspek jasmani, akal, dan hati peserta

didik.

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan

bermasyarakat. Pendidikan di Indonesia dapat memberikan banyak pengetahuan seperti

pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pendidikan di Indonesia pengembangkan pikiran yang sebagian besar dilakukan di

sekolah-sekolah, perguruan tinggi, melalui bidang studi yang dipelajari dengan cara

memecahkan soal-soal, memecahkan berbagai permasalahan, menganalisis permasalahan

14
hingga menyelesaikan serta menyimpulkan permasalahan tersebut. Salah satu komponen

penting dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut adalah guru. Guru merupakan

komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru yang

harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa

menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait

dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan.

Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan. Menurut Ahmad

Tafsir (2014) Guru adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

peserta didik serta mendidik merupakan tugas yang amat luas. Sebagian dilakukan dengan

cara mengajar, sebagian ada yang dilakukan dengan memberikan bimbingan, dorongan,

suri tauladan, menghukum, atau dengan memberikan penghargaan. Dapat ditarik

kesimpulan guru merupakan pendidik yang memegang peran sentral pada dunia

pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,

keberadaan guru yang profesional tidak bisa diabaikan lagi. Guru yang profesional adalah

guru yang memiliki sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Kompetensi

guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 (2005) tentang Guru dan Dosen, pada pasal

10 ayat 1 menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Guru harus menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik dari segala aspek bagi

peserta didiknya, karena apa yang guru berikan dapat ditiru peserta didik. Selain sebagai

ujung tombak, guru PAI diharapkan mampu menjadi pelopor pengembangan kehidupan

beragama di sekolah dan lingkungan sosialnya, Selain kompetensi yang telah ditetapkan

dalam Permendiknas No. 16 (2007) Kemudian dalam Peraturan Menteri Agama No. 16

(2010) dan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 211 (2011) tentang standar kualifikasi

dan kompetensi guru ada penambahan terkait kompetensi guru pendidikan agama Islam,

yaitu: Kompetensi Spiritual, dan Kompetensi Leadership.

15
Berbicara mengenai kompetensi guru tentunya kompetensi yang tidak kalah penting

yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran adalah kompetensi pedagogik.

Pedagogik sebagimana yang diutarakan Kusnandar (2010) bahwa kompetensi pedagogik

adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif

antara guru dengan peserta didik. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

guru meliputi pemahaman terhadap peserta didik, merancang perencanaan pembelajaran,

merancang dan melaksanakan pembelajaran, serta merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran, selanjutnya mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan Kemampuan pedagogik menurut Buchari

Alma (2019) disebut juga kemampuan mengelola pembelajaran yang berlangsung secara

formal.

Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik sebagaimana diuraikan Oemar

Hamalik (2009) adalah: 1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi

memahami peserta didik pada prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip

kepribadian, dan mengidentifikasi bekal awal pengetahuan peserta didik. 2. Merancang

perencanaan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan

pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan

pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,

kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih. 3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata

latar setting pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4. Merancang

dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan

evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai

metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat

ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk

memperbaiki kualitas program pembelajaran secara keseluruhan. 5. Mengembangkan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta

16
didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang bermakna proses pembentukan tingkah

laku secara terorganisir. Proses pembelajaran adalah suatu sistem artinya suatu keseluruhan

yang terdiri dari beberapa komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya. Dengan demikian pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang

memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran

dalam pengertian ini lebih menekankan pada proses, baik yang terjadi di dalam kelas

maupun yang terjadi di luar kelas.

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang

utama. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Selain itu pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang mana hal tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan pada uraian yang telah dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya pembelajaran adalah proses perubahan baik perubahan tingkah laku maupun

pengetahuan dengan melalui interaksi antara guru dan peserta didik yang di dalamnya

terdapat unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sesuai

dengan apa yang diutarakan Abuddin Nata (2010) pada hakikatnya peranan guru tidak bisa

digantikan oleh siapapun, karena guru merupakan salah satu faktor yang paling

menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan guru yang paling

utama adalah mengajar dan mendidik. Selain sebagai pengajar guru juga merupakan

pendidik yang aktif bagi siswa dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.

17
Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensial.

Terkait dengan hal tersebut, paling tidak guru harus menguasai berbagai teknik yang erat

hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pembelajaran. Urutan pembelajaran

yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai tugas.

Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan

dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah

SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan

dan pembiasaan.

Pembelajaran Akidah akhlak menurut Muhaimin (2014) merupakan bagian dari

pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan

maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa

sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,

tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif

menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku

sehari-hari.

Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik

mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan Muhaimin (2014) lebih

menekankan pada pengetahuan, pemahaman dan penghayatan siswa terhadap keyakinan

atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan

istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk

pada berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang

akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta berakhlak terpuji

18
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tercantum pada Muhaimin (2014) mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk:

1. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan hal-hal yang harus

diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.

2. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan

akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan

Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam

lingkungannya.

3. Siswa memperoleh bekal ilmu pengetahuan tentang akidah dan akhlak untuk bekal

kehidupan.

Berhias diri adalah aktivitas memperindah penampilan ataupun sikap berupa akhlak

yang baik yang harus dilakukan dalam perilaku hidup sehari-hari. Berbiacara mengenai

berhias diri dengan akhlak terpuji tentunya diperlukan pembiasaan agar bisa tertanam

dalam sanubari sehingga dengan sendirinya tercerminkan dalam perilaku hidup sehari-hari.

Akhlak Terpuji atau akhlakul karimah menurut Azmi Muhammad (2016) yaitu

segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak terpuji atau akhlakul karimah atau dapat disebut juga dengan sifat-sifat terpuji ini

banyak macamnya, dan diantaranya adalah jujur, adil, amanah, khusnudzan, gigih,

berinisiatif, dan rela berkorban.

Adapun tujuan berhias diri dengan akhlak terpuji secara khusus diuraikan oleh

Mujahidin Endin (2015) sebagai berikut:

1. Membentuk pribadi yang berakhlak terpuji.

2. Membentuk karakteristik manusia sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Membentuk karakter yang baik dalam kehidupan dan tidak menyimpang dari syariat

agama maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat.

19
Sebagaimana uraian di atas bahwa berhias diri dengan akhlak terpuji merupakan

perilaku-perilaku yang baik yang harus dibiasakan pada kehidupan sehari-hari, perlu kita

ketahui bahwa akhlak terpuji atau akhlakul karimah bukan sekedar materi semata. seperti

jujur, adil, amanah, rendah hati melainkan harus tertanam dalam diri dan diaktualisasikan

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun bagan kerangka pemikiran pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1
Kerangka Pemikiran

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AKHLAK TERPUJI

Kompetensi Pedagogik Guru


(Memahami peserta didik secara mendalam,
Merancang perencanaan pembelajaran,
Melaksanakan pembelajaran, Merancang dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran,
Mengembangkan potensi peserta didik)

Faktor Proses Pembelajaran Akidah Akhlak Faktor


pendukung (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi) penghambat

Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji


(Membentuk pribadi yang berakhlak, Membentuk karakter manusia
sesuai dengan ajaran agama Islam, Membentuk karakter yang baik
dalam kehidupan dan tidak menyimpang dari syariat agama maupun
norma-norma yang berlaku di masyarakat)

20
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Guru sebagai seseorang yang berwenang untuk mengajar dan mendidik siswa harus

memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik, agar proses pembelajaran menjadi lebih

baik serta tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kompetensi

dalam Bahasa Indonesia tercantum dalam Musfah dan Jejen (2015) merupakan serapan

dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Tercantum

dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “kompetensi’ diartikan kewenangan, atau

kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Kompetensi

juga diartikan pemilikan, penguasaan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan

seseorang, maka seorang guru harus menguasai kompetensi guru, sehingga dapat

melaksanakan kewenangan profesionalnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 (2005) kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi merupakan syarat

yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas dengan profesional sehingga

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yang mana bisa diperoleh melalui

pelatihan.

Kompetensi menurut Muhibbin Syah (2016) adalah kemampuan atau kecakapan.

Sesuai dengan apa yang di utarakan Moh Uzer Usman (2016) bahwa kompentensi berarti

suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang

kualitatif maupun yang kuantitatif. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah

21
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,

afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi sebagai ability menurut pendapat Robbins (2016) menyebutkan bahwa 

kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor

kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah

kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,

kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang

diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga menurut Musfah dan Jejen (2015) terkait

dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar ukuran yang ditetapkan dan atau

diakui oleh lembaganya atau pemerintah. Hakikat kompetensi adalah kekuatan mental dan

fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktek.

Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan.

Dalam bukunya E. Mulyasa (2013) mengutip dari seorang tokoh bernama Gordon

terdapat enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi yaitu pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat. Pengetahuan yaitu suatu kemampuan

dalam aspek kognitif, contohnya guru mengetahui kebutuhan belajar dari siswanya.

Pemahaman yaitu kedalaman aspek kognitif dan afektif dimana seorang guru mengetahui

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Kemampuan yaitu dapat melakukan

tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada guru dengan disiplin. Nilai yaitu standar

perilaku yang diyakini dan tertanam dalam individu setiap guru. Sikap yaitu refleksi dari

adanya rangsangan yang datangnya dari luar. Minat yaitu kecenderungan untuk melakukan

22
suatu kegiatan. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan

seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan

dalam hasil kerja nyata yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa untuk

meningkatkan kognitif, apektif, dan psikomotor. Guru memiliki kemampuan berdasarkan

latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan

hokum yang sah sebagai guru berdasarkan Undang-undang guru yang berlaku dan

ditetapkan di Indonesia.

Menurut Ahmad Tafsir (2016) Guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan siswa. Tugas guru dalam pandangan Islam ialah mendidik.

Mendidik merupakan tugas yang amat luas, sebagian dilakukan dengan cara mengajar,

sebagian lagi ada yang dilakukan dengan cara memberi dorongan, suri tauladan, motivasi,

penghargaan, atau bisa juga berupa hukuman.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada lembaga pendidikan anak

usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Pemerintah No. 19 (2017) “Guru adalah tenaga pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada lembaga pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Kompetensi profesional seorang guru menurut Hamzah B. Uno (2008) adalah

seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat

melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi profesional guru

adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai

23
keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan

kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,

bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai

ketrampilan dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru menurut Kusnandar (2010) terdiri dari 4 (empat), yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keberhasilan

guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh keempatnya dengan penekanan

pada kemampuan mengajar.

Begitupun tercantum dalam Undang-undang No.14 (2005) tentang Guru Dan Dosen

pasal 10 ayat (1) “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi”. Sebagai mana kita ketahui ke empat kompetensi tersebut merupakan

bagian dari keseluruhan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki guru profesional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Selain tercantum dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 penjelasan terkait

kompetensi guru juga tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74

tahun 2008 tentang Guru. Di dalamnya disebutkan bahwa kompetensi merupakan

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berikut dalam Pasal 3 Ayat (2) mengenai kompetensi guru meliputi kompetensi

Pedagogik, kompetensi Kepribadian, kompetensi Sosial, dan kompetensi Profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. Termasuk di dalam Ayat berikutnya disebutkan

bahwa kompetensi guru bersifat holistik.

24
Masing-masing kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam melakukan

tugas dan kewajibannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Guru

dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar dapat menjadi suri tauladan panutan

yang baik bagi siswa. Musfah dan Jejen (2015) membagi kompetensi guru dalam tiga

bagian yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak dapat berdiri

sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.

Kompetensi guru dalam Keputusan Menteri Agama No. 211 Tahun 2011 pada Bab

IV tentang Pedoman Pengembangan Standar Pendidikan dan Kependidikan Agama Islam

pembahasan mengenai Kompetensi Guru Pendidikan Agama islam adalah sebagai berikut:

“kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi

profesional, kompetensi spiritual, dan kompetensi leadership”. Ke enam kompetensi ini

merupakan perumusan dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah diseuaikan

dengan kebutuhan dalam pendidikan agama Islam mengenai standar kualifikasi pendidikan

dan kompetensi guru pendidikan agama Islam.

Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam

menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru yang

dapat melaksanakan profesinya dengan baik dan benar juga efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan

terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Kompetensi yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah kompetensi

pedagogik. Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang lingkupnya terbatas

pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan guru meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang perencanaan

pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan

25
evaluasi pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

2. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki,

dan agagos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah

pembantu laki-laki zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya

pergi ke sekolah.

Pedagogik menurut Ahmad Fatah Yasin (2011) berfungsi mempelajari fenomena

pendidikan atau situasi pendidikan dengan maksud untuk memahami situasi pendidikan

atau fenomena pendidikan tersebut sebagai objek studinya. Selain itu, pedagogik juga

sekaligus berfungsi untuk mempelajari tentang bagaimana seharusnya pendidik bertindak

dalam rangka mendidik anak. Sebab itu, Pedagogik tidak hanya berisi deskripsi

pemahaman tentang situasi pendidikan apa adanya, melainkan juga berisi tentang

bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.

Pedagogik menurut Kusnandar (2010) adalah ilmu tentang pendidikan yang ruang

lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan

kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru meliputi pemahaman terhadap siswa,

merancang perencanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran,

merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, selanjutnya pengembangan siswa

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dan menurut Bukhari Alma

(2009) Kemampuan pedagogik disebut juga kemampuan mengelola pembelajaran.

Kemudian dalam sudut pandang pendidikan agama Islam kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap siswa,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

26
Mengenai kompetensi pedagogik Oemar Hamalik (2009) membagi sub kompetensi

pedagogik sebagai berikut:

a. Memahami siswa secara mendalam yang meliputi memahami siswa dengan

memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan

mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.

b. Merancang pembelajaran,termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan

pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar

dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa,

kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar atau setting pembelajaran dan

melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan

melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan

dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk

menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil

penilaian pembelajaran untuk memperbaiki kualitas program pembelajaran secara

keseluruhan.

e. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi

memfasilitasi siswa untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi

siswa untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen  dikemukakan bahwa

kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran siswa”. Depdiknas

(2004) menyebut kompetensi pedagogik dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.

Kompetensi ini  dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program pembelajaran,

27
kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses pembelajaran, dan kemampuan

melakukan penilaian.

Kemampuan merencanakan program pembelajaran menurut Hasan Basri (2014),

mencakup kemampuan:

1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran.

2) merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran.

3) merencanakan pengelolaan kelas.

4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran.

5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang

telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Melaksanakan proses pembelajaran Sri Yutmini (1992)  mengemukakan,

persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran meliputi kemampuan: (a) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan

bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (b) mendemonstrasikan penguasaan

mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (c) berkomunikasi dengan siswa, (d)

mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (e) melaksanakan evaluasi proses

pembelajaran.

Adapun penilaian proses pembelajaran menurut Ahmad Fatah Yasin (2011)

merupakan proses yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan

pembelajaran yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang

menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

28
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan guru dalam memahami siswa secara mendalam, merancang

perencanaan pembelajaran, merancang dan melaksakan pembelajaran, merancang dan

melakukan evaluasi pembelajaran, serta memfasilitasi siswa agar bisa memaksimalkan

potensinya.

3. Komponen Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Suyanto dan Jihad (2013) dalam bukunya menjadi guru profesional

kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap siswa,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

siswa. Depdiknas (2014) menyebut kompetensi pedagogik ini dengan “kompetensi

pengelolaan pembelajaran”. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan

program pembelajaran, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses

pembelajaran, dan kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan pada uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru yang kompeten

adalah seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran. mengelola pembelajaran dalam

hal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Guru yang

memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu untuk memahami apa yang

dibutuhkan dan diinginkan oleh siswa dalam proses pembelajaran tersebut.

4. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

Seorang guru profesional menurut Moh. Uzer Usman (2014) adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia telah

terdidik dan terlatih dengan baik. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh

29
pendidikan formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di

alam kegiatan pembelajaran serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang

tercantum dalam kompetensi guru.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola

pembelajaran siswa menurut Suyanto dan Jihad (2013) yang meliputi:

1) Kemampuan dalam Memahami Siswa dengan Indikator Antara Lain:

a) Memahami karakteristik perkembangan siswa, seperti memahami tingkat kognitif

siswa sesuai dengan usianya.

b) Memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian siswa, seperti mengenali tipe-

tipe kepribadian siswa dan mengenali tahapan-tahapan perkembangan kepribadian

siswa.

c) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal siswa dan mengenali perbedaan potensi

yang dimiliki siswa.

2) Kemampuan dalam Membuat Perancangan Pembelajaran, dengan Indikator

Antara Lain:

a) Mampu merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, seperti merumuskan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai, memilih jenis strategi atau metode pembelajaran yang cocok, menentukan

langkah-langkah pembelajaran, dan menentukan cara yang dapat digunakan untuk

memotivasi siswa.

b) Mampu merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, seperti mampu

menjabarkan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta mampu

menyusun bahan pembelajaran secara runtut dan sistematis.

c) Mampu merencanakan penggunakan media dan sumber pengajaran sarana yang bisa

digunakan untuk mempermudah pencapaian kompetensi, dan lainnya.

30
d) Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti mampu menentukana lokasi waktu

pembelajaran, serta mampu menentukan cara pengorganisasian siswa agar terlibat

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

e) Mampu merencanakan model penilaian hasil belajar, seperti menentukan macam-

macam bentuk penilaian dan membuat instrument penilaian hasil belajar.

3) Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis,

dengan Indikator Antara Lain:

a) Mampu membuka pelajaran, seperti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan memotivasi siswa, dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan

materi prasyarat.

b) Mampu mengelola kegiatan pembelajaran, seperti mampu menjelaskan materi,

menggunakan metode mengajar, memberi contoh yang sesuai dengan materi,

menggunakan media pembelajaran, memberi penguatan, memberi pertanyaan, dan

menekankan hal-hal yang menumbuhkan kebiasaan positif pada tingkah laku siswa.

c) Mampu berkomunikasi dengan siswa, seperti mampu memberi kesempatan kepada

siswa untuk memahami materi, mengklarifikasi petunjuk dan penjelasan apabila

siswa salah mengerti, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan

menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan benar.

d) Mampu mengorganisasi kelas dan menggunakan waktu dengan baik.

e) Mampu melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dan

melaksanakan penilaian pada akhir pelajaran.

f) Mampu menutup pelajaran, seperti menyimpulkan kesimpulan, melakukan refleksi

atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dan melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan atau tugas sebagai bagian remidi atau pengayaan.

31
4) Kemampuan dalam Mengevaluasi Hasil Belajar, dengan Indikator Antara

Lain:

a) Mampu merancang dan melaksanakan penilaian, seperti memahami prinsip-prinsip

penilaian, mampu menyusun macam-macam instrument evaluasi pembelajaran,

mampu melaksanakan evaluasi.

b) Mampu menganalisis hasil penilaian, seperti mampu mengklasifikasikan hasil

penilaian dan menyimpulkan hasil penilaian secara jelas.

c) Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas pembelajaran

selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak valid dan mampu

mengidentifikasi tingkat variasi hasil belajar.

5) Kemampuan dalam Mengembangkan Siswa Untuk Mengaktualisasikan Berbagai

Potensi Yang Dimilikinya, dengan Indikator Antara Lain:

a) Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi akademik, seperti menyalurkan

potensi akademik siswa sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan dan

mengembangkan potensi akademik siswa.

b) Mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi nonakademik, seperti

menyalurkan potensi non-akademik siswa sesuai dengan kemampuannya, mampu

mengarahkan dan mengembangkan potensi non akademik siswa.

B. Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/ MI

1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI

a. Pengertian Pembelajaran

Berlandaskan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan pembelajaran adalah “Proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar”. Jadi, pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang

32
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya

proses belajar siswa yang bersifat internal.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang bermakna proses, pembentukan tingkah

laku secara terorganisir. Proses pembelajaran adalah suatu sistem artinya suatu keseluruhan

yang terdiri dari beberapa komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya. Dengan demikian pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang

memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran

dalam pengertian ini lebih menekankan pada proses, baik yang terjadi di dalam kelas

maupun yang terjadi di luar kelas.

Pendidikan secara bahasa menurut Syamsul Nizar (2012) pada umumnya mengacu

pada istilah at-tarbiyah (pendidikan), al-takim (pengajaran), al-ta’dib (pembudayaan), sari

ketiga istilah at-tarbiyah. Adapun menurut Benjamin Bloom (2013) belajar adalah

perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik agar mencapai taraf

hidupnya sebagai pribadi, masyarakat, maupun makhluk Tuhan yang maha Esa.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas

yang utama. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang mana hal tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Adapun penjelasan dari unsur-unsur pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2012)

tersebut yakni:

1) Manusia yang terlibat di dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru dan

tenaga lainnya.

33
2) Material berupa buku-buku, papan tulis, spidol, fotografi, slide, film dan lain

sebagainya.

3) Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,

komputer dan lain sebagainya.

Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian

dan sebagainya. Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku sebagai

upaya dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya individu akan melakukan kegiatan belajar

apabila ia menghadapi situasi kebutuhan. Adanya kebutuhan akan mendorong individu

untuk mengkaji perilaku yang ada pada dirinya, apabila ia tidak bisa memenuhi kebutuhan

tersebut maka ia harus memperoleh perilaku dengan proses pembelajaran.

Dari uraian yang telah dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya

pembelajaran adalah proses perubahan baik perubahan tingkah laku maupun pengetahuan

dengan melalui interaksi antara guru dan peserta didik yang di dalamnya terdapat unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas.

b. Pengertian Aqidah

Aqidah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata dasar ‘aqada ya’qidu ‘aqdan

‘aqidatan yang berarti ikatan atau pejanjian. Artinya sesuatu yang menjadi tempat hati

yang mana hati terikat kepadanya. Setelah berbentuk aqidah maka maknanya menjadi

keyakinan. Adapun pengertian aqidah secara istilah berarti perkara yang wajib diyakini

kebenarannya oleh hati sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh serta

tidak ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya.

Dari pengertian di atasmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa aqidah adalah perkara-

perkara yang wajib diyakini kebenarannya, yang mana hal tersebut dapat diterima oleh

manusia dan dapat menentramkan jiwa manusia serta tidak ada keraguan didalamnya.

34
1) Ruang Lingkup Akidah

Adapun ruang lingkup pembahasan aqidah Rosihon Anwar (2008) adalah sebagai

berikut:

a) Ilahiyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan Allah SWT.

b) Nubuwat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungandengan Nabi dan Rasul,

termasuk membahas tentang kitab-kitab Allah, mukjizat dan sebagainya.

c) Ruhaniyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti malaikat, iblis, jin, roh dan sebagainya.

d) Sam’iyyat, yaitu membahas segala hal yang dapat diketahui dari dalil Naqli berupa

Qur’an dan Sunnah seperti akhirat, syurga, neraka dan lain sebagainya.

Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia merupakan dasar dari

aqidah itu sendiri. Aqidah berkaitan dengan keimanan yang merupakan pokok-pokok dari

Aqidah Islam. Adapun ayat Qur’an yang memuat kandungan Aqidah Islam didalamnya

adalah:
ٓ
ُ ‫لٌّ َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَِئ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َور‬yy‫ونَ ُك‬y
‫لِ ِهۦ اَل‬y‫ُس‬ ۚ yُ‫ ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬y‫ز َل ِإلَ ۡي‬y ‫ُأ‬
ِ y‫ٓا ن‬yy‫َءا َمنَ ٱل َّرسُو ُل بِ َم‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ك ۡٱل َم‬ َ َ‫وا َس ِم ۡعنَا َوَأطَ ۡعن َۖا ُغ ۡف َران‬
َ ‫ك َربَّنَا َوِإلَ ۡي‬ ْ ُ‫ق بَ ۡينَ َأ َح ٖد ِّمن رُّ ُسلِ ِۚۦه َوقَال‬
ُ ‫نُفَ ِّر‬
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami

tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan

mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami

Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali” (Q.S Al-Baqarah: 285).

2) Tujuan Akidah

Adapun tujuan dari aqidah menurut Rosihon Anwar (2008) adalah:

35
a) Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir. Sejak

berada di alam roh, manusia sudah memiliki fitrah ketuhanan, sebagaimana dalam

firman Allah.

ُ y ‫ ِهمۡ َألَ ۡس‬y‫ُور ِهمۡ ُذ ِّريَّتَهُمۡ َوَأ ۡشهَ َدهُمۡ َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس‬
ْ ُ‫ال‬yyَ‫ َربِّ ُكمۡ ۖ ق‬y ِ‫ت ب‬ ۡ
‫وا‬ ِ ‫َوِإذ َأ َخ َذ َربُّكَ ِم ۢن بَنِ ٓي َءا َد َم ِمن ظُه‬
ْ ُ‫بَلَ ٰى َش ِه ۡدن َۚٓا َأن تَقُول‬
َ‫وا يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة ِإنَّا ُكنَّا ع َۡن ٰهَ َذا ٰ َغفِلِين‬
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban
kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al-A’raf: 172).

b) Menjaga manusia dari kemusyrikan

Besar kemungkinan bagi manusia untuk terperosok ke dalam kemusyrikan, baik

melakukan kesyirikan secara terang-terangan (syirik jaly) maupun melakukan

kemusyrikan yang bersifat sembunyi-sembunyi di dalam hati (syirik khafy). Oleh karena

itu diperlukan tuntunan aqidah Islam untuk mencegah perbuatan tersebut.

c) Menghindari diri dari pengaruh akal yang menyesatkan

Akal merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT terhadap manusia. Dengan

akal tersebut manusia bisa lebih mulya dari pada makhluk yang lainnya. Walaupun

demikian, manusia sering tersesat oleh akal pikirannya sendiri. Oleh karena itu akal

pikiran manusia perlu dibimbing oleh akidah Islam.

c. Pengertian Akhlak

Akhlak secara etimologis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013), berasal dari

bahasa Arab yang diidentifikasikan dengan kata al a’dah yang memiliki arti

kebiasaan.Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak berarti budi pekerti atau

kelakuan. Kata akhlak lebih luas dari pada moral atau etika yang sering dipakai dalam

bahasa Indonesia sebab akhlak mencakup segi-segi kejiwaan dan tingkah laku seseorang

baik secara lahiriah maupun batiniah. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata

36
khuluk yang memiliki arti tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, kejantanan, agama,

dan kemarahan.

Dari pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwasanya adalah akhlak adalah suatu

perbuatan yang telah dibiasakan sehingga perbuatan tersebut muncul tanpa adanya

pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

Akhlak juga memiliki keterkaitan dengan pendidikan moral. Pendidikan moral

berkenaan dengan pertanyaan tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan antar

sesama manusia yang meliputi konsep-konsep seperti harkat manusia, harga diri manusia,

keadilan sosial, kepedulian terhadap sesama manusia, persamaan hak, sikap saling

menghargai dan sebagainya. Tujuan dari pendidikan moral ini membantu siswa agar

memiliki tanggung jawab dalam memberikan pendapat, adil dan matang mengenai orang

lain.

Apabila dikaitkan dengan perbuatan maka terdapat juga akhlak baik dan akhlak

buruk. Dasar untuk mengukur baik buruknya sifat seseorang adalah Qur’an dan As-

Sunnah. Apa yang baik menurut Qur’an dan As-Sunnah, maka itulah yang dijadikan

pegangan dan begitu pula sebaliknya apa yang buruk menurut Qur’an dan As-Sunnah

maka itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.

Sifat-sifat yang tertanam pada manusia sejak lahir berupa perbuatan baik disebut

akhlak yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela. Awal seseorang

mempunyai tingkah laku karena adanya pengaruh. baik secara langsung maupun tidak

langsung sesuai dengan pembinaannya, karena didikan dan bimbingan dalam keluarga

secara langsung maupun tidak langsung banyak memberikan bekas bagi penghuni rumah

itu sendiri dalam tindak-tanduknya, maka ilmu akhlak menjelaskan tentang arti baik dan

buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyarankan tujuan

37
yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan yang harus menunjukkan jalan apa yang

harus diperbuat.

1) Ruang Lingkup Akhlak

Adapun Ruang Lingkup Akhlak menurut Rosihon Anwar (2008) adalah sebagai

berikut:

a) Akhlak terhadap Allah Swt.

Yakni akhlak yang berhubungan terhadap khalik (sang pencita) yaitu Allah SWT

yakni dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala

apa yang dilarang olehnya. Selain itu mencintai Allah dan mensyukuri apa yang telah

diberikan oleh serta mengagungkan Allah, senantiasa ingat akan kebesaran Allah. Hal

tersebut sangatlah penting bagi kehidupan manusia karena bagaimana kehidupannya

ditentukan dengan hubungannya dengan Allah. Apabila manusia taat terhadap Allah, maka

Allah memberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya apabila

manusia tidak taat terhadap Allah, maka kehidupannya akan sengsara baik di dunia

maupun di akhirat.

b) Akhlak terhadap sesama manusi

Setelah memperhatikan hubungannya dengan Allah SWT, manusia juga harus

memperhatikan hubungannya terhadap sesama. Tidaklah baik seseorang yang memiliki

hubungan yang baik terhadap Allah akan tetapi tidak memiliki hubungan yang baik dengan

sesama. Hubungan yang baik ini bisa dilakukan dengan menjaga silaturrahmi, saling

menghormati, saling tolong menolong dan sebagainya. Dengan demikian menjaga

hubungan baik antara sesama manusia merupakan hal yang penting karena manusia

tidaklah mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial

38
yang saling membutuhkan antara sesama. Oleh karena itu sangat penting untuk

menampilkan akhlak yang baik terhadap sesama manusia.

c) Akhlak terhadap alam

Setelah manusia memperhatikan hubungannya terhadap Allah dan terhadap sesama

manusia, manusia juga harus memperhatikan hubungannya dengan alam, yakni berusaha

melindungi alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal tersebut dikarenakan alam adalah

makhluk Allah SWT yang juga berhak hidup sama seperti manusia. Oleh karena itu alam

harus dilindungi karena alam sebagai lingkungan hidup manusia telah banyak memberikan

manfaat bagi kehidupan manusia, seperti air, udara, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Apabila manusia tidak bersikap ramah terhadap alam, maka alam pun tidak akan bersikap

ramah terhadap manusia. Apabila hal tersebut terjadi maka manusia itu sendiri yang rugi.

Akan banyak terjadi bencana yang disebabkan oleh manusia itu sendiri seperti banjir,

tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Oleh karena itu manusia harus menjaga

hubungannya dengan alam dengan menjaga lingkungan dan kelestarian alam.

2) Tujuan Akhlak

Tujuan pokok adalah agar setiap orang muslim memiliki budi pekerti, tingkah laku

dan adat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam. Tujuan yang diperoleh apabila seorang

muslim berakhlak yang baik menurut Zainudin dan Jamhari (2017) adalah:

a) Ridha Allah SWT

Orang yang memiliki akhlak yang baik yang sesuai ajaran Islam, senantiasa akan

melaksanakan segala perbuatannya dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena

mengharap ridha Allah.

b) Kepribadian muslim

Orang yang memiliki akhlak yang baik yang sesuai ajaran Islam, segala

perbuatannya mencerminkan sikap ajaran Islam baik ucapannya maupun pemikirannya.

39
c) Perbuatan mulia dan terhindar dari perbuatan yang tercela

Dengan memiliki akhlak yang baik akan mendapatkan bimbingan dan ridha Allah,

serta akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji yang seimbang antara kebaikan

dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.

3) Macam-Macam Akhlak

Umumnya ada dua macam akhlak menurut Syamsul Nizar (2012) yaitu akhlak

mahmudah dan akhlak mazmumah. “Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah adalah

segala macam sikap dan tingkah laku yang baik. Sedang akhlak mazmumah adalah segala

macam sikap dan tingkah laku yang tercela”.

Allah SWT memberikan kebebasan kepada hambanya untuk memilih jalan kebaikan

atau keburukan yakni ketakwaan atau kefasikan dan setiap perbuatan akan berhadapan

dengan resiko yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut.

Sebagaimana telah diketahui secara garis besar menurut M. Yatimin Abdullah (2012)

bahwa akhlak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a) Akhlak yang terpuji (akhlak mahmudah)

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh M. Yatimin Abdullah (2012) bahwa yang

dimaksud dengan “akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik”.

Akhlak mahmudah merupakan realisasi dan tingkah laku yang terpuji dalam ajaran agama

Islam, akhlak, etika atau norma dapat juga dikatakan sebagai moral dalam kehidupan

sehari-hari.

Adapun ciri-ciri Akhlakul karimah menurut M. Yatimin Abdullah (2012) meliputi:

al-amanah (setia dapat dipercaya), as-sidqu (jujur), al-‘adl (adil), al-afwu (pemaaf), al-

alifah (disenangi), al-fawa’ (menepati janji), al-haya’ (malu), ar-rifqu (lemah lembut) an-

nisatun (bermuka manis), tolong menolong, sabar, dan sopan santun.

40
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa akhlak

mahmudah atau akhlak yang baik itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkah

laku dan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT, termasuk jujur, dapat

dipercaya, disenangi orang lain, baik, tekun, menghormati orang lain, dan adil.

Sesuatu yang dapat dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan,

kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan, dapat dinilai positif oleh orang yang

menginginkannya. Bentuk-bentuk akhlak yang terpuji diantaranya bersifat sabar,

istiqomah, amanah, adil, kasih sayang, hemat, berani, kuat, malu, janji.

b) Berakhlak tidak baik (akhlak madzmumah)

Akhlak madzmumah merupakan cerminan dari perbuatan yang keji dan munkar,

dalam ajaran Islam perbuatan keji dan munkar itu dilarang, sebab perbuatan-perbuatan

yang tercela dan tidak terpuji tersebut akan merugikan orang lain lebih-lebih diri sendiri

yang nantinya akan menanggung akibatnya.

Akhlak madzmumah adalah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang

tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan

orang lain. Akhlak mazdmumah haruslah ditinggalkan sebab akan merugikan diri sendiri,

dan Allah SWT sangat membenci kepada orang-orang yang berakhlak tercela.

Adapun ciri-ciri akhlak madzmumah menurut M. Yatimin Abdullah (2012) meliputi:

anainah (egois), al-baghyan (melacur), dusta, dendam, sombong, az-zulmu (aniaya), al-

ghibah (mengumpat), al-hasad (dengki), al-kufran (mengingkari nikmat), an-namimah

(adu domba). Sifat-sifat buruk itu secara umum ialah sifat dengki, iri hati, sombong, riya.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sesuai

dengan apa yang diutarakan Nata Abuddin (2010) pada hakikatnya peranan guru tidak bisa

digantikan oleh siapapun, karena guru merupakan salah satu faktor yang paling

menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan guru yang paling

41
utama adalah mengajar dan mendidik. Selain sebagai pengajar guru juga merupakan

pendidik yang aktif bagi siswa dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.

Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensial.

Terkait dengan hal tersebut, paling tidak guru harus menguasai berbagai teknik yang erat

hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pembelajaran. Urutan pembelajaran

yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai tugas.

Pembelajaran Akidah akhlak merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan

dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah

SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan

dan pembiasaan.

Pembelajaran Akidah akhlak menurut Muhaimin (2014) merupakan bagian dari

pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan

maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa

sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,

tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif

menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku

sehari-hari.

Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa secara umum karakteristik

mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang diutarakan Muhaimin (2014) lebih

menekankan pada pengetahuan, pemahaman dan penghayatan siswa terhadap keyakinan

atau kepercayaan, serta perwujudan keyakinan atau kepercayaan yang lebih dikenal dengan

istilah iman dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan, amal perbuatan, termasuk

pada berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.

42
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada hakikatnya pendidikan akhlak adalah inti

pendidikan dari semua jenis pendidikan. karena pendidikan akhlak mengarahkan pada

terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam

arti terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Karakteristik mata pelajaran akidah

akhlak yang dimaksudkan adalah ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika

dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dalam lingkup pendidikan agama Islam.

Adapun untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan

ruang lingkup mata pelajaran tersebut, serta tujuan beserta orientasinya.

2) Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI

Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Maskawaih adalah terwujudnya

sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan perbuatan bernilai

baik sehingga tercapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan yang sempurna.

Pembelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang

akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta berakhlak terpuji

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tercantum pada Muhaimin (2014) mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk:

1) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan hal-hal yang harus

diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.

2) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan

akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan

43
Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam

lingkungannya.

3) Siswa memperoleh bekal tentang akidah dan akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke

jenjang pendidikan menengah.

3) Fungsi Pembelajaran Akidah Akhlak di SD/MI

Mengenai fungsi pembelajaran Akidah Akhlak, di dalam Standar Kompetensi

Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kurikulum 2013, telah dijelaskan:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta

akhlak terpuji siswa seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam

lingkungan keluarga;

2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan siswa dalam

keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari;

3) Pencegahan siswa dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang

membahayakan dan menghambat perkembangannya demi menuju manusia Indonesia

seutuhnya;

4) Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak;

5) Penyesuaian mental siswa terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Akidah Akhlak;

6) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat;

7) Penyaluran siswa untuk mendalami Akidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih

tinggi

C. Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji

1. Pengertian Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji

44
Tercantum dalam Kamus Besar Bahasa indonesia berhias di artikan: “usaha

memperelok diri dengan pakain ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan

dandanan yang indah dan menarik”. Menurut bahasa adalah tazayyun (berhias diri) yang

berarti mempercantik dalam pakain dan akhlak. Sedangkan menurut istilah diutarakan oleh

Ahmad Al-Kurdi (2012) adalah mempercantik memperindah berpakaian termasuk dengan

mempergunakan perhiasan, mempergunakan celak. Berhias diri dalam artian memperindah

sikap atau akhlak tentunya dengan akhlak terpuji seperti jujur, adil, amanah.

Berhias diri adalah aktivitas memperindah penampilan ataupun sikap berupa akhlak

yang baik yang harus dilakukan dalam perilaku hidup sehari-hari. Berbiacara mengenai

berhias diri dengan akhlak terpuji tentunya diperlukan pembiasaan agar bisa tertanam

dalam sanubari sehingga dengan sendirinya tercerminkan dalam perilaku hidup sehari-hari.

Pembiasaan menurut Tesaurus, (2017) dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata “biasa”

yang artinya banal, bersahaja, formal, kaprah, lazim, lumrah, standar, umum, wajar,

sederhana, terbiasa, terkondisi, kerap, serimg, rutin. Sedangkan makna pembiasaan itu

sendiri mempunyai arti, (1) adaptasi, (2) aklimitisasi, (3) habituasi, (4) penyesuaian.

Pembiasaan dalam beragama dapat menciptakan kesadaran dalam beragama.

Menurut Zakiyah Darajat (2008) mengatakan tentang pembiasaan yang pernah dilakukan

oleh sufi, mereka merasa bahwa Allah selalu hadir dalam hatinya, kejadian tersebut

tercipta melalui proses yaitu pertama, lisan dibiasakan dan dilihat untuk berdzikir kepada

Allah, maka mereka akan senantiasa mengucap kata Allah dengan kesadaran dan

pengertian.

Akhlak diuraikan oleh Daud Mohammad (2013) yaitu berasal dari bahasa arab

akhlak , bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang mempunyai arti budi pekerti,

perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Dan dalam kepustakaan, akhlak diartikan sikap yang

melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik dan mungkin saja buruk.

45
Akhlak Terpuji atau akhlakul karimah menurut Azmi Muhammad (2016) yaitu

segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak terpuji atau akhlakul karimah atau dapat disebut juga dengan sifat-sifat terpuji ini

banyak macamnya, dan diantaranya adalah jujur, adil, amanah, khusnudzan, gigih,

berinisiatif, dan rela berkorban.

Berdasarkan pada uraian deskripsi diatas bahwa berhias diri dengan Akhlak Terpuji

merupakan perilaku-perilaku yang baik yang harus dibiasakan pada kehidupan sehari-hari,

perlu kita ketahui bahwa akhlak terpuji atau akhlakul karimah bukan sekedar materi semata

seperti jujur, adil, amanah, rendah hati yang harus tertanam dalam diri dan

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak terpuji. Akhlak yang terpuji

ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga

sekalgus membawa kebahagiaan masyarakan pada umumnya. Dengan kata lain bahwa

akhlak utama yang ditampilkan sesorang tujuannya adalah untuk mendapatkan

kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rosulullah Saw yang menghimbau

kepada umatnya bahwa orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling

baik akhlaknya, sabda Rosulullah Saw tersebut sebagai berikut:

‫َأ ْك َم ُل ْالمُْؤ ِم ِني َْن ِإ ْي َما ًنا َأحْ َس َن ُه ْم ُخلُ ًقا‬


Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)

Tujuan Berhias Diri dengan Akhlak terpuji dalam Islam menurut Azmi Muhammad

(2016) adalah membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicarara dan

perbuatan, terpuji dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, dan

membantu untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, dan penghayatan serta pengalaman

46
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

Yang Maha Esa, berakhlak terpuji dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Adapun tujuan berhias diri dengan akhlak terouji secara khusus diuraikan oleh

Mujahidin Endin (2015) sebagai berikut:

1) Remaja memahami dan menghayati ajaran agama Islam terutama yang berkaitan dan

menghayati ajaran agama Islam, terutama yang berkaitan dengan fardu ‘ain.

2) Remaja mau dan mampu dalam melaksanakan ajaran agama Islam.

3) Remaja memiliki kesadaran dan kepekaan sosial dalam hidup.

Adapum tujuan lain dari pembiasaan akhlak antara lain adalah:

1) Membentuk pribadi yang berakhlak terpuji.

2) Membentuk karaktristik manusia sesuai dengan ajaran agama.

3) Membiasaakan untuk bersikap baik dalam kehidupan masyarakat yang tidak

menyimpang dari hukum agama maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Oleh karena itu pembiasan akhlak terpuji keberadaanya sangat penting dalam

kehidupan, karena pembiasaan merupakan fondasi utama mengarahkan seorang individu

agar terbiasa berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan dapat bertingkah laku

sesuai dengan syariat Islam.

3. Strategi Berhias Diri Dengan Akhlak Terpuji

Keberhasilan proses Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji antara lain dipengaruhi oleh

ketepatan seorang guru dalam memilih strategi yang tepat. Strategi yang dapat digunakan

dalam membiasaan akhlak terpuji antara lain:

a. Keteladanan

Keteladanan (Uswatun Hasanah) dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan, bahwa

keteladanan dasar kata katanya “teladan” yaitu perihal yang dapat ditiru atau dicontoh.

oleh karena itu keteladanan menurut Manan Syaepul (2017) adalah hal-hal yang dapat

ditiru dan dicontoh. Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata “uswaħ”

47
dan “qudwaħ”. Kata “uswaħ” terbentuk dari huruf-huruf hamzah, as-sin dan al-waw.

Secara etimologi setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut

memiliki persamaan arti yaitu “pengobatan dan perbaikan”.

Keteladanan dalam pendidikan menurut Azmi Muhammad (2016) merupakan bagian

dari sejumlah strategi yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan

membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial. Sebab, seorang pendidik merupakan

contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru,

disadari atau tidak, bahkan semua keteladanaan itu akan melekat pada diri dan

perasaannya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, inderawi,

maupun spritual.

Teladan dalam Qur’an sebagaimana diuraikan oleh Manan Syaepul (2017) bahwa

istilah “uswaħ” dan “iswaħ” atau dengan kata “al-qudwaħ” dan “al qidwaħ” yang

memiliki arti suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah

dalam kebaikan, dan kejelekan. Jadi keteladanan adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh

oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah

keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islām, yaitu keteladanan yang

baik, sesuai dengan pengertian “uswatun ḥasanaħ”.

Guru merupakan teladan atau model bagi siswa dan semua orang yang menganggap

dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini

tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Menjadi teladan adalah sifat dasar guru

dalam pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima dan menerapkannya

secara konstruktif maka telah mengurangi efektivitas pembelajaran. Allah Swt. berfirman:

ٗ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َم ٱأۡل ٓ ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬


‫يرا‬ ْ ‫َة لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج‬ٞ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي َرسُو ِل ٱهَّلل ِ ُأ ۡس َوةٌ َح َسن‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al-Ahzab: 21).

48
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa metode keteladanan

merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses pendidikan

melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru (modeling).

Keteladanan dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena

hakekat pendidikan Islām ialah mencapai kerendahan kepada Allāh dan mengangkat tahap

akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta membimbing masyarakat pada

rancangan akhlak yang dibuat oleh Allāh SWT untuk manusia.

b. Nasihat

Kata “Nasehat” sebagaimana diuraikan oleh Murad Salamah (2011) berasal dari

bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta bersih

dari segala kotoran, juga bisa berarti “khaatha”, yaitu menjahit. Imam Ibnu Rajab

rahimahullah menukil ucapan Imam Khaththabi rahimahullah: “Nasehat itu adalah suatu

kata untuk menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang dinasehati”.

Nasihat juga dapat diartikan sebagai kata-kata yang memiliki nilai dan motivasi yang dapat

menggerakan hati. Dalam Al-Qur’an, dijelaskan tentang nasehat yang dilakukan oleh para

Nabi kepada kaumnya, seperti Nabi Shaleh yang menasehat kaumnya agar menyembah

Allah, Nabi Ibrahim yang menasehati ayahnya agar menyembah Allah dan tidak lagi

membuat patung.

Dapat disimpulkan bahwa nasihat menerangkan suatu pengertian yang berisi

kebaikan dan memiliki nilai-nilai yang baik yang harus dipeljari pun dipahami untuk

diamalkan dalam perilaku hidup sehari-hari. Melalui nasihat ada transfer ilmu pengetahuan

yang mengajarkan kebaikan-kebaikan sehingga perlu ditumbuh kembangkan dalam diri

setiap individu dan diterapkan dalam hehidupan.

c. Kisah Qur’ani dan Nabawi

49
Kata Kisah diuraikan Syahidin (2009) yang berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata

“qishah”, diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “kisah” yang berarti cerita. Namun

terdapat perbedaan yang prinsipil antara makna kisah dalam bahasa Qur’an dengan kisah

dalam bahasa Indonesia. Kisah dalam bahasa Qur’an bermakna sejarah (tarikh) yaitu

peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di zaman dahulu. Sedangkan kisah dalam bahasa

Indonesia mengandung arti cerita-cerita yang berbau atau legenda yang di dalam Qur’an

disebut “Asathir”.

Strategi kisah Qurani dan nabawi dijelaskan Sri Minarti (2013) adalah penyajian

bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dalam Qur’an dan

Hadits Nabi. Kisah Qurani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga cara

mendidik umat agama beriman kepada-Nya. Dalam pendidikan Islam, kisah merupakan

metode yang sangat penting karena dapat menyentuh hati manusia.

Ulil Amri Syafri (2012) mengutip pendapat Abdurrahman An-Nahlawy bahwa

metode kisah yang terdapat dalam Qur’an mempunyai sisi keistimewaan dalam proses

pendidikan dan pembinaan manusia. Menurutnya, metode kisah dalam Qur’an berefek

positif pada perubahan sikap dan perbaikan niat atau motivasi seseorang. Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi kisah Qurani dan nabawi yaitu strategi yang

dapat mempengaruhi jiwa siswa, denga kisah kisah orang terdahulu supaya siswa dapat

meneladani dari kisah tersebut.

d. Pembiasaan

Pembiasaan merupakan salah satu strategi dalam membiasakan akhlak terpuji dalam

kehidupan sehari-hari siswa dan merupakan strategi yang sangat penting, terutama bagi

anak-anak siswa SD/MI. Siswa SD/MI belum memahami dengan baik apa yang disebut

baik dan buruk secara susila, mereka juga belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang

50
harus dikerjakan seperti orang dewasa, sehingga mereka sangat memerlukan pembiasaan

agar terwujudnya kebiasaan dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Pembiasaan akhlak terpuji tentu harus diaktualisasikan dengan tingkah laku, budi

pekerti, keterampilan dan kecakapan dan pola pikir sehingga mereka mampu mengubah

seluruh sifat baik atau akhlak terpuji menjadi sebuah kebiasaan yang tertanam dengan

natural dalam perilaku hidup siswa sehari-hari. Dengan pembiasaan tentunya akan terbiasa

dan dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa susah payah, tanpa memerlukan banyak tenaga

dan pemikiran, dan tanpa adanya kesulitan karna sudah terbiasa.

Berhubungan dengan pembiasaan akhlak terpuji melalui strategi pembiasaan

tentunya mengacu pada materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis.

Pembiasaan akhlak terpuji tentunya berkaitan dengan bagaimana berpola pikir,

mengendalikan perkataan, dan mengontrol sikap akhlak terpuji dalam kehidupan siswa.

Tentunya pembiasaan sangatlah penting agar terwujudnya perubahan dari hal yang buruk

menjadi baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, karena pada hakikatnya bisa karena biasa pun

biasa karena dipaksa untuk membiasakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi pembiasaan diuraikan

Ulil Amri Syafri (2012) sebagai berikut:

a) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai

kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.

b) Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-ulang) dijalankan

secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Pembiasaan

hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendirian yang telah

diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan

yang telah ditetapkan itu.

51
c) Pembiasaan yang pada mulanya mekanistis itu harus semakin menjadi pembiasaan

yang disertai kata hati anak itu sendiri.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator strategi pembiasaan itu

adalah suatu cara atau jalan yang dilakukan dengan sengaja, berulang-ulang, terus-

menerus, konsisten, berkelanjutan, untuk menjadikan sesuatu itu kebiasaan (karakter) yang

melekat pada diri sang anak, sehingga nantinya anak tidak memerlukan pemikiran lagi

untuk melakukannya. Guru sebagai pendidik dan orang tua di sekolah sangat memiliki

peran penting. Karena dalam pelaksanaan strategi pembiasaan ini pastilah memerlukan

dukungan dari siswa. Apabila siswa tidak memiliki minat atau motivasi untuk mengkuti

strategi pembiasaan ini pastilah strategi ini hanya akan menjadi teori tanpa adanya

implementasi dalam perilaku hidup sehari-hari.

52
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut

Meleong, Lexy J (2005) yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif ini mendeskripsikan Kompetensi Pedagogik guru pada

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Pembahasan dalam penelitian ini

menjelaskan mengenai kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran Akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V

MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.

Metode deskriptif analisis menurut Sugiyono (2016) merupakan suatu metode yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan

analisis dan membuat simpulan yang berlaku untuk umum. Metode deskriptif analisis ini

digunakan untuk menggali seluruh fakta, gejala, peristiwa, sifat, dan karakter kompetensi

pedagogik guru dalam proses merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis dengan jelas sesuai fakta di lapangan.

B. Setting Penelitian

Penulis menetapkan lokasi penelitian di mana penelitian akan dilakukan. Adapun

lokasi dan waktu penelitian ini ialah sebagai berikut:

53
1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana peneliti melakukan penelitian terutama

dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti

dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Penelitian ini berlokasi di

kelas V MIN 2 Ciamis, tepatnya di Jalan Cipancur No. 04, Desa Sirnabaya, Kecamatan

Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kode pos 46254.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini, dimulai dari bulan Januari 2022 hingga bulan Juni

2022. Rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Waktu Kegiatan Penelitian

1 Januari 2022 Observasi Awal

2 Februari-Maret 2022 Penyusunan Instrumen Penelitian

3 April-Mei 2022 Pengumpulan Data Penelitian

4 Juni 2022 Analisis Data Penelitian

C. Sumber Data

Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek yang dapat

memberikan keterangan guna dijadikan data penelitian. Sumber data penelitian ini dibagi

menjadi dua jenis yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer ini bersumber dari ucapan dan tindakan yang diperoleh peneliti dari

kepala sekolah, guru kelas, guru akidah akhlak, dan siswa di kelas V MIN 2 Ciamis

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis berdasarkan pada hasil wawancara, dokumentasi,

dan observasi atau pengamatan langsung pada objek selama kegiatan penelitian di

lapangan berkaitan dengan Kompetensi Pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan,


54
dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji

sehingga mendapatkan data yang rinci, lengkap, dan akurat.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku,

hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan hasil penilaian mata pelajaran

akidah akhlak siswa kelas V MIN 2 Ciamis. Sumber data sekunder merupakan sumber data

di luar kata-kata dan tindakan yakni sumber data tertulis yang merupakan sumber data

pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang dibutuhkan oleh data primer berkaitan

dengan kompetensi Pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji sehingga

mendapatkan data yang rinci, lengkap, dan akurat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data yang dimaksud adalah

data yang terkait dengan kompetensi pedagogik guru dalam proses merencanakan,

melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan

akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

Adapun pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto, Suharsimi (2012)

adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana

cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda

yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Adapun teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan metode pengumpulan data di mana peneliti

mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan selama penelitian. Menurut W. Gulo

(2010) Proses observasi terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,

mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobjektif mungkin oleh peneliti.

55
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara melihat, medengarkan, merasakan, serta

menganalisis susuai dengan pedoman observasi penelitian untuk menjawab rumusan

penelitian terkait kompetensi pedagogik guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di

kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden.

Penelitian ini juga menggunakan wawancara mendalam (indepth interview). indepth

interview menurut Sutopo (2016) merupakan proses yang bertujuan untuk memperoleh

keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

responden, menggunakan pedoman wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam penelitian ini wawancara digunakan

untuk menggali informasi sedalam-dalamnya dari sumber-sumber data primer yaitu kepala

sekolah, guru kelas, guru akidah akhlak, dan siswa di kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan

Rajadesa Kabupaten Ciamis, sehingga data hasil penelitian mengenai kompetensi

pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji akan lebih terperinci, jelas, dan akurat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Nana Syaodih (2011) adalah pengumpulan data yang

dilakukan dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokuman, baik berupa

dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Seluruh hasil pengumpulan dokumen

tersebut didokumentasikan dalam catatan lapangan. Dalam pelaksanaan teknik

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) mata pelajaran akidah akhlak, silabus, buku-buku, modul, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian guru, serta hasil penilaian siswa mata

pelajaran akidah akhlak untuk melengkapi data penelitian mengenai kompetensi pedagogik

guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi

56
berhias diri dengan akhlak terpuji sehingga mendapatkan data yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori dari Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono (2016) yang menyatakan bahwa analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga tahap setelah data dikumpulkan yaitu

reduksi data, display data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan data. Data tersebut

tentunya data yang berkaitan dengan permasalahan kompetensi pedagogik guru dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri

dengan akhlak terpuji serta tentang bagaimana memahami pembelajaran akidah akhlak

yang bukan sekedar diajarkan tanpa adanya pengamalan pun aplikasi pada diri pribadi guru

dan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini gambar skema analisis data menurut

Miles dan Huberman:

Tabel 3.2

Komponen Analisis Data

oleh Miles dan Huberman

Pengumpulan Display Data


Data

Reduksi Data

Penarikan
Kesimpulan

57
1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, sebagaimana diuraikan oleh Sugiyono (2016)

berupa kegiatan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Selama masa pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data-data dari

hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan reduksi data dengan cara

mengambil hal-hal yang pokok sesuai fokus penelitian, serta membuang data yang

dianggap tidak diperlukan.

Reduksi data dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mengacu pada proses

pemilihan, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan data di lapangan yang berkaitan

dengan permasalahan kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

2. Display Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya dalam analisis data adalah mendisplay

data atau menyajikan data. Dengan menyajikan data, maka akan lebih mudah untuk

dipahami mengenai apa yang terjadi, serta dapat merencana kerja selanjutnya berdasarkan

pemahaman tersebut. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun

menurut Sugiyono (2016), yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Peneliti menyajikan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap

kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2

Ciamis yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak

terpuji yang disajikan secara naratif.

58
3. Verifikasi Data

Vertifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam analisis data.

Vertifikasi atau penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara membandingkan hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi dari kepala sekolah, guru kelas, guru mata

pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2 Ciamis yang terpilih sebagai responden

serta teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan kompetensi pedagogik guru dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri

dengan akhlak terpuji. Data-data yang telah dikemukakan pada penyajian data

diinterpretasikan kemudian dianalisis untuk memperoleh simpulan.

F. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang

ditemukan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2016) meliputi beberapa uji, salah satu diantaranya

adalah uji keabsahan data. Uji keabsahan data ini berkenaan dengan derajat akurasi data

penelitian yang harus dicapai..

Pengujian keabsahan data pada penelitian kualitatif ditetapkan untuk menghindari

data yang bias atau tidak valid serta untuk menghindari adanya jawaban dari informan

yang tidak jujur. Menurut Meleong, Lexy. J (2015) uji keabsahan data terhadap data

penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam proses penelitian, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,

member check, triangulasi.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Diuraikan oleh Sugiyono (2016) bahwa Triangulasi sumber ialah

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui sumber yang sama dalam waktu yang berbeda. Sedangkan triangulasi teknik

dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dari

59
kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran akidah akhlak, serta siswa kelas V MIN 2

Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Kemudian jika hasil kroscek keduanya

saling terkait maka data dapat dipercaya kebenarannya.

Peneliti juga melakukan perpanjangan pengamatan yakni peneliti tidak hanya

melakukan observasi sekali saja. Peneliti juga menggunakan member check dengan

melakukan pengecekan data yang diperoleh agar disepakati oleh pemberi data, ketika data

tersebut disepakati maka data tersebut valid. Sebagaimana disebutkan oleh Burhan Bungin

(2017) mengenai uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: ketekunan

pengamatan, perpanjang pengamatan, Triangulasi, member chek, diskusi dengan teman

sejawat, kecukupan referensial, dan analisis kasus negatif.

Data-data dalam penelitian ini tentunya data yang berkaitan dengan permasalahan

kompetensi pedagogik guru dalam perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis yang mana pembelajaran akidah akhlak bukan

sekedar diajarkan tanpa adanya pengamalan dan aplikasi pada diri pribadi guru dan siswa

dalam kehidupan sehari-hari, karena hakikatnya pembelajaran akidah akhlak itu harus

tercermin pada diri pribadi setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.

60
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif MIN 2 Ciamis

1. Profil MIN 2 Ciamis

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis ini berlokasi di Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis. Tepatnya di jalan Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa

kabupaten Ciamis. Profil lengkap Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis adalah sebagai

berikut:

1) Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis

Alamat Madrasah :

a) Jalan : Jalan Cipancur No.04

b) Desa/Kel. : Sirnabaya

c) Kecamatan : Rajadesa

d) Kabupaten : Ciamis

e) Provinsi : Jawa Barat

f) No.Tlp/HP : (0265)2795851

g) Nama Rekening : BPP 025 MIN 2 CIAMIS

h) No Rekening / Unit : 0104-01-002289-30-9

i) No NPWP : 2479624442000

j) e-mail : min1rajadesa@gmail.com

3) Status Madrasah : Negeri

4) Tahun Pendirian : 1954

5) Akreditasi :

a) Status Akreditasi : A

b) Nilai Akreditasi : 96

c) Tahun Akreditasi : 2019

61
d) Nomor sertifikat : 782/BAN-S/M/SK/2019

6) No. Statistik Madrasah : 111132070006

7) NPSN : 60708464

8) Identitas Ketua Komite :

a) Nama : Ardja Somantri

b) Tempat/ Tgl. Lahir : Ciamis, 25 Agustus 1943

c) Jabatan : Ketua

d) Alamat : Dusun Kubang, Ds.Sirnabaya

9) Identitas Kepala Madrasah :

a) Nama : H. Mustopa, S.Ag.

b) NIP : 197001181998031004

c) Jabatan : Kepala Madrasah

d) Alamat : Dusun Sukamaju, Desa Tanjungsari

Sumber: Data Kurikulum Satuan Pendidikan MIN 2 Ciamis.

2. Rekapitulasi Data Siswa (3 Tahun Terakhir)

Rekapitulasi data siswa MIN 2 Ciamis pada tiga tahun terakhir dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Siswa
3 Tahun Terakhir
Kelas

No. Tahun Pelajaran I Jumlah


I II III V VI
V

1 2018/2019 73 64 50 66 48 55 356

2 2019/2020 56 74 64 51 70 50 365

3 2020/2021 77 53 74 69 52 67 392

Sumber: Data Kurikulum Satuan Pendidikan MIN 2 Ciamis.

62
3. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Profil pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis

pada tahun pelajaran 2021/2022 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tahun Pelajaran 2021/2022

Pend.
No Nama NIP / NUPTK Prodi./ Jur.
Terakhir

1 H. Mustopa, S.Ag. 19700181998031004 S1 PAI

2 Entin, S.Pd.I 196512181987032003 S1 PAI

3 Rosid Sudinta, S.Pd.I 197006171998031001 S1 PAI

Yati Kurniati Rohmat, 197612122003122001 S1 PAI


4
S.Pd.I

5 Tati Rosmiati, S.Ag 197403172007012014 S1 PAI

6 Dedi Jamalidin, S.Ag 197506132007101003 S1 PAI

Idah Siti Saadah, S.Pd.I, 197909102006042026 S1 PAI


7
S.Pd.I

Ade Maesaroh Siti A, 198403062007102001 S1 PAI


8
S.Pd.I

9 Yayat Hidayat, S.Pd.I 196804012014121002 S1 PJKR

10 Idah Siti Saadah, S.Pd.I 199011122019032011 S1 PAI

11 Tatang Hidayat, S.Pd.I 4648759660110052 S1 PAI

63
12 Lia Hoeriah, S.Pd.I 3747753654300052 S1 PAI

13 Susi Irawati, S.Pd.I 6836765665300002 S1 PGMI

14 Ernawati, S.Pd 1956770670210002 S1 Biologi

5839768670300002 S1 Bahasa dan


15 Heni Kustiani, S.Pd
Sasrta

16 Iyan Nurdiana 1237764663110003 S1 PJKR

17 Ilih Muplihat, M.Pd.I 3643750652210102 S2 PAI

18 Uung Fahrul Islam, S.Pd.I   S1 PAI

19 Mia Muyasaroh, S.Pd   S1 PGMI

20 Lilik Rizkia Z, S,Pd.I   S1 PAI

21 Toni Rustandi, S.Pd.I 4839761663110072 S1 PAI

Ma'mun Nurul Mukmin, 198004112007101003 S1 PAI

22 S.Pd.I

Endang Irfan Sudrajat,     Syariah

23 S.Sy

24 Irfan Maulana     SLTP

25 Erni Nuraeni, S.Pd.I 198410142019032000 S1 PGMI

26 Ade Windi S, S.Pd.I         S1 PAI

27 Idah Siti Saadah, S.Pd.I   SMK  

Sumber: Data Kurikulum Satuan Pendidikan MIN 2 Ciamis.

4. Visi dan Misi MIN 2 Ciamis

Visi MIN 2 Ciamis: “Terwujudnya insan madrasah yang santun, inovatif, amanah, dan

profesional”. Visi yang telah dipaparkan sebelumnya ditetapkan berdasarkan komitmen

dari semua unsur (Stakeholder), untuk tujuan jangka pendek jangka menengah dan jangka

64
panjang. Visi ini merupakan harapan besar MIN 2 Ciamis dalam realisasinya menjadi

acuan semua unsur setiap saat dan berkelanjutan dengan indikator sebagai beriku:

a. Meningkatnya mutu lulusan.

b. Meningkatnya mutu proses pembelajaran.

c. Meningkatnya mutu guru.

d. Meningkatnya kualitas manajemen madrasah.

Visi tersebut perlu direalisasikan berupa tindakan nyata dan terarah dengan

menetapkan Misi sekolah berupa kegiatan dengan rumusan yang jelas.

a. Membina karakter dan mental melalui pendidikan sehingga membentuk siswa yang

santun.

b. Memfasilitasi kegiatan pembelajaran bagi seluruh warga madrasah dan mendorong

inovasi guna menunjang lulusan yang kompetitif.

c. Mengaplikasikan prinsip-prinsip berbasis Al-Quran dan Hadits dalam pengelolaan

madrasah yang profesional.

d. Membangun kepekaan sosial di antara warga madrasah.

Sumber: Data Kurikulum Satuan Pendidikan MIN 2 Ciamis.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Akidah

Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi diperoleh data mengenai

kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran akidah akhlak materi berhias

diri dengan akhlah terpuji sebagai berikut:

Proses pembelajaran Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis dituangkan dalam

dokumen tertulis yang dikenal dengan istilah RPP, akronim dari Rencana Pelaksanaan

65
Pembelajaran. Di dalam RPP yang disusun oleh guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2

Ciamis terdapat poin terkait materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

Peneliti menganalisis dengan mendalam terhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis,

bahwa RPP yang ada telah sesuai dan mengacu pada panduan yang harus diikuti. RPP

telah mengacu pada prinsip partisipasi aktif siswa, perbedaan individu siswa, berpusat pada

siswa, pengembangan budaya membaca dan menulis siswa, penerapan teknologi informasi,

termasuk di dalamnya menekankan siswa agar bisa menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta, mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, berikut di dalamnya rancangan

program pemberian umpan balik.

“Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran sangat perlu dipersiapkan oleh guru mata
pelajaran sebelum guru melakukan pembelajaran, salah satunya dibuktikan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru mata pelajaran menyusun silabus karena
tahu kondisi dan perkembangan siswanya. Dengan demikian, siswa dapat memahami
dengan cepat materi pelajaran yang telah guru terangkan. Karena sebelummnya materi
yang akan disampaikan sudah dipersiapkan dengan baik.” (Wawancara, H. Mustopa,
S.Ag., 11 April 2022).

Ibu Siti Nurlaelah, S.Pd.I. selaku guru MIN 2 Ciamis menambahkan dalam mengenai

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus mengaktualisasikan tiga

ranah dalam proses dan hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, agar

hasil dari pembelajaran tersebut lebih bermakna.

“Kami selaku guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis berusaha semaksimal
mungkin dalam merencanakan proses pembelajaran supaya pembelajaran efektif, efisien,
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berbicara mengenai perencanaan tentunya kami
selaku guru akidah akhlak membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
prota, prosem. Dibuatnya semua perangkat pembelajaran tersebut merupakan upaya kami
memaksimalkan perencanaan agar pembelajaran berjalan lancar.” (Wawancara, Siti
Nurlaelah, S.Pd.I., 11 April 2022).

Peneliti melihat bahwa guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis telah

memenuhi kewajibannya dalam menyiapkan pembelajaran. Guru Akidah akhlak di kelas V

MIN 2 Ciamis telah merencanakan dengan baik dalam hal pembelajaran, dibuktikan

66
dengan membuatnya Silabus, Prota, Promes, RPP, termasuk mengenai analisis SKL,

analisis KI-KD, analisi alokasi waktu semua guru Akidah akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis

membuat perangkat pembelajaran dengan baik sesuai panduan yang ditetapkan.

2. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Akidah

Akhlak Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Senin, 11 April 2022

dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji ini

dilaksanakan dengan berdasar pada program yang telah ditetapkan. Guru Akidah Akhlak

telah melaksanakan seperti apa yang telah ia susun pada perencanaan pembelajaran ke

dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara apa yang

ada di dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah

akhlak dan siswa di dalam kelas.

Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji

menurut berdasarkan pada hasil wawancara bersama guru akidah akhlak ibu Yati Kurniati

Rohmat, S.Pd.I mengutarakan bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak masih merasa

kesulitan dalam mengajarkan materi berhias diri dengan akhlak terpuji. Karena tanggung

jawab guru bukan hanya menyampaikan materi dan siswa memahami tanpa adanya

pembuktian dari diri pribadi guru dan siswa dalam hal menerapkan akhlak terpuji dalam

kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan kesulitan guru dalam mengajarkan akidah akhlak materi berhias

diri dengan akhlak terpuji tentu guru harus bisa mengaplikasikan metode juga model

pembelajaran dengan baik, juga guru harus menggunakan media pembelajaran yang

menunjang proses pelaksanaan pembelajaran, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan

baik.

67
Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji menurut

peneliti bisa berjalan dengan baik dan kondusif karena guru telah merencanakan

pembelajaran dengan baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji guru menggunakan model pembelajaran keteladanan dan

pembiasaan yang menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan akhlak terpuji atau

akhlakul karimah. Sesuai dengan ungkapan guru Akidah Akhlak ibu Yati Kurniati

Rohmat, S.Pd.I dalam wawancara yang peneliti lakukan beliau mengutarakan:

“Mengenai pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji kami
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Pembiasaan sesuai yang tercantum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Model Pembiasaan ini diterapkan agar
siswa mampu berfikir tingkat tinggi dan menerapkan apa yang sudah dipelajari kedalam
kehidupan sehari-hari”. (Wawancara, Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I., 11 April 2022).
Dari pemaparan tersebut, terlihat bahwa pelaksanaan Akidah Akhlak yang

dilaksanakan di kelas V MIN 2 Ciamis ini telah melaksanakan amanat kurikulum 2013

dengan berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa atau dikenal dengan

student centered. Pembelajaran student centered menurut Harden dan Crosby (2000) dalam

Fairuz (2010), Student Centered Learning (SCL) menekankan pada siswa sebagai

pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan

apa yang dilakukan oleh guru.

Menurut Rogers (1983), Student Centered Learning (SCL) merupakan hasil dari

transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai

pakar menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak

harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi

pasif, bosan, dan resisten.

Penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran student centered adalah model

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didik mampu untuk

menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajar, memiliki tanggung

68
jawab, inisiatif untuk menggali kebutuhan belajarnya, serta mampu menemukan sumber-

sumber informasi tanpa bergantung pada orang lain atau sekalipun bergantung pada guru.

Indikator Akidah Akhlak yang baik adalah menanamankan akhlak terpuji dalam

kehidupan sehari-hari baik di sekolah atau di rumah. Guru akidah akhlak juga dalam proses

pembelajaran menggunakan teknik keteladanan dan pembiasaan sehingga mereka

menggunakan nalar mereka untuk mencontoh guru dan membiasakan akhlak terpuji dalam

perilaku hidup sehari-hari baik di sekolah atau di rumah.Pendapat-pendapat di atas tidak

lengkap tanpa keterangan dari siswa secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara kepada

beberapa orang siswa tentang proses pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah ini Siswa

merasa bahwa dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak di kelas, guru Akidah Akhlak

telah memberikan pembelajaran yang baik. Syifa Yulianti, salah satu siswa menyatakan

bahwa:

“Ibu Idah baik, cukup tegas juga, pengajarannya jelas, kita ngerti. Belajarnya juga engga
ceramah terus, kadang-kadang ditampilin video-video. Pokoknya belajarnya ga bosen kalo
sama bu Idah”. (Wawancara, Syifa Yulianti, 11 April 2022).

Pernyataan Syifa tersebut selaras dengan pernyataan-pernyataan siswa lainnya.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa proses Akidah Akhlak di kelas terasa

menyenangkan bagi siswa. Guru Akidah Akhlak juga telah mampu menggunakan media

pembelajaran secara efektif, sehingga tercipta proses pembelajaran yang kondusif.

Adapun proses belajar siswa, dari apa yang peneliti amati selama observasi proses

pembelajaran pada hari Senin, 11 April 2022 peneliti menimpulkan bahwa mereka telah

mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari kondusifnya proses

pembelajaran. Siswa terlihat antusias dalam belajar, mereka mendengarkan dan

memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru Akidah Akhlak, dalam

pembelajaran siswa berperan aktif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalm

pelaksanaan pembelajaran. Walaupun memang peneliti juga menemukan beberapa siswa

69
yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun hal itu tidak

mengganggu proses pembelajaran siswa lainnya yang memiliki semangat belajar tinggi.

3. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Evaluasi adalah suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang suatu hal, seperti

objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain melalui kriteria tertentu

melalui penilaian. Pelaksanaan evaluasi tentunya harus dilakukan oleh guru termasuk guru

Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari

pembelajaran dicapai. Berbicara mengenai evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak di kelas

V MIN 2 Ciamis kepala madrasah mengutarakan:

“Evalusi dalam pembelajarn tentunya sangat penting untuk mengetahui sejauh mana
pembelajaran bisa di serap oleh siswa, tentunya dalam evaluasi Akidah Akhlak yang kami
lakukan telah di sesuaikan dengan panduan yang ditentukan, yang mana instrument evalusi
harus bisa memicu pola pikir tingkat tinggi siswa agar bisa menganalisi, mengevaluasi, dan
mencipta sehingga siswa mampu mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari”. (Wawancara, Mustopa, S.Ag. 11 April 2022).

Menurut Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I. guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2

Ciamis mengatakan:

“Evaluasi pembelajaran menurutnya sangat penting. Guru harus memberikan penilaian


pada peserta didik mencakup tiga ranah yaitu afektif, psikomotori dan kognitif, terutama
pada rana kognitif yang berkaitan langsung dengan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
sehingga siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. setiap selesai
memberikan materi pembelajaran guru harus memberikan latihan kepada peserta didik
untuk melihat sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
Dan penilaian tersebut juga sebagai umpan balik bagi guru untuk mengadakan penilaian
terhadap metode pembelajaran yang guru berikan. Guna untuk mengetahui metode
pembelajarannya sudah bagus apa tidak, sehingga guru tahu kelemahan dan kelebihan yang
dimilikinya begitu juga dengan peserta didiknya”. (Wawancara, Yati Kurniati Rohmat,
S.Pd.I., 11 April 2022).

70
Higher Order Thinking Skills berada pada tingkatan menganalisi (C4), mengevaluasi

(C5), serta mencipta (C6). Dapat diartikan HOTS akan terjadi ketika peserta didik

menerima informasi asing dan memanggil informasi lama yang tersimpan dalam memori

dengan analisis yang mendalam.

Menganalisis merupakan proses yang melibatkan bagian dan struktur pemikiran

secara keseluruhan untuk memecahkan masalah. Menganalisis meliputi proses kognitif

mengatribusikan, membedakan, dan mengorganisasi. Nama lain dari menganalisis adalah

mengklasifikasikan menurut (Jennifer & Ross dalam Achmad Fanani, 2016) mengutarakan

bahwa dalam kegiatan mengklasifikasikan peserta didik akan lebih detail dalam

menjelaskan konsep, ciri, dan deskripsi tertentu yang bersifat kebendaan atau nyata.

Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut (Barrat dan Carroline, 2014) merupakan

suatu keterampilan berfikir dalam menggunakan akal pikiran pada level kognitif yang lebih

tinggi yang dikembangkan dari taksonomi bloom, taksonomi pembelajaran, pengajaran,

dan penilaian.

“Salah satu tugas guru dalam proses pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi.
Jika guru mampu dan bijak, dengan evaluasi yang dilaksanakan tersebut, guru sudah
mampu mengetahui daya serap dan keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa. Jika
tingkat keberhasilan siswa pada saat evaluasi tinggi, maka secara otomatis tingkat
keberhasilan guru dalam pembelajaran juga tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika
banyak siswa yang harus melaksanakan remedial, maka tingkat keberhasilan guru
juga rendah. Jika yang terjadi demikian, maka guru harus segera mengevaluasi dari
segala hal, baik cara menyampaikan materi, metode yang digunakan maupun hal-hal
lain yang berkaitan dengan penyampaian materi tersebut”. (Wawancara, Yati
Kurniati Rohmat, S.Pd.I., 11 April 2022).

Hasil wawancara yang telah dilaksanakan peneliti di atas, maka kompetensi

pedagogik dalam mengevaluasi hasil pembelajaran merupakan kompetensi yang sangat

penting dimiliki seorang guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai

guru dalam pembelajaran. Sehingga dengan evaluasi tersebut, guru juga mendapatkan

umpan balik terhadap setiap pembelajaran yang telah berlangsung.

71
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam

evaluasi pembelajaran menuntut peserta didik menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu

menyelesaikan suatu masalah apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu

permasalahan dan mampu menggunakan pengetahuannya ke dalam situasi baru yang

sedang dialami peserta didik.

Peneliti menanggapi pernyataan diatas berdasarkan pada hasil observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tanggal 11 April 2022 tentang bagaimana guru

Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis melakukan evalusi termasuk melihat terhadap instrument

evaluasi yang guru Akidah Akhlak buat yang telah mengacu pada konsep dan prinsip

instrumen evalusi dengan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang menuntut

peserta didik agar mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Berdasarkan pada hasil observasi peneliti melihat kisi-kisi dan intrumen penilaian

yang guru buat sebagaimana terlampir pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

belum sesuai dengan konsep dan prinsip intrumen penilaian berbasis Higher Order

Thinking Skills (HOTS) yang berada pada tingkatan menganalisi (C4), mengevaluasi (C5),

serta mencipta (C6). berlandaskan pada hal tersebut tentunya peneliti merasa masih ada

yang kurang sesuai atas apa yang dilakukan guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis dalam

membuat instrument evaluasi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dikemukakan hasil penelitian dengan analisis data yang ditemukan di

lapangan, maka dapat dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Pembahasan hasil

penelitian merupakan bagian yang mengkomparasikan teori-teori yang dikemukakan

dengan hasil penelitian atau temuan-temuan di lapangan. Pembahasan hasil penelitian

dalam penelitian ini adalah sebagia berikut:

72
1. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlak

Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Kompetensi menurut Musfah dan Jejen (2015) berarti kemampuan mewujudkan

sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga terkait

dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan

atau diakui oleh lembaganya atau pemerintah. Hakikat kompetensi adalah kekuatan mental

dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan

praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan guru.

Pengertian kompetensi guru berdasarkan (UU No. 14 Tahun 2005, pasal 10, ayat 1)

kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru berdasarkan (UU No. 14 Tahun 2005, pasal

8, ayat 1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional”. Kemudian dalam (PMA No. 16 Tahun 2010) dan (KMA RI

No.211 Tahun 2011) tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, yaitu: Kompetensi

spiritual, dan Kompetensi leadership.

Peneliti memfokuskan pada kompetensi pedagogik guru yang berkaitan langsung

dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji.

Pedagogik menurut Kusnandar (2010) adalah ilmu tentang guru yang ruang lingkupnya

terbatas pada interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Sedangkan kompetensi

pedagogik adalah kemampuan guru meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang

perencanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan

73
melaksanakan evaluasi pembelajaran, selanjutnya pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Pedagogik berfungsi mempelajari fenomena guru atau situasi guru dengan maksud

untuk memahami situasi guru atau fenomena guru tersebut sebagai objek studinya. Selain

itu, pedagogik juga sekaligus berfungsi untuk mempelajari tentang bagaimana seharusnya

guru bertindak dalam rangka mendidik anak. Sebab itu, Pedagogik tidak hanya berisi

deskripsi pemahaman tentang situasi guru apa adanya, melainkan juga berisi tentang

bagaimana seharusnya guru bertindak dalam rangka mendidik siswa.

Peneliti telah mendeskripsikan mengenai perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis dalam temuan hasil

penelitian berdasarkan pada hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi bahwa proses

pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis ini dilaksanakan dengan berdasar pada program yang telah ditetapkan. Guru

Akidah Akhlak telah melaksanakan seperti apa yang telah disusun pada perencanaan

pembelajaran ke dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian

antara apa yang ada di dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan

oleh guru Akidah Akhlak dan siswa di dalam kelas. Seluruh proses pembelajaran Akidah

Akhlak telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP, walau memang pembelajaran

di beberapa kelas membutuhkan improvisasi dari guru Akidah Akhlak. Hal ini dilakukan

guna tetap berjalannya proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran tercapai. Penyesuaian

dengan kondisi siswa memang selayaknya dilakukan. RPP yang dibuat merupakan acuan

pelaksanaan pembelajaran, tetapi pelaksanaannya akan dikembalikan kepada kreativitas

guru Akidah Akhlak dalam mengelola kelas.

Pembelajaran sesuai dengan yang diutarakan E. Mulyasa (2007) merupakan

aktualisasi kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan

74
siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Jadi perencanaan dalam

pembelajaran dipandang penting karena perencanaan yang baik akan menimbulkan proses

pembelajaran yang baik pula.

Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran adalah proses

yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri

individu. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal

dan sengaja dirancang juga direncanakan untuk mendukung terjadinya proses yang efektif

dan efisien dalam pembelajaran.

Berdasarkan pada temuan hasil penelitian Pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji menurut peneliti bisa berjalan dengan baik dan kondusif

karena guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik. Pada pelaksanaan

pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji guru menggunakan

model pembelajaran Pembiasaan yang menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan

akhlak terpuji atau akhlakul karimah dan pada ranah psikomotorik siswa mampu

mengaktualisasikan apa yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Akidah

Akhlak merupakan usaha sadar yang dilakukan dan terencana dalam menyiapkan siswa

untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan

merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan

pembiasaan.

Pembelajaran Akidah akhlak menurut Muhaimin (2014) merupakan bagian dari

pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan

maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam siswa

sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,

tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif

75
menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku

kehidupan sehari-hari.

Mengenai pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji

guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Pembiasaan sesuai yang

tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Model Pembiasaan ini

diterapkan agar siswa mampu berfikir tingkat tinggi untuk bisa memecahkan permasalahan

yang dipaparkan dan mampu mengaktualisasikan pelajaran yang dipelajari ke dalam

kehidupan sehari-hari siswa.

Peneliti menyimpulkan berdasarkan pada temuan hasil penelitian dan teori yang

dicantumkan, bahwa analisis peneliti mengenai perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis terinterpretasi pada

kategori baik. Peneliti juga menemukan bahwa pembelajaran Akidah Akhlak materi

berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis ini telah tercantum pada

perangkat pembelajaran seperti, silabus, RPP, dibarengi dengan dokumentasi dari silabus

dan RPP yang dibuat oleh guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis. Dengan adanya

dokumentasi terhadap silabus dan RPP yang dibuat oleh guru Akidah Akhlak peneliti

menyimpukan bahwa guru Akidah Akhlak di interpretasikan baik dalam melakukan

perencanaan pembelajaran.

2. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak

Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang

telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah

76
kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu

perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Melakasanakan proses pembelajaran Azyumardi Azra (2012) mengemukakan,

persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran meliputi kemampuan: (1) menggunakan metode belajar, media pelajaran,

dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan

mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (3) berkomunikasi dengan siswa, (4)

mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (5) melaksanakan evaluasi proses

pembelajaran.

Peneliti telah memaparkan berdasarkan keterangan-keterangan yang di dapatkan

pada temuan hasil penelitian, telah dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran Akidah

Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis ini

dilaksanakan berdasarkan pada program yang telah ditetapkan. Guru Akidah Akhlak telah

melaksanakan seperti apa yang telah ia susun pada perencanaan pembelajaran ke dalam

proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara apa yang ada di

dalam RPP dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru Akidah

Akhlak dan siswa di dalam kelas. Seluruh proses pembelajaran Akidah Akhlak telah

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP, walau memang pembelajaran di beberapa

kelas membutuhkan improvisasi dari guru Akidah Akhlak. Hal ini dilakukan guna tetap

berjalannya proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran tercapai. Penyesuaian dengan

kondisi siswa memang selayaknya dilakukan. RPP yang dibuat merupakan acuan

pelaksanaan pembelajaran, tetapi pelaksanaannya akan dikembalikan kepada kreativitas

guru Akidah Akhlak dalam mengelola kelas.

Kualitas pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji

menurut peneliti bersumber dari guru yang kompeten dan professional, guru yang

77
mengajar di kelas V MIN 2 Ciamis telah teruji Kompetensinya disertai dengan pengalaman

guru mengajar yang sudah lama sehingga memberikan efek tersendiri dalam pelaksanaan

pembelajaran terkhusus pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak

terpuji dengan sendirinya berlangsung kondusif karena guru yang mengajar kompeten dan

profesional sehingga siswa menghormati guru Akidah Akhlak baik di dalam kelas maupun

di luar kelas.

Berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri

dengan akhlak terpuji berdasarkan pada apa yang peneliti amati selama proses

pembelajaran faktanya siswa telah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini

terlihat dari kondusifnya proses pembelajaran. Siswa terlihat antusias dalam belajar.

Mereka mendengarkan dan memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru

Akidah Akhlak, serta siswa berperan aktif dalam hal menganalisis informasi, siswa mampu

mengenali serta membedakan faktor penyebab, mengidentikasi serta merumuskan

pertanyaan. Siswa bisa mengevaluasi dengan memberikan penilaian terhadap solusi, ide,

gagasan dan metodologi, membuat hipotesis, serta diberikan kewenangan untuk menerima

atau menolak suatu pernyataan. Siswa pula bisa mencipta dengan menentukan cara

pandang terhadap sesuatu, merancang cara penyelesaian masalah, mengorganisasi unsur-

unsur menjadi struktur baru yang belum ada sebelumnya. Walaupun memang peneliti juga

menemukan beberapa siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran.

Namun hal itu tidak mengganggu proses pembelajaran siswa lainnya yang memiliki

semangat belajar tinggi.

Mengenai penjelasan diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis telah terlaksana dengan baik, kesimpulan ini peneliti dapatkan atas kesesuaian

antara aturan yang ditetapkan lembaga dengan perangkat pembelajaran yang dibuat guru

78
Akidah Akhlak, hingga pelaksanaan pembelajaran yang telah sesuai dengan apa yang

sudah dirancang dan dilaksanakan oleh guru.

3. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Materi Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji

Peneliti telah mendeskripsikan dalam pembahasan mengenai temuan hasil penelitian

diterangkan di dalamnya bahwa guru Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis merancang

dan melaksanakan evaluasi. Bahkan pada setiap petemuan pembelajaran guru Akidah

Akhlak merancang dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran yang sebagaimana

dirancang berikut tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Evaluasi

merupakan hal yang penting harus dilakukan oleh guru, terkhusus guru Akidah Akhlak di

kelas V MIN 2 Ciamis.

Penilaian proses pembelajaran menurut Suharsimi Arikunto (2012) “penilaian proses

pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan

pembelajaran yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang

menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan”.

Kemampuan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran menurut (Usman dan Uzer,

1994) dengan indikator antara lain:

1. Mampu merancang dan melaksanakan penilaian, seperti memahami

prinsip-prinsip penilaian, mampu menyusun macam-macam instrumen

evaluasi pembelajaran, mampu melaksanakan evaluasi.

2. Mampu menganalisis hasil penilaian, seperti mampu mengklasifikasikan hasil penilaian

dan menyimpulkan hasil penilaian secara jelas.

79
3. Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas pembelajaran

selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak valid dan mampu

mengidentifikasi tingkat variasi hasil belajar.

Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses pembelajaran merupakan bagian

tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,

sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.

“Evaluasi pembelajaran menurutnya sangat penting. Guru harus memberikan penilaian


pada siswa mencakup tiga ranah yaitu kognitif afektif, dan psikomotori, terutama pada
ranah Afektif yang berkaitan langsung dengan akhlak siswa. Ketika setiap selesai
memberikan materi pembelajaran guru harus memberikan latihan kepada siswa untuk
melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Dan penilaian
tersebut juga sebagai umpan balik bagi guru untuk mengadakan penilaian terhadap metode
pembelajaran yang guru berikan. Guna untuk mengetahui metode pembelajarannya sudah
bagus apa tidak, sehingga guru tahu kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya begitu juga
dengan siswanya”. (Wawancara, Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I., 11 April 2022).

Peneliti menanggapi pernyataan diatas tentang bagaimana guru Akidah Akhlak MIN

2 Ciamis melakukan evalusi termasuk melihat terhadap instrument evaluasi yang guru

Akidah Akhlak buat yang telah mengacu pada konsep dan prinsip instrument sesuai yang

sekolah tetapkan, melihat pada hal tersebut tentunya peneliti merasa puas atas apa yang

dilakukan guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis dalam membuat instrument evaluasi.

Peneliti mengobservasi dengan seksama dalam proses pembelajaran bahwa guru

Akidah Akhlak diakhir pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan pada hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilaksanakan

peneliti di atas, maka kompetensi pedagogik dalam mengevaluasi hasil pembelajaran

merupakan kompetensi yang sangat penting di miliki seorang guru untuk mengetahui

tingkat keberhasilan yang telah dicapai guru dalam pembelajaran. Sehingga dengan

evaluasi tersebut, guru juga mendapatkan umpan balik atas setiap pembelajaran yang telah

dilaksanakannya.

80
Peneliti mengobservasi langsung bagaimana guru merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji. Peneliti

menyimpulkan bahwa rancangan juga pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru Akidah

Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis telah terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang

dirancang dan tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup

evaluasi proses pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran dengan penilaian autentik,

pemberian umpan balik, program perbaikan atau remidial.

81
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian tentang analisis kompetensi pedagogik guru pada

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Analisis kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa guru Akidah

Akhlak telah melakukan perencanaan pembelajaran yang mengaktualisasikan tiga ranah

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik dibuktikan dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang baik sesuai panduan yang ditetapkan.

2. Analisis kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa guru masih

merasa kesulitan dalam mengajarkan materi berhias diri dengan akhlak terpuji dengan

menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang kita kenal

dengan student centered, guru juga menggunakan teknik keteladanan dan pembiasaan

yang menuntut siswa membiasakan berhias diri dengan akhlak terpuji.

3. Analisis kompetensi pedagogik guru dalam evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak

materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis bahwa rancangan

juga pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru belum sesuai dengan prinsip instrumen

evalusi dengan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam ranah menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Guru mencantumkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) berkaitan dengan evaluasi proses, evaluasi hasil, pemberian umpan

balik, dan remidial namun belum sesuai dengan konsep Higher Order Thinking Skills

(HOTS).

79
B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian tentang analisis kompetensi pedagogik guru dalam

pembelajaran akidah akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2

Ciamis, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran untuk MIN 2 Ciamis

Sekolah hendaknya terus mengembangkan kompetensi pedagogik guru terkhusus

pada pembelajaran Akidah Akhlak dengan mengembangkan kurikulum pembelajaran,

memperhatikan perangkat pembelajaran, serta sekolah hendaknya memantau langsung

bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

2. Saran untuk Guru Akidah Akhlak

Guru Akidah Akhlak hendaknya mempertahankan dan meningkatkan kualitas

pembelajaran Akidah Akhlak menjadi lebih bermakna sehingga siswa terbiasa berakhlak

terpuji. Guru Akidah Akhlak juga harus membuat perencanaan, merancang dan

melaksanakan, merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran dengan baik dan benar.

3. Saran untuk Siswa

Siswa merupakan objek sekaligus subjek dalam pembelajaran sehingga siswa

dituntut untuk memaksimalkan keterampilan bersikap untuk bisa mengaktualisasikan

materi pembelajaran Akidah Akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

4. Saran untuk Orang Tua Siswa

Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling pertama dan utama, sehingga

orang tua hendaknya selalu memberikan teladan yang baik tentang bagaimana terampil

besikap sesuai dengan akhlak terpuji yang Rosulullah Saw contohkan.

79
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. (2012). Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta: PT.
Amzah.
Anwar, Rosihon. (2008). Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azmi, Muhammad. (2016). Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. (Yogyakarta:
Belukar Press.
Azra, Azyumardi. (2012). Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi dan
Demokratisasi, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Basri, Hasan. (2015). Paradigma Baru Sistem Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Bloom, Benjamin. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks.
Bungin, Burhan. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Daud, Muhammad. (2016). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darajat, Zakiyah. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Agama RI. (2016). Al-Quran Dan Terjemah. Jakarta: Pustaka Agung
Harapan.
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. (2005). Wawasan;
tugas guru dan tenaga kependidikan. Jakarta Depag.
Fanani, Achmad. (2016). Pengembangan Pembelajaran Berbasis HOTS di Sekolah Dasar
Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1. No. 1. Hal: 6-14.
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2012). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hikmawati, Fenti. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: Raja Grafindo Persada.
Jamhari, Muhammad dan Zainudin A. (2017). Al-Islam 2: Muamalah Dan Akhlak. Jakarta:
Gema Insani.
Kementrian Agama RI. (2010). Al-Quran Al-kariman dan Terjemahnya. Bandung: Syamil

81
Quran.
Keputusan Menteri Agama. (2011). Tentang Pedoman Pengembangan Stanndar Nasional
Pendidikan Agama Islam. KMA No. 211. Th. 2011.
Keputusan Menteri Agama, Tentang Pedoman Pengembangan Stanndar Nasional
Pendidikan Agama Islam (KMA No. 211. Th. 2011).
Kusnandar. (2010). Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Manan, Syaepul. (2017). Pembinaan Akhlak Terpuji melalui Keteladanan Dan
Pembiasaan. Jurnal Pendidikan Agama Islam: Volume 15 No 1.
Minarti, Sri. (2013). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah Press.
Moleong, Lexy J. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mujahidin, Endin. (2015). Pesantren Kilat. Jakarta: Pustaka al-Kaustar.
Muhaimin. (2014). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Muhadjir, Noeng. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Musfah, Jejen. (2015) Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nata, Abuddin. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Grup.
Nizar, Syamsul (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Nurhasanah, Nina & Auliyati, Yetty. (2018). “Pengembangan Nilai Karakter Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasih Higher Order Thinking Skills Di Sekolah Dasar”.
Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar. Volume 1, No. 1. Hal: 7-12.
Peraturan Menteri Agama. (2010). tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah.
PMA: No.16, tahun 2010.
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta:
Salemba Empat.
Salamah, Murad. (2011). Wasiat Bijak Di Akhir Hayat. Solo: Pustaka Arafah.
Sudjana, Nana. (2017). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru dan
Pusat Pengajaran-Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung.
Sutopo. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafri, Ulil Amri. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Qur’an. Jakarta: Rajawali.

82
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Qur’an. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2016). Psikolgi Pendidikan. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (2014). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (2016). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya.
Usman, Moh Uzer (2016). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. (2014). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yasin, Ahmad Fatah. (2011). Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah (Studi Kasus di MIN 1 Malang). Jurnal el-Qudwah
Volume 1 Nomor 5.

83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI PENELITIAN

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA PEMBELAJARAN


AKIDAH AKHLAK MATERI BERHIAS DIRI DENGAN AKHLAK TERPUJI
(Penelitian di Kelas V MIN 2 Ciamis Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)

JENIS
NO POKOK MASALAH INDIKATOR SUMBER DATA
DATA
1. Gambaran Umum 1. Letak Geografis 1. Kepala
Lokasi Penelitian 2. Keadaan Pengajar Sekolah

Wawancara &
Dokumentasi
3. Keadaan Siswa 2. Guru Kelas
4. Sarana dan Prasarana 3. Guru Akidah
5. Pembelajaran Akidah Akhlak
Akhlak di Kelas V MIN 2 4. Tata Usaha
Ciamis Secara Umum
2. Kompetensi pedagogik 1. Mendeskripsikan tujuan 1. Guru Akidah
guru dalam pembelajaran Akhlak
perencanaan 2. Memilih dan menentukan 2. Rencana
pembelajaran materi Pelaksanaan

Observasi, Wawancara, & Dokumentasi


Akidah Akhlak materi 3. Mengorganisasi materi Pembelajaran
berhias diri dengan 4. Menentukan metode dan (RPP)
akhlak terpuji strategi pembelajaran
5. Menentukan media dan alat
peraga pembelajaran
6. Menyusun perangkat
penilaian
7. Menentukan teknik
penilaian
8. Mengalokasikan waktu
3. Kompetensi pedagogik 1. Membuka pelajaran 1. Guru Akidah
guru dalam pelaksanaan 2. Menjelaskan materi Akhlak

Observasi, Wawancara, &


pembelajaran pelajaran 2. Siswa
Akidah Akhlak materi 3. Menggunakan metode 3. Pelaksanaan

Dokumentasi
berhias diri dengan pembelajaran Pembelajaran
akhlak terpuji 4. Menggunakan alat dan di kelas
media pembelajaran
5. Mengelola kelas
6. Menutup pembelajaran
4. Kompetensi pedagogik 1. Evaluasi proses 1. Guru Akidah

Observasi, Wawancara, &


guru dalam evaluasi pembelajaran Akhlak

Dokumentasi
pembelajaran 2. Evaluasi hasil pembelajaran 2. Siswa
Akidah Akhlak materi dengan penilaian autentik 3. Soal PTS
berhias diri dengan 3. Pemberian umpan balik Akidah
akhlak terpuji 4. Program perbaikan Akhlak

Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
PEDOMAN OBSERVASI

Pengamatan observasi yang dilakukan adalah mengamati kompetensi pedagogik


guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis. Tujuan observasi
untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik dan non fisik
kompetensi pedagogik guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas V MIN 2 Ciamis.
A. Aspek yang diamati:
1. Kondisi objektif sekolah
2. Profil dan sejarah sekolah
3. Alamat lokasi sekolah
4. Ruang kelas
5. Unit kantor dan ruang kerja
6. Laboratorium dan sarana belajar
7. Data pendidik dan tenaga kependidikan
8. Data peserta didik
9. Kalender pendidikan
10. Kurikulum sekolah
11. Suasana kehidupan sehari-hari baik secara akademik maupun sosial
12. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas
B. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak:
1. Perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak
2. Pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak
3. Evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak

Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
PEDOMAN OBSERVASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tempat Penelitian : MIN 2 Ciamis


Alamat : Jl. Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Ciamis
Nama Peneliti : Adelya Siti Nurlathifah
A. IDENTITAS MATA PELAJARAN
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Mencantumkan nama satuan pendidikan
2. Mencantumkan mata pelajaran
3. Mencantumkan kelas
4. Mencantumkan semester
5. Mencantumkan Kompetensi Inti
6. Mencantumkan Kompetensi Dasar
7. Mencantumkan Indikator/Tujuan
8. Mencantumkan alokasi waktu/jumlah
peretemuan
9. Keefektifan waktu yang dialokasikan untuk
mencapai tujuan
10. Keefisienan waktu yang di alokasikan

B. RUMUSAN INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Penjabaran indikator pencapaian kompetensi
mengacu pada kompetensi dasar
2. Penjabaran tujuan pembelajaran mengacu pada
indikator pencapaian kompetensi
3. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur/diamati
4. Keterkaitan dan keterpaduan antara kompetensi
dasar, indikator pencapaian, dan tujuan
pembelajaran
C. MATERI PEMBELAJARAN
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan
dengan tujuan pembelajaran
2. Memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan
peserta didik
3. Berorientasi pada kebutuhan belajar peserta
didik

D. PEMILIHAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan
materi pembelajaran
3. Kesesuaian pendekatan pembelajran dengan
karakteristik peserta didik
4. Pemberdayaan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Ketepatan apersepsi dan motivasi pada kegiatan
pendahuluan
2. Ketepatan REACT pada kegiatan inti
3. Ketepatan penarikan kesimpulan, refleksi,
penilaian, dan umpan balik pada kegiatan
penutup
4. Kesesuaian dengan langkah-langkah
pembelajaran pada pendekatan kontekstual
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berfikir kritis dan sistematis
F. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR
SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian sumber belajar terhadap ketercapaian
tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian sumber belajar dengan materi
pembelajaran
3. Kesesuaian sumber belajar dengan karakteristik
peserta didik

G. PENILAIAN HASIL BELAJAR


SKOR
NO BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian pemilihan teknik penilaian dengan
tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian butir instrument penilaian dengan
tujuan pembelajaran
3. Keterwakilan instrument penilaian dengan tujuan
pembelajaran
4. Keberadaan dan kejelasan prosedur penilaian
5. Keberadaan instrument, kunci jawaban, dan
rubric penilaian

Keterangan:
Skor 5 – Sangat Baik
Skor 4 – Baik
Skor 3 – Cukup
Skor 2 – Kurang
Skor 1 – Sangat Kurang
Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Tempat Penelitian : MIN 2 Ciamis

Alamat : Jl. Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Ciamis

Nama Peneliti : Adelya Siti Nurlathifah

SKOR
NO KEGIATAN BUTIR PENILAIAN CATATAN
1 2 3 4 5
1. Pendahuluan Membuka pelajaran
Menggali pengetahuan awal peserta
didik
Memberikan motivasi yang dapat
meningkatkan minat peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti Menjelaskan sub konsep
Menggunakan media pembelajaran
yang menarik dan bervariasi
Mengoptimalkan interaksi antar
peserta didik atau peserta didik dengan
guru
Membimbing peserta didik dalam
kegiatan pengamatan
Membimbing peserta didik dalam
kegiatan diskusi
Menjadi fasilitator dalam pembelajaran
Menciptakan suasana pembelajaran
kondusif dan peserta didik aktif dalam
pembelajaran
Memberikan kesempatan peserta didik
untuk bertanya tentang materi
pelajaran yang belum difahami
3. Penutup Membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan
Melakukan evaluasi pembelajaran
Memberi tugas kepada peserta didik
Memberi penghargaan atau penguatan
terhadap peserta didik
Mampu mengelola waktu dalam
pembelajaran
Menutup pembelajaran

Keterangan:
Skor 5 – Sangat Baik
Skor 4 – Baik
Skor 3 – Cukup
Skor 2 – Kurang
Skor 1 – Sangat Kurang

Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
PEDOMAN WAWANCARA

Tempat Penelitian : MIN 2 Ciamis


Alamat : Jl. Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Ciamis
Nama Peneliti : Adelya Siti Nurlathifah

A. BERSAMA KEPALA SEKOLAH MIN 2 CIAMIS


1. Siapa pendiri MIN 2 Ciamis?
2. Bagaimana sejarah, dan perkembangan MIN 2 Ciamis?
3. Apa Visi Misi MIN 2 Ciamis?
4. Bagaimana kondisi sarana prasarana MIN 2 Ciamis?
5. Bagaimana keadaan siswa di MIN 2 Ciamis?
6. Bagaimana Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MIN 2 Ciamis?
7. Apa kurikulum yang digunakan di MIN 2 Ciamis?
8. Bagaimana proses pembelajaran Akidah Akhlak di MIN 2 Ciamis?
9. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis?
10. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan
akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis?
11. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan
akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis?
12. Bagaimana guru melakukan evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri
dengan akhlak terpuji di kelas V MIN 2 Ciamis?
13. Apa kebijakan kepala sekolah MIN 2 Ciamis mengenai pembelajaran Akidah Akhlak
materi berhias diri dengan akhlak terpuji di MIN 2 Ciamis?

B. BERSAMA GURU AKIDAH AKHLAK KELAS V MIN 2 CIAMIS


1. Perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak
terpuji
1) Bagaimana guru mendeskripsikan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam RPP?
2) Bagaimana guru memilih dan menentukan materi pembelajaran yang dituangkan dalam
RPP?
3) Bagaimana guru mengorganisasi materi pembelajaran yang di tuangkan dalam RPP?
4) Bagaimana guru menentukan metode dan strategi pembelajaran yang di tuangkan dalam
RPP?
5) Bagaimana guru menentukan media dan alat peraga pembelajaran yang dituangkan
dalam RPP?
6) Bagaimana guru menyusun perangkat penilaian pembelajaran yang dituangkan dalam
RPP?
7) Bagaimana guru menentukan teknik penilaian pembelajaran yang dituangkan dalam
RPP?
8) Bagaimana guru mengalokasikan waktu pembelajaran yang dituangkan dalam RPP?
2. Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
1) Bagaimana guru membuka pelajaran?
2) Bagaimana guru menjelaskan materi pembelajaran?
3) Bagaimana guru menggunakan metode pembelajaran?
4) Bagaimana guru menggunakan alat peraga dan media pembelajaran?
5) Bagaimana guru mengelola kelas?
6) Bagaimana guru menutup pembelajaran?
3. Evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan akhlak terpuji
1) Bagaimana guru mengevaluasi proses pembelajaran?
2) Bagaimana guru merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan penilaian
autentik?
3) Bagaimana guru memberikan umpan balik kepada siswa?
4) Bagaimana guru merancang dan melaksanakan program perbaikan?

C. BERSAMA SISWA KELAS V MIN 2 CIAMIS


1. Bagaimana tanggapan anda terhadap guru Akidah Akhlak?
2. Bagaimana tanggapan anda terkait pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri dengan
akhlak terpuji?
3. Bagaimana tanggapan anda terkait perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru Akidah
Akhlak?
4. Bagaimana tanggapan anda terkait pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru Akidah
Akhlak?
5. Bagaimana tanggapan anda terkait evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru Akidah
Akhlak?
6. Apakah anda memahami materi berhias diri dengan akhlak terpuji yang di sampaikan guru
Akidah Akhlak?
7. Kesulitan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi berhias diri
dengan akhlak terpuji?

Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
PEDOMAN DOKUMENTASI

Tempat Penelitian : MIN 2 Ciamis


Alamat : Jl. Cipancur No.04 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Ciamis
Nama Peneliti : Adelya Siti Nurlathifah

NO JENIS DOKUMEN A KL TA KETERANGAN


1. Profil dan Sejarah
2. Visi dan Misi
3. Jadwal Pembelajaran
4. Data Sarana dan Prasarana
5. Struktur Organigram
6. Letak Geografis dan Denah
7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
8. Data Peserta Didik
9. Kurikulum Pembelajaran
10. Kalender Pendidikan
11. Analisis SKL
12. Analisis Kompetensi
13, Analisis KI-KD
14. Analisis Alokasi Waktu
15. Silabus
16. Prota
17. Promes
18. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
Instrumen Penilaian dan Hasil Penilaian Akidah
19.
Akhlak
20. Photo Dokumentasi Kegiatan

Keterangan:
A : Ada
KL : Kurang Lengkap
TA : Tidak Ada
Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


NPM. 18.07.0666
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : MIN 2 Ciamis
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Pelajaran : Ke-5 (Lima)
Tema : Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji
Subtema : Mari Bersifat Dermawan
Pertemuan : Ke-2 (Dua)
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, santun, peduli,dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga,teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,melihat, membaca)

dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya

yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD)


1.5 Menghayati sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Membiasakan sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Memahami sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 Menyajikan contoh sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan sikap dermawan.
2. Membiasakan bersikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan sikap dermawan.
2. Membiasakan bersikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran
Berhias Diri dengan Akhlak Terpuji:
Sifat Dermawan adalah memberikan sebagian harta kepada orang lain yang membutuhkan
tanpa mengharap adanya imbalan. Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dermawan antara lain
rela berkorban untuk menolong sesama, menyayangi sesama manusia tanpa menegnal
perbedaan, lebih mengutamakan kepentingan umum.

F. MODEL & METODE


Model : Student Centered
Tehnik : Keteladanan dan Pembiasaan
Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

G. SUMBER & MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Akidah Akhlak Kelas 5 dan Buku Siswa Kelas 5 Kurikulum 2013
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian Agama 2015.
2. Alat/Bahan: kertas, LK
3. Media: Poster, dan Buklet

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru Membuka pembelajaran dengan membaca Basmallah dilanjutkan 10
salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik menit
dengan penuh khidmat do’a mecari ilmu:
“Robbizidnii ‘ilman Warzuqnii Fahmaa”.
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pengertian
yang baik.
 Guru bertanya kepada peserta didik tentang akhlak terpuji yang telah
mereka pelajari.
 Guru memberikan apresiasi terhadap semua jawaban peserta didik dan
mengkaitkannya dengan unit pembahasan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti
Mengamati 120
 Peserta didik diajak mengamati gambar yang terdapat dibuku teks. menit

Menanya
 Guru mendorong peserta didik agar dapat bertanya kaitannya dengan
gambar. Misalnya, apa yang dilakukan anak tersebut? Apakah yang
dilakukan anak tersebut perilaku terpuji?
Mengekplorasi/menalar.
 Setelah proses bertanya peserta didik diminta untuk menemukan jawaban
pertanyaan tersebut dengan cara membaca buku teks.
Mengasosiasi/ mencoba
 Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan adalah Student Centered dengan teknik keteladanan dan
pembiasaan.
 Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
anggotanya 4-5 orang dan mempersiapkan materi diskusi yang akan
dibahas oleh setiap kelompok. (pengertian dan keuntungan memiliki
sikap dermawan).
 Guru menyajikan pelajaran (dermawan).
 Guru memeberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
 Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya
dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai
atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan
untuk membentuk skor kelompok.
Komunikasi
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik
prestasinya dengan materi dermawan.
 Guru memberikan penguatan berkaitan dengan materi dermawan.
 Peserta didik dengan bantuan guru diajak untuk kembuat kesimpulan
berkaitan dengan materi dermawan.
 Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang baru dilaksanakan, materi apa saja yang telah
dikuasai, materi apa saja yang belum dikuasai, dan mengajak peserta
didik untuk mengasosiasi apa yang seharusnya dilakukan dan dibiasakan
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
3. Penutup
 Guru memberikan penekanan kepada peserta didik agar memiliki sikap 10
dermawan. Menit
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pelajaran yang akan
datang.
 Guru bersama siswa menutup proses pembelajaran dengan mengucap
hamdalah bersama.

I. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Aspek Perilaku Belajar yang Diamati


No Nama Peserta Didik Keaktifan Kerja sama Tanggung Jumlah
jawab Skor
1 Aldi Pratama
2 Anggun Nurul Safitri
3 Annisatul Hikmah
4 Azmi Milatiazka
5 Daffa Miftahul Haqiqi
6 Dani Harmawan
7 Dewi Safitri
8 Daffa Miftahul Haqiqi
9 Dani Harmawan
10 Delisha Andriani
11 Fauziah Maydinita
12 Laura Isabela A.
13 Mely Luthfiana.
14 Niki Nazwa R.
15 Mohammad alimul A.
16 Nur Isma Mufidah
17 Rindi Marviana
18 Shofiyah
19 Siti Lailatunnafi’ah
20 Titan Ardiyanyo
21 Wafiq Azizah
22 Wildan Suryana
23 Wafa

Keterangan :
1. Indikator Keaktifan :
 Mengikuti proses pembelajaran yang baik.
 Membaca materi pelajaran dengan tuntas.
 Bertanya dengan inisiatif sendiri.
 Menjawab pertanyaan guru.
 Menjawab pertanyaan peserta didik lain.
 Mengajukan ide/gagasan.
Tinggi : jika 4-6 indikator muncul
Sedang : jika 3-4 indikator muncul
Rendah : jika 1-2 indikator muncul

(Indikator) Kerjasama :
Tinggi : - bekerja sama dengan semangat yang tinggi.
- dalam bekerja sama tanpa membedakan teman.
- Dalam bekerja sama tanpa merendahkan teman yang kurang mampu.
Sedang : - mau bekerja sama
- dalam bekerja sama masih memilah-milih teman dalam kelompok
- dalam bekerja sama masih ada unsur merendahkan teman yang kurang
Rendah : - mau bekerja sama karena keterpaksaan
- tidak mau bekerja sama

2. Indikator Tanggung Jawab :


 Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh
 Melaksanakan tugas tepat waktu.
 Melaksanakan tugas dengan perolehan hasil yang maksimal.
Tinggi : jika 3 indikator muncul
Sedan : jika 2 indikator muncul
Rendah : jika 1 indikator muncul
a. Penilaian Pengetahuan
I. Ayo memilih jawaban yang tepat!
1. Pak Jaya selalu memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid, madrasah, panti
asuhan, dan lain sebagainya. Pak Jaya termasuk orang yang ….
a. teguh pendirian c. dermawan
b. konsekuen d. hartawan
2. Memberikan sebagian harta kepada orang lain yang membutuhkan tanpa mengharapakn
imbalan disebut ….
a. dermawan c. Optimis
b. tawakal d. Qana’ah
3. Orang yang memiliki sifat dermawan tidak memiliki sifat .....
a. sombong c. Jujur
b. kasih sayang d. Rendah hati
4. Pak Herman menyumbang untuk pembangunan mushalla di kampunya, namun pak
herman ingin jika sumbangannya tersebut di umumkan, sifat pak herman termasuk .....
a. dermawan c. Rendah hati
b. riya’ d. tawakal
5. Adab dalam berderma yaitu memilih harta yang ....
a. paling baik c. Paling mewah
b. paling buruk d. Paling murah
6. Ketika bersedekah sebaiknya tidak ..... pemberian.
a. menyebut-nyebut c. menyembunyikan
b. menyimpan d. mengumumkan
7. Orang yang memiliki sifat dermawan akan selalu menggunakan hartanya untuk .....
a. kejahatan c. kecurangan
b. kebaikan d. kesombongan
8. Salah satu keutamaan orang yang memiliki sifat dermawan yaitu rezekinya akan
dilipatgandakan oleh ....
a. Allah c. rentenir
b. bank d. dukun
9. Dengan memiliki sifat demawan akan ...... kesulitan orang lain.
a. meringankan c. memberatkan
b. meremehkan d. mengejek
10. Salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw.yang kaya raya dan memiliki sifat dermawan
yaitu ....
a. Abdullah c. Abu Bakar
b. Abu Thalib d. Abu Lahab
II. Ayo mengisi pertanyaan!
1. Sifat dermawan yaitu sifat yang tidak sombong ketika memiliki .....
2. Orang yang memiliki sifat dermawan rezekinya akan dilipatgandakan oleh Allah ....
3. Agar tidak timbul riya’ maka jika bersedekah sebaiknya tidak ......
4. Pak Rahman akan menyumbang sejumlah bahan bangunan untuk pembangunan masjid
di desanya, namun pak Rahman tidak ingin disebut namanya. Pak Rahman memiliki
sifat ....
5. Sifat dermawan sangat dianjurkan dalam Islam, karena .....
6. Orang yang dermawan memiliki sifat .....
7. Adab bersedekah yaitu merahasiakannya agar terhindar dari sifat ....
8. Orang yang memiliki sifat dermawan tidak akan pernah berpikir ada ......
9. Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dermawan rela berkorban untuk ....
10. Orang yang memiliki sifat dermawan tidak memiliki sikap .....
III.Ayo menjawab pertanyaan!
11. Apa yang dimaksud dengan dermawan?
12. Apa saja yang perlu diperhatikan saat akan bersedekah?
13. Sebutkan ciri-ciri orang memiliki sifat dermawan!
14. Tulislah Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 261 beserta artinya dengan baik dan benar!
15. Jelaskan keutamaan memiliki sifat dermawan!
Skoring:
a. Multiple Choice = jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0
b. Short Answer = jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0
c. Essay = No 21 skor tertinggi 4
No 22 skor tertinggi 4
No 23 skor tertinggi 4
No 24 skor tertinggi 4
No 25 skor tertinggi 4
Skor maksimal = 40

Skor diperoleh
Nilai Akhir = -------------------------- x100
Skor Maksimal
b. Penilaian Keterampilan
Ayo Bermain Peran!
Pak Budiman adalah seorang pengusaha garmen asal Bandung. Dengan kelebihna harta yang
ia miliki, dia berniat untuk menyumbangkan sebuah mobil kepada yayasan anak yatim
”Peduli Bangsa”. Berikut petikan serah terima barang.
Pak Budiman : ”Dengan ini saya serahkan satu buah mobil Inova kepada yayasan
Bapak agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya”.
Ketua Yayasan : ”Saya terima sumbangan dari Bapak berupa satu buah mobil Inova,
semoga mobil ini dapat memperlancar kegaiatn di yayasan”.
Pak Budiman : ”Jangan lupa untuk merawatnya dengan baik agar tidak cepat
rusak”.
Ketua Yayasan : ”Baik Bapak, saya atas nama ketua yayasan mengucapkan terima
kasih, dan semoga keluarga Bapak selalu diberikan kesehatan dan
mendapatkan rezeki yang membawa keberkahan”.
Tirukan percakapan di atas dengan temanmu!
Pada kegiatan bermain peran guru dapat menggunakan rubrik penilaian sebagai berikut :
Kategori
No Nama Peserta Didik Amat Baik Baik Cukup Kuran
g
1 Aldi Pratama
2 M.Ngabdus Somad
3 Riki Ferdiansah
4 Via Praditia
5 Anggun Nurul Safitri
6 Annisatul Hikmah
7 Azmi Milatiazka
8 Daffa Miftahul Haqiqi
9 Danang Harmawan
10 Dewi Safitri
11 Floresita Maydinita
12 Laura Isabela
13 Niki Nazwa
14 Rindi Marviana
15 Shofiyah
16 Siti Lailatunnafi’ah
17 Titan Ardiyanyo
18 Wafiq Azizah

Keterangan :

Amat Baik : Jka tingkat penguasaan teks baik, intonasi baik, dan mimik baik.

Baik : Jika tingkat penguasaan teks baik, intonasi baik, dan mimik tidak baik.

Jika tingkat penguasaan teks baik, intonasi tidak baik, dan mimik tidak
Cukup :
baik.
Jika tingkat penguasaan teks tidak baik, intonasi tidak baik, dan mimik
Kurang :
tidak baik.

c. Penilaian Sikap
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi tanda centang (√) di dalam kolom
pernyataan sangat setuju, setuju atau tidak setuju.
Sangat Tidak
No Peristiwa Setuju
setuju setuju
1. Pak Hasyim menyumbang bahan bangunan untuk
pembangunan madrasah di desanya, namun pak hasyim
tidak ingin namanya di sebutkan.
2. Orang yang memilii sifat dermawan menyayangi sesama
manusia tanpa melihat perbedaan.
3. Fatimah yakin jika bersedekah, nanti rezekinya akan
dilipatgandakan oleh Allah Swt.
4. Pak Yanal ingin menyumbang untuk pembangunan
masjid, namun namanya harus ditulis dipapan
pengumuman.
5. Abu bakar adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad
Saw yang kaya raya, namun memiliki sifat dermawan.
Abu bakar memanfaatkan hartanya untuk kepentingan
penyebaran agama Islam.
6. Pak Hasyim dicintai dan disenangi masyarakat karena
walaupun kaya raya, pak Hasyim tidak pernah bersikap
sombong.
7. Bu Soni hanya mau membantu pembangunan masjid di
desanya apabila warga desa mau memilihnya dalam
pemilihan kepada desa.
8. Salah satu cara untuk menjadi dermawan adalah sering
memberi walaupun dalam jumlah yang sedikit.
9. Orang memiliki sifat dermawan akanm selalu membantu
sesama manusia tanpa mengharapkan imbalan.
10. Rizki tidak pernah menghitung-hitung jumlah barang
yang disedekahkan kepada teman-teman korban banjir.
Rubrik Penilaian
No
Rubrik Penilaian Skor
Soal
1. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
2. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
3. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
4. Sangat setuju skor 1, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 3 3
5. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
6. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
7. Sangat setuju skor 1, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 3 3
8. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
9. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
10. Sangat setuju skor 3, Setuju skor 2, Tidak Setuju Skor 1 3
Skor Maksimal = 30
Skor Diperoleh
Nilai Akhir = -------------------------- x 100
Skor Maksimal

Mengetahui, Rajadesa, 27 Agustus 2022


Kepala Madrasah Guru Mapel Akidah Akhlak Kls V

H.Mustofa, S.Ag Yati Kurniati Rohmat, S.Pd.I


NIP. 197304111998031002 NIP. 1976121220037101003
FOTO DOKUMENTASI
Wawancara bersama Kepala MIN 2 Ciamis

Wawancara bersama Wali Kelas V MIN 2 Ciamis


Wawancara bersama Guru Akidah Akhlak MIN 2 Ciamis

Wawancara bersama Siswa Siswi Kelas V MIN 2 Ciamis

Observasi bersama Kelas V MIN 2 Ciamis


Tampak Depan MIN 2 Ciamis

Proses Penelitian di Kelas V MIN 2 Ciamis

Anda mungkin juga menyukai