Anda di halaman 1dari 161

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA UPTD SDN 213 INPRES SANGGALEA
K E C A MA T A N T U R I KA L E
KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Oleh :

RIZAL
18 35 017

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DAKWAH WAL-IRSYAD
KABUPATEN MAROS 2022
PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA UPTD SDN 213 INPRES SANGGALEA
K E C A MA T A N T U R I KA L E
KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam DDI Maros

Oleh :

RIZAL
18 35 017

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DAKWAH WAL-IRSYAD
KABUPATEN MAROS 2022

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbingan penulisan skripsi saudara Rizal, Nim. 18 35 017,

mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAI DDI

Maros, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang

bersangkutan dengan judul “Penerapan Model Group Investigation Pada Mata

Pelajaran Matematika Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa UPTD

SDN Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten Maros” , memandang

bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui

untuk diajukan ke Ujian Munaqasyah .

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Maros, Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Mujahidah, S.Pd., M.Pd. Mumtahanah, S.Pd.I., M.Pd.I.


NIDN: 2120078904 NIDN: 2115038202

ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul skripsi :PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
SDN 213 INPRES SANGGALEA KECAMATAN
TURIKALE KABUPATEN MAROS.

Nama Mahasiswa : RIZAL

NIM : 18 35 017

Program Studi : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

Fakultas : TARBIYAH

Maros, 18 Mei 2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Mujahidah, S.P.d., M.Pd. Mumtahanah, S.Pd.I., M.Pd.I.


NIDN: 2120078904 NIDN: 2115038202

Ketua STAI DDI Maros Ketua Program Studi PGMI

Muhammad Azmi, M.Pd.I Mujahidah, S.P.d., M.Pd.


NIDN:218057902 NIDN: 2120078904

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah,

taufik dan maunah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan

Islam pada Jurusan Tarbiyah STAI DDI Maros.

Selanjutnya peneliti menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada Ayahanda Syamsu dan Ibunda Asnampa tercinta dimana dengan

pembinaan dan berkah doa tulusnya, peneliti mendapatkan kemudahan dalam

menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.

Peneliti telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Ibu

Mujahidah, S.P.d.,M.Pd. selaku Pembimbing I dan Ibu Mumtahanah, S.Pd.I.,

M.Pd.I. Pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan,

peneliti ucapkan terima kasih.

Selanjutnya, peneliti juga mengucapkan, menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Muhammad Azmi, M.Pd.I. sebagai Ketua STAI DDI Maros yang

telah bekerja keras mengelola pendidikan di STAI DDI Maros

2. Ibu Mujahidah, S.P.d.,M.Pd. sebagai “Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah” atas pengabdiannya telah menciptakan suasana

pendidikan yang positif bagi mahasiswa.

iv
v

3. Bapak dan ibu dosen program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

yang telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik peneliti selama

studi di STAI DDI Maros.

4. Ibu Halijah, S.Pd. selaku kepala UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros

yang telah bersedia menerima peneliti dalam melakukan riset dan

memperoleh data lapangan

5. Adik-adik kelas II UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros Maros yang

turut berpartisipasi dengan baik, sehingga memudahkan peneliti dalam

memperoleh data lapangan

Kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, baik moril maupun material hingga tulisan ini dapat

diselesaikan. Semoga Allah SWT berkenan menilai segala kebajikan sebagai amal

jariah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.

Akhirnya peneliti menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan

saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Maros, Juli 2022


Peneliti

Rizal
NIM. 18 35 017
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Group

Investigation Pada Mata Pelajaran Matematika Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa UPTD SDN Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale

Kabupaten Maros’’ benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti

bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuatkan atau dibantu orang lain

secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya

batal demi hukum.

Maros, Juli 2022

Rizal
NIM. 18 35 017

vi
ABSTRAK

Nama Penulis : RIZAL


NIM : 18 35 017
Judul Skripsi :Penerapan Model Group Investigation Pada Mata Pelajaran
Matematika Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
UPTD SDN Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten
Maros

Siswa Kelas II di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros memiliki


motivasi belajar Matematika yang rendah yang ditunjukkan dengan masih
banyaknya siswa yang belum mampu berhitung, selain itu berdasarkan data yang
peneliti kumpulkan, terdapat siswa kurang motivasi dalam belajar. Hal ini
dikarenakan metode mengajar guru masih monoton. Kondisi ini tentu saja membuat
siswa bosan dan siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka peneliti mencoba memperbaiki dengan menerapkan model
group investigation. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
Matematika siswa kelas II di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan evaluasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas II UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros yang terdiri dari 15 Siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi siswa menunjukkan pada
siklus I persentase angket motivasi siswa mencapai 70.16%, dan pada siklus II
persentase angket motivasi siswa mencapai 80% sedangkan nilai rata-rata
ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu sebesar 46,67% pada siklus I dan
mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 86,67%. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah penerapan model group investigation sangat berpengaruh
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Group Investigation, Matematika, Motivasi


Belajar

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Halaman Persetujuan...................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ..................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Skripsi .......................................................................... vi
Abstrak .......................................................................................................... vii
Daftar Isi ........................................................................................................ viii
Daftar Tabel .................................................................................................. x
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Hasil Penelitian ................................................................... 7
B. Tinjauan Teori Dan Konsep .............................................................. 8
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 42
D. Hipotesis ............................................................................................ 43

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ........................................................ 45
B. Prosedur Penelitian............................................................................. 48
C. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 51
D. Sumber Data ....................................................................................... 52
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 53
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .................................................................................. 61
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 61
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 61
3. Kondisi Awal................................................................................ 66
4. Deskripsi Tindakan Siklus I ......................................................... 68
5. Deskripsi Tindakan Siklus II ........................................................ 77
B. Pembahasan ........................................................................................ 86
1. Motivasi Siswa Selama Pembelajaran Dengan Penerapan
Model Group Investigation Pada Mata Pelajaran Matematika ... 86
2. Hasil Belajar Siswa Dengan Model Group Investigation Pada
Mata Pelajaran Matematika......................................................... 92

viii
x

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 95
B. Saran ................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97


LAMPIRAN ......................................................................................................... 100
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Yang Digunakan 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Model Group 56


Investigation Aspek Keberhasilan

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar 58


Berdasarkan Indikator

Tabel 3.5 Skor Butir Soal 59

Tabel 4.1 Jumlah Siswa UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea 61

Tabel 4.2 Data Guru Dan Karyawan UPTD SDN 213 Inpres 62
Sanggalea

Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana di UPTD SDN 213 Inpres 63


Sanggalea

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Penelitian 64

Tabel 4.5 Skor Hasil Pre Test Siswa 65

Tabel 4.6 Skor Hasil Belajar Siklus I 73

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus I Aspek Perhatian 74

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus I Aspek Minat 75

Tabel 4.9 Hasil Observasi Siklus I Aspek Keberanian 75

x
xi

Tabel 4.10 Skor Hasil Belajar Siklus II 81

Tabel 4.11 Hasil Observasi Siklus II Aspek Perhatian 83

Tabel 4.12 Hasil Observasi Siklus II Aspek Minat 84

Tabel 4.13 Hasil Observasi Siklus II Aspek Keberanian 84

Tabel 4.14 Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan 89


Indikator yang Mendapat Kriteria Sangat Baik
Siklus I Dan II

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Model Group 90


Investigation Siklus I Dan II
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir 43

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 46

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Lembar Observasi 90


Siswa

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Lembar Observasi 91


Model Group Investigation

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Analisis Angket 91


Motivasi Belajar

Gambar 4.4 Diagram Hasil Siswa Menggunakan Model 93


Group Investigation

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Rencana Program Pelaksanaan Pembelajaran 101


Siklus I

Lampiran 2 Rencana Program Pelaksanaan Pembelajaran 106


Siklus II

Lampiran 3 Silabus 113

Lampiran 4 Instrumen Penilaian Pre Test 119

Lampiran 5 Instrumen Penilaian LKPD Siklus I 120

Lampiran 6 Instrumen Penilaian Post Test Siklus I 121

Lampiran 7 Instrumen Penilaian LKPD Siklus II 122

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Post Test Siklus II 123

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus I 125

Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus II 127

Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus I 129

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus II 132

Lampiran 13 Lembar Angket Motivasi Siswa 135

Lampiran 14 Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus I 136

Lampiran 15 Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus II 137

Lampiran 16 Surat Rekomendasi Permohonan Izin 138


Penelitian

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melaksanakan 139


Penelitian

Lampiran 18 Dokumentasi Proses Belajar Dengan Model 140


Group Investigation

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan

pendidikan mulai dari perbaikan perangkat pembelajaran hingga revisi kurikulum

telah banyak dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya

tentu upaya tersebut didasarkan pada undang-undang pendidikan nomor 20 tahun

2003. Dari dasar tersebut upaya peningkatan motivasi belajar siswa harus

ditingkatkan lagi dengan berbagai metode pembelajaran yang telah ada dan

penerapan metode pembelajaran harus tepat sasaran.

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang terjadi pada seseorang

untuk melakukan aktivitas atau tindakan dalam menuju suatu tujuan. Motivasi

juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seorang mau dan melakukan sesuatu. Motivasi akan menyebabkan suatu

perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan berbalut dengan

persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak

dan melakukan sesuatu.1

Salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar ialah lingkungan belajar

yang kurang efektif, guru yang malas datang dan sarana dan prasarana yang

kurang memadai sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah selain itu juga

1
Hotmatur Rahma : “Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran
Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1107
Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Lawas, Skripsi”(Padangsidumpuang:
IAIN Padangsidumpuang,2022).hlm.1

1
2

sebagian siswa hanya menghafal mata pelajaran yang dimana hafalan itu tidak

bertahan lama selain itu juga metode pengajaran guru yang kurang tepat sehingga

membuat siswa jadi malas belajar, seperti guru hanya mengandalkan metode

ceramah saja.

Motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau

tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar

menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat

terus menerus, dengan tujuan agar siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat,

sehingga hasil belajar yang diperolehnya dapat optimal. Motivasi belajar yang

dimiliki oleh siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang

memiliki motivasi terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah memahami apa

yang telah dipelajari dalam pelajaran tersebut. Siswa akan menghargai apa yang

telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari di

tengah-tengah masyarakat.2

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas II Di UPTD SDN

213 Inpres Sanggalea kecamatan turikale kabupaten Maros menceritakan bahwa

motivasi belajar khususnya matematika masih rendah, hal ini dibuktikan dengan

kurangnya penerapan model-model pembelajaran. Sehingga motivasi siswa dalam

2
Rufi Indriani,Sutrisno Djaja dan Bambang Suyati, ”Pengaruh Motivasi Dan Disiplin
Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan”, Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol 11 No. 2 (2017)
3

belajar tidak sesuai yang diharapkan, karena rata-rata nilai harian siswa masih

bawah kategori baik, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70. 3

Proses pembelajaran di dalam kelas yang diberikan oleh guru seharusnya

bisa menarik, efektif dan efisien dengan menggunakan model-modelpembelajaran,

strategi, media, pendekatan, metode pembelajaran dan apabila proses

pembelajaran menyenangkan maka siswa akan bisa lebih aktif dan fokus dalam

suatu pembelajaran dan pada akhirnya siswa dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan nyata. Sehingga siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh

karena itu untuk meningkatkan motivasi belajar melalui model Group

Investigation.4

Sehingga dengan adanya model group investigation bukan hanya mampu

meningkatkan motivasi belajar bagi siswa akan tetapi menumbuhkan rasa sosial

dan daya kreativitas bagi siswa baik itu secara individu maupun kelompok serta

ikut terbangun dengan sendirinya rasa menghargai pendapat dalam satu kegiatan

proses pembelajaran. Oleh karena itu, hal ini tentu dapat lebih mengefisienkan

waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran terlebih di tengah masa covid

19 maka jumlah jam pelajaran dikurangi berdasarkan edaran pemerintah, tentunya

ada banyak model pembelajaran yang harus disesuaikan oleh para tenaga pendidik

di setiap sekolah, sehingga model Group Investigation ini mudah diaplikasikan

dan sangat membantu memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran.

3
Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh UPTD SDN 213 Inpres
Sanggalea kecamatan turikale kabupaten Maros
4
Hotmatur Rahma, Skripsi: “Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran
Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1107
Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Lawas”(Padangsidumpuang: IAIN
Padangsidumpuang,2022).hlm.3
4

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Group

Investigation terbukti unggul dalam proses peningkatan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran Group Investigation adalah sebuah model yang tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta, rumus-rumus tetapi sebuah model yang

membimbing para siswa mengidentifikasi topik, merencanakan investigasi di

dalam kelompok, melaksanakan penyelidikan, melaporkan, dan

mempresentasikan hasil penyelidikannya. Dalam model pembelajaran ini siswa

terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, siswa dituntut

untuk belajar bekerja sama dengan anggota lain dalam satu kelompok. Siswa

memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan

membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.5

Model Group Investigation ini akan menghasilkan rasa tanggung jawab

dalam menolong atau membantu teman satu kelompoknya karena dalam

pembelajaran dengan model ini siswa digabungkan dalam beberapa orang itu

artinya siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda akan digabungkan dalam

satu kelompok sehingga siswa yang aktif dapat memotivasi siswa yang lain untuk

semangat dalam belajar bukan hanya itu siswa yang aktif yang memberikan

tanggapan tapi semua anggota kelompok dapat memberikan tanggapan.

Kelompok tersebut siswa diberikan tugas masing-masing untuk

memberikan ide atau gagasan terhadap tema pembahasan, baik siswa yang aktif

ataupun kurang aktif dapat dengan tenang memberikan tanggapannya tanpa

canggung serta ada juga yang bertugas untuk mencatat ide atau gagasan yang
5
Solomon Leonardus Simanjuntak Dan Nurdin Siregar, “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Listrik Dinamis,”Inpafi
Vol.2, No.2, (Mei 2014) hlm. 174
5

telah disampaikan oleh teman satu kelompoknya setelah ide atau gagasan teman

kelompoknya telah rampung itu artinya diskusi kelompok sudah rampung juga,

kegiatan selanjutnya ialah ketua kelompok akan membacakan hasil diskusinya di

depan teman kelompok dan gurunya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul:

“Penerapan Model Group Investigation Pada Mata Pelajaran Matematika Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan

Turikale Kabupaten Maros”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di

atas maka adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah penerapan model group investigation pada mata pelajaran

matematika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika di

UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Kabupaten Maros dengan

penerapan model Group Investigation?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan

mengenai:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Kabupaten Maros


6

2. Untuk mengetahui proses penerapan model Group Investigation pada

mata pelajaran matematika agar dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas yang telah dirumuskan, maka

hasil penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis

yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan

pertimbangan bagi para tenaga pendidik tentang pentingnya model Group

Investigation pada mata pelajaran Matematika dalam peningkatan motivasi

belajar siswa.

2. Secara Praktis

a. Bagi tenaga pendidik sebagai bahan bacaan dan masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas tenaga pendidik khususnya mengenai model

Group Investigation pada mata pelajaran Matematika dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Menjadi bahan bacaan bagi Lembaga yang bergerak di bidang

Pendidikan formal maupun non formal

c. Bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penerapan

model Group Investigation pada mata pelajaran Matematika dalam

rangka peningkatan motivasi belajar siswa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Menguatkan penelitian ini, maka peneliti mengemukakan penelitian

yang berhubungan dengan model pembelajaran Group Investigation berikut

ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hotmaturrahmi Harahap 2022 dengan


judul: “Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran

Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri 1107 Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun

Kabupaten Lawas” dengan kesimpulan sebagai berikut: Setelah penerapan

Group Investigation, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran tematik di setiap siklus. Pada siklus I jumlah siswa yang

mendapat nilai sangat tinggi 13 orang siswa dengan persentase 61.05% dan

pada siklus II jumlah siswa yang mendapat nilai sangat tinggi 29 orang

siswa dengan persentase 90.67%. Dimana nilai KKM 70 yang artinya

target pencapaian pada penelitian ini telah diperoleh 90.67%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syukron 2017/2018 dengan judul:

“Implementasi Model Investigation Kelompok (Group Investigation)

Dalam Materi Akhlak Terpuji Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas IV Mi Tarbiyatul Islamiyah Sokopuluhan- Pucakwangi - Pati

Tahun Pelajaran 2017/2018” dengan kesimpulan sebagai berikut:

7
8

Pelaksanaan Model Investigation Kelompok (Group Investigation) Dalam

Materi Akhlak Terpuji Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Kelas IV Mi Tarbiyatul Islamiyah Sokopuluhan- Pucakwangi - Pati Tahun

Pelajaran 2017/2018 mampu meningkatkan kemampuan kerja kelompok

dan interaksi sosial para siswa.

Jadi pembedaan dari kedua judul tersebut adalah yang pertama

menggunakan Model Group Investigation Pada Pembelajaran Tematik

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Negeri 1107 Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten

Lawas. Yang kedua, Implementasi Model Investigation Kelompok (Group

Investigation) Dalam Materi Akhlak Terpuji Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas IV Mi Tarbiyatul Islamiyah Sokopuluhan-

Pucakwangi - Pati Tahun Pelajaran 2017/2018.

Sedangkang, yang menjadi pembedaan dari penelitian yang akan di

lakukan ini adalah penerapan model Group Investigation pada mata

pelajaran matematika dalam meningkatkan motivasi belajar siswa UPTD

SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Dalam

peneltian ini diterapkan model pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan sehingga siswa dapat semangat dan termotivasi dalam

belajar terkhususnya pelajaran matematika.


9

B. Tinjauan Teori dan Konsep

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah sebuah pendekatan, strategi, metode,

teknik ataupun taktik dalam sesuatu proses pembelajaran yang dimana

pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka

terbentuklah suatu model pembelajaran.1

Menurut Joice dan Well model pembelajaran suatu pola atau

rancangan yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang) bimbingan pembelajaran dapat dijadikan

pola pilihan merancang bahan-bahan pembelajaran, dan, artinya para guru

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikan.2

Model Pembelajaran ialah rancangan atau pola yang dapat

digunakan menjadi acuan dalam menjalankan proses pembelajaran agar

alur dalam pembelajaran berjalan dengan baik atau dapat dikatakan model

pembelajaran adalah petunjuk kita dalam mengajar yang dapat kita

gunakan untuk menjadi pola-pola mengajar untuk menentukan perangkat

atau material di dalamnya seperti media, tipe dan komputer.

1
Agnes Pendy dan Hilaria Melania Mbagho, “Model Pembelajaran Numbered Head
Together (THT) pada Materi Pokok Relasi dan Fungsi” Jurnal Basicedu, Vol 5, No.1(2021),
hlm.168
2
Joice dan Wel dalam Rusman, “Model-Model Pembelajaran”. Jurnal edukasi. Vol.6
No.1 (Maret, 2018), hlm.26
10

a) Pengertian model pembelajaran Group Investigation

Model pembelajaran group investigation merupakan kelompok

kecil untuk menuntut dan mendorong siswa dalam belajar. Model ini

menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi

maupun dalam kelompok.3

Model Group Investigation merupakan pembelajaran kooperatif

yang melibatkan kelompok kecil, siswa ditekankan pada hubungan sosial

yang berkembang dalam proses interaksi sosial antara individu, tipe

investigation kelompok kecil ini menekankan pentingnya konsep

demokrasi dalam proses pembelajaran.4

Model Group Investigation mengarahkan pembelajaran berpusat

pada siswa dan guru hanya banyak melakukan pemeriksaan koreksi

terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik selama dalam

proses pembelajaran.

b) Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation sebagai

berikut:5

1. Guru membagi siswa dalam lima kelompok

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok yang harus dikerjakan

3
Maluna Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Di SD/Mi Implementasi Abad 21 (Medan:
Akasha Sakti,2018), hlm.121.
4
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), hlm.235.
5
Mitrahkasih La ode onde, “Penerapan Model Pembelajaran Group Investigatian untuk
meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Di SD Negeri Topa,” PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2, no. 01 (Maret, 29
2019): 15,
11

3. Guru memberikan materi yang akan dibahas.

4. Siswa belajar dengan berdiskusi dalam kelompok,

5. Setiap masing-masing anggota kelompok memberikan ide,

tanggapan ataupun pendapat tentang materi yang telah

diberikan oleh guru,

6. Presentasi dari hasil setiap kelompok oleh ketua kelompok

maupun perwakilan dari setiap kelompok tersebut,

7. Kelompok lain memberikan kritik dan saran maupun

bertanya kepada kelompok yang sedang tampil di depan.

Dalam penelitian ini siswa ditekankan untuk toleransi,

bekerja sama agar setiap kelompok tetap kompak dalam

berdiskusi tentang materi yang dibahas.

Dalam group investigation siswa juga harus bisa mengamati

masalah yang dihadapi agar dapat menyelesaikannya secara individu

maupun berkelompok. Di dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang

memberikan dorongan untuk mengadakan pengamatan dan memikirkan

tanda-tanda kekuasaan Allah.


12

Dalam surah Al-Ankabut ayat 20.

Terjemahnya:
Katakanlah, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana
(Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah
menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu.6
Allah SWT berfirman, menceritakan kisah Nabi Ibrahim

A.S. bahwa Ibrahim memberi petunjuk kepada kaumnya untuk

membuktikan adanya hari bangkit yang mereka ingkari melalui apa

yang mereka saksikan dalam diri mereka sendiri. Yaitu bahwa

Allah SWT menciptakan yang pada sebelumnya mereka bukanlah

sesuatu yang disebut – sebut ( yakni tiada ). Kemudian mereka ada

dan menjadi manusia yang dapat mendengar dan melihat. Maka

Tuhan yang memulai penciptaan itu mampu mengembalikannya

menjadi hidup kembali, dan sesungguhnya mengembalikan itu

mudah dan ringan bagi-Nya. Kemudian Ibrahim memberi mereka

petunjuk akan hal tersebut melalui segala sesuatu yang mereka

saksikan di cakrawala, berupa berbagai macam tanda – tanda

kekuasaan Allah yang telah menciptakan-Nya. Yaitu langit dan

bintang – bintang yang ada padanya, baik yang bersinar maupun

6
Gramedia, Al Quran QS Al-Ankabut/29:20.
13

yang tetap beredar. Juga bumi serta lembah – lembah, gunung –

gunung yang ada padanya, dan tanah datar yang terbuka dan hutan

– hutan, serta pepohonan dan buah – buahan, sungai – sungai dan

lautan, semua itu menunjukkan statusnya sebagai makhluk, juga

menunjukkan adanya yang menciptakannya, yang mengadakannya

serta memilih segalanya. 7

Perintah berjalan kemudian dirangkai dengan perintah

melihat seperti firman-Nya ( siiru fi al-ardhi fandhuru ) ditemukan

dalam al Qur‟an sebanyak tujuh kali, ini mengisyaratkan

perlunya melakukan apa yang diistilahkan dengan wisata ziarah.

Dengan perjalan itu manusia dapat memperoleh suatu pelajaran

dan pengetahuan dalam jiwanya yang menjadikannya menjadi

manusia terdidik dan terbina, seperti dia menemui orang-orang

terkemuka sehingga dapat memperoleh manfaat dari pertemuannya

dan yang lebih terpenting lagi ia dapat menyaksikan aneka ragam

ciptaan Allah.8

Melakukan perjalanan di bumi seperti yang telah

diperintahkan dalam ayat ini, seseorang akan menemukan banyak

pelajaran yang berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar

7
Al – Imam Abul Fida Isma‟il Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung. Sinar Baru
Algensindo. 2004. Cet I. hlm. 245.
8
M. Quaisy Shihab. Tafsir al-Misbah Vol 15. Jakarta. Lentera Hati. 2002. hlm. 468.
14

dan beraneka ragam maupun dari peninggalan – peninggalan lama

yang masih tersisa puing – puingnya.

Jika ditinjau dari ayat berjalanlah di (muka) bumi, “Maka

perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari

permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi”,

dengan ayat tersebut menunjukkan bahwa pada surat al-Ankabut

ayat 20 mengandung makna evolusi. Pada ayat tersebut

menyatakan bahwa adanya perubahan bentuk makhluk hidup yang

dapat diamati di permukaan bumi. Perubahan bentuk tersebut

diketahui setelah adanya penelitian dari ilmuwan pada fosil yang

ditemukan di beberapa tempat. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa terbentuknya fosil merupakan petunjuk dari Allah kepada

manusia untuk keperluan belajar dan menyadari kebenaran firman

yang dinyatakan dalam alQuran. Al-Quran mendorong orang Islam

untuk memerdekakan akal dari belenggu keraguan, melepaskan

belenggu-belenggu berfikir, dan mendorong untuk mengamati

fenomena alam. Allah mendorong manusia untuk mengamati ayat-

ayat kauniyah, di samping ayat-ayat Quraniyah.

2. Motivasi Belajar

a) Pengertian Motivasi Belajar

Kata “motif”, dapat diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

dikatakan sebagai bagian daya penggerak dari dalam dan


15

didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan/mendesak.9

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang

mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu. Motivasi belajar

adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau

individu untuk belajar. Tanpa motivasi belajar seorang peserta

didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai

keberhasilan dalam belajar. Ada dua jenis motivasi dalam

belajar, yakni sebagai berikut:

1. Motivasi ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu

karena pengaruh eksternal. Motivasi eksternal muncul

akibat intensif eksternal atau pengaruh dari luar peserta

didik, misalnya: tuntutan, imbalan, atau hukuman. Faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar secara eksternal

adalah: a) karakteristik tugas; b) intensif; c) perilaku guru;

dan d) pengaturan pembelajar.

9
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers,2012),
hlm.73.
16

2. Motivasi intrinsik, yakni motivasi internal dari dalam diri

untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik

mempelajari ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi

pembelajaran tersebut.10

b) Indikator motivasi belajar

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:11

1. Menunjukkan minat

2. Berani mengemukakan pendapat dengan kata-kata yang

tepat dan lancar.

3. Perhatian, fokus dan tidak merasa bosan pada proses

pembelajaran

4. Lebih senang kerja mandiri

5. Percaya diri sangat kuat

6. Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas yang menantang

namun tidak berada di atas kemampuannya, dan

7. Dapat mempertahankan pendapatnya dalam proses

pembelajaran,

10
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2019) hlm.
49.
11
Arlina Salmiah Telaumbanua, “Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) materi
himpunan di kelas VII MTs. S MDI Lopion Kabupaten Tapanuli Tengah” (skripsi, IAIN
Padangsidimpuan, 2016), 18, http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1682/.
17

Adapun indikator pada penelitian ini adalah

perhatian, minat dan keberanian siswa dalam proses

pembelajaran.

c) Aspek-aspek motivasi belajar

Adapun motivasi agar siswa berprestasi tinggi memiliki sifat-

sifat, yaitu:

1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menghadapi tugas

yang diberikan

2. Mempunyai sifat yang berorientasi ke depan, dan lebih dapat

menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan

pada waktu kemudian,

3. Tidak suka membuang-buang waktu, karena waktu sangat

berharga

Adapun firman Allah SWT yang berkaitan dengan motivasi

terdapat dalam QS. Al-Baqarah Ayat 148 sebagai berikut.

Terjemahnya:
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu
berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah
Maha kuasa atas segala sesuatu.”12

12
Gramedia, Al Quran QS Al-Baqarah/2:148.
18

Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah

pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil

Haram) Setiap umat mempunyai arah tertentu yang mereka jadikan

sebagai kiblat, baik sifatnya konkret maupun abstrak. Salah satunya ialah

perselisihan mereka tentang arah kiblat dan apa yang Allah syariatkan

untuk mereka. Jadi, tidak ada masalah bila arah kiblat mereka bermacam-

macam, jika hal itu berdasarkan perintah dan ketentuan Allah. Maka

berlomba-lombalah kamu -wahai orang-orang beriman- untuk melakukan

kebaikan yang diperintahkan kepadamu. Dan kelak pada hari kiamat Allah

akan mengumpulkan kalian dari manapun kalian berasal untuk memberi

balasan yang setimpal dengan amal perbuatanmu. Sesungguhnya Allah

Maha kuasa atas segala sesuatu. Maka tidak ada sesuatupun yang dapat

menghalangi-Nya untuk mengumpulkanmu dan memberikan balasan

kepadamu.13

Kandungan dalam ayat tersebut sebagai umat Islam kita harus

memiliki sikap yang rajin, bersungguh-sungguh, giat, beramal dan

berlomba-lomba dalam mengerjakan suatu kebaikan atau amal shalih,

karena kebaikan ini adalah bekal kita untuk di akhirat nanti. Implementasi

dalam kehidupan sehari-hari, atau perilaku yang tercermin terkait

motivasi. Di sekolah kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan, misalnya

dalam belajar, dalam mengerjakan ulangan secara jujur, sehingga kita bisa

mendapatkan nilai yang terbaik dan memuaskan


13
https://tafsirweb.com/610-surat-al-baqarah-ayat-148.html
19

d.) Peranan Motivasi

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa

peranan penting dari motivasi dalam belajar, antara lain:14

1. Peranan motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya

dengan kemaknaan belajar. Anak akan termotivasi bila sudah

mengetahui makna dari apa yang ia pelajari

3. Peran motivasi dapat menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Motivasi menyebabkan seseorang

tekun belajar, tidak mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain. Hal

ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

e.) Macam- Macam Motivasi

14
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang Pendidikan),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hml. 27-28.
20

Pendapat mengenai klasifikasi motif menurut para ahli sebagai

berikut:

1. Menurut Woodwort dan Marquis yang dikutip dari Hamzah B.

Uno, motif itu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Kebutuhan-kebutuhan organik, yang meliputi: kebutuhan

untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan

untuk beristirahat

b) Motif darurat yang mencakup: dorongan untuk

menyelamatkan diri, untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk

memburu.

c) Motif-motif objektif, yang mencakup: kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, untuk melakukan manipulasi, dan untuk

menaruh minat.

2. Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu.

Berdasarkan atas hal ini dapat dibedakan adanya dua macam

motif, yaitu:

a) Motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi ada

tanpa dipelajari, seperti: dorongan untuk makan, minum, bergerak

dan beristirahat, dan dorongan seksual

b) Motif yang dipelajari,yaitu motif yang timbul karena

dipelajari, seperti: dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu

pengetahuan, dan dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan


21

dalam masyarakat.

3. Berdasarkan atas jalannya, maka orang membedakan adanya dua

macam motif, yaitu:

a) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang fungsinya karena adanya

rangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberitahu

bahwa sebentar lagi akan ada ujian.

b) Motif intrinsik, yaitu motif yang fungsinya tidak usah

dirangsang dari luar. Memang ada dalam diri individu sendiri telah

ada dorongan itu.

4. Ada juga ahli yang menggolongkan motif itu menjadi dua macam

atas dasar isi atau persangkutpautannya, yaitu:

a) Motif jasmaniah, seperti: refleks, insting, otomatisme, nafsu,

dan hasrat.

b) Motif rohaniah, yaitu kemauan. Kemauan itu terbentuk

melalui empat momen, seperti momen timbulnya alasan-alasan,

momen pilih, momen putusan, dan momen terbentuknya

kemauan.15

5. Motivasi menurut Frandsen, yang terdiri dari cognitive

motives, self expression, self enhancement yang dijelaskan

sebagai berikut:

a) Cognitive Motives, menyangkut kepuasan individual yang

15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
Ed. 5, hlm.70-74.
22

berada dalam diri manusia dan berwujud proses dan produk

mental.

b) Self Expression, adalah penampilan diri yang mampu

membuat sesuatu. Hal ini diperlukan kreativitas dan imajinasi.

c) Self Enhancement, adalah motivasi melalui

aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi guna untuk

meningkatkan kemajuan diri seseorang.16

f. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-

cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor

tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat.

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

16
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:
Kizibrother‟s, 2008), cet. 2, hlm. 43-44.
23

siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:17

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar, motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama. Tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3) Menunjukan minat

4) Lebih senang bekerja mandiri

17
Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
edisi 1, cet. 3, hlm. 23.
24

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Adapun teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam

pembelajaran menurut Hamzah B Uno dalam bukunya Teori

Motivasi dan Pengukurannya sebagai berikut:18

a) Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap

perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang

baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk

meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.

b) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk

meningkatkan motif belajar siswa.

c) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya

untuk meningkatkan motif belajar siswa.

d) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya

itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa

ingin tahu siswa.

18
Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
edisi 1, cet. 3, hlm. 23.
25

e) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini

memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama

belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar

selanjutnya.

f) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan

diingat lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui

siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau

belum dipahami oleh siswa.

g) Menggunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan

suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik,

tak terduga dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu

yang biasa-biasa saja.

h) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan

menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga dapat

menguatkan pemahaman atau pengetahuannya tentang hal-hal

yang telah dipelajarinya.

i) Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya

untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang

sedang dipelajari melalui tindakan langsung. Baik simulasi

maupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi

siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar


26

menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa.

Sesuatu yang bermakna akan diingat, dipahami atau dihargai.

j) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa

bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut

akan meningkatkan motif belajar siswa.

k) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan belajar. hal-hal positif dari keterlibatan siswa

dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang

berdampak negatif semuanya dikurangi.

l) Memahami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan

suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi

siswa. Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh

bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.

m) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru semuanya

memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai

manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif

belajarnya.

g. Cara meningkatkan motivasi belajar

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan, mengingat pentingnya motivasi

bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa-siswanya. Menciptakan kondisi-kondisi tertentu


27

dapat membangkitkan motivasi belajar. Ada beberapa cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu

sebagai berikut:19

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa yang belajar, yang utama untuk mencapai nilai yang

baik. Biasanya siswa mengejar nilai ulangan atau nilai raport yang

baik. Angka atau nilai yang baik bagi siswa merupakan motivasi

yang sangat kuat.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat

untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

3) Persaingan atau kompetisi

Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan individual

maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

4) Keterlibatan diri

19
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pressh.
hlm. 92-95.
28

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha

dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan

menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas tugas dengan baik

adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa.

Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan

sarana motivasi.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada

motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan

hasilnya akan terus meningkat.

7) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan merupakan

motivasi yang baik. Supaya pujian merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan


29

secara tepat bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala

sesuatu tanpa maksud. Pada diri anak didik memang ada motivasi

untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. Cara

menumbuhkan hasrat untuk belajar adalah guru memberi tugas,

sehingga ada maksud untuk siswa mau belajar dan guru memberikan

informasi kepada siswa bahwa belajar dapat memberikan ilmu dan

pengetahuan, contohnya dalam belajar kimia, kita bisa mengetahui

senyawa-senyawa yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari,

misalnya minyak bumi, lilin, elpiji dan lain sebagainya.

10) Minat Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga

dengan minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi. Minat

dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d) Menggunakan berbagai macam metode mengajar

Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa

menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno dalam bukunya


30

strategi belajar mengajar. Yakni:20

a. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu

seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya

kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi

dalam melaksanakan kegiatan.

b. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada

peserta didik.

c. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

d. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual

maupun komunal (kelompok)

e. Menggunakan metode yang bervariasi

f. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan

tujuan pembelajaran

Adapun indikator motivasi yang diukur pada penelitian ini yaitu :

Adanya hasrat dan keinginan berhasil, tekun menghadapi tugas,

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, Adanya harapan dan

cita-cita masa depan, Tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi

kesulitan, Lebih senang bekerja mandiri, Adanya kegiatan yang

20
Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), Cet. I, hlm. 20-21.
31

menarik dalam belajar, Adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik,

menunjukan minat, dan cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

3. Mata Pelajaran Matematika

a) Pengertian Matematika

Abdul Aziz dan Abdusysyakir berpendapat bahwa, sebagaimana

yang penulis kutip dari latar belakang dalam bukunya “Analisis Matematis

Terhadap Filsafat Al-Qur’an”, mereka mengatakan :

Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang mengkaji abstraksi


ruang, waktu dan angka. Matematika merumuskan gagasan-gagasan
atau konsep- konsepnya ke dalam bahasa lambang dan angka untuk
mendeskripsikan realitas alam semesta. Setelah itu dapatlah diikuti
secara deduktif konsepnya dan menetapkan sebuah sistem
pengukuran tertentu yang berkenaan dengan angka-angka dan
keruangannya, yang semuanya berguna dalam kehidupan kita, dan
dalam penelitian ilmu lainnya. 21

Di dalam agama Islam, matematika telah digunakan

sedemikian luas baik dalam hal ibadah maupun muamalah. Bahkan begitu

pentingnya matematika, maka ada beberapa syari‟at Islam yang tidak dapat

dilaksanakan tanpa memanfaatkan ilmu matematika seperti ilmu falaq dan

waris.22

Sujono dalam Fathani mengemukakan beberapa pengertian

matematika, di antaranya :

21
Abdul Aziz, Abdusysyakin, Analisis Matematis Terhadap Filsafat Al-Qur’an,
(Malang:UIN-Malang, 2006), hlm. 5.
22
Yusran Fauzi, Keutamaan Mempelajari Matematika dalam Persepektif Al-Qur’an,
(Banjarmasin: Antasari Press, 2006), hlm. 8.
32

Matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak


danterorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan
ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logika dan masalah yang
berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika
sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan
kesimpulan.23

Matematika sebagai ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan

angka-angka untuk menghitung berbagai benda ataupun lainnya 24.

Sedangkan matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution

dalam Fathani berpendapat bahwa “istilah matematika berasal dari kata

Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini

memiliki hubungan yang erat dengan kata Sansekerta, medha atau widya

yang memiliki arti kepandaian, ketahuan atau intelegensia”.25

Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde

yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein

pada matematika). Menurut Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman,

matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas peneliti menyimpulkan

bahwa matematika adalah sebuah bidang ilmu dalam penalaran logis

tentang bilangan dan membantu mengungkapkan hubungan kuantitatif.

23
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009), hlm. 19.
24
Raodatul Jannah,Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya, (Jogjakarta:
DivaPress, 2011), hlm. 17.
25
Raodatul Jannah,Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya, (Jogjakarta:
DivaPress, 2011), h. 21.
33

b) Pembelajaran Matematika di SD/MI

Menurut Susanto pembelajaran matematika adalah suatu proses

belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan

kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkankemampuan berpikir

siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontsruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi matematika.26

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.

Cornelius dalam Abdurrahman mengemukakan lima alasan perlunya

belajar matematika, Karena matematika merupakan (1) sarana berpikir

yang jelas dan logis, (2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari, (3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi

pengalaman, (4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) Sarana

untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.27

Cockroft dalam Abdurrahman mengemukakan bahwa matematika

perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) Selalu digunakan dalam segala

segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat,

singkat, dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam

berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan

26
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana,2013), hlm. 186.
27
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (jakarta: PT
RinekaCipta, 2003), hlm. 253.
34

kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang.28

c) Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika di SD/MI

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika sederhana

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,

pengukuran, geometri dan pengolahan data. Matematika juga berfungsi

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan

bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan

persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.29

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

sebagaimana disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto,sebagai berikut: (1)

Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan

mengaplikasikan konsep atau logaritma; (2) Menggunakan penalaran pada

pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

model yang diperoleh; (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

28
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (jakarta: PT
RinekaCipta, 2003), hlm. 253.
29
Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah,
(Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 173.
35

(5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.30

4. Hasil Belajar

Sistem pendidikan nasional, hasil belajar yang akan dicapai mengacu

pada hasil belajar yang diklasifikasikan oleh Bloom. Klasifikasi Bloom ini

secara garis besar membagi pada tiga ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif, hasil belajar kognitif adalah perubahan tingkah laku

yang terjadi akibat pengetahuan yang dimilikinya.

b. Ranah Afektif, hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkatan yang

berhubungan dengan sikap peserta didik selama proses pembelajaran,

yaitu, (a) penerimaan yaitu kesediaan menerima rangsangan yang

diterimanya, (b) partisipasi yaitu kesedian memberikan respon dengan

berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan, (c) penilaian

yaitu kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan

tersebut, (d) organisasi yaitu kesediaan mengorganisasikan untuk

menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku, (e) internalisasi yaitu

menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi

bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.

c. Ranah Psikomotorik, hasil belajar pada ranah ini berhubungan dengan

keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan

30
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:Kencana,
2013), hlm. 190.
36

koordinasi saraf dan koordinasi badan.31

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh

kemampuan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dengan demikian

tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang

dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan

pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan

memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan, tugas seorang desainer

dalam menentukan hasil belajar selain menentukan kriteria

keberhasilan juga merancang cara menggunakan instrumen beserta

kriteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan sebab dengan kriteria

yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam

mempelajari isi atau bahan pelajaran.32

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap

dalam diri seseorang sebagai sebab akibat dari interaksi seseorang dengan

lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kriteria dan

secara umum menunjuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

Dalam konsep agama islam, belajar merupakan kewajiban setiap

muslim dan juga sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dalam Al-

31
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional, Jakarta: Citra Umbara.
32
Wina Sanjaya, 2010, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana, hlm. 13.
37

quran terdapat penjelasan mengenai orang yang belajar akan dimuliakan

oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam surah Al-Mujadilah ayat 11.

Terjemahnya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang- lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.33

Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa akhir

ayat diatas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan

derajat orang yang berilmu, tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki

derajat-derajat yakni yang lebih tinggi daripada sekedar beriman.34

Ayat di atas dapat dipahami bahwa pentingnya pengetahuan bagi

kelangsungan hidup manusia. Dan Allah akan mengangkat tinggi

kedudukan orang yang beriman dan orang yang berilmu, setiap ilmu

pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan serta tidak

bertentangan dengan norma agama wajib dipelajari. Apapun ilmu yang

dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,

33
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, hlm. 543.
34
M.Quraish Shihab, 2009, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
vol 1,Jakarta: Lentera, hlm. 491.
38

ilmu itu adalah tergolong salah satu tiga pusaka yang tidak akan hilang

meskipun pemiliknya telah meninggal dunia.

Dari uraian di atas, cukup jelas bahwa belajar adalah salah satu

kegiatan usaha seseorang yang sangat penting dan harus dilakukan

sepanjang hayat. Karena melalui usaha belajarlah kita dapat mengadakan

perubahan (perbaikan) yang berulang-ulang yang dilakukan dengan

latihan-latihan yang menyangkut kepentingan diri kita.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hal yang menjadi tujuan belajar salah satunya adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam diri ini. Perubahan yang diharapkan

tentunya sebuah perubahan positif yang mampu membawa individu

menuju kondisi yang lebih baik. Dalam proses pencapaian tujuannya,

belajar dipengaruhi oleh berbagai hal.Hal inilah yang nantinya mampu

menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar.35

Hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi

antara dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam

diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal terdiri atas tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor

35
S.Shoimatul Ula, 2013, Revolusi Belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hlm. 17.
39

psikologis, dan faktor kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah

(1) Faktor kesehatan

Seorang peserta didik yang sedang terganggu

kesehatannya, keadaan tersebut akan berpengaruh negatif terhadap

kegiatan belajar dan hasil belajar yang akan diperolehnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan

cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,

belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

(b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia

belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat

bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

kecacatannya itu.

b) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis, faktor ini terdiri atas: intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif,kematangan dan kelelahan.


40

(1) Intelegensi

Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi)

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung

mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga

prestasi belajarnya pun rendah. Kenyataan menunjukkan kepada

kita, meskipun anak yang berumur 14 tahun ke atas pada

umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi tidak

semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti. Demikian pula

halnya dalam mempelajari atau pelajaran dan kecakapan-

kecakapan lainnya. Jelas kiranya bahwa dalam belajar intelegensi

turut memegang peranan.

(2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan

objek.Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian

siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi

belajar

(3) Minat

Minat merupakan komponen psikis yang berperan

mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan,


41

sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang

diminati. Minat sangat terkait dengan usaha, misalnya, seseorang

menaruh minat pada salah satu mata pelajaran tertentu maka ia

akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasainya,

sebaliknya jika orang tersebut kurang berminat dalam hal itu,

maka ia tidak akan berusaha atau bahkan mengabaikannya. Bakat

adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(4) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia

ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam

pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah

laku secara terarah.Motivasi adalah suatu faktor pendorong yang

terdapat dari luar maupun dalam diri seseorang yang dapat

menimbulkan suatu perilaku untuk melakukan aktivitas dengan

tujuan tertentu.

(5) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru..

(6) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau


42

bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,

karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka

hasil belajarnya akan lebih baik.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu lingkungan sosial dan lingkungan

non sosial.

a) Lingkungan Sosial

(1) Lingkungan sosial masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata

bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong

anak lebih giat belajar.

(2) Lingkungan sosial keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili

yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

(3) Lingkungan sosial sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan


43

waktu sekolah

b) Lingkungan Non Sosial

(1) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak

dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak terlalu

lemah atau gelap, suasana yang sejuk dan tenang.

(2) Faktor Instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.

Pertama, hardware (perangkat keras), seperti gedung sekolah, alat-

alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

Kedua, software (perangkat lunak), seperti kurikulum sekolah,

peraturan-peraturan sekolah, buku panduan dan lain sebagainya.36

D. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini dikenal ada dua variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen yaitu model

pembelajaran Group Investigation, sedangkan variabel dependen yaitu

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Proses pembelajaran dengan model Group Investigation biasa

dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Peningkatan motivasi belajar siswa diharapkan akan timbul karena dalam

proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar sendiri tapi dapa belajar

36
S.Shoimatul Ula, 2013, Revolusi Belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hlm.18-24.
44

kelompok bersama teman-temanya. Maka dengan adanya penerapan model

Group Investigation maka diharapkan motivasi belajar siswa dapat

meningkat dengan baik pada mata pelajar Matematika di SDN 213 Inpres

Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Adapun kerangka

pemikiran dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir

Kondisi Awal
Motivasi Belajar Kurang

Tindakan
Penerapan Model Group
Investigation

Hasil
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa

Dari hasil skema yang tergambar di atas dapat kita simpulkan

bahwa penelitian harus melihat kondisi awal yang dialami oleh sekolah

dan peneliti menemukan bahwa motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika kurang dan tindakan yang dilakukan oleh peneliti

atau guru ialah dengan menerapkan model Group Investigation dan


45

hasil yang ini dicapai dalam penelitian ini ialah dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

E. Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan

yang mungkin benar, dan sering gunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih

lanjut. Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah

kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis

ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.37

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

pertanyaan masalah yang akan diteliti yang masih bersifat praduga karena

masih perlu diuji untuk membuktikan kebenarannya baik dari hasil

pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum dan sebagainya

yang sudah ada sebelumnya.

Maka hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model

Group Investigation pada pembelajaran matematika khususnya dalam

materi bilangan cacah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga

siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.

37
Susie Harini, “Pengembangan Realistik Sebagai Pilihan Dalam Peningkatan
Pemahaman Konsep Pengujian Hipotesis,‖ Iqtishoduna: Jurnal Ekonomi Islam 4, no. 1, hlm 99.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena penelitian ini merupakan suatu

perancangan kegiatan berupa sebuah tindakan kelas yang terencana dibuat

dan yang terjadi saat pembelajaran dikelas.

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk

memecahkan dengan cara melakukan berbagai tindakan terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah Bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang dikenal dengan singkatan PTK yaitu

penelitian yang dilakukan didalam kelas oleh guru/peneliti untuk mengetahui

yang berarti penelitian yang dilakukan pada semua kelas untuk mengetahui

akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas

tersebut. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), sesuai

dengan namanya maka tiga kata yang masing-masing mempunyai pengertian.

Adapun pengertian dari setiap kata tersebut yaitu: Penelitian-merupakan

kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode yang berdasarkan fakta untuk

menemukan, membuktikan, dan mengevaluasi suatu pengetahuan dalam

meningkatkan mutu pembelajaran. Tindakan-suatu gerak kegiatan yang

sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang didalam penelitian berbentuk

45
46

langkah-langkah (siklus) yang terdiri dari perencanaan,tindakan, observasi

dan refleksi yang terus mengalir menghasilkan siklus baru sampai penelitian

tindakan kelas berhenti. Kelas-Kelompok siswa yang dalam waktu yang

sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.1 Keempat

langkah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

SIKLUS I

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

1
Muhammad Afandi, “Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Dasar,” Jurnal Ilmia Pendidikan Dasar, Vol. 1 No.1(Januari 2014)
47

SIKLUS
II

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin

1. Penyusunan Perencanaan

Cakupan lebih rinci suatu perencanaan ialah tindakan atau tahapan-

tahapan yang dapat dilakukan untuk menjadikan lebih baik,

meningkatkan atau mengubah perilaku tindakan dan sikap yang

diinginkan agar tercapai solusi dari setiap permasalahan-permasalahan

yang hadir. Perencanaan itu sifatnya fleksibel yang dapat berubah

sesuai kondisi yang ada.


48

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan meliputi apa yang dilakukan oleh peneliti

sebagai bentuk tindakan, perubahan atau perbaikan yang dilaksanakan

berpedoman pada rencana tindakan.

3. Observasi (pengamatan)

Pelaksanaan observasi haruslah sifatnya berhati-hati dan tentunya

lebih baiknya fleksibel karena dengan begini penggunanya lebih

diperlukan agar dapat mengatasi keterbatasan tindakan yang dapat

diambil penelitian ini, karena keterbatasan melewati rintangan yang

ada di lapangan. Sama halnya dalam perencanaan, observasi yang baik

ialah observasi yang fleksibel, dan terbuka untuk mencatat gejala yang

ada, baik yang diharapkan atau tidak diharapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Tentunya refleksi sangat diperlukan sebagai wadah dalam

mengkaji atau melihat kembali tindakan yang pernah dilakukan

terhadap subjek penelitian. dan dicatat dalam observasi. Observasi

seperti ini biasanya didiskusikan oleh sesama peneliti,seminar antar

subjek yang diteliti dan para peneliti, atau pihak yang terkait lainya.

B. Prosedur Penelitian

SIKLUS I

1. Identifikasi Masalah

Dari hasil observasi awal oleh peneliti ditemukan bahwa siswa

SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.


49

kurang semangat dan mengerti pelajaran Matematika dan kurang

termotivasi dalam mempelajarinya, maka peneliti mencoba untuk

memotivasi belajar siswa melalui model pembelajaran Group

Investigation.

2. Perencanaan

a. Menyusun rancangan pembelajaran dengan model pembelajaran

Group Investigation.

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

materi Bilangan cacah mata pelajaran Matematika agar

pembelajaran yang lebih terarah.

c. Menyiapkan materi/bahan tentang Bilangan cacah mata pelajaran

Matematika.

d. Menyiapkan lembar observasi model Group Investigation.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk siswa

f. Menyiapkan angket.

3. Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan disusun langkah-langkah selanjutnya adalah

melaksanakan perencanaan tersebut kedalam tindakan-tindakan.

Pendahuluan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada

tahapan berikut ini:

a. Pendahuluan

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

kepada siswa dan mengabsen kehadiran siswa.


50

2) Guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan kelas dan

memimpin doa.

3) Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab tentang pentingnya

mengawali setiap kegiatan dengan berdoa. Selain berdoa guru

juga memberikan penguatan tentang rasa syukur.

4) Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas

5) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang manfaat, tujuan

dan aktivitas pelajaran yang akan dilakukan.

6) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.

7) Siswa menyimak penjelasan guru terkait pentingnya

kedisiplinan yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Inti

Guru menjelaskan bilangan cacah dengan menggunakan model

pembelajaran Group Investigation yaitu belajar secara

kelompok.

4. Pengamatan

Dalam pengamatan ini siswa diamati dari awal pembelajaran

hingga akhir pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap hasil-hasil

ataupun dampak yang terjadi terhadap tingkah laku anak dalam proses

pembelajaran.
51

5. Refleksi

Setelah tindakan dan observasi dilakukan, selanjutnya dilakukan

refleksi yaitu upaya untuk mengkaji segala hal yang belum tuntas dari

tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti atau guru. Selanjutnya

dalam siklus pertama siswa tidak begitu banyak paham dengan materi

tersebut, maka peneliti melakukan siklus selanjutnya dengan alternatif

penyelesaian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan

Turikale Kabupaten Maros lebih tepatnya di Kelurahan Taroada,

Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan kodepos 90516,

Tahun ajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Matematika.

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No. Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

(Hari/Tanggal/Tahun)

1. Observasi Kegiatan Peneliti yaitu Senin 13 Juni 2022

melakukan observasi

atau kunjungan langsung

dan memperhatikan

proses pembelajaran

siswa kelas II SDN 213

Inpres Sanggalea

Kecamatan Turikale
52

Kabupaten Maros

2. Penelitian Peneliti mulai melakukan - Pre Test Selasa 14

penelitian menggunakan Juni 2022,

atau menerapkan model -Siklus I (Satu)

pembelajaran Group Pertemuan 1 Selasa 21

Investigation pada siklus Juni 2022,

I (Satu) dan Siklus II -Siklus I (Satu)

(Dua) Pertemuan II Rabu 22

Juni 2022

-Siklus II (Dua)

Pertemuan I Rabu 29

Juni 2022,

-Siklus II (Dua)

Pertemuan II Kamis, 30

Juni 2022

D. Sumber Data

1. Informasi dari guru Matematika SDN 213 Inpres Sanggalea

Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. tentang motivasi belajar siswa

yang masih kurang terkhusus lagi pada mata pelajaran Matematika.

2. Waktu dan Tempat dalam penelitian ini di SDN 213 Inpres Sanggalea

Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.


53

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam hal ini adalah teknik tes dan non

tes yang digunakan dalam mengembangkan instrumen penelitian,

Teknik tes misalnya Tes Pilihan Ganda, menjodohkan, jawaban singkat

dan lain-lain. Teknik Non Tes misalnya angket, wawancara, skala,

portofolio dan lain-lain. Teknik pengumpulan data diharapkan tidak

menuntut waktu dan cara yang berlebihan.2

Tabel 3.2
Instrumen Penelitian yang digunakan
No Instrumen Kegiatan Pelaksanaan

1 Lembar Pre Test Mengamati proses Awal

pelaksanaan Pertemuan

pembelajaran yang

dilakukan di awal

pada saat siswa belum

menerapkan model

pada mata pelajaran

Matematika.

2 Lembar Post Test Mengamati proses Setiap Akhir

pelaksanaan Pertemuan

pembelajaran yang

dilakukan siswa

2
Muhammad Afandi, “Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Dasar,” Jurnal Ilmia Pendidikan Dasar, Vol. 1 No.1(Januari 2014)
54

dalam proses

pembelajaran pada

mata pelajaran

Matematika.

3 Lembar Observasi Untuk mengamati Setiap akhir

pelaksanaan pertemuan

pembelajaran yang

dilakukan oleh

guru dan siswa

dalam proses

pembelajaran pada

pembelajaran

matematika materi

bilangan cacah

4 Lembar Angket Mendapatkan Setiap akhir

informasi dan data pertemuan

tentang motivasi siklus

belajar siswa pada

mata pelajaran

Matematika.
55

1. Pre Tes (Tes Awal), yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam proses

pembelajaran. Pre tes menggunakan lembar Pre Tes

2. Post Tes (Tes Akhir), yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mengetahui sampai di mana hasil belajar peserta didik dalam

pelajaran yang telah disampaikan melalui model group

investigation

3. Dokumentasi yaitu merupakan catatan, foto atau gambar peristiwa

yang sudah berlalu, sebagai pelengkap dari observasi yang telah

dilakukan.

4. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang

sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang

hal-hal yang akan diamati. Seperti yang telah dikemukakan pada

bahasan tentang model PTK, observasi sebagai alat pemantau

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap

siklus. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang

dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang

terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif

mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Beberapa

butir aktivitas diantaranya kegiatan-kegiatan emosional belajar yang

diamati adalah sebagai berikut:


56

a. Siswa berani mengajukan pertanyaan.

b. Siswa berani menjawab atau mengeluarkan pendapat.

c. Siswa aktif bertanya kepada temannya ketika diskusi kelompok.

d. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusinya.

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Model Group
Investigation Dilihat Berdasarkan Keberhasilan
No. Langkah-Langkah Butir Pernyataan Jumlah Item
1. Pada bagian 1,2,3,4,5,6,7,8 8
pendahuluan untuk
mengetahui informasi
awal guru dan siswa.
2. Pada bagian kegiatan 9,10,11,12,13,14,15,16 9
inti untuk mengetahui ,17
Respon siswa dan
proses cara mengajar
guru dalam penerapan
model Group
Investigation.
3. Pada bagian penutup 18,19,20 3
untuk mengetahui
kesimpulan dari
proses pembelajaran
yang telah
dilaksanakan.
Jumlah 20
pernyataan
57

5. Lembar Angket

Angket untuk memperoleh data tentang motivasi belajar. Menurut

Istijanto adalah ―Suatu daftar pertanyaan yang digunakan periset

untuk memperoleh data secara langsung dari sumber melalui proses

komunikasi dengan mengajukan pertanyaan‖.3

Jadi untuk mendapatkan informasi tentang meningkatnya

motivasi belajar siswa tersebut peneliti harus bertemu langsung

dengan subjek, tetapi cukup dengan memberikan pertanyaan dan

pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon. Dalam hal

ini peneliti menggunakan angket tertutup untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa berdasarkan acuan dari indikator motivasi

belajar, adapun indikator-indikator motivasi belajar adalah perhatian,

minat dan keberanian.

Adapun kisi-kisi dari angket yang ada dalam penelitian ini

sebagai berikut, dengan petunjuk: berilah tanda (√) pada jawaban

yang dianggap paling sesuai dengan SS= Sangat Setuju, S= Setuju,

TS= Tidak Setuju dan STS= Sangat Tidak Setuju.

3
Mufti Hasan Alfani, ―Analisis Pengaruh Quality Of Work Life (QWL) Terhadap
Kinerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru,‖ Jurnal
Tabarru’: Islamic Banking and Finance 1, no. 1 (May 1, 2018): 8,
https://doi.org/10.25299/jtb.2018.vol1(1).2039.
58

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Dilihat
Berdasarkan Indikator
No Indikator Butir pernyataan Jumlah Item
1. Perhatian 1,3,5 3
2. Minat 2,4 2
3. Keberanian 6,7,8,9,10 5
Jumlah Pernyataan 10

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengolah dan

menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan sebagai

informasi sesuai dengan tujuan fungsinya sehingga makna dan arti yang

jelas yang sesuai dengan tujuan penelitian.4

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak dan melakukan

pengumpulan data dengan cara melihat motivasi belajar siswa yang

dianalisis hasilnya dengan peneliti sehingga dapat dilihat apakah model

pembelajaran Group Investigation ini dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa melalui model Group Investigation pada mata pelajaran Matematika

di SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap penerapan

model pembelajaran model Group Investigation analisis ini dilakukan

4
Hotmatur Rahma, Skripsi: “Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran
Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1107
Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Lawas”(Padangsidumpuang: IAIN
Padangsidumpuang,2022).hlm.50
59

pada instrumen angket penelitian dengan menggunakan teknik deskriptif

melalui presentasi dan rata-rata skor motivasi belajar siswa secara klasikal.

Instrumen angket terdiri dari 10 pertanyaan. Adapun penskoran

untuk masing-masing butir seperti pada tabel berikut:5

Tabel 3.5
Skor Butir Soal
Jumlah Skor Keterangan

Sangat Setuju
Nilai 4
Setuju
Nilai 3
Tidak Setuju
Nilai 2
Sangat Tidak Setuju
Nilai 1
Keterangan: Jumlah skor maksimal adalah 40

Adapun rumus penilaian menurut Ngalim Purwanto adalah sebagai

berikut.6

1. Untuk penilaian angket

Persentase NP = R x 100
SM
Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Jumlah skor yang diperoleh oleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari angket

100% = Bilangan tetap

5
Nurmahmidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament(tgt) Pada Pokok Bahasa Peluang Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Dan
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Mia 2 sma Negeri 1 Sedaya,” Jurnal Mercumatika:
Jurnal Penelitian Matematika dam Pendidikan Mtematika, Vol. 1 No.2
6
M. Ngalim Purwanto, MP., Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 102–3.
60

Kriteria penilaian motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

86% - 100% : Motivasi belajar siswa sangat baik

76% - 85% : Motivasi belajar siswa baik

60% - 75% : Motivasi belajar siswa cukup

55% - 59% : Motivasi belajar siswa rendah

≤ - 75% : Motivasi belajar siswa sangat rendah

2. Untuk ketuntasan klasikal

Sedangkan untuk mendapatkan persentase ketuntasan hasil belajar

siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut.7

P = ∑ siswa yang tuntas belajar X 100


∑ seluruh siswa

7
Muhamad Basori, ―Improvement Of IPS Lesson Learning Result About Selling
Material Buying With Role Playing Model In Students III SDN II Pandansari Ngunut District
Tulungagung District‖ 02, no. 06 (2018): hlm.5.
61

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros merupakan tempat

penulis melakukan penelitian. Sekolah ini beralamat di Sanggalea

Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale. UPTD SDN 213 Inpres

Sanggalea Maros memiliki kondisi gedung dan ruang kelas yang sangat

mendukung terlaksananya proses belajar mengajar. Sekolah ini memiliki

ruang belajar dan media pembelajaran lainnya yang sangat memadai. Dari

data dokumentasi sekolah bahwa tahun pelajaran 2021/2022 UPTD SDN

213 Inpres Sanggalea Maros dapat penulis sajikan pada data berikut:

a. Keadaan Siswa

Keadaan siswa pada UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros

untuk lebih jelas dapat dilihat padaTabel 4.2. berikut

Tabel 4.1
Jumlah Siswa (i) UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros

No Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Ket


Kelas Siswa

1 VI 2 12 18 30

2 V 2 18 24 42

3 IV 2 10 22 32

4 III 2 20 13 33

5 II 2 22 18 40
62

6 I 2 10 7 17

Jumlah 12 92 102 194


Sumber: Dokumentasi OPS UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea tahun 2022
b. Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan pegawai di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.2
Data guru dan karyawan UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros

No Nama Guru Jenis PTK

1. Ade Syofiyanti Udhin Guru Mapel

2. Arini Ardiani A.Md, S.Pd Guru Mapel

3. Banri Daeng A.Md Guru Kelas

4. Darmawati Guru Mapel

5. Fitriani Guru Kelas

6. Fitriati A.Md, S.Pd Guru Kelas

7. Halijah S.Pd Kepala Sekolah

8. Johari S.Pd Guru Kelas

9. M. Iswahyudi Sudarman S.Pd Guru Kelas

10. Masjida Guru Mapel

11. Maulid Guru Kelas

12. Muh Ikram S.Pd Tenaga Administrasi Sekolah

13. Rosmiah A.Ma.Pd, S.Pd Guru Kelas

14. Salmia S.Pd.I, M.Pd Guru Kelas

15. Sukaena A.Md Guru Kelas


63

16. Suryani A.Md, A.Ma.Pd, S.Pd Guru Kelas


Sumber: Dokumentasi OPS UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea tahun 2022
c. Sarana dan Prasarana

Keadaan fisik UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros sudah

sangat memadai, terutama ruang belajar, ruang kantor dan lain

sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea

No Uraian Jumlah

1 Ruang Kantor 1

2 Ruang Kelas 12

3 Ruang Perpustakaan 2

4 Ruang Musholla 1

5 KM/WC 3

6 Lapangan 1

Jumlah 20 Ruang
Sumber: Dokumentasi OPS UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea tahun 2022
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data diselenggarakan

di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros kelas II pada tanggal 13 s/d 31 Juli

2022. Proses pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran group

investigation pada materi bilangan cacah di kelas II.


64

Sebelum melaksanakan penelitian, telah dilakukan observasi langsung

ke sekolah untuk melihat situasi dan kondisi sekolah serta berkonsultasi dengan

guru bidang studi matematika tentang siswa yang akan diteliti. Kemudian

peneliti mempersiapkan instrumen pengumpulan data yang terdiri dari

lembaran observasi aktivitas siswa, lembaran observasi aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran LKPD Kelompok, soal pretest, soal postest, dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sebanyak dua siklus

tindakan, dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini diamati oleh satu orang

pengamat, yaitu: adalah Ibu Salmia, S.Pd.I, yang merupakan wali kelas II

di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros yang membantu peneliti dalam

mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini yang

bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri. Jadwal kegiatan penelitian dapat

dilihat pada Tabel 4. 4 berikut:

Tabel 4.4
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Hari/ Tanggal Jam Waktu Kegiatan

Pelajaran (Menit)

1. Senin/ 13-06-2022 II 40 menit Observasi

2. Selasa/14-06-2022 II 40 menit Pre Test

3. Selasa/ 21-06-2022 I dan II 80 menit Mengajar dan post

tes siklus 1

4. Kamis/ 30-06-2022 I dan II 80 menit Mengajar dan post


65

tes siklus 2

Sumber: Jadwal Penelitian


Pada hari pertama melakukan penelitian, peneliti tidak langsung

memulai kegiatan pembelajaran, tetapi peneliti hanya memberikan pre-test

kepada siswa. Pre- test dilakukan pada tanggal 13 Juni 2022 jam pelajaran

ke-2 selama 40 menit. Adapun skor hasil pre-test siswa dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Skor Hasil Pre-test Siswa
No. Nama Siswa Nilai Pretest

1. Muh. Zidan Al Habsyi 20


2. Durrotun Nafisah 30
3. Annisa Faiha Putri 30
4. Awola Gading 20
5. Nafian Naufal 50
6. Muh. Zulham 40
7. Muhammad Ashar 30
8. Muh. Azka Fais 20
9. Muh. Sahrul 60
10. Nur Afifah 60
11. Fatin Andhawiyah 70
12. Nurul Ainun 40
13. Muh. Habsiah 20
14. Muh Arif 40
15. Intan 50
66

3. Kondisi Awal

Sebelum penelitian ini dilaksanakan peneliti lebih dahulu

melaksanakan wawancara. Wawancara dengan guru dilakukan untuk

mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh kelas II pada proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas II,

guru kelas II menceritakan bahwa motivasi belajar siswa khususnya

matematika masih rendah, hal ini disebabkan guru belum menerapkan

berbagai model- model pembelajaran dan metode yang diterapkan guru adalah

ceramah dan tanya jawab sehingga siswa yang mengerti saja yang aktif dalam

proses pembelajaran. Jadi, proses pembelajaran yang selama ini diterapkan

oleh guru adalah pembelajaran yang konvensional. Oleh karena itu untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model Group

Investigation, yaitu model yang berbasis kelompok. Adapun indikator

untuk meningkatkan motivasi belajar pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Perhatian

Dimana indikator perhatian ini sangat diperlukan oleh siswa,

dengan perhatian tersebut siswa akan merasa senang dan merasa

dipedulikan oleh guru, dengan hal itu siswa tidak akan merasa jenuh dan

bosan apabila seorang guru memberikan perhatian kepada siswa.

b. Minat

`Minat seorang siswa banyak yang memiliki minat ataupun

ketertatarikan untuk mengikuti pembelajaran, dikarenakan banyak siswa


67

yang merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam

hal ini guru sangat memiliki peran penting bagi siswa untuk

menumbuhkan rasa ingin belajar dalam diri seorang siswa.

c. Keberanian

Dalam hal ini banyak siswa yang kurang berani menyampaikan ide-

idenya dalam proses pembelajaran, dikarenakan siswa tersebut diam dan

vakum karena tidak memiliki keberanian dalam dirinya menyampaikan

idenya tersebut. Guru sangat diperlukan untuk memberikan dorongan

kepada siswa, agar siswa tersebut bisa menyampaikan pendapat atau ide-

idenya pada setiap pembahasan materi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi, dengan berdasarkan hasil

observasi juga didapatkan bahwa penerapan model Group Investigation

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika

masih rendah. Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran, guru hanya

menjelaskan tentang materi bilangan cacah dan kemudian bertanya kepada

siswa seperti apa penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Padahal

tidak semua siswa dapat berpikir secara cepat dan memiliki keberanian

dalam menyampaikan pendapatnya.1

Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran Group Investigation di kelas II UPTD SDN 213

Inpres Sanggalea Maros diperoleh hasil sebagai berikut:

1
Observasi di kelas II SDN 213 Inpres Sanggalea Kecamatan Turikale Kabupaten
Maros pada hari Senin 13 Juni 2022
68

4. Deskripsi Tindakan Siklus I

Materi yang diajarkan pada siklus I yaitu penjumlahan dan

pengurangan bilangan cacah. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I

yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal, yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD I) kelompok, Tes siklus I, lembar observasi aktivitas

dan siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah

divalidasi oleh Dosen dan wali kelasnya.

2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 21 Juni 2022 jam ke I/II, dan materi yang dipelajari

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.. Pada penelitian ini

peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru bidang studi

matematika. Kegiatan pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap, yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap-tahap

tersebut sesuai dengan RPP pertemuan ke-1.

Kegiatan pembelajaran pada tahap awal, siswa masih berada

pada posisi duduk seperti biasa (tidak berkelompok). Mengawali

tindakan pembelajaran ini peneliti mengucapkan salam, kemudian

peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

memberi motivasi tentang pentingnya mempelajari matematika


69

dalam kehidupan sehari-hari. Membangkitkan pengetahuan awal

siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang nilai suatu

barang dalam kehidupan sehari-hari, peneliti memberi contoh

bilangan cacah. Kemudian peneliti dan siswa membuat contoh lain.

Selanjutnya peneliti menginformasikan bahwa akan dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa

akan belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar

pendapat dalam kegiatan serta menuliskan jawaban hasil diskusi dan

mempresentasikan didepan kelas. kemudian peneliti memberikan

informasi bahwa akan dibahas LKPD I dan akan dibagikan tiap

kelompok dalam waktu 30 menit. Peneliti juga menjelaskan kepada

siswa tentang kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai serta peneliti menjelaskan cara penilaian yang akan

digunakan dalam pembelajaran, yaitu dengan cara mengambil nilai

kelompok dan nilai akhir siklus.

Selanjutnya peneliti membagi siswa kedalam 5 kelompok

belajar, yaitu terdiri dari 3 siswa secara heterogen. Peneliti meminta

siswa duduk kedalam kelompok yang sudah ditentukan peneliti.

Pada saat pengaturan ini terjadi sedikit kegaduhan karena ada

beberapa siswa yang menyeret-nyeret kursi dan meja. Melihat hal

tersebut peneliti membantu siswa mengarahkan agar kursi dan

mejanya diangkat agar tidak mengganggu kelas lain. Setelah siswa


70

duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan peneliti membagikan

LKPD I pada setiap kelompok.

Kegiatan selanjutnya yaitu tahap inti. Pada tahap ini peneliti

meminta siswa membaca/memahami LKPD I, peneliti meminta

siswa mengerjakan LKPD I dalam kelompok masing-masing.

Kemudian peneliti meminta siswa memahami dan menanyakan hal-

hal yang kurang jelas atau tidak dipahami. Masing-masing kelompok

siswa sibuk membaca/memahami dan menyelesaikan LKPD I yang

telah dibagi. Namun, masih ada beberapa siswa yang bertanya

kepada peneliti selama proses diskusi dan menyelesaikan masalah

yang ada pada LKPD I berlangsung. Peneliti berkeliling dan

membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah agar siswa bisa

menyelesaikan permasalahan. Dalam menyelesaikan LKPD I siswa

terlihat masih lambat dan juga masih ragu-ragu mengenai nilai

bilangan cacah yang terdapat dalam LKPD I seperti menentukan

nilai penjumlahan dan pengurangan.

Ada beberapa siswa yang bekerja sendiri-sendiri dalam

kelompoknya, ini mungkin disebabkan karena mereka masih belum

terbiasa melakukan belajar matematika seperti bekerja kelompok

dengan menggunakan model, dan peneliti mendekati kelompok

tersebut dan mengarahkan siswa agar mau bekerjasama dalam

kelompok, peneliti juga membimbing siswa yang mengalami


71

kesulitan dalam memahami soal yang ada dalam LKPD I.

Peneliti mengamati siswa yang sedang diskusi dan bekerja,

terlihat siswa tidak mengalami masalah di no 1 dan 2, tetapi pada no

3 terdapat masalah mengenai soal “pengurangan gambar buah

mangga dan apel dalam LKPD”, peneliti memberitahukan kepada

siswa jika mengalami kesulitan agar mendiskusikan dengan

kelompok masing-masing sebelum bertanya kepada peneliti.

Selanjutnya dari salah satu kelompok menanyakan tentang jawaban

mereka yang no 3.

Pada waktu presentasi, ada beberapa siswa yang menanggapi

presentasi kelompok. Namun masih ada juga beberapa siswa yang

kurang aktif dalam menanggapi presentasi kelompok yang maju

didepan kelas. Mereka hanya mendiskusikan hal-hal yang tidak

berhubungan dengan pembelajaran. peneliti juga membantu

meluruskan beberapa kekeliruan yang terjadi pada saat diskusi.

Setelah itu peneliti memberikan penghargaan berupa nilai kepada

siswa yang aktif dan berprestasi serta memberikan semangat

kepada siswa yang kurang aktif dan memberi arahan kepada

siswa yang berperilaku tidak relevan. Kemudian peneliti

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang hasil diskusi

kelompok.

Kegiatan pada tahap penutup, pada akhir proses

pembelajaran peneliti memuji pelaksanaan diskusi, namun peneliti


72

mengutarakan bahwasanya diskusi masih kurang aktif karena

didominasi oleh beberapa orang saja dan masih ada kelompok yang

kurang aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada

kelompok yang tampil didepan. Kemudian peneliti dan siswa

membuat kesimpulan dari hasil diskusi hari ini serta

menginformasikan materi selanjutnya untuk pertemuan berikutnya

dan meminta siswa untuk belajar kembali dirumah materi yang

sudah dipelajari hari ini dan materi yang akan dipelajari hari

selanjutnya (pembagian dan perkalian bilangan cacah). kemudian

peneliti meminta siswa untuk mengaturkan kembali meja dan kursi

diposisi semula. Setelah proses belajar mengajar selesai, guru

membagikan lembar tes siklus I kepada siswa dan meminta siswa

menyelesaikan selama 20 menit.

3) Tahap Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi ini diusulkan kepada peneliti dan peserta

didik dengan tujuan untuk melihat apakah proses belajar mengajar

sudah sesuai dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun

untuk melihat ketuntasan peserta didik dari setiap pada siklus I maka

pada setiap akhir dari setiap siklus diadakan tes formatif. Hasil dari

tes formatif digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan

penelitian siklus I. Tingkat keberhasilan peserta didik pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 4. 9 berikut:


73

Tabel 4.6
Skor Hasil Belajar Siswa (Tes Tahap I)
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
Siklus I
1. Muh. Zidan Al Habsyi 40 Tidak Tuntas

2. Durrotun Nafisah 87 Tuntas

3. Annisa Faiha Putri 87 Tuntas

4. Awola Gading 100 Tuntas

5. Nafian Naufal 70 Tuntas

6. Muh. Zulham 50 Tidak Tuntas

7. Muhammad Ashar 40 Tidak Tuntas

8. Muh. Azka Fais 30 Tidak Tuntas

9. Muh. Sahrul 70 Tuntas

10. Nur Afifah 87 Tuntas

11. Fatin Andhawiyah 80 Tuntas

12. Nurul Ainun 50 Tidak Tuntas

13. Muh. Habsiah 30 Tidak Tuntas

14. Muh Arif 50 Tidak Tuntas

15. Intan 60 Tidak Tuntas


Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan nilai hasil tes belajar siklus I, dapat diketahui bahwa 7

siswa (46,67%) tuntas belajarnya, sedangkan 8 siswa (53,33%) tidak

tuntas. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan di UPTD SDN 213 Inpres

Sanggalea Maros bahwa seorang siswa dikatakan tuntas bila memiliki

daya serap 70 dan ketuntasan secara klasikal jika 80% siswa di kelas

tersebut tuntas belajarnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa


74

ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I belum tercapai.

Kemudian untuk hasil observasi siswa pada siklus I ini

menunjukkan bahwa motivasi siswa pada setiap indikator motivasi belajar

pada materi bilangan cacah semakin meningkat. Semakin banyak siswa

yang mampu menerangkan mengenai apa yang telah dicapainya.

Meskipun peningkatan pada setiap indikator belum maksimal namun

adanya peningkatan pada setiap pertemuan menandakan bahwa model

Group Investigation dapat diterapkan pada materi bilangan cacah.

Tabel 4.7
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Perhatian
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Perhatian Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 5 33,33%


1
Baik 2 13,33%
2
Cukup 3 20%
3
Rendah 2 13,33%
4
Sangat Rendah 3 20%
5
15 100%
Jumlah

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

siswa aspek perhatian sebanyak 33,33% dari jumlah siswa dengan kriteria

sangat baik, 13,33% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 20% dari

jumlah siswa dengan kriteria cukup, 13.33% dari jumlah siswa dengan

kriteria rendah, dan 20% dari jumlah kriteria sangat rendah.


75

Tabel 4.8
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Minat Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus I
No Minat Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 6 40%


1
Baik 2 13,33%
2
Cukup 2 13.33%
3
Rendah 2 13.33%
4
Sangat Rendah 3 20%
5

Jumlah 15 100%

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

aspek perhatian sebanyak 40% dari jumlah siswa dengan kriteria sangat baik,

20% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 13,33% dari jumlah siswa

dengan kriteria cukup, 13,33% dari jumlah siswa dengan kriteria rendah, dan

20% dari jumlah kriteria sangat rendah.

Tabel 4.9
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Keberanian
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Keberanian Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 5 33,33%


1
Baik 3 20%
2
Cukup 2 13,33%
3
Rendah 2 13,33%
4
Sangat Rendah 3 20%
5
15 100%
Jumlah
76

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

aspek perhatian sebanyak 33,33% dari jumlah siswa dengan kriteria sangat

baik, 20% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 13.33% dari jumlah siswa

dengan kriteria cukup, 13,33% dari jumlah siswa dengan kriteria rendah, dan

20% dari jumlah kriteria sangat rendah.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada pelaksanaaan

pembelajaran semua kelompok mengerjakan LKPD I, dan dari analisis data

terhadap kemampuan motivasi siswa dalam pembelajaran menunjukkan

siswa mencapai taraf keberhasilan yang baik. Namun berdasarkan data dari

hasil pengamatan masih terdapat hal-hal yang belum memenuhi kriteria

pembelajaran yang ideal dan perlu menjadi perhatian untuk perbaikan pada

siklus II. Seperti membaca, memahami dan menyelesaikan LKPD 1, dan

berperilaku yang tidak relevan dengan KBM, masih diluar waktu ideal.

Hal ini sangat perlu menjadi perhatian untuk perbaikan pada siklus II.

Dari hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus I,

umumnya siswa dapat menjawab soal dengan benar. Hasil tes akhir siklus

I dari 15 siswa memperoleh skor tes rata-rata 46,67%, sedangkan kriteria

keberhasilan tindakan yaitu skor tes akhir ≤ 70% dari skor maksimal. Ini

berarti keberhasilan siklus I belum terpenuhi.

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan diatas maka

disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.

Selama pelaksanaan siklus I dan didiskusikan dengan pengamat bahwa


77

diperoleh hal-hal yang akan diperbaiki pada siklus kedua adapun hal-hal

yang dapat diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya .

5. Deskripsi Tindakan Siklus II

Materi yang diajarkan pada siklus II yaitu menentukan penjumlahan,

pengurangan, pembagian dan perkalian bilangan cacah.Tahap-tahap yang

dilakukan pada siklus II yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, guru memperbaiki langkah-langkah kegiatan

pembelajaran pada siklus I menjadi langkah-langkah kegiatan pada siklus II

dan guru juga menyusun kembali LKPD II berdasarkan hasil refleksi pada

siklus I serta menyiapkan soal tes akhir siklus II. Guru juga masih perlu

menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran

siklus II, ada beberapa aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan lagi,

sehingga menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 30 Juni 2022. Pembelajaran pada siklus II materi yang

dipelajari adalah menentukan penjumlahan, pengurangan, pembagian

dan perkalian bilangan cacah. Pada penelitian ini peneliti sendiri yang

bertindak sebagai guru bidang studi matematika. Kegiatan

pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP


78

pertemuan ke-2.

Pada kegiatan awal, siswa masih berada pada posisi duduk

seperti biasa (tidak berkelompok). Mengawali tindakan pembelajaran

ini peneliti mengucapkan salam, memberi motivasi tentang pentingnya

mempelajari bilangan cacah dalam kehidupan sehari-hari.

Membangkitkan pengetahuan awal siswa dengan mengajukan

beberapa pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan dalam

kehidupan sehari-hari, peneliti memberi contoh mengenai jumlah

suatu benda. Kemudian peneliti meminta siswa membuat contoh lain.

Selanjutnya peneliti menginformasikan bahwa hari ini belajar

dengan sistem belajar kelompok seperti belajar pada minggu lalu,

kemudian peneliti menegaskan kembali aturan-aturan yang ada dalam

belajar kelompok serta tugas dan tanggung jawab kelompok.

Kemudian peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok belajar

sesuai dengan kelompok mereka masing-masing. Pada saat pengaturan

ini walaupun terjadi sedikit kegaduhan namun tidak seperti minggu

yang lalu, siswa sudah mulai terbiasa dengan belajar kelompok.

Setelah siswa duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan peneliti

membagikan LKPD II pada setiap kelompok. Berdasarkan hasil

refleksi siklus I seperti membaca, memahami dan menyelesaikan

LKPD I, dan berperilaku yang tidak relevan dengan KBM, masih

diluar waktu ideal. Hal ini sangat perlu menjadi perhatian dan untuk

perbaikan pada siklus II. Kemudian peneliti memberikan informasi


79

bahwa akan dibagi LKPD II tiap kelompok dan menyelesaikan selama

30 menit, setelah peneliti membagi LKPD II siswa tampak tenang

duduk dalam kelompok masing-masing.

Pada tahap inti. Sebelum memulai kegiatan kelompok, peneliti

menegaskan bahwa siswa bekerja didalam kelompok masing-masing

dan mengerjakan LKPD II. Kemudian peneliti meminta siswa

memahami/mengamati dan menyelesaikan LKPD II dan menanyakan

bila ada hal-hal kurang jelas atau dipahami siswa, pada masing-

masing kelompok mulai sibuk dalam berdiskusi LKPD II.

Pada saat siswa mengerjakan LKPD II peneliti berkeliling

mengamati aktivitas siswa dalam kelompoknya, pada siklus II ini

tidak terlihat lagi siswa bekerja sendiri- sendiri. Mereka sudah mulai

terbiasa mengeluarkan pendapatnya walaupun masih ada beberapa

siswa yang belum aktif. Melihat ada beberapa siswa yang begitu

belum aktif, peneliti mengarahkan/membimbing kelompok yang ada

siswanya yang kurang aktif untuk diberi kesempatan memberi

pendapatnya. dengan berdiskusi kelompok dan menggunakan model

pembelajaran.

Peneliti memberitahukan siswa untuk mendiskusikan

kesulitan yang mereka alami pada saat belajar kelompok dan jika

tetap tidak dapat menemukan solusinya maka siswa dapat bertanya

kepada teman dari kelompok masing- masing sebelum bertanya

kepada guru.
80

Selanjutnya siswa mengerjakan LKPD II untuk menentukan

penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian bilangan

cacah. Peneliti memperhatikan siswa berdiskusi dengan teman

kelompoknya. Pada salah satu kelompok terlihat diskusi aktif pada

kelompok, peneliti memperhatikan kelompok tersebut dalam

berdiskusi. Namun, pada soal di LKPD II walaupun dalam

berdiskusi kelompok masih ada kendala tetapi sudah bisa diatasi

oleh anggota kelompok masing-masing. Pada saat siswa sibuk

mengerjakan LKPD II tidak terasa waktu tidak banyak lagi.

Pada kesempatan ini, peneliti meminta siswa agar

memperhatikan dan mendengarkan presentasi dari kelompok yang

tampil kedepan, dan menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti

atau meminta penjelasan kelompok yang presentasi. Diskusi

berlangsung dengan baik karena kelompok lain aktif dalam

memberi pertanyaan, tanggapan, pada prinsipnya semua kelompok

menjawab soal yang ada pada LKPD dengan benar, hanya beda

pada prosesnya saja. Setelah itu peneliti memberikan aplush

kepada siswa yang aktif dan berprestasi serta memberikan

semangat kepada siswa dan memotivasi belajar siswa. Kemudian

peneliti membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang

hasil diskusi kelompok

Kegiatan pada tahap Penutup, pada akhir proses

pembelajaran peneliti memuji pelaksanaan diskusi, kegiatan


81

diskusi kelompok pada siklus kedua sudah baik, hal ini terlihat dari

segi keaktifan siswa untuk menanggapi laporan penyaji maupun

keberanian siswa untuk menyajikan hasil diskusi. selanjutnya

peneliti meminta siswa untuk mengaturkan kembali meja dan kursi

diposisi semula. Setelah proses belajar mengajar selesai, guru

membagikan lembar tes siklus II kepada siswa dan meminta siswa

menyelesaikan.

3) Tahap Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi ini diusulkan kepada peneliti dan peserta

didik dengan tujuan untuk melihat apakah proses belajar mengajar

sudah sesuai dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun

untuk melihat ketuntasan peserta didik dari setiap pada siklus II

maka pada setiap akhir dari setiap siklus diadakan tes formatif.

Hasil dari tes formatif digunakan untuk menentukan tingkat

keberhasilan penelitian siklus II. Tingkat keberhasilan peserta didik

pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10
Skor Hasil Belajar Siswa (Tes Tahap II)
No. Nama Siswa Skor Keterangan
Siklus II
1. Muh. Zidan Al Habsyi 85 Tuntas
2. Durrotun Nafisah 90 Tuntas
3. Annisa Faiha Putri 90 Tuntas
4. Awola Gading 100 Tuntas
5.
Nafian Naufal 75 Tuntas
82

6. Muh. Zulham 75 Tuntas


7. Muhammad Ashar 45 Tidak Tuntas
8. Muh. Azka Fais 70 Tuntas
9. Muh. Sahrul 80 Tuntas
10. Nur Afifah 90 Tuntas
11. Fatin Andhawiyah 85 Tuntas
12. Nurul Ainun 70 Tuntas
13. Muh. Habsiah 50 Tidak Tuntas
14. Muh Arif 80 Tuntas
15. Intan 70 Tuntas
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan nilai hasil tes belajar siswa, didapat 2 orang

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu

siswa yang memperoleh daya serap <70 sesuai dengan KKM di

sekolah tersebut pada materi bilangan cacah , dan siswa yang

memperoleh daya serap ≥ 70 berjumlah 13 orang dengan

persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,67%.

Sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal di sekolah

dinyatakan tuntas apabila 80% siswa tuntas secara individu, maka

ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk RPP II tercapai.

Hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran pada

materi bilangan cacah dengan penerapan model Group Investigation

sebagai media pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa

dalam pelaksanaan pembelajaran muncul semangat yang lebih


83

besar dibandingkan siklus I.

Perbaikan yang dilakukan terhadap kekurangan-kekurangan

yang muncul pada siklus I memberikan hal yang positif. Setelah

dilakukan perbaikan pada siklus II ternyata mampu meningkatkan

motivasi siswa dilihat dari hasil angket dan lembar observasi untuk

guru pun sudah terlaksanakan semua akhir siklus ini.

Tabel 4.11
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Perhatian
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No Perhatian Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 12 80%


1
Baik 2 13,33%
2
Cukup 1 6,67%
3
Rendah 0 0%
4
Sangat Rendah 0 0%
5
15 100%
Jumlah

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

siswa aspek perhatian sebanyak 80% dari jumlah siswa dengan kriteria

sangat baik, 13,33% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 6,67% dari

jumlah siswa dengan kriteria cukup, 0% dari jumlah siswa dengan kriteria

rendah, dan 0% dari jumlah kriteria sangat rendah.


84

Tabel 4.12
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Minat Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus II
No Minat Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 13 86,67%


1
Baik 1 6,67%
2
Cukup 1 6,67%
3
Rendah 0 0%
4
Sangat Rendah 0 0%
5

Jumlah 15 100%

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

aspek perhatian sebanyak 86.67% dari jumlah siswa dengan kriteria sangat

baik, 6,67% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 6,67% dari jumlah siswa

dengan kriteria cukup, 0% dari jumlah siswa dengan kriteria rendah, dan 0

dari jumlah kriteria sangat rendah.

Tabel 4.13
Hasil Observasi Berdasarkan Indikator Motivasi Aspek Keberanian
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No Keberanian Jumlah Siswa Persentase(%)

Sangat Baik 14 93,33%


1
Baik 1 6,67%
2
Cukup 0 0%
3
Rendah 0 0%
4
Sangat Rendah 0 0%
5
15 100%
Jumlah
85

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

aspek perhatian sebanyak 93,33% dari jumlah siswa dengan kriteria sangat

baik, 66,67% dari jumlah siswa dengan kriteria baik, 0% dari jumlah siswa

dengan kriteria cukup, 0% dari jumlah siswa dengan kriteria rendah, dan 0%

dari jumlah kriteria sangat rendah.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada pelaksanaaan

pembelajaran pada siklus II siswa lebih antusias dan terlihat siswa

lebih aktif mengemukakan ide/pendapatnya pada saat diskusi kelas,

dan semua kelompok dapat menyelesaikan LKPD II.

Berdasarkan analisis pengamat terhadap aktivitas siswa

dalam pembelajaran menunjukkan bahwa kegiatan siswa mencapai

taraf keberhasilan yang baik dan memenuhi kriteria keberhasilan

proses pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan

diskusi dengan observer, peneliti memperbaiki dan memperhatikan

kelemahan dan kekurangan tersebut pada siklus II. Diantaranya

seperti membaca, memahami dan menyelesaikan LKPD II, dan

berperilaku yang tidak relevan dengan KBM, masih diluar waktu

ideal. Sehingga pada siklus II ini kekurangan pada siklus I tidak

tampak lagi.

Dari hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus

II, umumnya siswa dapat menjawab soal dengan benar. Hasil


86

tes akhir siklus II dari 15 siswa memperoleh skor tes akhir

siklus II rata-rata 86,67%, sedangkan kriteria keberhasilan tindakan

yaitu skor tes akhir ≥ 70% dari skor maksimal. Ini berarti

keberhasilan siklus sudah terpenuhi Berdasarkan analisis data yang

telah diuraikan diatas maka disimpulkan bahwa pembelajaran

siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan, baik dari segi proses

maupun dari segi hasil. Dengan demikian diputuskan bahwa siklus

II tidak perlu diulang. Jadi penelitian telah selesai dan tahap

selanjutnya adalah penulisan laporan.

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas II UPTD SDN

213 Inpres Sanggalea Maros dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation. Penelitian yang dilakukan menerapkan dua siklus

pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation. Setiap

siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, motivasi ditunjukkan

dengan lembar pengamatan dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan

hasil tes akhir siklus. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan siklus II,

motivasi dan hasil belajar siswa kelas II UPTD SDN 213 Inpres

Sanggalea Maros mengalami peningkatan pada setiap siklus.

1. Motivasi Siswa Selama Pembelajaran Dengan Penerapan Model


Group Investigation Pada Mata Pelajaran Matematika

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi siswa selama


87

proses pembelajaran adalah efektif. Data hasil pengamatan terhadap

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation, selama dua kali pertemuan dapat dilihat dari hasil penelitian.

Dari hasil pengamatan terhadap motivasi siswa yang dilakukan pada siklus

I, sebagian besar sudah termasuk kategori waktu ideal. Namun terdapat

motivasi siswa yang belum efektif selama pembelajaran berlangsung yaitu:

1) Membaca, memahami dan menyelesaikan LKPD, 2) Berperilaku yang

tidak relevan dengan KBM. Aspek ini melebihi waktu ideal, karena siswa

belum terbiasa dalam melakukan kegiatan menyelesaikan masalah

sehingga siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan

kegiatan ini, dan terlihat oleh pengamat bahwa ada beberapa siswa ada

yang melamun.

Oleh karena itu, diambil tindakan untuk langkah perbaikan pada

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dengan cara meminimalkan waktu

agar sesuai dengan toleransi pada aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, dan membimbing siswa dalam proses belajar

mengajar agar lebih terarah, semua siswa harus diberikan penyadaran

pentingnya bekerjasama dalam kelompok karena dalam kerja kelompok

merupakan bagian dari penilaian serta siswa diharuskan untuk

memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain dengan

memberitahukan bahwa akan diberikan nilai plus bagi yang

memperhatikan dan menanggapinya.


88

Pada siklus II mengalami perubahan dan peningkatan yang baik

dari siklus I aktivitas siswa seperti membaca, memahami dan

menyelesaikan LKPD melewati waktu toleransi yang diberikan. Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar dengan menyelesaikan

masalah dalam diskusi kelompok, sehingga guru harus lebih

memperhatikan untuk membimbing siswa pada saat diskusi kelompok dan

pada siklus II sudah termasuk dalam kategori aktif karena sudah mendekati

waktu yang diberikan Dari hasil analisis pengamatan ini, menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator, aktivitas

siswa lebih dominan dibandingkan aktivitas guru selama pembelajaran

berlangsung. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada setiap aspek

pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa untuk masing-

masing kategori adalah aktif. Eggen dan Kauchak dalam Rahmah Johar

menyatakan bahwa “Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya pasif menerima

informasi dari guru tetapi siswa sendiri yang berusaha untuk menemukan

pengetahuan dengan sedikit arahan dari guru”.

Hasil rekapitulasi tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran Matematika materi bilangan cacah dengan menggunakan

model pembelajaran Group Investigation dapat dilihat pada tabel berikut:


89

Tabel 4.14
Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Indikator yang
Mendapat Kriteria Sangat Baik pada Siklus I dan Siklus II

Aspek Siklus I dan II


Siklus I Siklus II
Perhatian 5 (33,33%) 12 (80%)
Minat 6 (40%) 13 (86.67%)
Keberanian 5 (33,33%) 14 (93,33%)

Dari motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model Group Investigation secara umum motivasi belajar

siswa meningkat. Hal ini terlihat pada siklus I motivasi belajar siswa aspek

perhatian jumlah siswa yang mendapat kriteria sangat baik mencapai

33,33%, sedangkan siklus II motivasi belajar siswa aspek perhatian jumlah

siswa yangmendapat kriteria sangat baik mencapai 80%. Pada aspek Minat

jumlah siswa yang mendapat sangat baik pada siklus I mencapai 40%,

sedangkan dari jumlah siswa pada siklus II mencapai 86.67%. Pada aspek

keberanian pada siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria sangat baik

mencapai 33,33%, sedangkan dari jumlah siswa pada siklus II yang

mendapat kriteria sangat baik mencapai 93,33%. Peningkatan motivasi

berdasarkan observasi pada setiap siklus dapat ditunjukkan pada gambar

diagram berikut:
90

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% SIKLUS I
40,00% SIKLUS II
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
PERHATIAN MINAT KEBERANIAN
Gambar 4.1
Diagram Batang Hasil Lembar Observasi Siswa

Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Model Group Investigation
Setiap Pertemuan pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I dan II

Aspek Siklus I Siklus II

Pertemuan 75% 90%

Dari lembar observasi guru yang akan dilaksanakan ada 20 item

selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Group

Investigation secara umum yang terlaksanakan setiap pertemuan semakin

meningkat. Hal ini terlihat pada siklus I hasil analisis lembar observasi

guru yang terlaksanakan hanya 15 item dengan persentase 75%.

Sedangkan pada siklus dari hasil analisis lembar observasi guru yang

terlaksanakan 18 dengan persentase 90%. Peningkatan yang terlaksanakan

dari 20 item dalam lembar observasi guru pada setiap pertemuan siklus

dapat ditunjukkan pada gambar diagram berikut:


91

Hasil Analisis Lembar Observasi Yang


Terlaksana
100%

80%

60%
Hasil Analisis Lembar
40% Observasi Yang
Terlaksana
20%

0%
SIKLUS II SIKLUS II

Gambar 4.2
Diagram Batang Hasil Lembar Observasi Model Group Investigation
Adapun hasil angket yang terlampir diberikan kepada siswa untuk

mengetahui motivasi siswa menunjukkan pada siklus I persentase angket

motivasi siswa mencapai 70.16%, dan pada siklus II persentase angket

motivasi siswa mencapai 80%. Peningkatan hasil analisis angket pada

setiap siklus dapat ditunjukkan pada gambar diagram berikut:

Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa


85,00%

80,00%

75,00% Hasil Analisis Angket


Motivasi Siswa
70,00%

65,00%
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar
92

Dengan memperhatikan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan

bahwa penerapan model Group Investigation dalam pembelajaran

Matematika siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri 213 Inpres Sanggalea

Kecamatan Turikale Kabupaten Maros dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

2. Hasil Belajar Siswa Dengan Model Group Investigation Pada Mata


Pelajaran Matematika

Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran melalui model

pembelajaran group investigation dapat dilihat dari hasil tes. Oleh sebab

itu, maka peneliti mengadakan tes, pemberian tes dilakukan empat tahap

yaitu pre-test, tes siklus I, tes siklus II, post-test. Pre-test dilakukan

sebelum penerapan model pembelajaran group investigation untuk melihat

kemampuan awal siswa, tes siklus I dan tes siklus II dilakukan setiap akhir

pertemuan, sedangkan post-test dilakukan setelah pembelajaran siklus I

dan siklus II selesai dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa secara

keseluruhan. Setelah hasil tes terkumpul maka data tersebut diolah

dengan melihat kriteria ketuntasan minimal yang diberlakukan di UPTD

SDN 213 Inpres Sanggalea Maros. Adapun kriterianya untuk ketuntasan

belajar secara individu jika mempunyai daya serap paling sedikit 70%,

sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80%

siswa tuntas secara klasikal.

Berdasarkan hasil tes siklus I seperti pada Tabel 4.9 terdapat 8 siswa

(53,33%) yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu dan 7

siswa (46,67%) yang tuntas belajar. Jadi, ketuntasan belajar siswa secara
93

klasikal belum tercapai. Hal ini disebabkan karena ada beberapa siswa

yang lemah daya berpikirnya. Jika ada perubahan bentuk soal maka siswa

tersebut kesulitan untuk. Jadi untuk mengatasi hal ini, guru memberikan

dorongan dan motivasi yang lebih baik lagi dalam melaksanakan proses

pembelajaran agar mereka berhasil dalam pertemuan selanjutnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman bahwa “Motivasi dapat

diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu”.

Pada siklus II guru mencoba mendekati siswa yang belum tuntas

belajar untuk memberi bimbingan dan motivasi dalam belajar. Ketuntasan

belajar siswa pada siklus II meningkat dengan persentase 86,67% ini

berarti ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah termasuk kategori

tuntas. Adapun hasil belajar siswa pada setiap siklus dapat ditunjukkan

pada gambar diagram berikut

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model


Group Investigation
100,00%
80,00%
60,00% Hasil Belajar Siswa
40,00% Menggunakan Model
Group Investigation
20,00%
0,00%
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 4.4
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Group Investigation
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
94

menyenangi proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran Group Investigation. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran

akan meningkatkan motivasi belajar matematika yang ada pada siswa.

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran awal

siswa sebelum tindakan dengan kegiatan pembelajaran siswa setelah tindakan

yang diungkapkan pada peneliti dalam wawancara.

Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran group

investigation, siswa merasa lebih semangat dalam belajar matematika.

Suasana kerja kelompok yang saling membantu antar sesama anggota,

membuat siswa yang kurang pandai menjadi terbantu dengan adanya

aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh teman sekelompoknya.

Sehingga siswa tidak perlu merasa khawatir akan pelajaran matematika

lagi. Oleh karena itu, pembelajaran materi bilangan cacah melalui model

pembelajaran group investigation adalah tuntas di UPTD SDN 213 Inpres

Sanggalea Maros.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut.

1. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi siswa selama proses


pembelajaran adalah efektif. Data hasil pengamatan terhadap

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation, selama dua kali pertemuan dapat dilihat dari hasil

penelitian bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar

2. Hasil belajar dengan menerapkan model Group Investigation Pada

Mata Pelajaran Matematika yakni pada siklus I terdapat 8 siswa

(53,33%) yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu dan

7 siswa (46,67%) yang tuntas belajar. Jadi, ketuntasan belajar siswa

secara klasikal belum tercapai. Selanjutnya pada siklus II meningkat

dengan persentase 86,67% ini berarti ketuntasan belajar siswa secara

klasikal sudah termasuk kategori tuntas. Oleh karena itu, pembelajaran

materi bilangan cacah melalui model pembelajaran group investigation

adalah tuntas di UPTD SDN 213 Inpres Sanggalea Maros.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran

yakni sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Group Investigation Pada Mata Pelajaran

Matematika dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, oleh

95
96

karena itu, model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dan

tenaga pendidik sebagai alternatif dan pemecahan dalam proses

pembelajaran supaya menjadi efektif lagi sesuai apa yang diinginkan

oleh guru.

2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar dan aktif dalam proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti, kiranya hasil penelitian ini mampu menjadikan alternatif

peneliti dalam mengajar ketika menjadi guru nantinya agar dapat

menerapkan model dalam proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama

disarankan untuk melakukan penelitian ini dengan subjek dan sekolah

yang berbeda. Sehingga mampu memperoleh suatu hasil penelitian

yang lebih luas dan bermanfaat sebagai bahan informasi bagi dunia

pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Abdusysyakir. 2006 Analisis Matematis Terhadap Filsafat Al-


Qur’an. Malang: UIN-Malang,

Abdul Halim Fathani. 2009 Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Agnes Pendy dan Hilaria Melania Mbagho. 2021. “Model Pembelajaran


Numbered Head Together (NHT) pada Materi Pokok Relasi dan Fungsi”
Jurnal Basicedu, Vol 5, No.1

Ahmad Susanto. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar


.Jakarta: Prenada Media Group.

Ahmad Susanto. 2013 . Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,


(Jakarta: Kencana.

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,


Jakarta:Kencana.

Al – Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir. 2004 Bandung. Sinar
Baru Algensindo. Cet I.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya.

Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah


Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004)

Hamzah B Uno, 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, edisi 1, cet. 3

Hotmatur Rahma : “Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran


Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 1107 Payahubung Kecamatan Aek Nabara Barumun
Kabupaten Lawas, Skripsi”(Padangsidumpuang: IAIN Padangsidumpuang,
2022)

97
98

Hotmatur Rahma, Skripsi: “Penerapan Model Group Investigation Pada


Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas
V Sekolah Dasar Negeri 1107 Payahubung Kecamatan Aek Nabara
Barumun Kabupaten Lawas”(Padangsidumpuang: IAIN
Padangsidumpuang, 2022)

Joice dan Wel dalam Rusman. 2018. “Model-Model Pembelajaran”. Jurnal


edukasi. Vol.6 No.1

M. Ngalim Purwanto, MP. 2006. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi


Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

M. Quaisy Shihab. 2002. Tafsir al-Misbah Vol 15. Jakarta. Lentera Hati.

M.Quraish Shihab, 2009, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an vol 1,Jakarta: Lentera

Maluna Arafat Lubis. 2018. Pembelajaran PPKn Di SD/Mi Implementasi Abad


21. Medan: Akasha Sakti.

Mufti Hasan Alfani, 2018. ―Analisis Pengaruh Quality Of Work Life (QWL)
Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank BRI Syariah
Cabang Pekanbaru,‖ Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and Finance 1, no.
1

Muhamad Basori, 2018. ―Improvement Of IPS Lesson Learning Result About


Selling Material Buying With Role Playing Model In Students III SDN II
Pandansari Ngunut District Tulungagung District‖ 02, no. 06

Muhammad Afandi, 2014“Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru


Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
Vol. 1 No.1

Mulyono Abdurrahman, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,


(jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurmahmidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games


Tournament(tgt) Pada Pokok Bahasan Peluang Sebagai Upaya
Meningkatkan Prestasi Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas X
Mia 2 sma Negeri 1 Sedaya,” Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian
Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.2

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, 2009. Strategi Belajar Mengajar


Strategi mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, Cet. I
99

Raodatul Jannah, 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya,
Jogjakarta: Diva Press.

Ridwan Abdullah Sani, 2019. Inovasi Pembelajaran Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Rufi Indriani,Sutrisno Djaja dan Bambang Suyati, 2017 ”Pengaruh Motivasi Dan
Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Prakarya Dan
Kewirausahaan”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol 11 No. 2

S.Shoimatul Ula, 2013, Revolusi Belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sardiman A.M. 2012, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Pers.

Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Pressh.

Solomon Leonardus Simanjuntak Dan Nurdin Siregar, 2014 “Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar
Pada Materi Listrik Dinamis,”Inpafi Vol.2, No.2

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, 2008. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada, Ed. 5

Susie Harini, “Pengembangan Realistik Sebagai Pilihan Dalam Peningkatan


Pemahaman Konsep Pengujian Hipotesis,‖ Iqtishoduna: Jurnal Ekonomi
Islam 4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Jakarta: Citra Umbara

Wina Sanjaya, 2010, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:


Kencana

Yusran Fauzi, 2006. Keutamaan Mempelajari Matematika dalam Perspektif Al-


Qur’an, Banjarmasin: Antasari Press.

Zikri Neni Iska, 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizibrother‟s,
LAMPIRAN

100
Lampiran 1. Rencana Program Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : UPTD SDN 213 INPRES SANGGALEA


Kelas / Semester : 2 /1
Tema : Hidup Rukun (Tema 1)
Sub Tema : Hidup Rukun di Masyarakat ( Sub Tema 4 )
Alokasi waktu : 1 Hari ( 2 x 35 Menit )

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN


INDIKATORMuatan : Matematika
No Kompetensi Dasar Indikato
r
3.3 Menjelaskan dan melakukan 3.3.1 Menghitung penjumlahan
penjumlahan dan pengurangan dua bilangan cara panjang
bilangan yang melibatkan bilangan dan cara pendek.
cacah sampai dengan 999 dalam 3.3.2 Menghitung Pengurangan
kehidupan sehari-hari serta dua bilangan denganteknik
mengaitkan penjumlahan dan menyimpan dengan cara
pengurangan. panjang dan cara
pendek.

C. TUJUAN
1. Setelah diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menghitung penjumlahan dua
bilangan cara panjang dan cara pendek dengan tepat.
2. Setelah diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menghitung pengurangan dua
bilangan dengan teknik menyimpan dengan cara panjang dan cara pendek dengan tepat.
3. Setelah diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat mengoperasikan masalah
penjumlahan dan pengurangan dua bilangan dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

D. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Luring

101
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan mengucapkan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a dipandu oleh
Guru. (Religiusitas )
3. Guru mengingatkan kepada siswa untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
menjaga kesehatan, kebersihan diri maupun
lingkungan.
4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme. (
Nasionalis )
5. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran
sebelumnya dan mengaitkan pelajaran yang
akan disampaikan
6. Guru melakukan apersepsi untuk mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, tujuan kegiatan belajar, dan
manfaat kegiatan pembelajaran
8. Guru menyampaikan garis besar materi
pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran
Inti Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 140 menit
1. Guru meminta siswa mengamati gambar tentang
gotong royong warga membersihkan lingkungan
tempat tinggal.
2. Siswa memperoleh pemahaman mengenai hidup
rukun di masyarakat. Guru juga dapat membawa
gambar lain atau foto-foto yang menggambarkan
kegiatan gotong royong warga. (Critical Thinking)
3. Guru meminta siswa menandai gambar-gambar di
Buku Siswa yang menunjukkan kerukunan di
masyarakat. Guru bertanya jawab dengan siswa
tentang kegiatan seperti itu yang pernah dilihatnya
di lingkungan sekitar.

102
4. Guru memberikan umpan balik kepada siswa
untuk bercerita mengenai hal tersebut. Guru
membimbing dengan pertanyaan agar siswa mau
bercerita. (Comunication)
5. Guru membacakan teks berjudul Membuang
Sampah di Tempat Sampah dan meminta siswa
untuk mendengarkan teks yang dibacakan guru.
6. Guru menugasi siswa mengamati kalimat yang
menunjukkan kalimat ajakan. (Critical Thinking)
7. Guru menugasi siswa menemukan kalimat ajakan
yang terdapat pada teks.
8. Guru meminta siswa mengulang kembali kalimat
ajakan tersebut.
9. Guru menugasi siswa menemukan kalimat yang
menolak ajakan tersebut.
10. Guru meminta siswa menyebutkan kalimat yang
diucapkan Udin ketika menolak ajakan Badu.
11. Guru menugasi siswa memberi contoh kejadian
yang dialami ketika menolak ajakan teman.
12. Guru meminta Siswa menuliskan
kalimatpenolakan pada tempat yang tersedia.
13. Guru mengamati kemampuan siswa dalam
menemukan dan menyebutkan kalimat penolakan.
14. Guru meminta Siswa mengamati gambar
percakapan Udin dan Badu.
15. Guru meminta siswa mengurutkan gambar menjadi
sebuah cerita.
16. Guru menugasi siswa menuliskan angka
disamping gambar yang menunjukkan urutan cerita.
17. Guru meminta siswa mengamati gambar prakarya
hasil karya Udin, Edo, dan Siti.
18. Guru menugasi Siswa memasangkan hasil prakarya
tersebut dengan bahan dan alat yang sesuai.
(Creativity)
19. Guru menugasi siswa menuliskan bahan dan alat
yang digunakan untuk membuat setiap prakarya
tersebut.Siswa akan membuat prakarya dari biji-
bijian. Pembuatan prakarya ini akan dilakukan
pada Pembelajaran 2, 3, dan 4. Pada Pembelajaran
1 ini siswa diperkenalkan mengenai alat, bahan, dan
cara membuat prakarya.
20. Guru meminta Siswa membuat hiasan dengan biji-
bijian. (Creativity)
21. Siswa menyiapkan bahan dan alat untuk membuat
kreasi.
- Bahan: lem, biji kacang hijau
- Alat: kertas karton putih, pensil, penghapus,
lem
22. Guru menayangkan video tentang cara membuat
karya hiasan dari bahan alam.
23. Siswa mengikuti langkah-langkah kegiatan:
103
- membuat sketsa
- menyempurnakan sketsa
- menempelkan biji kacang hijau sesuai
gambar.Kegiatan ini diawali dengan berlatih
menempel biji kacang hijau pada gambar
tunggal, misalnya lingkaran atau kotak.Pada
pembelajaran berikutnya akan dilanjutkan
membuat gambar yang lebih lengkap dan biji-
bijian yang beraneka ragam.
24. Guru memberi pengantar mengenai prakarya yang
dibuat oleh Udin berasal dari biji-bijian.
25. Guru meminta Siswa menuliskan bilangan tiga
angka yang ditunjukkan oleh gambar kubus
satuan.
26. Siswa berlatih menghitung selisih biji-bijian yang
digunakan dengan operasi pengurangan.
27. Siswa berlatih menentukan jumlah dan selisih
bilangan.

Penutup 1. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan 20 Menit


2. Guru memberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
(Colaboration)
4. Guru mengajak siswa melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran hari ini
5. Guru melaksanakan evaluasi hasil belajar
6. Guru menjelaskan cara penilaian pembelajaran
7. Guru menjelaskan tindak lanjut pembelajaran
8. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang
akan datang
9. Menyanyikan Lagu Dari Sabang Sampai Merauke
untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi. ( Nasionalis )
10. Salam dan do‟a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa. (Religius)

F. SUMBER BELAJAR
a. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, Hal: 126 - 135 ).
b. Buku Siswa Tema 1 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, Hal: 140 - 148 ).

G. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


1. Penilaian Sikap
a. Prosedur Penilaian : Proses
b. Teknik Penilaian : Non Tes
c. Alat Tes : Jurnal
2. Penilaian Pengetahuan
a. Prosedur Penilaian : Hasil

104
105
Lampiran 2. Rencana Program Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II
SATUAN PENDIDIKAN : U P T D SDN 231 INPRES SANGGALEA
KELAS / SEMESTER : II/ I
TEMA : 2 . Bermain di Lingkunganku
SUB TEMA : 2. Bermain di lingkungan rumah
ALOKASI WAKTU : 1 Hari (2 x 35 Menit)

A. KOMPETENSI DASAR DAN

INDIKATOR

Muatan : Matematika

Kompetensi Indikator

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian 3.4.1. Menyatakan kalimat matematika


yang melibatkan bilangan cacah yang berkaitan dengan masalah
dengan hasil kali sampai dengan 100 tentang perkalian dengan benar.
dalam kehidupan sehari-hari serta 3.4.2. Menyatakan perkalian dua
mengaitkan perkalian dan bilangan sebagai penjumlahan
pembagian. berulang dengan benar.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan 4.4.1. Menghitung hasil kali dua bilangan
pembagian yang melibatkan bilangan dengan hasil bilangan cacah
cacah dengan hasil kali sampai sampai 100 dengan benar.
dengan 100 dalam kehidupan sehari-
hari serta mengaitkan perkalian dan
pembagian.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, siswa dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
 Dengan mengamati contoh, siswa dapat menyatakan perkalian dua bilangan
sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
 Dengan menyatakan perkalian dua bilangan sebagai penjumlahan berulang, siswa
dapat menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan benar.

106
C. MATERI PEMBELAJARAN
 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tekanan kuat dan lemah pada lagu anak.
 Menemukan dan menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda.
 Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar.
 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian

D. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
E. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
1. Teks lagu “Berdayung
2. Gambar kertas
3. Teks bacaan “Benda-Benda di Sekitar Kita”.
4. Alat dan bahan kegiatan percobaan (kertas, batu, piring, gelas)
F. SUMBER BELAJAR
1. Buku guru dan buku siswa Tema : bermain di Lingkunganku, Kelas 2 ( Buku Tematik
Terpadu kurikulum 2013 ReV.2017, jakarta : Kemnterien Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev. 2017).

G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Kegiatan Waktu
Pendahulua  Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
n siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. (Religius)
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya (Nasionalis)
 Mengecek kehadiran siswa (absensi)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Bermain di lingkunganku”.
(Integritas)
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan. (
Communication )

107
Inti  Pada awal pembelajaran, siswa menyanyikan lagu 150 Menit
“Berdayung” dengan memperhatikan tekanan kuat dan
tekanan lemah. Sebelumnya diberikan penjelasan
terlebih dahulu oleh guru tentang tekanan kuat dan
lemah pada lagu. (Integritas)
 Siswa secara bersama-sama menyanyikan
lagu “Berdayung” berdasarkan arahan
guru.
 Siswa mengamati sebuah gambar dan membaca
balon percakapan yang ada di samping gambar. (
Literasi )
 Pada balon percakapan dijelaskan ciri-ciri dan
kegunaan gambar, kemudian siswa diminta
menebak gambar yang telah dijelaskan pada balon
percakapan tesebut. ( CriticalThinking and
Problem Solving )
 Siswa menjawab pertanyaan tentang gambar
berdasarkan teks yang ada pada balon percakapan
dengan tulisan tegak bersambung. (Mandiri)
 Siswa menukarkan jawaban yang telah ditulis dengan
teman sebangkunya, kemudian bersama guru siswa
saling memeriksa jawaban. ( Communication )
 Siswa membaca teks tentang “Benda-benda di Sekitar
Kita”. Sebelumnya siswa diminta membaca judul teks
terlebih dahulu, kemudian berdasarkan judul tersebut
siswa memprediksi isi teks yang akan dibaca. (
Critical Thinking and Problem Solving )
 Masing-masing siswa menyebutkan isi teks yang
telah dibaca. (Mandiri)
 Siswa diarahkan untuk menyesuaikan prediksi
yang dilakukan sebelumnya dengan isi teks yang
sebenarnya. (Gotong-royong)
 Setelah membaca teks, siswa berdiskusi untuk
menemukan kata-kata sulit dan mencari maknanya.
 Untuk menguji pemahaman, siswa mengerjakan
latihan dengan menyusun dengan tepat huruf yang
masih acak

108
menjadi kata yang bermakna. ( Creativity and
Innovation )
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri atas4-5 orang. (Gotong-royong)
 Siswa melakukan percobaan berdasarkan langkah
kerja yang ada pada buku siswa.
 Siswa melakukan pengamatan terhadap percobaan
yang dilakukan, kemudian menuliskan hasil
pengamatan dan simpulan dari kegiatan tersebut. (
Collaboration )
 Hasil pengamatan masing-masing kelompok
dibacakan di depan kelas secara bergantian.
 Masing-masing kelompok diarahkan untuk
salingmemberikan tanggapan maupun saran
atas hasil pengamatan yang dibacakan.
 Siswa kemudian dikenalkan kembali dengan
penjumlahan berulang sebagai konsep perkalian. (
Communication )
 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan
konsep perkalian. ( Collaboration )
 Siswa menjelaskan konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang.
 Siswa menyelesaikan soal-soal latihan tentang
perkalian.
(Mandiri)
 Siswa menukarkan jawaban dengan teman
sebangku, kemudian siswa bersama guru saling
memeriksa jawaban yang telah ditukarkan.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas)
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yangtelah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran) (Religius)

H. PENILAIAN
A. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes
109
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
B. Bentuk Instrumen Penilaian
1. Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat.

Tanggung Percaya
No Nama Siswa Jujur Disiplin Santun Peduli
Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3

Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat

2. Pengetahuan
Skor maksimal : 100
Skor yang diperoleh
Penilaian : 𝑥 100
Skor Maksimal
Panduan Konversi Nilai:

Konversi Nilai Predikat Klasifikasi


(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)

a. Menjawab pertanyaan tentang pengamatan gambar “kertas”


1) Kertas. (skor 25)
2) Punya. (skor 25)
3) Segi empat. (skor 25)
4) Untuk menulis dan dilipat menjadi beragam bentuk untuk permainan. (skor 25)

110
b. Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda

Kata Maknanya
Halus Licin, lembut, atau tidak kasar
Kasar Kesat atau tidak halus
Basah Zat cair
Tetap Tidak berubah keadaan atau bentuknya
Berubah Berbeda dari semula
c. Menyusun huruf menjadi kosakata yang bermakna
1) Tetap. (skor 20)
2) Kasar. (skor 20)
3) Basah. (skor 20)
4) Halus. (skor 20)
5) Berubah. (skor 20)
d. Menyelesaikan soal tentang perkalian sebagai penjumlahan
berulang.1) 2 + 2 + 2 = 3 × 2 = 6 (skor 15)
2) 5 + 5 = 2 × 5 = 10 (skor 15)
3) 1 + 1 + 1 + 1 = 4 × 1 = 4 (skor 15)
4) 4 + 4 + 4 + 4 = 4 × 4 = 16 (skor 15)
5) Kalimat matematika: 6 × 5 = 30 (skor 40)

3. Keterampilan
a. Menyanyikan lagu anak

Perlu
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Bimbingan
4 3 2 1
1 Penguasaan Hafal seluruh Hafal Hafal Belum
lagu syair lagu, seluruh sebagian mampu
irama, dan syair lagu, kecil syair menghafal
tekanan kuat irama, dan lagu syair lagu
lemah tepat. tekanan kuat
lemah
kurang
tepat atau
sebaliknya

2 Kepercayaan Tidak terlihat Terlihat Memerlukan Belum


diri ragu-ragu raguragu bantuan menunjukkan
guru kepercayaan
diri

111
112
Lampiran 3. Silabus
SILABUS TEMATIK KELAS II
Tema 1 : HIDUP RUKUN
Subtema 4 : HIDUP RUKUN DI MASYARAKAT
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Mata Materi Kegiatan Alokasi


Kompetensi Dasar Indikator Penilaian Sumber Belajar
Pelajaran Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Pendidikan 1.1 Menerima hubungan 1.1.1 Meyakini hubungan  Hubungan • Menceritakan Sikap: 24 JP  Buku Guru
Pancasila dan gambar bintang, gambar bintang, gambar pada pengalaman • Jujur  Buku Siswa
Kewarganegaraa rantai, pohon beringin, rantai, pohon lambang kegiatan di • Disiplin  Aplikasi Media
n kepala banteng, dan beringin, kepala Negara dengan masyarakat yang • Tanggung SCI
padi kapas dan sila- banteng, dan padi sila-sila sesuai dengan Jawab  Internet
sila Pancasila sebagai kapas dan sila-sila Pancasila penerapan nilai- • Santun  Lingkungan
anugerah Tuhan Yang Pancasila sebagai nilai sila Pancasila • Peduli
Maha Esa. anugerah Tuhan Yang secara tertulis dan • Percaya diri
2.1 Bersikap bekerja sama, Maha Esa. lisan dengan jujur • Kerja Sama
disiplin, dan peduli 2.1.1 Menerapkan sikap dan percaya diri.
sesuai sila-sila bekerja sama, disiplin, • Menceritakan Jurnal:
Pancasila dalam dan peduli sesuai sila- kegiatan gotong- • Catatan
lambang negara sila Pancasila dalam royong yang pendidik
„Garuda Pancasila” lambang negara dilakukan di tentang sikap
dalam kehidupan „Garuda Pancasila” lingkungan rumah peserta didik
sehari-hari dalam kehidupan dengan percaya saat di
3.1 Mengidentifikasi sehari-hari diri. sekolah
hubungan antara 2.1.2 Menunjukkan sikap maupun
simbol dan sila-sila masyarakat yang informasi
Pancasila dalam sesuai dengan sila dari orang

113
lambang negara pertama dan kedua lain
Garuda Pancasila. Pancasila.
4.1 Menjelaskan hubungan 3.1.1 Menjelaskan hubungan Penilaian Diri:
gambar pada lambang antara simbol dan • Peserta didik
negara dengan sila- sila-sila Pancasila mengisi
sila Pancasila. dalam lambang negara daftar cek
Garuda Pancasila. tentang sikap
4.1.1 Menyebutkan peserta didik
hubungan gambar saat di
pada lambang negara rumah, dan
dengan sila-sila di sekolah
Pancasila.
Bahasa 3.1.1 Menjelaskan isi teks  Ungkapan, • Mengidentifikasi Pengetahuan
Indonesia yang berisi penolakan ajakan, kalimat yang Tes tertulis
yang berkaitan dengan perintah, menunjukkan
ajakan dan kalimat • kalimat yang
sikap hidup rukun. penolakan
3.1 Merinci ungkapan, yang menolak berisi
4.1.1 Menyebutkan kalimat yang terdapat
ajakan, perintah, ajakan dalam teks penolakan
penolakan dengan dalam teks wacana dengan • hiasan dari
penolakan yang cerita atau
bahasa yang santun. teliti dan percaya bahan alami
terdapat dalam teks lagu yang • penjumlahan
diri.
cerita atau lagu yang menggambar • Mengurutkan dan
enggambarkan sikap kan sikap gambar menjadi pengurangan
hidup rukun . hidup rukun sebuah cerita dan • kalimat yang
4.1 Menirukan ungkapan,  Budaya santun menuliskan angka mengandung
ajakan, perintah, (permintaan di samping gambar penolakkan
maaf/tolong) yang menunjukkan • pengalaman
penolakan dalam cerita
sebagai urutan cerita sila pertama
atau lagu anak-anak dengan percaya dan kedua
gambaran
dengan bahasa yang sikap hidup diri. Pancasila
santun rukun dalam • Menceritakan • gerak dasar
kemajemukan kembali teks lokomotor
masyarakat percakapan yang melompat
Indonesia sudah dibaca dan • kalimat yang
melalui mencantumkan mengandung

114
ungkapan bagian penolakan penolakan
dalam bahasa ajakan dengan • ajakan dan
Indonesia lisan santun. penolakan
dan tulis • Menunjukkan dan • pengamalan
menuliskan sila ketiga
kalimat penolakan Pancasila
yang terdapat pada • kalimat yang
teks percakapan mengandung
dengan toleransi penolakan
dan percaya diri. • pengamalan
• Mencari dan sila keempat
menuliskan dan kelima
kalimat penolakan Pancasila
dan kalimat yang
menunjukkan Keterampilan
keadilan pada
dongeng yang Praktik/Kinerja
didengarnya
dengan teliti. • menuliskan
Pendidikan 3.1 Memahami variasi 3.1.1 Menjelaskan prosedur  Prosedur gerak • Mengamati kalimat yang
Jasmani, gerak dasar lokomotor gerakan melompat ke variasi pola gerakan-gerakan mengandung
Olahraga dan sesuai dengan konsep berbagai arah sesuai gerak dasar melompat dan penolakan
Kesehatan tubuh, ruang, usaha, dengan konsep tubuh, lokomotor meloncat, serta
• membuat
danketerhubungan ruang, usaha, dan sesuai dengan memeragakannya
dalam berbagai bentuk keterhubungan dalam konsep tubuh, dengan penuh karya hiasan
permainan sederhana berbagai bentuk ruang, usaha, percaya diri. dari bahan
dan atau tradisional. permaian sederhana dan • alami
4.1 Mempraktikkan variasi dan atau tradisional. keterhubungan Menyimpulk •
gerak dasar lokomotor 4.1.1 Mempraktikkan dalam berbagai an isi teks menyelesaik
sesuai dengan konsep gerakan melompat ke bentuk tentang olahraga
an masalah
tubuh, ruang, usaha, berbagai arah sesuai permainan dengan percaya
dan keterhubungan dengan konsep tubuh, diri dan tanggung yang
sederhana dan
dalam berbagai bentuk ruang, usaha, dan atau jawab. berhubungan
permainan sederhana keterhubungan dalam tradisional dengan
dan atau tradisional. berbagai bentuk

115
permaian sederhana penjumlahan
dan atau tradisional. dan
Matematika 3.3 Menjelaskan dan 3.3.1 Memahami  Makna • Membuat hiasan pengurangan
melakukan penjumlahan dua bilangan cacah menggunakan • menyebutkan
penjumlahan dan bilangan cara panjang dan bahan baku dari
kembali
pengurangan bilangan dan cara pendek. menentukan biji-bijian dan
yang melibatkan 3.3.2 Mengetahui lambangnya diintegrasikan kalimat
bilangan cacah sampai Pengurangan dua berdasarkan dengan penolakkan
dengan 999 dalam bilangan dengan dua nilai tempat penyelesaian • menceritakan
kehidupan sehari-hari teknik menyimpan dengan operasi hitung pengalaman
serta mengaitkan dengan cara panjang menggunakan penjumlahan dan menerapkan
penjumlahan dan dan cara pendek. model konkret pengurangan
sila pertama
pengurangan. 1.3.1 Mepraktikkan serta cara dengan teliti.
4.3 Menyelesaikan penjumlahan dan • Menyelesaikan dan kedua
membacanya
masalah penjumlahan pengurangan dua  Pertidaksamaa permasalahan Pancasila
dan pengurangan biangan dalam n dua bilangan dalam kehidupan •
bilangan yang kehiduoan sehari-hari. cacah sehari-hari yang mempraktikk
melibatkan bilangan  Bilangan terkait dengan an gerak
999 dalam kehidupan cacah yang operasi hitung dasar
sehari-hari serta bersesuaian penjumlahan dan
lokomotor
mengaitkan pengurangan.
dengan melompat
penjumlahan dan
pengurangan kumpulan • menulis
obyek kalimat
 Penjumlahan berisi
dan penolakan
pengurangan •
bilangan menjumlahk
yang an dan
melibatkan
mengurangi
bilangan
bilangan
cacah sampai
secara
dengan 999
dalam berurutan

116
kehidupan • membuat
sehari-hari hiasan dari
serta biji-bijian
mengaitkan • menuliskan
penjumlahan kalimat
dan penolakan
pengurangan •
menyelesaik
Seni Budaya 3.4 Mengenal pengolahan 3.4.1 Mengidentifikasi ciri-  Karya • Menuliskan
an masalah
dan Prakarya bahan alam dalam ciri karya hiasan yang imajinatif dua bahan dan alat
dan tiga yang digunakan berkaitan
berkarya berasal dari bahan
dimensi untuk membuat dengan
4.4 Membuat karya dari alami.
 Pola irama setiap jenis penjumlahan
bahan alam 3.4.2 Menjelaskan langkah-
sederhana prakarya •
langkah pembuatan melalui lagu dengan mempraktikk
karya hiasan dengan anak-anak tanggung an gerak
bahan alami.  Gerak jawab.
melompat
3.4.3 Mengetahui bahan keseharian dan • Membuat
hiasan pada
alami dan alat untuk alam dalam
tari menggunakan permainan
membuat karya
 Pengolahan bahan baku dari • menceritakan
hiasan. biji-bijian dan
bahan alam pengamalan
4.4.1 Mempraktikkan diintegrasikan
dan buatan sila ketiga
pembuatan karya dalam dengan
Pancasila
hiasan dengan bahan berkarya penyelesaian
operasi hitung • menuliskan
alami.
penjumlahan kembali
dan kalimat yang
pengurangan mengandung
dengan teliti. penolakan
• Membuat • menceritakan
karya kreasi
pengalaman
dari biji-bijian
dengan rasa penerapan

117
syukur kepada sila keempat
Tuhan yang dan kelima
maha Esa. Pancasila

menyelesaik
an masalah
sehari-hari
degan
menggunaka
n
penjumlahan
dan
pengurangan

Maros, Juli 2022


Mengetahui Kepala Sekolah, Peneliti

RIZAL
HALIJAH, S.Pd NIM. 18 35 017
NIP. 196812121988032011

118
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Pre Test

LEMBAR PRE TEST (TES AWAL)

Nama :
No urut Absen :
Kelas :

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. 10 + 5 =

2. 20 – 7 =

3. 25 : 5 =

4. 4 x 4 =

5. 24 + 6 =

6. 23 – 3 =

7. 40 : 10 =

8. 7 x 3 =

9. 10 – 11 =

10. 32 + 5 =

119
Lampiran 5. Instrumen Penilaian LKPD Siklus I

TUGAS LKPD (GROUP INVESTIGATION)

Nama Kelompok :

Kelas :

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu secara benar!

1.

20 +
10 =
...

2. + =

3. - =

4.
+ =

5. - =

120
Lampiran 6. Instrumen Penilaian Post Test Siklus I

LEMBAR POST TEST (TES AKHIR)

Nama :
No urut Absen :
Kelas :

1.
jumlah apel di atas adalah ....

2. 23 + 12 = ....

3. 37 + 12 = ....

4. 47 + 41 = ...

5. 48 – 6 = ....

6.
hasil pengurangan pensil di atas adalah ....

7. 76 – 12 = ....

8. 48 – 9 = ....

121
Lampiran 7. Instrumen Penilaian LKPD Siklus II

TUGAS LKPD (GROUP INVESTIGATION)

Nama Kelompok :

Kelas :

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu secara benar!

122
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Post Test Siklus II
LEMBAR POST TEST (TES AKHIR)

Nama :
No urut Absen :
Kelas :

Jumlah BINTANG di atas adalah ....

1.

2. Tulislah bilangan cacah dari 0 sampai 10 !

3.
Jumlah palu pada gambar disamping adalah…

.4.

5.

123
6.

7.

8.

9. Tulislah bilangan cacah dari 11 sampai 20 !


10. Gambarlah telur sebanyak 7 butir !

124
Lampiran 9 . Lembar Observasi Guru Siklus I
LEMBAR OBSERVASI MODEL GROUP INVESTIGATION
Nama :RIZAL
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN KETERLAKSANAAN
YA TIDAK
A PENDAHULUAN
1. Guru mengawali pembelajaran √
dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar kepada siswa
untuk dan mengkondisikan siswa
untuk siap mengikuti
2. Guru meminta salah salah satu √
siswa untuk memimpin do‟a sama-
sama.
3. Guru memberikan waktu kepada √
siswa untuk bertanya tentang
pentingnya mengawali setiap
pembelajaran dengan berdo‟a
4. Guru memberikan motivasi kepada √
siswa
5. Guru memeriksa kerapian siswa dan √
kebersihan kelas
6. Guru menyampaikan tujuan √
pembelajaran
7. Guru memberikan penjelasan √
tentang proses pembelajaran
8. Guru memberi penjelasan bahwa √
sikap disiplin itu sangat penting
B KEGIATAN INTI
9 Siswa membaca pengantar mengenai √
materi bilangan cacah
10. Guru meminta siswa untuk √
mengamati materi bilangan cacah
yang ada di buku
11. Guru menjelaskan tentang materi √
bilangan cacah
12. Guru menjelaskan penjumlahan dan √
pengurangan materi bilangan cacah
13. Guru membagi siswa dalam 5 √
kelompok dengan 3 orang satu
kelompok
14. Guru membagikan LKPD mengenai √
materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah
15 Siswa mendiskusikan tentang √
penjumlahan dan pengurangan

125
materi bilangan cacah
16. Guru memberikan waktu kepada √
siswa untuk bertanya seputar materi
tersebut
17. Guru menjawab pertanyaan dari √
siswa
C PENUTUP
18. Siswa dan guru melakukan refleksi √
19. Salah satu siswa memimpin do‟a √
penutup pembelajaran
20. Guru mengucapkan salam √

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

126
Lampiran 10 . Lembar Observasi Guru Siklus II
LEMBAR OBSERVASI MODEL GROUP INVESTIGATION
Nama :RIZAL
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN KETERLAKSANAAN
YA TIDAK
A PENDAHULUAN
1. Guru mengawali pembelajaran √
dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar kepada siswa
untuk dan mengkondisikan siswa
untuk siap mengikuti
2. Guru meminta salah salah satu √
siswa untuk memimpin do‟a sama-
sama.
3. Guru memberikan waktu kepada √
siswa untuk bertanya tentang
pentingnya mengawali setiap
pembelajaran dengan berdo‟a
4. Guru memberikan motivasi kepada √
siswa
5. Guru memeriksa kerapian siswa dan √
kebersihan kelas
6. Guru menyampaikan tujuan √
pembelajaran
7. Guru memberikan penjelasan √
tentang proses pembelajaran
8. Guru memberi penjelasan bahwa √
sikap disiplin itu sangat penting
B KEGIATAN INTI
9 Siswa membaca pengantar mengenai √
materi bilangan cacah
10. Guru meminta siswa untuk √
mengamati materi bilangan cacah
yang ada di buku
11. Guru menjelaskan tentang materi √
bilangan cacah
12. Guru menjelaskan perkalian dan √
pembagian materi bilangan cacah
13. Guru membagi siswa dalam 5 √
kelompok dengan 3 orang satu
kelompok
14. Guru membagikan LKPD mengenai √
materi perkalian dan pembagian
bilangan cacah
15 Siswa mendiskusikan tentang √
perkalian dan pembagian materi

127
bilangan cacah
16. Siswa ditekankan menyampaikan √
pendapat atau ide dengan masing-
masing tentang materi perkalian dan
pembagian bilangan cacah
17. Guru meminta salah satu dari setiap √
setiap kelompok untuk maju ke
depan mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
18. Siswa dari kelompok lain diberikan √
waktu untuk memberikan pertanyaan
yang belum mereka pahami dari
yang dijelaskan temannya
C PENUTUP
19. Siswa dan guru melakukan refleksi √
21. Salah satu siswa memimpin do‟a √
penutup pembelajaran
22. Guru mengucapkan salam √

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

128
Lampiran 11 . Lembar Observasi Siswa Siklus I

LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS I

PERHATIAN
NO NAMA SISWA (Fokus Selama Pembelajaran)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi - - - √ -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal - √ - - -
6. Muh. Zulham - - √ - -
7. Muhammad Ashar - - - - √
8. Muh. Azka Fais - - - - √
9. Muh. Sahrul - √ - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun - - √ - -
13. Muh. Habsiah - - - - √
14. Muh Arif - - √ - -
15 Intan - - - √ -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

129
LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS I

MINAT
NO NAMA SISWA (Siswa Yang Aktif Dalam Diskusi)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi - - - √ -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal - √ - - -
6. Muh. Zulham - √ - - -
7. Muhammad Ashar - - - - √
8. Muh. Azka Fais - - - - √
9. Muh. Sahrul √ - - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun - - √ - -
13. Muh. Habsiah - - - - √
14. Muh Arif - - √ - -
15 Intan - - - √ -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

130
LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS I

KEBERANIAN
NO NAMA SISWA (Siswa Berani Dalam Menyampaikan Ide Dalam
Diskusi)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi - - - √ -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal - √ - - -
6. Muh. Zulham - √ - - -
7. Muhammad Ashar - - - - √
8. Muh. Azka Fais - - - - √
9. Muh. Sahrul - √ - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun - - √ - -
13. Muh. Habsiah - - - - √
14. Muh Arif - - √ - -
15 Intan - - - √ -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

131
Lampiran 12 . Lembar Observasi Siswa Siklus II
LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS II

PERHATIAN
NO NAMA SISWA (Fokus Selama Pembelajaran)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi √ - - - -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal √ - - - -
6. Muh. Zulham √ - - - -
7. Muhammad Ashar - - √ - -
8. Muh. Azka Fais √ - - - -
9. Muh. Sahrul √ - - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun √ - - - -
13. Muh. Habsiah - √ - - -
14. Muh Arif √ - - - -
15 Intan - √ - - -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

132
LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS II

MINAT
NO NAMA SISWA (Siswa Yang Aktif Dalam Diskusi)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi √ - - - -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal √ - - - -
6. Muh. Zulham √ - - - -
7. Muhammad Ashar - - √ - -
8. Muh. Azka Fais √ - - - -
9. Muh. Sahrul √ - - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun √ - - - -
13. Muh. Habsiah - √ - - -
14. Muh Arif √ - - - -
15 Intan √ - - - -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

133
LEMBAR OBSERVASI SISWA PADA SIKLUS II

KEBERANIAN
NO NAMA SISWA (Siswa Berani Dalam Menyampaikan Ide Dalam
Diskusi)

1 2 3 4 5
1. Muh. Zidan Al Habsyi √ - - - -
2. Durrotun Nafisah √ - - - -
3. Annisa Faiha Putri √ - - - -
4. Awola Gading √ - - - -
5. Nafian Naufal √ - - - -
6. Muh. Zulham √ - - - -
7. Muhammad Ashar - √ - - -
8. Muh. Azka Fais √ - - - -
9. Muh. Sahrul √ - - - -
10. Nur Afifah √ - - - -
11. Fatin Andhawiyah √ - - - -
12. Nurul Ainun √ - - - -
13. Muh. Habsiah √ - - - -
14. Muh Arif √ - - - -
15 Intan √ - - - -

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ i𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


P= × 100
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ i𝑡𝑒𝑚

Keterangan :
1. = Sangat Baik
2. = Baik
3. = Cukup
4. = Rendah
5. = Sangat Rendah

134
Lampiran 13 . Lembar Angket Motivasi Siswa
LEMBAR ANGKET UNTUK SISWA
(PERHATIAN, MINAT DAN KEBERANIAN)
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda (√) [ada jawaban yang dianggap paling benar dengan SS= Sangat Setuju, S=
Setuju, TS= Tidak Setuju dan STS: Sangat Tidak Setuju.
No Butir Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban
SS S TS STS
4 3 2 1
1. Saya mendengarkan penjelasan dari guru tentang
bilangan cacah
2. Saya mencatat materi tentang bilangan cacah yang di
sampaikan oleh guru secara singkat
3 Saya tidak memusatkan pikiran saya pada guru,
ketika guru memberikan salah satu contoh soal
bilangan cacah
4 Saya membuat catatan tentang materi bilangan cacah
dengan meminjam catatan teman
5 Saya tetap akan memperhatikan penjelasan guru
meskipun saya duduk di bangku paling belakang
6 Saya senang aktif dalam pembelajaran
7 Materi bilangan cacah menjadi menarik dan seru,
ketika dipelajari dengan berbasis kelompok
8 Saya mengerjakan soal dengan cepat
9 Saya ikut menjawab pertanyaan materi bilangan
cacah dengan teman sekelompok ketika ada
kelompok lain yang bertanya tentang hasil diskusi
10 Apabila ada pertanyaan dari teman yang tidak saya
mengerti, saya berusaha bertanya kepada Guru

135
Lampiran 14 . Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus I
HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS I
NO ITEM

SKOR TOTAL KET


NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH NP=(40/40X100)
1 Muh. Zidan Al Habsyi 3 3 2 2 1 2 3 2 2 1 21 52,5
2 Durrotun Nafisah 4 3 1 3 3 4 3 3 3 2 29 72,5
3 Annisa Faiha Putri 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 30 75
4 Awola Gading 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38 95
5 Nafian Naufal 4 3 2 3 3 3 4 3 4 1 30 75
6 Muh. Zulham 3 1 2 3 1 2 3 2 2 2 21 52,5
7 Muhammad Ashar 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 27 67,5
8 Muh. Azka Fais 4 1 2 3 2 3 4 1 2 2 24 60
9 Muh. Sahrul 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 32 80
10 Nur Afifah 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 34 85
11 Fatin Andhawiyah 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 33 82,5
12 Nurul Ainun 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 26 65
13 Muh. Habsiah 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 26 65
14 Muh Arif 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 26 65 Rata-rata
15 Intan 4 3 3 2 2 3 2 2 2 1 24 60 71,16%

136
Lampiran 15 . Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus II
HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS II
NO ITEM

SKOR TOTAL KET


NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH NP=(40/40X100)
1 Muh. Zidan Al Habsyi 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 31 77,5
2 Durrotun Nafisah 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 31 77,5
3 Annisa Faiha Putri 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 31 77,5
4 Awola Gading 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 97,5
5 Nafian Naufal 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 32 80
6 Muh. Zulham 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4 29 72,5
7 Muhammad Ashar 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 27 67,5
8 Muh. Azka Fais 4 3 2 3 2 3 4 3 2 2 28 70
9 Muh. Sahrul 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 34 85
10 Nur Afifah 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36 90
11 Fatin Andhawiyah 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 35 87,5
12 Nurul Ainun 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 30 75
13 Muh. Habsiah 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 27 67,5
14 Muh Arif 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 31 77,5 Rata-rata
15 Intan 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 34 85 80%

137
Lampiran 16. Surat Rekomendasi Permohonan Izin Penelitian

138
Lampiran 17 . Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

139
Lampiran 18. Dokumentasi Proses Belajar Dengan Model Group
Investigation

(Gambar Lokasi Penelitian SDN 213 Inpres Sanggalea)

140
(Gambar Observasi Dan Pelaksanaan Pre Test)

141
(Gambar Observasi Dan Pelaksanaan Pre Test

142
(Gambar Penerapan Model Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika)

143
(Gambar Proses Belajar Menggunakan Model Group Investigation)

144

(Gambar Proses Belajar Menggunakan Model Group Investigation)

145
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Muhammad Rizal


NIM : 18 35 017
Tempat/Tanggal Lahir : Sapaya/ 12 Juli 1998
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Desa Damai, Kecamatan Tanralili
B. Nama Orang Tua

Ayah : Samsu R
Pekerjaan : Sopir
Ibu : Sanni
Pekerjaan : IRT
Alamat : Nyulu Lingkungan Tinggi Balla, Kec. Bungaya Kab. Gowa

C. Jenjang Pendidikan

Tahun 2005 – 2011 : SDI Sapaya


Tahun 2011 – 2014 : SMPN Sapaya
Tahun 2014 – 2017 : SMAN 17 Gowa
Tahun 2018 – 2022 : Jurusan TARBIYAH Prodi PGMI STAI DDI Maros

146

Anda mungkin juga menyukai