Anda di halaman 1dari 60

CRITICAL JOURNAL REVIEW

(CJR)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIKELAS TINGGI

Dosen pengampuh:

ISMAIL SALEH NASUTION, S.Pd M.Pd

Oleh
Nama : Kristy Syahputri
Npm :1902090073
Kelas : 4B Pgsd Pagi
Materi : FPB dan KPK

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
1) JURNAL 1

Pengaruh Penggunaan Media Sponges Dakon Pada Materi FPB dan KPK
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
Ayu Fitri
ayufitri@ubpkarawang.ac.id
PGSD FKIP UBP Karawang

The Effect of Dakon Sponges Media on Highest Common Factor (HCF) and
Lowest Common Multiple (LCM) Materials on Grade IV Learning Outcomes

ABSTRACT
This study aims to determine the learning outcomes of mathematics for highest common
factor (hcf) and lowest common multiple (lcm) materials the by using ‘dakon’ sponges media in
the SDN Kondangjaya III, East Karawang District, Karawang Regency. The method used is
quasi-experimental, with non equivalent control group design research. The results shows that
there is a significant effect between the learning outcomes of students who use media sponges
and who did not use the media. The result showed sig = 0.000 0 α = 0.05, indicating that the
hypothesis is accepted. It can be concluded that the results of student mathematics learning in
get a positive influence by using ‘dakon’ sponges media.

Keywords: Dakon Sponges Media, Learning Outcomes

Article Info
Received date: 12 Maret 2020 Revised date: 3 Mei 2020 Accepted date: 14 Mei 2020

PENDAHULUAN
Matematika adalah pelajaran yang penting, karena pelajaran matematika berkaitan dengan mata
pelajaran lainnya. Selain matematika merupakan sslah satu pelajaran yang msuk di dalam Ujian
Nasional (UN). Pendekatan yang harus digunakan dalam pembelajaran matematika haruslah sesuai
dengan bahasan materi sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar. Salah satu mata pelajaran yang
kurang diminati siswa adalah matematika. Jadi dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membuat
siswa aktif dan mampu mengembangkan kemampuan individunya dengan cara yang menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Kondangjaya III, khususnya kelas
IV. Kegiatan pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Kondangjaya III sangatlah monoton,
dimana metode yang digunakan selalu ceramah dan teacher centered. Adapun pada awal pembelajaran
siswa tidak diberikan motivasi atau apersepsi terlebih dahulu, sehingga beberapa menit guru
menjelaskan materi pelajaran siswa sudah mulai ada yang bosan, mengobrol bahkan mengantuk. Hal
ini yang membuat nilai rata-rata pelajaran matematika masih rendah dari standar nilai yang ditentukan
sekolah yaitu hanya mencapai nilai 4,5. Selain itu pada proses pembelajaran guru tidak memberikan
alat bantu berupa media untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Sehingga siswa merasa bosan dan mengalami kesulitan pada saat pembelajaran matematika. Adapun
hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempermudah dalam proses pembelajaran bangun datar yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran agar siswa tertarik dan akan tercipta susana pembelajaran
yang menyenangkan.
Dari permasalahan di atas ditemukan beberapa penyebab siswa merasa kesulitan dalam
pembelajaran matematika adalah guru tidak menggunakan alat bantu atau media pembelajaran,
sehingga siswa sulit membayangkan konsep FPB dan KPK dengan nyata. Oleh karena peneliti
melakukan diskusi dengan guru kelas IV. Dihasilkan bahwa pembelajaran yang akan diteliti ialah
pembelajaran matematika pokok bahasan FPB dan KPK, sedangkan solusi untuk mengatasi kesulitan
dalam pembelajaran FPB dan KPK adalah menggunakan media sponges dakon yang berfungsi
memberikan gambaran nyata cara menyelesaikan permasalahan FPB dan KPK.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengungkapkan dan meneliti
bagaimanakah jika dalam pembelajaran matematika menerapkan media sponges dakon sebagai bantuan
untuk memvisualisasikan FPB dan KPK. Sponges dakon adalah sebuah dakon yaitu permainan
tradisional yang berupa lubang-lubang yang diisi oleh biji-bijian. Sedangkan sponges merupakan arti
dari sebuah spons, dimana media ini berupa dakon yang menyerupai karakter kartun spongebob yang
digemari para anak-anak. Dengan Sponges dakon diharapkan dapat mempermudah guru untuk
memahami dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Maka, peneliti merumuskan beberapa permasalahan di atas ke dalam sebuah judul “Pengaruh
Penggunaan Media Sponges Dakon pada Materi FPB dan KPK Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar”.

KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran matematika selalu disajikan dengan ceramah serta latihan soal. Dalam otak siswa
terkadang mulai jenuh dan bosan, dengan demikian guru harus mencari inovasi yang baru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, ketika siswa termotivasi belajar maka hasil belajar pun akan
meningkat. Salah satunya dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran. Menurut Hudoyo
(Wahyuningtyas & Raddin, 2017:9) untuk memenuhi kebutuhan siswa, maka guru perlu memainkan
beragam media dalam pembelajarannya agar siswa lebih termotivasi untuk belajar. Kata media berasal
dari bahasa Lain medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arshad,
2011:3). Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan (Kustandi, 2011: 7). Criticos (Daryanto, 2010: 12) bahwa media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien (Munandi, 2011:7-8). Media pembelajaran
adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendiring terjadinya proses belajar (Tafonao,
2018:104). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi dari materi ajar yang disusun secara terencana oleh seorang guru, sehingga tercapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang
dikemas dan disajikan dengan menarik akan membuat siswa menjadi antusias dalam belajar sehingga
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik, media pembelajaran juga memiliki kekuatan
dalam mentranfer informasi, hal ini dikarenakan pembelajaran tidak hanya dengan sekedar membaca
dan mendengarkan akan tetapi juga melihat penjelasan, baik berupa gambar maupun animasi (Rosyida
& Khofifatu, 2018: 22-23).
Menurut Sanaky (2011: 4) tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, ialah
mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga
relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajar dalam
proses pembelajaran. Jadi tujuan penggunaan media pembelajaran adalah memudahkan guru dalam
menyampaikan sebuah materi pelajaran, sehingga dapat mengefisiensikan proses pembelajaran dan
membantu siswa dalam menerima sebuah konsep atau materi ajar. Sedangkan manfaat media
pembelajaran menurut Sanjaya (dalam Witantyo, 2017: 23) ialah mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh siswa, media dapat menghadirkan isi pelajaran yang tidak dapat diberikan secara
langsung kepada siswa karena keterbatasan indera, ruang dan waktu, memungkinkan terjadinya
interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, menghasilkan kesamaan pengamatan, menanamkan
konsep dasar yang benar, nyata dan tepat serta dapat membangkitkan keinginan dan minat baru siswa.
Penggunaan media pembelajaran sponge dakon pada pembelajaran matematika pada materi FPB dan
KPK dapat memberikan pengalaman siswa secara langsung dalam mengitung FPB dan KPK, serta
menanamkan konsep dasar FPB dan KPK secara nyata, dan memotivasi belajar matematika. Sejalan
dengan yang diungkapkan Andrijati (2014:124) media pembelajaran matematika memiliki peranan
sangat besar bagi guru yaitu untuk menyampaikan konsep-konsep dasar matematika bagi siswa
Media sponge dakon merupakan media pembelajaran berupa dakon yang berbentuk
menyerupai karakter kartun spongesbob, hal ini dipilih karena usia anak sekolah dasar sangat
mengemari kartun apalagi spongesbob tentu siswa sangat mengenal tokoh kartun tersebut. Sehingga
diharapkan dalam proses pembelajaran siswa tertarik dan termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan menyenangkan. Dakon biasanya sering dijadikan permainan tradisional
yang dilakukan oleh anak-anak kecil, lebih popular dengan permainan congklak. Bentuk dari dakon
sendiri yaitu terdiri dari lubang-lubang yang nantinya akan diisi oleh sejenis cangkang kerang
digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-
tumbuhan. Permainan dakon dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan
yang dinamakan papan congklak dan 98 (14x7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah
congklak. Umumnya papan dakon tersebut dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari
cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Papan dakon terdapat 16 buah lubang
yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya.

Gambar 1 Media Sponges Dakon

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan media Sponges Dakon sangat mudah
didapatkan yakni papan triplek, botol aqua, cat, kuas cat, paku, gergaji karton, dan stik es krim. Adapun
cara membuat media Sponges dakon sebagai berikut:
1. Siapkan papan triplek berukuran 1 m, potong papan triplek berbentuk kotak.
2. Berikanlah beberapa lubang pada papan triplek untuk menyimpan akua gelas dengan menggunakan
bantuan bor.
3. Setelah itu buatlah pola pada papan berbentuk spongesbob.
4. Langkah berikutnya, warnai pola dengan cat minyak berwarna biru dan kuning.
5. Selanjutnya membuat stik es krim dari beberapa gambar animasi lainnya, untuk dijadikan sebagai
alat untuk menghitung FPB dan KPK.
6. Buatlah tulisan untuk menghias dan memberi nama media dengan menggunakan karton.
7. Media Sponges Dakon selesai dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Semoga bermanfaat dan
dapat membantu proses pembelajaran FPB dan KPK.
Pembelajaran menggunakan media Sponges dakon menggunakan tahapan proses belajar Bruner
yakni Enaktif, Ikonik, Simbolik.. Bruner menekankan suatu proses bagaimana seseorang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif, proses tersebut merupakan inti utama
dari belajar (Fitri, 2018: 30). Teori belajar penemuan Bruner sangat menyarankan keaktifan siswa dalam
proses belajar secara penuh untuk bisa menemukan Kembali berdasarkan interaksi yang dilakukannya
melalui sereretan pengalman-pengalaman yang lampau (Yusri & Sadriwanti, 2018: 149). Oleh
karenanya Bruner memusatkan perhatian pada masalah apa yang dilakukan manusia terhadap informasi
yang diterimanya dan apa yang dilakukan setelah menerima informasi tersebut untuk pemahaman
dirinya. Adapun langkah pembelajaran media Sponges dakon sebagai berikut:
1. Tahap Enaktif
Pada tahap ini siswa belajar dengan benda konkret. Benda konkret dalam penelitian ini menggunakan
media Sponges dakon. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan konsep FPB dan KPK dengan
kehidupan sehari-hari, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran menggunaan media sponges dakon.
Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok kemudian diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
berisikan tahapan langkah penggunaan media sponges dakon. LKS dalam tahap ini belum kepada materi
FPB dan KPK baru bermain menggunakan media Sponges dakon.
2. Tahap Ikonik
Pada tahap ikonik siswa dapat mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram
sebagai perwujudan dari suatu kegiatan yang menggunakan benda konkret. Tahap ikonik dalam
penelitian ini guru meminta perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil diskusi dengan
mempraktekan menggunakan media. Kemudian guru merubah benda-benda konkret dalam media
sponges dakon tersebut ke dalam konsep FPB dan KPK.

3. Tahap Simbolik
Pada tahap simbolik adalah tahap dimana pengetahuan FPB dan KPK diwujudkan dalam bentuk simbol-
simbol anstrak. Tahap simbolik pada penelitian ini guru meminta siswa maju kedepan serta
mempraktekan contoh soal menggunakan media sponges dakon, kemudian siswa didampingi guru
untuk merubah ke dalam simbol matematika. Guru menjelaslah materi FPB dan KPK. Sebelum
memberikan soal evaluasi pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi
yang tidak dipahami.
Pembelajaran media sponges dakon pada penelitian ini sejalan dengan teori Edgar Dale. Edgar
Dale merupakan tokoh paling berjasa dalam perkembangan tekonologi pembelajaran moden (Warsita,
2008:11). Edgar Dale meyakini bahwa proses dan hasil belajar akan dipengaruhi oleh cara belajar
mereka. Dale (1969) tertarik dengan konsep-konsep teori psikologi Bruner (1966) tentang tingkatan
modus belajar yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictoral/gambar (iconic) dan
pengalaman abstrak (simbolis).Kemudian, Dale memadukan sistem klasifikasi Bruner dengan
konsepnya sendiri. Konsep Bruner digambarkan oleh Arsyad dengan contoh pembelajaran tali
temali. Pengalaman langsung ialah ketika siswa belajar dengan langsung membuat ikatan atau
simpul dengan tali. Dengan begitu siswa belajar memahami pula makna kata simpul dipahami
dengan langsung dengan membuat simpul. Sedangkan pengalaman pictoral ialah bila siswa belajar
memahami kata ‘simpul’ melalui gambar, lukisan, foto atau film yang menunjukkan maksud kata
‘simpul’. Siswa mempelajarinya melalui media berbasis visual. Sedangkan pada tingkatan simbol,
siswa membaca atau mendengar penjelasan mengenai kata “simpul”.

Gambar 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Dalam kerucut pengalaman itu disebutkan gambaran pengalaman dari paling konkrit
(paling bawah) hingga palingabstrak (paling atas), sebagai berikut:(1) pengalaman langsung,
pengalaman dengan tujuan tertentu, (2) pengalaman yang dibuat-buat, (3) pengalaman dramatis,
(4) demonstrasi, (5) studi banding, (6) pameran, (7) televisi edukasi, (8) gambar bergerak, (9)
rekaman radio, gambar diam, (10) simbol visual, (11) simbol verbal. Berdasarkan gambar 2
menunjukkan ada kaitannya penelitian ini dengan teori Edgar Dale. Diharapkan proses
pembelajaran menggunakan media Sponges Dakon memberikan pengalaman langsung kepada
siswa, sehingga siswa termotivasi dalam pembelajaran matematika. Kemudian merubah kedalam
simbol matematika berupa konsep FPB dan KPK. Kegiatan proses pembelajaran ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya ada materi FPB dan KPK.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu
(quasy eksperiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent comparison-
group design. Tes awal (pretest) diadakan pada kedua kelompok eksperimen dan kontrol. Kemudian
dilakukan uji perbedaan untuk memperoleh kondisi awal yang sama. Pada akhir perlakuan dilihat
perbedaan pencapaian pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil belajar pada
masing-masing kelompok dibandingkan atau diuji perbedaannya. Jika hasil diantara kedua kelompok
terdapat perbedaan, maka akan diketahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah kelas IV A dan kelas IV D semester II
pada SD Negeri Kondangjaya III dengan jumlah siswa masing-masing 30 siswa. Adapun proses
pengumpulan data adalah sesuai dengan tujuan peneliti, proses pengumpulan data diperoleh melalui:
observasi, evaluasi dan dokumentasi. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengolahan
data kuantitatif dengan bantuan Microsoft Excel dan software SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Deskripsi Data Pretest dan Postest
Data yang diperoleh untuk mengetahui hasil belajar awal siswa pada materi FPB dan KPK
dengan menggunakan program SPSS Versi 23. Adapun hasil pengolahan data pretest kedua kelas
tersebut dapat dilihat pada table 1:

Tabel 1. Data Statistik Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas N Nilai Max Nilai Min Mean Standar Defiasi
1 Eksperimen 30 38 18 28,26 4,417
2 Kontrol 30 40 22 29,93 4,623

Berdasarkan tabel 1 bahwa yang dijadikan kelas eksperimen yakni dilihat dari mean paling
rendah untuk lebih mengetahui besaran pengaruh pebelajaran menggunakan sponges dakon. Adapun
hasil pengolahan data pretest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada table 2:

Tabel 2. Data Statistik Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas N Nilai Max Nilai Min Mean Standar Defiasi
1 Eksperimen 30 90 55 73,333 6,896
2 Kontrol 30 65 40 49, 916 6,554

Berdasarkan tabel 2 bahwa hasil belajar menggunakan media sponges dakon pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan. Nilai tertinggi sebelum menggunakan media sponges dakon
sebesar 38 meningkat menjadi 90, nilai terendah sebelum menggunakan media sponges dakon sebesar
18 meningkat menjadi 55, nilai rata-rata sebelum menggunakan media sponges dakon sebesar 28,26
meningkat menjadi 73,333 serta standar defiasi sebelum menggunakan media sponges dakon sebesar
4,417 meningkat menjadi 6,896. Hal ini menunjukan adanya pengaruh pembelajaran menggunakan
media sponges dakon terhadap hasil belajar siswa.

2. Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dari hasil nilai pretest
dan posttest berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23 dalam
menghitung uji normalitas dihasilkan nilai sig. (2-tailed) pada Test yang dapat menunjukkan normal
atau tidaknya sebaran data yang dihasilkan. Sebuah syarat data berdistribusi normal apabila signifikansi
yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (signifikansi >0,05). Hasil uji
normalitas sebaran data pretest-posttest kemampuan berhitung dari kedua sampel penelitian dapat
disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kelas Eskperimen dan Kontrol


Shapiro-Wilk
Test Kelas
Statistic Df Sig.
Pretest Eksperimen 0,971 30 0,166
Kontrol 0,950 30 0,565
Post Eksperimen 0,963 30 0,360
Kontrol 0,941 30 0,094

Berdasarkan tabel 3 hasil uji Normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji
Shapiro Wilk, menunjukkan bahwa nilai signifikan pre-test pada kelas eksperimen adalah 0,166 dan
nilai signifikan pre-test kelas kontrol adalah 0,565. Hal ini membuktikan bahwa kedua nilai baik dari
kelas eksperimen maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0,05. Karena nilai signifikan kedua kelas
lebih besar dari nilai alpha α = 0,05 (0,063>α=0.05) dan (0,082>α=0.05), maka data kedua kelas
berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji Normalitas postest kelas eksperimen dan kontrol
menggunakan uji Shapiro Wilk, menunjukkan bahwa nilai signifikan posttest pada kelas eksperimen
adalah 0,360 dan nilai signifikan posttest kelas kontrol adalah 0,094. Hal ini membuktikan bahwa kedua
nilai baik dari kelas eksperimen maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0,05. karena nilai signifikan
kedua kelas lebih besar dari nilai alpha α = 0,05 (0,360>α=0.05 dan 0.094>α=0.05), maka data kedua
kelas berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah skor Posttest kelas eksperimen dan
kontrol mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian data homogenitas ini menggunakan
uji Lavene’s Test dengan menggunakan SPSS. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians skor akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Terdapat perbedaan varians skor akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Untuk uji Homogenitas perhitungan menggunakan SPSS Versi 23, dengan pedoman untuk
mengambil kesimpulan adalah :
Jika nilai Sig. < 0,05 maka H0 ditolak
Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima
Hasil uji homogenitas skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 4
berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,135 1 58 0,715

Berdasarkan tabel 4 bahwa hasil uji homogenitas menunjukan nilai P-value sebesar 0.715 nilai
tersebut lebih besar dari pada nilai signifikansi yaitu 0,05 maka H0 diterima. Dengan demikian, hasil
pengujian dengan Lavene’s test menggunakan SPSS tersebut memberikan kesimpulan bahwa secara
signifikan tidak terdapat perbedaan varians skor akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada hasil belajar FPB dan KPK siswa sebelum
diberikan perlakuan. Jika skor pretest kedua kelas penelitian berdistribusi normal dan variansinya
homogen, maka pengujian nya dilakukan dengan uji t (Independent Sample T-Test) dengan asumsi
varian homogen. Sedangkan untuk skor pretest kedua kelas penelitian berdistribusi normal tetapi tidak
memiliki varians homogen, maka pengujiannya menggunakan uji t (Independen Sample T-test) dengan
asumsi varians tidak homogen. Dengan hipotesis yang digunakan adalah:
• Ho : Media sponges dakon tidak berpengaruh positif dan siginifkan terhadap hasil belajar pada siswa
kelas IV SD Negeri Kondangjaya III.
• H1: Media sponges dakon berpengaruh positif dan siginifkan terhadap hasil belajar pada siswa kelas
IV SD Negeri Kondangjaya III.

Tabel 5. Uji-t Skor Pretest dan posttest


Test Kelas Nilai Sig Taraf Signifikan Kesimpulan
Eksperimen
Pretest 0,159 0,05 Ho diterima
Kontrol
Eksperimen
Posttest 0,000 0,05 Ho ditolak
Kontrol

Berdasarkan tabel 5 bahwa hasil uji hipotesis bahwa nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000.
yang digunakan untuk pengujian perbedaan rata-rata skor akhir hasil belajar FPB dan KPK siswa yaitu
dua pihak, Karena nilai sig 0,000 maka Ho ditolak Artinya, terdapat perbedaan skor akhir hasil belajar
FPB dan KPK antara siswa yang menggunakan media sponges dakon dengan yang tidak menggunakan
media pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
siswa materi FPB dan KPK antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan media
sponges dakon dan kelas kontrol tanpa menggunakan media pembelajaran. Nilai rata-rata posttets hasil
belajar FPB dan KPK pada kelas eksperimen 73,33 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 48,91. Hasil
analisis data yang diperoleh dari uji-t ttabel = 0,00 dengan taraf signifikan α = 0,05 Hal ini dapat
disimpulkana bahwa hasil belajar menggunakan media sponges dakon dapat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar matematika FPB dan KPK.
Adapun saran bahwa media sponge dakon dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk
mengkonkretkan dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas khususnya pembelajaran
matematika faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

DAFTAR PUSTAKA
AH, Sanaky Hujair. (2011). Media Pembelajara Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Kaukaba.
Yogyakarta
Andrijati, N. 2014. Penerapan Media Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar di PGSD UPP Tegal. Jurnal Penelitian Pendidikan. 31 (2).123-132.
Anitah. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Jaya.
Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Awalia, I., Aan S. P., & Trian P.A. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Powtoon pada
Mata Pelajaran matematika di Kelas IV SD. Jurnal Matematika Kreatif Inovatif (Kreano). 10
(1). 49-56.
Borboa, D., Joeseph, M., Spake, D., & Yazdaparast, A. (2017) Perceptionis and Use of Learning
Management System Tools and Other Technolohies in Higher Education: a Preliminary
Analysis. Journal of Learning in Higher Education, 10 (2). 17-23
Darmawan, D. (2013). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.
Dimyati, & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitri, A. (2018). Belajar dan Pembelajaran Matematika di SD. Karawang: FBIS Publishing.
. (2018). Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil
Belajar di SDN Telukjambe II. Jurnal Sekolah Dasar (JSD). 1 (3). 66-74.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Heinch, R., Molenda, M., Russel, D.J., & Smaldino, S.E. (2000). Insturctional Media adna
Technologies for Learning. USA: Courier Kendallville, Inc.
Huda, M. (2016). Pembelajaran Berbasis Multimedia dan Pembelajaran Konvensional. Jurnal
Penelitian, 10 (1). 125-146.
Khairiyah, U. (2019). Respon Siswa terhadap Media Dakon Matika materi KPK dan FPB pada Siswa
Kelas IV di SD/MI Lamongan. Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman (Al-Murabbi). 5 (2).
197-204.
Lestari, D. (2014). Penerapan Teori Bruner untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara.
Jurnal Kreatif Tadaluko Online, 3 (2). 149-141.
Munandi, Y. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press.
Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Natalia, P. (2015). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Permainan Traditional Congklak untuk
Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan (JIPT), 3 (2). 343-358.
Pusat Pengembangan Program Profesi. (2012). Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Kemendikbud.
Rosyida, F., & Khofifatu, R.A. (2018). Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran dengan Program
Autoplay untuk Guru SMPN 2 Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Praksis
dan Dedikasi Sosial. 1 (1). 21-28.
Sanjaya, W. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sari, P. (2019). Analisis Terhadap Kerucut Pengalaman Edgard Gale dan Keragaman Gaya Belajar
untuk Memilih Media yang Tepat dalam Pembelajaran. Jurnal Manajemen Pendidikan (Mudir),
1 (1). 58-78
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka.
Sudaryono. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Banding: Alfabeta.
. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika untuk Guru, Calon Guru, Orang Tua, dan
Para Pencinta Matematika. Bandung: Alfabeta.
Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syahdan, St., & Suwardi, A. 2016. The Effectivieness of The Implementation of Experience, Language,
Pictorial, Symbol, and Application (ELPSA) in Mathematics Learning Based on Bruner Theory
to Class VII Students at SMPN 29 1n Makassar. Jurnal Daya Matematis, 4 (2). 192-206.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2 (2). 103-114.
Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyudin. (2013). Matematika Dasar Pengetahuan Bermuatan Pedagogis. Bandung: Mandiri.
Wahyuningtyas, D.T., & Raddin, N.S. (2017). Pelatihan Media Pembelajaran Matematka Berdasarkan
Kurikulum 2013 bagi Guru Sekolah Dasar di Gugus 9 Kecamatan Sukun Malang. Jurnal
Dedikasi. 14 (1). 8-11.
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yusri, A.Y. & Sadriwanti, A. (2018). Desain Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Bruner untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika. 2 (2). 147-
158
JURNAL 1

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : Pengaruh Penggunaan Media Sponges Dakon Pada Materi FPB dan
KPK Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Matematika
Penulis : Ayu Fitri
Nomor/Volume : 2/10
Edisi (Tahun) : 2020
Halaman : 171-178
Reviewer : Kristy Syahputri

B. RINGKASAN ISI
Pendahuluan :
Matematika adalah pelajaran yang penting, karena pelajaran matematika berkaitan
dengan mata pelajaran lainnya. Selain matematika merupakan sslah satu pelajaran yang msuk di
dalam Ujian Nasional (UN). Pendekatan yang harus digunakan dalam pembelajaran matematika
haruslah sesuai dengan bahasan materi sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar. Salah satu
mata pelajaran yang kurang diminati siswa adalah matematika. Jadi dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat membuat siswa aktif dan mampu mengembangkan kemampuan individunya
dengan cara yang menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Kondangjaya III, khususnya
kelas IV. Kegiatan pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Kondangjaya III sangatlah
monoton, dimana metode yang digunakan selalu ceramah dan teacher centered. Adapun pada
awal pembelajaran siswa tidak diberikan motivasi atau apersepsi terlebih dahulu, sehingga
beberapa menit guru menjelaskan materi pelajaran siswa sudah mulai ada yang bosan,
mengobrol bahkan mengantuk. Hal ini yang membuat nilai rata-rata pelajaran matematika
masih rendah dari standar nilai yang ditentukan sekolah yaitu hanya mencapai nilai 4,5. Selain
itu pada proses pembelajaran guru tidak memberikan alat bantu berupa media untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan. Sehingga siswa merasa
bosan dan mengalami kesulitan pada saat pembelajaran matematika.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengungkapkan dan meneliti
bagaimanakah jika dalam pembelajaran matematika menerapkan media sponges dakon sebagai
bantuan untuk memvisualisasikan FPB dan KPK. Sponges dakon adalah sebuah dakon yaitu
permainan tradisional yang berupa lubang-lubang yang diisi oleh biji-bijian. Sedangkan
sponges merupakan arti dari sebuah spons, dimana media ini berupa dakon yang menyerupai
karakter kartun spongebob yang digemari para anak-anak. Dengan Sponges dakon diharapkan
dapat mempermudah guru untuk memahami dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Tujuan Penulisan :
Untuk mengetahui hasil belajar matematika untuk Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan menggunakan media spons dakon di SDN
Kondangjaya III Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen
semu (quasy eksperiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
comparison- group design. Tes awal (pretest) diadakan pada kedua kelompok eksperimen dan
kontrol. Kemudian dilakukan uji perbedaan untuk memperoleh kondisi awal yang sama. Pada
akhir perlakuan dilihat perbedaan pencapaian pretest dan posttest kelompok eksperimen dan
kontrol. Hasil belajar pada masing-masing kelompok dibandingkan atau diuji perbedaannya.
Jika hasil diantara kedua kelompok terdapat perbedaan, maka akan diketahui pengaruh dari
perlakuan yang diberikan.
Hasil Penelitian :
Berdasarkan tabel 5 bahwa hasil uji hipotesis bahwa nilai signifikansi (2-tailed) sebesar
0,000. yang digunakan untuk pengujian perbedaan rata-rata skor akhir hasil belajar FPB dan
KPK siswa yaitu dua pihak, Karena nilai sig 0,000 maka Ho ditolak Artinya, terdapat perbedaan
skor akhir hasil belajar FPB dan KPK antara siswa yang menggunakan media sponges dakon
dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil
belajar siswa materi FPB dan KPK antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
menggunakan media sponges dakon dan kelas kontrol tanpa menggunakan media pembelajaran.
Nilai rata-rata posttets hasil belajar FPB dan KPK pada kelas eksperimen 73,33 sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol 48,91. Hasil analisis data yang diperoleh dari uji-t ttabel = 0,00 dengan
taraf signifikan α = 0,05 Hal ini dapat disimpulkana bahwa hasil belajar menggunakan media
sponges dakon dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika FPB dan KPK.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan :
• Jurnal ini memberikan informasi mengenai Pengaruh Penggunaan Media Sponges Dakon
Pada Materi FPB dan KPK Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
• Mendukung diadakannya penelitian lanjutan dari permasalahan yang di bahas dengan
memanfaatkan media lain dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
FPB dan KPK
• Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
• Menyertakan sumber referensi yang update dengan memiliki daftar yang akurat.
Kekurangan :
• Dibagian abstrak jurnal ini menggunakan bahasa inggris dan tidak ada terjemahan dari
bahasa inggris ke kedalam bahasa Indonesia sehingga pembaca kesulitan untuk mengetahui
gambaran dari isi jurnal tersenbut.
• Penyampaian isi jurnal masih kurang menarik minat para pembaca, sebaiknya penulis dapat
membuat jurnal dengan penyampaian yang menarik dengan permasalahan yang terkini

D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
Penggunaan Media Sponges Dakon Pada Materi FPB dan KPK Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SD sehingga hal ini dapat di terapkan oleh para guru di sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan hasil
belajar para peserta didiknya.
2) JURNAL 2

ANALISIS KESALAHAN PENGERJAAN SOAL MATEMATIKA


MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI KYAI MOJO

Nur Nisa Salamah1, A. A. Sujadi2


1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2
Program Studi Pendidikan Matematika
1,2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: nurnisasalamah@gmail.com

Abstract: The purpose of this reseach was to describe the percentage of concept errors,
procedural errors, miscalculations errors and types of errors in the work of GCD and LCM
matter most often done fourth grade students of SD Negeri Kyai Mojo. This type of research is
quantitative descriptive. The subject of this research is fourth grade students of SD Negeri
Kyai Mojo and fourth grade teacher of SD Negeri Kyai Mojo. Collection techniques using
tests, interviews, and documentation. The test of the instrument uses the used intrument test.
The validity of the question items tested using product moment correlation obtained by nine
valid results. Instrument reliability tested using Alpha Cronbach calculation obtained 𝑟11 of
0.8857 (reliable). Validity uses triangulation of data collection techniques. Analytical
techniques use quantitative and descriptive analysis. The result of the research shows that: 1)
The error of concept is 48,52%; 2) A procedure error of 70%; 3) Calculation error of 50%; and
4) The type of error most often experienced by students is procedural error with percentage of
70%.

Keyword: Error analysis, gcd, lcm, mathematics.

Matematika merupakan ilmu universal yang mampu mengerti kebutuhan siswa dalam
mendasari perkembangan teknologi modern, mencapai kompetensi yang diharapkan.
mempunyai peran penting dalam berbagai Namun, tidak semua guru mampu mengerti
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. hal tersebut. Kurangnya pengetahuan guru
Begitu pentingnya membangun kemampuan mengenai hal tersebut menyebabkan siswa
berpikir matematis, sehingga metematika menganggap matematika adalah pelajaran
diberikan kepada semua peserta didik mulai yang sulit. Padahal matematika menjadi sulit
dari sekolah dasar untuk membekali peserta dikarenakan belum tertanamnya konsep dan
didik dengan kemampuan berpikir logis, penyampaian materi yang belum sesuai
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif dengan kondisi siswa. Hal tersebut
(Depdiknas, 2006: 416). merupakan beberapa faktor yang
Mata pelajaran matematika merupakan menyebabkan hasil belajar matematika materi
mata pelajaran yang diajarkan mulai dari FPB dan KPK kurang dari Kriteria
tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
menengah bahkan sampai di perguruan ditentukan.
tinggi, hal ini dimaksudkan agar peserta didik KPK dan FPB merupakan salah satu
tidak hanya terampil menggunakan materi yang ada dalam pembelajaran
matematika, tetapi dapat memberikan bekal matematika. Materi tersebut merupakan
kepada peserta didik dalam penerapan materi yang berkelanjutan dari kelas IV, V,
matematika dalam kehidupan sehari-hari. dan VI. Masalah yang ada dalam kehidupan
Namun, kenyataannya siswa menganggap sehari-hari juga dapat dipecahkan dengan
bahwa matematika merupakan mata pelajaran pengaplikasian materi FPB dan KPK. Oleh
yang sulit. Hal itu dikarenakan sebagian besar karena itu, kemampuan dasar dalam materi
siswa kurang memahami konsep pada materi FPB dan KPK harus dikuasai sejak kelas IV.
yang diajarkan. Hal ini menjadi bekal nantinya untuk
Guru sebagai fasilitator diharapkan mempelajari materi FPB dan KPK pada
kelas tingkat selanjutnya. dapat berupa definisi, aksioma, teorema, dan
Berdasarkan observasi yang dilakukan aturan.
pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 di SD Konsep-konsep ini bermanfaat untuk
Negeri Kyai Mojo, sebagian besar siswa memecahkan permasalahan matematika.
masih kesulitan dalam pembelajaran Kurangnya pemahaman konsep dikarenakan
matematika. Hasil wawancara yang dilakukan seseorang mempunyai kelemahan
terhadap beberapa siswa kelas IV juga pemahaman konsep. Adapun indikator dari
menunjukkan bahwa siswa menganggap kelemahan pemahaman konsep oleh siswa
matematika adalah mata pelajaran yang sulit. adalah sebagai berikut. a) Kesalahan
Sebagian besar siswa menemui masalah menentukan teorema/rumus untuk menjawab
mendasar, yaitu belum memahami konsep suatu masalah dan penggunaannya, b) Tidak
dari FPB dan KPK. Selain itu dalam proses menuliskan teorema/rumus untuk menjawab
perhitungan juga masih mengalami suatu masalah dan penggunaannya, c) Tidak
kesalahan. Kondisi tersebut menyebabkan merumuskan suatu konsep matematika
siswa kesulitan dalam mengerjakan soal pada dengan bahasa/simbol yang benar.
materi FPB dan KPK. Kesalahan prosedur/langkah.
Hasil wawancara yang dilakukan Pemecahan dalam permasalahan matematika
terhadap guru kelas IV pada hari Rabu, 11 dapat dilihat dari prosedur/langkah yang
Oktober 2017 menunjukkan bahwa tingkat menentukan keberhasilan/kebenaran solusi
keberhasilan ulangan harian siswa pada permasalahan. Dalam menyelesaikan
materi FPB dan KPK masih rendah. Siswa permasalahan, suatu langkah yang salah
yang telah memenuhi KKM dalam ulangan dapat menghasilkan suatu solusi yang benar.
harian sejumlah 14 dari 32 siswa, dengan Langkah ini berkaitan dengan urut-urutan
persentase 43,75%. Hal tersebut dalam menyelesaikan masalah, langkah-
menunjukkan bahwa sebagian siswa belum langkah penyelesaian dan penyimpulan.
menguasi materi FPB dan KPK. Masalah Kesalahan prosedur/langkah yang dilakukan
tersebut muncul dikarenakan kurangnya siswa dapat diketahui dari: a) keterkaitan
pemahaman konsep mengenai materi FPB langkah-langkah dalam menyusun masalah,
dan KPK. Selain itu, dalam pengerjaan soal b) ketidakmampuan memanipulasi langkah-
siswa mengalami kesalahan dalam prosedur langkah untuk menjawab suatu masalah, c)
dan proses perhitungan. Penyimpulan tidak digunakan penalaran
Berdasarkan fakta tersebut, dapat yang benar.
diketahui bahwa pencapaian kompetensi Kesalahan keterampilan komputansi.
sebagian besar siswa masih di bawah rata- Perhitungan yang benar adalah hal yang
rata dikarenakan siswa melakukan kesalahan menentukan kebenaran solusi dari
dalam pengerjaan soal. Apabila kesalahan permasalahan matematika. Dalam
yang dilakukan siswa terus berlanjut dapat menyelesaikan permasalan matematika
berakibat pada pembelajaran selanjutnya diperlukan suatu keterampilan perhitungan.
yang terkait dengan materi yang telah Keterampilan perhitungan yang kurang dapat
diajarkan. Jika kesalahan yang dilakukan menyebabkan suatu kelemahan dalam
siswa tidak diketahui secara detail, menyelesaikan persoalan matematika.
menyebabkan siswa melakukan kesulitan Kelemahan dalam keterampilan perhitungan
pada materi yang diajarkan. yang dimiliki siswa dapat ditunjukkan
Kesalahan pengerjaaan soal matematika dengan:
menurut Noehi Nasoetion (dalam Khannatul a) Kesalahan dalam perhitungan b)
Fitriyani, 2009: 21-23) dibedakan Kesalahan dalam memanipulasi operasi
berdasarkan kesalahan konsep, kesalahan c) Tidak memeriksa hasil perhitungannya
prosedur, dan kesalahan perhitungan. kembali.
Kesalahan pemahaman konsep. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam
Matematika merupakan ilmu pengetahuan mengerjakan soal berbeda bahkan jika
yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak. disajikan tipe soal yang sama. Kesalahan yang
Dari konsep tersebut diperoleh persamaan- dialami siswa yaitu berupa kesalahan konsep,
persamaan dengan pengalaman-pengalaman prosedur, dan perhitungan. Kesalahan konsep
yang telah dimiliki. Kemudian dengan meliputi: 1) Kesalahan menentukan
klasifikasi diperoleh konsep-konsep teorema/rumus untuk menjawab suatu
matematika sebagai hasil abstraksi tersebut
masalah dan penggunaannya, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 20 siswa
2) Tidak menuliskan teorema/rumus untuk laki-laki dan guru kelas IV SD Negeri Kyai
menjawab suatu masalah dan Mojo, sedangkan objek penelitian ini adalah
penggunaannya, kesalahan pengerjaan soal matematika pada
3) Tidak merumuskan suatu konsep materi FPB dan KPK. Populasi penelitian ini
matematika dengan bahasa/simbol yang adalah siswa SD Negeri Kyai Mojo kelas IV
benar. Kesalahan prosedur meliputi: 1) pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018
Keterkaitan langkah- langkah dalam dan guru kelas IV Sesuai dengan tujuan
menyusun masalah, 2) Ketidakmampuan peneltian, variabel yang digunakan dalam
memanipulasi langkah- langkah untuk penelitian ini adalah kesalahan pengerjaan
menjawab suatu masalah, 3) Penyimpulan soal matematika materi FPB dan KPK pada
tidak digunakan penalaran yang benar. siswa kelas IV.
Kesalahan perhitungan meliputi: 1)
Teknik pengumpulan data
Kesalahan dalam perhitungan 2) Kesalahan
menggunakan tes, wawancara dan
dalam memanipulasi operasi 3) Tidak
dokumentasi dengan instrumen penelitian
memeriksa hasil perhitungannya kembali.
berupa tes uraian, pedoman wawancara, dan
Dari uraian diatas, sangat perlu untuk
pedoman dokumentasi. Dalam menentukan
menganalisis kesalahan-kesalahan siswa
tingkat validitas butir soal, digunakan
dalam mengerjakan soal matematika pada
korelasi product moment yang dikemukakan
materi pokok FPB dan KPK. Dengan
oleh Pearson dengan r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk 32 siswa
mengidentifikasi hasil jawaban siswa dari
pengerjaan soal matematika, dapat dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar
mengungkap jenis kesalahan serta dapat 0,361 (n-2)
diketahui persentase jenis kesalahan yang (Sugiyono, 2013: 455). Dari 9 butir soal
dilakukan siswa. Selanjutnya, hasil analisis semuanya dinyatakan valid. Dalam
tersebut dapat digunakan oleh guru untuk penelitian ini, interval tingkat kesukaran
mengetahui pada bagian mana siswa merasa yang digunakan dari 0,30 ≤ P < 0,70 yang
kesulitan agar dapat diketahui jenis kesalahan mempunyai kriteria sukar sampai sedang.
yang sering dilakukan siswa. Dengan Berdasarkan uji coba tingkat kesukaran soal
demikian, diharapkan proses belajar dapat tes terdapat 6 soal yang sedang yaitu nomor
berjalan lebih optimal sehingga dapat 1, 2, 3, 4, 5, dan 9. Sedangkan soal yang
mencapai tujuan pembelajaran yang sukar terdapat 3 soal yaitu pada nomor 6, 7,
diharapkan. dan 8. Dalam penelitian ini, daya pembeda
yang digunakan dari 0,20 ≤ D < 1,00 yang
METODE mempunyai kriteria cukup sampai baik
sekali. Berdasarkan hasil uji coba daya beda
Penelitian ini merupakan penelitian semua soal tes memiliki klasifikasi cukup.
kuantitatif deskriptif. Penelitian ini Hasil analisis reliabilitas menggunakan
dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kyai Alpha Cronbanch dengan jumlah responden
Mojo, Jalan Tentara Rakyat Mataram 52, 32 siswa dan taraf signifikansi 5% dan
kelurahan Bumijo, kecamatan Jetis, kota sembilan butir soal menghasilkan nilai
Yogyakarta, pada semester gasal tahun ajaran
reliabilitas (𝑟11) sama dengan 0.8857 dengan
2017/2018 kurang lebih enam bulan,
interpretasi sangat tinggi. Keabsahan data
terhitung sejak bulan September 2017. Data
dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri
triangulasi. Triangulasi yang digunakan
dari data primer diperoleh dari data hasil
adalah triangulasi teknik pengumpulan data,
pengerjaan soal matematika materi FPB dan
yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi.
KPK, dan data hasil wawancara dalam bentuk
Data dari penelitian ini bersumber dari hasil
verbal atau kata-kata atau ucapan lisan dan
tes pengerjaan soal matematika pada materi
Data sekunder diperoleh dari hasil
FPB dan KPK.
wawancara.
Setelah siswa melakukan tes, hasil tes
Subjek penelitian adalah siswa SD dikumpulkan. Kemudian dikoreksi
Negeri Kyai Mojo pada tahun ajaran denganmemberi skor untuk setiap item soal.
2017/2018 kelas IV sebanyak 32 siswa yang Selanjutnya dilakukan uji validitas dan
reliabilitas secara terpakai. Soal tes siswa untuk diketahui persentase setiap jenis
dinyatakan baik apabila valid dan reliabel. kesalahan pengerjaan soal matematika pada
Kemudian hasil tes siswa pada item soal materi FPB dan KPK dan yang terkhir
yang baik dilakukan analisis untuk dilakukan penarikan kesimpulan. Analisis
mengetahui letak kesalahan dan jenis data wawancara dilakukan terdiri dari tiga
kesalahan yang dilakukan siswa. kegiatan yang terjadi secara berurutan, yaitu
Selanjutnya, dilakukan perhitungan reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
mengenai jenis kesalahan yang dilakukan data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Persentase kesalahan konsep yang dilakukan yang dilakukan siswa tertera seperti pada tabel 1
berikut ini.
Tabel 1. Persentase Kesalahan Konsep
No Subjek Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor Maks 4 2 4 2 4 2 2 2 2
Skor Total 32 28 37 30 54 30 43 40 47
Persentase 25,00% 43,75% 28,91% 46,88% 42,19% 46,88% 67,19% 62,50% 73,44%
Kategori Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
Rata-rata 48,52%

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui dibutuhkan untuk mengerjakan soal-soal FPB


bahwa siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dan KPK. Adapun kesalahan konsep yang
dalam menyelesaikan soal matematika materi diakukan siswa adalah kesalahan menuliskan
FPB dan KPK, rata-rata melakukan kesalahan faktor suatu bilangan, kelipatan suatu
konsep sebesar 48,52% dengan kategori bilangan, menggunakan FPB/KPK dalam
sedang. Kategori sedang untuk kesalahan soal, kesalahan menentukan bilangan prima,
konsep merupakan suatu hal yang cukup faktorisasi prima, dan kesalahan dalam
baik. Hal ini dikarenakan sebagian siswa menemukan FPB/KPK melalui faltorisasi
telah cukup memahami konsep yang prima.

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dibuat suatu diagram batang sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Kesalahan Konsep


sedangkan kesalahan konsep paling sedikit
Berdasarkan grafik rekapitulasi
dilakukan siswa pada item soal nomor satu
persentase kesalahan konsep pada gambar
yaitu 25%.
4.39 tersebut, maka dapat dilihat dengan jelas
Kesalahan Prosedur dalam bentuk persetase
bahwa Siswa melakukan kesalahan konsep
yang dilakukan siswa dapat dilihat pada
terbanyak pada item soal nomor sembilan
tabel 2 sebagai berikut.
dengan persentase kesalahan 73,44%,
Tabel 2. Persentase Kesalahan Prosedur
No Subjek Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor Maks 8 6 8 6 8 8 6 8 6
Skor Total 167 108 176 117 192 195 146 201 142
Persentase 65,23% 56,25% 68,75% 60,94% 75,00% 76,17% 76,04% 78,52% 73,96%
Kategori Tingi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Rata-rata 70%

Berdasarkan tabel persentase kesalahan FPB dan KPK. Kesalahan prosedur yang
prosedur tersebut dapat diketahui bahwa rata- dilakukan siswa adalah kesalahan tidak/salah
rata kesalahan prosedur yang dilakukan siswa menuliskan diketahui dan ditanyakan, tidak
adalah 70% dengan kategori tinggi. Kategori menuliskan pohon faktor, tidak/salah dalam
kesalahan perhitungan yang tinggi merupakan menuliskan kesimpulan.
suatu hal yang kurang baik. Hal ini Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat dibuat
menandakan bahwa sebagian besar siswa diagram batang sebagai berikut:
belum memahami prosedur pengerjaan soal

Gambar 2. Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Kesalahan Prosedur


Berdasarkan grafik rekapitulasi kesalahan prosedur terendah terjadi pada butir
persentase kesalahan konsep pada gambar 4.39 soal nomor dua dengan persentase 56,25%.
tersebut, maka dapat dilihat kesalahan prosedur Persentase kesalahan perhitungan yang
tertinggi terjadi pada butir soal nomor delapan dilakukan oleh siswa SD Negeri Kyai Mojo
dengan persentase 78,52%. Sedangkan sebagai berikut:
Tabel 3. Persentase Kesalahan Perhitungan
Nomor Soal
No Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor Maks 4 2 4 2 4 4 2 4 2
Skor Total 61 22 45 18 74 86 37 86 34
Persentase 47,66% 34,38% 35,16% 28,13% 57,81% 67,19% 57,81% 67,19% 53,13%
Kategori Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang
Rata-rata 50%
Berdasarkan tabel persentase kesalahan dilakukan siswa adalah salah dalam
perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa menghitung faktor prima, menghitung
rata-rata kesalahan perhitungan yang FPB//KPK, kesalahan menghitung.
dilakukan siswa adalah 50% dengan kategori Berdasarkan tabel 3 tersebut dapat dibuat
sedang.Kategori kesalahan perhitungan yang diagram batang sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Kesalahan Perhitungan


Berdasarkan grafik rekapitulasi terendah terjadi pada butir soal nomor empat
persentase kesalahan perhitungan, kesalahan dengan persentase 28,13%. Setelah dilakukan
perhitungan tertinggi terjadi pada butir soal perhitungan persentase kesalahan konsep,
nomor enam dan delapan dengan persentase prosedur, dan perhitungan, maka ditampilkan
61,19%. Sedangkan kesalahan perhitungan dalam rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Persentase Kesalahan
Jenis Kesalahan Persentase Kategori
Konsep 48,52% Sedang
Prosedur 70% Tinggi
Perhitungan 50% Sedang

Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat dibuat dari tabel tersebut seperti pada gambar 5
suatu diagram batang batang. Diagram batang dibawah ini:

Gambar 5. Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Kesalahan


Berdasarkan grafik rekapitulasi antar kesalahan yang dialami siswa. Kesalahan
persentase kesalahan pada gambar 1 tersebut, yang paling sering dialami siswa adalah
maka dapat dilihat dengan jelas perbandingan kesalahan prosedur dengan persentase 70%.
KESIMPULAN DAN SARAN teman sehingga saling berdiskusi
Berdasarkan hasil penelitian dan tentang bagian dari suatu materi yang
pembahasan maka diperoleh simpulan terkait belum dipahami.
dengan kesalahan siswa kelas IV SD Negeri c. Siswa hendaknya rajin berlatih soal
Kyai Mojo dalam mengerjakan soal yang bervariasi dan mengerjakannya
matematika materi FPB dan KPK adalah secara runtut dan jelas, terutama soal
sebagai berikut: cerita.
d. Siswa hendaknya belajar dari
1. Kesalahan konsep yang dilakukan
kesalahan yang telah dilakukannya
siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo
agar kesalahan yang sama tidak
dalam mengerjakan soal FPB dan KPK
terulang kembali.
sebesar 48,52%. Kesalahan konsep
e. Siswa hendaknya bertanya kepada
yang ditemukan adalah salah dalam
guru apabila ada suatu masalah yang
menentukan faktor suatu bilangan,
tidak dapat diselesaikan bersama.
salah dalam menentukan kelipatan
suatu bilangan, terbalik antara FPB dan 2. Bagi Guru
KPK untuk mengerjakan suatu soal, a. Guru hendaknya mengetahui
salah dalam menentukan bilangan karakteristik dari setiap siswa.
prima, salah dalam membuat faktorisasi
b. Guru hendaknya menjelaskan materi
prima, dan belum tepat dalam
dengan jelas dan runtut dan
menuliskan syarat FPB dan KPK dalam
menanamkan konsep dengan kuat.
pengerjaan.
c. Guru hendaknya memperbanyak
2. Kesalahan prosedur yang dilakukan
latihan soal kepada siswa yang
siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo
bervariasi.
dalam mengerjakan soal FPB dan KPK
sebesar 70%. Kesalahan prosedur yang d. Guru hendaknya mengetahui
ditemukan adalah tidak/salah kesalahan- kesalahan yang dilakukan
menuliskan diketahui dan ditanyakan, siswa dalam suatu soal.
tidak menuliskan pohon faktor, dan e. Guru hendaknya melakukan
tidak/salah dalam menuliskan perbaikan sesuai dengan kesalahan
kesimpulan. yang dilakukan siswa.
3. Kesalahan perhitungan yang dialami f. Guru hendaknya selalu membimbing
siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dan memotivasi siswa.
dalam mengerjakan soal FPB dan KPK g. Guru hendaknya selalu mengaitkan
sebesar 50%. Kesalahan perhitungan materi dengan kehidupan sehari-hari
yang ditemukan adalah salah dalam agar pembelajaran lebih bermakna.
pembagian pada pohon faktor dan salah 3. Bagi Sekolah
dalam perkalian dan perpangkatan..
4. Jenis kesalahan yang paling sering a. Sekolah hendaknya memfasilitasi
dilakukan siswa kelas IV SD Negeri kegiatan belajar mengajar siswa
Kyai Mojo dalam mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya.
matematika materi FPB dan KPK b. Sekolah hendaknya memberikan
adalah kesalahan prosedur dengan kebebasan siswa untuk belajar di luar
persentase 70%. kelas dengan bimbingan guru guna
menemukan masalah sehari-hari yang
Berdasarkan simpulan dan hasil analisis sesuai dengan materi.
kesalahan siswa kelas IV SD Negeri Kyai 4. Bagi Penulis Selanjutnya
Mojo dalam mengerjakan soal matematika
a. Penelitian ini perlu dikembangkan
materi FPB dan KPK, dapat dikemukakan
saran sebagai berikut: dengan penelitian lebih lanjut.

1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih giat belajar
terutama untuk mempelajari lebih
dalam terkait konsep-konsep matematika.
b. Siswa hendaknya belajar bersama
b. Penelitian ini dapat dijadikan referensi Terbesar dan Kelipatan Persekutuan
bagi penelitian sejenis. Terkecil di SD. Yogyakarta:
c. Penelitian ini dapat dikembangkan Kementrian Pendidikan Nasional.
menjadi penelitian yang masih terkait, Rifka Arum Safitri. 2017. “Analisis
seperti faktor-faktor penyebab Kesalahan Pengerjaan Soal Matematika
kesalahan dan upaya untuk Pada Materi Operasi Hitung Bilangan
meminimalisir kesalahan-keslahan Bulat Siswa Kelas V SD Negeri
yang ditemukan. Gedongtengen Tahun Ajaran
2016/2017”. Skripsi, tidak diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: FKIP UST.
Ali Hamzah. 2014. Evaluasi Pembelajaran Rostina Sundayana. 2014. Media dan Alat
Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo. Peraga dalam
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pembelajaran
Rineka Cipta. Matematika. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Sayyid Khambas Ridiwantara. 2017.


Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah “Analisis Kesalahan Pengerjaan Soal
Dasar/ MI. Jakarta: Depdiknas. Matematika Materi FPB dan KPK pada
Siswa Kelas V SD Negeri Ngoto Tahun
Dwi Yana Setiyasih. 2011. “Analisis Ajaran 2016/2017”. Skripsi, tidak
Kesalahan dalam Mengerjakan Soal diterbitkan. Yogyakarta: FKIP UST.
Operasi Hitung Bilangan Pecahan pada
Siswa Sekolah Dasar Kelas V Se- Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kecamatan Loano Tahun Ajaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2011/2012”, Jurnal Ekuivalen. Hlm 62- Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur
66. Penelitian Suatu Tindakan Praktik.
Endang Sulistyowati. 2013. “Analisis Jakarta: Rineka Cipta.
Kesalahan Mengerjakan Soal Geometri Supriyanto & Purwaningsih. 2011. 225
pada Siswa Kelas V SD/MI di Kota Kesalahan yang Sering Terjadi dalam
Yogyakarta”, Jurnal Portal Garuda. Bergitung. Jakarta: Media Pusindo
Hlm 1-23. (Grup Puspa Swara), Anggota IKAPI.
Karso, dkk. 2014. Pendidikan Matematika I. Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran.
Banten: Universitas Terbuka. Bandung: PT. Rosdakarya.
Khannatul Fitriyani. 2009. “Analisis
Kesalahan dalam Mengerjakan Soal
Matematika Bentuk Uraian pada Pokok
Bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan
Kuadrat Kelas X Semester 1 SMA
Negeri 1 Guntur”. Skripsi, tidak
diterbitkan. Semarang: UNNES.
Laeli Haryati. 2013. “Kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Bentuk Cerita Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar di Gugus Fatahilah
Kecamatan Karanganyar Purbalingga”.
Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta:
UNY.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Pujianti dan Agus Suharjana. 2011.
Pembelajaran Faktor Persekutuan
JURNAL 2

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : Analisis Kesalahan Pengerjaan Soal Matematika Materi FPB dan
KPK Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kyai Mojo
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an
Penulis : Nur Nisa Salamah, A. A. Sujadi
Nomor/Volume : 1/5
Edisi (Tahun) : 2018
Halaman : 493-500
Reviewer : Kristy Syahputri

B. RINGKASAN ISI
Pendahuluan :
Guru sebagai fasilitator diharapkan mampu mengerti kebutuhan siswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan. Namun, tidak semua guru mampu mengerti hal tersebut. Kurangnya
pengetahuan guru mengenai hal tersebut menyebabkan siswa menganggap matematika adalah pelajaran
yang sulit. Padahal matematika menjadi sulit dikarenakan belum tertanamnya konsep dan penyampaian
materi yang belum sesuai dengan kondisi siswa. Hal tersebut merupakan beberapa faktor yang
menyebabkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan.
KPK dan FPB merupakan salah satu materi yang ada dalam pembelajaran matematika. Materi
tersebut merupakan materi yang berkelanjutan dari kelas IV, V, dan VI. Masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat dipecahkan dengan pengaplikasian materi FPB dan KPK. Oleh karena
itu, kemampuan dasar dalam materi FPB dan KPK harus dikuasai sejak kelas IV.
Perlunya menganalisis kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika pada
materi pokok FPB dan KPK. Dengan mengidentifikasi hasil jawaban siswa dari pengerjaan soal
matematika, dapat mengungkap jenis kesalahan serta dapat diketahui persentase jenis kesalahan yang
dilakukan siswa. Selanjutnya, hasil analisis tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui pada
bagian mana siswa merasa kesulitan agar dapat diketahui jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa.
Dengan demikian, diharapkan proses belajar dapat berjalan lebih optimal sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan
Tujuan Penulisan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persentase konsep kesalahan, kesalahan
prosedur, kesalahan perhitungan dan jenis kesalahan dalam pengerjaan soal yang paling sering
dilakukan siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo, Jalan Tentara Rakyat Mataram 52
Metode Penelitian :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD
Negeri Kyai Mojo, Jalan Tentara Rakyat Mataram 52, kelurahan Bumijo, kecamatan Jetis, kota
Yogyakarta. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer diperoleh dari data hasil
pengerjaan soal matematika materi FPB dan KPK, dan data hasil wawancara dalam bentuk verbal atau
kata-kata atau ucapan lisan dan Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara. Teknik pengumpulan
data menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi dengan instrumen penelitian berupa tes uraian,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.
Hasil Penelitian :
Kesalahan konsep yang diakukan siswa adalah kesalahan menuliskan faktor suatu bilangan,
kelipatan suatu bilangan, menggunakan FPB/KPK dalam soal, kesalahan menentukan bilangan prima,
faktorisasi prima, dan kesalahan dalam menemukan FPB/KPK melalui faltorisasi prima
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh simpulan terkait dengan kesalahan
siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dalam mengerjakan soal matematika materi FPB dan KPK adalah
sebagai berikut:
1. Kesalahan konsep yang dilakukan siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dalam mengerjakan soal
FPB dan KPK sebesar 48,52%. Kesalahan konsep yang ditemukan adalah salah dalam
menentukan faktor suatu bilangan, salah dalam menentukan kelipatan suatu bilangan, terbalik
antara FPB dan KPK untuk mengerjakan suatu soal, salah dalam menentukan bilangan prima,
salah dalam membuat faktorisasi prima, dan belum tepat dalam menuliskan syarat FPB dan KPK
dalam pengerjaan.
2. Kesalahan prosedur yang dilakukan siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dalam mengerjakan
soal FPB dan KPK sebesar 70%. Kesalahan prosedur yang ditemukan adalah tidak/salah
menuliskan diketahui dan ditanyakan, tidak menuliskan pohon faktor, dan tidak/salah dalam
menuliskan kesimpulan.
3. Kesalahan perhitungan yang dialami siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dalam mengerjakan
soal FPB dan KPK sebesar 50%. Kesalahan perhitungan yang ditemukan adalah salah dalam
pembagian pada pohon faktor dan salah dalam perkalian dan perpangkatan. Jenis kesalahan
yang paling sering dilakukan siswa kelas IV SD Negeri Kyai Mojo dalam mengerjakan soal
matematika materi FPB dan KPK adalah kesalahan prosedur dengan persentase 70%.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan :
• Jurnal ini memberikan informasi mengenai Kesalahan Pengerjaan Soal Matematika Materi FPB
Dan KPK Pada Siswa
• Mendukung diadakannya penelitian lanjutan mengenai bagaimana cara meminimalisasi kesalahan
yang sering dilakukan siswa pada materi tersebut
• Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru dalam menyampaikan materi tersebut
• Menyertakan sumber referensi yang update dengan memiliki daftar yang akurat.
Kekurangan :
• Dibagian abstrak jurnal ini menggunakan bahasa inggris dan tidak ada terjemahan dari bahasa
inggris ke kedalam bahasa Indonesia sehingga pembaca kesulitan untuk mengetahui gambaran dari
isi jurnal tersenbut.
• Sebaiknya penulis menambahkan beberapa referensi lagi agar memperkuat hasil penelitiannya.

D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan adanya Kesalahan
Pengerjaan Soal Matematika Materi FPB Dan KPK Pada Siswa kelas IV sehingga mempengaruhi hasil
belajar siswa pada materi ini dan membuat mereka menjadi kesulitan untuk melanjutkan ke materi
berikutnya oleh sebab itu seorang guru harus memperhatikan hal-hal yang sering dilakukan oleh siswa
untuk memperbaiki hasil belajar mereka.
3) JURNAL 3

JurNAl PendidikAn MATEMAtiKA


ISSN-p 2086-8235 | ISSN-e 2597-3592
Vol. 11, No. 1, Januari 2020, Hal: 126-133, Doi: http://dx.doi.org/10.36709/jpm.v11i1.10087
Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/jpm

Pemanfaatan Dakota dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada


Materi FPB dan KPK
(The Use Of Dakota visual aids for Improving The Results of studying in chapter GCD and
LCM)

Silviana Maya Purwasih


Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Jl. Ngagel Dadi IIIB/ 37,
Surabaya, Indonesia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Dakota (Dakon
Matematika) dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Hasanuddin pada materi FPB
dan KPK. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV-A dan kelas IV-B dimana kelas IV-A adalah kelas eksperimen
sedangkan kelas IV-B adalah kelas kontrol. Teknik pengumpulkan data yang digunakan berupa tes
sedangkan analisis data yang digunakan adalah independent sample test. Hasil analisis data berdasarkan
bantuan SPSS 23.0 untuk df = 46 diperoleh t hitung (4.696) > ttabel (2.013) dan nilai sig. 0.000 < α = 0,05. Hal
ini berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dengan rata-rata nilai posttest kelas
kontrol dengan taraf signifikan 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan Dakota meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 4 MI Hasanuddin pada materi FPB dan KPK.
Kata kunci: dakon matematika, hasil belajar, FPB dan KPK.

Abstract: This research aims to determine the effect of using Dakota visual aids (Dakon Mathematics) in
improving the result of studying mathematics in 4th grade students at MI Hasanuddin in chapter GCD and
LCM. This research is a quasi-experimental study that using quantitative approachment. The sample used is
IV-A class and IV-B class, where the IV-A class as an experimental class while an IV-B class as a control
class. The techniques of masking data are tests and analysis of the data used are independent sample test.
Based on the results of data analysis with the help of SPSS 23.0 for df = 46 found tscore (4,696)> ttable
(2,013) and sig. score 0.381> α = 0.05, it means "there is the difference between the average score posttest
experimental class and control class" was received with a significant level of 95%. It can be concluded that
the using of Dakota’s learning media can increase student result learning for 4th grade MI Hasanuddin in
chapter GCD and LCM.
Keywords: dakon mathematics, learn result, GCD and LCM.

PENDAHULUAN
Hasil belajar siswa banyak faktor yang mengoptimalkan hal-hal dari lingkungan
bisa mempengaruhinya, baik itu faktor sekolah sehingga dapat menunjang
intern maupun faktor extern. Faktor-faktor pencapaian hasil belajar yang baik untuk
dari dalam (intern) terkait dengan keadaan semua siswa.
jasmani, jenis kelamin dan psikologi siswa Pada sisi lainnya, guru juga
sebagai makhluk individu, sedangkan faktor diharapkan memiliki berbagai keterampilan
dari luar (extern) dapat berupa pengaruh dari yang dapat menunjang hasil belajar.
keluarga, lingkungan sekolah dan sebagaimana yang disampaikan oleh Dolong
masyarakat sekitarnya (Riyani, 2012). (2016) mengenai 7 komponen pembelajaran
Sebagai seorang tenaga pendidik maka yakni: (a) tujuan yang hendak dicapai, (b)
sudah seharusnya guru mampu untuk subjek belajar (peserta didik), (c) guru, (d)
Jurnal Pendidikan Matematika, 11 (1) (2020): 126-133
konsep/ materi yang disampaikan, (e) matematika lebih menyenangkan, dan lebih
pemilihan metode dan strategi yang akan bersifat interaktif.
digunakan, (f) pemilihan media, dan (g) Dari hasil observasi yang telah
evaluasi. Oleh karenanya, keterampilan dilakukan, diketahui bahwa siswa MI
dalam memilih media yang tepat adalah Hasanuddin mengalami kesulitan dalam
salah satu hal terpenting dalam proses memahami materi FPB dan KPK sehingga
pembelajaran di kelas. hasil belajar matematika pada materi ini
Pembelajaran matematika memiliki masih tergolong rendah. Berdasarkan
ciri khusus diantaranya deduktif, konsisten, permasalahan dan melihat beberapa
hierarkis, logis dan abstrak. Abstrak dalam pendapat terkait pentingnya media, maka
segi pengungkapan fakta, penyampaian peneliti menilai perlu media yang tepat
konsep serta prinsipnya. Sifat matematika untuk siswa di tingkat Sekolah Dasar yaitu
sebagai suatu konsep yang abstrak ini penggunaan media Dakota yang dapat
menyebabkan matematika sulit untuk diterapkan di MI Hasanuddin sebagai solusi
dipahami (Gatot, 2008). Abstraksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
matematika perlu divisualisaasi agar siswa materi FPB dan KPK.
mudah memahami konsep matematika. Hal Desain Dakota yang digunakan pada
ini dapat dilakukan diantaranya dengan penelitian ini merujuk pada pengembangan
memaksimalkan keterampilan dalam Media Dakonmatika oleh (Linguistika &
menerapkan strategi belajar dengan Febriyana, 2011; Agustin, Tiurlina, &
pemilihan media belajar yang tepat. Wardana, 2016) dengan desain sebagai
Di lain sisi, siswa kelas IV Sekolah berikut.
Dasar juga berada pada tingkat
perkembangan kognitif operasional
konkret, yakni tahapan pada saat mereka
mempelajari suatu konsep dengan
memanipulasi objek konkret yang ada di
sekitarnya. Sejalan dengan hal di atas, maka
pemanfaatan media sangat diperlukan
dalam menyajikan konsep matematika bagi
siswa SD seperti yang disampaikan
Prayitno & Faizah (2019) bahwa media
pembelajaran dapat mewujudkan
pengalaman belajar yang konkret. Menurut Gambar 1. Desain Dakon Matematika
Heru (2018) penggunaan media Menurut Agustin, Tiurlina, & Wardana
pembelajaran yang menarik akan dapat (2016) dalam penelitiannya menyatakan pada
mempermudah dan mengefektifkan proses sistem permainan Dakon (congklak) terdapat
pembelajaran, sehingga tujuan beberapa konsep FPB dan KPK yang dapat
pembelajaran dapat tercapai dengan dikembangkan sebagai alternatif pembuatan
optimal. media pembelajaran. Pendapat yang sama
Sebagaimana yang dipaparkan juga disampaikan Nurhayati, Hawanti, &
Prayitno & Faizah (2019) keberadaan Irianto (2016) dalam penelitiannya, bahwa
media pembelajaran sangat diperlukan media permainan ini layak digunakan untuk
untuk menunjang kegiatan belajar. pembelajaran. Hasil yang diperoleh
Penggunaan media yang tepat diharapkan menunjukkan respon guru sangat setuju
dapat mengkomunikasikan materi dengan penggunaan media
pelajaran dengan lebih mendalam, jelas,
dan utuh. Sehingga pemilihan penggunaan
media ini perlu disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, materi dan tujuan
pembelajaran. Menurut Karimah, Rusdi, &
Fachruddin (2017) bahwa penggunaan
media merupakan cara yang diguankan
untuk membuat proses pembelajaran
dakon matematika pada materi FPB dan memanfaatkan media permainan congklak/
KPK. dakon. Sejalan dengan hal tersebut Ilma &
Nataliya (2015) dalam penelitiannya Putri (2012) menyebutkan bahwa
juga mengungkapkan bahwa kemampuan penggunaan alat peraga ini juga berdampak
berhitung siswa efektif meningkat dengan positif pada pemahaman konsep bilangan
bulat khususnya pada materi pengurangan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MI menggunakan media Dakota. Sebelum


Hasanuddin Tebel, Gedangan-Sidoarjo pada diberikan treatment, peneliti melakukan
bulan Juni – Oktober 2019. Penelitian ini pengambilan data pre-test terlebih dahulu
merupakan penelitian kuasi eksperimen untuk melihat sejauh mana siswa memahami
dengan pendekatan kuantitatif. materi FPB dan KPK.
Sampel yang digunakan adalah siswa Langkah berikutnya setelah pemberian
kelas IV-A sebagai Experimental class yang treatment yang berbeda, maka peneliti dapat
akan diajar dengan memanfaatkan media mengambil data post-test, hal ini dilakukan
Dakota dan Kelas IV-B sebagai control untuk melihat penguasaan siswa terhadap
class yang akan diajar dengan tanpa kompetensi yang telah disampaikan.
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelas Pre-test Treatment Post-Test
EC (Kelas IV-A) Y1 X1 Y2
CC (Kelas IV-B) Y1 X2 Y2

Selanjutnya data hasil post-test kedua kemudian dianalisis untuk menguji hipotesis
kelompok tersebut dianalisis untuk melihat dengan menggunakan statistika inferensial
adakah perbedaan pengaruh pemanfaatan uji-t (independent sample test).
Dakota dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Data post-test yang diperoleh

HASIL PENELITIAN

Analisis data dilakukan untuk melihat pre-test kedua kelas ini, peneliti dapat
adanya perbedaan hasil belajar pada semua mengetahui kesetaraan kemampuan awal
kelas yang sedang diteliti. Adapun hasil siswa pada setiap kelas. Berdasarkan pre-
yang diperoleh sebagai berikut: test yang telah dilakukan peneliti diketahui
a. Hasil Pre-test rata-rata nilai pre-test kelas IV-A sebesar
Selain untuk melihat kedalaman 65,375, dan rata-rata nilai pre-test siswa
pemahaman siswa terkait materi FPB dan kelas IV-B tidak jauh berbeda yaitu 65.5,
KPK, pre-test ini juga digunakan untuk sehingga dapat disimpulkan kemampuan
membandingkan kemampuan awal dari awal pada kedua kelas setara, sebagaimana
kedua kelas. Dengan membandingkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Jurnal Pendidikan Matematika, 11 (1) (2020): 126-133
Silviana Maya Purwasih

Tabel 2. Deskripsi Statistika Hasil Pre-test Siswa


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperiment 24 54 77 65,38 6,965
Pre-Test Control 24 55 78 65,50
6,947 Valid N (listwise) 24

b. Hasil Post-Test tanpa menggunakan media pembalajaran


Setelah proses pembelajaran berjalan Dakota. Kemudian nilai hasil belajar ini
dilakukan pengambilan data post-test hal ini dibandingkan untuk melihat apakah nilai
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana rata-rata siswa pada experimental class lebih
hasil belajar siswa setelah diberikan unggul dibanding nilai rata-rata siswa pada
treatment, baik yang menggunakan media control class. Berikut dipaparkan Tabel rata-
pembelajaran Dakota pada kelas IV-A, rata post-test siswa dari kedua kelas.
maupun proses belajar pada kelas IV-B yang
Tabel 3. Deskripsi Statistika Post-Test Siswa
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Post-Test
24 70 88 81,25 5,144
Eksperiment
Post-Test Control 24 67 85 74,58
4,680 Valid N (listwise) 24

Analisis data untuk statistika penelitian yang didapat memiliki distribusi


inferensial yaitu terlebih dahulu perlu normal atau tidak. Pada Tabel 3 berikut
dilakukan dalam proses pengolahan data dipaparkan hasil uji normalitas dengan
dengan menguji kenormalitasannya. Hal ini bantuan SPSS.
dilakukan untuk melihat apakah data
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Statistic df Sig.
Hasil Pre-test
,110 24 ,200* ,953 24 ,320
Belajar Eksperiment
Siswa Post-test
,100 24 ,200* ,948 24 ,244
Eksperiment
Pre-Test Control ,169 24 ,075 ,926 24 ,081
Post-test Control ,215 24 ,006 ,921 24 ,062

Melalui output Tabel 4 dapat diketahui tersebut memiliki distribusi yang normal.
bahwa nilai signifikansi (sig.) pada uji Selanjutnya dilakukan uji homogenitas
shapiro-wilk untuk semua nilai pre-test-dan untuk mengetahui apakah varians nilai post-
post-test pada experimental class dan test pada eksperimental class dan control
control class didapat nilai sig. > 𝛼 = 0,05, class adalah sama. Pada Tabel 5 berikut
sehingga dapat dikatakan data penelitian dipaparkan hasil analisisnya.
Pemanfaatan Dakota dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi FPB dan KPK

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Data


Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Hasil Belajar Based on Mean ,781 1 46 ,381
Siswa Based on Median ,670 1 46 ,417
Based on Median and with
,670 1 45,919 ,417
adjusted df
Based on trimmed mean ,713 1 46 ,403

Berdasarkan hasil pada Tabel 5 dpada memiliki distribusi normal dan varians data
output based on mean didapatkan nilai yang homogen, maka selanjutnya kita dapat
signifikannya adalah 0.381. Hal ini berarti melakukan analisis data penelitian dengan
nilai sig.= 0.381 > α = 0,05, dengan menggunakan independent sample test.
demikian dapat dikatakan varians data post- Berikut adalah hasil analisis uji beda rata-
test yang diperoleh homogen. rata hasil post-test pada experimental class
Setelah diketahui bahwa data dan control class
penelitian diperoleh dari populasi yang
Tabel 6. Group Statistics
Std. Std. Error
Kelas N Mean
Deviation Mean
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen 24 81,25 5,144 1,050
Belajar Post-Test Kelas Kontrol
24 74,58 4,680 ,955
Siswa

Tabel 7. Independent Sample Test

Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
Std. 95% Confid.
Sig. (2- Mean Erro Inter.of the
F Sig. T Df
tailed) Diff. r Diff.
Diff. Lower Upper
Hasil Equal
,381 4,696 46 ,000 6,667 1,420 3,809 9,524
Belajar variances ,781
Siswa assumed
Equal
variances
4,696 45,596 ,000 6,667 1,420 3,809 9,525
not
assumed

Pada Tabel 6 dapat dilihat rata-rata hasil post-test siswa pada experimental class sebesar
81,25, dan pada control class adalah 74,58. Dengan demikian secara deskriptif statistik dapat
dikatakan terdapat selisih
Jurnal Pendidikan Matematika, 11 (1) (2020): 126-133

rata-rata hasil post-test antara dilihat nilai sig. (2-tailed) = 0.000 <
experimental class dengan control class. α = 0,05 maka Ho yang
Selanjutnya untuk melihat apakah menyatakan “tidak terdapat perbedaan
perbedaan tersebut signifikan (nyata) rata- rata nilai post-test pada
atau tidak maka kita perlu experimental class dengan rata-rata nilai
menginterpretasikan output Independent post-test pada control class” ditolak.
sample Test. Dengan memperhatikan rata-rata
Pada Tabel 7 di atas, bagian output nilai pada hasil post-test siswa di kedua
Independent sample test, diketahui thitung kelas, dapat diketahui nilai rata-rata
= 4.696 selanjutnya nilai thitung ini hasil post-test pada experimental class
dibandingkan dengan ttabel yaitu 2.013 lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil
sehingga diperoleh nilai thitung > ttabel. post-test pada control class, sehingga
Dengan demikian dapat dikatakan dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar pemanfaatan media Dakota mampu
matematika pada experimental class dan meningkatkan hasil belajar matematika
control class. Pada Tabel 7 juga dapat siswa

PEMBAHASAN

Pemilihan media belajar yang sesuai, post-test kedua kelas setelah proses
menjadi salah satu faktor yang penting pembelajaran berlangsung yaitu sebesar
mengingat pembelajaran matematika sendiri 6,667. Hal ini menunjukkan adanya
memiliki cakupan materi yang abstrak, perbedaan hasil belajar pada kedua kelas
khususnya bagi siswa SD yang tingkat setelah diberikan treatment. Uji analisis
perkembangan kognetifnya masih statistik inferensial diperoleh bahwa nilai
membutuhkan hal-hal yang konkret agar thitung yang diperoleh lebih besar
lebih mudah memahami. Dalam memilih dibandingkan dengan ttabel, dan nilai sig.(2-
media yang akan digunakan maka perlu tailed) kurang dari 5%. Sehingga dengan
memperhatikan beberapa hal diantaranya, demikian Ho ditolak, dan Ha yang menyatakan
tujuan pembelajaran dan karakteristik terdapat perbedaan nilai rata- rata pada
siswa. Pemilihan media Dakota dirasa sesuai experimental class dengan control class,
dengan tujuan pembelajaran materi FPB diterima. Memperhatikan nilai rata- rata pada
dan KPK sebagaimana sebelumnya telah hasil penelitian, yakni 81,25 untuk
disampaikan oleh Agustin, Tiurlina, & experimental class dan 74,58 untuk control
Wardana (2016) dalam penelitiannya, class, maka dapat dikatakan bahwa
bahwa dalam permainan dakon dapat penggunaan media dakota pada materi FPB
diterapkan konsep FPB dan KPK. dan KPK ini mampu memberikan
Memperhatikan kebutuhan kognetif siswa peningkatan pada hasil belajar siswa.
SD yang lebih mudah memahami hal-hal Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
konkret, serta kebutuhan mereka akan dunia penelitian yang dilakukan oleh Ilma & Putri
bermain, maka media Dakota ini juga dirasa (2012) yang sebelumnya telah menerapkan
dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Selain media Dakon Matematika ini pada materi
itu, dari segi biaya dan ketersediaan bahan, Bilangan Bulat khususnya pada materi
media ini juga cukup terjangkau dan mudah pengurangan, dan berhasil meningkatkan
dibuat. hasil belajar siswanya pada materi tersebut.
Melalui analisis data hasil penelitian Dalam rangka meningkatkan
dapat diketahui bahwa data yang digunakan keterlibatan siswa secara aktif, dan
berdistribusi normal dan berasal dari menciptakan suasana belajar yang
kemampuan siswa yang setara (homogen), menyenangkan dalam proses pembelajaran
sehingga analisis data dapat dilakukan bagi siswa sekolah dasar maka guru perlu
dengan menggunakan independent sample menggunakan media sebagai salah satu
test. Hasil penelitian ini juga diketahui strategi pembelajaran. Siregar, Solfitri, &
bahwa terdapat selisih rata-rata pada nilai Roza (2018) dalam penelitiannya
menyebutkan congklak sebagai salah satu cenderung lebih antusias menyimak pelajaran
permainan tradisional yang dapat menjadi dibandingkan dengan siswa pada Control
media pembelajaran matematika untuk Class. Dengan adanya alat peraga ini, siswa
pengenalan konsep penjumlahan, tampak lebih aktif dan termotivasi untuk
pengurangan pada siswa kelas 1, dan memahami materi yang disampaikan. Hal ini
pengenalan konsep perkalian dan pembagian sesuai dengan apa yang diungkapkan Brunerr
pada siswa kelas 2. bahwa sebaiknya dalam memahami suatu
Adapun temuan yang peneliti konsep matematika peserta didik diberikan
dapatkan adalah saat proses pembelajaran kesempatan untuk memanipulasi benda-benda
berlangsung, siswa pada Experimental Class di sekitarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Adapun saran yang dapat diberikan
dari analisis data yang telah dilakukan terkait hasil penelitian ini yaitu dengan
terhadap hasil belajar matematika siswa melihat antusiasme siswa pada saat
kelas IV MI Hasanuddin Sidoarjo, penggunaan media Dakota ini, perlu
menunjukkan bahwa pemanfaatan media keberlanjutan penggunaan media Dakota ini
pembelajaran Dakota dapat meningkatkan untuk kedepannya pada materi FPB dan
hasil belajar siswa kelas 4 MI Hasanuddin KPK.
Tebel, Gedangan-Sidoarjo pada materi FPB
dan KPK.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terselesaikannya penelitian Model Tutorial Pada Materi Garis
ini, peneliti menyampaikan terima kasih Dan Sudut Untuk Siswa SMP/MTs
kepada: (1) Kepala MI Hasanuddin Tebel, Kelas VII. Jurnal Penelitian
Gedangan-Sidoarjo yang telah memberikan Pembelajaran Matematika Sekolah,
ijin melakukan penelitian, (2) LPPM 1(1), 9-13.
Universitas PGRI Adi Buana yang telah https://doi.org/10.33369/jp2ms.1.1.
mendanai penelitian ini. 9- 13.
Linguistika, Y., & Febriyana, I. (2011).
DAFTAR PUSTAKA Permainan Dakonmatika Sebagai Media
Pembelajaran Matematika Topik Faktor
Agustin, R. R., Tiurlina, & Wardana, D. Persekutuan Terbesar ( FPB ) Dan
(2016). Media Pemahaman Konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK )
KPK dan FPB bagi Siswa Kelas IV Bagi Siswa Sekolah Dasar. Prosiding
SEkolah Dasar Berdasarkan
Seminar Nasional Matematika Dan
Analisis Permainan Congklak. Pendidikan Matematika, 557-570.
Kalimaya, 4(2).
Dolong, H. M. J. (2016). Teknik analisis Nataliya, P. (2015). Efektivitas Penggunaan
dalam komponen pembelajaran. Media Pembelajaran Permainan
Jurnal Inspiratif Pendidikan, 5(2), Tradisional Congklak Untuk
293-300. Meningkatkan Kemampuan Berhitung
https://doi.org/10.24252/ip.v5i2.34 Pada Siswa Sekolah Dasar. Ilmiah
Psikologi Terapan, 3(2), 343-358.
8 4.
https://doi.org/10.22219/jipt.v3i2.3536.
Gatot, M. (2008). Pembelajaran
Matematika SD. Tangerang Nurhayati, K. A., Hawanti, S., & Irianto, S.
Selatan : Universitas Terbuka. (2016). Pengembangan Media
Permainan Congklak Matematika Untuk
Heru. (2018). Pengembangan Multimedia Mengefektifkan Penyampaian Materi
Game Pembelajaran Matematika KPK Dan FPB Kelas IV Di Sekolah
SMP. Jurnal Math Educator Dasar. Dinamika: Jurnal Ilmiah
Nusantara: Wahana Publikasi Pendidikan Dasar, 8(1), 34–39.
Karya Tulis Ilmiah Di Bidang https://doi.org/10.30595/dinamika.v8i1.
Pendidikan Matematika, 940
4(1), 1-
14. Prayitno, S. H., & Faizah, H. (2019).
https://doi.org/10.29407/jmen.v4i Pengembangan Media Pembelajaran
01. 12003 untuk Materi FPB dan KPK bagi Siswa
Sekolah Dasar Kelas IV. Union : Jurnal
Ilma, R., & Putri, I. (2012). Desain Ilmiah Pendidikan Matematika, 7(3),
Pembelajaran Pengurangan Bilangan 317–327.
Bulat Melalui Permainan http://dx.doi.org/10.30738/union.v7i3.5 935
Tradisional Congklak Berbasis
Pendidikan Matematika Realistik Riyani, Y. (2012). Faktor-faktor yang
Indonesia di Kelas IV Sekolah Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dasar. Kreano: Jurnal Matematika Mahasiswa. Jurnal EKSOS, 8(1), 19-25.
Kreatif-Inovatif, 3(2), 100– Siregar, S. N., Solfitri, T., & Roza, Y.
112. (2018). Pengenalan Konsep Operasi
https://doi.org/10.15294/kreano.v3i2 Hitung Bilangan Melalui Permainan
.26 42.
Karimah, A.A., Rusdi, & Fachruddin, M.
(2017). Efektifitas Media
Pembelajaran Matematika
Menggunakan Software Animasi
Berbasis Multimedia Interaktif
JURNAL 3

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : Pemanfaatan Dakota dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada Materi FPB dan KPK
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Matematika
Penulis : Silviana Maya Purwasih
Nomor/Volume : 1/11
Edisi (Tahun) : 2020
Halaman : 126-133
Reviewer : Kristy Syahputri

B. RINGKASAN ISI
Pendahuluan :
Pembelajaran matematika memiliki ciri khusus diantaranya deduktif, konsisten, hierarkis,
logis dan abstrak. Abstrak dalam segi pengungkapan fakta, penyampaian konsep serta prinsipnya.
Sifat matematika sebagai suatu konsep yang abstrak ini menyebabkan matematika sulit untuk
dipahami
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa siswa MI Hasanuddin
mengalami kesulitan dalam memahami materi FPB dan KPK sehingga hasil belajar matematika
pada materi ini masih tergolong rendah. Berdasarkan permasalahan dan melihat beberapa
pendapat terkait pentingnya media, maka peneliti menilai perlu media yang tepat untuk siswa di
tingkat Sekolah Dasar yaitu penggunaan media Dakota yang dapat diterapkan di MI Hasanuddin
sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.
Desain Dakota yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada pengembangan Media
Dakonmatika oleh (Linguistika & Febriyana, 2011; Agustin, Tiurlina, & Wardana, 2016)
Tujuan Penulisan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Dakota (Dakon
Matematika) dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Hasanuddin pada
materi FPB dan KPK.
Metode Penelitian :
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV-A dan kelas IV-B dimana kelas IV-A adalah kelas
eksperimen sedangkan kelas IV-B adalah kelas kontrol. Teknik pengumpulkan data yang
digunakan berupa tes sedangkan analisis data yang digunakan adalah independent sample test
Hasil Penelitian :
Hasil analisis data berdasarkan bantuan SPSS 23.0 untuk df = 46 diperoleh thitung (4.696) > ttabel
(2.013) dan nilai sig. 0.000 < α = 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest
kelas eksperimen dengan rata-rata nilai posttest kelas kontrol dengan taraf signifikan 95%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan Dakota meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4
MI Hasanuddin pada materi FPB dan KPK
Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari analisis data yang telah dilakukan terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas IV MI Hasanuddin Sidoarjo, menunjukkan bahwa pemanfaatan
media pembelajaran Dakota dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 MI Hasanuddin Tebel,
Gedangan-Sidoarjo pada materi FPB dan KPK.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan :
• Jurnal ini memberikan informasi mengenai Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran
Dakota dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 MI Hasanuddin Tebel, Gedangan-
Sidoarjo pada materi FPB dan KPK.
• Mendukung diadakannya penelitian lanjutan dari permasalahan yang di bahas dengan
memanfaatkan media lain dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran FPB
dan KPK
• Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan media
• Bahasa yang digunakan cukup jelas karena istilah yang digunakan sudah tidak asing lagi di
dengar.
• Menyertakan sumber referensi yang update dengan memiliki daftar yang akurat.
Kekurangan :
• Penulisan jurnal masih kurang rapi terutama pada penulisan data yang diperoleh dari
penelitian
• Pada jurnal ini dilakukan kegiatan observasi untuk mengetahui bahwa mengalami kesulitan
dalam memahami materi FPB dan KPK sehingga hasil belajar matematika pada materi ini
masih tergolong rendah, namun sebaiknya penulis juga mencantumkan kegiatan observasi apa
yang dilakukan untuk mengetahui bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan mengapa itu
bisa terjadi agar lebih memperkuat alasan membuat penelitian ini.

D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan adanya manfaatan media
pembelajaran Dakota untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 MI Hasanuddin Tebel,
Gedangan-Sidoarjo pada materi FPB dan KPK. Hal ini dapat dijadikan alternative bagi guru-guru
lain dan sekolah lain bahwa banyak media yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, misalnya dengan menggunakan media sederhana dimana pembelajaran yang dilakukan
tidak terlihat monoton dan membuat siswa menjadi bosan dan kurang tertarik dengan
pembelajaran yang dilakukan.
4) JURNAL 4

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa pada Materi FPB dan KPK di SD Negeri 02 Langsa

Herlita Angraini¹, Sofiyan², Alpidsyah Putra³


1,3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Samudra
2
Pendidikan Matematika Universitas Samudra

ARTICLE INFO ABSTRACT


Keywords: The purpose of this study is to find out how students' ability to
Solving mathematical understand problems, plan problem solving, make the process of
problems, FPB and KPK. solving a problem and check the correctness of the results or answers to
the problems of FPB and KPK. This research uses a descriptive
qualitative approach. Data collection is done through observation,
Kata Kunci: interviews and documentation. The results showed that the
Pemecahan masalah mathematical problem solving ability of class IV SD Negeri 02 Langsa
matematis, FPB dan KPK on FPB and KPK material were (1) students had the ability to
understand problems, (2) students had the ability to plan problem
solving, (3) students did not yet have the ability to make the problem
solving process , (4) students do not have the ability to re-examine the
truth of the results or answers. With this research it is expected that
students 'mathematical problem solving abilities will continue to be
trained continuously, so that students' mathematical problem solving
abilities increase and increase.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kemampuan siswa dalam memahami masalah, merencanakan
pemecahan masalah, membuat proses penyelesaian suatu masalah dan
memeriksa kebenaran hasil atau jawaban dari masalah FPB dan KPK.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis kelas IV SD Negeri 02 Langsa pada
materi FPB dan KPK adalah (1) siswa memiliki kemampuan
memahami masalah, (2) siswa memiliki kemampuan merencanakan
pemecahan masalah, (3) siswa belum memiliki kemampuan membuat
proses penyelesaian masalah, (4) siswa belum memiliki kemampuan
memeriksa kembali kebenaran hasil atau jawaban. Dengan adanya
penelitian tersebut diharapkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa terus dilatih secara terus menerus, agar kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa bertambah dan meningkat.

Corresponding author : JBES 2019


alfidsyahp@unsam.ac.id

PENDAHULUAN

Matematika merupakan suatu ilmu dengan sifat universal, berinteraksi dengan mata
pelajaran lainnya, serta dalam kehidupan nyata (Kenedi dkk, 2019:96). Menurut Sumartini
(2016: 148) bahwa: “Kalau dilihat dari fungsi praktisnya matematika merupakan bahasa simbolis
yang dapat mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan serta bisa
memudahkan kita berpikir”.
Yuniati (2012: 150) menyatakan bahwa: “Matematika merupakan tempatnya
pendidikan yang tidak hanya berfungsi untuk menggapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan
siswa, tetapi berfungsi juga dalam pembentukan kepribadian siswa dan juga mampu
meningkatkan keterampilan tertentu. Matematika juga merupakan suatu alat untuk meningkatkan
proses berpikir, alasannya matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
siswa perlu dibekali ilmu matematika sejak SD, atau mulai TK.
Tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi menyatakan bahwa : “Kurikulum mata pelajaran matematika mulai jenjang SD
sampai SMA didalamnya terdapat SK (standar kompetensi), yang salah satu kompetensi
dasarnya mengarahkan peserta didik bisa menggunakan konsep-konsep dalam menyelesaikan
masalah”.
Tujuan pelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak hanya berfungsi untuk
peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung menggunakan rumus serta prosedur saat
mengerjakan soal rutin, namun juga untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, yaitu masalah matematika dan juga masalah yang lainnya
mengikutsertakan matematika untuk memecahkannya.
Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan siswa yang
sudah memiliki bekal pengetahuan awal untuk memilih, mencari, mengolah informasi serta
mengaplikasikan cara yang tepat dalam menemukan solusi dari masalah yang ditemukan
(Ariani & Kenedi, 2018:25). Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan suatu
kemampuan yang harus dimiliki siswa, dan berusaha mencari jalan keluar agar tercapainya
tujuan, dan juga memerlukan kesiapan kreatif, berpengetahuan, berkemampuan dan juga
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Terciptanya pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah matematis tidak terlepas dari materi pembelajaranyang akan dipelajari. Salah satu
materi tersebut adalah materi FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan
Persekutuan Terkecil).
FPB dan KPK merupakan objek aljabar yang membicarakan mengenai konsep bilangan.
Konsep dasar FPB dan KPK adalah faktor dan kelipatan dari suatu bilangan. Berdasarkan
konsep dasar inilah didefinisikan pengertian-pengertian baru atau berdasar pada pengertian baru
sebelumnya (Yudhi, 2017: 146).
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar serta tujuan utama
pengajaran matematika, sehingga sangat penting dan bagus untuk diterapkan. Diluar dari
pembelajaran matematika kemampuan pemecahan matematis juga sangat diperlukan siswa.
Kemampuan pemecahan masalah matematis juga akan mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa agar memperoleh hasil yang memuaskan dan juga merupakan tujuan umum
pengajaran matematika, karena kemampuan pemecahan masalah matematis dapat membantu
dalam memecahkan persoalan matematika dan juga pelajaran lain, serta dalam kehidupan sehari-
hari. Jika siswa dapat memahami, memilih cara yang tepat, serta mampu menerapkannya dalam
penyelesaian masalah berarti siswa sudah bisa dikatakan mempunyai kemampuan dalam
memecahkan masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diambil judul penelitian dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada Materi FPB dan
KPK di Kelas IV SD Negeri 02 Langsa.”

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif, hasil penelitian
ini dijelaskan dalam bentuk deskriptif yaitu kata-kata dan gambar, bukan dalam bentuk
angka/statistik (Sugiyono, 2017:15;
Kenedi, 2018:229).
Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 02 Langsa yang terletak di Jln. Panglima
Polem, Gampong jawa, Langsa Kota. Alasan penelitimemilih SD Negeri 02 Langsa karena
adanya beberapa hal yang harus dipertimbangkan, Sumber data berupa lembar jawaban
ulangan harian siswa tentang materi FPB dan KPK yang berbentuk soal cerita.
Peneliti menentukan subjek penelitian ini dengan memilih teknik purposive sampling,
yaitu pengambilan subjek menggunakan pertimbangan tertentu.Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD Negeri 02 Langsa. Sedangkan objek yang diteliti adalah kertas jawaban
ulangan harian siswa tentang materi FPB dan KPK dalam bentuk soal cerita.
Peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti
akan melakukan observasi terhadap lembar jawaban siswa tentang materi FPB dan KPK.
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada 9 siswa dan dokumentasinya berupa soal dan
lembar jawaban siswa.
Reduksi data yang dimaksud adalah meringkas, mengambil persoalan yang penting saja
serta data yang dianggap tidak perlu dibuang setelah peneliti melaksanakan penelitian di
lapangan. Dan ini bertujuan agar data yang sudah diperoleh akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan memudahkan peneliti saat melaksanakan pengumpulan data selanjutnya.

Penelitian ini bersifat naratif atau dideskripsikan dengan bentuk uraian singkat dan
sesuai dengan keempat indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Verifikasi atau
penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan tes tertulis dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumentasi berupa
lembar jawaban ulangan harian matematika siswa yang terdiri dari 5 butir soal cerita tentang
materi FPB dan 5 butir soal cerita tentang materi KPK, serta menganalisis lembar jawaban
ulangan harian 32 siswa tersebut. Lembar jawaban ulangan harian siswa merupakan alat ukur
yang digunakan peneliti mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi
FPB dan KPK. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa kelas IV.

2. Pembahasan
a. Memahami masalah
Memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika memerlukan cara atau
langkah-langkah untuk memecahkan masalah dan juga harus mengetahui dengan benar
permasalahannya sehingga bisa memecahkan masalah dengan cara menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dalam bentuk kalimat matematika yang sesuai.
Berdasarkan gambar 4.1 sampai
4.5 dapat disimpulkan bahwa subjek 1 sudah mempunyai kemampuan dalam memahami
masalah dengan sangat baik.
Berdasarkan gambar 4.6 sampai
4.10 dapat disimpulkan bahwa subjek dengan predikat kemampuan cukup sudah mempunyai
kemampuan memahami masalah dengan sangat baik.

Berdasarkan gambar 4.11 dapat disimpulkan bahwa subjek kurang mampu menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut, tetapi pada gambar 4.12 sampai
4.15 subjek berkemampuan kurang sudah mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal dengan sangat baik.
Berdasarkan gambar 4.16 sampai
4.20 dapat disimpulkan bahwa siswa tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal terdsebut.
Berdasarkan gambar 4.25 dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut dengan sangat baik. Subjek 6 pada
soal nomor 4 dan 5 tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
tersebut, subjek 6 langsung menghitung penyelesaian soal tersebut. sehingga dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan gambar 4.26 sampai 4.28 siswa sudah mampu menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut dengan sangat baik, akan tetapi pada soal
nomor 4 dan 5 siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
tersebut, siswa langsung menghitung penyelesaian maslah.
Berdasarkan gambar 4.29 sampai 4.33 dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut dengan sangat baik.
Berdasarkan gambar 4.38 dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut dengan sangat baik.
Berdasarkan gambar 4.39 sampai
4 43dapat disimpulkan bahwa subjek 9 tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dari soal tersebut.
b. Merencanakan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah akan membantu perkembangan siswa, dengan
syarat adanya berbagai macam strategi pemecahan masalah dalam diri siswa. Banyaknya
strategi tersebut bisa memudahkan siswa dalam merencanakan pemecahan masalah.Setelah
siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah atau soal,
kemudian siswa akan mampu menuliskan rencana dalam pemecahan masalah.
Subjek 1 atau siswa kategori tingkat penguasaan sangat baik, menggunakan rumus
mencari FPB dengan cara membuat pohon faktor mulai soal pertama sampai terakhir.
Subjek 2 atau siswa pada kategori tingkat penguasaan cukup, menggunakan rumus
mencari FPB dengan menggunakan sengkedan dari awal sampai akhir.

Subjek 3 atau siswa pada kategori tingkat penguasaan kurang, menggunakan rumus
mencari FPB dengan mencari kelipatan dari kedua bilangan terlebih dahulu dari nomor 1 sampai
nomor 5. Subjek 4 atau siswa pada kategori tingkat penguasaan kurang sekali, tidak
menggunakan rumus mencari FPB.
Subjek 5 atau siswa tingkat penguasaan sangat baik, menggunakan rumus mencari KPK
dengan mencari kelipatan dari kedua bilangan dari nomor 1 sampai nomor 5.
Subjek 6 atau siswa tingkat penguasaan baik, menggunakan rumus mencari KPK
dengan mencari kelipatan dari kedua bilangan dari nomor 1 sampai nomor 5. Subjek 7 atau
siswa tingkat penguasaan cukup, menggunakan rumus pohon faktor dari nomor 1 sampai nomor
5. Subjek 8 atau siswa tingkat penguasaan kurang, soal nomor 1 menggunakan rumus mencari
KPK dengan sengkedan, tetapi pada nomor 2 sampai 5 siswa tidak menggunakan rumus mencari
KPK. Subjek 9 atau siswa tingkat penguasaan kurang sekali, soal pertama samapi 5 siswa tidak
menuliskan rumus mencari KPK.
c. Membuat Proses Penyelesaian Masalah
Membuat proses penyelesaian masalah berarti menghitung penyelesaian sesuai rencana
yang sudah dibuat.
Berdasarkan gambar 4.44 sampai 4.48 dapat disimpulkan bahwa subjek 1 mampu
membuat proses penyelesaian masalah dengan menghitung penyelesaian dengan benar,
walaupun pada soal nomor
1 jawaban siswa masih salah dalam menghitung penyelsaian soal.
Berdasarkan gambar 4.49, 4.50,
4.51 dan 4.53 dapat disimpulkan bahwa siswa menghitung penyelesaian menggunakan rumus
dengan cara yang berbeda-beda, yaitu menggunakan pohon faktor, sengkedan dan mencari
faktor dari kedua bilangan, akan tetapi jawaban siswa masih salah. Pada gambar 4. 51 siswa
sudah mampu menghitung penyelesaian dengan benar.
Berdasarkan gambar 4.54 sampai
4.58 subjek 3 sudah membuat proses penyelesaian masalah sesuai rumus, akan tetapi pada
gambar 4.54, 4.56 dan 4.58 jawaban siswa masih salah. Subjek 4 atau siswa pada tingkat
penguasaan kurang sekali, siswa tidak membuat proses penyelesaian soal dari nomor 1 sampai
5 sama sekali, yang artinya siswa belum mampu dalam proses penyelesaian soal atau
menghitung penyelesaian soal.
Berdasarkan gambar 4.59 sampai
4. 61 siswa sudah mampu menghitung penyelesaian soal dengan benar, sedangkan pada
gambar 4.62 dan 4.63 siswa masih kurang tepat saat menghitung penyelesaian masalah.
Berdasarkan gambar 4.68 siswa sudah mampu menghitung penyelesaian soal dengan jawaban
yang benar. Berdasarkan gambar
4.69 sampai 4.73 subjek 8 membuat proses penyelesaian soal, akan tetapi jawaban siswa masih
kurang tepat.
Berdasarkan gambar 4.74 siswa menghitung penyelesaian masalah dengan benar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa siswa pada tingkat penguasaan kurang pada penelitian ini, siswa hanya
membuat proses penyelesaian dan jawaban yang benar dinomor 1. pada soal nomor 2 sampai 5
siswa tidak membuat proses penyelesaian. Siswa pada tingkat penguasaan kurang sekali pada
penelitian ini, siswa tidak membuat atau tidak menuliskan sama sekali proses penyelesaian soal
dari nomor 1 sampai 5.
d. Memeriksa Kebenaran Hasil atau Jawaban
Siswa memeriksa kembali proses, jawaban serta menyimpulkan soal yang sudah
dikerjakan untuk melihat kebenaran hasil yang sudah dibuat.
Kategori subjek 1 atau siswa pada tingkat penguasaan sangat baik pada penelitian ini,
siswa memeriksa kembali proses dan jawaban yang dibuat secara keseluruhan, sehingga siswa
mampu menyimpulkan semua soal tersebut.
Kategori subjek 2 atau siswa pada tingkat penguasaan cukup, yaitu siswa melakukan
pemeriksaan kembali terhadap proses dan jawaban yang sudah dibuat, meskipun demikiantidak
semua jawaban yang dibuat siswa benar. Dan meskipun begitu siswa sudah mampu
menyimpulkan permasalahan tersebut.
Kategori pada subjek 3 atau siswa tingkat penguasaan kurang pada penelitian ini,
siswa memeriksa kembali proses dan jawaban yang dibuat serta menyimpulkan permasalahan
tersebut, akan tetapi kurang jeli saat melakukan pemeriksaan kembali.
Kategori pada subjek 4 atau siswa tingkat penguasaan kurang sekali pada penelitian
ini, siswa tidak mengecek apakah hasil atau jawaban yang dibuat sudah benar, karena pada
dasarnya saja siswa tidak menuliskan permasalahan, tidak menghitung penyelesaian soal.
Kategori subjek 5 atau siswa pada tingkat penguasaan sangat baik pada penelitian ini,
siswa memeriksa kembali proses, jawaban dan mampu menyimpulkan permasalahan tersebut.
Kategori subjek 6 atau siswa pada tingkat penguasaan baik pada penelitian ini, yaitu
siswa memeriksa kembali proses dan jawaban secara keseluruhan, akan tetapi siswa tidak jeli
saat memeriksanya.
Kategori subjek 7 atau siswa pada tingkat penguasaan cukup, yaitu siswa melakukan
pemeriksaan kembali terhadap proses dan jawaban yang sudah dibuat dari pertama sampai
terakhir, akan tetapi siswa masih kurang teliti saat memeriksanya.
Kategori subjek 8 atau siswa pada tingkat penguasaan kurang pada penelitian ini,
siswa tidak memeriksa kembali proses dan jawaban yang siswa buat.
Kategori subjek 9 atau siswa pada tingkat penguasaan kurang sekali pada penelitian ini,
siswa tidak memeriksa kembali proses dan jawaban yang siswa buat.
3. Hasil Wawancara
Setelah mewawancarai 9 subjek disimpulkan, sebagai berikut; siswa dengan predikat
kurang sekali, tidak mampu menjawab semua pertanyaan dari peneliti.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 9 subjek penelitian dapat disimpulkan
bahwa, subjek 1 mampu menjawab pertanyaan dari peneliti, subjek
2 mampu menjawab pertanyaan dari peneliti, subjek 3 menjawab pertanyaan peneliti, akan
tetapi jawaban subjek 3 masih kurang tepat, subjek 4 tidak mampu menjawab pertanyaan
peneliti, subjek 5 mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, akan tetapi ada satu pertanyaan
yang tidak bisa dijawab oleh subjek 5, subjek 6 mampu menjawab pertanyaan dengan tepat,
akan tetapi ada satu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh subjek 6, subjek 7 mampu
menjawab pertanyaan peneliti dengan tepat, subjek 8 tidak mampu menjawab semua
pertanyaan peneliti, subjek 9 tidak mampu menjawab semua pertanyaan peneliti.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi FPB dan KPK, yang mencakup kemampuan memahami masalah,
merencanakan pemecahan masalah, membuat proses penyelesaian masalah dan memeriksa
kembali hasil atau jawaban dari masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Siswa kelas IV SD Negeri 02 Langsa sudah mampu dan sudah memiliki kemampuan
memahami masalah pada materi FPB dan KPK.
2. Mampu dan sudah memiliki kemampuan merencanakan pemecahan masalah pada
materi FPB dan KPK.
3. Belum mampu dan belum memiliki kemampuan membuat proses penyelesaian masalah
pada materi FPB dan KPK.
4. Belum mampu dan belum memiliki kemampuan dalam dalam memeriksa kembali
kebenaran hasil atau jawaban.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol.

Kepala Sekolah SD Negeri 02 Langsa dan 8, No. 2, 2018

pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu


Depdiknas. 2006. Permendiknas. No. 22,
Pendidikan Universitas Samudra yang telah Tahun 2006, tentang Standar isi.
membantu penelitian ini.
Kenedi, A. K., Helsa, Y., Ariani, Y.,
Zainil, M., & Hendri, S. 2019.
REFERENSI “Mathematical Connection of
Ariani, Y., & Kenedi, A. K. 2018.”Model Elementary School Students to
Polya Dalam Peningkatan Hasil Solve Mathematical Problems”.
Belajar Matematika Pada Journal on Mathematics
Pembelajaran Soal Cerita Education, Vol.10, No. 1, 2019.
Volume Di Sekolah Dasar”.
Kenedi, A. K., Hendri, S., Ladiva, H. B., (KPK) dan Faktor Persekutuan
& Nelliarti, N. 2018. Terbesar (FPB) dengan Metode
“Kemampuan Koneksi Matematis PEBI. Jurnal Beta. Vol, 5
Siswa Sekolah Dasar Dalam No. 2.
Memecahkan Masalah
Matematika”, Numeracy Journal.
Vol. 5, No. 2, 2018.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumartini, Tina Sri. 2016. Peningkatan


Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa
melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah. Jurnal Pendidikan.
Vol, 5 No. 2. Diakses: 6
Februari 2019.
http://media.neliti.com/media/pub
lications/226581-peningkatan-
kemampuan-pemecahan-masalah-
360cbfca.pdf.

Yudhi, Prima. 2017. Analisis Kebutuhan


Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Realistik
Matematics Education (RME)
pada Materi FPB dan KPK
untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar. Vol, XI. No. 74.
Diakses: 6 Februari
2019.https://jurnal.umsb.ac.id/
index.ph
p/menarailmu/article/view.

Yuniati.Suci. 2012.Menetukan
Kelipatan Persekutuan Terkecil
JURNAL 4

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
pada Materi FPB dan KPK di SD Negeri 02 Langsa
Nama Jurnal : Journal of Basic Education Studies
Penulis : Herlita Angraini, Sofiyan, Alpidsyah Putra
Nomor/Volume : 1/2
Edisi (Tahun) : 2019
Halaman : 142-150
Reviewer : Kristy Syahputri

B. RINGKASAN ISI
Pendahuluan :
Tujuan pelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak hanya berfungsi untuk
peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung menggunakan rumus serta prosedur saat
mengerjakan soal rutin, namun juga untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, yaitu masalah matematika dan juga masalah yang lainnya
mengikutsertakan matematika untuk memecahkannya.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar serta tujuan utama
pengajaran matematika, sehingga sangat penting dan bagus untuk diterapkan. Diluar dari
pembelajaran matematika kemampuan pemecahan matematis juga sangat diperlukan siswa.
Kemampuan pemecahan masalah matematis juga akan mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa agar memperoleh hasil yang memuaskan dan juga merupakan tujuan
umum pengajaran matematika, karena kemampuan pemecahan masalah matematis dapat
membantu dalam memecahkan persoalan matematika dan juga pelajaran lain, serta dalam
kehidupan sehari-hari. Jika siswa dapat memahami, memilih cara yang tepat, serta mampu
menerapkannya dalam penyelesaian masalah berarti siswa sudah bisa dikatakan
mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka diambil judul penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa pada Materi FPB dan KPK di Kelas IV SD Negeri 02 Langsa.”
Tujuan Penulisan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa
dalam memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, membuat proses
penyelesaian suatu masalah dan memeriksa kebenaran hasil atau jawaban dari masalah FPB
dan KPK.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis
kelas IV SD Negeri 02 Langsa pada materi FPB dan KPK adalah (1) siswa memiliki
kemampuan memahami masalah, (2) siswa memiliki kemampuan merencanakan pemecahan
masalah, (3) siswa belum memiliki kemampuan membuat proses penyelesaian masalah, (4)
siswa belum memiliki kemampuan memeriksa kembali kebenaran hasil atau jawaban.
Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa terus dilatih secara terus menerus, agar kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa bertambah dan meningkat
Kesimpulan :
. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi FPB dan KPK, yang mencakup kemampuan memahami
masalah, merencanakan pemecahan masalah, membuat proses penyelesaian masalah dan
memeriksa kembali hasil atau jawaban dari masalah, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Siswa kelas IV SD Negeri 02 Langsa sudah mampu dan sudah memiliki kemampuan
memahami masalah pada materi FPB dan KPK.
2. Mampu dan sudah memiliki kemampuan merencanakan pemecahan masalah pada
materi FPB dan KPK.
3. Belum mampu dan belum memiliki kemampuan membuat proses penyelesaian
masalah pada materi FPB dan KPK.
4. Belum mampu dan belum memiliki kemampuan dalam dalam memeriksa kembali
kebenaran hasil atau jawaban.

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


Kelebihan :
• Jurnal ini memberikan informasi mengenai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa pada Materi FPB dan KPK di Kelas IV SD Negeri 02 Langsa
• Pada bagian abstrak sudah dijelaskan secara singkat mengenai gambaran isi yang
terdapat dalam jurnal
• Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru untuk menggunakan metode
memecahkan masalah (problem bas learning) di sekolah dasar
• Menyertakan sumber referensi yang update dengan memiliki daftar yang akurat.
Kekurangan :
• Pada bagian metode penelitian, peneliti menyebutkan bahwa Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, sebaiknya peneliti
memasukkan juga beberapa dokumentasi yang telah di dapatkan kedalam jurnal ini agar
pembaca dapat melihat apa yang telah dilakukan peneliti.
• Referensi yang digunakan dalam jurnal ini cenderung sedikit sehingga hasil yang
diperoleh dapat diragukan oleh pembaca.

D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kela
IV SD sudah mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi FPB dan
KPK, yang mencakup kemampuan memahami masalah, merencanakan pemecahan
masalah, membuat proses penyelesaian masalah dan memeriksa kembali hasil atau jawaban
dari masalah.
5) JURNAL 5

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran FPB dan KPK


Menggunakan Alat Peraga Dakon
Aldi Prasetyo1, Yusuf Suryana2, Geri Syahril Sidik3
1, 3
Universitas Perjuangan Tasikmalaya, 2Universitas Pendidikan Indonesia
aldi29690@gmail.com

Article History
accepted 2/11/2019 approved 23/11/2019 published 31/12/2019

Abstract
Abstract. The problem in this study is the low student learning outcomes in mathematics learning the
subject of the Biggest Fellowship Factor (FPB) and the Smallest Multiple Multiplication (KPK) in Class
V. This study aims to determine the increase in student learning outcomes by using dakon props on the
subject of FPB and KPK in Class V of SDN 1 Nagarasari. The method used in this study is the Classroom
Action Research (CAR) method. The results showed that in the first cycle the average value of student
learning outcomes was
72.73 with learning completeness 56.67%. Cycle II average student learning outcomes 79.27 with
learning completeness 83.33%. An increase in the average score of student learning outcomes by 14.2
points. Based on the increase of each cycle, it can be concluded that the use of dakon props can improve
student learning outcomes in FPB and KPK material in class V of SDN 1 Nagarasari, Cipedes District,
Tasikmalaya City Academic Year 2018/2019.
Keywords: Dakon Props, Learning Outcomes.

Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok
bahasan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di Kelas V.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunaan alat
peraga dakon pada pokok bahasan FPB dan KPK di Kelas V SDN 1 Nagarasari. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus. Setiap siklus peneliti memberikan soal pre test, kemudian diberikan tindakan menggunakan
alat peraga dakon. Siswa diberikan soal post test, selanjutnya peneliti merefleksi kegiatan penelitian untuk
perbaikan siklus selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata hasil
belajar siswa 72,73 dengan ketuntasan belajar 56,67%. Siklus II rata-rata hasil belajar siswa 79,27 dengan
ketuntasan belajar 83,33%. Peningkatan rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 14,2 poin. Berdasarkan
peningkatan dari setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dakon dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas V SDN 1 Nagarasari Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Alat Peraga Dakon, Hasil Belajar

Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series p-ISSN 2620-9284
https://jurnal.uns.ac.id/shes e-ISSN 2620-9292

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License.
PENDAHULUAN
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar matematika disusun sebagai landasan
pembelajaran untuk mengembangkan mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Menurut Ajun, Anita P (2013)
“Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai
dengan situasi.” Mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Salah satu kompetensi dasar yang
termuat dalam mata pelajaran matematika kelas V yaitu menggunakan faktor prima
untuk menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK). Maka dalam melaksanakan pembelajaran FPB dan KPK seharusnya
guru menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa, menggunakan alat peraga
yang dapat membuat siswa mengerti dan fokus terhadap materi yang akan dijelaskan dan
menguasai kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai yang
diharapkan.
Hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas, kemampuan siswa
dalam pembelajaran matematika belum mencapai skor yang memuaskan dan masih di
bawah standar ketuntasan minimal sekolah. Biasanya siswa kesulitan memahami maksud
soal dan merubah bentuk soal kedalam kalimat matematika sehingga salah dalam
menentujkan jawaban (Sidik, 2016; Sidik, 2019). Demikian yang terjadi di kelas V SDN
1 Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018-2019, dari 30
siswa yang mengikuti ulangan mata pelajaran matematika pada pokok pembahasan
Menentukan FPB dan KPK hanya 13 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi
75%. Berdasarkan hasil pengamatan, faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa yaitu, materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) hanya secara simbolik tanpa menggunakan alat peraga atau
media pembelajaran. Restianingrum (2016) mengemukakan bahwa “Penggunaan media
akan membantu memahami konsep, sesuai karakteristik pola pikir siswa Sekolah Dasar
yang masih konkret.” Cara pembelajaran yang disampaikan tidak menarik perhatian
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga ada beberapa siswa yang kurang bisa
memahami penjelasan guru, dan mereka malu untuk bertanya pada guru tentang hal-hal
yang belum dipahami. Suherman (2013) menyatakan bahwa “pembelajaran matematika
dengan menggunakan alat peraga, maka siswa akan termotivasi dalam belajar sehingga
hasil belajar siswa meningkat.”
Berdasarkan hasil observasi di kelas V bahwa guru sudah melakukan banyak hal
untuk memperbaiki hasil belajar siswa diantaranya; 1) memberikan remedial dengan
pemberian soal berulang kepada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hasibuan, N. (2014)
menyatakan bahwa “Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.” Pemberian remedial tanpa dijelaskan
kembali materi yang diajarkan, hanya memberikan kembali soal-soal yang dirasa sulit itu
belum efektif. 2) pemberian soal-soal cerita tetapi tidak menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran, siswa hanya tahu saja tetapi belum mengerti dan paham materi FPB dan
KPK. Menurut Afiyani, E (2012) “Penggunaan alat peraga dalam pemberian soal cerita
pada pembelajaran matematika efektif meningkatkan hasil belajar siswa.” Pemberian
soal cerita saja tanpa menggunakan alat peraga belum efektif, sehingga hasil belajar
siswa pada materi FPB dan KPK masih rendah.
Salah satu alternatif alat peraga yang efektif digunakan adalah penggunaan dakon
dalam pembelajaran FPB dan KPK. Menurut Kurniati (2017) dan Shanti, F.D. (2016)
“Dakon adalah suatu alat peraga inovasi baru yang digunakan sebagai media
pembelajaran matematika.” Sundayana (2015) kegunaan dakon yaitu “untuk
menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK).” Dakon merupakan media pembelajaran yang dihasilkan dari penggabungan
permainan tradisional dan pembelajaran matematika yang berguna untuk menentukan
FPB dan KPK. Menurut Sulastri, dkk. (2015); Lesthary, D. dkk. (2017) “Penggunaan
alat peraga dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
matematika.” Dakon menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran
matematika. Sehingga diharapkan selain mampu menjadi alat peraga pembelajaran
matematika yang menyenangkan, dakon juga mampu melestarikan salah satu permainan
tradisional dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran FPB
dan KPK.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian pada
pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
FPB dan KPK Menggunakan Alat Peraga Dakon di kelas V SDN 1 Nagarasari
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini, yaitu 1) untuk
mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dakon untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran FPB dan KPK di kelas V,
2) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan alat
peraga dakon untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran FPB dan KPK
di kelas V, 3) untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan
penggunaan alat peraga Dakon pada pembelajaran FPB dan KPK di kelas V.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai

Observasi

berikut:
Permasalahan Rendahnya
Hasil Belajar Siswa
Materi FPB dan KPK

Menyiapkan Strategi Perbaikan


Pembelajaran

Penggunaan Alat Peraga Dakon


pada Pembelajaran FPB dan KPK

Tindakan Siklus I dan


Tindakan Siklus II

Gambar 1. Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota


Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2018/2019 pada 30 siswa. Peneliti menemukan
permasalahan yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.
Dikarenakan proses pembelajaran belum menggunakan alat peraga, peneliti meyiapkan
strategi perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dakon pada
pembelajaran FPB dan KPK. Peneliti memberikan soal pre test untuk mengetahui

SHEs: Conference Series 2 (2) (2019)


64 - 72

kemampuan awal siswa, pada materi FPB dan KPK sebelum pelaksanaan tindakan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dakon.
Pada penelitian ini terdapat tiga teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-
data empiris yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu, teknik
observasi, tes dan dokumentasi. 1) Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan
data aktivitas siswa dan peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar aktivas peneliti, lembar observasi aktivitas siswa dan penskoran kesesuaian atau
ketepatan RPP. Lembar observasi terhadap peneliti menggunakan instrumen APKG
(adaptasi dari pedoman FKIP Kampus Universitas Perjuangan Tasikmalaya) dengan
memperhatikan aktivitas peneliti dalam pengelolaan pembelajaran menggunakan alat
peraga dakon diisi oleh observer (guru kelas/teman sejawat) pada setiap kegiatan
pembelajaran berlangsung; 2) Tes yang digunakan dalam teknik pengumpulan data ini
adalah tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi pembelajaran FPB dan
KPK. Peneliti juga memberikan soal pre test sebelum diterapkannya alat peraga dakon
untuk mengetahui pemahaman awal siswa, dan memberikan soal post test setelah
diterapkan alat peraga dakon; 3) Teknik dokumentasi bentuk dari dokumentasi pada
penelitian ini antara lain RPP, silabus, daftar skor siswa, daftar kehadiran siswa, serta
foto pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga dakon.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini dimulai pada tanggal 29
April 2019 sampai dengan 13 Mei 2019. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian
diantaranya; RPP, LKS, Lembar soal post test, instrumen observasi, media pembelajaran
yaitu alat peraga dakon, dan menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
tindakan. Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai RPP yang dibuat peneliti
dengan menggunakan alat peraga dakon pada pembelajaran FPB dan KPK. Proses
pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer dan dinilai dengan menggunakan
lembar observasi. Peneliti mengumpulkan data sesuai instrumen yang direncanakan.
Peneliti memberikan soal post test untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran FPB dan KPK dengan menggunakan alat peraga dakon. Peneliti merefleksi
kegiatan penelitian untuk perbaikan siklus selanjutnya. Data yang diperoleh berupa hasil
observasi dan hasil belajar siswa, kemudian diolah dan dianalisis menggunakan teknik
penghitungan yang telah ditetapkan menurut para ahli. Data hasil analisis kemudian
dipaparkan dalam bentuk tabel frekuensi dan grafik. Peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Peneliti melakukan verifikasi untuk
melakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran
Berikut adalah hasil observasi dalam pemenuhan aspek-aspek rencana
pelaksanaan pembelajaran:
Tabel 1. Hasil Observasi RPP
Siklus Rata-Rata Persentase (%)
I 3,21 80,36%
II 3,82 95,53%
Berdasarkan tabel 1. Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada
materi FPB dan KPK menggunakan alat peraga dakon siklus I menunjukkan hasil
yang “Baik”. Hal ini didasarkan atas hasil observasi, masih ada indikator yang belum
sesuai, yaitu indikator metode yang digunakan dalam pembelajaran belum bervariasi
dan belum berpusat pada siswa. Siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan dengan
kategori yang diperoleh “Sangat Baik.”
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dirinci pada tabel 2. Sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Observasi Kinerja Guru
Siklus Rata-Rata Persentase (%)
I 3,28 82,14%
II 3,85 96,42%

Hasil observasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada materi FPB dan
KPK menggunakan alat peraga dakon siklus I dikatakan “Baik”. indikator yang dirasa
belum terpenuhi dengan baik, yaitu penyajian bahan pembelajaran masih belum
berorientasi pada siswa secara menyeluruh. Pada siklus II telah terlaksana dengan
baik, kategori “Sangat Baik.”
Hasil pengamatan aktivitas siswa terinci pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus Rata-Rata Persentase (%)
I 2,8 70%
II 3,6 90%

Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi FPB
dan KPK dengan menggunakan alat peraga dakon pada siklus I termasuk kategori
“Cukup”, karena siswa kurang menyimak penjelasan dari guru dan presentasi tiap
kelompok. Siklus II hasil pengamatan aktivitas siswa termasuk pada kategori “Sangat
Baik.”
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar pada siswa dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Perbandingan Antar Siklus


Skor rata-rata kelas
Skor Terendah
Skor Tertinggi

belum
tuntas

tuntas
Siswa

Siswa
Jumlah Siswa

yang

yang
Siklus

Persenta se

Persenta se
Jumlah

Jumlah

I 30 90 44 72 17 57% 13 43%

II 30 98 55 79 25 83% 5 17%

Terlihat bahwa siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata kelas dari 72


menjadi 79 dengan ketuntasan yang juga terjadi peningkatan sebesar 26% yaitu dari
57% menjadi 83%. Persentase ketuntasan kelas V yang dicapai pada siklus 1 ke siklus
2 tersebut telah mencapai standar yang ditentukan di SDN 1 Nagarasari yaitu 75%
siswa tuntas KKM, serta skor rata-rata kelas juga telah mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu 73. Lebih jelasnya akan disajikan perbandingan jumlah siswa yang
Tuntas dan Belum Tuntas siklus 1 dan siklus 2 dalam bentuk grafik berikut ini:

Grafik 2. Perbandingan Antar


Siklus

Pembahasan
Peneliti melakukan pengamatan sebelum melaksanakan penelitian tindakan
kelas, untuk menentukan tindakan yang tepat agar pembelajaran berlangsung lebih
baik. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan dengan melihat
proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa
media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan hanya menggunakan
media berupa papan tulis. Pengamatan juga dilakukan dengan melihat hasil ulangan
materi FPB dan KPK bahwa sebagian besar 66,67% (20 siswa) masuk dalam kategori
belum tuntas dan 33,33% (10 siswa) masuk dalam kategori tuntas, selain itu rata-rata
kelas (65,07) masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu
73. Atas dasar data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika
siswa kelas V SDN 1 Nagarasari masih rendah sehingga perlu diadakannya upaya
perbaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi :
1. Perencanaan Pembelajaran
Peneliti membuat RPP sebelum melaksanakan penelitian, sesuai silabus mata
pelajaran matematika dengan kompetensi dasar 1.2 menggunakan faktor prima untuk
menentukan FPB dan KPK. Peneliti melaksanakan penelitian dengan 2 siklus, dimana
setiap siklus dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS), Lembar Soal Pre Test dan Post Test, Lembar Observasi
(Instrumen Penskoran). Penilaian RPP digunakan lembar observasi instrumen
penilaian RPP. Berdasarkan hasil observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dalam merancang perencanaan pembelajaran
pada materi FPB dan KPK menggunakan alat peraga dakon, pada siklus I dengan
jumlah skor yang diperoleh yaitu 22,5 dan pesentase sebesar 80.36%. Pada siklus II
meningkat jumlah skor yang diperoleh menjadi 26,75 dengan persentase 95,53%.
Jadi pada penelitian ini, peneliti sudah mengalami peningkatan dalam merancang
perencanaan pembelajaran dengan skor akhir persentasenya tidak kurang dari 75%.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan hubungan interaksi antara siswa
dan guru dalam situasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus dilaksanakan sesuai perencanaan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pada penelitian ini, proses
pelaksanaan pembelajaran dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja
guru. Melalui lembar observasi kinerja guru, dapat dilihat bagaimana peneliti
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dakon pada setiap
siklusnya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil observasi Siklus I, penilaian
kinerja guru dapat dikatakan “Baik” dengan persentase yang didapat yaitu 82,14%
dan rata-rata 3,28. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori “Sangat
Baik” dan persentase yang diperoleh yaitu 96,42% dengan rata-rata 3,85. Pelaksanaan
pembelajaran dengan alat peraga dakon, memberikan perubahan lebih baik dalam
proses pembelajaran yaitu: siswa dapat termotivasi untuk belajar, aktif dalam
pembelajaran, dapat bersikap baik dalam menyimak penjelasan guru dan kelompok
lain sehingga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suherman (2013) “pembelajaran matematika dengan menggunakan
alat peraga, maka proses belajar mengajar termotivasi.” Maka dari itu, dengan
menggunakan alat peraga dakon, motivasi siswa dan proses pembelajaran menjadi
aktif, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran, berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat peraga dakon pada materi
FPB dan KPK di setiap siklus aktivitas siswa mengalami peningkatan. Siklus I
aktivitas siswa dikatakan “Cukup” dengan persentase 70% dan rata-rata yang
diperoleh yaitu 2,8. Siklus II, aktivitas siswa mengalami peningkatan termasuk pada
kategori “Sangat baik” dengan persentase 90% dan rata-rata yang diperoleh yaitu 3,6.
Penggunaan alat peraga dakon pada materi FPB dan KPK membuat siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran, siswa termotivasi dan aktif dalam mengajukan pendapat,
karena setiap indikator terutama indikator dalam menyimak penjelasan guru dan
menyimak presentasi kelompok lain meningkat dari siklus I ke siklus.
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dari kedua tindakan terjadi peningkatan yang signifikan dari
kedua siklus. Berdasarkan hasil analisis, siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan rata-
rata kelas dari 72 menjadi 79 dengan ketuntasan yang juga terjadi peningkatan sebesar
26% yaitu dari 57% menjadi 83%. Presentase ketuntasan kelas V yang dicapai pada
siklus 1 ke siklus 2 tersebut telah mencapai standar yang ditentukan di SDN 1
Nagarasari yaitu 75% siswa tuntas KKM, serta skor rata-rata kelas juga telah
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 73. Persentase siswa yang tuntas pada
siklus 1 diambil dari skor tes pada materi menentukan dua bilangan faktor prima FPB
dan KPK menggunakan alat peraga dakon siswa yang tuntas adalah 57% (17 siswa).
Pada siklus 2, presentase siswa yang tuntas diambil dari tes siklus 2 pada materi
menentukan tiga bilangan faktor prima KPK dan FPB menggunakan alat peraga
dakon adalah 83% (25 siswa). Diagram di atas menunjukkan peningkatan jumlah
siswa tuntas dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Kondisi tersebut juga diiringi
dengan menurunya jumlah siswa yang Belum Tuntas mulai siklus I sebanyak 13
siswa, dan siklus II menjadi 5 siswa. Hasil tersebut telah memenuhi indikator kinerja
pada penelitian ini yaitu 75% tuntas dengan KKM 73, sehingga pelaksanaan
pembelajaran dihentikan pada siklus 2. Hal ini dikarekan sudah mencapai indikator
kinerja yaitu rata-rata kelas secara klasikal telah mencapai KKM, jumlah siswa yang
mencapai KKM telah mengalami peningkatan, dan 75% siswa telah mencapai KKM
yang ditentukan. Menurut (Sobari,2017; dan Septiyana, 2017) bahwa penggunaan alat
peraga dakon dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.” Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti tersebut. Berdasarkan hasil peneletian, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada materi FPB dan KPK menggunakan alat peraga dakon mengalami
peningkatan di Kelas V SDN 1 Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Tahun Ajaran 2018/2019.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK
dengan menggunakan alat peraga dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V
SDN 1 Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019.
Peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari:
1. Perencanaan pembelajaran pada materi FPB dan KPK menggunakan alat peraga dakon setiap
siklus mengalami peningkatan. Perencanaan pembelajaran yang dibuat peneliti setelah
diberikan tindakan dengan menggunakan alat peraga dakon termasuk kategori sangat baik.
Seluruh indikator terpenuhi dengan baik, terutama indikator metode yang digunakan dalam
pembelajaran bervariasi dan berpusat pada siswa, sehingga berpengaruh pada pelaksanaan
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK menggunakan alat peraga
dakon di kelas V SDN 1 dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang telah ditentukan. Kategori yang diperoleh sangat baik. Hal ini
dikarenakan seluruh indikator telah terpenuhi dengan baik.
3. Hasil analis menunjukkan bahwa, hasil pratindakan ketuntasan belajar siswa hanya mencapai
persentase 33,33% (10 siswa) dan yang belum tuntas KKM 66,67% (20 siswa) dengan rata-
rata 65,07. Setelah dilakukannya tindakan penelitian dengan menggunakan alat peraga dakon
hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai
persentase sebesar 56,67% (17 siswa) dan yang belum tuntas KKM 43,33% (13 siswa)
dengan rata-rata yang diperoleh 72,73. Siklus II mencapai persentase 83,33% (25 siswa)
tuntas belajar, dan hanya 16,67% (5 siswa) belum tuntas KKM dengan rata-rata kelas yang
diperoleh 79,27. Peningkatan rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 14,2 poin.

DAFTAR PUSTAKA

Afiyani, E. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita dalam


Pembelajaran Matematika Materi Pecahan Sederhana dengan Menggunakan Alat
Peraga pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Badakarya Kecamatan Punggelan
Banjarnegara.
Ajun, Anita P. (2013). Development Of Long And Square Learning Device With A
Realistic Mathematical Approach Based On Bruner Theory For Student Classy VII
SMP Negeri 1 Palopo. Jurnal Daya Matematis, 1 (1):71.
Hasibuan, N. (2014). Mengoptimalkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Remedial.
Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 9 (2).
Kurniati, Suci, I. (2017). Penerapan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakon) dalam
Pembelajaran Matematika KPK dan FPB. [Online]. Tersedia:
http://www.kompasiana.com/suciindahkurniati/59891e8288575a0acf6fa792/pener
apan-alat-peraga-dakon-matematika-dakon-dalampembelajaranmatematika-kpk-
dan-fpb. Diakses pada 22 Februari 2019.
Lesthary, D. dkk. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Media Dakon Bilangan di SD. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(11).
Restianingrum. (2016). Improving the Mathematics Achievment by Using Number Line
Media on 4th Grade Students. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,15 (5):2.
Septiana, Dwi. (2017). Penggunaan Alat Peraga Dakon Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar FPB Dan KPK Pada Siswa Kelas IV SDN Kalitengkek. (Skripsi Program
Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo).
Purworejo.
Shanti, F. D. (2016). Penerapan Metode Education Games Berbasis Alat Peraga Dakon
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas Iv Sd Islam
An-Nashr Kauman Tulungagung.
Sidik, G. S. (2016). Analisis proses berpikir dalam pemahaman matematis siswa sekolah
dasar dengan pemberian scaffolding. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 2(2),
192-204.
Sidik, G. S., & Nugraha, F. (2019). Proses Berpikir pada Pemahaman Matematik Siswa
Sekolah Dasar Terkait Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Pecahan
[The Process of Thinking in Mathematical Understanding of Primary School
Students Regarding Counting Operation Materials Multiplicat. PEDAGOGIA:
Jurnal Pendidikan, 8(1), 45-52.
Sobari, A. (2017). Pengaruh penggunaan alat peraga dakon terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Suherman, Erman. (2013). Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sulastri, dkk. (2015). Pemanfaatan Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=296235&val=5150&title=Pe
m
anfaatan%20Media%20Alat%20Peraga%20Untuk%20Meningkatkan%20%20Ha
sil%20Belajar%20Peserta%20Didik%20Pada%20Mata%20Pelajaran%20PKn%2
0%20di%20Kelas%20IV%20SDN%201%20Toili.Diambil pada 20 Mei 2019.
Sundayana, Rostina. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Afabeta.
JURNAL 5

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran FPB dan
KPK Menggunakan Alat Peraga Dakon
Nama Jurnal : Journal of Basic Education Studies
Penulis : Aldi Prasetyo, Yusuf Suryana, Geri Syahril Sidik
Nomor/Volume : 2/2
Edisi (Tahun) : 2019
Halaman : 64-72
Reviewer : Kristy Syahputri

B. RINGKASAN ISI
Pendahuluan :
Berdasarkan hasil observasi di kelas V bahwa guru sudah melakukan banyak hal
untuk memperbaiki hasil belajar siswa diantaranya; 1) memberikan remedial dengan
pemberian soal berulang kepada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hasibuan, N. (2014)
menyatakan bahwa “Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan.” Pemberian remedial tanpa dijelaskan kembali materi yang
diajarkan, hanya memberikan kembali soal-soal yang dirasa sulit itu belum efektif. 2)
pemberian soal-soal cerita tetapi tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, siswa
hanya tahu saja tetapi belum mengerti dan paham materi FPB dan KPK. Menurut Afiyani, E
(2012) “Penggunaan alat peraga dalam pemberian soal cerita pada pembelajaran matematika
efektif meningkatkan hasil belajar siswa.” Pemberian soal cerita saja tanpa menggunakan alat
peraga belum efektif, sehingga hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK masih rendah.
Salah satu alternatif alat peraga yang efektif digunakan adalah penggunaan dakon
dalam pembelajaran FPB dan KPK. Menurut Kurniati (2017) dan Shanti, F.D. (2016) “Dakon
adalah suatu alat peraga inovasi baru yang digunakan sebagai media pembelajaran
matematika.” Sundayana (2015) kegunaan dakon yaitu “untuk menentukan faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Tujuan Penulisan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunaan alat peraga dakon pada pokok bahasan FPB dan KPK di Kelas V SDN 1
Nagarasari.
Metode Penelitian :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus peneliti memberikan soal pre test,
kemudian diberikan tindakan menggunakan alat peraga dakon. Siswa diberikan soal post test,
selanjutnya peneliti merefleksi kegiatan penelitian untuk perbaikan siklus selanjutnya.
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 72,73
dengan ketuntasan belajar 56,67%. Siklus II rata-rata hasil belajar siswa 79,27 dengan
ketuntasan belajar 83,33%. Peningkatan rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 14,2 poin.
Berdasarkan peningkatan dari setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga
dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas V SDN 1
Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK dengan
menggunakan alat peraga dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN 1
Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan :
• Jurnal ini memberikan informasi mengenai menggunakan alat peraga dakon dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019 pada materi FPB dan KPK
• Mendukung diadakannya penelitian lanjutan dari permasalahan yang di bahas dengan
memanfaatkan media lain dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
FPB dan KPK
• Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan alat praga dakon
• Menyertakan sumber referensi yang update dengan memiliki daftar yang akurat.
Kekurangan :
• Sebaiknya peneliti menyebutkan keunggulan dari penelitian yang telah dilakukan di
bandingkan dengan penelitian sebelumnya, adakah pengaruh lain yang dihadapi sehingga
mempengaruhi hasil penelitian.
• Peneliti sebaiknya memasukkan gambar alat praga yang digunakan agar pembaca
mengetahui alat praga yang seperti apa yang di gunakan dalam penelitian ini.
D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK dengan menggunakan alat peraga
dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V. Hal ini dapat membantu guru dalam
menjelaskan materi mengenai FPB dan KPK sehingga siswa mudah untuk memahaminya
sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai