Anda di halaman 1dari 41

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 24

dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 13 Kabupaten Tangerang. SMAN

24 adalah SMA Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten

Tangerang dengan jumlah rombongan belajar terdiri dari 10 rombel kelas X, 10

rombel kelas XI dan 8 rombel kelas XII dengan pembagian jurusan 4 rombel

jurusan IPA dan 4 rombel jurusan IPS untuk masing-masing kelas X, kelas XI

dan kelas XII.

SMAN 13 adalah SMA Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Pasar

Kemis Kabupaten Tangerang dengan jumlah rombongan belajar terdiri dari 10

rombel kelas X, 10 rombel kelas XI dan 10 rombel kelas XII, dengan pembagian

jurusan 5 rombel jurusan IPA dan 5 rombel jurusan IPS untuk masing-masing

kelas X, kelas XI dan kelas XII.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 (lima) bulan, dari bulan

Agustus 2020 sampai dengan bulan Desember 2020 pada semester I tahun

pelajaran 2020/2021, perkiraan jadual penelitian adalah sebagai berikut :

38
39

B. Metode Penelitian

Secara umum penelitian merupakan suatu proses yang resmi, sistematis dan

intensif dalam pelaksanaan kerja untuk mencari kebenaran, sedangkan kegiatan

mempunyai dua tahap kerja yaitu penyelidikan dasar dan penyelidikan yang

operasional.

Penyelidikan dasar merupakan suatu proses yang resmi, sistematis dari

pelaksanaan kerja dalam menganalisa dan mengambil kesimpulan, sedangkan

perhatiannya dipusatkan kepada pembangunan dan penggunaan teori.

Penyelidikan operasional lebih memusatkan perhatiannya kepada

pemecahan masalah yang sedang dibahas dan diteliti, dalam arti suatu objek

penelitian dengan keadaan dan lingkungan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen komparatif.

Menurut Ridwan (2009:50) metode penelitian eksperimen yaitu penelitian yang

berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam

kondisi yang terkontrol secara ketat. Tujuannya untuk menyelidiki kemungkinan

saling hubungan sebab akibat dengan cara membandingkan hasilnya dengan satu

atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Desain penelitian ini

adalah treatment by level (desain faktorial 2x2) dan dipilih serta disesuaikan

dengan hipotesis penelitian. Salah satu hipotesis yang akan diuji adalah ada

tidaknya interaksi antara faktor penerapan metode pembelajaran dengan hasil

belajar biologi.
Penelitian ini dimulai dengan membuat hipotesis kausal yang terdiri dari

variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas, yaitu :

a. Metode Pembelajaran (A)

b. Sikap Belajar (B)

2. Variabel Terikat adalah hasil belajar biologi .

Untuk variabel bebas metode pembelajaran dibagi atas dua metode yaitu

metode pembelajaran eksperimen (A1) dan metode pembelajaran demontrasi (A2).

Sedangkan sikap belajar siswa dibedakan atas dua kategori yaitu sikap belajar

tinggi (B1) dan sikap belajar rendah (B2).

Skema desain penelitian seperti pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Metode Pembelajaran
Eksperimen Demonstrasi
Jumlah
(A1) (A2)
Sikap

Sikap Tinggi (B1) A1B1 A2B1 B1

Sikap Rendah (B2) A1B2 A2B2 B2

Jumlah A1 A2 Total= A × B

Keterangan :
39

A1B1 : Kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen

dengan sikap belajar tinggi.

A1B2 : Kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen

dengan sikap belajar rendah.

A2B1 : Kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi

dengan sikap belajar tinggi.

A2B2 : kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi

dengan sikap belajar rendah.

C. Validitas Penelitian

Ada dua validitas yang perlu diperhatikan sehubungan dengan disain

penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal berkaitan

dengan besarnya pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar biologi siswa.

Validitas eksternal berkaitan dengan dapat atau tidaknya hasil penelitian ini

digeneralisasikan kepada subyek lain yang memiliki kondisi dan karakter yang

sama.

a. Mengatasi Pengaruh Terhadap Validitas Internal

Dalam konteks penelitian ini, validitas internal berkaitan dengan benar atau

tidaknya perubahan hasil belajar biologi, hanya disebabkan oleh metode mengajar

dan sikap belajar siswa, bukan disebabkan oleh metode mengajar dan sikap

belajar, maka dilakukan berbagai usaha untuk mengatasi pengaruh-pengaruh

variabel ekstra (sejarah, kematangan, pretesting, perbedaan pemilihan subyek,

instrumentasi, moralitas dan interaksi antara subjek)


b. Mengatasi Pengaruh Terhadap Validitas Eksternal

Dalam konteks penelitian ini, validitas eksternal berkaitan dengan dapat atau

tidaknya perlakuan (metode pemberian tugas) digeneralisasikan (diterapkan)

kepada subjek lain yang mempunyai kondisi dan karakter yang sama dengan

subjek pada penelitian ini. Dengan perkataan lain bahwa perlakuan pada sampel

penelitian dapat berlaku juga populasinya.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam melaksanakan suatu penelitian tidak terlepas dari objek penelitian

yang merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau untuk

menujang keberhasilan.

Menurut Sugiyono dalam Ridwan (2009:10) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah sejumlah individu atau subyek yang terdapat di dalam

kelompok tertentu yang dijadikan sumberdaya, yang berada di daerah yang jelas

batas-batasnya, mempunyai pola-pola kualitas yang unik serta memiliki

keragaman ciri-ciri didalamnya yang sangat kuantitatif untuk mendapatkan suatu

kesimpulan penelitian.

Dalam riset ini populasi adalah sebagian siswa kelas X SMA Negeri 24 dan

SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang yang diberi pelajaran Biologi pada tahun

pelajaran 2015/2016. Jumlah peserta didik kelas X sebanyak 400 siswa kelas X
39

SMA Negeri 24 dan jumlah peserta didik kelas X sebanyak 385 siswa kelas X

SMA Negeri 13.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 56) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedang menurut Sudjana (2004 : 6)

sampel adalah sebagian yang diambil dari sejumlah populasi. Dengan demikian

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel diambil sebanyak 33% kelompok sikap belajar tinggi dan 33%

kelompok sikap belajar rendah dari masing-masing kelas eksperimen dan kontrol

yang diambil secara acak dari 2 kelas X (kelas X-1 dari SMAN 13 sebagai kelas

Kontrol dan kelas X-2 dari SMAN 24 sebagai kelas eksperimen) yang terdaftar

pada tahun ajaran 2015 / 2016 . Kedua kelas sampel tersebut akan diberikan

perlakuan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas eksperimen dengan

metode pembelajaran eksperimen dan kelas kontrol dengan metode pembelajaran

demontrasi.

Karena masing-masing kelas sampel berjumlah 40 siswa, maka 33 % siswa

adalah 13 orang, sehingga total sampel sebanyak 52 siswa yang diambil dari

kedua kelas sampel (eksperimen dan kontrol). Dari 52 siswa tersebut dibagi dalam

4 kelompok, yaitu 13 orang siswa yang sikap belajar tinggi diberikan metode

pembelajaran demontrasi, 13 siswa yang sikap belajar tinggi diberikan metode

pembelajaran eksperimen, 13 siswa sikap belajar rendah diberikan metode

demontrasi dan 13 siswa sikap belajar rendah diberikan metode pembelajaran

eksperimen.
E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Mendapatkan Data Metode Pembelajaran Biologi

Data metode pembelajaran biologi dilakukan dengan studi inventori

dokumen kepustakaan yang diperoleh melalui buku-buku tes, artikel, jurnal,

internet dan lain sebagainya.

2. Teknik Mendapatkan Data Sikap Belajar Siswa

Pengumpulan data tentang sikap belajar dilakukan dengan cara

menyebarkan angket kepada 52 responden yang menjadi sampel penelitian dengan

menggunakan skala likert yang berjumlah 40 butir pernyataan.

3. Teknik Mendapatkan Data Hasil Belajar Biologi

Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi dalam penelitian ini dengan

proses pemberian perlakuan pada siswa penelitian berjumlah 52 responden

dengan 40 butir soal piihan ganda, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen diberikan pelajaran biologi dengan metode

eksperimen sedang kan kelompok kontrol dengan metode demontrasi.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu variabel hasil belajar

biologi (Y) sebagai variabel terikat, variabel metode pembelajaran (A) dan

variabel sikap belajar siswa (B) yang masing-masing sebagai variabel bebas.
39

1. Instrumen Hasil Belajar Biologi

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar biologi adalah penguasaan pengetahuan biologi oleh siswa

yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama jangka waktu

tertentu. Biasanya dinyatakan dengan sebuah nilai sesuai dengan kemampuannya.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar biologi adalah skor kemampuan siswa tentang penguasaan

materi biologi dengan menggunakan post tes dalam satu kompetensi dasar dalam

bentuk uraian jawaban dan berdasarkan kisi-kisi butir soal yang mengacu pada

kurikulum yang berlaku.

c. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Biologi

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar biologi

siswa adalah dengan tes pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal. Soal yang

dijawab benar diberi nilai 1 dan untuk soal yang dijawab salah diberi nilai 0. Kisi-

kisi instrumen hasil belajar biologi seperti pada tabel 3.3 di bawah ini :
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Biologi

Nomor Butir Soal Jumlah


Materi Kompetensi Dasar Indikator Butir
C1 C2 C3 C4 Soal
Jamur Mendeskripsikan ciri- Mengetahui
ciri dan jenis jamur ilmu yang
berdasarkan hasil mempelajari 1 1
pengamatan, percobaan, tentang jamur
dan kajian literatur serta
Mengindentifi
peranannya bagi
kasikan ciri- 4, 6,
kehidupan 2, 3 6
ciri umum 7, 12
jamur
Menjelaskan
cara hidup dan 4
reproduksi 11 10, 25, 5
jamur
Membandingk 17,18,
13,14,
an ciri dari 30,31,
22,36,
setiap divisi 32,33, 13
37,38,
pada jamur 35,
Menjelaskan
contoh dan
peranan jamur
bagi 19, 21,
9, 15,
kehidupan 23, 27
16, 26, 8 14
baik yang 28, 29,
24, 34
menguntungk 40,
an maupun
yang
merugikan
Mendeskripsi
kan ciri liken 39 1
(lumut kerak)
Mendeskrips
ikan ciri 20 1
mikorba
Jumlah 20 18 1 1 40
39

d. Validasi Instrumen Hasil Belajar Biologi

Sebelum digunakan untuk menjaring data penelitian atau digunakan pada

subjek penelitian, instrumen hasil belajar biologi perlu divalidasi agar diketahui

tingkat kehandalan instrumen. Untuk maksud ini, maka dilakukan uji coba

instrumen tes pada siswa kelas tidak dijadikan kelas sampel penelitian.

1) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukarana butir soal digunakan untuk menunjukkan bahwa soal

yang digunakan cukup beragam dari soal yang mudah, sedang, dan sukar dengan

perbandingan yang proporsional. Uji tingkat kesukaran butir soal menggunakan

rumus sebagai berikut.

B
P = JS

Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.4 menyajikan secara lengkap tentang interpretasi tingkat kesukaran

butir soal menurut Sudjana (1999 : 137).


Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Indeks Kesukaran (P) Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Setelah dilakukan perhitungan tingkat kesukaran butir soal kemampuan

berpikir kreatif matematika menggunakan rumus di atas dengan Microsoft Excell

2007, interpretasinya dapat di lihat pada lampiran 8 dan diperoleh hasil seperti

pada tabel 3.5 di bawah ini.


39

Tabel 3.5
Pengujian Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Belajar Biologi

No Butir
Tingkat Kesukaran Keterangan
Soal
1 0,81 Mudah
2 0,69 Sedang
3 0,65 Sedang
4 0,69 Sedang
5 0,69 Sedang
6 0,75 Mudah
7 0,71 Mudah
8 0,87 Mudah
9 0,77 Mudah
10 0,81 Mudah
11 0,69 Sedang
12 0,71 Mudah
13 0,77 Mudah
14 0,83 Mudah
15 0,71 Mudah
16 0,71 Mudah
17 0,77 Mudah
18 0,73 Mudah
19 0,75 Mudah
20 0,71 Mudah
21 0,65 Sedang
22 0,75 Mudah
23 0,67 Sedang
24 0,81 Mudah
25 0,69 Sedang
26 0,83 Mudah
27 0,60 Sedang
28 0,69 Sedang
29 0,67 Sedang
30 0,77 Mudah
31 0,71 Mudah
32 0,69 Sedang
33 0,58 Sedang
34 0,69 Sedang
35 0,58 Sedang
36 0,65 Sedang
37 0,56 Sedang
38 0,65 Sedang
39 0,58 Sedang
40 0,62 Sedang
2) Daya Pembeda Butir Soal

Uji daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal

membedakan tingkat kemampuan peserta tes. Untuk mengetahui daya pembeda

tiap butir soal menggunakan rumus.

BA BB
DP= −
JA JB

Keterangan :
DP = Daya pembeda
BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah peserta tes kelompok atas
JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Interpretasi daya pembeda dan klasifikasi yang dikemukakan oleh Arikunto

(2013 : 232) seperti pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda (DP)
Besarnya Daya Pembeda
Interpretasi
(DP)
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Sedang
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Amat Baik
Negatif Sangat Jelek
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas dengan menggunakan

Microsoft Excell 2007, interpretasi daya pembeda selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 9 dan diperoleh daya pembeda untuk setiap butir soal tes

kemampuan berpikir kreatif seperti pada tabel 3.7 di bawah ini.


39

Tabel 3.7
Hasil Pengujian Daya Beda Buitr Soal Hasil Belajar Biologi
Nomor Butir
Daya Pembeda Keterangan
Soal
1 0,14 Jelek
2 0,00 Jelek
3 0,00 Jelek
4 0,14 Jelek
5 0,14 Jelek
6 0,07 Jelek
7 0,00 Jelek
8 0,00 Jelek
9 0,29 Sedang
10 -0,34 Sangat Jelek
11 0,21 Sedang
12 0,07 Jelek
13 0,14 Jelek
14 0,07 Jelek
15 0,21 Sedang
16 -0,07 Sangat Jelek
17 0,21 Sedang
18 -0,07 Sangat Jelek
19 0,14 Jelek
20 0,21 Sedang
21 0,43 Baik
22 0,07 Jelek
23 0,43 Baik
24 0,00 Jelek
25 0,14 Jelek
26 0,00 Jelek
27 0,07 Jelek
28 0,14 Jelek
29 0,21 Sedang
30 0,00 Jelek
31 0,07 Jelek
32 0,00 Jelek
33 0,29 Sedang
34 0,21 Sedang
35 -0,29 Sangat Jelek
36 0,07 Jelek
37 0,29 Sedang
38 -0,07 Sangat Jelek
39 0,14 Jelek
40 0,21 Sedang
3). Pengujian Validitas Butir Soal

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen tes. Adapun rumus yang digunakan untuk uji validitas menurut

Arikunto (2006 : 170) adalah dengan rumus korelasi point biserial yaitu :

r pbis =
St √
X i− X t P i
Qi

Keterangan :

r pbis = Korelasi point biserial

Xi = Rata-rata yang menjawab benar butir soal ke-i

Xi = Rata-rata yang menjawab benar seluruh butir soal

St = Simpangan baku total

Pi = Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-i

Qi = Jumlah yang menjawab salah butir soal ke-i

Hasil perhitungan
r xy dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 5%. Jika

r xy > r tabel , maka butir soal tersebut valid, sebaliknya jika r xy < r tabel , maka butir

soal tersebut tidak valid.


39

Menurut Nurgana dalam Rusefendi (1994 : 144). Dalam hal ini nilai rxy

dapat diartikan sebagai koefisien validitas seperti pada tabel 3.8 di bawah ini.

Tabel 3.8
Klasifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas (rxy) Interpretasi
0, 80<r xy ≤1 , 00 Sangat tinggi

0 ,60<r xy ≤0, 80 Tinggi


0, 40<r xy ≤0 ,60 Cukup
0, 20<r xy ≤0, 40 Rendah
r xy≤0 ,20 Sangat Rendah
Selanjutnya data dan perhitungan secara lengkap dengan menggunakan

Microsoft Excell 2007 dapat dilihat pada lampiran 6 dan hasil perhitungan

validitas dari butir soal yang telah di uji cobakan menggunakan rumus di atas.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini.


Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Hasil Belajar Biologi
Nomor Butir Soal r xy t tabel Interpretasi

1 0,431 0,267 Valid


2 0,480 0,267 Valid
3 0,520 0,267 Valid
4 0,460 0,267 Valid
5 0,518 0,267 Valid
6 0,435 0,267 Valid
7 0,340 0,267 Valid
8 0,310 0,267 Valid
9 0,129 0,267 Tidak Valid
10 0,421 0,267 Valid
11 0,351 0,267 Valid
12 0,296 0,267 Valid
13 0,430 0,267 Valid
14 0,640 0,267 Valid
15 0,593 0,267 Valid
16 0,650 0,267 Valid
17 0,381 0,267 Valid
18 0,380 0,267 Valid
19 0,330 0,267 Valid
20 0,310 0,267 Valid
21 0,420 0,267 Valid
22 0,430 0,267 Valid
23 0,318 0,267 Valid
24 0,379 0,267 Valid
25 0,270 0,267 Valid
26 0,400 0,267 Valid
27 0,380 0,267 Valid
28 0,400 0,267 Valid
29 0,410 0,267 Valid
30 0,260 0,267 Tidak Valid
31 0,420 0,267 Valid
32 0,280 0,267 Valid
33 0,550 0,267 Valid
34 0,380 0,267 Valid
35 0,420 0,267 Valid
36 0,260 0,267 Tidak Valid
37 0,410 0,267 Valid
38 0,380 0,267 Valid
39 0,470 0,267 Valid
40 0,390 0,267 Valid
39

Dari tabel 3.9 memperlihatkan 40 (empat puluh) butir pertanyaan hasil

belajar biologi yang di ujicobakan. Dari hasi analisis didapat 3 (tiga) butir

pertanyaan yang tidak valid, yaitu butir soal nomor 9, 30 dan 36.

3). Pengujian Reliabilitas Butir Soal

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur kecerrmatan atau ketepatan suatu

instrumen. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas dengan rumus Kuder-Richardson

(KR-20) yaitu :

( )
k ∑ Si 2
r 11 = 1−
( k−1 ) S2
t

Keterangan :

r 11 = Koefisien reliabilitas

k = butir soal (item) yang valid

∑ Si 2 = Jumlah varians skor tiap item

S2
t = Varians skor total

Setelah memperbaiki atau menyesuaikan nomor instrumen baru maka

instrumen yang valid selanjutnya dapat digunakan sebagai instrumen untuk

mengukur hasil belajar biologi siswa pada kelompok sampel penelitian. Dengan

demikian, instrumen hasil belajar biologi siswa telah memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data.


Sebagai patokan menginterpretasikan derajat reliabilitas digunakan kriteria

menurut Guilford dalam Rusefendi (1999 : 191). Dalam hal ini r 11 dapat diartikan

sebagai koefisien reliabilitas seperti pada tabel 3.10 di bawah ini.

Tabel 3.10
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas ( r 11 ) Interpretasi

r 11≤0 , 20 Reliabilitas sangat rendah

0 , 20<r 11≤0 , 40 Reliabilitas rendah

0 , 40<r 11≤0 ,70 Reliabilitas sedang

0 , 70<r 11≤0 , 90 Reliabilitas tinggi

0 , 90<r 11≤1 , 00 Reliabilitas sangat tinggi

Remmers et.al dalam Surapranata (2004 : 114) mengemukakan “bahwa

koefisien realibilitas 0,5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian”.

Dari referensi di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan kriteria

bahwa, suatu instrumen dikatakan realiabel apabila nilai koefisien realibilitas

r 11 >0,5r11>0,50.

Rekapitulasi hasil perhitungan uji reliabilitas data hasil belajar biologi

seperti pada tabel 3.11 di bawah ini.


39

Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Hasil Belajar Biologi

Variabel Penelitian Koefisien Reliabilitas ( r 11 ) Interpretasi

Hasil Belajar Biologi 0,70 Reliabilitas Sedang

Untuk variabel hasil belajar biologi, mempunyai reliabilitas sebesar 0,70

dengan interpretasi dalam kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa

hasil tes reliabilitas hasil belajar biologi sebesar 0,70 > 0,50 sehingga instrumen

hasil belajar biologi dapat dikatakan reliabel dan telah memenuhi karakteristik

untuk digunakan dalam penelitian. Data hasil perhitungan menggunakan rumus di

atas dengan Microsoft Excell 2007 selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 7.

2. Instrumen Sikap Belajar

a. Definisi Konseptual

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu

dalam kehidupan. Sikap selalu berkenaan suatu objek, dan sikap terhadap objek

ini disertai perasaan positif atau negatif. Orang yang mempunyai sikap positif

terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan dia akan bersikap

negatif terhadap objek yang dianggapnya tak bernilai atau juga merugikan.

b. Definisi Operasional

Sikap belajar siswa adalah suatu prilaku siswa pada pelajaran biologi dari

suatu campuran watak individu terhadap rasa suka terkait pada suatu hal dengan

tanpa ada yang mempengaruhi dalam aktifitasnya skor yang diperoleh dari angket
tentang sikap siswa belajar biologi sebanyak 40 butir pernyataan dengan skala

ukuran 1–5 untuk setiap butir angket.

Untuk memperoleh data tentang sikap siswa pada pelajaran biologi dengan

menggunakan kuesioner skala linkert, dengan jumlah item 40 butir dan alternatif

jawaban adalah 5 = Sangat setuju, 4 = Setuju, 3 = Ragu-ragu, 2 = Tidak setuju

dan 1 = Sangat tidak setuju untuk pernyataan positif, dan sebaliknya untuk

pernyataa negatif adalah 1 = Sangat setuju, 2 = Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Tidak

setuju dan 5 = Sangat tidak setuju.

c. Kisi-Kisi Instrumen Angket Sikap Belajar Biologi

Dari definisi konseptual tersebut di atas dapat diketahui beberapa dimensi

sikap belajar siswa yaitu.

1) Perilaku

2) Menghargai pendapat

3) Mengeluarkan pendapat

4) Hal lain yang mengarah pada suatu tingkah laku

Dikembangkan menjadi indikator dan disusun sejumlah item pernyataan

yang berkenaan dengan sikap siswa sebagai berikut.

1) Pendapat siswa terhadap mata pelajaran biologi

2) Usaha siswa dalam mencapai hasil belajar

3) Ketekunan siswa dalam pelajaran biologi

4) Ketertarikan siswa terhadap pelajaran biologi

5) Mencari jalan permecahan tentang pelajaran biologi


39

6) Pendapat siswa keterampilan yang harus dimiliki.

Berikut ini rancangan instrumen angket sikap siswa belajar biologi seperti

pada tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.12 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar Biologi


Nomor Butir Jumlah
Variabel Dimensi Indikator Positif Negatif (+) (-) Total
(+) (-)

Sikap Kognisi Kesanggupan 1, 2, 3 4 3 1 4


Pelajaran siswa dalam
Biologi mengikuti
pelajaran Biologi

Mengikuti 5,6,7 8 3 1 4
kegiatan belajar
dengan sungguh-
sungguh yang
timbul dari
dorongan hati.

Konasi Mengerjakan 9,10,11 12 3 1 4


tugas-tugas yang
diberikan

Aktif dalam suatu 13,14, 16 3 1 4


proses kegiatan 15

Kemauan siswa 17,18 19,20 2 2 4


dalam
memanfaatkan
waktu luang untuk
belajar Biologi

Bekerjasama 21,22, 24 3 1 4
dalam 23
menyelesaikan
masalah

Afeksi Merasa 25,26 27,28 2 2 4


memperoleh
manfaat dengan
belajar biologi
Nomor Butir Jumlah
Variabel Dimensi Indikator Positif Negatif (+) (-) Total
(+) (-)

Memiliki rasa 29,30 31,32 2 2 4


ingin tahu
terhadap biologi

Mempelajari 33,34, 36 3 1 4
Biologi berkaitan 35
dengan cita-cita

Memiliki kesiapan 37,38, 40 3 1 4


dalam mengikuti 39
pelajaran biologi

Jumlah 27 13 27 13 40

d. Uji Instrumen Sikap Siswa Terhadap Biologi

1) Uji Validitas Butir Soal

Proses pengembangan instrumen sikap siswa terhadap biologi dilakukan

dengan penyusunan instrumen berbentuk skala likert sebanyak 40 butir soal yang

mengacu pada indikator-indikator dari variabel instrumen sikap pada biologi.

Pengujian validitas butir angket menggunakan rumus korelasi product moment

sebagai berikut.

n ∑ xy−∑ x. ∑ y
r xy=
[√ n ∑ x2−(∑ x)2][ n ∑ y2−( ∑ y)2]
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

X = Skor butir angket yang dihitung validitasnya

Y = Skor total
39

Dalam interpretasi untuk menentukan butir angket valid atau tidak,

selanjutnya nilai rhitung di atas dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada ά = 5%

dengan kriteria butir angket dikatakan valid jika nilai r hitung lebih dari rtabel (rhitung >

rtabel) dan tidak valid jika nilai rhitung kurang dari rtabel (rhitung < rtabel).

Menurut Nurgana dalam Rusefendi (1994 : 144). Dalam hal ini nilai rxy

dapat diartikan sebagai koefisien validitas seperti pada tabel 3.13 di bawah ini.

Tabel 3.13 Klasifikasi Koefisien Validitas


Koefisien Validitas (rxy) Interpretasi

0, 80<r xy ≤1 , 00 Sangat tinggi

0 ,60<r xy≤0, 80 Tinggi

0, 40<r xy ≤0,60 Cukup

0, 20<r xy≤0, 40 Rendah

r xy≤0 ,20 Sangat Rendah

Selanjutnya data dan perhitungan secara lengkap dengan menggunakan

Microsoft Excell 2007 dapat dilihat pada lampiran 12 dan hasil perhitungan

validitas dari butir soal yang telah di uji cobakan menggunakan rumus di atas.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.14 di bawah ini.


Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Sikap Belajar Siswa
Nomor Butir r xy t tabel Interpretasi
Pernyataan
1 0,172 0,267 Tidak Valid
2 0,320 0,267 Valid
3 0,296 0,267 Valid
4 0,281 0,267 Valid
5 0,268 0,267 Valid
6 0,273 0,267 Valid
7 0,291 0,267 Valid
8 0,370 0,267 Valid
9 0,310 0,267 Valid
10 0,310 0,267 Valid
11 0,359 0,267 Valid
12 0,290 0,267 Valid
13 0,340 0,267 Valid
14 0,280 0,267 Valid
15 0,551 0,267 Valid
16 0,315 0,267 Valid
17 0,370 0,267 Valid
18 0,320 0,267 Valid
19 0,251 0,267 Valid
20 0,290 0,267 Tidak Valid
21 0,631 0,267 Valid
22 0,354 0,267 Valid
23 0,290 0,267 Valid
24 0,291 0,267 Valid
25 0,463 0,267 Valid
26 0,425 0,267 Valid
27 0,280 0,267 Valid
28 0.033 0,267 Tidak Valid
29 0,461 0,267 Valid
30 0,324 0,267 Valid
31 0,340 0,267 Valid
32 0,083 0,267 Tidak Valid
33 0,536 0,267 Valid
34 0,496 0,267 Valid
35 0,496 0,267 Valid
36 0,350 0,267 Valid
37 0,280 0,267 Valid
38 0,427 0,267 Valid
39 0,280 0,267 Valid
40 0,290 0,267 Valid
39

Dari tabel 3.14 memperlihatkan 40 (empat puluh) butir pernyataan sikap

belajar siswa yang di ujicobakan. Dari hasi analisis didapat 4 (empat) butir

pernyataan yang tidak valid, yaitu butir pernyataan nomor 1, 20, 28 dan 32.

2) Uji Reliabilitas Butir Sikap

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach yaitu :

r 11 = k
k−1 ( 1−
∑ pi . qi
St 2 )
Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas tes

k = Jumlah butir soal yang valid

St2 = Varians skor total

pi = Proporsi jawaban benar untuk butir i.

qi = Proporsi jawaban salah untuk butir i = 1- p

Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q


Setelah memperbaiki atau menyesuaikan nomor instrumen baru maka

instrumen yang valid selanjutnya dapat digunakan sebagai instrumen untuk

mengukur hasil belajar biologi siswa pada kelompok sampel penelitian. Dengan

demikian, instrumen hasil belajar biologi siswa telah memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data.

Sebagai patokan menginterpretasikan derajat reliabilitas digunakan kriteria

menurut Guilford dalam Rusefendi (1999 : 191). Dalam hal ini r 11 dapat diartikan

sebagai koefisien reliabilitas seperti pada tabel 3.15 di bawah ini.

Tabel 3.15
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas ( r 11 ) Interpretasi

r 11≤0 , 20 Reliabilitas sangat rendah

0 , 20<r 11≤0 , 40 Reliabilitas rendah

0 , 40<r 11≤0 ,70 Reliabilitas sedang

0 , 70<r 11≤0 , 90 Reliabilitas tinggi

0 , 90<r 11≤1 , 00 Reliabilitas sangat tinggi

Remmers et.al dalam Surapranata (2004 : 114) mengemukakan “bahwa

koefisien realibilitas 0,5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian”.

Dari referensi di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan kriteria

bahwa, suatu instrumen dikatakan realiabel apabila nilai koefisien realibilitas

r 11 >0,5r11 > 0,50.


39

Rekapitulasi hasil perhitungan uji reliabilitas data sikap belajar siswa seperti

pada tabel 3.16 di bawah ini.

Tabel 3.16
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Sikap Belajar Siswa

Variabel Penelitian Koefisien Reliabilitas ( r 11 ) Interpretasi

Sikap Belajar Siswa 0,56 Reliabilitas Sedang

Untuk skala sikap belajar siswa, mempunyai reliabilitas sebesar 0,56

dengan interpretasi dalam kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa

hasil tes reliabilitas sikap belajar sebesar 0,56 > 0,50 sehingga instrumen sikap

belajar siswa dapat dikatakan reliabel dan telah memenuhi karakteristik untuk

digunakan dalam penelitian. Data hasil perhitungan menggunakan rumus di atas

dengan Microsoft Excell 2007 selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 12.
G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Deskriptif

Setelah data terkumpul yang diperoleh melalui instrumen yang dipilih,

langkah berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data untuk menjawab

pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis dengan menggunakan SPSS.

2. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, berdasarkan data-data yang

terkumpul dari hasil penelitian ini, terhadap data-data tersebut terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas. Menurut Suparman (2013 : 172) uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh penelitian berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan sebagai syarat jika

pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Dalam penelitian

ini menggunakan uji normalitas program komputer SPSS yaitu dengan

Kolmogorov-Smirnov dan taraf signifikansi α = 0,05 serta jumlah responden

sebanyak 80 orang. Dalam perhitungan manualnya menggunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov, menurut Abdulwahab (2013 : 44-45) dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menentukan taraf signifikansi (α) misal α = 0,05dengan hipotesis yang

akan akan diuji yaitu :

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal


39

Dengan kriteria pengujian

Tolak Ho : Jika amaks > Dtabel

Terima Ho : Jika amaks ¿ Dtabel

2. Langkah-langkah selanjutnya adalah :

a. Susunlah data dari yang terkecil ke yang besar.

b. Susunlah frekuensi nilai yang sama.

c. Cari persentase frekuensi (P) = frekuensi di bagi n (n = jumlah data)

d. Cari frekuensi komulatif (Kp)

e. Transformasi nilai data mentah (


x i ) kedalam angka baku (Z) dengan

rumus :

x i −x
Zi=
s

Keterangan :

x i = nilai data mentah ke-i

x = rata-rata

s = simpangan baku

s=
√ ∑ ( x i−x ) 2
n−1
f. Cari Ztabel masing-masing data ke x

g.
|a 2|=K p −Z tabel (harga mutlak tabel a2 )

h.
|a1|=P−Z tabel (harga mutlak tabel a1 )
Cari a1 maksimum dan bandingkan dengan tabel Kolmogorov-

Smirnov.

i. Kriteria pengujian :

Tolak Ho : Jika amaks > Dtabel

Terima Ho : Jika amaks ¿ Dtabel

b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians
setiap kelompok data (Supardi, 2013 : 142). Pengujian homogenitas dengan uji F
dilakukan dengan cara membandingkan varians data terbesar dengan varians data
terkecil.

Untuk melakukan pengujian homogenitas dengan uji F, menurut Supardi


(2013 : 142-143) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan taraf signifikansi (α) untuk menguji hipotesis :


Ho: σ12 = σ22 (varians 1 sama dengan varians 2 atau homogen)

H1 : σ12≠ σ22 (varians 1 tidak sama dengan varians 2 atau tidak homogen).

Dengan kriteria pengujian :

Terima Ho jika Fhitung < Ftabel dan

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel.

2. Menghitung varians tiap kelompok data dengan rumus :

∑ ( xi −x )2
s2=
n−1

var ians terbesar


Fhitung =
3. Menentukan nilai Fhitung, yaitu : var ians terkecil
39

4. Menentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk 1 = dk pembilang =


k = banyaknya variabel bebas, dk2 = dk penyebut = n-k-1 dan n = jumlah
responden.

5. Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel.

Uji homogenitas data dihitung menggunakan program SPSS, uji

homogenitas tes dilakukan untuk menguji asumsi variance sama atau asumsi

variance tidak sama dengan membandingkan P-value dan α = 0,05. Dengan

syarat : Jika P-value ≥ α, maka homogen dan Jika P-value < α, maka tidak

homogen.

3. Teknik Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk menguji

perbedaan rata-rata skor dengan 2 variabel bebas, maka pengujian hipotesis

penelitian yang digunakan adalah analisis varians (ANAVA) dua arah. Hal ini

sesuai yang dinyatakan Supardi (2012: 340), analisis varians (ANAVA) dua jalur

digunakan jika suatu penelitian eksperimen atau expose facto terdiri atas dua

variabel bebas, baik untuk eksperimen dua faktor (2 treatment) maupun

eksperimen by level (1 treatment dan satu variabel atribut).

Dalam ANAVA dua jalur hipotesis, ada 3 jenis hipotesis penelitian yang

perlu diuji yaitu:

a. Hipotesis interaction effect

b. Hipotesis main effect


c. Hipotesis simple effect

Sedangkan langkah-langkah dalam ANAVA dua arah Faktorial 2x2 seperti

tabel 3.7 di bawah ini.

a. Mengelompokkan skor hasil belajar biologi berdasarkan kategori

Faktor A : Penggunaan metode pembelajaran, A1 menggunakan metode

pembelajaran eksperimen dan A2 menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi.

Faktor B : Sikap belajar siswa, B1 sikap belajar tinggi dan B2 sikap

belajar rendah.

Tabel 3.17 Disain ANAVA Dua Arah

Faktorial 2x2

Metode Pembelajaran

A1 A2 ∑B
Sikap Belajar

B1 Y11 Y12 Y10

B2 Y21 Y22 Y20

∑A Y01 Y02 Y00

b. Membuat tabel statistik deskriptif untuk masing-masing kelompok data.

Tabel statistik deskriptif ini berisi harga-harga untuk setiap unsur yang

diperlukan dalam ANAVA seperti tabel 3.18 di bawah ini.


39

Tabel 3.18

Tabel Statistik Deskriptif untuk ANAVA Dua Arah

A1 A2 ∑ B

ny ny ny
Y Y Y
∑Y ∑Y ∑Y
B1
∑Y2 ∑Y2 ∑Y2
B2 ny ny ny
Y Y Y
∑Y ∑Y ∑Y
∑Y2 ∑Y2 ∑Y2
ny ny ny
∑ A Y Y Y
∑Y ∑Y ∑Y
∑Y2 ∑Y2 ∑Y2

Keterangan:

nY = banyaknya subyek dalam kelompok

Y = rerata sor untuk masing-masing kelompok

∑Y = jumlah skor dalam setiap kelompok

∑Y2 = jumlah kuadrat setiap skor dalam kelompok

c. Membuat tabel rangkuman ANAVA Dua Arah.

Berdasarkan data dalam tabel statistik deskriptif di atas, diolah untuk

mendapatkan rangkuman tabel ANAVA untuk uji hipotesis seperti tabel

3.19 di bawah ini.


Tabel 3.19

Rangkuman ANAVA untuk Uji Hipotesis

Sumber Varians Db JK RJK Fh Ft

0,05 0,01

Antar Kolom (Ak) db (Ak) Jk (Ak) Rjk (Ak) Fh (Ak) F, (Ak) Ft (Ak)
Jk (Ab) Rjk (Ab) Fh (Ab)
Antar baris (Ab) db (Ab) Jk (l) Fh (l) F, (Ab) Ft (Ab)
Interaksi (I) Rjk (I) Ft (I) Ft (l)
db (l)

Antar Kelompok (A) Db (A) Jk (A) Rjk (A) Fh (A) Ft (A) Ft (A)

Dalam Kelompok (D) Db Jk (D) Rjk (D) - - -

Total di Reduksi (TR) Db Jk (TR) Rjk - - -

Retara/Koreksi (R) (TR) db(R) Jk (TR) (TR) - - -

Jk (R) Rjk (R)

Total (T) 80 Jk (T) - - - -

1) Cara menentukan db, JK, RJK, Fh dan Ft

Menentukan derajat kebebasan (db), jumlah kuadrat (JK), varians

(RJK) dan Fhitung Fh serta Ftabel (Ft) untuk pengisian shell dalam tabel rangkuman

ANAVA di atas, diperoleh sebagai berikut:

2) Menentukan derajat kebabasan

a) Db (Ak) = k-1

b) Db (Ab) = b -1

c) Db (l) = (k-1) (b-1)

d) Db (A) = k.b-1
39

e) Db (D) = n00 -k.b

f) Db (TR) = n00 – 1

g) Db (R) = 1

h) Db (T) = n00

3) Menentukan jumlah kuadrat (JK)

a) JK (T) = ∑ Y 200
2
( ∑ Y 200 )
b) JK (R) = n00

c) JK (TR) = JK (T) – JK (R)

( )
2 2 2 2
( ∑ Y 11 ) (∑ Y 12) (∑ Y 21 ) (∑ Y 22 )
+ + + + − JK ( R )
n11 n12 n21 n22
d) JK (A) =
2 2
( ∑ Y 01 ) (∑ Y 02)
+ −JK ( R)
e) JK (AK) = n01 n20

2 2
( ∑ Y 10 ) (∑ Y 20)
+ −JK ( R )
f) JK (Ab) = n10 n20

g) JK (I) = JK (A) − JK (AK) − JK (Ab)

h) JK (D) = JK (TP) - JK (A)


2
4) Menentukan Varians ( δ ) atau RJK :

JK ( Ak )
2
a) Rjk (Ak) = δ (Ak) = db ( Ak )

JK ( Ab)
2
b) Rjk (Ab) = δ (Ab) = db ( Ab )
JK ( I )
2
c) Rjk (I) = δ (I) = db (I )

JK ( A )
2
d) Rjk (A) = δ (A) = db( A )

JK (S)
2
e) Rjk (D) = δ (D) = db( D)

5) Menentukan Nilai F hitung (Fh)


2
δ ( AK )
2
a) Fh (AK) = δ ( D)

δ2 ( Ab )
2
b) Fh (Ab) = δ ( D)
2
δ (I)
2
c) Fh (I) = δ (D )

δ 2( A )
2
d) Fh (A) = δ (D )

6) Menentukan Nilai F tabel (Ft) = F (a, db1, db2

db1 = db pembilang = k-1

db2 = db penyebut = n-1

k = jumlah kolom/baris/perlakuan/kelompok

n = jumlah data/sampel

d. Pengujian Hipotesis dan penarikan kesimpulan

1) Untuk Varians antar Kolom (AK) atau hipotesis 1


39

Bentuk hipotesis:

H 0 : μ 01 =μ 02

H 1 : μ 01 ≠μ02

Kriteria pengujian hipotesis

Tolak H0 dan Terima H1 : Jika Fh > Ft

Terima H0 dan Tolak H1 : Jika Fh < Ft

2) Untuk Varians antar Baris (AB) atau hipotesis 2

Bentuk hipotesis:

H 0 : μ 10 =μ 20

H 1 : μ 10 ≠μ20

Kriteria pengujian hipotesis

Tolak H0 dan Terima H1 : Jika Fh > Ft

Terima H0 dan Tolak H1 : Jika Fh < Ft

3) Untuk Varians Interaksi Kolom dan Baris (I) atau hipotesis 3.

Bentuk hipotesis:

H 0 : Int . AxB=0

H 1 : Int . AxB≠0
Kriteria pengujian hipotesis :

Tolak H0 dan terima H1 : Jika Fh > F1

Terima H0 dan Tolak H1 : Jika Fh < F1

e. Uji Lanjut

Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui pengaruh/perbedaan masing-masing

kelompok dengan menggunakan uji Uji Tukey (karena data perkelompok sama),

jika dalam pengujian hipotesis diperoleh interaksi yang signifikan.

1) Hipotesis Statistik

a)
H 0 : μ11=μ21

H 1 : μ11≠μ21

b)
H 0 : μ11=μ22

H 0 : μ11≠μ22

c)
H 0 : μ12=μ21

H 1 μ12≠μ21

d)
H 0 : μ12=μ22

H 1 : μ11≠μ22
39

2) Menentukan nilai Q hitung (Qh)

Dengan rumus :

|Xi−Xj| |Xi− Xj|


Qh= =

√ RJK (D )
n √ δ2
n

n = jumlah data dalam kelompok

RJK(D) = varians dalam kelompok

Untuk n per kelompok : √ RJK ( D )/n

Untuk n per perlakuan : √ RJK ( D )/n


3) Menentukan nilai Q tabel (Qt)

Untuk α = 0,05, n = db dan jumlah kelompok k :

Qt = Q (0,05 : n / k)

4) Pengujian hipotesis uji lanjut dan penarikan kesimpulan

Kriteria Pengujian Hipotesis :

Tolak H0 (terima H1) jika Qh > Qt

Terima H0 (tolak H1) jika Qh < Qt


H. Hipotesis Statistik

1. Hipotesis 1

H0 : μA1 = μA2 (Tidak terdapat pengaruh yang signifikan metode

pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa).

H1 : μA1 ≠ μA2 (Terdapat pengaruh yang signifikan metode

pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa).

2. Hipotesis 2

H0 : μB1 = μB2 (Tidak terdapat pengaruh yang signifikan sikap

belajar terhadap hasil belajar biologi siswa).

H1 : μB1 ≠ μB2 (Terdapat pengaruh yang signifikan sikap belajar

terhadap hasil belajar biologi siswa).

3. Hipotesis 3

H0 : Int. A×B = 0 (Tidak terdapat pengaruh interaktif yang signifikan

metode pembelajaran dan sikap belajar terhadap

hasil belajar biologi siswa).

H1 : Int.A×B ≠ 0 (Terdapat pengaruh interaktif yang signifikan

metode pembelajaran dan sikap belajar terhadap

hasil belajar biologi siswa).

Anda mungkin juga menyukai