Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat

yang beralamat di Jalan Cik Ditiro Rantauparapat. Waktu penelitian dilaksanakan

pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2006:

130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IIS SMA

Bhayangkari 2 Rantauprapat, seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas XI-IIS SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat


No. Kelas Jumlah Siswa
1 XI-IIS 1 36
2 XI-IIS 2 36
3 XI-IIS 3 20
4 XI-IIS 4 20
Jumlah 112
Sumber: Tata Usaha SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian populasi yang diteliti dan dapat mewakili

seluruh populasi (Arikunto, 2006: 113). Penarikan sampel dilakukan secara acak

melalui undian yaitu dari 4 (empat) kelas diperoleh 2 (dua) kelas eksperimen.

Dasar penarikan sampel pada kedua kelas ini didasarkan pada asums i

kesamaan pada tingkat kelas tanpa adanya kelas unggulan, usia rata-rata siswa,

51
52

kemampuan akademik rata-rata siswa yang sama, guru yang mengajar sama,

kurikulum dan fasilitas pembelajaran yang sama. Karena populasi tidak terdiri

dari individu-individu melainkan terdiri dari kelompok-kelompok atau cluster,

maka teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan teknik memilih

sebuah sampel dari kelompok-kelompok (Nazir, 2011: 311).

Berdasarkan hasil pengundian terpilih 1 (satu) kelas sebagai sampel untuk

perlakuan model pembelajaran ETH yaitu kelas XI-IIS 1 dengan jumlah 36 siswa

dan 1 (satu) kelas sebagai sampel untuk perlakuan model pembelajaran ARIAS

yaitu kelas XI-IIS 2 dengan jumlah 36 siswa. Maka, keseluruhan sampel

penelitian berjumlah 72 siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan rancangan kuasi eksperimen desain faktorial 2×2. Desain ini akan

membandingkan pengaruh model pembelajaran ETH dengan model pembelajaran

ARIAS. Hasil belajar ekonomi sebagai variabel terikat, model pembelajaran ETH

dan ARIAS sebagai variabel bebas, dan gaya belajar ekstrovert dan introvert

sebagai variabel moderator. Variabel-variabel tersebut dimasukkan ke dalam

desain penelitian, seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Desian Faktorial 2×2


Model Pembelajaran (A)
Variabel Hipotesis II
ETH (A1) ARIAS (A2)
Ekstrovert (B1) µA1B1 µA2B1 µB1
Gaya Belajar (B)
Introvert (B2) µA1B2 µA2B2 µB2
Hipotesis I µA1 µA2
53

Keterangan :
A = model pembelajaran
B = gaya belajar
A1 = model pembelajaran ETH
A2 = model pembelajaran ARIAS
B1 = gaya belajar ekstrovert
B2 = gaya belajar introvert
A1B1 = hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert
A1B2 = hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert
A2B1 = hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert
A2B2 = hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert

D. Variabel dan Defenisi Operasional

Penelitian ini memiliki beberapa variabel diantaranya adalah variabel

terikat yaitu hasil belajar mata pelajaran ekonomi, variabel bebas yaitu model

pembelajaran ETH dan ARIAS, dan variabel moderator yaitu gaya belajar

ekstrovert dan introvert.

Untuk mengindari makna yang berbeda atas variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dirumuskan defenisi operasiona l variabel penelitian

sebagai berikut:

1. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi merupakan perubahan keseluruhan

untuk menjadi lebih baik dalam interaksi peserta didik dengan lingkungan dan

berdasarkan pengalaman yang diterimanya yang diukur dengan tes awal (pre-

test) dan tes akhir (post-test).


54

2. Model pembelajaran ETH (Everyone is Teacher Here) merupakan model

pembelajaran yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertindak sebagai seorang guru terhadap siswa lain. Model

pembelajaran ETH akan melibatkan siswa secara aktif untuk memperoleh

partisipasi kelas yang besar dan tanggungjawab individu.

3. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and

Satisfaction) merupakan usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan

pembelajaran dengan dimulai dari menanamkan rasa yakin dan percaya pada

diri siswa, mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan kehidupan siswa,

berusaha menarik dan memelihara minat dan perhatian siswa, melakukan

evaluasi serta menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan

penguatan.

4. Gaya belajar ekstrovert merupakan gaya belajar seseorang dengan sikap yang

selalu dipengaruhi oleh dunia objektif yaitu dunia di luar dirinya. Gaya belajar

ekstrovert ditunjukkan melalui sikap yang hangat, ramah, penuh kasih sayang

serta selalu menunjukkan keakraban sehingga cenderung memilki ketertarikan

yang tinggi dalam bergaul dan bergabung dalam kelompok belajar.

5. Gaya belajar introvert merupakan gaya belajar seseorang dengan sikap yang

selalu dipengaruhi oleh dunia subjektif yaitu dunia di dalam dirinya sendiri.

Gaya belajar introvert ditunjukkan melalui sikap dan perilaku yang cenderung

formal, pendiam, dan tidak ramah sehingga cenderung tidak memiliki

ketertarikan pada aktivitas yang melibatkan kelompok, namun lebih menyukai

hal-hal yang bersifat individual.


55

E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan Eksperimen

Tahap persiapan eksperimen meliputi pengaturan jadwal pelaksanaan

pembelajaran yang disesuaikan dengan program semester pada silabus dan

kelender pendidikan, menyiapkan materi pembelajaran, menyusun RPP,

menyusun tes hasil belajar ekonomi, serta melaksanakan pengujian terhadap

validitas dan reliabilitas tes hasil belajar ekonomi. Sebelum perlakuaan

dilaksanakan dalam penelitian, ada beberapa hal yang harus disiapkan yaitu:

a) Penentuan kelas eksperimen untuk model pembelajaran ETH dan model

pembelajaran ARIAS dengan cluster random sampling dan kedua kelas

diasumsikan sama ditinjau dari tingkat kemampuan berpikir.

b) Guru yang akan menggunakan model pembelajaran ETH dan model

pembelajaran ARIAS terlebih dahulu diberikan petunjuk dan penjelasan.

c) Perumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa

sama seperti yang tercantum dalam RPP dan disesuaikan dengan waktu

pembelajaran serta model pembelajaran yang digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Guru melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ETH

pada kelompok eksperimen pertama dan model pembelajaran ARIAS pada

kelompok eksperimen kedua. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran terlebih

dahulu dilakukan diskusi dengan guru yang akan menggunakan model

pembelajaran untuk kedua kelas eksperimen. Hal ini dilakukan untuk memberikan

penekanan terhadap tugas-tugas guru agar sesuai dengan skenario pembelajaran.


56

Pada akhir kegiatan pembelajaran diadakan diskusi dengan guru untuk

mendapatkan masukan tentang penerapan model pembelajaran ETH dan model

pembelajaran ARIAS. Setelah pertemuan pada kedua kelompok eksperimen

berakhir akan diberikan tes hasil belajar untuk mendapatkan data hasil belajar

ekonomi siswa.

3. Tahap Akhir Eksperimen

Dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul. Tahapan-tahapan yang

ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran ETH sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan berisi tentang apersepsi yang meliputi tujuan

pembelajaran dan mengecek pemahaman awal siswa terkait materi

pembelajaran yang akan dipelajari.

b) Kegiatan inti dengan (1) membagikan secarik kertas kepada setiap peserta

didik. Mintalah setiap peserta didik untuk menulis satu pertanyaan tentang

materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau sebuah topik

khusus yang akan didiskusikan bersama di kelas. (2) Kumpulkan kertas,

acak kertas tersebut, kemudian bagikan kepada setiap peserta didik.

Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis

sendiri. Mintalah peserta didik untuk membaca di dalam hati pertanyaan

tersebut dan kemudian memikirkan jawabannya. (3) Mintalah peserta didik

secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya

di depan kelas. (4) Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lain
57

untuk memberi tanggapan atau menambahkan jawabannya. (5) Lanjutkan

dengan sukarelawan berikutnya.

c) Kegiatan penutup dengan mengecek pemahaman dan memberikan umpan

balik kepada siswa.

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa. Guru harus menyakinkan siswa mengapa materi

pelajaran tersebut harus dipelajari.

b) Kegiatan inti dengan (1) mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan

siswa. (2) Meningkatkan dan menjaga minat atau perhatian siswa dalam

pembelajaran. (3) Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik

terhadap kinerja siswa.

c) Kegiatan penutup dengan memberikan penghargaan kepada siswa.

Penghargaan dalam bentuk pujian akan memberikan umpan balik positif

kepada siswa atas keberhasilnnya.

F. Pengontrolan Perlakuan

Pengontrolan perlakuan dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh

dapat mencerminkan hasil perlakuan yang diberikan dan dapat digeneralisasi ke

populasi yang ada. Pengontrolan validitas internal dan eksternal dari suatu desain

penelitian sangat dibutuhkan agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar

merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan. Oleh sebab itu, dilakukan

pengontrolan yang berkenaan dengan validitas internal dan eksternal.


58

1. Validitas Internal

a) Pengaruh sejarah (history effect) dikontrol dengan memberikan perlakuan

yang relatif singkat. Penerapannya dengan cara memastikan bahwa materi

dan waktu pembelajaran yang diberikan harus sesuai RPP.

b) Pengaruh kematangan (maturation effect) dikontrol dengan memberikan

perlakuaan dalam waktu tidak lama. Penerapannya dengan cara memberi

perlakuan sebanyak delapan kali pertemuan atau sama dengan satu bulan

sehingga tidak terjadi perubahan secara fisik dan mental siswa yang diberi

perlakuan.

c) Pengaruh pemilihan subjek yang berbeda (differential selection of subjects)

dikontrol dengan asumsi bahwa kedua kelompok eksperimen yang diberi

perlakuaan mempunyai tingkat kemampuan berpikir yang sama.

d) Pengaruh kehilangan peserta eksperimen (mortality effect) yang dikontrol

dengan memonitor kehadiran peserta didik setiap memberikan perlakuan

menggunakan daftar hadir.

e) Pengaruh instrumen (instrument effect) dikontrol dengan menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel.

f) Pengaruh antar kelompok (selection maturation interaction effect)

dikontrol dengan tidak menginformasikan kepada siswa bahwa mereka

sedang diteliti. Penerapan perlakuan disesuaikan dengan jadwal

pembelajaran siswa.
59

2. Validitas Eksternal

a) Validitas ekologis dikontrol dengan (1) tidak memberi tahukan kepada

siswa bahwa mereka sedang menjadi subjek penelitian. (2) Tidak

mengubah suasana kelas yang sudah ada, seperti tidak mengubah jadwal

pelajaran, menggunakan guru yang biasa mengajar di kelas tersebut,

memberikan perlakuan yang sama bagi seluruh siswa dalam situasi dan

kondisi. (3) Observasi dan supervisi pada waktu pelaksanaan tidak

dilakukan secara terang-terangan.

b) Validitas populasi dikontrol dengan mengambil sampel secara acak sesuai

dengan karakteristik populasi penelitian yaitu siswa kelas XI-IIS dan

perlakuan dilakukan pada kelas eksperimen.

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar mata pelajaran ekonomi dan gaya belajar

siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok (Arikunto, 2012: 46). Tes pada umumnya meliputi satu rangkaian

pertanyaan, pernyataan, atau tugas yang diatur untuk seorang peserta didik atau

kelompok peserta didik (Sukiman, 2012: 7). Tes hasil belajar digunakan untuk
60

mengukur variabel terikat yaitu hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Tes hasil

belajar mata pelajaran ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes

objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 40 soal.

b. Tes MBTI

Tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) digunakan untuk mengukur gaya

belajar ekstrovert dan introvert siswa pada setiap kelompok eksperimen. Tes

MBTI merupakan sebuah tes yang dirancang oleh Carl Gustav Jung yang

diterbitkan dalam buku Jenis Psikologis pada tahun 1923 dan selanjutnya

dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putriya Isabel Briggs Myers. Tes

MBTI merupakan tes baku sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu diuji coba

terlebih dahulu.

H. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen pengumpulan data yaitu tes hasil belajar mata pelajaran

ekonomi digunakan, maka terlebih dahulu diteliti kualitasnya melalui uji coba.

Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keterandalannya dalam

mengungkap data yang akan diukur. Syarat-syarat tes yang baik paling sedikit

memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Uji Validitas

Uji validitas tes objektif dilakukan dengan analisis validitas isi dan

validitas butir soal.


61

a. Validitas Isi

Validitas isi (content validity) merupakan validitas yang akan melihat

kesesuaian antara setiap butir soal dalam tes dengan deskripsi materi yang

diajarkan (Sukiman, 2012: 165). Butir soal yang telah disusun harus ditelaah

dengan menggunakan kriteria tertentu dan disesuaikan dengan kisi-kisi soal.

Penelaahan dilakukan oleh penilaian ahli (expert judgement) yaitu Dr. Thamrin,

M.Si yang berkompeten dibidang evaluasi pendidikan ekonomi.

b. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal merupakan ketepatan mengukur yang dimiliki oleh

sebutir soal dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal terseb ut

(Sudijono, 2011: 182). U ji validitas butir soal tes objektif dihitung menggunakan

teknik analisis korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut:

(Sukiman, 2012: 179)


Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = skor rata-rata dari subjek yang menjawab benar untuk butir soal yang
dihitung validitasnya
Mt = skor rata-rata dari skor total
SDt = standar deviasi dari skor total
p = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi subjek yang menjawab salah

Kemudian dilakukan interpretasi terhadap koefisien korelasi point biserial

dengan cara mengkonsultasikan nilai r pbi dengan nilai rtabel. Pada taraf signifikansi

(sig) 95% dan taraf nyata (α) 5% dengan kriteria apabila nilai rpbi < rtabel maka
62

butir soal dinyatakan tidak valid dan apabila nilai rpbi ≥ rtabel maka butir soal

dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas tes objektif dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-

Richardson (K-R20) sebagai berikut:

(Sukiman, 2012: 203)


Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir soal
1 = bilangan konstanta
= varians total
pi = proporsi subjek yang menjawab benar
qi = proporsi subjek yang menjawab salah
∑piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dan qi

Kemudian dilakukan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas dengan

cara mengkonsultasikan nilai r11 dengan nilai rtabel. Pada taraf signifikansi (sig)

95% dan taraf nyata (α) 5% dengan kriteria apabila nilai r11 < rtabel maka butir soal

dinyatakan tidak reliabel dan apabila nilai r11 ≥ rtabel maka butir soal dinyatakan

reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk tingkat kesukaran tes objektif dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:
63

(Sukiman, 2012: 212)


Keterangan:
ITK = indeks tingkat kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
N = banyak siswa yang mengikuti tes

Kemudian dilakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dengan cara

mengkonsultasikan hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran dengan kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.3. Interpretasi Terhadap Indeks Tingkat Kesukaran


Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 – 0,30 Soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 Soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 Soal tergolong mudah
Sumber: Arikunto (2012: 225)

4. Daya Pembeda

Untuk daya pembeda tes objektif dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(Sudijono, 2011: 389)


Keterangan:
IDP = indeks daya pembeda
BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar
BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar
JA = banyak siswa yang termasuk dalam kelas atas
JB = banyak siswa yang termasuk dalam kelas bawah
64

Kemudian dilakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dengan cara

mengkonsultasikan hasil perhitungan indeks daya pembeda dengan kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Terhadap Indeks Daya Pembeda


Indeks Daya Pembeda Interpretasi
Tanda negatif Tidak ada daya beda
< 0,20 Daya beda lemah
0,20 – 0,39 Daya beda cukup
0,40 – 0,69 Daya beda baik
0,70 – 1,00 Daya beda baik sekali
Sumber: Sukiman (2012: 220)

I . Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dan

inferensial. Teknik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data rata-rata

skor, modus, median, dan simpangan baku.

Teknik inferensial yang digunakan adalah teknik analisis varian dua jalur

(two way Anova) desain faktorial 2×2 dengan taraf signifikansi (sig) 95% dan

taraf nyata (α) 5%. Sebelum analisis varian dua jalur dilakukan, terlebih dahulu

ditentukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan homogentitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui bahwa data berdistribus i

normal. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan untuk uji normalitas yaitu

statistik uji Lilliefors dengan taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%.

Interpretasi terhadap hasil uji normalitas dengan statist ik uji Lilliefors sebagai

berikut:
65

a) Apabila nilai Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal.

b) Apabila nilai Lhitung < Ltabel maka data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh

berasal dari varians yang homogen. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan

untuk uji homogenitas yaitu Uji F dengan taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf

nyata (α) 5%. Interpretasi terhadap hasil uji homogenitas dengan statistik uji F

sebagai berikut:

a) Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka data berasal dari varians yang tidak

homogen.

b) Apabila nilai Fhitung < Ftabel maka data berasal dari varians yang homogen.

Untuk uji homogenitas varians sampel ETH-Ekstovert, ETH-Introvert,

ARIAS-Ekstrovert, dan ARIAS-Introvert dilakukan sekaligus dengan uji Bartlet.

Interpretasi terhadap hasil uji homogenitas dengan statistik uji Bartlet sebagai

berikut:

a) Apabila nilai X2hitung > X2tabel maka data berasal dari varians yang tidak

homogen.

b) Apabila nilai X2hitung < X2t abel maka data berasal dari varians yang

homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan uji

hipotesis dengan menggunakan analisis varian dua jalur (two way Anova).

Analisis varians dua jalur (two way Anova) digunakan apabila dalam analisis data
66

ingin mengetahui ada atau tidak perbedaan dari dua variabel bebas, sedangkan

masing-masing variabel bebasnya dibagi dalam beberapa kelompok (Hartono,

2013: 176). Adapun kalkulasi perhitungan analisis varians dua jalur dapat dilihat

pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5. Kalkulasi Perhitungan Analisis Varians Dua Jalur


Sumber Variasi DF JK RJK F
Model
m1 JKM
Pembelajaran
Gaya Belajar g 1 JKG

Interaksi (m  1) (g  1) JKI

Error (e  1) (mg  1) JKE

Total e.m.g – 1 JKT


Sumber: Nazir (2011: 439)

Keterangan:
JKM = jumlah kuadrat model pembelajaran
JKG = jumlah kuadrat gaya belajar
JKI = jumlah kuadrat intraksi
JKE = jumlah kuadrat error
JKT = jumlah kuadrat total
RJKM = rata-rata jumlah kuadrat model pembelajaran
RJKG = rata-rata jumlah kuadrat gaya belajar
RJKI = rata-rata jumlah kuadrat interaksi
RJKE = rata-rata jumlah kuadrat error

Apabila hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan gaya belajar, maka dilakukan uji lanjut (post hoc test). Uji

lanjut menggunakan uji Scheffe jika jumlah sampel (n) setiap kelompok

eksperimen berbeda atau menggunakan uji Tuckey jika jumlah sampel (n) setiap

kelompok eksperimen sama. Cara menentukan sampel yang memiliki gaya belajar
67

ekstrovert dan gaya belajar introvert pada setiap kelompok eksperimen ditentukan

menggunakan Tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Hasil dari Tes MBTI

yang dikerjakan oleh sampel akan langsung menentukan apakah sampel termasuk

siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert atau introvert.

Untuk keperluan pengujian hipotesis, dirumuskan hipotesis statistik pada

penelitian ini sebagai berikut:

a) Hipotesis pertama :

Ho : µA1 ≤ µA2

Ha : µA1 > µA2

Keterangan:
Ho : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH secara signifikan lebih rendah daripada siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS.
Ha : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS.

b) Hipotesis kedua:

Ho : µB1 ≤ µB2

Ha : µB1 > µB2

Keterangan:
Ho : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar
ekstrovert secara signifikan lebih rendah daripada siswa yang memiliki
gaya belajar introvert.
Ha : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar
ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
gaya belajar introvert.
68

c) Hipotesis ketiga :

Ho : µ(A1B1 - A2B1) = µ(A1B2 - A2B2)

Ha : µ(A1B1 - A2B1) ≠ µ(A1B2 - A2B2)

Keterangan:
Ho : Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran
dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
Ha : Terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan
gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

Kriteria yang digunakan dalam uji stasistik menggunakan analisis varian

dua jalur (two way Anova) adalah:

a) Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Anda mungkin juga menyukai