HASIL PENELITIAN
2019/2020 berjumlah 604 siswa yang terdiri dari 245 siswa laki-laki dan 359
pembelajaran dengan sistem double shift dan mempunyai fasilitas yaitu ruang
kelas dengan jumlah 10 ruangan, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
bimbingan konseling, 1 ruang tata usaha, 1 ruang UKS, 1 ruang agama, mushola,
laboratorium kimia dan teknologi informasi, serta tempat parkir untuk pengurus
yang bermakna berdasarkan iman dan taqwa. Selain itu misi yang dilakukan
didik.
69
70
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
yang terendah adalah 60 yang tertinggi 97,50 dan rata-rata skor 77,85. Nilai
modus 70 dan median 77,50. Sedangkan varian 94,69 dan simpangan baku 9,73.
Untuk melihat skor siswa digunakan distribusi frekuensi yaitu skor antara
frekuensi absolut dan frekuensi relatif. Frekuensi absolut ialah jumlah siswa yang
memiliki skor hasil belajar, sedangkan frekuensi relatif ialah jumlah persen skor
hasil belajar. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 4 11,11
2 67 – 73 9 25,00
3 74 – 80 10 27,78
4 81 – 87 6 16,67
5 88 – 94 5 13,89
6 95 – 100 2 5,56
Jumlah 36 100,00
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ETH terdapat 13 siswa atau 36,11% yang tidak tuntas dan 23 siswa atau 63,89%
71
yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran
12
10
10
8 9
6
6
4 5
4
2
2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
yang terendah adalah 60 yang tertinggi 87,50 dan rata-rata skor 73,13. Nilai
modus 70 dan median 72,50. Sedangkan varian 58,35 dan simpangan baku 7,64.
Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 8 22,22
2 67 – 73 12 33,33
3 74 – 80 9 25,00
4 81 – 87 6 16,67
5 88 – 94 1 2,78
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 36 100,00
72
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ARIAS terdapat 20 siswa atau 55,56% yang tidak tuntas dan 16 siswa atau
44,44% yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata
14
12
12
10
8 9
8
6
6
4
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.2 . Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah
adalah 60 yang tertinggi 97,50 dan rata-rata skor 77,29. Nilai modus 85 dan
median 77,50. Sedangkan varian 100,13 dan simpangan baku 10,006. Adapun
hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 16,22
2 67 – 73 8 21,62
3 74 – 80 9 24,32
4 81 – 87 7 18,92
5 88 – 94 5 13,51
6 95 – 100 2 5,41
Jumlah 37 100,00
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 14
siswa atau 37,84% yang tidak tuntas dan 23 siswa atau 62,16% yang tuntas.
Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
10
8 9
8
6 7
6
4 5
2
2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah
74
adalah 60 yang tertinggi 87,50 dan rata-rata skor 73,57. Nilai modus 70 dan
median 72,50. Sedangkan varian 55,99 dan simpangan baku 7,48. Adapun hasil
belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 17,14
2 67 – 73 13 37,14
3 74 – 80 10 28,57
4 81 – 87 5 14,29
5 88 – 94 1 2,86
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 19
siswa atau 54,29% yang tidak tuntas dan 16 siswa atau 45,71% yang tuntas.
Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
yang memiliki gaya belajar introvert digambarkan dalam bentuk histogram seperti
14
12 13
10
10
8
6
6
4 5
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
75
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah adalah 70 yang tertinggi
97,50 dan rata-rata skor 83,42. Nilai modus 90 dan median 82,50. Sedangkan
varian 61,26 dan simpangan baku 7,83. Adapun hasil belajar mata pelajaran
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 0 0,00
2 67 – 73 2 10,53
3 74 – 80 6 31,58
4 81 – 87 4 21,05
5 88 – 94 5 26,32
6 95 – 100 2 10,53
Jumlah 19 100,00
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 2 siswa atau 10,53% yang
tidak tuntas dan 17 siswa atau 89,47% yang tuntas. Selanjutnya distribusi
frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
7
6
6
5
5
4
4
3
2
2 2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah adalah 60 yang tertinggi 85,
dan rata-rata skor 71,62. Nilai modus 70 dan median 70. Sedangkan varian 60,11
dan simpangan baku 7,75. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 4 23,53
2 67 – 73 7 41,18
3 74 – 80 4 23,53
4 81 – 87 2 11,76
5 88 – 94 0 0,00
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 17 100,00
77
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ETH yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 11 siswa atau 64,71% yang
tidak tuntas dan 6 siswa atau 35,29% yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi
skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model
8
7
6 7
5
4
3 4 4
2
1 2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.6. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah adalah 60 yang
tertinggi 85, dan rata-rata skor 70,83. Nilai modus 62,50 dan median 70.
Sedangkan varian 61,03 dan simpangan baku 7,81. Adapun hasil belajar mata
yang memiliki gaya belajar ekstrovert ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut:
78
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 33,33
2 67 – 73 6 33,33
3 74 – 80 3 16,67
4 81 – 87 3 16,67
5 88 – 94 0 0,00
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 18 100,00
Berdasarkan tabel 4.7 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 12 siswa atau 66,66% yang
tidak tuntas dan 6 siswa atau 33,33% berada yang tuntas. Selanjutnya distribusi
frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
7
6
6 6
5
4
3
3 3
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
79
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata
yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah adalah 65 yang tertinggi 87,50
dan rata-rata skor 75,42. Nilai modus 70 dan median 75. Sedangkan varian 47,98
dan simpangan baku 6,93. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 2 11,11
2 67 – 73 6 33,33
3 74 – 80 6 33,33
4 81 – 87 3 16,67
5 88 – 94 1 5,56
95 – 100 0 0,00
Jumlah 18 100,00
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar
ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 8 siswa atau 44,44% yang
tidak tuntas dan 10 siswa atau 55,56% yang tuntas. Selanjutnya distribusi
frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
7
6
6 6
5
4
3
3
2
2
1
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun hasil uji validitas terhadap
60 butir soal diperoleh informasi bahwa terdapat 40 butir yang valid dan 20 butir
yang tidak valid, maka untuk penelitian 20 butir soal yang tidak valid tersebut
reliabilitas diperoleh nilai r11 = 0,91 > rtabel = 0,36 yang artinya butir soal
dinyatakan reliabel. Lebih jelasnya hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas
Demikian juga uji tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Berdasarkan
informasi bahwa 9 butir soal tergolong mudah, 49 butir soal tergolong sedang dan
2 butir soal tergolong sukar. Sedang, hasil perhitungan indeks daya pembeda
diperoleh informasi bahwa terdapat 24 butir soal memiliki daya beda baik, 27
butir soal memiliki daya beda cukup, 8 butir soal memiliki daya beda lemah dan 1
81
butir soal tidak memiliki daya beda. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dan daya
Sebelum analisis varian dua jalur (two way Anova) dilakukan, terlebih
dahulu ditentukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan homogentitas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors. Hasil perhitungan diringkas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .087 36 .200 .980 36 .756
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
ARIAS yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar .131 36 .123 .954 36 .144
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model 36 0,087 0,148 Normal
pembelajaran ETH
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model 36 0,131 0,148 Normal
pembelajaran ARIAS
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.9 diperoleh informasi bahwa
data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ETH memperoleh nilai Lhitung = 0,087 < Ltabel = 0,148 Pada taraf
signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa
data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ETH berdistribusi normal. Adapun uji normalitas data hasil belajar
ARIAS memperoleh nilai Lhitung = 0,131 < Ltabel = 0,148 pada taraf signifikansi
(sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .091 37 .200 .972 37 .469
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
83
Adapun hasil uji normalitas data untuk kelompok gaya belajar introvert
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .112 35 .200 .965 35 .317
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Gaya Belajar
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang memiliki gaya belajar 37 0,091 0,146 Normal
ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang memiliki gaya belajar 35 0,112 0,150 Normal
introvert
bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya
belajar ekstrovert memperoleh nilai Lhitung = 0,091 < Ltabel = 0,146 pada taraf
signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa
data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar
ekstrovert berdistribusi normal. Adapun uji normalitas data hasil belajar mata
pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh nilai
Lhitung = 0,112 < Ltabel = 0,150 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α)
5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar .115 19 .200* .975 19 .867
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
Hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert yang dihitung
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .112 17 .200 .953 17 .505
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
Hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang dihitung
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .154 18 .200 .926 18 .168
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
85
Adapun hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .116 18 .200 .958 18 .559
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran
dengan Gaya Belajar
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
19 0,115 0,195 Normal
pembelajaran ETH yang memiliki
gaya belajar ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
17 0,112 0,206 Normal
pembelajaran ETH yang memiliki
gaya belajar introvert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
18 0,154 0,200 Normal
pembelajaran ARIAS yang memiliki
gaya belajar ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
18 0,116 0,200 Normal
pembelajaran ARIAS yang memiliki
gaya belajar introvert
bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh nilai
Lhitung = 0,115 < Ltabel = 0,195 pada pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf
nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran
86
memiliki gaya belajar ekstrovert berdistribusi normal. Untuk uji normalitas data
hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh nilai L hitung
= 0,112 < Ltabel = 0,206 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%.
Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar
Uji normalitas data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
memperoleh nilai Lhitung = 0,154 < Ltabel = 0,200 pada taraf signifikansi (sig) 95%
dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata
yang memiliki gaya belajar ekstrovert berdistribusi normal. Adapun uji normalitas
data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model
Lhitung = 0,116 < Lt abel = 0,200 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α)
5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya
2. Uji Homogenitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji F dan uji Bartlet. Hasil perhitungan
Uji homogenitas hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ETH dan ARIAS memperoleh nilai F hitung = 2,08 < Ftabel =
3,98 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
memiliki gaya belajar ekstrovert dan introvert juga dilakukan dengan uji F
Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas antar Kelompok Sampel Gaya Belajar
Sampel Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Gaya Belajar Ekstovert 100,13
3,60 3,98 Homogen
Gaya Belajar Introvert 55,99
bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar
ekstrovert dan introvert memperoleh nilai Fhitung = 3,60 < Ftabel = 3,98 pada taraf
signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert
Test Results
Box's M .346
Approx. .113
df1 3
F
df2 8292.459
Sig. .953
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
89
Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.14 diperoleh nilai X2hitung =
0,36 < X2tabel = 7,81 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%.
Berdasarkan data skor tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa,
langkah berikutnya adalah menghitung total skor dan rata-rata skor tiap kelompok
perlakuan menurut tabel ANAVA yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
keputusan statistik untuk pengujian hipotesis, seperti pada tabel 4.15 berikut:
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis varian dua jalur (two way
Tabel 4.16. Hasil Analisis Varian Dua Jalur secara Keseluruhan Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel
Model Pembelajaran 1 347,05 347,05 6,02 3,98
Gaya Belajar 1 234,22 234,22 4,07 3,98
Interaksi 1 1206,50 1206,50 20,94 3,98
Error 68 3917,52 57,61
Total 71
1. Hipotesis Pertama
Ho : µA1 ≤ µA2
bahwa hasil perhitungan data model pembelajaran memperoleh nilai Fhitung = 6,02
> Ftabel = 3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α) 0,017 < 0,05 sehingga Hipotesis
Nol (H0) tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan
bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
91
model pembelajaran ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar
2. Hipotesis Kedua
Ho : µB1 ≤ µB2
bahwa hasil perhitungan data gaya belajar memperoleh nilai F hitung = 4,07 > Ft abel =
3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α) 0,048 < 0,05 sehingga Hipotesis Nol (H0)
tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa hasil
belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert
secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert
teruji kebenarannya.
3. Hipotesis Ketiga
bahwa hasil perhitungan interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar siswa
memperoleh nilai Fhitung = 20,94 > Ftabel = 3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α)
0,000 < 0,05 sehingga Hipotesis Nol (H 0) tidak dapat diterima. Dengan demikian,
hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model
92
pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi
teruji kebenarannya.
Maka perlu dilakukan uji lanjut (post hoc test) dengan menggunakan uji
dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Uji lanjut
dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sampel mana yang secara
signifikan lebih tinggi dan melihat bentuk interaksi antara model pembelajaran
dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Ringkasan
Kriteria penerimaan jika Fhitung > Ftabel, maka teruji secara signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa
> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis
yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
teruji kebenarannya.
93
> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis
yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis
yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
d. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 0,09 <
menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar
secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model
kebenarannya.
e. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 2,19 <
menyatakan bahwa terdapat hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
94
f. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 3,29 >
yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa, maka perlu diberikan
86
84 83.42
82
80
78
76 75.42 ETH
74
ARIAS
72 71.62
70.83
70
68
66
64
Ekstrovert Introvert
Gambar 4.9. Model Interaksi antara Model Pembelajaran dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
95
terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa tersebut dapat dijelaskan
bahwa siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH hasil belajar
mata pelajaran ekonominya dari siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert
semakin rendah ke siswa yang memiliki gaya belajar introvert. Sedangkan siswa
pelajaran ekonominya dari siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert semakin
Hasil penelitian dengan menggunakan uji analisis varians dua jalur (two
way Anova). Data yang diperoleh dalam penelitian ternyata menunjukkan bahwa
rata-rata skor 77,85 lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ARIAS yang hanya memperoleh rata-rata skor 73,13. Hal ini juga
varian dua jalur (two way anova) memperoleh nilai Fhitung = 6,02 > Ft abel = 3,98
yang artinya H0 tidak dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar
ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan
dilakukan Inayah (2010) bahwa nilai rata-rata tes akhir ketuntasan belajar siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH sebesar 90,32% dan termasuk
kategori sangat baik, yang berarti penerapan model pembelajaran ETH dapat
terdapat pengaruh model pembelajaran ETH terhadap hasil belajar siswa, yaitu
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
model pembelajaran ARIAS yaitu untuk siswa yang kurang pintar akan susah
mengikuti pembelajaran, siswa terkadang susah untuk mengingat dan malas untuk
belajar secara mandiri. Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan Sangila dkk (2017) bahwa model pembela jaran ARIAS tidak
Mata pelajaran ekonomi lebih tepat jika diajarkan dengan berdiskusi, tukar
pendapat dan tanya jawab dalam membahas suatu materi pelajaran. Mata
tanya jawab yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
97
ekonomi dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ekonomi siswa, sebab
dalam pembelajaran ekonomi merupakan hal yang tepat untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih tinggi. Pratama dan Muslim (2013) menyatakan bahwa model
yang lain yaitu siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, siswa
saling bertukar pendapat secara objektif dan rasional guna menemukan suatu
dari banyaknya siswa menunjukkan sikap antusias ketika berperan sebagai guru,
setiap siswa berpartisipasi membuat soal maupun menjawab soal dari temannya.
Model pembelajaran ETH memberikan hasil yang lebih baik dalam melibatkan
siswa secara aktif, termasuk siswa yang selama ini tidak aktif dalam pembelajaran
Hal ini sesuai dengan pendapat Jannah (2008) bahwa pada kelas yang
diajar menggunakan model pembelajaran ETH siswa dapat mendengarkan den gan
98
aktif, menjelaskan pada teman, bertanya pada guru, berdiskusi dengan siswa lain,
dan pemahaman siswa yang semakin bertambah akan berdampak pada hasil
belajar yang semakin meningkat. Zaini dkk (2008: 60) bahwa dengan model
pembelajaran ETH peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta
dalam pembelajaran secara aktif. Suprijono (2017: 129) menyatakan hal yang
sama bahwa model pembelajaran ETH merupakan cara tepat untuk mendapatkan
ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran ARIAS. Oleh karena itu, model pembelajaran ETH perlu
indeks harga dan inflasi agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor
77,29 lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang hanya
memperoleh rata-rata skor 73,57. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian
hipotesis kedua dengan menggunakan analisis varian dua jalur (two way anova)
99
memperoleh nilai Fhitung = 4,07 > Ftabel = 3,98 yang artinya H 0 tidak dapat diterima.
Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
memiliki gaya belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Tanta
hasil belajar mahasiswa dengan koefisien determinasi sebesar 0,730 yang berarti
bahwa 73% hasil belajar mahasiswa ditentukan oleh gaya belajar mahasiswa.
Selain itu penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Efendi dkk
(2017) bahwa siswa yang ekstrovert memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi
daripada siswa yang introvert. Penelitian Suci (2019) menunjukkan hal yang sama
bahwa hasil belajar siswa yang ekstrovert lebih tinggi daripada siswa yang
introvert.
siswa. Gaya belajar merupakan sebuah keunikan cara belajar yang dimiliki setiap
untuk kerja secara kelompok atau belajar sendiri karena setiap gaya belajar
mempunyai kebaikan dan kekurangan masing-masing, oleh sebab itu guru harus
ekstrovert memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bergaul dan untuk ikut
berperan dalam pembelajaran. Sementara itu, siswa yang memiliki gaya belajar
100
dengan siswa lain, namun lebih menyukai hal-hal yang bersifat individual.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hariwijaya (2005: 25) bahwa pribadi
dengan orang lain, tidak merasa terpaksa untuk bersama orang lain, tidak
canggung berbicara di hadapan orang banyak, tidak suka menyendiri, suka dengan
orang baru, suka berbicara di depan umum dan percaya diri. Sedangkan pribadi
introvert kurang menyenangi bersama orang lain, lebih suka menyendiri, tidak
suka dengan orang baru, tidak suka berbicara di depan umum, kurang percaya diri,
mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert secara
signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert.
Dengan demikian, siswa yang memiliki gaya belajar ekstovert akan memperoleh
hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih tinggi sedangkan gaya belajar
introvert akan memperoleh hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih
rendah.
memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi
memiliki gaya belajar introvert yang hanya memperoleh rata-rata skor 71,62.
101
Hasil belajar ekonomi mata pelajaran siswa yang diajar menggunakan model
skor 70,83 lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model
skor 75,42. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis ketiga dengan
menggunakan analisis varian dua jalur (two way anova) memperoleh nilai Fhitung =
20,94 > Ftabel = 3,98 yang artinya H 0 tidak dapat diterima. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan gaya
antara model pembelajaran kooperatif dan gaya belajar terhadap hasil belajar
mahasiswa. Selain itu hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang
pikikan, bertindak atau berbicara dan berinteraksi. Selain itu, siswa yang memiliki
perhatian, dan memiliki percaya diri yang tinggi. Sedangkan, siswa yang memiliki
sebelum bertindak atau berbicara, senang dengan satu hal dan tidak suka
berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ghufron dan
Risnawati (2014: 49) bahwa siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert terlihat
yang hangat dan ramah, memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bergaul dan
menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya, pendiam dan tidak ramah, serta
secara kelompok, berdiskusi atau bertukar pikiran sehingga lebih efektif jika
partisipasi setiap siswa secara aktif untuk dapat menjadi sosok guru bagi siswa
lain.. Sebaliknya, siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang cenderung
pendiam, menarik diri dari suasana yang ramai dan menyukai belajar secara
gaya belajar ekstrovert yang cenderung bersikap terbuka dan suka berinteraksi
rendah. Sebab, model pembelajaran ARIAS akan menjadikan guru sebagai sentral
pembelajaran sehingga siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan merasa
belajar introvert yang cenderung tertutup, pendiam dan berpikir dulu sebelum
ETH dan ARIAS serta perbedaan kararteristik gaya belajar ekstrovert dan
terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan gaya belajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Dengan demikian, siswa yang
memiliki gaya belajar ekstrovert akan memperoleh hasil belajar ekonomi yang
siswa yang memiliki gaya belajar introvert akan memperoleh hasil belajar
ekonomi yang lebih tinggi jika diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS.
jalur (two way Anova) terdapat interaksi yang signifikan antara model
pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi,
maka dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji Scheffe, sebagai berikut:
104
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya
belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert. Hal
ini dapat terjadi karena model pembelajaran ETH mempunyai karakter khusus
Karakter khusus yang ada pada model pembelajaran ETH adalah setiap
siswa harus dapat menguasai materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam
kelas dan diminta untuk menyiapkan secarik kertas untuk menulis satu pertanyaan.
Kemudian guru akan memanggil nomor absen peserta didik secara acak untuk
maju ke depan kelas. Guru mengarahkan peserta didik yang terpanggil untuk
memilih satu kertas dan membaca pertanyaan serta menjawab pertanyaan di depan
kelas. Setelah jawaban diberikan, guru meminta peserta didik lain untuk memberi
kondusif sehingga siswa merasa nyaman dan tidak merasa takut saat siswa
model pembelajaran ETH dapat membiasakan siswa untuk belajar aktif dan
membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.
Siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memiliki ciri-ciri antara lain
suka bersosialisasi dan tidak merasa canggung saat berbicara di hadapan banyak
orang sebaliknya siswa yang memiliki gaya belajar introvert lebih suka
gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar
bahwa model pembelajaran ETH lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya
belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar
Hal ini dapat terjadi karena siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memiliki
kemampuan berinteraksi yang baik dengan teman dan guru. Pada umumnya siswa
yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan lebih mudah dalam mempelajari
dan ARIAS, yang pada hakikatnya model pembelajaran ETH adalah model
siswa untuk belajar aktif serta dengan penerapan model pembelajaran ini
memberikan manfaat yang baik dalam proses pembelajaran dikelas dan dapat
atau percaya diri pada siswa, memiliki relevansi dengan kehidupan siswa, mampu
menarik dan memeliha minat atau perhatian siswa, mengadakan evaluasi terhadap
Siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan merasa lebih tertantang
ETH yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi guru bagi siswa
lainya. Selain itu model pembelajaran ETH dapat melatih siswa berpikir kritis
pelajar.
gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa
memperoleh rata-rata skor 70,83. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
107
memiliki gaya belajar ekstrovert lebih tepat diajarkan dengan model pembelajaran
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya
belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar
Siswa yang senang berinteraksi dan bersosialisasi, mudah bergaul, selalu antusias
serta senang jadi pembicara daripada pendengar maka siswa tersebut memiliki
gaya belajar ekstrovert. Apabila siswa lebih suka menyendiri dan pendiam, tidak
menyukai basa basi, banyak berpikir sebelum bicara dan peka terhadap
yang tepat harus diterapkan untuk mendukung pembelajaran siswa yang memiliki
gaya belajar ekstrovert dan siswa yang memiliki gaya belajar introvert. Siswa
pembelajaran ETH akan me mperoleh hasil belajar yang lebih tinggi sebab model
Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang
introvert cenderung tidak terlalu aktif dalam pembelajaran sehingga lebih tepat
pembelajaran ARIAS guru berperan untuk menanamkan rasa yakin atau percaya
pada diri siswa, pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha
menarik dan memelihara minat dan perhatian siswa, kemudian diadakan evaluasi
gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa
pembelajaran ETH lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki gaya belajar
ekstrovert dan model pembelajaran ARIAS lebih tepat diajarkan pada siswa yang
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya
belajar introvert lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert. Hal ini terjadi karena
109
dalam model pembelajaran ETH siswa yang memiliki gaya belajar introvert masih
kurang percaya diri saat terpilih maju ke depan kelas untuk memilih pertanyaan
secara acak dan terlihat canggung saat menjawab pertanyaan tersebut di hadapan
maksimal karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert kurang aktif dalam
pembelajaran ekonomi dan hasil belajar ekonomi yang diperoleh juga masih
belum maksimal.
Hal tersebut juga terlihat dari rata-rata skor siswa yang diajar
yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimumm (KKM) yaitu 71,62. Sama
halnya dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang
memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh hasil yang belum maksimal yaitu
dengan rata-rata skor 70,83. Hal tersebut terjadi karena dalam model
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya
belajar introvert lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model
Hal ini terjadi karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert
memiliki gaya belajar introvert memiliki sedikit kesempatan untuk maju ke depan
kelas, karena saat guru meminta siswa untuk maju menyampaikan kesimpulan dan
pendapat tentang materi yang diajarkan, maka yang lebih sering maju adalah
pembelajaran ETH siswa yang memiliki gaya belajar introvert akan cenderung
bosan dan tertekan karena me miliki kemungkinan yang lebih besar untuk terpilih
maju ke depan untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang dipilih secara
karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert kurang aktif dalam
pembelajaran ekonomi dan hasil belajar ekonomi yang diperoleh juga masih
belum maksimal. Hal tersebut terjadi karena dalam model pembelajaran ARIAS
siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert hanya mendapat sedikit kesempatan
untuk tampil di depan kelas sehingga cenderung bosan saat mendengarkan guru
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya
belajar introvert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar
Hal ini dapat terjadi karena dalam model pembelajaran ARIAS peranan
guru sangat penting untuk menarik minat dan perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, manfaat dan berguna bagi
pengetahuan yang baru diperoleh dalam situasi nyata dengan meminta siswa maju
siswa, maka siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang cenderung senang
berdiskusi maupun tanya jawab akan merasa kurang nyaman sebab akan merasa
sendiri dan membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan guru secara individu.
ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert dengan siswa yang diajar
juga terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh. Siswa yang diajar menggunakan
rata-rata skor 75,42 lebih tinggi dari siswa yang diajar menggunakan model
ARIAS lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki gaya belajar introvert.
F. Keterbatasan Penelitian
perlakuan yang diberikan. Namun, penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan
dan kelemahan karena hal-hal yang tidak dapat dikontrol dan dihindari yang dapat
berupa tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi dan tes MBTI(Myers-Briggs
hal ini dapat terjadi karena waktu pelaksanaan tes yang yang kurang optimal
dan pemahaman responden terhadap butir soal pada tes hasil belajar mata
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan model pembelajaran ETH dan
ARIAS dengan gaya belajar ekstrovert dan introvert. Padahal masih banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
ekonomi keluarga serta lingkungan yang diterima siswa di luar sekolah juga
4. Sumber belajar seperti buku paket ekonomi dan hal-hal yang berhubungan
yang dimiliki oleh siswa. Tidak semua siswa mendapat buku paket ekonomi
karena setiap meja hanya mendapat satu buku sehingga siswa kesulitan untuk