Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Tempat Penelitian

SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat merupakan sekolah swasta dibawah

naungan Yayasan Kemala Bhayangkari. Jumlah siswa pada tahun pembelajaran

2019/2020 berjumlah 604 siswa yang terdiri dari 245 siswa laki-laki dan 359

siswa perempuan dengan total 19 rombongan belajar. Penyelengaraan

pembelajaran dengan sistem double shift dan mempunyai fasilitas yaitu ruang

kelas dengan jumlah 10 ruangan, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

bimbingan konseling, 1 ruang tata usaha, 1 ruang UKS, 1 ruang agama, mushola,

perpustakaan, sarana olahraga berupa lapangan futsal dan lapangan voli,

laboratorium kimia dan teknologi informasi, serta tempat parkir untuk pengurus

yayasan, guru, dan siswa.

SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat mempunyai visi menjadi institus i

pendidikan yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa menuju tata kehidupan

yang bermakna berdasarkan iman dan taqwa. Selain itu misi yang dilakukan

sekolah ini sebagai berikut:

1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang utuh meliputi aspek

intelektual, emosional dan religious.

2. Melaksanakan pembinaan secara efektif, terpadu dan berkesinambungan.

3. Menumbuhkan rasa selalu menghormati perbedaan yang ada di antara peserta

didik.

4. Menghayati, mengamalkan dan melaksanakan ajaran agama masing-masing.

69
70

5. Melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk memperoleh hasil maksimal.

6. Mendorong dan membantu siswa mengenali potensi diri agar berkembang

secara optimal melalui kegiatan ekstrakulikuler.

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH

yang terendah adalah 60 yang tertinggi 97,50 dan rata-rata skor 77,85. Nilai

modus 70 dan median 77,50. Sedangkan varian 94,69 dan simpangan baku 9,73.

Untuk melihat skor siswa digunakan distribusi frekuensi yaitu skor antara

frekuensi absolut dan frekuensi relatif. Frekuensi absolut ialah jumlah siswa yang

memiliki skor hasil belajar, sedangkan frekuensi relatif ialah jumlah persen skor

hasil belajar. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 4 11,11
2 67 – 73 9 25,00
3 74 – 80 10 27,78
4 81 – 87 6 16,67
5 88 – 94 5 13,89
6 95 – 100 2 5,56
Jumlah 36 100,00

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ETH terdapat 13 siswa atau 36,11% yang tidak tuntas dan 23 siswa atau 63,89%
71

yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH digambarkan

dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.1 berikut:

12
10
10
8 9
6
6
4 5
4
2
2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH

2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ARIAS

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS

yang terendah adalah 60 yang tertinggi 87,50 dan rata-rata skor 73,13. Nilai

modus 70 dan median 72,50. Sedangkan varian 58,35 dan simpangan baku 7,64.

Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ARIAS ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 8 22,22
2 67 – 73 12 33,33
3 74 – 80 9 25,00
4 81 – 87 6 16,67
5 88 – 94 1 2,78
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 36 100,00
72

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS terdapat 20 siswa atau 55,56% yang tidak tuntas dan 16 siswa atau

44,44% yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS

digambarkan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.2 berikut:

14
12
12
10
8 9
8
6
6
4
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.2 . Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS

3. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Memiliki Gaya


Belajar Ekstrovert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah

adalah 60 yang tertinggi 97,50 dan rata-rata skor 77,29. Nilai modus 85 dan

median 77,50. Sedangkan varian 100,13 dan simpangan baku 10,006. Adapun

hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert

ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut:


73

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 16,22
2 67 – 73 8 21,62
3 74 – 80 9 24,32
4 81 – 87 7 18,92
5 88 – 94 5 13,51
6 95 – 100 2 5,41
Jumlah 37 100,00

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 14

siswa atau 37,84% yang tidak tuntas dan 23 siswa atau 62,16% yang tuntas.

Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang memiliki gaya belajar ekstrovert digambarkan dalam bentuk histogram

seperti pada gambar 4.3 berikut:

10

8 9
8
6 7
6
4 5

2
2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert

4. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Memiliki Gaya


Belajar Introvert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah
74

adalah 60 yang tertinggi 87,50 dan rata-rata skor 73,57. Nilai modus 70 dan

median 72,50. Sedangkan varian 55,99 dan simpangan baku 7,48. Adapun hasil

belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert

ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 17,14
2 67 – 73 13 37,14
3 74 – 80 10 28,57
4 81 – 87 5 14,29
5 88 – 94 1 2,86
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 35 100,00

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 19

siswa atau 54,29% yang tidak tuntas dan 16 siswa atau 45,71% yang tuntas.

Selanjutnya distribusi frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang memiliki gaya belajar introvert digambarkan dalam bentuk histogram seperti

pada gambar 4.4 berikut:

14
12 13
10
10
8
6
6
4 5
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
75

5. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH

yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah adalah 70 yang tertinggi

97,50 dan rata-rata skor 83,42. Nilai modus 90 dan median 82,50. Sedangkan

varian 61,26 dan simpangan baku 7,83. Adapun hasil belajar mata pelajaran

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang

memiliki gaya belajar ekstrovert ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 0 0,00
2 67 – 73 2 10,53
3 74 – 80 6 31,58
4 81 – 87 4 21,05
5 88 – 94 5 26,32
6 95 – 100 2 10,53
Jumlah 19 100,00

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 2 siswa atau 10,53% yang

tidak tuntas dan 17 siswa atau 89,47% yang tuntas. Selanjutnya distribusi

frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert

digambarkan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.5 berikut :


76

7
6
6
5
5
4
4
3
2
2 2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert

6. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Introvert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH

yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah adalah 60 yang tertinggi 85,

dan rata-rata skor 71,62. Nilai modus 70 dan median 70. Sedangkan varian 60,11

dan simpangan baku 7,75. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

introvert ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 4 23,53
2 67 – 73 7 41,18
3 74 – 80 4 23,53
4 81 – 87 2 11,76
5 88 – 94 0 0,00
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 17 100,00
77

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ETH yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 11 siswa atau 64,71% yang

tidak tuntas dan 6 siswa atau 35,29% yang tuntas. Selanjutnya distribusi frekuensi

skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert digambarkan dalam

bentuk histogram seperti pada gambar 4.6 berikut:

8
7
6 7
5
4
3 4 4
2
1 2
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.6. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert

7. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar

ekonomi mata pelajaran siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang terendah adalah 60 yang

tertinggi 85, dan rata-rata skor 70,83. Nilai modus 62,50 dan median 70.

Sedangkan varian 61,03 dan simpangan baku 7,81. Adapun hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS

yang memiliki gaya belajar ekstrovert ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut:
78

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 6 33,33
2 67 – 73 6 33,33
3 74 – 80 3 16,67
4 81 – 87 3 16,67
5 88 – 94 0 0,00
6 95 – 100 0 0,00
Jumlah 18 100,00

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert terdapat 12 siswa atau 66,66% yang

tidak tuntas dan 6 siswa atau 33,33% berada yang tuntas. Selanjutnya distribusi

frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert

digambarkan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.7 berikut:

7
6
6 6
5
4
3
3 3
2
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
79

8. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar Introvert

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS

yang memiliki gaya belajar introvert yang terendah adalah 65 yang tertinggi 87,50

dan rata-rata skor 75,42. Nilai modus 70 dan median 75. Sedangkan varian 47,98

dan simpangan baku 6,93. Adapun hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya

belajar introvert ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert
No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 60 – 66 2 11,11
2 67 – 73 6 33,33
3 74 – 80 6 33,33
4 81 – 87 3 16,67
5 88 – 94 1 5,56
95 – 100 0 0,00
Jumlah 18 100,00

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut diperoleh informasi bahwa dari hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert terdapat 8 siswa atau 44,44% yang

tidak tuntas dan 10 siswa atau 55,56% yang tuntas. Selanjutnya distribusi

frekuensi skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert

digambarkan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.8 berikut:


80

7
6
6 6
5
4
3
3
2
2
1
1
0
66 73 80 87 94 100
Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun hasil uji validitas terhadap

60 butir soal diperoleh informasi bahwa terdapat 40 butir yang valid dan 20 butir

yang tidak valid, maka untuk penelitian 20 butir soal yang tidak valid tersebut

tidak digunakan dalam pengumpulan data. Sedangkan, hasil perhitungan

reliabilitas diperoleh nilai r11 = 0,91 > rtabel = 0,36 yang artinya butir soal

dinyatakan reliabel. Lebih jelasnya hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas

disajikan pada lampiran 10 dan 11.

Demikian juga uji tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Berdasarkan

hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran terhadap 60 butir soal diperoleh

informasi bahwa 9 butir soal tergolong mudah, 49 butir soal tergolong sedang dan

2 butir soal tergolong sukar. Sedang, hasil perhitungan indeks daya pembeda

diperoleh informasi bahwa terdapat 24 butir soal memiliki daya beda baik, 27

butir soal memiliki daya beda cukup, 8 butir soal memiliki daya beda lemah dan 1
81

butir soal tidak memiliki daya beda. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dan daya

pembeda selengkapnya disajikan pada lampiran 12 dan 13.

Sebelum analisis varian dua jalur (two way Anova) dilakukan, terlebih

dahulu ditentukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan homogentitas

agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors. Hasil perhitungan diringkas

pada tabel 4.9 sampai dengan 4.11 berikut:

a. Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran

Uji normalitas data untuk kelompok model pembelajaran ETH dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .087 36 .200 .980 36 .756
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Adapun hasil uji normalitas data untuk kelompok model pembelajaran

ARIAS yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar .131 36 .123 .954 36 .144
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.9 berikut:


82

Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model 36 0,087 0,148 Normal
pembelajaran ETH
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model 36 0,131 0,148 Normal
pembelajaran ARIAS

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.9 diperoleh informasi bahwa

data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ETH memperoleh nilai Lhitung = 0,087 < Ltabel = 0,148 Pada taraf

signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa

data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ETH berdistribusi normal. Adapun uji normalitas data hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS memperoleh nilai Lhitung = 0,131 < Ltabel = 0,148 pada taraf signifikansi

(sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil

belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Data untuk Kelompok Gaya Belajar

Uji normalitas data untuk kelompok gaya belajar ekstrovert dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .091 37 .200 .972 37 .469
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
83

Adapun hasil uji normalitas data untuk kelompok gaya belajar introvert

yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .112 35 .200 .965 35 .317
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0

tersebut dapat diringkas dalam tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Gaya Belajar
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang memiliki gaya belajar 37 0,091 0,146 Normal
ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang memiliki gaya belajar 35 0,112 0,150 Normal
introvert

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.10 diperoleh informasi

bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya

belajar ekstrovert memperoleh nilai Lhitung = 0,091 < Ltabel = 0,146 pada taraf

signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa

data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar

ekstrovert berdistribusi normal. Adapun uji normalitas data hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh nilai

Lhitung = 0,112 < Ltabel = 0,150 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α)

5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang memiliki gaya belajar introvert berdistribusi normal.


84

c. Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran dengan Gaya


Belajar

Uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar .115 19 .200* .975 19 .867
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert yang dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .112 17 .200 .953 17 .505
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .154 18 .200 .926 18 .168
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
85

Adapun hasil uji normalitas data untuk kelompok siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert

yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Hasil Belajar .116 18 .200 .958 18 .559
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran
dengan Gaya Belajar
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
19 0,115 0,195 Normal
pembelajaran ETH yang memiliki
gaya belajar ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
17 0,112 0,206 Normal
pembelajaran ETH yang memiliki
gaya belajar introvert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
18 0,154 0,200 Normal
pembelajaran ARIAS yang memiliki
gaya belajar ekstrovert
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
18 0,116 0,200 Normal
pembelajaran ARIAS yang memiliki
gaya belajar introvert

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.11 diperoleh informasi

bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh nilai

Lhitung = 0,115 < Ltabel = 0,195 pada pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf

nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran
86

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang

memiliki gaya belajar ekstrovert berdistribusi normal. Untuk uji normalitas data

hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh nilai L hitung

= 0,112 < Ltabel = 0,206 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%.

Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

introvert berdistribusi normal.

Uji normalitas data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert

memperoleh nilai Lhitung = 0,154 < Ltabel = 0,200 pada taraf signifikansi (sig) 95%

dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS

yang memiliki gaya belajar ekstrovert berdistribusi normal. Adapun uji normalitas

data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh nilai

Lhitung = 0,116 < Lt abel = 0,200 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α)

5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya

belajar introvert berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji F dan uji Bartlet. Hasil perhitungan

diringkas pada tabel 4.12 sampai dengan 4.14 berikut:


87

a. Uji Homogenitas antar Kelompok Sampel Model Pembelajaran

Uji homogenitas hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH dan ARIAS dilakukan dengan uji F

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Test of Homogeneity of Variances


Hasil Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.084 1 70 .153
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas antar Kelompok Sampel Model


Pembelajaran
Sampel Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Model Pembelajaran ETH 94,69
2,08 3,98 Homogen
Model Pembelajaran ARIAS 58,35

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.12 diperoleh informasi

bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ETH dan ARIAS memperoleh nilai F hitung = 2,08 < Ftabel =

3,98 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH dan ARIAS memiliki varians homogen.

b. Uji Homogenitas antar Kelompok Sampel Gaya Belajar

Uji homogenitas hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

memiliki gaya belajar ekstrovert dan introvert juga dilakukan dengan uji F

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:


88

Test of Homogeneity of Variances


Hasil Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.603 1 70 .062
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas antar Kelompok Sampel Gaya Belajar
Sampel Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Gaya Belajar Ekstovert 100,13
3,60 3,98 Homogen
Gaya Belajar Introvert 55,99

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.13 diperoleh informasi

bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar

ekstrovert dan introvert memperoleh nilai Fhitung = 3,60 < Ftabel = 3,98 pada taraf

signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert

dan introvert memiliki varians homogen.

c. Uji Homogenitas Data untuk Kelompok Model Pembelajaran dengan


Gaya Belajar

Uji homogenitas varians sampel ETH-Ekstovert, ETH-Introvert, ARIAS-

Ekstrovert, dan ARIAS-Introvert dilakukan sekaligus dengan uji Bartlet

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:

Test Results
Box's M .346
Approx. .113
df1 3
F
df2 8292.459
Sig. .953
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 20.0
89

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Sampel


2
Sampel Varians X hitung X2tabel Kesimpulan
ETH-Ekstovert 61,26
ETH-Intovert 60,11
0,35 7,81 Homogen
ARIAS-Ekstovert 61,03
ARIAS-Intovert 47,98

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.14 diperoleh nilai X2hitung =

0,36 < X2tabel = 7,81 pada taraf signifikansi (sig) 95% dan taraf nyata (α) 5%.

Maka dapat disimpulkan bahwa sampel-sampel tersebut berasal dari populasi

yang memiliki varians homogen.

Berdasarkan data skor tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa,

langkah berikutnya adalah menghitung total skor dan rata-rata skor tiap kelompok

perlakuan menurut tabel ANAVA yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar

keputusan statistik untuk pengujian hipotesis, seperti pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15. Hasil Statistik Deskriptif Data Perhitungan


Model Pembelajaran
Variabel Total
ETH (A1) ARIAS (A2)
Ekstrovert (B1) n = 19 n = 18 n = 37
= 83,42 = 70,83 = 77,29
s = 7,83 s = 7,81 s = 10,006
Gaya Belajar
Introvert (B2) n = 17 n = 18 n = 35
= 71,62 = 75,42 = 73,57
s = 7,75 s = 6,93 s = 7,48
n = 36 n = 36 n = 72
Total = 77,85 = 73,13 = 75,49
s = 9,73 s = 7,64 s = 9,005

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis varian dua jalur (two way

anova) menggunakan bantuan program SPSS 20.0 sebagai berikut:


90

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Hasil Belajar
Source Type III Sum df Mean Square F Sig.
of Squares
Corrected Model 1840.465 a 3 613.488 10.649 .000
Intercept 407855.607 1 407855.607 7079.523 .000
Model Pembelajaran 347.048 1 347.048 6.024 .017
Gaya Belajar 234.220 1 234.220 4.066 .048
Model Pembelajaran *
1206.496 1 1206.496 20.942 .000
Gaya Belajar
Error 3917.521 68 57.611
Total 416025.000 72
Corrected Total 5757.986 71
a. R Squared = .320 (Adjusted R Squared = .290)

Hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0 tersebut

dapat diringkas dalam tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16. Hasil Analisis Varian Dua Jalur secara Keseluruhan Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel
Model Pembelajaran 1 347,05 347,05 6,02 3,98
Gaya Belajar 1 234,22 234,22 4,07 3,98
Interaksi 1 1206,50 1206,50 20,94 3,98
Error 68 3917,52 57,61
Total 71

1. Hipotesis Pertama

Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah:

Ho : µA1 ≤ µA2

Ha : µA1 > µA2

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.16, diperoleh informasi

bahwa hasil perhitungan data model pembelajaran memperoleh nilai Fhitung = 6,02

> Ftabel = 3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α) 0,017 < 0,05 sehingga Hipotesis

Nol (H0) tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan
91

model pembelajaran ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS teruji kebenarannya.

2. Hipotesis Kedua

Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah:

Ho : µB1 ≤ µB2

Ha : µB1 > µB2

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.16, diperoleh informasi

bahwa hasil perhitungan data gaya belajar memperoleh nilai F hitung = 4,07 > Ft abel =

3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α) 0,048 < 0,05 sehingga Hipotesis Nol (H0)

tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa hasil

belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert

secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert

teruji kebenarannya.

3. Hipotesis Ketiga

Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah:

Ho : µ(A1B1 - A2B1) = µ(A1B2 - A2B2)

Ha : µ(A1B1 - A2B1) ≠ µ(A1B2 - A2B2)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.16, diperoleh informasi

bahwa hasil perhitungan interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar siswa

memperoleh nilai Fhitung = 20,94 > Ftabel = 3,98 pada dk = 1,68 dan taraf nyata (α)

0,000 < 0,05 sehingga Hipotesis Nol (H 0) tidak dapat diterima. Dengan demikian,

hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model
92

pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi

teruji kebenarannya.

Maka perlu dilakukan uji lanjut (post hoc test) dengan menggunakan uji

Scheffe karena terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran

dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Uji lanjut

dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sampel mana yang secara

signifikan lebih tinggi dan melihat bentuk interaksi antara model pembelajaran

dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Ringkasan

hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut :

Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Uji Scheffe


Skor Kelompok yang Dibandingkan Fhitung Ftabel Keterangan
µA1B1 dengan µA1B2 21,68 2,74 Signifikan
µA1B1 dengan µA2B1 25,43 2,74 Signifikan
µA1B1 dengan µA2B2 10,27 2,74 Signifikan
µA1B2 dengan µA2B1 0,09 2,74 Tidak Signifikan
µA1B2 dengan µA2B2 2,19 2,74 Tidak Signifikan
µA2B2 dengan µA2B1 3,29 2,74 Signifikan

Kriteria penerimaan jika Fhitung > Ftabel, maka teruji secara signifikan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa

terdapat 6 (enam) pasang hipotesis statistik, yaitu:

a. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 21,68

> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert

teruji kebenarannya.
93

b. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 25,43

> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar

ekstrovert teruji kebenarannya.

c. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 10,27

> Ftabel = 2,74 sehingga H 0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar

introvert teruji kebenarannya.

d. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 0,09 <

Ftabel = 2,74 sehingga H 0 diterima. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert

secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert tidak teruji

kebenarannya.

e. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 2,19 <

Ftabel = 2,74 sehingga H 0 diterima. Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan bahwa terdapat hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang
94

diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

introvert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar

introvert tidak teruji kebenarannya.

f. Berdasarkan hasil perhitungan uji Scheffe menunjukkan bahwa F hitung = 3,29 >

Ftabel = 2,74 sehingga H0 tidak dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar

introvert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar

ekstrovert teruji kebenarannya.

Selanjutnya adanya interaksi antara variabel model pembelajaran dan gaya

belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa, maka perlu diberikan

gambaran grafik estimasi yang menunjukkan adanya interaksi tersebut.

86
84 83.42
82
80
78
76 75.42 ETH
74
ARIAS
72 71.62
70.83
70
68
66
64
Ekstrovert Introvert

Gambar 4.9. Model Interaksi antara Model Pembelajaran dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
95

Berdasarkan model interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar

terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa tersebut dapat dijelaskan

bahwa siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH hasil belajar

mata pelajaran ekonominya dari siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert

semakin rendah ke siswa yang memiliki gaya belajar introvert. Sedangkan siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS hasil belajar mata

pelajaran ekonominya dari siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert semakin

tinggi ke siswa yang memiliki gaya belajar introvert.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dengan menggunakan uji analisis varians dua jalur (two

way Anova). Data yang diperoleh dalam penelitian ternyata menunjukkan bahwa

hipotesis 1, 2, dan 3 diterima, yang menyatakan:

1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada
Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH memperoleh

rata-rata skor 77,85 lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang hanya memperoleh rata-rata skor 73,13. Hal ini juga

dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis

varian dua jalur (two way anova) memperoleh nilai Fhitung = 6,02 > Ft abel = 3,98

yang artinya H0 tidak dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran


96

ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ARIAS.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan Inayah (2010) bahwa nilai rata-rata tes akhir ketuntasan belajar siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH sebesar 90,32% dan termasuk

kategori sangat baik, yang berarti penerapan model pembelajaran ETH dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Zulkarnain dkk (2016) menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model pembelajaran ETH terhadap hasil belajar siswa, yaitu

rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol. Sedangkan, untuk model pembelajaran ARIAS penelitian terdahulu

dilakukan Hadi (2017) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kekurangan dari

model pembelajaran ARIAS yaitu untuk siswa yang kurang pintar akan susah

mengikuti pembelajaran, siswa terkadang susah untuk mengingat dan malas untuk

belajar secara mandiri. Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang

dilakukan Sangila dkk (2017) bahwa model pembela jaran ARIAS tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Mata pelajaran ekonomi lebih tepat jika diajarkan dengan berdiskusi, tukar

pendapat dan tanya jawab dalam membahas suatu materi pelajaran. Mata

pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk

membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki

pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi yang bermanfaat bagi diri

sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara.

Model pembelajaran ETH banyak me lakukan diskusi, tukar pendapat dan

tanya jawab yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
97

dipelajari. Model pembelajaran ETH yang diterapkan dalam pembelajaran

ekonomi dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ekonomi siswa, sebab

dalam kegiatan pembelajaran ekonomi dibutuhkan kemampuan berpikir,

menemukan ide dan memberikan gagasan. Penggunaan model pembelajaran ETH

dalam pembelajaran ekonomi merupakan hal yang tepat untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih tinggi. Pratama dan Muslim (2013) menyatakan bahwa model

pembelajaran ETH memiliki kelebihan dibanding dengan model pembelajaran

yang lain yaitu siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, siswa

dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat memahami

materi yang sedang dipelajari, siswa dilatih untuk meningkatkan kemampuan

saling bertukar pendapat secara objektif dan rasional guna menemukan suatu

kebenaran, siswa didorong untuk berani mengutarakan pendapat secara terbuka

serta siswa dapat memperluas wawasannya melalui kegiatan saling bertukar

informasi, pendapat, dan pengalaman.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH, partisipasi secara keseluruhan terlihat

dari banyaknya siswa menunjukkan sikap antusias ketika berperan sebagai guru,

setiap siswa berpartisipasi membuat soal maupun menjawab soal dari temannya.

Model pembelajaran ETH memberikan hasil yang lebih baik dalam melibatkan

siswa secara aktif, termasuk siswa yang selama ini tidak aktif dalam pembelajaran

menjadi tertarik dalam pembelajaran ekonomi sehingga siswa dapat lebih

menguasai materi pelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Jannah (2008) bahwa pada kelas yang

diajar menggunakan model pembelajaran ETH siswa dapat mendengarkan den gan
98

aktif, menjelaskan pada teman, bertanya pada guru, berdiskusi dengan siswa lain,

menanggapi pertanyaan dan beragumentasi, maka semakin banyak aktifitas yang

akan dilakukan dalam pembelajaran, pemahaman siswa juga semakin bertambah

dan pemahaman siswa yang semakin bertambah akan berdampak pada hasil

belajar yang semakin meningkat. Zaini dkk (2008: 60) bahwa dengan model

pembelajaran ETH peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta

dalam pembelajaran secara aktif. Suprijono (2017: 129) menyatakan hal yang

sama bahwa model pembelajaran ETH merupakan cara tepat untuk mendapatkan

partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual.

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ETH secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ARIAS. Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

ETH lebih baik digunakan pada pembelajaran ekonomi daripada penggunaan

model pembelajaran ARIAS. Oleh karena itu, model pembelajaran ETH perlu

digunakan dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada materi ketenagakerjaan,

indeks harga dan inflasi agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Memiliki Gaya


Belajar Ekstrovert Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada Siswa yang
Memiliki Gaya Belajar Introvert

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran

ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor

77,29 lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang hanya

memperoleh rata-rata skor 73,57. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian

hipotesis kedua dengan menggunakan analisis varian dua jalur (two way anova)
99

memperoleh nilai Fhitung = 4,07 > Ftabel = 3,98 yang artinya H 0 tidak dapat diterima.

Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang

memiliki gaya belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa

yang memiliki gaya belajar introvert.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Tanta

(2010) menyimpulkan bahwa gaya belajar secara signifikan berpengaruh terhadap

hasil belajar mahasiswa dengan koefisien determinasi sebesar 0,730 yang berarti

bahwa 73% hasil belajar mahasiswa ditentukan oleh gaya belajar mahasiswa.

Selain itu penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Efendi dkk

(2017) bahwa siswa yang ekstrovert memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi

daripada siswa yang introvert. Penelitian Suci (2019) menunjukkan hal yang sama

bahwa hasil belajar siswa yang ekstrovert lebih tinggi daripada siswa yang

introvert.

Selain kesesuaian karakteristik materi ajar dan model pembelajaran,

keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh gaya belajar

siswa. Gaya belajar merupakan sebuah keunikan cara belajar yang dimiliki setiap

siswa dalam proses pembelajaran yaitu menyeleksi, menerima, menyerap,

menyimpan, mengolah dan memproses informasi. Tidak semua siswa sesuai

untuk kerja secara kelompok atau belajar sendiri karena setiap gaya belajar

mempunyai kebaikan dan kekurangan masing-masing, oleh sebab itu guru harus

menyadari akan adanya perbedaan gaya belajar siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, siswa yang memiliki gaya belajar

ekstrovert memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bergaul dan untuk ikut

berperan dalam pembelajaran. Sementara itu, siswa yang memiliki gaya belajar
100

introvert jarang menujukkan ketertarikan pada aktivitas yang melibatkan interaksi

dengan siswa lain, namun lebih menyukai hal-hal yang bersifat individual.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hariwijaya (2005: 25) bahwa pribadi

ekstrovert adalah kondisi di mana seseorang menyenangi bergaul dan bersama

dengan orang lain, tidak merasa terpaksa untuk bersama orang lain, tidak

canggung berbicara di hadapan orang banyak, tidak suka menyendiri, suka dengan

orang baru, suka berbicara di depan umum dan percaya diri. Sedangkan pribadi

introvert kurang menyenangi bersama orang lain, lebih suka menyendiri, tidak

suka dengan orang baru, tidak suka berbicara di depan umum, kurang percaya diri,

pemalu dan pendiam.

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert secara

signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar introvert.

Dengan demikian, siswa yang memiliki gaya belajar ekstovert akan memperoleh

hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih tinggi sedangkan gaya belajar

introvert akan memperoleh hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih

rendah.

3. Terdapat Interaksi yang Signifikan antara Model Pembelajaran dengan


Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang

memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi

daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang

memiliki gaya belajar introvert yang hanya memperoleh rata-rata skor 71,62.
101

Hasil belajar ekonomi mata pelajaran siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata

skor 70,83 lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh rata-rata

skor 75,42. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis ketiga dengan

menggunakan analisis varian dua jalur (two way anova) memperoleh nilai Fhitung =

20,94 > Ftabel = 3,98 yang artinya H 0 tidak dapat diterima. Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan gaya

belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan Ahriani (2013) bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

Penelitian Sugiharto (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaks i

antara model pembelajaran kooperatif dan gaya belajar terhadap hasil belajar

mahasiswa. Selain itu hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang

dilakukan Suci (2019) bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran

dengan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

Gaya belajar merupakan karakteristik siswa yang perlu dipertimbangkan

dalam merancang model pembelajaran yang tepat. Kesesuaian gaya belajar

dengan model pembelajaran yang dipilih akan memaksimalkan proses

pembelajaran di kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, siswa yang

memiliki gaya belajar ekstrovert cenderung bersikap terbuka, suka bertukar

pikikan, bertindak atau berbicara dan berinteraksi. Selain itu, siswa yang memiliki

gaya belajar ekstrovert cenderung bersemangat, senang mendapat banyak


102

perhatian, dan memiliki percaya diri yang tinggi. Sedangkan, siswa yang memiliki

gaya belajar introvert cenderung bersikap tertutup, pendiam, berpikir dulu

sebelum bertindak atau berbicara, senang dengan satu hal dan tidak suka

berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ghufron dan

Risnawati (2014: 49) bahwa siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert terlihat

dari kemampuannya dalam menjalin hubungan dengan individu lain, sikapnya

yang hangat dan ramah, memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bergaul dan

untuk bergabung dalam kelompok-kelompok sosial sedangkan siswa yang

memiliki gaya belajar introvert terlihat dari rendahnya kemampuan dalam

menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya, pendiam dan tidak ramah, serta

jarang menujukkan ketertarikan pada aktivitas yang melibatkan kelompok.

Apabila dikaitkan dengan model pembelajaran ETH, siswa yang memiliki

gaya belajar ekstrovert cenderung berorientasi pada tindakan, menyukai belajar

secara kelompok, berdiskusi atau bertukar pikiran sehingga lebih efektif jika

diajar menggunakan model pembelajaran ETH untuk meningkatkan hasil

belajarnya. Sebab, model pembelajaran ETH menekankan keterlibatan dan

partisipasi setiap siswa secara aktif untuk dapat menjadi sosok guru bagi siswa

lain.. Sebaliknya, siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang cenderung

pendiam, menarik diri dari suasana yang ramai dan menyukai belajar secara

individu bila diajar menggunakan model pembelajaran ETH kurang dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

Jika dikaitkan dengan model pembelajaran ARIAS, siswa yang memilki

gaya belajar ekstrovert yang cenderung bersikap terbuka dan suka berinteraksi

jika diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS hasil belajarnya lebih


103

rendah. Sebab, model pembelajaran ARIAS akan menjadikan guru sebagai sentral

pembelajaran sehingga siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan merasa

terbatas di dalam kegiatan pembelajaran. Sebaliknya, siswa yang memiliki gaya

belajar introvert yang cenderung tertutup, pendiam dan berpikir dulu sebelum

bertindak atau berbicara lebih efektif jika diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sebab, model

pembelajaran ARIAS lebih mengutamakan peran guru dalam membangkitkan dan

meningkatkan pembelajaran dengan menamkan rasa percaya diri, membuat

pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan siswa, menarik minat dan

perhatian, melaksanakan penilaian dan memberikan penguatan kepada siswa.

Melihat perbedaan-perbedaan pokok dalam kegiatan model pembelajaran

ETH dan ARIAS serta perbedaan kararteristik gaya belajar ekstrovert dan

introvert sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan gaya belajar

terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Dengan demikian, siswa yang

memiliki gaya belajar ekstrovert akan memperoleh hasil belajar ekonomi yang

lebih tinggi jika diajarkan menggunakan model pembelajaran ETH. Sebaliknya,

siswa yang memiliki gaya belajar introvert akan memperoleh hasil belajar

ekonomi yang lebih tinggi jika diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis varians dua

jalur (two way Anova) terdapat interaksi yang signifikan antara model

pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi,

maka dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji Scheffe, sebagai berikut:
104

a. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada Siswa yang Diajar
Menggunakan Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar
Introvert

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil be lajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya

belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert. Hal

ini dapat terjadi karena model pembelajaran ETH mempunyai karakter khusus

untuk menciptakan partsipasi siswa dalam pembelajaran.

Karakter khusus yang ada pada model pembelajaran ETH adalah setiap

siswa harus dapat menguasai materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam

kelas dan diminta untuk menyiapkan secarik kertas untuk menulis satu pertanyaan.

Kemudian guru akan memanggil nomor absen peserta didik secara acak untuk

maju ke depan kelas. Guru mengarahkan peserta didik yang terpanggil untuk

memilih satu kertas dan membaca pertanyaan serta menjawab pertanyaan di depan

kelas. Setelah jawaban diberikan, guru meminta peserta didik lain untuk memberi

tanggapan atau menambahkan jawabannya. Dengan demikian, siswa dapat

mengembang keterampilan berpikir dan sos ialnya.

Guru harus dapat menciptakan suasana dan kondisi pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa merasa nyaman dan tidak merasa takut saat siswa

tersebut menjelaskan di depan kelas. Selain itu keterampilan guru dalam

mengelola kelas juga diperhatikan untuk mendapatkan partisipasi atau

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan


105

model pembelajaran ETH dapat membiasakan siswa untuk belajar aktif dan

membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.

Siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memiliki ciri-ciri antara lain

suka bersosialisasi dan tidak merasa canggung saat berbicara di hadapan banyak

orang sebaliknya siswa yang memiliki gaya belajar introvert lebih suka

menyendiri dan kurang merasa nyaman saat bericara di depan orang.

Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki

gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar

introvert yang memperoleh rata-rata skor 71,62. Sehingga, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran ETH lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki

gaya belajar ekstrovert.

b. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada Siswa yang Diajar
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar
Ekstrovert

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya

belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert.

Hal ini dapat terjadi karena siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert memiliki

kemampuan berinteraksi yang baik dengan teman dan guru. Pada umumnya siswa

yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan lebih mudah dalam mempelajari

pelajaran ekonomi dan memperoleh hasil yang lebih baik.


106

Jika dikaitkan dengan model pembelajaran yaitu model pembelajaran ETH

dan ARIAS, yang pada hakikatnya model pembelajaran ETH adalah model

pembelajaran yang menuntut siswa berpartisipasi aktif agar siswa mengetahui,

memahami dan mampu mempraktekkan apa yang dipelajari dan membiasakan

siswa untuk belajar aktif serta dengan penerapan model pembelajaran ini

memberikan manfaat yang baik dalam proses pembelajaran dikelas dan dapat

membantu dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan model

pembelajaran ARIAS adalah model pembelajaran yang menanamkan rasa yakin

atau percaya diri pada siswa, memiliki relevansi dengan kehidupan siswa, mampu

menarik dan memeliha minat atau perhatian siswa, mengadakan evaluasi terhadap

pembelajaran dan menumbuhkan rasa puas pada diri siswa.

Siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert akan merasa lebih tertantang

dan tertarik jika pelajaran ekonomi diajarkan menggunakan model pembelajaran

ETH yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi guru bagi siswa

lainya. Selain itu model pembelajaran ETH dapat melatih siswa berpikir kritis

melalui kegiatan membuat pertanyaan, siswa lebih berani untuk mengemukakan

pendapat maupun menambah jawaban teman dan juga mampu menumbuhkan

karakter siswa untuk bertanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai seorang

pelajar.

Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki

gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa

yang diajar menggunakan ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert

memperoleh rata-rata skor 70,83. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
107

memiliki gaya belajar ekstrovert lebih tepat diajarkan dengan model pembelajaran

ETH daripada jika diajarkan dengan model pembelajaran ARIAS.

c. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert
Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada Siswa yang Diajar
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar
Introvert

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya

belajar ekstrovert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert.

Siswa yang senang berinteraksi dan bersosialisasi, mudah bergaul, selalu antusias

dan semangat, cenderung spontan dalam bertindak atau berbicara, pandai

mencairkan suasana, menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian,

serta senang jadi pembicara daripada pendengar maka siswa tersebut memiliki

gaya belajar ekstrovert. Apabila siswa lebih suka menyendiri dan pendiam, tidak

menyukai basa basi, banyak berpikir sebelum bicara dan peka terhadap

lingkungannya maka siswa tersebut memiliki gaya belajar introvert.

Gaya belajar sangat erat kaitannya dengan kemampuan siswa dalam

memahami dan menginterpretasikan suatu materi pelajaran. Model pembelajaran

yang tepat harus diterapkan untuk mendukung pembelajaran siswa yang memiliki

gaya belajar ekstrovert dan siswa yang memiliki gaya belajar introvert. Siswa

yang memiliki gaya belajar ekstrovet apabila diajar menggunakan model

pembelajaran ETH akan me mperoleh hasil belajar yang lebih tinggi sebab model

pembelajaran ETH dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu


108

model pembelajaran ETH dapat membangkitkan respon siswa dan meningkatkan

partisipasi kelas baik individu maupun keseluruhan.

Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki gaya belajar introvert yang

akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan temannya. Gaya belajar

introvert cenderung tidak terlalu aktif dalam pembelajaran sehingga lebih tepat

apabila diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS sebab dalam model

pembelajaran ARIAS guru berperan untuk menanamkan rasa yakin atau percaya

pada diri siswa, pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha

menarik dan memelihara minat dan perhatian siswa, kemudian diadakan evaluasi

serta menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan.

Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki

gaya belajar ekstrovert memperoleh rata-rata skor 83,42 lebih tinggi dari siswa

yang diajar menggunakan ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert

memperoleh rata-rata skor 75,42. Maka, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran ETH lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki gaya belajar

ekstrovert dan model pembelajaran ARIAS lebih tepat diajarkan pada siswa yang

memiliki gaya belajar introvert.

d. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Introvert Lebih
Rendah Daripada Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran
ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar Ekstrovert

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya

belajar introvert lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert. Hal ini terjadi karena
109

dalam model pembelajaran ETH siswa yang memiliki gaya belajar introvert masih

kurang percaya diri saat terpilih maju ke depan kelas untuk memilih pertanyaan

secara acak dan terlihat canggung saat menjawab pertanyaan tersebut di hadapan

siswa lainnya. Sehingga, model pembelajaran ETH belum terlaksana secara

maksimal karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert kurang aktif dalam

pembelajaran ekonomi dan hasil belajar ekonomi yang diperoleh juga masih

belum maksimal.

Hal tersebut juga terlihat dari rata-rata skor siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya belajar introvert

yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimumm (KKM) yaitu 71,62. Sama

halnya dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang

memiliki gaya belajar ekstrovert memperoleh hasil yang belum maksimal yaitu

dengan rata-rata skor 70,83. Hal tersebut terjadi karena dalam model

pembelajaran ARIAS siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert hanya

mendapat sedikit kesempatan untuk tampil di depan kelas sehingga cenderung

bosan saat mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran.

e. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ETH yang Memiliki Gaya Belajar Introvert Lebih
Rendah Daripada Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran
ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar Introvert

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ETH yang memiliki gaya

belajar introvert lebih rendah daripada siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert.


110

Hal ini terjadi karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert

cenderung merasa lebih nyaman dalam model pembelajaran ARIAS dibanding

model pembelajaran ETH. Dalam model pembelajaran ARIAS siswa yang

memiliki gaya belajar introvert memiliki sedikit kesempatan untuk maju ke depan

kelas, karena saat guru meminta siswa untuk maju menyampaikan kesimpulan dan

pendapat tentang materi yang diajarkan, maka yang lebih sering maju adalah

siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert. Sedangkan, dalam model

pembelajaran ETH siswa yang memiliki gaya belajar introvert akan cenderung

bosan dan tertekan karena me miliki kemungkinan yang lebih besar untuk terpilih

maju ke depan untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang dipilih secara

acak. Sehingga model pembelajaran ETH belum terlaksana secara maksimal

karena siswa yang memiliki gaya belajar introvert kurang aktif dalam

pembelajaran ekonomi dan hasil belajar ekonomi yang diperoleh juga masih

belum maksimal. Hal tersebut terjadi karena dalam model pembelajaran ARIAS

siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert hanya mendapat sedikit kesempatan

untuk tampil di depan kelas sehingga cenderung bosan saat mendengarkan guru

menjelaskan materi pelajaran.

f. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa yang Diajar Menggunakan


Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar Introvert
Secara Signifikan Lebih Tinggi Daripada Siswa yang Diajar
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS yang Memiliki Gaya Belajar
Ekstrovert
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya

belajar introvert secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert.


111

Hal ini dapat terjadi karena dalam model pembelajaran ARIAS peranan

guru sangat penting untuk menarik minat dan perhatian siswa terhadap

pembelajaran ekonomi. Selain itu guru membuat siswa merasa kegiatan

pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, manfaat dan berguna bagi

kehidupan serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

pengetahuan yang baru diperoleh dalam situasi nyata dengan meminta siswa maju

ke depan kelas untuk mempresentasikan pemahaman mereka terkait dengan

materi yang dipelajari.

Apabila dikaitkan antara model pembelajaran ARIAS dengan gaya belajar

siswa, maka siswa yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang cenderung senang

berdiskusi maupun tanya jawab akan merasa kurang nyaman sebab akan merasa

terbatas dalam pembelajaran sebaliknya siswa yang memiliki gaya belajar

introvert yang cenderung lebih suka menyendiri dalam belajar ketimbang

bertinteraksi dalam berkelompok akan merasa lebih nyaman dalam proses

pembelajaran ekonomi sebab memiliki kesempatan yang banyak untuk belajar

sendiri dan membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan guru secara individu.

Perbedaan antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert dengan siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert

juga terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh. Siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar introvert memperoleh

rata-rata skor 75,42 lebih tinggi dari siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran ARIAS yang memiliki gaya belajar ekstrovert yang memperoleh


112

rata-rata skor 70,83. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

ARIAS lebih tepat diajarkan pada siswa yang memiliki gaya belajar introvert.

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian telah dilakukan secermat mungkin yaitu dengan mengupayakan

kondisi-kondisi yang sama dalam perlakuan penelitian yang diberikan kepada

kedua kelompok perlakukan kecuali dalam penerapan model pembelajaran. Hal

ini dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang benar-benar merupakan efek

perlakuan yang diberikan. Namun, penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan

dan kelemahan karena hal-hal yang tidak dapat dikontrol dan dihindari yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Berbagai kelemahan yang dirasakan selama

penelitian antara lain:

1. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

berupa tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi dan tes MBTI(Myers-Briggs

Type Indicator). Oleh karena itu terdapat kemungkinan jawaban yang

diberikan oleh responden kurang menggambarkan kondisi yang sesungguhnya,

hal ini dapat terjadi karena waktu pelaksanaan tes yang yang kurang optimal

dan pemahaman responden terhadap butir soal pada tes hasil belajar mata

pelajaran ekonomi maupun pernyataan pada tes MBTI.

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan model pembelajaran ETH dan

ARIAS dengan gaya belajar ekstrovert dan introvert. Padahal masih banyak

faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

Misalnya, motivasi belajar, minat belajar, kompetensi guru, efektivitas

pembelajaran, maupun lingkungan belajar.


113

3. Pengaruh pengalaman yang dialami siswa sebelumnya dan kondisi sosial

ekonomi keluarga serta lingkungan yang diterima siswa di luar sekolah juga

dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa.

4. Sumber belajar seperti buku paket ekonomi dan hal-hal yang berhubungan

dengan belajar ekonomi sangat terbatas jumlahnya di perpustakaan maupun

yang dimiliki oleh siswa. Tidak semua siswa mendapat buku paket ekonomi

karena setiap meja hanya mendapat satu buku sehingga siswa kesulitan untuk

mempelajari materi yang baru dan mengulangi pelajaran.

5. Penelitian dilakukan dalam waktu pembelajaran seperti biasa, sesuai jadwal

pelajaran ekonomi di SMA Bhayangkari 2 Rantauprapat, sebanyak 8 (delapan)

kali pertemuan. Waktu tersebut sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan

hasil belajar diperoleh secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai