Laporan Hasil Investigasi Dari Sekolah Mengenai kajian Indikator Materi Fisika
SMA kelas X
Oleh :
Dosen Pengampu :
Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia
yang senantiasa diberikan sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas ini. Dengan
diberikannya tugas ini mengajarkan penulis untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikn
tugas ini dan membantu penulis dalam memahami materi pada persamaan diferensial ini.
Tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan penulis bagi pembaca yang
ingin memberikan kritik dan saran, penulis menerima dengan lapang dada. Semoga tugas
dapat membantu pembaca dalam menyelesaikan tugasnya. Terimakasih
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD negara
yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman (Depdiknas, 2013:2). Tujuan pendidikan nasional menuntut pendidik
untuk mengembangkan kompetensi agar terbentuk sumber daya manusia yang kompeten.
Oleh karena itu, pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Ranah sikap dilaksanakan agar siswa tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan
dilaksanakan agar siswa tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan dilaksanakan agar
siswa tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnyaadalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan memiliki kecakapan serta
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan (Depdiknas, 2013:193).
Fisika merupakan salah satu cabang dari sains yang mempelajari tentang fenomena-
fenomena alam melalui serangkaian proses ilmiah. Pembelajaran fisika berorientasi pada
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif. Oleh sebab itu fisika dipandang sebagai
proses, produk dan sikap ilmiah. Fisika sebagai proses, produk dan sikap ilmiah dapat
terlaksana jika diterapkan keterampilan proses sains pada siswa. Fisika memberikan
peluang besar kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut.
Karena banyak konsep-konsep yang harus diketahui siswa melalui proses yang mereka
kerjakan bukan semata-mata konsep yang berupa hafalan semata. Namun konsep yang
mereka ketahui diperoleh melalui suatu proses.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti saat melaksanakan mata kuliah di
SMA Dwiwarna Medan, menemukan fakta bahwa dalam kegiatan pembelajaran fisika di
kelas dilaksanakan secara transfer of knowledge sehingga pembelajaran cenderung verbal
dan berorientasi pada kemampuan kognitif siswa tanpa mempertimbangkan proses untuk
memperoleh pengetahuan tersebut. Siswa jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa
lain yang menyebabkan siswa pasif dan tidak terlatih untuk mandiri dan keterampilan
proses sains siswa tidak berkembang.
Adapun keterampilan yang dianalisis yaitu keterampilan proses sains dasar.
Keterampilan proses sains dasar merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa
dalam proses pembelajaran. Dengan pengembangan keterampilan proses sains dasar akan
membuat siswa lebih mudah dalam mengembangkan keterampilan proses sains terintegrasi.
Oleh sebab itu, peneliti menganalisis keterampilan proses sains dasar meliputi mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses
sains dan aktivitas siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation.
BAB II
METODE PENELITIAN
setelah diberikan perlakuan, hasil pengambilandata diolah secara kuantitatif dan kualitatif.
Pada metode kuantitatif digunakan desain single-group posttest-only design. Penerapan
yang digunakan sebagai treatment yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation sebagai variabel bebas dan keterampilan proses sains siswa sebagai variabel
terikat. Sedangkan, metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan proses
pembelajaran dan fenomena yang terjadi pada proses tersebut serta mendalaminya melalui
dokumentasi rekaman dan wawancara. Metode kualitatif dilakukan sebelum intervensi,
selama intervensi dan setelah intervensi.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Data Kuantitatif
berikut.
3 5
Mengamati 80% Tinggi
96% 64%
7 8
Mengklasifikasi 74% Tinggi
84% 65%
1 6
Memprediksi 79% Tinggi
76% 82%
2 4
Menyimpulkan 79% Tinggi
72% 85%
Mengkomunikasikan 9 10 70% Tinggi
60% 80%
b. Data Kualitatif
Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Ke
Indikator (%)
I II III IV
1 100 100 100 100
2 67 67 100 100
3 100 100 100 100
4 67 33 67 100
Siswa
I II III IV Tiap
Indikator
1 100 100 100 97 99,32
2 57 49 54 84 60,81
3 49 51 70 70 60,14
4 65 92 95 100 87,84
5
5 68 97 89 100 88,51 Rata- 56 66 72 80
6 76 89 84 95 85,81 rata
Predika
7 68 81 100 100 87,16 t Aktif Aktif Aktif Sangat
12 63 65 57 81 66,22 berikut.
13 32 51 62 70 54,05
14 16 32 14 51 23,38
15 14 8 16 22 14,86
Keterampilan
Proses Rata-rata Kategori
Sains Persentase
Mengamati 74,25% Tinggi
Mengklasifikasi 66,25% Tinggi
Memprediksi 72,75% Tinggi
Menyimpulkan 74% Tinggi
Mengkomunikasika
n 68,75% Tinggi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat
peneliti berikan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya terbatas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation di SMA pokok bahasan suhu dan kalor, maka sebaiknya ada
penelitian lanjutan menggunakan model pembelajaran serta materi yang berbeda dan
memungkinkan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
DAFTAR PUSTAKA