Anda di halaman 1dari 7

Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Materi Keberagaman

Makhluk Hidup Dilingkunganku Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mi As’adiyah Belawa Baru

Feby Mulia Rahma

Institut Agama Islam Negeri Palopo

febymuliarahma@gmail.com

Abstrak

Tinjauan ini dimaksudkan untuk melihat kecukupan masalah model pembelajaran disatukan terhadap hasil belajar pada topik 3 sub

topik 2 kelas IV MI As'Adiyah Belawa Baru. Penelitian ini menggunakan teknik semi eksploratif dengan benchmark plan group

yang tidak identik. Kelas B dipisahkan menjadi kelompok percobaan dan kelompok patokan. Instrumen hasil belajar berupa tes

berupa sejumlah pertanyaan keputusan yang telah diuji keabsahan dan kehandalannya. Pengujian informasi menggunakan uji-t pada

taraf kepentingan 0,05 dan dk = 20, dengan uji esensial untuk keteraturan, homogenitas dan spekulasi. Pengujian teori dengan

menggunakan uji-t melalui aplikasi spss, dari hasil estimasi didapatkan nilai thitung sebesar 8.503 dan ttabel pada taraf kepentingan

0,05 dan dk = 22 adalah 2,086, hasil ini berada di daerah pembuangan Ho, untuk lebih spesifiknya. - ttabel = 2.086 < thitung =

8.503. Tinjauan ini menunjukkan bahwa spekulasi (Ho) ditepis dan teori ujian (H1) diakui atau ada perbedaan hasil belajar

keanekaragaman makhluk hidup dalam keadaan saya saat ini antara kelas tes dan kelas kontrol. Mengingat konsekuensi dari

pengujian teori, tinjauan ini dapat dinalar bahwa ada dampak masalah model pembelajaran yang disatukan terhadap hasil belajar

keanekaragaman makhluk hidup di lingkungan saya saat ini.

Kata kunci: (Hasil Belajar ; Keberagaman Makhluk Hidup; Pembelajaran Berbasis Masalah)

Pendahuluan
2 | Nama Penulis

Sistem pembelajaran di setiap unit pelatihan esensial dan tambahan harus cerdas, menggairahkan, menyenangkan,

menguji dan menginspirasi siswa. Sedangkan sistem pembelajaran yang terjadi siswa dilibatkan, dengan tujuan agar siswa

memperoleh wawasan dari sistem pembelajaran tersebut. Dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, pengajar

berkewajiban untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan nalar dan pemahaman siswa. Terkait

dengan itu, cara paling efektif bagi siswa untuk mempelajari pembelajaran topikal pada tahun 2013 adalah dengan membuka

mereka pada masalah nyata yang menguji dan mengasah otak mereka, menghidupkan kecenderungan berpikir, mengeluarkan

pikiran, dan melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan berpikir kritis secara lokal dan iklim di sekitar siswa.

Tematik merupakan perpaduan atau campuran dari beberapa mata pelajaran di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar antara lain Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Sosiologi (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika

(MM), Bahasa Indonesia (BI), Ekspresi Sosial dan Kekhususan (SBdP), Latihan Aktual, Olah Raga, dan Kesejahteraan (PJOK).

1
Campuran mata pelajaran ini disinggung sebagai pembelajaran topikal. Pembelajaran topikal menyajikan hal-hal yang dapat lebih

mengembangkan kemampuan penalaran kritis siswa yang mengarahkan siswa ke latihan berpikir kritis. Siswa akan lebih dinamis

dalam belajar dan siap untuk mengaitkan beberapa ide dalam membedah masalah yang ada, misalnya pada mata pelajaran 3 sub

topik keanekaragaman hewan dalam keadaan saya saat ini. Terutama dengan asumsi bahwa isu-isu yang diberikan adalah isu-isu

yang sering mereka alami dalam iklim umum. Kegiatan pemecahan masalah pada tema 3 sub tema keberagaman makhluk hidup

dilingkunganku yang sering di temui siswa pada lingkungannya dapat membuat siswa terbiasa memecahkan masalah yang

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk menerapakan kegiatan pemecahan masalah tentu dibutuhkan pemilihan model

pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran berbasis masalah cocok diterapkan pada pembelajaran tematik.

Pembelajaran berbasis isu membantu siswa untuk memperluas kekritisan siswa tentang masalah yang membingungkan

sebelum mencoba untuk mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran berbasis isu melatih kemampuan siswa dengan memberikan

materi pembelajaran yang tidak terstruktur, dimana siswa ditawarkan kesempatan untuk mempelajari berbagai aset pembelajaran

dan dipercaya siswa dapat menghubungkannya dengan permasalahan yang ada.

1
Maulana Arafah L. (2018) Pembelajaran Tematik Di SD/MI. Applied Microbiology and Biotechnology, 2016, From

https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2018&as_yhi=2022&q=pembelajaran++tematik+2013&btnG=
Beberapa Kata Pertama dari Judul Artkel ... |3

Issue Based Learning (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan isu-isu asli sebagai latar bagi

siswa dalam mengajarkan dan mempelajari latihan-latihan tentang penalaran yang menentukan dan kemampuan berpikir kritis.

Dalam model PBM ini siswa akan berusaha untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ada dimana kemampuan menangani

data, kemampuan relasional, kemampuan bekerjasama dan ketelitian siswa akan membantu siswa dalam proses berpikir kritis.

Tahapan dalam model PBM adalah: mengenali masalah, membentuk masalah, merencanakan spekulasi, menguji teori dan

memutuskan pilihan penyelesaian.

Metode Penelitian

Ujian ini merupakan ujian semi tes dengan mengambil satu kelas dan kemudian mengisolasinya menjadi dua pertemuan dua per dua

di MI As'adiyah Belawa Baru. Dua pertemuan ini terdiri dari kelompok uji coba yang mengikuti model pembelajaran berbasis isu

dan kelompok benchmark yang mengikuti model pembelajaran reguler. Luasnya ujian ini hanya mencakup hasil belajar mental

siswa dan materi tentang keanekaragaman makhluk hidup. Informasi yang diambil dari review ini adalah hasil belajar siswa sebagai

tes yang diberikan menjelang awal pertemuan dan menjelang akhir pertemuan setelah diberikan perlakuan.. Untuk lebih jelasnya

desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Desain penelitian non - equivalent control group design

1 2
Kelas ekperimen O X O

1 4
Kelas kontrol O O

Keterangan:

X : Perlakuan

O1: Pretest dengan model pembelajaran berbasis masalah

O2 : Potstest kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah

O3 : Pretest dengan model konvensional

O4 : Potstest kelas dengan model konvensional


4 | Nama Penulis

Hasil

Informasi pretest digunakan untuk menentukan kondisi yang mendasari kelas, dan informasi posttest digunakan untuk

memutuskan apakah kontras hasil belajar siswa setelah diberikan berbagai obat, sehingga dari perbedaan tersebut sangat terlihat

dampak dari masalah yang disatukan. pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar mata pelajaran 3 sub pokok bahasan

keanekaragaman makhluk hidup di lingkungan saya saat ini. .

Tabel 2. Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Eksperimen Kontrol

Pretest posttest Pretest Posttest

77 99 71 80

76 97 70 79

75 95 70 79

74 92 70 77

72 90 69 77

100
70 88 68 76
90
80
70 88 67 73

70
69 87 64 73
60
50
67 85 59 72Eksperimen
Kontrol
Gambar 40 nilai rata-rata
65 80 58 72
30
pretes dan posttes
20
58 80 56 70

10
0 ini menggunakan uji faktual, khususnya uji t (dua pertemuan) diperoleh t hitung 8,503 > t tabel =
Dalam pengujian
Pretest Posttest
2,086. Berdasarkan kesepakatan, H0 diakui jika ttabel > thitung, sedangkan jika ttabel < thitung, H0 ditolak. ttabel pada taraf

kepentingan 0,05 dan dk = n1 + n2 - 2= 11 + 11 - 2 = 20. Pada tabel dispersi ttabel = 2,086 dan thitung = 8,503, maka dapat

beralasan bahwa thitung > ttabel maka H0 adalah diberhentikan sehingga terdapat perbedaan nilai normal antara kelompok uji coba
Beberapa Kata Pertama dari Judul Artkel ... |5

yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan kelompok benchmark yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Sesuai rencana ujian, latihan pembelajaran diselesaikan dalam 4 pertemuan, terdiri dari dua pertemuan tatap muka di

ruang belajar selama sistem pembelajaran dan dua pertemuan untuk pretest dan posttest, baik kelas kontrol maupun kelas

eksploratif. Tes hasil belajar yang diberikan adalah 10 hal yang telah dicoba keabsahannya. Dalam ulasan ini, model pembelajaran

alternatif digunakan. Kelompok An sebagai kelas eksplorasi, analis menerapkan model pembelajaran berbasis isu, sedangkan

kelompok B sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran tradisional.

Konsekuensi dari posttest yang telah diselesaikan kemudian dicobakan agar spekulasi dapat melihat arti dari perbedaan

hasil belajar kedua kelas tersebut. Hasil tes spekulasi yang diselesaikan menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar IPA antara

kelas kontrol dan kelas eksplorasi. Pilihan ini tergantung pada keadaan dinamis dimana H0 ditolak dan H1 diakui. Hal ini

cenderung terlihat dari uji-t dari dua pertemuan bahwa thitung adalah 8.503 sedangkan ttabel adalah 2.086. Tracking down ini

menunjukkan bahwa Ho berada pada daerah pelepasan, cenderung terlihat bahwa - ttabel = 2,086 < thitung = 8,503, sehingga H1

diakui dan Ho ditolak. Uji-t dua pihak merepresentasikan makna perbedaan hasil belajar keanekaragaman makhluk hidup di

lingkungan saya saat ini antara siswa yang ditampilkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang

ditampilkan menggunakan model pembelajaran biasa. Kontras kritis (besar) yang telah ditemukan dari konsekuensi uji coba terakhir

kelas eksplorasi dan kelas kontrol menunjukkan dampak perlakuan yang diberikan pada kedua kelas. Pembedaan ini menunjukkan

bahwa ada pengaruh model pembelajaran himpunan isu terhadap hasil belajar keanekaragaman makhluk hidup pada keadaan saya

saat ini di siswa kelas IV MI As'Adiyah Belawa Baru.

Berbagai penemuan yang diperoleh selama eksplorasi hingga konsekuensi dari penyelidikan posttest menunjukkan

bahwa model pembelajaran berbasis masalah akan lebih baik untuk hasil belajar daripada pembelajaran biasa. Temuan ini diperkuat

dengan informasi yang menunjukkan bahwa nilai normal siswa yang menggunakan model pembelajaran reguler adalah 27,7%,

sedangkan kelompok tes adalah 65,9%.

Model pembelajaran berbasis isu mempengaruhi hasil belajar keanekaragaman makhluk hidup dalam keadaan saya

saat ini dalam penelitian ini mengingat pada setiap tahap model pembelajaran berbasis isu mengharapkan siswa untuk lebih
6 | Nama Penulis

dinamis, mendasar dan mampu dalam sistem pembelajaran sehingga mereka dapat mempersiapkan siswa dalam melacak pemikiran

baru. Semua ini tidak lepas dari keaktifan siswa dalam sistem pembelajaran dan realitas dalam setiap perkembangan pembelajaran.

Pembagian pertemuan heterogen dan setiap pertemuan untuk menemukan dan mengatasi masalah mereka sendiri. Kesungguhan

siswa dalam proses berpikir kritis mempengaruhi kewibawaan gagasan masing-masing penanda pembelajaran dengan tujuan

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tahap pembelajaran berbasis isu dimaksudkan agar siswa lebih dinamis dalam sistem pembelajaran. Latihan pusat

pembelajaran dalam penyelidikan sebagian siswa dihadapkan pada masalah, sehingga siswa secara efektif mengeluarkan

kesimpulan atau solusi langsung untuk masalah ini. Isu-isu yang diberikan adalah isu-isu yang kredibel, asli dalam kehidupan

sehari-hari. Menghadapi siswa dengan masalah yang ditunjukkan dapat membuat siswa lebih terdorong dalam mencari dan melacak

jawaban untuk masalah ini.

Penjabaran secara bertahap bekerja dalam periode menempatkan siswa untuk belajar dan periode mengarahkan ujian

individu dan kelompok adalah periode mempersiapkan siswa untuk melacak kekhawatiran mereka sendiri dan menangani masalah

ini seperti yang ditunjukkan oleh ide-ide yang dipelajari. Lembar kerja siswa yang disesuaikan untuk setiap pertemuan dalam

pembelajaran berbasis masalah adalah pengganti setengah jalan bagian instruktur dalam sistem pembelajaran. Tahap elaborasi

membuat siswa lebih bertanggung jawab untuk pekerjaan atau efek samping dari berpikir kritis. Mahasiswa memaparkan

konsekuensi dari berpikir kritis yang telah dilakukan. Masa membuat dan mengenalkan tugas kelompok dimanfaatkan mahasiswa

untuk bertukar data dengan kelompok yang berbeda agar mahasiswa lebih dinamis dalam sistem pembelajaran.

Tahap afirmasi dalam pembelajaran berbasis isu menang ketika semua dikatakan dan dilakukan tahap terakhir,

khususnya memeriksa dan menilai proses berpikir kritis. Tahap ini merupakan salah satu manfaat dari pembelajaran berbasis

masalah. Siswa bersama instruktur menganalisis akibat dari berpikir kritis yang telah dilakukan siswa dengan berpikir kritis yang

dilakukan oleh ahli atau dengan ide yang sebenarnya.

Berbagai manfaat yang dimiliki dalam pemanfaatan pembelajaran berbasis isu diyakini memiliki pilihan untuk

memberikan inspirasi belajar yang ideal bagi siswa. Kehadiran inspirasi belajar pada setiap individu sangat penting untuk

terciptanya iklim belajar yang bermanfaat. Inspirasi belajar adalah dorongan yang memaksa atau keinginan untuk mencapai
Beberapa Kata Pertama dari Judul Artkel ... |7

pemenuhan dalam diri seseorang untuk belajar, untuk mendapatkan perubahan dalam rangka mengatasi masalah untuk memperbaiki

2
keadaan.

Kesimpulan

Dilihat dari konsekuensi komputasi terukur, nilai thitung adalah 8.503 dan ttabel pada tingkat kepentingan 0,05 dan dk = 20 adalah

2,086. Tinjauan ini menunjukkan bahwa teori (Ho) ditolak dan spekulasi pemeriksaan (H1) diakui atau terdapat perbedaan hasil

belajar IPA antara kelompok tes dan kelompok kelas. Berdasarkan hasil uji teori, eksplorasi ini dapat dilatarbelakangi bahwa ada

pengaruh model pembelajaran himpunan terhadap hasil belajar materi ragam makhluk hidup pada keadaan saya saat ini di kelas IV

siswa kelas IV MI As' Adiya Belawa Baru.

Referensi

Maulana Arafah L. (2018) Pembelajaran Tematik Di SD/MI. Applied Microbiology and Biotechnology, 2016, From

https://scholar.google.com/scholar?

hl=en&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2018&as_yhi=2022&q=pembelajaran+

+tematik+2013&btnG=

Barbara, L. (2012). Problem-based Learning applied to Team Environments: A Visual Literature Review. Information Technology

Education. Capella University USA

I Ketut Suparya “ Peningkatan motivasi dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui model pembelajaran” Jurnal Ilmiah

Pendikan Nusa Bakti 7, 1 : https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil, diakses 20

Maret 2022

2
I Ketut Suparya “ Peningkatan motivasi dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui model pembelajaran” Jurnal Ilmiah Pendikan

Nusa Bakti 7, 1 : https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil, diakses 20 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai