Anda di halaman 1dari 5

Journal on Education

Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 8994-8998


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Bahrin1, Rossa Ayuni2


1, 2
Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jl. Bali, Kp. Bali, Kec. Tlk. Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu
bahri_lppm@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to find out about the completeness of student learning in social studies at SMP
Negeri 2 Bengkulu City. The informants in this study were 2 social studies teachers for class VII at SMP
Negeri 2 Bengkulu City. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. In
this study the data analysis technique used is percentage. The results of the research show that overall learning
completeness can be known by students who have completed it by 91.08%. Students who complete means that
these students take social studies subjects seriously. While students who did not achieve completeness as a
whole were 8.92%. Students who do not complete means that the ability of these students is limited. To
improve these grades students must take part in remedial and will be given additional assignments with the
material being studied.
Keywords: Mastery learning, students, social studies subjects

Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui tentang Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu. Yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang guru IPS
kelas VII di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah persentase. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara keseluruhan dapat diketahui siswa yang telah tuntas
sebesar 91,08 %. Siswa yang tuntas berarti siswa tersebut mengikuti mata pelajaran IPS dengan sungguh-
sungguh. Sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan secara keseluruhan sebesar 8,92%. Siswa yang
tidak tuntas berarti kemampuan yang dimiliki siswa tersebut terbatas. Untuk memperbaiki nilai tersebut siswa
harus mengikuti remedial dan akan diberikan tugas tambahan dengan materi yang dipelajari.
Kata Kunci: Ketuntasan belajar, siswa, mata pelajaran IPS

Copyright (c) 2023 Bahrin, Rossa Ayuni


Corresponding author: Bahrin
Email Address: bahri_lppm@gmail.com (Jl. Bali, Kp. Bali, Kec. Tlk. Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu)
Received 05 February 2023, Accepted 13 February 2023, Published 13 February 2023

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas Pasal 1).
Pendidikan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dilaksanakan melalui pendidikan-
pendidikan itu sendiri seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah
atas, dan pendidikan tinggi yang di dalamnya terdapat peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan
mutu pendidikan itu harus dapat melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap
keberhasilan pendidikan.
Untuk meningkatan mutu pendidikan tersebut maka seorang pendidik harus bisa
mewujudkannya dengan cara membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik dan
8995 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 8994-8998

mendapatkan hasil yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan. Pada
dasarnya pelajaran IPS itu memang susah gampang untuk dipelajarinya, perlu keseriusan dari peserta
didik untuk belajar dan guru juga harus dapat mengawasi peserta didik dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan menganggap Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang tinggi, akan membuat peserta didik tersebut gagal dalam belajar. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ini dijadikan patokan nilai terendah dalam penilaian peserta didik.Jika
peserta didik mampu mendapat nilai di atas KKM, maka dianggap bahwa peserta didik tersebut telah
tuntas/menguasai kompetensi yang dipelajari.Sebaliknya jika ditemukan peserta didik mendapatkan
nilai di bawah KKM berarti perlu adanya perbaikan (remedial) untuk memperoleh nilai KKM.
Adanya peran guru dan orang tua sangat dibutuhkan untuk proses belajar agar peserta didik mampu
mencapai ketuntasan belajar. Dengan belajar membuat peserta didik akan lebih banyak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang banyak. Namun dalam proses pembelajaran ini ada banyak
penyebab peserta didik kesulitan dalam belajar. Faktor-faktor penyebab yang timbul yaitu : 1) faktor
intern yaitu hal-hal/keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri seperti adanya
gangguan terhadap alat indera penglihatan dan pendengaran, sikap dan emosi, malas, lama
menangkap materi yang diajarkan dan rendahnya kecerdasan siswa. 2) faktor ekstern yaitu hal-
hal/keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa seperti tidak mempunyai buku, tidak menyukai
guru yang mengajar dan memiliki teman yang nakal. Maka dari itu guru harus dapat mengamati
peserta didik apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Dari penjelasan tersebut diatas dapat
dikemukakan bahwa ketuntasan belajar atau belajar tuntas adalah sistem pengajaran yang tepat
kepada semua peserta didik dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah.Dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar adalah suatu
tahap awal dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar.

METODE
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif pendekatan kualitatif yaitu suatu
pendekatan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto. 2002:234). Tujuan dalam penelitian ini
yaitu ingin mengetahui tentang Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 2
Kota Bengkulu. Yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang guru IPS kelas VII di
SMP Negeri 2 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah persentase :
1. Untuk mencari ketuntasan belajar secara klasikal dengan menggunakan rumus :
Jumlah skor yang tuntas
Ketuntasan = x 100 %
Jumlah Siswa
(Depdiknas, 2006)

2. Untuk mengukur tingkat rata-rata ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan rumus rata-rata
Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS, Bahrin, Rossa Ayuni 8996

(mean) yaitu :
∑X
X=
N
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah seluruh siswa
(Syofian Siregar, 2011:20)

HASIL DAN DISKUSI


Hasil
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hasil penelitian ini dipaparkan sebagai beikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu
Tidak Rata-Rata
Kelas Jumlah Tuntas
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
VII A 34 27 7 79,41 % 20,59 %
VII B 34 27 7 79,41 % 20,59 %
VII C 33 29 4 87,88 % 12,12 %
VII D 34 32 2 94,12 % 5,88 %
VII F 34 31 3 91,18 % 8,82 %
VII G 33 33 0 100 % 0%
VII H 33 33 0 100 % 0%
VII I 34 33 1 97,06 % 2,94 %
Jumlah 269 245 24

Berdasarkan dari Tabel 1 di atas maka dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar kelas VII G dan
VII H lebih tinggi sedangkan kelas VII A dan VII B lebih rendah dari kelas VII C, VII D, VII F, dan
VII I. Dengan rincian kelas VII A dan kelas VII B siswa yang tuntas berjumlah 27 dengan rata-rata
sebesar 79,41%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 7 dengan rata-rata sebesar 20,59%. Kelas VII
C siswa yang tuntas berjumlah 29 dengan rata-rata sebesar 87,88%, dan siswa yang tidak tuntas
berjumlah 4 dengan rata-rata 12,12%. Kelas VII D siswa yang tuntas berjumlah 32 dengan rata-rata
sebesar 94,12%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 2 dengan rata-rata sebesar 5,88%. Kelas VII F
siswa yang tuntas berjumlah 31 dengan rata-rata sebesar 91,18%, dan siswa yang tidak tuntas
berjumlah 3 dengan rata-rata sebesar 8,82%. Kelas VII G dan VII H siswa yang tuntas berjumlah 33
dengan rata-rata sebesar 100%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 0 dengan rata-rata sebesar 0%.
Kelas VII I siswa yang tuntas berjumlah 33 dengan hasil rata-rata sebesar 97,06%, dan siswa yang
tidak tuntas berjumlah 1 dengan rata-rata sebesar 2,94%.
Untuk mengetahui berapa persen siswa yang tuntas akan digunakan rumus ketuntasan belajar
secara klasikal sebagai berikut :
8997 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 8994-8998

Jumlah Skor yang Tuntas


Ketuntasan = x 100 %
Jumlah Siswa
245
= x 100 % = 91,08 %
269
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 91,08 %
dari siswa keseluruhan kelas VII.
Sedangkan untuk mengetahui berapa persen siswa yang tidak tuntas yaitu :
Jumlah Skor yang Tidak Tuntas
Ketuntasan = x 100 %
Jumlah Siswa
24
= x 100 % = 8,92 %
269
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 8,92 %
dari siswa keseluruhan kelas VII. Berdasarkan hasil di atas bahwa ketuntasan belajar secara
keseluruhan dapat diketahui siswa yang telah tuntas sebesar 91,08 %. Siswa yang tuntas berarti siswa
tersebut mengikuti mata pelajaran IPS dengan sungguh-sungguh. Sedangkan siswa yang tidak
mencapai ketuntasan secara keseluruhan sebesar 8,92%. Siswa yang tidak tuntas berarti kemampuan
yang dimiliki siswa tersebut terbatas. Untuk memperbaiki nilai tersebut siswa harus mengikuti
remedial dan akan diberikan tugas tambahan dengan materi yang dipelajari.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 2 Kota Bengkulu dikategorikan sangat baik. Dimana dari nilai siswa yang mencapai
ketuntasan sebesar 91,08 % yang berarti siswa tersebut mengikuti mata pelajaran IPS dengan
sungguh-sungguh. Siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditetapkan atau tidak tuntas pada
mata pelajaran IPS di sekolah. Maka siswa yang tidak tuntas tersebut harus mengikuti remedial dan
akan diberikan tugas tambahan dari materi yang dipelajari. Adapun yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam belajar yaitu faktor keluarga dan faktor sekolah. Yang mana faktor keluarga yaitu
orang tua yang kurang memperhatikan, mengawasi, membantu dan mengontrol siswanya ketika
belajar di rumah serta kurangnya sarana yang mendukung dalam proses belajar. Sedangkan faktor
sekolah berupa sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam proses belajar serta cara guru
dalam memberikan pelajaran kepada siswa pada proses KBM.

KESIMPULAN
Ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu bahwa
dari 8 kelas, ketuntasan di kelas VII G dan VII H sebesar 100 %, kelas VII I sebesar 97,06 %, kelas
VII D sebesar 94,12 %, kelas VII F sebesar 91,18 % dan kelas VII C sebesar 87,88 %, serta di kelas
VII A dan VII B sebesar 79,41 %. Dari data tersebut, maka ketuntasan siswa secara keseluruhan
sebesar 91,08 % berarti siswa tersebut mengikuti mata pelajaran IPS dengan sungguh-sungguh.
Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS, Bahrin, Rossa Ayuni 8998

Sedangkan siswa yang tidak tuntas secara keseluruhan sebesar 8,92 % berarti kemampuan yang
dimiliki siswa tersebut terbatas, untuk memperbaiki nilai itu siswa harus mengikuti remedial dan akan
diberikan tugas tambahan dengan materi yang dipelajari.

REFERENSI
Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Erman.2003. Asesmea Proses dan Hasil dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Makalah
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengertian-fungsi-dan-mekanisme penetapan-
kriteria-ketuntasan-minimal-kkm
https://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/uu-sisdiknas/
Http://kurikulum13.com/info-30-kkm-kurikulum-2013.html
Majid, Abdul. 2016. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Suryosubroto, B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Susanti, Angelia. 2013. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Di SMKS
1 Pembangunan Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2012/2013. Bengkulu
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Trianto.2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta Kencana
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
Usman, Husaini & Akbar, Purnomo Setiady.2012. Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta : PT Bumi
Aksara
UMB.Pedoman Penulisan Skripsi. 2015

Anda mungkin juga menyukai