Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

SISTEM PERSYARAFAN
“ STROKE NON HEMORAGIC ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III :

1. ANDI USWATUN KHASANA (17.01.006)


2. ANDI NURUL FADILA (17.01.005)
3. A. CINDEWI ANDI NYIWI (17.01.001)
4. YULIA (17.01.033)
5. ANANDA JIHAN RAMADHANI (17.01.004)
6. RAMLAH (17.01.017)
7. SITI NADILA YUSRAN (17.01.024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKKANG MAKASSSAR


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu…

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keparawatan ini pada mata kuliah ”
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III “ pada waktu yang ditentukan. Makalah ini
bertujuan untuk membina  dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang kesehatan.
Selama penyusunan makalah ini, kami mendapat pengetahuan beserta wawasan mengenai
materi. Untuk itu, ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah di Stikes Panakukkang Makassar yang dalam hal ini telah
memberi pengetahuan dalam bentuk materi maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan
asuhan keperawatan ini berjalan dengan lancar. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi teman-teman para pembaca dan penyusunan
asuhan keperawatan ini.

Makassar,03 februari 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................................

A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................

A. DEFINISI.......................................................................................................
B. ETIOLOGI.....................................................................................................
C. PATOFISIOLOGI..........................................................................................
D. MANIFESTASI KLINIS...............................................................................
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................
F. KOMPLIKASI...............................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...............................................................................

BAB III : DAFTAR PUSTAKA................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan salah satu kegawatan neurologik, dari tahun ketahun
morbiditasnya semakin meningkat seiring meningkatnya status ekonomi masyarakat
dan adanya transisi epidemologik maupu transisi demografik(ismail, 2004). Penyakit
jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh
berhentinya suplay darah kebagian otak ( Baughman, C Diane.dkk, 2000). Otak
merupakan organ yang membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat ini
diperolehnya dari darah.apabila di otak hampir tidak ada cadangan oksigen, sehingga
dapat merusak daerah-daerah yang ada di otak yang dapat menyebabkan fungsi otak
terganggu. Jadi jaringan otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah setiap
saat. Beberapa detik saja aliran darah terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat
fatal,dan apabila aliran darah kesuatu daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit
maka jaringan otak akan mati (infark). Menurut europen stroke initiative (2003),
Stroke atau serangan otak(brain attack) adalah defisit neurologis mendadak susunan
saraf pusat yang di sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau hemorargik. Stroke juga
sebagai penyebab utama kecacatan fisik atau mental pada usia lanjut maupun usia
produktif, dan dengan sifat-sifatnya tersebut, menempatkan stroke sebagai masalah
serius di dunia. Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat
menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan
pertama sebagai penyebab kematian. Penyakit jantung dan stroke sering dianggap
sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakitpenyakit tersebut di
derita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga
merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun
sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal
ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda
perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap
saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi
gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan ulasan stroke non hemoragik
2. Untuk menjelaskan penyebab stroke non hemoragik tanda dan gejala serta
patofisiologi dalam tubuh
3. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien yang stroke
hemoragik
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Stroke adalah syndrom klinis awal timbulnya mendadak, progresi berupa
defisit neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung
menimbulkan kematian dan semata-mata di sebabkan oleh gangguan perdaran darah
otak non traumatik (Mansjoer, 2000). Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di
akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk ,
2000). Stroke adalah gangguan neurologi yang dapat timbul sekunder dari suatu
proses patologi dan pembuluh darah( Price, 2000). Stroke adalah Infark dari sebagian
otak karena kekurangan aliran darah ke otak.( Junaidi, 2004). Stroke adalah
serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah arteri terganggu ke
otak atau di otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera cerebrovaskuler atau stroke
adalah awitan deficit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah
cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah embolisme atau
hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak (Tucker, 1998). Dari pengertian di atas
penulis menyimpulkan bahwa stroke/cerebrovaskuler adalah defisit neurologis yang
berakibat pada hilangnya fungsi otak yang timbul secara mendadak karena adanya
gangguan suplai darah ke bagian otak.

B. Etiologi
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari salah
satu tempat kejadian, yaitu:
1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak
dari bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan
suplai darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara,
atau sensasi baik sementara atau permanen.

Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut Baughman, C Diane.dkk (2000):

1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.


2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35
tahun dan kadar esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,
merokok kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.

C. Patofisiologi
stroke non hemoragik Stroke iskemik adalah tanda klinis gangguan fungsi atau
kerusakan jaringan otak sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak,
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah 50-60 ml/100 gram
otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa adalah 1300- 1400 gram (+ 2%
dari berat badan orang dewasa). Sehingga dapat disimpulkan jumlah aliran darah otak
orang dewasa adalah + 800 ml/menit atau 20% dari seluruh curah jantung harus
beredar ke otak setiap menitnya. Pada keadaan demikian, kecepatan otak untuk
memetabolisme oksigen + 3,5 ml/100 gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun
menjadi 20-25 ml/100 gram otak/menit akan terjadi kompensasi berupa peningkatan
ekstraksi oksigen ke jaringan otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat
dipertahankan.
Glukosa merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh otak, oksidanya akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Secara fisiologis 90% glukosa
mengalami metabolisme oksidatif secara lengkap. Hanya 10% yang diubah menjadi
asam piruvat dan asam laktat melalui metabolisme anaerob. Energi yang dihasilkan
oleh metabolisme aerob melalui siklus Kreb adalah 38 mol Adenoain trifosfat
(ATP)/mol glukosa sedangkan pada glikolisis anaerob hanya dihasilkan 2 mol
Atp/mol glukosa. Adapun energi yang dibutuhkan oleh neuronneuron otak ini
digunakan untuk keperluan
a. Menjalankan fungsi-fungsi otak dalam sintesis, penyimpanan, transport dan
pelepasan neurotransmiter, serta mempertahankan respon elektrik.
b. Mempertahankan integritas sel membran dan konsentrasi ion di dalam/di luar
sel serta membuang produk toksik siklus biokimiawi molekuler.
Proses patofisiologi stroke iskemik selain kompleks dan melibatkan
patofisiologi permeabilitas sawar darah otak (terutama di daerah yang
mengalami trauma, kegagalan energi, hilangnya homeostatis ion sel, asidosis,
peningkatan, kalsium intraseluler, eksitotositas dan toksisitas radikal bebas),
juga menyebabkan kerusakan neumoral yang mengakibatkan akumulasi
glutamat di ruang ekstraseluler, sehingga kadar kalsium intraseluler akan
meningkat melalui transpor glutamat, dan akan menyebabkan
ketidakseimbangan ion natrium yang menembus membran.
Glutamat merupakan eksitator utama asam amino di otak, bekerja
melalui aktivasi reseptor ionotropiknya. Reseptor-reseptor tersebut dapat
dibedakan melalui sifat farmakologi dan elektrofisiologinya: a-amino-3-
hidroksi5-metil-4-isosaksol-propionic acid (AMPA), asam kainat, dan N-
metil-D-aspartat (NMDA). Aktivasi reseptor-reseptor tersebut akan
menyebabkan terjadinya eksitasi neumoral dan depolarisasi.19 Glutamat yang
menstimulasi reseptor NMDA akan mengaktifkan reseptor AMPA akan
memproduksi superoksida

Secara umum patofisiologi stroke iskemik meliputi dua proses yang terkait, yaitu :

a. Perubahan fisiologi pada aliran darah otak


b. Perubahan kimiawi yang terjadi pada sel otak akibat iskemik.

D. Manifestasi klinis
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau sroke merupakan sirkulasi
serebral yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan serebral.
Embolus dapat merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa fragmen, lemak dan
udara. embolus pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder terhadapinfark
miokard atau fibrilasi atrium, Jika etiologi stroke adalah hemorargi maka faktor
pencetusnya biasanya adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler seperti Malformasi
Arteri Venera (MAV) dan aneurisma serbral lebih rentan terhadap ruptur dan
menyebabkan hemorargia pada hipertensi. Pada stroke trombosis atau embolik bagian
otak yang mengalami iskhemik atau infark sulit ditentukan. Ada peluang dimana
stroke akan meluas setelah serangan pertama dapat terjadi edema serebral dan
peningkatan intra kranial(PTIK) herniasai dan kematian setelah trombolitik terjadi
pada area yang luasnya saat serangan, karena stroke trombolitik banyak terjadi karena
arterosklerosis, maka ada resiko terjadi stroke untuk masa mendatang. Pada pasien
yang sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga mengalami atau
mempunyai kasus untuk mengalami stroke jika penyebabnya tidak ditangani. Jika luas
jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorargik tidak besar dan bukan pada tempat
yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika hemorargik luas
terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih (price, 2000)

E. Pemeriksaan Penunjang (Batticaca, 2008)


1. Serebral Angiografi
2. Computerized Tomografi Scanning(CT-Scan)
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
4. Ultrasonografi Doppler (USG Doppler)
5. Elektroensefalogram (electroencephalogramEEG) lesi yang spesifik
(Batticaca, 2008) f. Sinar tengkorak

F. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Sudoyo (2006) meliputi hipoksia serebral, penurunan
aliran darah serebral dan luasnya area cidera, embolisme.
1. Hipoksia serebral
2. Penurunan aliran darah serebral
3. Luasnya area cidera
4. Distritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan
penghentian trombus lokal.

G. Penatalaksanaan
Medis menurut Esther (2010)
a. Terapi trombolitik
b. Terapi antikoagulan
c. Terapi antitrombosit.
d. Terapi suportif
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Documents/NASKAH_PUBLIKASI%20(3).pdf

http://eprints.undip.ac.id/46789/3/Masayu_Prakasita_22010111140160_Lap.KTI_Bab2.pdf

http://eprints.ums.ac.id/2907/2/J200050064.pdf

Anda mungkin juga menyukai