Oleh: Kel 3
Anggota :
Dandi dwi pamungkas Mia mayangtini
Deis rimayanti Muhammad rijal
Devina habibah al-azmi M taufik faturahman
Egi giantoro Nadia syifa nurjanah
Fitriani widia Rina maryam
Ihsan ma’ruf ramdani Siti ruwinda
Tiara marsanda
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Tubuh (Hipertermia)” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Melalui usaha dan doa yang selalu menyertai penulis, serta bantuan moril
maupun materi yang menunjang bagi penulis untuk menyelesaikan tugas laporan pendahuan
ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Ns. Murniati..,
M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar Profesi telah membimbing
bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari sempurna baik materi maupun penyajiannya.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv
TUBUH (HIPERTERMIA).......................................................................................................1
1. Definisi............................................................................................................................1
2. Etiologi............................................................................................................................2
3. Klasifikasi.......................................................................................................................3
4. Manifestasi Klinik...........................................................................................................6
5. Patofisiologi....................................................................................................................7
6. Pathway...........................................................................................................................9
7. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................9
8. Komplikasi....................................................................................................................10
9. Penatalaksanaan............................................................................................................11
1. Pengkajian.....................................................................................................................11
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................15
4. Implementasi Keperawatan...........................................................................................17
5. Evaluasi Keperawatan...................................................................................................18
ii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
iii
DAFTAR TABEL
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN
SUHU TUBUH (HIPERTERMIA)
TUBUH (HIPERTERMIA)
1. Definisi
seseorang mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara
terus- menerus lebih tinggi dari 37 C (peroral) atau 38.8 C (perrektal)karena
Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal karena kegagalan
regulasi (NANDA, 2015). Hipertermi dapat disebabkan karena berbagai hal seperti
karena inflamasi,suatu penyakit, Trauma, Dehidrasi dan lain sebagianya. Pada hipertemi
masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan suhu tubuh, yaitu tubuh melebihi dari
rentang normal > 37,5 C. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal. oral ataupun aksila
1
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5
C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem yang mengatur
pendinginan suhu tubuh. Akibatnya, muncul keluhan mulai dari kram otot, gangguan
Hipetermi adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman adalah akibat dari
ditandai adanya deman dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam juga
dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Fadli & Hasan, 2018).
2. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
disebut pirogen. Zat pirogen inidapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang
Faktor penyebabnya:
2
3. Klasifikasi
1) Hipertemia Maligna
bemanfaat.
yangmelakukan aktivitas fisik intensif dan lama pada suhu cuaca yang panas.
dilakukan pada suhu 30 C atau lebih dengankelembaban lebih dari 90%,
pemberian minuman lebih sering (150 ml air dingin tiap 30 menit), dan
pemakaian pakaian yang berwarna terang, satu lapis, dan berbahan menyerap
keringat.
3
b) Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas
1) Hipertermia neonatal
Dehidrasi
atau paparan oleh suhu kamar yang tinggi. Hipertermia jenis ini
infeksi.
Overheating
Trauma Lahir
24%dari bayi yang lahir dengan trauma. Suhu akanmenurun pada1-3 hari
ke tempat dengan suhu ruangan. Jikasuhu tubuh bayi lebih dari 39 C
4
Heart stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh > 40.5 C atau sedikit
lebih rendah, kulit teraba kering dan panas, kelainan susunan saraf pusat,
cerna terjadi mual,muntah, dan kram. Komplikasi yang bisa terjadi antara
(melepas baju dansponging dengan air es sampai dengan suhu tubuh 38,5
tinggi. HSE diduga berhubungan dengan cacat genetic dalam produksi atau
4.
5
4. Manifestasi Klinik
a) Apnea
pernafasan dalam waktu singkat (beberapa detik hingga satu atau duamenit) tetapi
b) Gelisah
c) Hipotensi
d) Kulit kemerahan
f) Postur Abnormal
g) Takikardia.
h) Takipnea
6
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilia
normal
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
(SDKI. 2016)
5. Patofisiologi
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari
cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh
7
termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh (Siswantara,
2013).
Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan umpan balik.
Area utama dalam otak yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh terdiri dari
nukleus preoptik dan nukleus hipotalamik anterior hipotalamus. Apabila area preoptik
dandalam waktu yang sama pembuluh darah kulit sangat berdilatasi. Hal ini
merupakan reaksi cepat yang menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan demikian
panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu area preoptik dari hipotalamus
beberapa cara :
8
6. Pathway
Agen infeksius
7. Pemeriksaan Penunjang
infeksi.
b) Pemeriksaan urine
c) Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
thypoid. Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody .Aglutinin yang
spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serumklien dengan typhoid juga
terdapat pada orang yang pernah divaksinasi .Tujuan dari uji widal ini adalah
9
untuk menentukan adanya aglutinindalam serum klien yang disangka menderita
typhoid .
8. Komplikasi
a) Stupor
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
b) Letargi
pemusatan perhatian serta kesiagaan. Kondisi ini juga sering kali dipakai untuk
kesadaran yang ada tidak penuh, dan berakhir dengan tertidur kembali.
c) Kejang
terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-
sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau
terkendali.
d) Koma
menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti
cedera otak parah, keracunan alkohol, atau infeksi otak (Isnayani, 2013).
10
9. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Medis
2013). Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu
4. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
1. Pengkajian
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien
keperawatan.
11
a) Biodata
b) Keluhan Utama
c) Riwayat Kesehatan
utama.
- Riwayat Psikososial
- Aspek Spiritual
klien harus menjalani ibadah, namun ada klien yang cenderung lebih
12
Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola aktivitas
oleh hipertermi.
2) Pola istirahat
4) Pola nutrisi
d) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
- Menggigil.
- Kulit pecah.
- Tampak lemah.
- Bibir kering
3) Tanda-tanda vital.
13
- Suhu : > 37 C. Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis
e) Analisa Data
3) Takikardi intirior
14
5) Kulit terasa hangat enduktusin
Merangsang tubuh
mengeluarkan zat
pyrogen dan
leukosit
2. Diagnosa Keperawatan
15
16
Pakaian Dengan 1. Menggigil Dehidrasi, Dehidrasi,
menurun. terpapar terpapar
Suhu
2. Kulit merah lingkungan lingkungan panas,
Lingkungan,
menurun. panas, penggunaan
Peningkatan 3. Pucat menurun. penggunaan inkubutor).
4. Suhu tubuh inkubutor).
Laju
membaik. 2. Monitor suhu 2. Memantau suhu
Metabolisme,
5. Suhu kulit tubuh tubuh klien
Respon Trauma, membaik. 3. Monitor kadar 3. Memantau kadar
6. Tekanan darah elektrolit elektrolit
Aktivitas
membaik 4. Monitor 4. Memantau balance
Berlebih,
haluaran urine cairan
Penggunaan 5. Monitor 5. Memantau
komplikasi akibat komplikasi akibat
Inkubator d.d
hipertermia hipertermia
Suhu Tubuh
Terapeutik: Terapeutik:
Diatas Nilai 1. Sediakan 1. Membangtu klien
lingkungan relaks
Normal.
yang dingin
2. Longgarkan atau 2. Membantu agar
lepaskan klien nyaman
pakaian 3. Membantu klien
3. Basahi dan agar tidak
kipasi kepanasan
permukaan tubuh 4. Agar menghindari
dehidrasi
4. Berikan 5. Agar linen selalu
cairan oral kering
5. Ganti linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami 6. Membantu
hiperhidrosis menurunkan suhu
6. Lakukan
17
pendinginan
18
eksternal (mis. tubuh agar terjadi
Selimut vasodilatasi
hipotermia atau pembuluh darah
kompres dingin mempercepat
pada dahi, leher, penurunan panas\
dada, abdomen,
aksila)
7. Berikan oksigen, 7. Membantu
jika perlu kebutuhan
oksigen, jika perlu
Edukasi: Edukasi:
1. Anjurkan tirah 1. Membantu proses
baring penyembuhan
klien
Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Kolaborasi 1. Membantu
pemberian cairan memenuhi
dan elektrolit kebutuhan cairan
intravena, jika dan elektrolit, jika
perlu perlu
4. Implementasi Keperawatan
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
19
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2011. evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu:
a) Evaluasi formatif.
b) Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
20
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah Palembang
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: NIC dan NOC. Jakarta:
EGC
21